Anda di halaman 1dari 3

DEMAM TIFOID

1. PENGERTIAN
Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella Typhi. Bakteri Salmonella Typhi berbentuk batang, Gram
negatif, tidak berspora, motil, berflagel, berkapsul, tumbuh dengan baik
0
pada suhu optimal 37 C, bersifat fakultatif anaerob dan hidup subur pada
media yang mengandung empedu. Isolat kuman Salmonella Typhi memiliki
sifat-sifat gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol
positif, sedangkan hasil negative pada reaksi indol, fenilalanindeaminase,
urease dan DNase.
2. DATA FOKUS
Data Subjektif :
Pasien mengatakan:
a. Keluhan demam
b. Menggigil
Data Objektif :
a. Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal (Suhu 38oC)
b. Kulit kemerahan
c. Kulit teraba panas/hangat
3. PENYEBAB TERJADINYA DEMAM TIFOID
Salmonella Typhi dapat hidup didalam tubuh manusia. Manusia yang
terinfeksi bakteri Salmonella Typhi dapat mengekskresikannya melalui
secret saluran nafas, urin dan tinja dalam jangka waktu yang bervariasi.
Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses mulai dari penempelan
bakteri ke lumen usus, bakteri bermultiplikasi di makrofag Peyer’spatch,
bertahan hidup dialiran darah dan menghasilkan enterotoksin yang
menyebabkan keluarnya elektrolit dan air ke lumen intestinal. Bakteri
Salmonella Typhi bersama makanan atau minuman masuk kedalam tubuh
melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan suasana asam banyak
bakteri yang mati. Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus,
melekat pada sel mukosa kemudian menginvasi dan menembus dinding usus
tepatnya di ileum dan yeyunum. Sel M, sel epitel yang melapisi
Peyer’spatch merupakan tempat bertahan hidup dan multiplikasi Salmonella
Typhi.
Bakteri mencapai folikel limfe usus halus menimbulkan tukak pada mukosa
usus. Tukak dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus. Kemudian
mengikuti aliran ke kelenjar limfe mesenterika bahkan ada yang melewati
sirkulasi sistemik sampai ke jaringan Reticulo Endothelial System (RES)
di organ hati dan limpa. Setelah periode inkubasi, Salmonella Typhi
keluar dari habitatnya melalui duktus torasikus masuk ke sirkulasi sistemik
mencapai hati, limpa, sumsum tulang, kandung empedu dan Peyer’spatch
dari ileum terminal. Ekskresi bakteri di empedu dapat menginvasi ulang
dinding usus atau dikeluarkan melalui feses. Endotoksin merangsang
makrofag di hati, limpa, kelenjar limfoid intestinal dan mesenterika untuk
melepaskan produknya yang secara lokal menyebabkan nekrosis intestinal
ataupun sel hati dan secara sistemik menyebabkan gejala klinis pada demam
tifoid. Penularan Salmonella Typhi sebagian besar jalur fekal ``oral, yaitu
melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh bakteri yang berasal
dari penderita atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama dengan feses.
Dapat juga terjadi transmisi transplasental dari seorang ibu hamil yang
berada pada keadaan bakterimia kepada bayinya.
4. DIAGNOSE KEPERAWATAN
a. Hipertermi berhubungan dengan penyakit/trauma
NOC : (Thermoregulasi) keseimbangan antara produksi panas,
peningkatan panas dan kehilangan panas stabil).
Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasin
menunjukkan : suhu tubuh dalam batas normal dengan kriteria hasil:
dewasa: suhu 36-37oC, Nadi dan RR dalam rentang normal, tidak ada
perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, rasa nyaman
NIC :
Fever treatment,
a. monitoring suhu secara contingue,
b. monitor adanya aritmia,
c. monitor intake output,
d. monitor IWL,
e. monitor warna dan suhu kulit,
f. monitor penurunan kesadaran,
g. kolaborasi pemberian antipiretik dan antibiotik.
Temperature regulation
a. monitor hipertermi dan hipotermi,
b. selimuti pasien mencegah hilangnya kehangatan tubuh,
c. kompres pasien pada lipatan paha dan aksila,
d. tingkatkan sirkulasi udara,
e. tingkatkan intake cairan dan nutrisi.
Vital sign monitoring
a. monitor TD, nadi, suhu dan RR,
b. catat adanya fluktiasi tekanan darah,
c. monitor suhu dan kelmbaban kulit,
d. monitor hidrasi seperti tugor kulit, kelembaban membrane mukosa

DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Perry, dan P. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 3 (10th ed.). Jakarta:
Salemba Mediaka.

Nanda. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. (S.


K. T Heather Herdman, Ed.) (10th ed.). Jakarta: EGC.

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M. (2008). Nursing


Interventions Classification. (S. Louis, Ed.) (5 th). Mosby-Year Book.

Sodikin. (2011). Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem Gastrointestinal


dan Hepatobilier. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai