Anda di halaman 1dari 62

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM
Struktur dan Muatan kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Struktur dan
Muatan kurikulum SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal meliputi substansi
pembelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam satu jenjang pendidikan
selama enam tahun mulai Kelas I , II , III , IV , V , VI. Struktur Kurikulum SD
Debong Kidul Kota Tegal disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran, Standar Kompetensi Mata Pelajaran.

1. Standar Kompetensi Lulusan


Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)
dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni:
” Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan
SMP/MTs./SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut ”
Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD
Debong Kidul Kota Tegal selengkapnya adalah :
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai tahap perkembangan anak.
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dilingkungan sekitarnya.
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan
kreatif.
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan
bimbingan guru/pendidik.
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupansehari-hari.
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan
sekitar.
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, Negara, dan
tanah air Indonesia.
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya local.
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang.
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun.

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 25


15. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri
dalamlingkungan keluarga dan teman sebaya.
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
17. Mununjukkan keterampilan menyimak berbicara, membaca, menulis, dan
berhitung.

2. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat
kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui
Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi Dasar antarmata
pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal
berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang
berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk SD Negeri Debong Kidul dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti SD Negeri Debong Kidul Kelas I dan IV
Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas I Kelas IV
1. Menerima dan menjalankan ajaran 1. Menerima, menjalankan, dan
agama yang dianutnya menghargai ajaran agama yang
dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, 2. Menunjukkan perilaku jujur,
tanggung jawab, santun, peduli, dan disiplin, tanggung jawab, santun,
percaya diri dalam berinteraksi peduli, dan percaya diri dalam
dengan keluarga, teman, dan guru berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, dan tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual 3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dengan cara mengamati dan
[mendengar, melihat, membaca] menanya berdasarkan rasa ingin
dan menanya berdasarkan rasa tahu tentang dirinya, makhluk
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan dan benda-benda yang
benda-benda yang dijumpainya di dijumpainya di rumah, di sekolah
rumah dan di sekolah dan tempat bermain

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 26


4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
3. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK - KMP) SD
Debong Kidul Kota Tegal terdiri atas kelompok-kelompok mata pelajaran:
a. Agama dan Akhlak Mulia
b. Kewarganegaraan dan Kepribadian
c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d. Estetika
e. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK - KMP) dikembangkan
berdasarkan tujuan dan cakupan muatan dan/atau kegiatan setiap kelompok mata
pelajaran yakni:
a. Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia bertujuan
membentuk pesertadidik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut
dicapai melalui muatan dan/atau kegiatanagama, kewarganegaraan ,
kepribadian, ilmu pengetahuan dan tehnologi, estetika, jasmani, olahraga,
dan kesehatan.
b. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan :
membentukpeserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air.Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau
kegiatan agama, akhlak mulia,kewarganegaraan, bahasa, seni, dan
budaya, dan pendidikan jasmani.
c. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
bertujuanmengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta
didik.Pada SD Debong Kidul Kota Tegal, tujuan ini dicapai melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.
d. Kelompok mata pelajaran Estetika bertujuan membentuk karakter
peserta didikmenjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman
budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan
budaya, keterampilan, dan muatanlokal yang relevan.
e. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan bertujuan:
membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan
menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau
kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 27


pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.
Adapun Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK - KMP) untuk SD
Debong Kidul Kota Tegal selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Agama dan Akhlak Mulia
 Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
 Menunjukkan sikap jujur dan adil..
 Mengenal keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dilingkungan sekitar.
 Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan.
 Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkanwaktu luang sesuai dengan tuntunan agamanya.
 Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesama manusia dan
lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian
 Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, Negara, dan
tanah air Indonesia.
 Mematuhi aturan-aturan social yang berlaku dalam lingkungannya.
 Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social
ekonomi di lingkungan sekitarnya.
 Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
 Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
 Menunjukkan rasa, keingintahuan yang tinggi dan rnenyadari potensinya.
 Berkomunikasi secara santun.
 Menunjukkan kegemaran rnembaea.
 Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang.
 Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri
sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
 Menunjukkan kemampuan mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan
budaya lokal.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
 Mengenal dan menggunakan berbagai informasi tentang lingkungan
sekitar secara logis, kritis, dan kreatif.
 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan
bimbingan guru/pendidik.
 Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi.
 Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
 Menunjukan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan
sekitar.
 Menunjukan ketrampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan
berhitung.

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 28


 Menunjukan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan
memanfaatkan waktu luang.
4. Estetika
 Menunjukan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya Lokal.
5. Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
 Menunjukan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan
waktu luang.
 Mengenal berbagai informasi tentang potensi sumber daya lokal untuk
menunjanghidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang.

4. Alokasi Waktu
Sedangkan Struktur Kurikulum SD Debong Kidul Kota Tegal adalah sebagai
berikut :
a. Struktur Kurikulum Kelas I dan IV
KELAS DAN ALOKASI WAKTU
NO KOMPONEN
I II III IV V VI
A. MATA PELAJARAN
1 Pendidikan Agama 4 4
Pendidikan
2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 7 6
4 Matematika 7 6
5 IPA 2 5
6 IPS 2 3
Seni Budaya dan
7 2 4
Keterampilan
8 PJOK 2 4
B. MUATAN LOKAL
1 Bahasa Jawa 2 2
2 Bahasa Inggris
Komputer / Pilihan
3
Sekolah
C. PENGEMBANGAN DIRI 2* 2*
JUMLAH 30 36

Keterangan :
1. Struktur Kurikulum SD Debong Kidul Kota Tegal meliputi 8 mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri, seperti tercantum dalam tabel di atas.
2. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
sesuaidengan ciri khas dan potensi daerah dengan alokasi seperti tabel di atas.
3. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran, tetapi kegiatan di
luar jam pembelajaran yang bertujuan memberikan kesempatan kepada

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 29


peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Pengembangan diri dapat berupa kegiatan ekstrakurikuler dan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah pribadi, sosial, belajar dan karier
peserta didik. Alokasi waktu pengembangan diri ekuivalen 2 jam pembelajaran.
4. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan IPA Terpadu dan IPS
Terpadu.
5. Pembelajaran pada kelas I , II, III dilaksanakan melalui pendekatan Tematik,
sedang kelas IV, V , VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
6. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit, sedangkan minggu
efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
7. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22, 23, 24 Tahun
2006, beban pelajaran per minggu Kelas I - II = 27 jam pelajaran, Kelas III = 28
jam pelajaran, sedangkan kelas IV, V , VI = 32 jam pelajaran.
Sedangkan untuk SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal beban belajar per
minggu kelas I = 30 jam pelajaran, Kelas II = 30 jam pelajaran, Kelas III = 32 jam
pelajaran, Kelas IV, V, VI = 36 jam pelajaran.
Beban Belajar SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal per minggu adalah sebagai
berikut :
Kelas I = 30 jam ( tambahan 3 jam dengan rincian : 1 jam mapel Pendidikan
Agama karena instruksi Kemenag bahwa Penddidikan Agama menggunakan
Kurikulum 13, 1 jam mapel Bahasa Indonesia, dan 1 jam mapel Matematika )
Kelas IV = 36 jam pelajaran. ( tambahan 4 jam dengan rincian : jam mapel
Pendidikan Agama, 1 jam mapel Bahasa Indonesia, 1 jam mapel Matematika, 1 jam
mapel IPA).

b. Struktur Kurikulum Kelas II, III, V, dan VI

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 30


KELAS DAN ALOKASI WAKTU
NO KOMPONEN
I II III IV V VI
A. MATA PELAJARAN
1 Pendidikan Agama 4 4 4 4
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 7 8 6 6
4 Matematika 7 7 6 7
5 IPA 2 3 5 4
6 IPS 2 2 3 3
7 Seni Budaya dan Keterampilan 2 2 4 4
8 PJOK 2 2 4 4
B. MUATAN LOKAL
1 Bahasa Jawa 2 2 2 2
2 Bahasa Inggris - -
3 Komputer / Pilihan Sekolah - -
C. PENGEMBANGAN DIRI 2* 2* 2* 2*
JUMLAH 30 32 36 36

Keterangan :
1. Struktur Kurikulum SD Debong Kidul Kota Tegal meliputi 8 mata
pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri, seperti tercantum dalam tabel di atas.
2. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi sesuaidengan ciri khas dan potensi daerah dengan
alokasi seperti tabel di atas.
3. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran,
tetapi kegiatan di luar jam pembelajaran yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Pengembangan diri dapat berupa kegiatan ekstrakurikuler dan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah pribadi, sosial, belajar dan karier peserta didik.
Alokasi waktu pengembangan diri ekuivalen 2 jam pembelajaran.
4. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan IPA Terpadu dan
IPS Terpadu.
5. Pembelajaran pada kelas I , II, III dilaksanakan melalui pendekatan
Tematik, sedang kelas IV, V , VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
6. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit, sedangkan
minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22, 23, 24 Tahun
2006, beban pelajaran per minggu Kelas I - II = 27 jam pelajaran, Kelas III = 28 jam
pelajaran, sedangkan kelas IV, V , VI = 32 jam pelajaran.

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 31


Sedangkan untuk SD Debong Kidul Kota Tegal beban belajar per minggu adalah
sebagai berikut :
Kelas II = 30 jam ( tambahan 3 jam dengan rincian : 1 jam mapel Pendidikan Agama
karena instruksi Kemenag bahwa Penddidikan Agama menggunakan Kurikulum 13, 1
jam mapel Bahasa Indonesia, dan 1 jam mapel Matematika )
Kelas III = 32 jam pelajaran ( tambahan 4 jam dengan rincian : 1 jam mapel
Pendidikan Agama, 1 jam mapel Bahasa Indonesia, 1 jam mapel Matematika, 1 jam
mapel IPS )
Kelas V dan VI = 36 jam pelajaran. ( tambahan 4 jam dengan rincian : jam mapel
Pendidikan Agama, 1 jam mapel Bahasa Indonesia, 1 jam mapel Matematika, 1 jam
mapel IPA)
Tambahan jam pelajaran di kelas I – IV sebanyak 4 jam pelajaran telah disetujui
oleh Dewan Guru, Komite Sekolah, dan Dinas Pendidikan Kota Tegal melalui
Pengawas Sekolah.

Tabel 3: Struktur Kurikulum SD Negeri Debong Kidul


ALOKASI WAKTU PER
MATA PELAJARAN MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A (Umum)
Pendidikan Agama dan Budi
1. 4 4 4 4
Pekerti
Pendidikan Pancasila dan
2. 5 5 2 2
Kewarganegaran
3. Bahasa Indonesia 10 10 7 7
4. Matematika 7 7 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - 6 6
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - 3 3
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan Prakarya 2 2 2 2
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
2. 4 4 4 4
dan Kesehatan
Muatan Lokal
1` Bahasa Jawa 2 2 2 2
Jumlah jam pelajaran per minggu 34 34 36 36

Keterangan:
 Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 32


acuannya dikembangkan oleh pusat.
 Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten
lokal.
 Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri
sendiri.
 Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah.
 Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
 Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
 Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan
faktor lain yang dianggap penting.
 Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan wajib
menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik
mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang
diikuti dapat diganti setiap semesternya.
 Khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
 Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha
kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan
kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.
 Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-Terpadu kecuali
mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

B. MUATAN KURIKULUM SD DEBONG KIDUL KOTA TEGAL


1. Mata Pelajaran
Kedalaman muatan kurikulum di tuangkan dalam Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasarsebagai penjabaran dari Standar Kompetensi Mata Pelajaran.
Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Negeri Debong Kidul Kota
Tegal meliputi 8 mata pelajaran, yaitu:
a. Pendidikan Agama Islam.
1. Menyebutkan, melafalkan, membaca dan mengartikan surat-surat
pendek dalam Al Qur'an mulai Surat Al - Fatikhah sampai Al - Alaq.
2. Mengenal dan meyakini aspek- aspek rukun Iman dari Iman Kepada
ALLAH, sampai Iman kepada Qodo dan Qodar.
3. Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari - hari serta menghindari
perilaku tercela.
4. Mengenal dan Melaksanakan rukun Islam, mulai dari bersuci
(Taharah) sampai Zakat serta mengetahui tata cara pelakasanaan ibadah
haji.
5. Menceritakan kisah - kisah Nabi serta mengambil teladan dari cerita
tersebut dan menceritakan kisah tokoh orang - orang tercela dalam

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 33


kehidupan Nabi.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
1. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan.
2. Memahami dan Menerapkan hidup rukun di rumah dan di sekolah.
3. Memahami kewajiban sebagai warga dalam keluarga dan sekolah.
4. Memahami hidup tertib dan gotong royong.
5. Menampilkan sikap cinta lingkungan dan demokratis.
6. Menampilkan perilaku jujur, disiplin, senang bekerja dan anti
korupsi dalamkehidupan sehari - hari, sesuai dengan nilai - nilai
Pancasila.
7. Memahami Sistem pemerintahan, baik pada tingkat daerah maupun pusat.
8. Memahami makna keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan
kepatuhanterhadap Undang - undang, peraturan, kebiasaan, adat
istiadat,dan menghargaikeputusan bersama.
9. Memahami dan menghargai makna nilai - nilai perjuangan bangsa.
10. Memahami hubungan Indonesia dengan Negara tetangga dan Politik
Luar Negeri.
c. Bahasa Indonesia
1. Mendengarkan
Memahami wacana lisan berbentuk perintah, penjelasan, petunjuk,
pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa dan benda di
sekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama, pantun
dan cerita rakyat.
2. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan informasi dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan
sederhana, wawancara, percakapan telepon, diskusi, pidato, deskripsi
peristiwa dan benda di sekitar, memberi petunjuk, deklamasi, cerita,
pelaporan hasil pengamatan, pemahaman isi buku dan berbagai karya
sastra untuk anak berbentuk dongeng., pantun, drama, dan puisi.
3. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana
berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak
berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama.
4. Menulis
Melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana,
petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan,
ringkasan, paraphrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk
cerita, puisi dan pantun.

d. Matematika
1. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 34


sifatnya, sertamenggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan
sehari-hari.
2. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan
sifat-sifatnya,serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan
sehari-hari.
3. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas,
volume, sudut,waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya
dalam pemecahan masalahkehidupan sehari-hari.
4. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan
menggunakannyadalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
5. Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel,
gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data,
rerata hitung, modus, sertamenerapkannya dalam pemecahan masalah
kehidupan sehari-hari.
6. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam
kehidupan.
7. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.
e. Ilmu Pengetahuan Alam
1. Melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan hasil
pengamatannyasecara lisan dan tertulis.
2. Memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat he wan dan
tumbuhanbagi manusia, upaya melestarikannya, dan interaksi antara
makhluk hidup denganlingkungannya.
3. Memahami bagian-bagian tubuh pada manusia, hewan dan tumbuhan serta
fungsinya dan perubahan pada makhluk hidup.
4. Memahami beragam sifat benda hubungannya dengan penyusunnya,
perubahan wujud benda, dan kegunaannya.
5. Memahami berbagai bentuk energi, perubahan, dan manfaatnya.
6. Memahami matahari sebagai pusat tata surya, penampakan dan perubahan
permukaan burni, dan hubungan peristiwa alam dengan kegiatan manusia.
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap saling
menghormati dalam kemajemukan keluarga.
2. Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan
lingkungan tetangga, serta kerjasama di antara keduanya.
3. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa
di lingkungan kabupaten/kota dan propinsi.
4. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan
teknologi dilingkungan kabupaten / kota dan provinsi.
5. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional ,
keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
6. Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
7. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan social

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 35


Negara di Asia Tenggara serta benua-benua.
8. Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara
tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana
alam.
9. Memahami peran Indonesia di era global.

g. Seni Budaya dan Keterampilan


1. Mengapresiasikan dan mengekspresikan keartistikan karya seni rupa
terapan melalui gambar ilustrasi dengan tema benda alam.yang ada di
daerah setempat.
2. Mengapresiasikan dan mengekspresikan keartistikan karya seni rupa
murni melalui pembuatan relief dan bahan plastisin/tanah liat yang ada di
daerah setempat.
3. Mengapresiasikan dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa
nusantara dengan motif hias melalui gambar dekoratif dan ilustrasi
bertema hewan, manusia dankehidupannyaserta motif luas dengan
teknik batik.
4. Mengapresiasikan dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa
nusantara dengan motif hias melalui gambar dekoratif dan ilustrasi dengan
tema bebas.
5. Mengapresiasikan dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa
nusantara melalui pembuatan benda kreatif yang sesuai dengan potensi
daerah setempat.
h. Seni Tari
1. Mengapresiasikan dan mengekspresikan keartistikan karya seni tari
dengan memperhatikan simbol dan keunikan gerak, busana, dan
perlengkapan tari daerah setempat.
2. Mengapresiasikan dan mengekspresikan keartistikan karya seni tari
dengan memperhatikan simbol dan keunikan gerak, busana, dan
perlengkapan tari nusantara.
3. Mengapresiasikan dan mengekspresikan perpaduan karya seni tari dan
musik nusantara.
i. Keterampilan
1. Mengekspresikan dan membuat karya kerajinan daerah setempat
dengan teknik konstruksi.
2. Mengekspresikan dan membuat karya kerajinan dan benda permainan
dengan teknik meronce dan macrame.
3. Mengapresiasi dan membuat karya kerajinan anyaman dengan
menggunakan berbagai bahan.
4. Mengapresiasi dan membuat karya benda mainan beroda dengan
menggunakan berbagai bahan.

j. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan SD/MI


1. Mempraktekkan gerak dasar lari, lompat, dan jalan dalam permainan

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 36


sederhana serta nilai-nilai dasar sportivitas seperti kejujuran, kerjasama
dan Iain-lain.
2. Mempraktekkan gerak ritmik meliputi senam pagi, Senam Kesegaran
Jasmani (SKJ), dan aerobik.
3. Mempraktekkan gerak ketangkasan seperti ketangkasan dengan dan
tanpa alat, sertasenam lantai.
4. Mempraktekkan gerak dasar renang dalam berbagai gaya serta nilai-
nilai yangterkandung di dalamnya.
5. Mempraktekkan latihan kebugaran dalam bentuk meningkatkan daya
tahan kekuatanotot, kelenturan serta koordinasi otot.
1. Mempraktekkan berbagai keterampilan gerak dalam
kegiatanpenjelajahan di luarsekolah seperti perkemahan, piknik, dan
Iain-lain.
2. Memahami budaya hidup sehat dalam bentuk menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, mengenal makanan sehat,
mengenal berbagai penyakit dan pencegahannya serta menghindarkan
diri dari narkoba.
Muatan Kurikulum 2013 SD Negeri Debong Kidul meliputi sejumlah
mata pelajaran yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa pada
satuan pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan
muatan lokal serta kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada
struktur kurikulum dan diberikan diluar tatap muka. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan
pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester
sesuai dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri
atas kompetensi dasar dan kompetensi inti.

2. Muatan Pembelajaran
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD Debong Kidul dilakukan melalui
pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I dan Kelas IV.
Kelas I mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,serta PJOK tidak
menggunakan pembelajaran tematik-terpadu. Dan kelas IV mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Matematika,dan PJOK tidak
menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4: Daftar Tema Kelas I dan IV

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 37


KELAS I KELAS IV
1. Diriku 1. Indahnya kebersamaan
2. Kegemaranku 2. Selalu berhemat energi
3. Kegiatanku 3. Peduli terhadap lingkungan hidup
4. Keluargaku 4. Berbagai pekerjaan
5. Pengalamanku 5. Pahlawanku
6. Lingkungan bersih, sehat, dan asri 6. Indahnya negeriku
7. Benda, hewan, dan tanaman di 7. Cita-citaku
sekitarku
8. Tempat tinggalku
8. Peristiwa alam
9. Makananku sehat dan bergizi

Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi Dasar


dari berbagai mata pelajaran yaitu intradisipliner, inter disipliner, multi
disipliner, dan transdisipliner.
Integrasi intra disipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di
setiap mata pelajaran.
Integrasi interdisipliner dilakukan dengan menggabungkan Kompetensi
Dasar-Kompetensi Dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu dengan
yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya
tumpang tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran.
Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan Kompetensi
Dasar tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki
Kompetensi Dasarnya sendiri.
Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran
yang ada dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya
sehingga pembelajaran menjadi kontekstual. Tema merajut makna berbagai
konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial.
Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh
kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Tematikterpadu disusun berdasarkan gabungan proses integrasi seperti
dijelaskan di atas sehingga berbeda dengan pengertian tematik seperti yang
diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya.
Selain itu, pembelajaran tematik terpadu ini juga diperkaya dengan
penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I sebagai penghela mata
pelajaran lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai
mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai pokok bahasannya, sehingga
penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran
lain menjadi sangat memungkinkan.

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 38


Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh
melalui penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Kedua ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia
menjadi lebih menarik.
Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I menyebabkan semua
mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk kemudahan
pengorganisasiannya, Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar kedua mata
pelajaran ini diintegrasikan ke mata pelajaran lain (integrasi inter disipliner).
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
diintegrasikan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika.
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
diintegrasikan ke Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ke
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
dan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika.
Sedangkan untuk kelas IV Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masingmasing berdiri sendiri,
sehingga pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, walaupun
pembelajarannya tetap menggunakan tematik terpadu.
Prinsip pengintegrasian interdisipliner untuk Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial seperti diuraikan di atas dapat
juga diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal.
Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya,
keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan
olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

3. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.
Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masingmasing mata
pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:
 kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI1;
 kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI2;
 kelompok 3 : kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI3; dan
 kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 39


menjabarkan KI4

4. Muatan Lokal
Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP terdiri
atas sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal
yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan. Penetapan muatan lokal
didasarkan pada kebutuhan dan kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi
maupun kabupaten/kota. Berdasarkan surat edaran Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah No. 423.5/14995 tanggal 4 Juni 2014 tentang Kurikulum
Mata Pelajaran Muatan lokal Bahasa jawa untuk Jenjang Pendidikan
SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/MTs,SMA dan SMK Negeri dan Swasta di
Propinsi Jawa Tengah. Maka Muatan lokal di SD Debong Kidul adalah Bahasa
Jawa yang merupakan muatan lokal tingkat provinsi Jawa Tengah dan wajib
dilaksanakan di satuan pendidikan SD/MI Kota Tegal termasuk di SD Negeri
Debong Kidul Kota Tegal.
Semua siswa mulai dari Kelas I , II, III, IV , V, dan VI wajib mengikuti
Mulok Bahasa Jawa dengan tujuan : Mengembangkan kompetensi barbahasa
Jawa dalam rangka melestarikan bahasa Jawa.
Adapun SKL yang diharapkan sesuai dengan aspek berbahasa di bawah
ini, adalah
a. Mendengarkan.
Memahami wacana lisan yang didengar, baik teks sastra maupun
non sastra dalam berbagai ragam bahasa berupa cerita teman, teks
karangan, pidato, pesan, cerita rakyat, cerita anak, geguritan, tembang
macapat, dan cerita wayang.
b. Berbicara.
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, baik sastra maupun non sastra dengan menggunakan berbagai
ragam bahasa, berupa menceritakan berbagai keperluan, mengungkapkan
keinginan, menceritakan tokoh wayang, mendeskripsikan benda,
menanggapi persoalan faktual / pengamatan, melaporkan hasil
pengamatan, berpidato, dan mengekspresikan tembang.
c. Membaca.
Menggunakan berbagai keterampilan membaca untuk memahami
teks sastra maupun non sastra dalam berbagai ragam bahasa, berupa teks
bacaan, pidato, cerita rakyat, percakapan, geguritan, cerita anak, cerita
wayang, dan huruf jawa.
d. Menulis.
Melakukan berbagai keterampilan menulis, baik sastar maupun
non sastra dalam berbagai ragam bahasa untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi berupa karangan sederhana, surat, dialog, laporan,
ringkasan, parafrase, geguritan, dan huruf jawa.

5. Pengembangan Diri

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 40


Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran, tetapi kegiatan di
luar jam pembelajaran yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah.
Pengembangan diri dapat berupa kegiatan ekstrakurikuler dan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah pribadi, sosial, pelajaran,
dan karier peserta didik. Alokasi waktu pengembangan diri ekuivalen 2 jam
pelajaran (2x35 menit). Pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara
berkala kepada orang tua dalam bentuk kualitatif, yaitu :
A = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang.
Adapun kegiatan pengembangan diri yang dapat dilaksanakan di SD
Debong Kidul Kota Tegal adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Terprogram.
1) Kegiatan Pelayanan Bimbingan dan Konseling.
a) Masalah kesulitan belajar siswa.
b) Masalah pemilihan jenjang pendidikan lebih tinggi.
c) Masalah dalam kehidupan sosial siswa.
d) Masalah yang bersifat pribadi.
e) Masalah ekonomi dan pengembangan karier siswa.
NB : Bimbingan dan konseling secara implisit menjadi tugas guru kelas
masing – masing.
2) Kegiatan Ekstrakurkuler.
a) Kegiatan Kepramukaan
 Sebagai wahana siswa berlatih berorganisasi.
 Melatih siswa untuk terampil dan mandiri.
 Melatih siswa untuk mempertahankan hidup.
 Melatih siswa berjiwa sosial dan peduli pada orang lain.
 Melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok.
 Melatih siswa untuk hidup disiplin.
 Melatih siswa untuk menyelesaikan permasalahan dengan tepat.
b) Kegiatan Seni dan Budaya
 Mengembangkan prestasi siswa dalam bidang Seni Rupa, Seni
Musik,Seni Tari, Rebana, dan Drum Band.
 Membentuk Tim Rebana, , Drum Band yang siap pentas dalam
even-even Tingkat Kecamatan , Kota maupun Provinsi.
 Mempersiapkan siswa untuk mengikuti lomba Seni Budaya, baik
Tingkat Kecamatan, Tingkat Kota maupun Provinsi.

c) Kegiatan Olah Raga Prestasi

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 41


 Mengembangkan prestasi siswa dalam bidang olah raga
permainan.
 Mengembangkan bakat siswa dalam bidang bela diri dan renang
 Membentuk tim olah raga yang siap bertanding, antara lain:
 Bola volley
 Tenis meja
 Sepak bola
 Sepak takraw
 Bulu tangkis
 Atletik.
 Pencak silat
 Karate

3. Green School
 Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang bercocok tanam.
 Mengembangkan kecintaan siswa pada tumbuhan, keindahan dan kerindangan
lingkungan.
 Menciptakan dan melestarikan lingkungan sekolah yang indah, sejuk, rindang, dan
terhindar dari polusi udara.

4. Bahasa Inggris
Bahasa Inggris di SD Negeri Debong Kidul diharapkan sesuai
dengan aspek berbahasa di bawah ini.
 Mendengarkan
Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat sederhana yang
disampaikan secara lisan dalam konteks kelas, sekolah, dan
lingkungan sekitar.
 Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan
transaksional sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan informasi
dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar
 Membaca
Membaca nyaring dan memahami makna dalam instruksi, informasi,
teks fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar sangat
sederhana yang disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas,
sekolah, dan lingkungan sekitar.
 Menulis
Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sangat
sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.

5. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 42


Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan salah satu
alternatif kegiatan ekstra kurikuler atau pengembangan diri yang dapat
dilaksanakan pada Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Dengan
ditiadakannya Mata Pelajaran Muatan Lokal Sekolah TIK ( Teknologi
Informasi dan Komunikasi ), maka kegiatan ini sudah sesuai untuk terus
dilaksanakan dalam format yang berbeda. Tujuan pengembangan
kegiatan Ekstra Kurikuler atau Pengembangan diri TIK ( Teknologi
Informasi dan Komunikasi ) yaitu: Mengembangkan ketrampilan siswa
dalam menggunakan media elektonika informatika dan komunikasi
sebagai usaha menyelaraskan pengembangan diri dengan
perkembangan IPTEK yang semakin pesat.

Adapun Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri SD Debong Kidul Kota


Tegal adalah sebagai berikut :
NAMA
NO HARI WAKTU PESERTA
KEGIATAN
1 Pelayanan
Setiap hari 12.10 - Selesai Siswa Kelas I – VI
Konseling
2 Drum Band Jum’at 14.00 - Selesai Siswa Kelas IV – VI
3 Seni Tari Selasa 15.30 - Selesai Siswa Kelas I-V
4 Seni Rebana Sabtu 11.00 - Selesai Siswa kelas V
5 Pencak Silat Minggu 08.00 - Selesai Siswa Kelas I - V
6 Kepramukaan Sabtu 11.30 - Selesai Siswa kelas I – VI
7 Olah Raga Sabtu 15.30 - Selesai Siswa kelas IV – V
8 Tilawah Quran Senin 11.00 - Selesai Siswa Kelas IV-VI
9 Bahasa Inggris Sen-Sab 12.30 - Selesai Siswa Kelas I – VI
10 TIK Sen-Sab 12.30 - Selesai Siswa kelas I – VI

b. Kegiatan Tidak Terprogram.


Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram SD Negeri
Debong Kidul Kota Tegal dilaksanakan sebagai upaya
mengimplementasikan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa melalui
kegiatan :
1) Rutin, adalah kegiatan terjadwal yang dilakukan secara terus menerus
dan konsisten, seperti: upacara bendera, senam, ibadah khusus
keagamaan bersama, keberaturan, pemeriksaan kebersihan dan kesehatan
diri.
2) Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus secara
spontan, seperti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang
sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 43


3) Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari pendidik
dan tenaga kependidikan yang dapat dijadikan teladan bagi siswa, seperti
berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan
dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.
4) Pengkondisian, mengkondisikan lingkungan sekolah yang bersih dan
sehat, membiasakan siswa untuk melaksanakan pola hidup bersih dan
sehat, sehingga tertanam dalam diri siswa budaya hidup bersih dan sehat.

6. Beban Belajar
Beban belajar satuan pendidikan SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal
menggunakan sistem paket dimana penyelenggaraan program pendidikan peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai struktur kurikulum yang berlaku
di Kota Tegal seperti tercantum pada bagian depan.
Adapun beban belajar setiap kelas pada satuan pendidikan SD Debong Kidul Kota Tegal
untuk Kelas I, II, III,IV,V,VI sebagai berikut :
Satu Jam Minggu
Jumlah Jam Waktu
Pembelajaran efektif
Pembelajaran Pembelajaran /
Kelas TatapMuka/ Per tahun
Per minggu Jam Per tahun
Menit Pelajaran
I 35 30 34 35,700
II 35 30 34 35,700
III 35 32 34 38,080
IV 35 36 34 42,840
V 35 36 34 42,840
VI 35 36 27 34,020

Waktu untuk Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak


Terstruktur bagi peserta didik pada SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal
maksimum 40% dari jumlah waktu kegaiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai standar kompetensi dan waktu penyelesaiannya
ditentukan oleh pendidik.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran
yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi dan waktu
penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. Alokasi waktu untuk praktik
adalah sebagai berikut : 2 jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan 1 jam tatap
muka, dan 4 jam kegiatan praktik di luar sekolah setara dengan 4 jam tatap muka.

7. Ketuntasan Belajar

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 44


Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan oleh
kompetensi dasar berkisar antara 0 - 100 sedangkan kriteria kekuntasan belajar
minimal pada SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk mapel Kelompok
Agama dan Akhlak Mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian, Estetika,
Penjaskes. (Mapel Pendidikan Agama, PKn, SBK, dan Penjasorkes nilai
minimal 7,10).
b. Nilai sekolah untuk Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi minimal 6,00 (Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Matematika, IPA,
IPS).
Setiap satuan pendidikan SD/MI Kota Tegal wajib menentukan sendiri
kriteria ketuntasan belajar minimal dengan ketentuan di atas 60 dan diharapkan
meningkat kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus pada setiap tahunnya
sehingga mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal.
Dalam menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM) perlu
mempertimbangkan aspek kepentingan dan keutamaan indikator dalam
mencapai SKL, Kompleksitas atau Tingkat kesulitan indikator bagi peserta
didik, Sumber daya dukung/sarana pra sarana yang ada di sekolah, Intake siswa,
Kemampuan Rata-rata peserta didik, dan kemampuan guru sebagai agen
pembelajaran untuk indikator yang bersangkutan.

Secara terperinci KKM SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal adalah


sebagai berikut :
KKM KELAS RATA
KOMPONEN RATA
I II III IV V VI
A. MATA PELAJARAN
1. Pendidikan Agama 75 75 75 75 75 75 75,0
2. Pend. Kewarganegaraan 75 75 75 75 75 75 75,2
3. Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75 75,0
4. Matematika 70 70 65 67 68 65 67,5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 70 70 68 70 70 68 69,3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 70 75 68 68 71 67 69,8
7. Seni Budaya & Keterampilan 75 75 75 75 75 75 75,2
8. Pend. Jasm. OR & Kes. 75 75 75 75 75 75 75,0
B. MUATAN LOKAL
1. Bahasa Jawa 65 65 65 65 65 65 65
C. PENGEMB. DIRI
RATA – RATA 72,2 72,8 71,2 71,7 72,7 71,1 71,9

Program Remedial dan Pengayaan


a. Program Remedial

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 45


 Pelaksanaan remedial disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing
kelas berdasarkan tingkat kesulitan masing-masing KD di kelas tersebut.
 Remedial diberikan berdasarkan perolehan nilai dari masing-masing
kelas dan dari KD-KD yang telah diajarkan yang belum mencapai nilai
KKM.
 Remedial diberikan berdasarkan perolehan nilai masing-maasing anak
pada KD tersebut yang belum mencapai KKM di masing-masing
muatan/mapel.
b. Program Pengayaan
 Pengayaan diberikan apabila dari masing-masing KD pada
muatan/mapel dikelas itu sudah memperoleh nilai sama dengan nilai
KKM atau lebih.
 Pengayaan diberikan pada anak-anak di masing-masing kelas apabila nilai pada KD
muatan/mapel memperoleh nilai sama ddengan nilai KKM atau lebih.
Kls Semester I Semester II Ket
Juli Agt Sept Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Juni
I √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
II √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
III √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
IV √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
V √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
VI √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -

8. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


a. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun berdasarkan kriteria
dan hasil musyawarah Kepala Sekolah bersama Dewan Guru.
Kriteria kenaikan yang diterapkan di SD Negeri Debong Kidul Kota
Tegal adalah sebagai berikut :
Siswa dinyatakan naik kelas ke tingkat di atasnya apabila memenuhi syarat :
1) Jumlah mata pelajaran yang belum tuntas tidak boleh lebih dari 25% dari
jumlah mata pelajaran yang diajarkan di kelas masing-masing.
2) Memiliki nilai minimal Baik pada aspek kepribadian.
3) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran selama dua semester pada
kelas yang diikuti.
4) Kriteria kenaikan kelas akan berubah sesuai dengan peraturan yang
berlaku, karena berdasarkan PP Nomor 19/2005 akan dikembangkan oleh
BSNP dan ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.
Keterangan :
Bagi siswa yang tidak dapat naik kelas setingkat lebih tinggi, maka
diwajibkan untuk mengikuti pembelajaran untuk semua mata pelajaran

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 46


pada tahun pelajaran berikutnya.
b. Kelulusan
Kelulusan peserta didik dilaksanakan pada akhir tahun pelajaran
berdasarkan kriteria dan hasil musyawarah Kepala Sekolah dan Dewan Guru.
Kriteria kelulusan yang diterapkan di SD Negeri Debong Kidul Kota
Tegal adalah sebagai berikut :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran ( Memiliki rapor semester
1 s.d. 12 )
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk mapel
Kelompok Agama dan Akhlak Mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian,
Estetika, Penjaskes. ( Mapel Pendidikan Agama, PKn, SBK, dan
Penjasorkes nilai minimal 7,10 ).
3) Nilai Sekolah untuk Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi minimal 6,0 ( Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Matematika,
IPA, IPS)
4) Mencapai rata-rata nilai minimal 6,0 untuk semua mata pelajaran yang
diujikan
5) Lulus UN dengan kriteria sebagai berikut :
a. Nilai Akhir minimal untuk setiap mata pelajaran yang
diUNkan sbb. :
 Bhs. Indonesia minimal 2,50
 Matematika minimal 2,00
 IPA minimal 2,50
b.Rata – rata Nilai Akhir ketiga mata pelajaran yang di UNkan minimal
2,33
6) Kriteria kelulusan akan berubah sesuai dengan peraturan yang berlaku,
karenaberdasarkan PP No. 19/2005 Pasal 71 dan 72 akan dikembangkan
oleh BSNP berupa POS Ujian Sekolah / Madrasah dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Ujian Sekolah / Madrasah
Keterangan :
Bagi siswa yang tidak lulus, maka dihimbau untuk mengikuti
pembelajaran semua mata pelajaran pada tahun pelajaran berikutnya
atau mengikuti ujian nasional pada Kejar Paket A, baik tahap pertama
atau tahap kedua.

9. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill)


a. Pengertian
Pendidikan Kecakapan Hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang
secara praksis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai
macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek
pengetahuan, sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental, serta

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 47


kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta
didik sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam
kehidupan. Pendidikan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui kegiatan
intra/ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai
dengan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospek pengembangan
diri, yang materinya menyatu pada sejumlah mata pelajaran yang ada.
Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan hidup dikaitkan dengan keadaan
dan kebutuhan lingkungan agar peserta didik mengenal dan memiliki bekal
dalam menjalankan kehidupan dikemudian hari. Isi dan bahan pelajaran
tersebut menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi sehingga secara
struktur tidak berdiri sendiri.

b. Tujuan
Secara umum pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan
pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi peserta
didik dalam menghadapi perannya di masa mendatang.
Secara khusus bertujuan untuk:
1) Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan
untuk memecahkan problema yang dihadapi, misalnya: masalah narkoba,
lingkungan sosial.
2) Memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir peserta
didik
3) Memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
4) Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual
5) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah,
dengan memberi peluang pemanfaatan sumberdaya yang ada di
masyarakat sesuai prinsip MBS.
c. Konsep
Kecakapan hidup dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
1) Kecakapan Hidup Generik (generic life skill/GLS).
a. Kecakapan Personal ( Personal Skill ).
 Kecakapan Memahami Diri ( Self Awareness Skill ).
Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan
diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota
masyarakat dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sekaligus sebagai modal
dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat
bagi lingkungannya.
 Kecakapan Berpikir ( Thingking Skill ).
Kecapakan berpikir mencakup antara lain kecakapan mengenali
dan menemukan informasi, mengolah, dan mengambil keputusan,
serta memecahkan masalah secara kreatif.

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 48


b. Kecakapan Sosial ( Social Skill ).
Sedangkan dalam kecakapan sosial mencakup kecakapan
berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan bekerjasama
(collaboration skill).
2) Kecakapan hidup spesifik (specific life skill/SLS).
Kecakapan hidup spesifik adalah kecakapan untuk menghadapi pekerjaan
atau keadaantertentu.
a. Kecakapan Akademik / Intelektual(
Academic Skill )
Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih
memerlukan pemikiran atau kerja intelektual.
b. Kecakapan Vokasional ( Vocational Skill ).
Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih
memerlukan keterampilan motorik.
 Kecakapan Vokasioanl Dasar ( Basic Vocational Skill )
 Kecakapan Vokasional Khusus ( Occupational Skill ).
Menurut konsep di atas, kecakapan hidup adalah kemampuan dan
keberanian untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian secara proaktif
dan kreatif mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya. Pendidikan
berorientasi kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam
menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai
pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga negara.
Konsep di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Mengenal diri
Personal skill
Berpikir rasional Generic life skill
Social skill
LIFE SKILL

Academic skill

Specific life skill


Vokasional Dasar
Vocational skill

Vokasional Khusus

d. Kecakapan Hidup di SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal


Aspek dasar yang harus dimiliki peserta didik pada jenjang
pendidikan TK/ SD, Khususnya di SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal
adalah kecakapan personal dan sosial yang sering disebut sebagai kecakapan
generik (generic life skill).

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 49


Proses pembelajaran dengan pembenahan aspek personal dan sosial
merupakan prasyarat yang harus diupayakan berlangsung pada jenjang ini,
karena peserta didik pada usia TK/ SD tidak hanya membutuhkan kecakapan
membaca-membaca-berhitung, melainkan juga butuh suatu kecakapan lain
yang mengajaknya untuk cakap bernalar dan memahami kehidupan secara
arif, sehingga pada masanya peserta didik dapat berkembang, kreatif,
produktif, kritis, jujur untuk menjadi manusia-manusia yang unggul dan
pekerja keras.
Pendidikan kecakapan hidup ini lebih menekankan kepada
pembelajaran akhlak sebagai dasar pembentukan nilai-nilai dasar kebajikan
(basic goodness), seperti: kejujuran, kebaikan, kepatuhan, keadilan, etos
kerja, kepahlawanan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta
kemampuan bersosialisasi.
Secara rinci sebagai berikut :
1) Kecakapan personal (personal skill)
Kecapakan personal mencakup kesadaran diri dan berpikir rasional.
Kesadaran diri merupakan tuntutan mendasar bagi peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya di masa mendatang. Kesadaran diri
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Kesadaran diri difokuskan pada kemampuan peserta didik untuk
melihat sendiri potret dirinya
Pada tataran yang lebih rendahpeserta didik akan melihat dirinya dalam
hubungannya dengan lingkungan keluarga, kebiasaannya,
kegemarannya, dan sebagainya. Pada tataran yang lebih tinggi, peserta
didik akan semakin memahami posisi drinya di lingkungan kelasnya,
sekolahnya, desanya, kotanya, dan seterusnya, minat, bakat, dan
sebagainya.
b) Kecakapan berpikir merupakan kecakapan dalam menggunakan rasio
atau pikiran. Kecakapan ini meliputi kecakapan menggali informasi,
mengolah informasi, dan mengambil keputusan secara cerdas, serta
mampu memecahkan masalah secara tepat dan baik. Pada jenjang
pendidikan menengah (SMP dan SMA) ketiga kecakapan tersebut jauh
lebih kompleks ketimbang dengan tingkat sekolah dasar.
2) Kecakapan sosial (social skill)
Kecakapan sosial dapat dipilah menjadi dua jenis utama, yaitu :
a. Kecakapan berkomunikasi
Kecakapan berkomunikasi dapat dilakukan baik secara lisan
maupun tulisan. Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat
tempat tinggal maupun tempat kerja, peserta didik sangat memerlukan
kecakapan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dalam
realitasnya, komunikasi lisan ternyata tidak mudah dilakukan.
Seringkali orang tidak dapat menerima pendapat lawan
bicaranya, bukan karena isi atau gagasannya tetapi karena cara
penyampaiannya yang kurang berkenan. Dalam hal ini diperlukan

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 50


kemampuan bagaimana memilih kata dan cara menyampaikan agar
mudah dimengerti oleh lawan bicaranya. Karena komunikasi secara
lisan adalah sangat penting, maka perlu ditumbuhkembangkan sejak
dini kepada peserta didik. Lain halnya dengan komunikasi secara
tertulis. Dalam hal ini diperlukan kecakapan bagaimana cara
menyampaikan pesan secara tertulis dengan pilihan kalimat, kata-kata,
tata bahasa, dan aturan lainnya agar mudah dipahami orang atau
pembaca lain.

b. Kecakapan bekerjasama
Bekerja dalam kelompok atau tim merupakan suatu kebutuhan
yang tidak dapat dielakkan sepanjang manusia hidup. Salah satu hal
yang diperlukan untuk bekerja dalam kelompok adalah adanya
kerjasama. Kemampuan bekerjasama perlu dikembangkan agar
peserta didik terbiasa memecahkan masalah yang sifatnya agak
kompleks. Kerjasama yang dimaksudkan adalah bekerjasama adanya
saling pengertian dan membantu antar sesama untuk mencapai tujuan
yang baik, hal ini agar peserta didik terbiasa dan dapat membangun
semangat komunitas yang harmonis.
Adapun tabel pengintegrasian Pendidikan Kecakapan Hidup di
SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal adalah sebagai berikut :
Pengembangan
Mata Kecakapan Hidup
No Tujuan Pendidikan
Pelajaran Kecakapan Kecakapan
Personal Sosial
1 Pendidikan Membentuk peserta didik
Agama menjadi manusia yang beriman
√ √
dan bertakwa kepada Tuhan
YME
2 Pendidikan Membentuk peserta didik
Kewargane menjadi warga negara yang
garaan memiliki wawasan dan rasa
√ √
kebersamaan, cinta tanah air,
serta bersikap dan berperilaku
demokratis
3 Bahasa Membentuk peserta didik
mampu berkomunikasi secara
efektif dan efisien sesuai √ √
dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun
tulisan
4 Matematika Mengembangkan logika dan
kemampuan berpikir peserta √ √
didik

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 51


5 Ilmu Mengembangkan pengetahuan,
Pengetahu dan kemampuan analisis
an Alam peserta didik terhadap √ √
lingkungan alam dan
sekitarnya
6 Ilmu Mengembangkan pengetahuan,
Pengetahu pemahaman, dan kemampuan √ √
an Sosial analisis peserta didik terhadap
kondisi sosial masyarakat
7 Seni Membentuk karakter peserta
Budaya didik menjadi manusia yang
dan memiliki rasa seni dan √ √
Keterampil pemahaman budaya serta
an memiliki keterampilan hidup
8 Pendidikan Membentuk karakter peserta
Jasmani, didik agar sehat jasmani dan
Olahraga, rohani, serta menumbuhkan √ √
dan rasa sportivitas
Kesehatan
9 Muatan Membentuk pemahaman
Lokal terhadap potensi sesuai dengan √ √
ciri khas di daerah tempat
tinggalnya
10 Pengemban Memberikan kesempatan
gan Diri kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan √ √
mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, minat, dan
bakat

Indikator-indikator Aspek Kecakapan Hidup di


SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal

KELAS
ASPEK KECAKAPAN HIDUP
I II III IV V VI
Kecakapan Personal
- Beriman kepada Tuhan YME √ √ √ √ √ √
- Berakhlak mulia √ √ √ √ √ √
- Berpikir rasional √ √ √

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 52


- Komitmen √ √
- Mandiri √ √ √
- Percaya diri √ √ √ √ √ √
- Bertanggung jawab √ √ √ √ √ √
- Menghargai dan menilai diri √ √ √ √ √ √
- Menggali informasi √ √ √
- Mengolah informasi √ √ √
- Mengambil Keputusan √ √ √
- Memecahkan masalah √ √
Kecakapan sosial
- Bekerjasama √ √ √ √ √ √
- Menunjukkan tanggung jawab sosial √ √ √ √ √ √
- Mengendalikan emosi √ √ √ √ √ √
- Berinteraksi dalam masyarakat √ √ √ √ √ √
- Mengelola konflik √ √
- Berpartisipasi √ √ √ √ √ √
- Membudayakan sikap sportif, disiplin,
√ √ √ √ √ √
dan hidup sehat
- Mendengarkan √ √ √ √ √ √
- Berbicara √ √ √ √ √ √
- Membaca √ √ √ √ √ √
- Menuliskan pendapat/gagasan √ √
- Bekerjasama dengan teman sekerja √ √ √ √ √ √
- Memimpin √ √ √ √

Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani


menghadapi problema hidup dalam kehidupan dengan wajar tanpa merasa
tertekan bahkan senantiasa mencari solusi untuk keluar dari permasalahan yang
terkadang memberatkan.
Kecakapan hidup dapat dikategorikan menjadi lima jenis:
a. Kecakapan mengenal diri dan atau kecakapan personal
Kecakapan mengenal diri atau self awarness dan kecakapan personal disebut
juga personal skill adalah upaya koreksi dan memahami diri sendiri sebagai
anggota masyarakat, Warga Negara adalah makhluk Tuhan yang memiliki
kekurangan dan kelebihan.
b. Kecakapan berfikir rasional
Yang dimaksud adalah kemampuan/upaya menggali dan menemukan
informasi yang kemudian mengolahnya untuk diambil keputusannya secara
bijak dan kreatif serta diterima oleh akal.
c. Kecakapan Sosial

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 53


Adalah kemampuan berinteraksi, bekerja sama, saling pengertian yang terjadi
dua arah dan menumbuhkan empati, kesan baik dan terjadi hubungan yang
harmonis terhadap siapapun.
d. Kecakapan Akademik
Kecakapan akademik dapat disebut kemampuan berfikir ilmiah yakni mampu
merumuskan hipotesa bahkan mampu merancang dan melaksanakan
penelitian untuk memperoleh kepastian yang bernuansa aksioma sebagai
modal upaya berfikir yang logis.
e. Kecakapan Vokasional
Kecakapan vokasional disebut juga kecakapan kejujuran yang dikaitkan
dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.
Bagi sekolah yang akan menyelenggarakan program pendidikan
berorientasi pada kecakapan hidup, haruslah membuat Rencana Pengembangan
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (RPPBKH) yang diajukan ke kota
agar dapat ditindaklanjuti sesuai birokrasi yang berlaku, guna seleksi dan
selanjutnya mendapatkan bantuan dana dari pusat.
Sedangkan penyusunan RPPBKH adalah mengakomodir keinginan peserta
didik, realitas, sesuai dengan kondisi sekolah dan masyarakat, sehingga materi
cakupannya bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar pada saaatnya
siap digunakan untuk bekal hidup dan kehidupan, bekerja untuk memenuhi
hajatnya dan juga msyarakat.
Adapun masyarakat sekitar dilibatkan dalam RPPBKH dimaksudkan untuk
mendapatkan dukungan baik pemikiran maupun fasilitas/dana. Karena
keterlibatan masyarakat dalam mengambil keputusan akan mendorong mereka
merasa ikut memiliki keputusan tersebut dan pada gilirannya merasa
bertanggung jawab untuk mensukseskannya.

10. Pendidikan Berbasis Unggulan Lokal dan Global


a. Pengertian
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya
saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi
dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan
bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran
muatan lokal.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik
dari satuan pendidikan formal lain dan/ nonformal yang sudah
memperoleh akreditasi serta dari masyarakat lingkungan sekitar sebagai
sumber daya potensial yang perlu dikembangkan dan dilestarikan

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 54


keberadaannya, sehingga akan terwujud ciri khas lingkungan dan / sekolah
di sekitarnya.
b. Tujuan
Secara umum Pendidikan Berbasis Keinggulan lokal dan Global
bertujuan memfungsikan Satuan Pendidikan sesuai dengan fitrahnya dan
dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar, yaitu mengembangkan
potensi peserta didik dalam menghadapi perannya di masa mendatang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat lingkungan sekitar.
Secara khusus bertujuan untuk:
1) Mengembangkan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan problema yang dihadapi, khususnya masalah karir.
2) Memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir peserta
didik.
3) Memberikan bekal dengan latihan tentang nilai-nilai keterampilan dasar
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4) Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual.
5) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah dan
lingkungan sekitar, dengan memberi peluang pemanfaatan sumberdaya
yang ada di masyarakat sesuai prinsip MBS.
6) Mengembangkan dan melestarikan sumberdaya lingkungan sekitar
sebagai ciri khas lingkungan.
c. Pendidikan berbasis Unggulan Lokal dan Global di SD Negeri Debong
Kidul Kota Tegal.
Pendidikan Berbasis Unggulan Lokal dan Global di SD Negeri
Debong Kidul Kota Tegal adalah Keterampilan Membatik.
Adapun pelaksanaan Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan
Global diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan ( SBK ) dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran untuk kelas I,
II, dan III, serta 2 jam pelajaran untuk kelas IV, V, dan VI.

Program Ketrampilan Unggulan Lokal Dan Global


SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal

KELAS MATERI
 Memperkenalkan gambar-gambar motif batik
 Memperkenalkan bahan –bahan dan alat-alat yang
I digunakan untuk membatik
 Menggambar pola-poa motif batik sederhana dari bahan
kertas gambar
 Menggambar pola-poa motif batik sederhana dari bahan
kertas gambar
II  Memilih bahan kain untuk membuat pola-pola batik
Membuat pola-pola motif batik dari bahan kain.

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 55


 Membuat pola-pola motif batik dari bahan kain.
 Membuat adonan malam (bahan baku batik)
III  Membatik (cara memegang canting, cara menggoreskan
malam pada kain dengan variasi membuata garis lurus
dan lengkung)
 Membatik sederhan dengan menggoreskan malam
menggunakan canting
 Membatik dengan cara membuat motif-motif batik
IV
sederhana
 Membatik dengan cara membuat motif-motif batik lebih
rumit
 Membatik dengan cara membuat motif-motif batik lebih
rumit
 Mencelup kain hasil batikan ke dala pewarna.
 Menjemurmeniriskan kain hasil celupan pewarna
V  Merebus kain batik untuk melepaskan malam yang
menempel
 Menyetrika kain batik yang sudah jadi
Mengemas hasil karya membatik untuk dipasarkan
 Membatik dengan cara membuat motif-motif batik lebih
rumit
 Mencelup kain hasil batikan ke dala pewarna.
 Menjemur meniriskan kain hasil celupan pewarna
VI
 Merebus kain batik untuk melepaskan malam yang
menempel
 Menyetrika kain batik yang sudah jadi
 Mengemas hasil karya membatik untuk dipasarkan

11. Penguatan Pendidikan Karakter


a. Rasional
Dunia abad XXI sekarang berbeda secara signifikan dengan dunia
abad XX. Dalam skala makro dunia abad XXI sekarang ditandai oleh 6
(enam) kecenderungan penting, yaitu :
 Berlangsungnya revolusi digital yang semakin luar biasa yang
mengubah sendi-sendi kehidupan, kebudayaan, peradaban, dan
kemasyarakatan termasuk pendidikan,
Terjadinya integrasi belahan-belahan dunia yang semakin intensif akibat
internasionalisasi, globalisasi, hubungan-hubungan multilateral,
teknologi komunikasi, dan teknologi transportasi,
 Berlangsungnya pendataran dunia (the world is flat) sebagai akibat
berbagai perubahan mendasar dimensi-dimensi kehidupan manusia
terutama akibat mengglobalnya negara, korporasi, dan individu,

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 56


 Sangat cepatnya perubahan dunia yang mengakibatkan dunia tampak
berlari tunggang langgang, ruang tampak menyempit, waktu terasa
ringkas, dan keusangan segala sesuatu cepat terjadi,
 Semakin tumbuhnya masyarakat padat pengetahuan (knowledge
society), masyarakat informasi (information society), dan masyarakat
jaringan (network society) yang membuat pengetahuan, informasi, dan
jaringan menjadi modal sangat penting, dan
 Makin tegasnya fenomena abad kreatif beserta masyarakat kreatif yang
menempatkan kreativitas dan inovasi sebagai modal penting untuk
individu, perusahaan, dan masyarakat. Keenam hal tersebut telah
memunculkan tatanan baru, ukuran-ukuran baru, dan kebutuhan-
kebutuhan baru yang berbeda dengan sebelumnya, yang harus
ditanggapi dan dipenuhi oleh dunia pendidikan nasional dengan
sebaik-baiknya.
Dalam skala mikro pendidikan, dunia abad XXI sekarang juga
ditandai oleh adanya imperatif-imperatif global pendidikan, di antaranya
Pendidikan untuk Semua (PUS), Pendidikan bagi Pembangunan
Berkelanjutan (ESD), Tujuan Pembangunan Milenium (MDG’s), dan Literasi
Dunia bagi Pemberdayaan. Selain itu, juga ditandai oleh munculnya
temuan-temuan dan pemikiran-pemikiran baru yang berkenaan dengan
dimensi tertentu pendidikan, di antaranya temuan neurosains pendidikan dan
pembelajaran (misalnya hubungan otak dan belajar), munculnya pelbagai
teori kecerdasan, tumbuhnya pemikiran baru pembelajaran (misalnya
blended learning, mindful learning), dan kebijakan baru bidang pendidikan
dan pembelajaran. Lebih jauh lagi, juga muncul pergeseran peranan dan
fungsi pendidikan dalam masyarakat, tugas pranata dan lembaga
pendidikan, dan bentuk organisasional pendidikan serta keberadaan modal
manusia dalam pendidikan. Hal tersebut menimbulkan konsekuensi
tantangan, tuntutan, dan kebutuhan baru dalam sendi-sendi pendidikan
termasuk sendi-sendi pendidikan nasional Indonesia.
Sementara itu, dalam skala regional dan nasional Indonesia, abad
XXI ditandai oleh berbagai perubahan mendasar yang paradigmatis.
Selain Reformasi pada penghujung abad XX, Indonesia memasuki abad XXI
dengan sistem kenegaraan, pemerintahan, bahkan kemasyarakatan dan
kebudayaan yang baru, misalnya orientasi baru pembangunan, desentralisasi,
otonomi daerah, dan demokrasi serta bonus demografi. Di samping itu,
memasuki abad XXI Indonesia mengalami keterbukaan dan interaksi
global yang semakin intensif dan masif. Bagi Indonesia, bahkan tahun
2015 menjadi garis batas agenda berbagai kesepakatan dan kebijakan global
dan nasional Indonesia di berbagai bidang baik bidang pendidikan maupun
non-pendidikan. Berkenaan dengan bidang pendidikan, sebagai contoh,
tahun 2015 merupakan tahun terakhir agenda kebijakan Pendidikan untuk
Semua (Education For All), Tujuan Pembangunan Milenium (Milenium
Development Goals), dan agenda pendidikan nasional. Terkait dengan

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 57


bidang non-pendidikan, tahun 2015 merupakan tahun dimulainya
Masyarakat Ekonomi ASEAN, berlakunya berbagai peraturan perundang-
undangan baru, dan dimulainya kebijakan baru pemerintahan Indonesia.
Oleh karena itu, tahun 2015 menjadi tonggak penting urusan pemerintahan
dan kemasyarakatan Indonesia, salah satunya urusan pendidikan nasional
Indonesia.
Sehubungan dengan itu, sendi-sendi pendidikan nasional
Indonesia perlu ditata kembali atau ditransformasikan sedemikian rupa
sehingga pendidikan nasional Indonesia semakin sanggup memberi
kontribusi berarti bagi kiprah dan kemajuan Indonesia dalam abad
XXI yang sudah mengalami perubahan mendasar yang paradigmatis
sebagaimana telah disinggung di atas. Di samping itu, penataan
kembali atau transformasi pendidikan nasional Indonesia itu dihajatkan
untuk memberikan tanggapan dan jawaban atas berbagai tantangan,
tuntutan, dan kebutuhan baru sebagai konsekuensi berbagai keadaan
kekinian. Hal ini menunjukkan bahwa penataan kembali atau transformasi
pendidikan nasional Indonesia merupakan tugas sejarah (imperatif) yang
harus dikerjakan secara sungguh-sungguh. Dikatakan demikian karena
tiga alasan. Pertama, bangsa-bangsa di dunia yang sekarang mengalami
kemajuan sangat berarti, misalnya Jepang, Singapura, Korea Selatan,
Republik Rakyat Tiongkok, dan Finlandia, telah ditopang atau disangga
oleh pendidikan yang baik, bermutu, dan maju. Dalam berbagai
pemeringkatan pendidikan di aras global, misalnya Learning Curve,
TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study), dan
PISA (Programme for International Student Assessment), negara- negara
tersebut selalu menduduki peringkat atas. Kedua, pelbagai studi
internasional dan nasional tentang pendidikan Indonesia memberikan
justifikasi betapa mendesaknya transformasi pendidikan nasional Indonesia
sekarang. Laporan-laporan Bank Dunia, UNDP, dan UNESCO tentang
pendidikan Indonesia merekomendasikan transformasi secara terarah pada
pendidikan nasional Indonesia supaya Indonesia mampu tumbuh dan
berkembang dengan baik, terhindar dari jebakan-jebakan yang membawa
aneka kemerosotan pada satu sisi dan pada sisi lain mampu memanfaatkan
peluang-peluang yang terbuka. Ketiga, berbagai fakta dan bukti kinerja
pendidikan nasional yang telah dipublikasikan oleh berbagai pihak
mengamanatkan betapa mendesaknya penataan kembali atau transformasi
pendidikan nasional Indonesia secara komprehensif dan sistemis.
Penataan kembali atau transformasi pendidikan nasional Indonesia
tersebut dapat dimulai dengan menempatkan kembali karakter sebagai ruh
atau dimensi terdalam pendidikan nasional berdampingan dengan
intelektualitas yang tercermin dalam kompetensi. Dengan karakter yang
kuat-tangguh beserta kompetensi yang tinggi, yang dihasilkan oleh
pendidikan yang baik, pelbagai kebutuhan, tantangan, dan tuntutan baru
dapat dipenuhi atau diatasi. Oleh karena itu, selain pengembangan

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 58


intelektualitas, pengembangan karakter peserta didik sangatlah penting atau
utama dalam sistem pendidikan nasional Indonesia. Dikatakan demikian
karena pada dasarnya pendidikan bertujuan mengembangkan potensi-
potensi intelektual dan karakter peserta didik.Hal ini telah dilandaskan oleh
berbagai pemikiran tentang pendidikan dan berbagai peraturan perundang-
undangan tentang pendidikan. Sebagai contoh, beberapa puluh tahun lalu
Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, telah menandaskan
secara eksplisit bahwa “Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelec) dan
tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat
memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita” (Karya Ki Hadjar
Dewantara Buku I: Pendidikan). Demikian juga laporan Delors untuk
pendidikan abad XXI, sebagaimana tercantum dalam buku Pembelajaran:
Harta Karun di Dalamnya, menegaskan bahwa pendidikan abad XXI
bersandar pada lima tiang pembelajaran sejagat (five pillar of learning),
yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan
learning to beserta learning to transform for oneself and society. Selain itu,
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional telah menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Selanjutnya,
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) juga terpapar secara tersurat berbagai kompetensi
yang bersangkutan dengan karakter di samping intelektualitas. Ini semua
menandakan bahwa sesungguhnya pendidikan bertugas mengembangkan
karakter sekaligus intelektualitas berupa kompetensi peserta didik.
Sehubungan dengan itu, penyelenggaraan pendidikan nasional
terutama pendidikan dasar dan menengah dapat dikatakan sudah
berada pada jalur yang tepat, karena telah memberikan pendidikan karakter
sekaligus membentuk intelektualitas berupa kompetensi. Meskipun
demikian, proporsi penerapan pendidikan karakter dengan pendidikan
intelektual belum berimbang akibat berbagai faktor. Usaha
penyeimbangan pendidikan karakter dengan pembentukan
kompetensi senantiasa harus dilakukan. Demi kepentingan masa
depan bangsa Indonesia, bahkan sejak sekarang perlu dilakukan
pemusatan (centering) pendidikan karakter dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional Indonesia. Kesadaran sekaligus usaha pemusatan
pendidikan karakter di jantung pendidikan nasional semakin kuat ketika
pada tahun

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 59


2010 pemerintah Indonesia mencanangkan sekaligus melaksanakan
kebijakan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter berlandaskan Rencana
Aksi Nasional (RAN) Pendidikan Karakter Bangsa. Hal tersebut perlu
dilanjutkan, dioptimalkan, diperdalam, dan bahkan diperluas sehingga
diperlukan penguatan pendidikan karakter bangsa. Untuk itu, sejak sekarang
perlu dilaksanakan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dengan
mengindahkan asas keberlanjutan dan kesinambungan.
Gerakan PPK menempati kedudukan fundamental dan strategis
pada saat pemerintah mencanangkan revolusi karakter bangsa sebagaimana
tertuang dalam Nawacita (Nawacita 8), menggelorakan Gerakan Nasional
Revolusi Mental, dan menerbitkan RPJMN 2014—
2019 berlandaskan Nawacita. Sebab itu, Gerakan PPK dapat
dimaknai sebagai pengejawantahan Gerakan Revolusi Mental sekaligus
bagian integral Nawacita. Sebagai pengejawantahan Gerakan Nasional
Revolusi Mental sekaligus bagian integral Nawacita, Gerakan PPK
menempatkan pendidikan karakter sebagai dimensi terdalam atau inti
pendidikan nasional sehingga pendidikan karakter menjadi poros
pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah. Lebih lanjut, Gerakan PPK
perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus
menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter
yang sudah dilaksanakan sampai sekarang. Dalam hubungan ini
pengintegrasian dapat berupa pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di
sekolah, dan luar sekolah (masyarakat/komunitas); pemaduan kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler; pelibatan secara serempak
warga sekolah, keluarga, dan masyarakat; perdalaman dan perluasan dapat
berupa penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi
pada pengembangan karakter siswa, penambahan dan pemajanan kegiatan
belajar siswa, dan pengaturan ulang waktu belajar siswa di sekolah atau luar
sekolah; kemudian penyelerasan dapat berupa penyesuaian tugas pokok
guru, Manajemen Berbasis Sekolah, dan fungsi Komite Sekolah dengan
kebutuhan Gerakan PPK. Baik pada masa sekarang maupun masa akan
datang, pengintegrasian, pendalaman, perluasan, dan penyelarasan
program dan kegiatan pendidikan karakter tersebut perlu diabdikan untuk
mewujudkan revolusi mental atau revolusi karakter bangsa. Dengan
demikian, Gerakan PPK merupakan jalan perwujudan Nawacita dan
Gerakan Revolusi Mental di samping menjadi inti kegiatan pendidikan yang
berujung pada terciptanyarevolusi karakter bangsa.

b. Situasi Saat Ini


Gerakan Nasional Pendidikan Karakter yang secara intensif telah
dimulai sejak tahun 2010 sudah melahirkan sekolah-sekolah rintisan yang
mampu melaksanakan pembentukan karakter secara kontekstual sesuai
dengan potensi lingkungan setempat. Rencana Aksi Nasional Pendidikan

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 60


Karakter 2010 juga memperoleh dukungan dari masyarakat madani dan
Pemerintah Daerah.
Pemerintah menyadari bahwa Gerakan Nasional Revolusi Mental
yang memperkuat pendidikan karakter semestinya dilaksanakan oleh semua
sekolah di Indonesia, bukan saja terbatas pada sekolah-sekolah binaan,
sehingga peningkatan kualitas pendidikan yang adil dan merata dapat
segera terjadi. Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah diharapkan dapat
memperkuat bakat, potensi dan talenta seluruh peserta didik.
Lebih dari itu, pendidikan kita sesungguhnya melewatkan atau
mengabaikan beberapa dimensi penting dalam pendidikan, yaitu olah raga
(kinestetik), olah rasa (seni) dan olah hati (etik dan spiritual) (Effendy,2016).
Apa yang selama ini kita lakukan baru sebatas olah pikir yang
menumbuhkan kecerdasan akademis. Olah pikir ini pun belum mendalam
sampai kepada pengembangan berpikir tingkat tinggi, melainkan baru
pada pengembangan olah pikir tingkat rendah. Persoalan ini perlu diatasi
dengan sinergi berkelanjutan antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan
masyarakat melalui penguatan pendidikan karakter untuk mewujudkan
Indonesia yang bermartabat, berbudaya, dan berkarakter.
Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010
mengeluarkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pendidikan Karakter untuk
mengembangkan rintisan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia dengan
delapan belas (18) nilai karakter. Program ini didukung oleh Pemerintah
Daerah, lembaga swadaya masyarakat sehingga program pendidikan
karakter bisa terlaksana dengan baik.
Banyak satuan pendidikan telah melaksanakan praktik baik (best
practice) dalam penerapan pendidikan karakter. Dampak dari penerapan ini
adalah terjadi perubahan mendasar di dalam esosistem pendidikan dan
proses pembelajaran sehingga prestasi mereka pun juga meningkat. Program
PPK ingin memperkuat pembentukan karakter siswa yang selama ini
sudah dilakukan di banyak sekolah.
Dalam diskusi Praktik Baik Sekolah Pelaksana Penguatan
Pendidikan Karakter yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah pada tanggal 14 September 2016,
Kemendikbud menemukan bahwa sebagian besar sekolah yang diundang
sudah menerapkan pendidikan karakter melalui pembiasaan dengan
kegiatan penumbuhan dan pembudayaan nilai-nilai karakter yaitu yang
disepakati oleh masing-masing sekolah. Kerja sama dan komitmen dari
kepala sekolah, guru, dan orangtua umumnya menjadi menjadi faktor kunci
keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter di masing-masing sekolah
tersebut.
Penerapan penguatan pendidikan karakter akan berjalan dengan
baik bila kepala sekolah sebagai pemimpin mampu menjadi pemimpin
yang dapat dipercaya dan visioner. Menjadi orang yang dapat dipercaya
berarti Kepala Sekolah merupakan sosok berintegritas, mampu menjadi

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 61


manajer yang berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran melalui
pembentukan karakter. Visioner berarti kepala sekolah memiliki visi jauh
ke depan tentang kekhasan, keunikan, dan kualitas sekolah
(schoolbranding) yang akan ia bangun. Kemampuan manajerial kepala
sekolah untuk menggali potensi lingkungan sebagai sumber belajar dan
mengembangkan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan
dalam ekosistem pendidikan yang ada untuk mendukung program
sekolah sangat diperlukan.

c. Nilai-Nilai Utama
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan
kelanjutan dan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter
Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal
ini butir 8 Nawacita: Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi
Mental dalam pendidikan yang hendak mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan
pola pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah. Untuk itu, Gerakan
PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan
yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan. Ada
lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai
yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama
karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap
Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan
ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan
agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk
agama lain.
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi
sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan
sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter
religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan
ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi,
menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian,
percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan,
antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan
kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
2) Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap,
dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 62


budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa
sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
3) Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak
bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,
waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh
tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4) Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama,
inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,
tolong- menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan,
dan sikap kerelawanan.
5) Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,
memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan
moral (integritas moral).
Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai
warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi
tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran,
setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab,
keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang
disabilitas).
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan
berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu
sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan
pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai,
individu dan sekolah pertlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya
baik secara kontekstual maupun universal. Nilai religius sebagai
cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
diwujudkan secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan agama dan
keyakinan masing-masing dan dalam bentuk kehidupan antarmanusia

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 63


sebagai kelompok, masyarakat, maupun bangsa. Dalam kehidupan
sebagai masyarakat dan bangsa nilai- nilai religius dimaksud melandasi
dan melebur di dalam nilai-nilai utama nasionalisme, kemandirian,
gotong royong, dan integritas. Demikian pula jika nilai utama nasionalis
dipakai sebagai titik awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus
dikembangkan berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang
tumbuh bersama nilai-nilai lainnya.

d. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Implementasi PPK


Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dikembangkan dan
dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Prinsip 1 – Nilai-nilai Moral Universal
Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal
yang prinsip-prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari berbagai
macam latar belakang agama, keyakinan, kepercayaan, sosial, dan budaya.
Prinsip 2 – Holistik
Gerakan PPK dilaksanakansecara holistik, dalam arti
pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah
rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan
serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun
melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan
pendidikan.
Prinsip 3 – Terintegrasi
Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional
terutama pendidikan dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan
dengan memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen
pendidikan, bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam
proses pelaksanaan pendidikan.

