Anda di halaman 1dari 3

TREN DAN ISU KELAPARAN DI DUNIA

A. Latar Belakang

Tingkat kelaparan di seluruh dunia telah meningkat untuk pertama kalinya dalam satu

dekade. Pada 2016, sebanyak 815 juta orang menderita kelaparan -- jumlahnya meningkat

38 juta orang dibanding 2015.

Laporan tersebut dikeluarkan oleh lima badan PBB, yakni Organisasi Pangan dan Pertanian

(FAO), Dana Internasional dan Pembangunan Pertanian (IFAD), Dana Anak-Anak

(UNICEF), Program Pangan Dunia (WFP), dan Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO).Menurut lima badan PBB, jumlah tersebut sama dengan 11 persen populasi di

dunia."Dalam sepuluh tahun terakhir, konflik telah naik secara drastis secara angka dan

makin kompleks," ujar kepala lima badan PBB dalam laporan The State of Food Security

and Nutrition in the World 2017."Ini telah memicu lonceng alarm yang tak dapat kami

abaikan: kita tak bisa mengakhiri kelaparan dan segala bentuk kekurangan gizi pada 2030,

kecuali kita menangani semua faktor yang mengacaukan ketahanan pangan dan gizi."Pada

awal tahun ini, kelaparan hebat melanda Sudan Selatan dan terdapat risiko bahwa kondisi

tersebut dapat kembali dialami masyarakat di sana. Selain itu, kelaparan juga berkembang di

negara-negara lain yang terdampak konflik, seperti Somalia dan Yaman. Dikutip dari CNBC

Africa, Senin (18/9/2017), kelima badan tersebut pun menyerukan dilaksanakannya cara-

cara baru untuk mengakhiri kelaparan dan kekurangan gizi pada 2030 -- salah satu tujuan

Sustainable Development Goals (SDGs). Ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan, tapi

juga mengakhiri kebutuhan dan menangani akar penyebab kelaparan," ujar Wakil Direktur

WFP, Zlatan Milisic


B. Alibaba dan PBB Pakai AI untuk Atasi Masalah Kelaparan Global

mengumumkan bekerja sama dengan World Food Programme (WFP), badan PBB yang

mengurusi masalah kelaparan dan ketahanan pangan. Salah satu bentuk kerja sama

keduanya adalah dengan meluncurkan Hunger Map Live.

Hunger Map Live adalah peta digital yang bisa mengawasi kondisi ketahanan pangan serta

kelaparan global dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan alias artificial

intelligence (AI), machine learning, dan data analytics.

Peta digital ini diperkenalkan pertama kali pada 25 September 2019 dalam acara Apsara

Conference yang digelar di Hangzhou, China. Rencananya, Hunger Map Live akan

diluncurkan pada 16 Oktober nanti, bertepatan dengan Hari Pangan Dunia, dan bisa

digunakan oleh semua orang.

Teknologi ini bisa memperkirakan dan melacak dampak serta seberapa parah kondisi kelaparan

dari 90 negara di dunia. Bahkan, Hunger Map Live bisa memberikan pengawasan atas kondisi

tersebut nyaris setiap saat."Kami sangat antusias bisa menghadirkan teknologi dan sumber daya

kami untuk bersama-sama WFP mengatasi isu kelaparan," ujar Lijun Sun, Alibaba Partner dan

Chairman Alibaba Foundation, dalam Apsara Conference 2019."Hal ini sejalan dengan impian

kami untuk membuat dunia yang lebih baik dengan menggunakan teknologi," lanjutnya.

Hunger Map Live akan membantu WFP, organisasi bantuan kemanusiaan, dan pemimpin dunia

mengidentifikasi tren negatif terkait isu pangan lebih dini. Ini membuat mereka bisa mengambil

keputusan dengan lebih baik dan meningkatkan waktu respons bencana pangannya."Hunger Map

Live akan terus membuat kita waspada setiap harinya. Ini akan memberi kita gambaran langsung

dari masalah pangan dan terus memperingatkan kita atas apa yang harus kita lakukan untuk

mengalahkan bencana kelaparan," ujar David Beasley, Executive Director WFP.


Cara kerja Hunger Map Live

Peta digital ini akan mengolah informasi atas keamanan pangan, nutrisi, konflik, cuaca, dan data

ekonomi makro untuk menunjukkan situasi keamanan pangan. Dengan teknologi machine learning,

ia bisa memberikan prediksi atas keamanan pangan, bahkan di daerah-daerah di mana data yang

tersedia terbatas. Selanjutnya, ada alat visualisasi data yang akan membantu memaparkan informasi

dalam bentuk peta global interaktif. "Kerentanan pangan biasanya dihitung secara statis. Padahal,

kita telah mengetahui bahwa itu bersifat dinamis karena berubah-ubah setiap waktu," kata Husain.

"Dengan penerapan teknologi ini, komunitas global bisa mengakses estimasi kerentanan pangan

harian, dan itu adalah suatu hal yang revolusioner," imbuhnya.dan WFP memulai kerja sama

mereka dalam pengembangan Hunger Map Live sejak tahun 2018. Ini termasuk dalam Sustainable

Development Goals PBB yang menerapkan pemanfaatan teknologi terbaru untuk mengatasi

kelaparan di dunia. Menurut laporan PBB bertajuk The State of Food Security and Nutrition in the

World 2018, ada sekitar 821 juta orang di dunia yang mengalami kelaparan dan malnutrisi."Kami

memulai kerja sama strategis dengan Alibaba pada 2018 lalu. Ini karena kami mengetahui bahwa di

era digital kooperasi dengan sektor teknologi sangat penting," kata Beasley."Kami harus terus

mempelajari teknologi terbaru, ide terbaru, dan membangun sebuah sinergi jangka panjang dengan

partner untuk membantu kami mencapai mereka yang tertinggal," lanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai