Anda di halaman 1dari 15

PATOFISIOLOGI KASUS KEBIDANAN

“ANEMIA DALAM KEHAMILAN”

LIA AGUSTINA (P0 5140420 006)


RETNO LESTARI (P0 5140420 013)
 
LATAR BELAKANG
 Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang
berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan
kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang
keduanya saling berinteraksi.
 Pada ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat
berakibat fatal. Hal ini disebabkan karena pada proses
persalinan ibu hamil memerlukan banyak tenaga dan
mungkin saja akan kehilangan banyak darah dalam
jumlah yang cukup banyak. Perdarahan akut dan
kekurangan darah merupakan penyebab utama kematian
ibu hamil saat melahirkan.
DEFINISI ANEMIA KEHAMILAN
Anemia adalah kondisi Anemia dalam kehamilan
dimana berkurangnya sel ialah kondisi ibu dengan
darah merah (eritrosit) kadar haemoglobin
dalam sirkulasi darah atau dibawah 11g% pada
masa hemoglobin sehingga trimester 1 dan 3 atau
fungsi sebagai pembawa kadar < 10,5 g% pada
oksigen keseluruh jaringan trimester 2. Nilai batas
tidak berjalan sebagaimana tersebut dan perbedaannya
mestinya dengan kondisi wanita
tidak hamil terjadi karena
hemodilusi, terutama pada
trimester 2.
ETIOLIGI ANEMIA KEHAMILAN

Beberapa penyebab umum timbulnya anemia pada ibu hamil (Oktavia,2016)

kurang gizi

malabsorsi besi,

pendarahan uterus

dan menorrhagi
PATOFISIOLOGI ANEMIA KEHAMILAN

 Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil


mengalami hemodelusi (pengenceran) dengan
peningkatan volume 30 % sampai 40 % yang puncaknya
pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah
peningkatan sel darah 18 % sampai 30 % dan
haemoglobin sekitar 19 % (Manuaba, 2010). Bila
haemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka
dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan
anemia dalam kehamil dan Hb ibu akan menjadi 9, 5-10
gr%.
KLASIFIKASI ANEMIA KEHAMILAN

 Anemia Fisiologis
Terjadi peningkatan volume plasma sebesar 40-60% pada
trimester II dan sel darah merah sebesar 20-25% dan
mencapai puncaknya pada trimester III dan meningkat
pada akhir kehamilan sebanyak 1000 ml. Pertambahan sel
darah merah tidak seimbang dengan pertambahan volume
plasma mengakibatkan darah menjadi encer. Pengenceran
darah memberi dampak rendahnya viskositas darah yang
fungsinya untuk memudahkan peredaran oksigen ke
seluruh jaringan termasuk plasenta dan menyebabkan
anemia (Nursaputri, 2015).
LANJUTAN….
 Anemia Defisiensi Besi Zat besi
disebabkan karena adanya penurunan jumlah hemoglobin
dalam sel darah merah (hipokromik) dan ukuran sel darah
merah yang mengecil secara abnormal (mikrositik)
sehingga terjadi penurunan kapasitas darah dalam
mengedarkan oksigen ke seluruh sel dan jaringan tubuh
(Prakash, 2015).
KEBUTUHAN ZAT BESI SELAMA KEHAMILAN TIGA KALI LEBIH BESAR
YAKNI MENCAPAI 600 MG DIBANDING ORANG NORMAL YANG DAN
UNTUK JANIN DIBUTUHKAN SEKITAR 300 MG (DEPARTMENT OF
HEALTH SOUTH AUSTRALIA, 2016)
MANIFESTASI KLINIS
 Gejala anemia pada kehamilan berupa ibu mengeluh
cepat lelah, sering pusing, palpitasi, mata berkunang-
kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada
anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat
pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku,
gangguan sistem neuromuskular, lesu, lemah, lelah,
disphagia dan pembesaran kelenjar limfe.
GEJALA ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI DAPAT
DIGOLONGKAN MENJADI 3 YAITU:

Gejala umum anemia berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata
berkunang- kunang, serta telinga berdenging, simptomatik apabila
hemoglobin < 7 g/dl dengan pemeriksaan fisik dijumpai pucat terutama pada
konjungtiva dan jaringan di bawah kuku.

Gejala khas defisiensi zat besi, yaitu gejala yang dijumpai pada anemia
defisiensi zat besi dan tidak dijumpai pada anemia jenis lain yaitu
koilonychia, atropi papil lidah, stomatitis angularis, disfagia, atrofi mukosa
gaster sehingga menimbulkan akhloridia, pica (Wulandari, 2015)

Gejala penyakit dasar seperti pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai
gejalagejala penyakit yang menjadi penyebab anemia defisiensi besi
tersebut. Contohnya pada anemia akibat cacing tambang dijumpai dispepsia,
parotis membengkak, dan kulit telapak tangan berwarna kuning seperti
jerami (Noviawati, 2012).
Skrining awal dilakukan dua tahap

ANEMIA KEHAMILAN
SKRINING AWAL
Pada tahap pertama dilakukan pemeriksaan
kadar Hb kemudian ibu hamil diberikan
vitamin yang memiliki kandungan Fe setara
60 mg besi elemental, Asam folat 400
mikrogram, Vitamin C dan Vitamin A
sebanyak 30 tablet pada semua ibu hamil.
Terkecuali bagi ibu hamil dengan anemia
sedang dan berada pada trimester ketiga
kehamilan diberikan 60 tablet.
TAHAP KEDUA
 dilihat apakah ada perununan presentase ibu yang
menderita anemia baik ringan maupun sedang. Jika ibu
rutin mengkonsumsi vitamin yang diberikan maka akan
meningkatkan kadar haemoglobin dalam darah ibu
STABILISASI PADA ANEMIA KEHAMILAN DAN TATALAKSANA TERHADAP KOMPLIKASI

 Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil dapat berupa


pencegahan dan pengobatan, antara lain:
 Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan atau konsumsi
vitamin C sehingga membantu penyerapan zat besi di dalam
tubuh
 Konsumsi suplemen zat besi pada ibu hamil sebagai
pencegahan anemia.
 Penambahan jenis zat gizi dalam bahan pangan agar
meningkatkan kualitas pangan (fortifikasi Fe).
UPAYA TINDAKAN KOLABORASI DAN ASUHAN LANJUT

• Membuat diagnosis klinik dan rujukan pemeriksaan


laboratorium.
Polindes • Memberikan terapi oral : tablet besi 90 mg/hari.
• Penyuluhan gizi ibu hamil dan menyusui.

• Membuat dignosis dan terapi


Puskesmas • Menentukan penyakit kronik (malaria, TBC) dan
penanganannya

• Membuat diagnosis dan terapi.


Rumah Sakit • Diagnosis thalasemia dengan elektroforesis Hb, bila
ibu ternyata pembawa sifat, perlu tes pada suami
untuk menentukan risiko pada bayi.

Anda mungkin juga menyukai