Prinsip 4 – Partisipatif
Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan
publik seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai
pelaksana Gerakan PPK. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan,
komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait dapat menyepakati
prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah yang
diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk dan strategi
pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK.
Prinsip 5 – Kearifan Lokal
Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara
yang demikian beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi.
Gerakan PPK harus bisa mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 64


nusantara agar dapat berkembang dan berdaulat sehingga dapat memberi
indentitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa Indonesia.
Prinsip 6 – Kecakapan Abad XXI
Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain
kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative
thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill), termasuk
penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran
(collaborative learning).
Prinsip 7 – Adil dan Inklusif
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan
perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat manusia.
Prinsip 8 - Selaras dengan PerkembanganPeserta Didik
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan
perkembangan peserta didik baik perkembangan biologis, psikologis,
maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan keberterimaannya tinggi dan
maksimal. Dalam hubungan ini kebutuhan-kebutuhan perkembangan
peserta didik perlu memperoleh perhatian intensif.
Prinsip 9 – Terukur
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan
prinsip keterukuran agar dapat dimati dan diketahui proses dan hasilnya
secara objektif. Dalam hubungan ini komunitas sekolah mendeskripsikan
nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas pengembangan di
sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan diukur
secara objektif; mengembangkan program-program penguatan nilai-nilai
karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah; dan
mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan oleh sekolah dan
pemangku kepentingan pendidikan.

e. Fokus Gerakan PPK


Gerakan PPK berfokus pada struktur yang sudah ada dalam sistem
pendidikan nasional. Terdapat tiga struktur yang dapat digunakan
sebagai wahana, jalur, dan medium untuk memperkuat pendidikan karakter
bangsa, yaitu: Pertama, Struktur Program, antara lain jenjang dan kelas,
ekosistem sekolah, penguatan kapasitas guru; Kedua, Struktur Kurikulum,
antara lain kegiatan pembentukan karakter yang terintegrasi dalam
pembelajaran(intrakurikuler), kokurikuler, dan ekstrakurikuler; Ketiga,
Struktur Kegiatan, antara lainberbagai program dan kegiatan yang mampu
mensinergikan empat dimensi pengolahan karakter dari Ki Hadjar
Dewantara (olah raga, olah pikir, olah rasa, dan olah hati).
1) Struktur Program

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 65


Struktur program meliputi jenjang dan kelas (SD kelas I-VI;
SMP kelas VII-IX).Pelaksanaan Gerakan PPK pada tiap jenjang
melibatkan dan memanfaatkan ekosistem pendidikan yang ada di
lingkungan sekolah. Pemanfaatan dan pelibatan ekosistem pendidikan
memperkuat dimensi lokal kontekstual pendidikan di daerah, sehingga
Gerakan PPK tidak terlepas dari nilai-nilai karakter yang tumbuh dan
berkembang pada ekosistem pendidikan yang sudah ada. Berbagai
pemangku kepentingan yang ada pada ekosistem pendidikan tersebut
ikut serta dan bersama- sama bertanggungjawab dan bersinergi untuk
memperkuat pembentukan karakter sebagai modal dasar untuk
mewujudkan warga masyarakat yang lebih berbudaya dan memiliki jati
diri bangsa di masa mendatang.
Pelaku kunci dalam Gerakan PPK adalah kepala sekolah,
pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pemangku
kepentingan lain yang relevan dalam pengembangan PPK. Masing-
masing pihak perlu memahami tugas dan fungsinya dalam rangka
keberhasilan pelaksanaan program PPK. Lebih dari itu, kehadiran
orang dewasa di lingkungan pendidikan adalah sebagai guru, yaitu
mereka yang digugu (diikuti) dan ditiru (diteladani) oleh para siswa. Ini
berlaku bagi siapapun yang terlibat dalam kegiatan pendidikan.
2) Struktur Kurikulum
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak
mengubah kurikulum yang sudah ada, melainkan optimalisasi kurikulum
pada satuan pendidikan. Gerakan PPK perlu dilaksanakan di satuan
pendidikan melalui berbagai cara sesuai dengan kerangka kurikulum
yaitu alokasi waktu minimal yang ditetapkan dalam Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum, dan kegiatan ekstrakurikuler yang dikelola oleh
satuan pendidikan sesuai dengan peminatan dan karakteristik peserta
didik, kearifan lokal, daya dukung, dan kebijaksanaan satuan
pendidikan masing-masing.
Pelaksanaan Gerakan PPK disesuaikan dengan kurikulum
pada satuan pendidikan masing-masing dan dapat dilakukan melalui tiga
cara, yaitu :
a) Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur
kurikulum dan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui
kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Sebagai kegiatan
intrakurikuler dan kokurikuler, setiap guru menyusun dokumen
perencanaan pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai mata pelajarannya masing-masing.
Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sesuai
topik utama nilai PPK yang akan dikembangkan/dikuatkan pada
sesi pembelajaran tersebut dan sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran masing-masing. Misalnya,mata pelajaran IPA untuk SMP
mengintegrasikan nilai nasionalisme dengan mendukung konservasi

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 66


energi pada materi tentang energi.
b) Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler,
satuan pendidikan melakukan penguatan kembali nilai-nilai karakter
melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat dilakukan melalui
kolaborasi dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang relevan,
seperti PMI, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan,
museum, rumah budaya, dan lain-lain, sesuai dengan kebutuhan
dan kreativitas satuan pendidikan.
c) Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses
kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga
sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di luar jam pembelajaran untuk
memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi, kondisi,
ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan.
Selain struktur dalam kurikulum, gerakan PPK juga memiliki
struktur pendukung lain yang terdiri atas:
a) Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata kelola yang
sehat, hubungan antarwarga sekolah yang harmonis dan saling
menghargai, lingkungan sekolah yang bersih, ramah, sehat, aman,
dan damai.
b) Pendidikan keluarga dan masyarakat; menjalin keselarasan antara
pendidikan di sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat
3) Struktur Kegiatan
Struktur kegiatan PPK merupakan pilihan berbagai macam
kegiatan bagi pembentukan karakter peserta didik yang
menyeimbangkan keempat dimensi pengolahan pendidikan menurut Ki
Hadjar Dewantara, yaitu olah raga, olah pikir, olah rasa dan olah hati.
Sekolah bisa memilih struktur kegiatan yang akan mendorong
terbentuknya keunikan, kekhasan, dan keunggulan sekolah (school
branding). Pilihan prioritas kegiatan PPK diharapkan dapat mendorong
sekolah menemukan branding yang menggambarkan kekhasan dan
keragaman budaya masing-masing.
Kegiatan-kegiatan yang mendukung terbentuknya branding
sekolah antara lain: kegiatan akademik, non-akademik seperti olahraga,
kegiatan ekstrakurikuler, pemanfaatan perpustakaan (mengatur jadwal
berkunjung, mengikuti lomba perpustakaan, dan pemberian
penghargaan kepada siswa dan guru yang secara rutin hadir di
perpustakaan), dan pemanfaatan potensi lingkungan, seperti sanggar seni
dan museum.

f. Basis Gerakan PPK


Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur
kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 67


pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat/
komunitas (Albertus, 2015).
1) Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
 Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi
kurikulum dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun
terintegrasi dalam mata pelajaran.
 Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi
pengajaran.
 Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.
2) Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah
 Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian
sekolah.
 Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan pendidikan.
 Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.
 Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi
siswa melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
 Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah.
 Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.
3) Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat
 Memperkuat peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai
pemangku kepentingan utama pendidikan.
 Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber
pembelajaran seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan
budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri.
 Mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program yang ada
dalam lingkup akademisi, pegiat pendidikan, dan LSM.
 Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama dengan
pemerintah daerah, kementerian dan lembaga pemerintahan, dan
masyarakat pada umumnya.

g. Tujuan PPK
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan
makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama
penyelenggaraan pendidikan.
2) Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045
menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan
abad 21.
3) Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi
pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa
(estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik).
4) Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala
sekolah, guru, siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung
perluasan implementasi pendidikan karakter.

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 68


5) Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumber-
sumber belajar di dalam dan di luar sekolah.
6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam
mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

h. Manfaat dan Implikasi Gerakan PPK


Gerakan PPK memiliki manfaat dan implikasi sebagai berikut:
NO MANFAAT ASPEK PENGUATAN

1 Penguatan karakter siswa dalam Revitalisasi manajemen berbasis


mempersiapkan daya saing siswa sekolah
dengan kompetensi abad 21,
yaitu: berpikir kritis, kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi

2 Pembelajaran dilakukan Sinkronisasi intra-kurikuler, ko-


terintegrasi di sekolah dan di luar kurikuler, ekstrakurikuler, dan
sekolah dengan pengawasan guru non-kurikuler, serta sekolah
terintegrasi dengan kegiatan
komunitas seni budaya, bahasa
dan sastra, olahraga, sains, serta
keagamaan

3 Revitalisasi peran Kepala Sekolah Deregulasi penguatan kapasitas


sebagai manager dan Guru dan kewajiban Kepala
sebagai inspirator PPK Sekolah/Guru

4 Revitalisasi Komite Sekolah Penyiapan prasarana/sarana


sebagai badan gotong royong belajar (misal: pengadaan buku,
sekolah dan partisipasi konsumsi, peralatan kesenian,
masyarakat alat peraga, dll) melalui
pembentukan jejaring kolaborasi
pelibatan publik

5 Penguatan peran keluarga melalui Implementasi bertahap dengan


kebijakan pembelajaran 5 (lima) mempertimbangkan kondisi
hari infrastruktur dan keberagaman
kultural daerah/ wilayah

6 Kolaborasi antar K/L, Pemda, Pengorganisasian dan sistem


lembaga masyarakat, penggiat rentang kendali pelibatan publik
pendidikan dan sumber-sumber yang transparan dan akuntabel
belajar lainnya

i. Konsep-Konsep Dasar

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 69


Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang
yang mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors),
motivasi (motivations), dan keterampilan (skills) sebagai manifestasi dari
nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi
kesulitan dan tantangan. Karakter mengandung nilai-nilai yang khas- baik
(tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan
berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam diri dan
terejawantahkan dalam perilaku. Karakter merupakan kemampuan individu
untuk mengatasi keterbatasan fisiknya dan kemampuannya untuk
membaktikan hidupnya pada nilai-nilai kebaikan yang bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang lain. Dengan demikian, karakter yang kuat membentuk
individu menjadi pelaku perubahan 3bagi diri sendiri dan masyarakat
sekitarnya (Albertus, 2015). Karakter secara oheren memancar dari hasil olah
pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau
sekelompok orang.
Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan di
sekolah untuk memperkuat karakter melalui proses pembentukan,
transformasi, transmisi, dan pengembangan potensi peserta didik dengan
cara harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir
(literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik) sesuai falsafah hidup
Pancasila. Untuk itu diperlukan dukungan pelibatan publik dan kerja sama
antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Penguatan pendidikan karakter merujuk pada lima nilai utama yang
meliputi; (1) religius; (2) nasionalis; (3) mandiri; (4) gotong royong; (5)
integritas. Strategi implementasi PPK di satuan pendidikan dapat dilakukan
melalui kegiatan berikut ini :
1) Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh sekolah secara teratur dan terjadwal, yang wajib diikuti oleh setiap
peserta didik. Program intrakurikuler berisi berbagai kegiatan untuk
meningkatkan Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Dasar
yang harus dimiliki peserta didik yang dilaksanakan sekolah secara
terus-menerus setiap hari sesuai dengan kalender akademik.
2) Kegiatan kurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang terkait dan
menunjang kegiatan intrakurikuler, yang dilaksanakan di luar jadwal
intrakurikuler dengan maksud agar peserta didik lebih memahami dan
memperdalam materi intrakurikuler. Kegiatan kokurikuler dapat berupa
penugasan, proyek, ataupun kegiatan pembelajaran lainnya yang
berhubungan dengan materi intrakurikuler yang harus diselesaikan oleh
peserta didik.
3) Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter yang
dilaksanakan di luar jam pembelajaran (intrakurikuler). Aktivitas
ekstrakurikuler berfungsi menyalurkan dan mengembangkan minat dan

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 70


bakat peserta didik dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kearifan lokal, dan daya dukung yang tersedia

12. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan


1. Nilai – Nilai Kewirausahaan
UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Indikator kuantitatif terhadap mutu hasil pendidikan yang selama ini
digunakan diantaranya adalah: Ujian Nasional (UN), persentase kelulusan,
angka drop out (DO), angka mengulang kelas, persentase lulusan yang
melanjutkan ke jenjang pendidikan di atasnya, sedangkan Indikator kualitatif
terhadap mutu hasil pendidikan anatara lain meliputi: kemampuan beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pembentukan sikap dan
perilaku wirausaha peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika,
bermoral, sopan santun, memiliki sikap dan perilaku wirausaha, belum dapat
diketahui secara pasti.
Kenyataan yang ada, pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih
kurang memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia
pendidikan maupun masyarakat.
Jalan keluar yang ditempuh dengan pengintegrasian pendidikan
kewirausahaan di setiap satuan pendidikan formal maupun non formal.
Pengembangan nilai-nilai kewirausahaan merupakan sebuah proses
panjang dan berkelanjutan dimulai dari awal peserta didik masuk sampai
selesai dari suatu satuan pendidikan.
Materi nilai-nilai kewirausahaan bukanlah bahan ajar biasatetapi nilai
kewirausahaan diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran, bisa melalui
materi, metode, maupun penilaian.
SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal mengintegrasikan nilai – nilai
Kewirausahaan kedalam mata pelajaran berdasarkan :
1) Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan
Nasional Memasyarakatkan dan membudayakan Kewirausahaan.
2) Surat Keputusan Bersama Menteri Negara Koperasi – UKM
dan Menteri Pendidikan Nasional No. 02/SKB/MENEG/VI/2000 dan No.
4/U/SKB/2000 tanggal 29 Juni 2000 tentang Pendidikan Perkoperasian
dan Kewirausahaan.
2. Deskripsi Nilai – Nilai Kewirausahaan

NILAI DESKRIPSI
1. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 71


perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
2. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
3. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai
habatan
4. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil berbeda dari apa yang telah dimiliki
5. Inovatif Kemampun untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk
meningkatkan dan memperkaya kehidupan
6. Mandiri Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
7. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya
8. Kerja sama Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
mampu menjalin hubungan dengan orang lain dalam
melaksanakan tindakan, dan pekerjaan.
9. Kepemimpinan Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka terhadap
saran dan kritik, mudah bergaul dan bekerjasama dengan
orang lain
10. Ulet Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah menyerah
untuk mencapai suatu tujuan dengan berbagai alternatif
11. Berani Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan yang
Menanggung menantang, berani dan mampu mengambil risiko kerja
Resiko
12. Komitmen Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang
lain.
13. Realistis Kemampuan menggunakan fakta/realita sebagai landasan
berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan
keputusan maupun tindakan/perbuatannya.
14. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui secara mendalam dan luas dari apa yang yang
dipelajari, dilihat, dan didengar
15. Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 72


16. Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
akan Prestasi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain
17. Percaya diri Sikap dan tindakan yang menghargai kemampuan diri dan
berani menampilkan kemampuannya tanpa bergantung
pada orang lain

3. Pemetaan Karakteristik & Nilai – Nilai Serta Kompetensi


Kewirausahaan Di Sekolah Dasar

NILAI-NILAI KOMPETENSI
KARAKTERISTIK KEWIRA- KEWIRA-
DESKRIPSI
PESERTA DIDIK
USAHAAN USAHAAN
1. Kemampuan 1. Percaya diri Sikap dan 1. Berani tampil di
mengurutan objek tindakan yang depan kelas
menurut ukuran, menghargai 2. Berani
bentuk, atau ciri kemampuan diri menjelaskan
lainnya. dan berani tentang materi
menampilkan pelajaran di
kemampuannya depan kelas
tanpa bergantung
pada orang lain
2. Kemampuan 2. Disiplin Tindakan yang 1. Masuk kelas
memberi nama dan menunjukkan tepat waktu
mengidentifikasi perilaku tertib dan 2. Menyelesikan
serangkaian benda patuh pada tugas tepat
menurut tampilan, berbagai waktu
maupun ukuran. ketentuan dan
3. Mentaati
3. Mulai peraturan.
peraturan
mempertimbangka sekolah
n bebe-rapa aspek
4. Tertib
dari suatu
berpakaian
permasalahan
untuk bisa 3. Jujur Perilaku yang 1. Tidak nyontek
memecahkannya. didasarkan pada hasil kerja orang
4. Mulai memahami upaya menjadikan lain
bahwa jumlah atau dirinya sebagai 2. Menghasilkan
benda-benda dapat orang yang selalu sesuatu dengan
diubah. dapat dipercaya ide sendiri
dalam perkataan,
5. Mulai memahami 3. Menjawab
tindakan, dan
bahwa kuantitas, pertanyaan guru
pekerjaan.
tentang sesuatu

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 73


panjang, atau berdasarkan apa
jumlah benda- yang
benda adalah tidak diketahuinya
berhubungan
4. Mandiri Sikap dan prilaku 1. Mampu
dengan tampilan
yang tidak mudah melakukan tugas
dari benda-benda
tergantung pada tanpa bantuan
tersebut.
orang lain dalam orang lain
menyelesaikan 2. Mampu
tugas-tugas mencarisumber
belajar di perpus
sendiri
3. Mampu
mengerjakan
ujian sendiri
5. Kreatif Berpikir dan 1. Mampu
melakukan membuat karya 47
sesuatu untuk tulis/seni
menghasilkan 2. Membuat
cara atau hasil berbagai kalimat
berbeda dari apa baru dengan
yang telah kata-kata
dimiliki sendiri
3. Mengusulkan
suatu kegiatan
baru di kelas
6. Tanggung- Sikap dan 1. Mampu
jawab perilaku melaksanakan
seseorang yang tugas yang
mau dan mampu menjadi
melaksanakan tanggung
tugas dan jawabnya
kewajibannya 2. Mengerjakan
semua tugas
dengan sungguh-
sungguh
1) Kepemimpi- Sikap dan 1. Mampu
nan perilaku mengkoordinir
seseorang yang teman-teman
selalu terbuka dlm kelompok
terhadap saran 2. Mampu
dan kritik,mudah

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 74


bergaul dan menerima kritik
bekerjasama dari teman
dengan orang lain 3. Mampu
menerima saran
dari teman
6. Penghilangan sifat 8. Kerja Keras Perilaku yang 1. Mencari
Egosentrisme menunjukkan informasi dari
upaya sungguh- sumber di luar
sungguh dalam buku pelajaran
menyelesaikan 2. Menggunakan
tugas dan sebagian besar
mengatasi waktu di kelas
berbagai habatan maupun di luar
kelas untuk
belajar
9. Rasa ingin Sikap dan 3. Bertanya kepada
tahu tindakan yang guru dan teman
selalu berupaya tentang materi
untuk mengetahui pelajaran
secara mendalam 4. Bertanya atau
dan luas dari apa membaca
yang yang sumber di luar
dipelajari, dilihat, buku teks
dan didengar tentang materi
yang terkait
dengan pelajaran
5. Bertanya tentang
sesuatu yang
terkait dengan
materi pelajaran
tetapi di luar
yang dibahas di
kelas
10. Komunika Tindakan yang 1. Mendengarkan
tif memperlihatkan pendapat orang 48
rasa senang lain secara aktif
berbicara, 2. Memberikan
bergaul, dan pendapat dalam
bekerja sama kerja kelompok
dengan orang lain atau diskusi di

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 75


kelas
11. Kerja sama Perilaku yang 1. Mengerjakan
didasarkan pada tugas secara
upaya menjadikan kelompok
dirinya mampu 2. Mau berbagi
menjalin dengan sesama
hubungan dengan teman
orang lain dalam
melaksanakan
tindakan, dan
pekerjaan.
12. Berani Kemampuan 1. Menyukai tugas
Menangung seseorang untuk yang menantang
menyukai 2. Merani
Resiko
pekerjaan yang menerima akibat
menantang, dari perbuatan-
berani dan nya sendiri
mampu
mengambil risiko
kerja
13. Sikap dan 1. Mengerjakan
Menghargai tindakan yang tugas dari guru
akan Prestasi mendorong dg sebaik
dirinya untuk baiknya
menghasilkan 2. Berlatih keras
sesuatu yang untuk berprestasi
berguna bagi dalam olah raga
masyarakat, dan dan kesenian
mengakui dan
3. Menghargai hasil
menghormati
karya sendiri dan
keberhasilan
orang lain
orang lain
14. Komitmen Kesepakatan 1. Mematuhi
mengenai sesuatu kesepakatan
hal yang dibuat dengan orang
oleh seseorang, lain
baik terhadap 2. Mematuhi
dirinya sendiri kesepakatan
maupun orang terhadap dirinya
lain. sendiri
15. Ulet Sikap dan 1. Tidak mudah

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 76


perilaku menyerah dalam
seseorang yang mengerjakan
tidak mudah tugas
menyerah untuk 2. Melakukan
mencapai suatu berbagai
tujuan dengan alternatif dalam
berbagai alternatif mengerjakan
tugas
16. Realistis Kemampuan 1. Berfikir rasional
menggunakan 2. Konsisten antara 49
fakta/realita berfikir dan
sebagai landasan bertindak
berpikir yang
3. Berfikir solutif
rasionil dalam
setiap
pengambilan
keputusan
maupun
tindakan/perbuata
nnya.

13. Pengintegrasian Pendidikan Anti Korupsi


a. Nilai – Nilai Pendidikan Anti Korupsi
Salah satu wujud perhatian pemerintah terhadap korupsi adalah
menetapkan kebijakan tentang pemberantasan korupsi yang dituangkan dalam
Instruksi Presiden (Inpres) No 5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi. Pada bagian Diktum ke-11 (Instruksi Khusus) poin ke 7
menugaskan kepada Menteri Pendidian Nasional untuk menyelenggarakan
pendidikan yang berisikan substansi penanaman semangat dan perilaku
antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan baik formal dan nonformal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Kementerian Pendidikan
Nasional melalui Direktorat Jenderal Mananjemen Pendidikan Dasar dan
Menengah menyusun Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi melalui
Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian untuk
satuan pendidikan tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiah (SMP/MTs), Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menegah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). Korupsi dalam konteks
pendidikan adalah tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi korupsi,
merupakan keseluruhan upaya untuk mendorong generasi-generasi
mendatang mengembangkan sikap menolak secara tegas setiap bentuk tindak
korupsi. Pendidikan Antikorupsi sangat penting dilakukan melalui jalur

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 77


pendidikan, dengan harapan agar generasi muda secara sadar bertanggung
jawab dan mampu membangun nilai-nilai antikorupsi.
Pendidikan Anti Korupsi adalah Upaya memberikan pemahaman dan
penanaman nilai-nilai kepada peserta didik agar berperilaku anti korupsi
Pendidikan Anti Korupsi menfokuskan pada penanaman nilai-nilai pada
generasi muda, sehingga akan muncul sistem nilai yang terinternalisasi pada
diri generasi muda sebagai pedoman hidup (tidak melakukan korupsi) dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Untuk mewujudkan Pendidikan Anti-Korupsi,  pendidikan di sekolah
harus diorientasikan pada tataran moral action, agar peserta didik tidak hanya
berhenti pada kompetensi kognitif (KNOWLEDGE competence) saja, tetapi
sampai memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habit) dalam mewujudkan
nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari MORAL ACTION. Lickona (1991),
menyatakan bahwa untuk mendidik moral anak sampai pada tataran moral
action diperlukan tiga proses pembinaan yang berkelanjutan mulai dari proses
moral knowing, moral feeling, hingga sampai pada moral action

Berdasarkan Surat Dirjen Kemendikbud No, 1288/C.CI/KP/2012


tanggal, 13 Maret 2012 tentang Pendidikan Anti Korupsi pada Pelajaran PKn
tahun 2012/2013, maka Kurikulum SD Debong Kidul Kota Tegal
mengintegrasikan Pendidikan Anti Korupsi kedalam Pelajaran PKn dengan
nilai-nilai Anti-Korupsi yang perlu ditanamkan kepada generasi muda yaitu
Kesetaraan, Kebersamaan, Komitmen, Konsekuen, Kemilikan, Hemat,
Bijaksana, Iklas, Berbagi, Rajin, Sportif, Tanggung Jawab, Disiplin, Jujur,
Sederhana, Kerja Keras, Mandiri, Adil, Berani, Peduli.

NILAI – NILAI YANG


BIDANG PERILAKU ANTI KORUPSI
DITANAMKAN
Politik 1. Kebijakan didasarkan pada Jujur, Adil, Tanggung
kepentingan bersama. Jawab, Berani,
2. Melaksanakan kebijakan didasari
pada sikap menjunjung tinggi
kebenaran.
3. Melaksanakan pengawasan secara
adil dan berani
Sosial 1. Menepati janji Jujur, Adil, Tanggung
2. Tidak diskriminatif dalam Jawab, Berani, disiplin
memberikan layanan
3. Tidak nepotisme dan kolusi
Ekonomi 1. Melakukan persaingan secara Jujur, Adil, Tanggung
sehat Jawab, Berani, disiplin,
2. Tidak melakukan penyuapan Kerja keras

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 78


3. Tidak boros dalam menggunakan
sumber daya
4. Tidak melakukan penyimpangan
alokasi dan distribusi
Hukum 1. Tidak melakukan penggelapan Jujur, Adil, Tanggung
dana Jawab, Berani, disiplin,
2. Tidak melakukan pemalsuan Kerja keras
dokumen, surat, dan tanda tangan
3. Tidak melakukan pencurian dana
dan barang sehingga dapat
merugikan pihak lain.
4. Tidak memberikan atau
menerima gratifikasi.
5. Tidak melakukan
persekongkolan dalam membuat
keputusan.

b. Aspek Indikator dan Nilai Acuan

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

ASPEK DAN INDIKATOR NILAI ACUAN


1. Politik: KESETARAAN: kesejajaran, sama
a. Membuat kebijakan tingkatan/ kedudukan, sebanding,
didasarkan pada kepentingan sepadan, seimbang.
umum/bersama (adil, berani)
b. Melaksanakan kebijakan KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti
didasari pada sikap rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib
menjunjung tinggi kebenaran sepenanggungan, dan merasa menjadi
(jujur, berani) satu kesatuan (integritas),
c. Melaksanakan pengawasan
kebijakan secara tidak tebang KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan
pilih (adil, berani) untuk melakukan sesuatu (yang telah

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 79


disepakati), kontrak.
2. Sosiologi:
a. Menepati janji (tanggung KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang
jawab) dikatakan/diperbuat, berwatak teguh,
b. Tidak diskriminatif dalam tidak menyimpang dari apa yang sudah
memberikan layanan (adil) diputuskan
c. Tidak nepotisme (adil,
mandiri) KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
d. Tidak kolusi (jujur, mandiri)
HEMAT: berhati-hati dalam
3. Ekonomi: membelanjakan uang, tidak boros,
a. Melakukan persaingan secara cermat.
sehat (tanggung jawab, jujur,
kerja keras) BIJAKSANA: selalu menggunakan akal
b. Tidak menyuap (jujur) budinya (pengalaman dan
c. Tidak boros dalam pengetahuannya), arif, tajam pikiran,
menggunakan sumber daya pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.)
(sederhana, tanggung jawab)
d. Tidak melakukan IKHLAS:bersih hati, tulus hati.
penyimpangan alokasi dan
distribusi (jujur, peduli, BERBAGI: membagi sesuatu bersama,
tanggung jawab) membagi diri, saling memberi
pengalaman.
4. Hukum:
a. Tidak melakukan RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.),
penggelapan dana, pajak, tekun, sungguh2 bekerja, selalu
barang, dan sebagainya berusaha giat, terus menerus.
(jujur, tanggung jawab)
b. Tidak melakukan pemalsuan SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak
dokumen, surat, tanda (tetap pendirian, tetap memegang
tangan, dan sebagainya keadilan).
(jujur, tanggung jawab)
c. Tidak melakukan pencurian TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib
dana, barang, waktu, ukuran menanggung segala sesuatunya (kalau
yang merugikan pihak lain, terjadi apa-apa boleh dituntut,
dan sebagainya (jujur, dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
tanggung jawab, disiplin) Misalnya berani dan siap menerima
d. Tidak melakukan penipuan resiko, amanah, tidak mengelak, dan
terhadap pihak lain (jujur) berbuat yang terbaik), hak fungsi
e. Tidak melakukan menerima pembebanan sebagai akibat
persekongkolan dalam sikap pihak sendiri atau pihak lain,
membuat putusan (tanggung melaksanakan dan menyelesaikan tugas
jawab) dengan sungguh-sungguh.
f. Tidak melakukan perusakan

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 80


terhadap barang/fasilitas DISIPLIN: tata tertib, ketaatan
milik negara (tanggung (kepatuhan) pada peraturan, tepat
jawab, peduli) waktu, tertib, dan konsisten.
g. Tidak memberikan atau
menerima gratifikasi (jujur, JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus,
sederhana) dapat dipercaya, berkata dan bertindak
h. Tidak menyalahi/melanggar benar, mengungkapkan sesuatu sesuai
aturan (disiplin, tanggung dengan kenyataan (tidak berbohong),
jawab) dan punya niat yang lurus terhadap
setiap tindakan.

14. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas


a. Nilai – Nilai Pendidikan Lalu Lintas
Lalu lintas mempunyai peran strategis dalam mendukung
pembangunan nasional, maka Lalu lintas dan angkutan jalan sebagai bagian
dari sistem transportasi nasional harus dikembangkan potensi dan perannya
untuk mewujudkan keamanan, keselamanatan, ketertiban, dan kelancaran
berlalu lintas.
Sisi lain angka kecelakaan di jalan raya terus meningkat dari tahun
ke tahun (Zahara, Rita 2010) sedangkan Upaya pemerintah yang dilakukan
secara represif, tidak membuat jera pengguna jalan lalu lintas, walaupun
sudah diberlakukan Undang – Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009.
Berdasar latar belakang tsb, maka Kepolisian RI melakukan
kerjasama (MoU) dengan Kemendiknas Tgl. 8 Maret 2010 No.
03/III/KB/2010 dan No. B/9/III/2010 tentang Pendidikan Berlalu Lintas
Dalam Pendidikan Nasional serta melalui Ditjen. Mandikdasmen dibentuk
tim penyusun Panduan Pembelajaran Pendidikan Lalu Lintas untuk guru
SD, SMP, SMA dan yang sederajat.
Pengertian Pendidikan lalu Lintas adalah usaha sadar untuk
menumbuhkan kesadaran tertib lalu lintas, sehingga peserta didik mampu
mengendalikan atau mengurangi timbulnya kecelakaan lalu lintas
Dalam konteks pendidikan, ” Pendidikan lalu lintas berarti
melakukan serangkaian usaha secara terprogram dan tersistem untuk
melahirkan generasi yang memiliki etika dan budaya tertib berlalu lintas
dengan menfokuskan pada penanaman pengetahuan tentang tata cara
berlalu lintas (transfer of knowledge) dan menanamkan nilai-nilai
(tranform of values) etika dan budaya tertib berlalu lintas dan membangun
perilaku pada generasi muda “
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka Kurikulum SD
Debong Kidul Kota Tegal mengintegrasikan Pendidikan Lalu Lintas ke
dalam mata pelajaran PKN.
Pengertian Pendidikan lalu Lintas adalah usaha sadar untuk
menumbuhkan kesadaran tertib lalu lintas, sehingga peserta didik mampu
mengendalikan atau mengurangi timbulnya kecelakaan lalu lintas dalam

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 81


konteks pendidikan, ” Pendidikan lalu lintas berarti melakukan serangkaian
usaha secara terprogram dan tersistem untuk melahirkan generasi yang
memiliki etika dan budaya tertib berlalu lintas dengan menfokuskan pada
penanaman pengetahuan tentang tata cara berlalu lintas (transfer of
knowledge) dan menanamkan nilai-nilai (tranform of values) etika dan
budaya tertib berlalu lintas dan membangun perilaku pada generasi muda “
Tujuan Pendidikan lalu Lintas antara lain :
a. Agar generasi muda secara sadar mampu mengimplementasikan sistem
nilai yaitu etika dan budaya berlalu lintas yang aman, santun, selamat,
tertib dan lancar yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
b. Merubah perilaku pemakai jalan (road user behavior)
c. Menurunkan pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas
d. Memberikan infolantas

Materi yang ditanamkan pada peserta didik meliputi :


a. Pengertian Lalu Lintas dan Peraturan Perundangan Berlalu Lintas
b. Pentingnya Rambu-rambu Lalu Lintas dan Marka Jalan.
c. Alat Pemberi Isyarat Pengatur Lalu Lintas
d. Pengamanan Diri Sebagai Pemakai Jalan
e. Tata Cara Berlalu Lintas yang Benar dan Tips Aman Perjalanan
f. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Berlalu Lintas.
g. Peran Masyarakat dalam Penyelenggaraan Lalu Lintas
h. Praktik Isyarat Pengaturan Lalu Lintas

Aspek pendidikan lalu Lintas :


a. Aspek sosiologi, artinya dalam berlalu lintas lebih mengarah terciptanya
saling menghargai dan menghormati sesama pengguna jalan.
b. Aspek ekonomi, artinya dalam berlalu lintas lebih mengarah kepada
terciptanya efisiensi dan efektivitas di jalan raya.
c. Aspek hukum, artinya dalam berlalu lintas selalu memedomani ketentuan
yang berlaku
d. Aspek politik, artinya dalam menciptakan etika dan budaya tertib berlalu
lintas diperlukan public policy yang lebih memperhatikan kepentingan
umum.
Keterkaitan Pendidikan Kewrganegaraan dan Pendidikan Lalu Lintas :
1) Aspek Konsep
 Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi
warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945
 Upaya untuk mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan
sikap dan etika berlalu lintas, yang sopan, aman, nyaman, tertib dan
selamat, baik bagi dirinya maupun orang lain

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 82


 keduanya mefokuskan pada pembentukan sikap dan perilaku yang
sesuai sistem nilai yang diterima oleh masyarakat Indonesia.
2) Aspek Tujuan
 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di persekolahan adalah antara
lain berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
termasuk anti-korupsi
 Agar generasi muda secara sadar mampu membangun sistem nilai
yaitu etika dan budaya berlalu lintas yang aman, santun, selamat, tertib
dan lancar yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
 Jadi PKN erat hubungannya dengan pll.
3) Aspek Karakteristik
 Karakteristik PKn adalah pembelajaran pengetahuan, karakter/sikap
dan ketrampilan kewarganegaraan.
 Ketiga hal tersebut merupakan bekal bagi peserta didik untuk
meningkatkan kecerdasan multidemensional yang memadai untuk
menjadi warga negara yang baik.
 Karakter kewarganegaraan, adalah karakter warga negara yang
memahami akan hak dan kewajibannya. Pendidikan Anti Korupsi juga
membina karakter bangsa melalui pendidikan nilai-nilai kebaikan.
 Pendidikan Lalu Lintas juga membina karakter bangsa melalui
pendidikan nilai-nilai, etika dan budaya tertib lalu lintas
 Dengan demikian PKn dan PLL memiliki karakteristik yang sama.
4) Aspek Sasaran
 PKn mengarah kepada terbentuknya manusia yang cerdas, trampil,
kreatif, menaati peraturan yang berlaku, berpartisipasi secara aktif,
bertanggung jawab, berpikir kritis, logis, inovatif dan mampu
memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai warga
negara yang memahami hak dan kewajibannya, dan pada akhirnya
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
 Pendidikan Lalu Lintas mendorong orang menunjukkan sikap, etika
dan budaya tertib dalam berlalu lintas. Orang yang menujukkan sikap,
etika dan budaya tertib berlalu lintas, dilandasi oleh kesadaran menaati
peraturan perundangan yang berlaku.
5) Aspek Standar Kelulusan
 Memahami dan menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma
kebiasaan, adat istiadat, dan peraturan, dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, termasuk peraturan perundangan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
 Menampilkan perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, termasuk mentaati rambu-rambu lalu
lintas.
 Menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan kehidupan demokrasi
dan kedaulatan rakyat, seperti memberi kesempatan penyeberang jalan,

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 83


 Menunjukkan sikap kritis dan apresiatif terhadap dampak globalisasi
 Memahami prestasi diri untuk berprestasi sesuai dengan
keindividuannya
 Secara implisit indikator ketercapaian pendidikan lalu lintas, sudah
tertuang dalam standar kelulusan pada mata pelajaran PKn
 Seperti sikap positif terhadap norma-norma, berarti mentaati semua
aturan yang ada termasuk Peraturan lalu Lintas.
 Menampilkan perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, termasuk mentaati rambu-rambu lalu
lintas merupakan wujud perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945.
 Dengan demikian terdapat keterkaitan antara SKL PKn dengan tujuan`
Langkah-Langkah Integrasi Pendidikan Lalu Lintas Melalui Pkn
 Telaah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
dimungkinkan untuk disisipkan aspek dan materi pendidikan lalu
lintas.
 Dari hasil telaah SK/KD kemudian disusunlah “Model Integrasi
Pendidikan Lalu Lintas ke Materi PKn dari SK/KD tersebut.
 Kemudian disusunlah Silabus PKn SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA/SMK yang bercirikan Integrasi Pendidikan Lalu Lintas
 Langkah akhir adalah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang terintegrasi Pendidikan Lalu Lintas
 Implementasi proses pembelajaran pendidikan lalu lintas mengacu
kepada RPP yang sudah terintegrasi oleh materi Pendidikan Lalu
Lintas.

15. Pelaksanaan Program Adiwiyata


Berdasarkan Surat Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa
Tengah No. 660.I/BLH,I/0414 tanggal 1 Maret tentang Pelaksanaan Adipura
dan Adiwiyata, maka Kurikulum SD Debong Kidul Kota Tegal memasukan
Pendidikan Program Pendidikan Adiwiyata ke dalam budaya sekolah dengan
komponen standard dan Implementasinya Sebagai berikut :
a. Kebijakan berwawasan Lingkungan
Upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
b. Berbasis Lingkungan
 Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran lingkungan hidup
 Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup
c. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipasi
 Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang terencana bagi warga sekolah

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 84


 Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidupdengan bergagai pihak .
d. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
 Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang raamah lingungan
 Peningkatan kualitas pengelolaan sapras yang ramah lingkungan di
sekolah.
e. Pengertian Adiwiyata
Adiwiyata adalah tempat dalam hal ini sekolah yang baik dan ideal,
dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta
etika yang dapat menajdi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan
hidup dan cita – cita pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian Program
Adiwiyata berusaha mendorong terciptanya pengetahuan & kesadaran warga
sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
f. Tujuan
Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat
pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari
warga sekolah tersebut dapat bertanggungjawab dalam upaya-upaya
penyelamatan LH dan pembangunan berkelanjutan.
g. Indikator Adiwiyata
 Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan.
 Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan.
 Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif.
 Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah.
h. Kriteria Masing – Masing Indikator
1) Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
a) Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
b) Kebijakan sekolah untuk mengembangkan pembelajaran lingkungan
hidup.
c) Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga
kependidikan dan non-kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan
hidup.
d) Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
e) Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah
yang bersih dan sehat.
f) Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi
kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup.
g) Adanya kebijakan sekolah lainnya yang mendorong terwujudnya
sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
2) Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan:
a) Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran dan
monolitik.
b) Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan
hidup yang ada di masyarakat sekitar.

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 85


c) Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
d) Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.
3) Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif:
a) Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang
lingkungan hidup berbasis patisipatif di sekolah.
b) Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak
luar.
c) Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan
pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
4) Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah:
a) Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk
pendidikan lingkungan hidup.
b) Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar
kawasan sekolah.
c) Penghematan energi.
d) Penghematan air.
e) Penghematan alat tulis sekolah
f) Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat.
g) Pengembangan sistem pengelolaan sampah.
h) Pengembangan moda transportasi sekolah yang ramah lingkungan.

Kurikulum 2018/2019 SD Debong Kidul 86

Anda mungkin juga menyukai