Anda di halaman 1dari 21

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT KAJANG KECAMATAN

BULUKUMPA KABUPATEN BULUKUMBA

ASWAR WAHYU
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar
Aswarwahyu25@gmail.com

Abstrak

Aswar Wahyu. 2018.Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Kajang Kecamatan


Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Makassar.
(Pembimbing I Dr.Ibrahim, S.Ag.,M.Pd dan Pembimbing II Hasni, S.Pd.,M.Pd).
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui proses perubahan sosial budaya pada
masyarakat Kajang Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba, (2) Mengetahui faktor
yang mempengaruhi perubahan sosial budaya masyarakat Kajang kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba. (3) Mengetahui dampak perubahan sosisal budaya terhadap
masyarakat Kajang Kecamatan Bulukumpa Kabaupaten Bulukumba, sehingga peneliti
ikut berpartisipasi di lapangan dan melakukan observasi dan pengamatan serta
mengkumpulkan data secara detail untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di
Kawasan Ammatoa Kajang Kabupaten Bulukumba.Hasil penelitian dapat diketahui
bahwa: (1) Proses perubahan sosial budaya pada masyarakat Kajang Kecamatan
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba dilihat dari Difusi, Akulturasi, Asimilasidan Akomodasi
yang merupakan pengaruh dari proses perubahan sosial budaya, sehingga masyarakat
mengalami perubahan sistem sosial yang menyangkut aspek kehidupan. (2) Faktor yang
mempengaruhi perubahan sosial budaya masyarakat Kajang Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba Faktor penghambat masyarakat suku Kajang sangat terpengaruh
dengan adanya dampak globalisasi yang dirasakan sehingga masyarakat ingin merasakan
teknologi dan Faktor pendorong masyarakat suku Kajang secara tidak langsung
mendorong ke arah masyarakatnya mengikuti gaya hidup saat ini, padahal masyarakat
suku kajang hanya ingin memenuhi kebutuhan hidup bukan untuk bergaya dan menikmati
sesaat. (3) dampak perubahan sosisal budaya terhadap masyarakat Kajang Kecamatan
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba Dampak posistif masyarakat Ammatoa Kajang sangat
menganjurkan generasinya untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya supaya dapat
mengetahui aktivitas diluar sana sehingga dapat bertahan dengan perubahan-perubahan
yang terjadi seperti teknologi yang canggih dan Dampak negatif masyarakat Ammatoa
Kajang terdampak negatif pada lingkungan dan adat istiadatnya dikarenakan suku Kajang
tidak selamanya bermukim di Kajang dalam.
PENDAHULUAN Ada pula perubahan-perubahan yang
Setiap masyarakat manusia pengaruhnya terbatas maupun yang luas,
selama hidup pasti mengalami serta ada pula perubahan-perubahan yang
perubahan-perubahan.Perubahan mana lambat sekali, akan tetapi ada juga yang
dapat berupa perubahan yang tidak berjalan dengan cepat. Perubahan-
menarik dalam arti kurang mencolok. perubahan hanya akan dapat diketemukan
oleh seseorang yang sempat meneliti sosial budaya merupakan unsur pelaksana
susunan dan kehidupan suatu masyarakat teknis di bidang perencanaan pendidikan,
pada suatu waktu dan agama, sosial, kebudayaan dan
membandingkannya dengan susunan dan pariwisata, kesehatan, kesejahtraan rakyat
kehidupan masyarakat tersebut pada dan kependudukan.”2Dengan diakuinya
waktu yang lampau. Seseorang yang dinamika sebagai inti jiwa masyarakat
tidak dapat menelaah susunan dan banyak sosiolog modern yang
kehidupan masyarakat desa di indonesia mencurahkan perhatiannya pada masalah-
misalnya, akan berpendapat bahwa masalah perubahan sosial dan
masyarakat tersebut statis , tidak maju kebudayaan dalam masyarakat.
dan tidak berubah. Pernyataan demikian Perubahan dalam masyarakat memang
didasarkan pada pandangan sepintas yang telah ada sejak zaman dahulu.
tentu saja kurang mendalam dan kurang Namun dewasa ini perubahan-
teliti.Karena tidak ada suatu masyarakat perubahan tersebut berjalan dengan
pun yang berhenti pada suatu titik sangat cepatnya, sehingga
tertentu sepanjang masa. membingungkan manusia yang
Orang orang desa sudah menghadapinya.Perubahan-perubahan
mengenal perdagangan, alat-alat sering berjalan secara konstan. Salah satu
transportasi modern, bahkan dapat perubahan terkena dampak perubahan itu
mengakui berita-berita menggenai daerah adalah masyarakat kultural dan
lain melalui radio, televisi, dan kontroversial suku kajang dilihat dari
sebagainya yang kesemuanya belum pergeseran nilai sosial dan budayanya.
dikenal sebelumnya.“Perubahan- Dikarenakan adanya masyarakat lapisan
perubahan masyarakat dapat mengenai luar yang dinamakan kajang luar yang tdk
nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, lagi sepenuhynya memegang teguh nilai
pola-pola prilaku organisasi, susunan nilai sosial dan budayanya dari leluhur.
lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan Berdasarkan latar belakang yang
dalam masyarakat, kekuasaan dan telah diuraikan diatas, maka masalah
wewenang, interaksi sosial dan lain yang akan diteliti dapat dirumuskan
sebagainya”1 Karena luasnya bidang sebagai berikut:
dimana mungkin terjadi perubahan- 1. Bagaimana proses perubahan sosial
perubahan tersebut maka bilamana budaya pada masyarakat Kajang
seseorang hendak membuat penelitian Kecamatan Bulukumpa Kabupaten
perlulah terlebih dahulu ditentukan secara Bulukumba?
tegas, perubahan apa yang dimaksudnya 2. Bagaimana faktor yang mempengaruhi
dasar penelitiannya mungkin tak akan perubahan sosial budaya masyarakat
jelas, apabila hal tersebut tidak Kajang Kecamatan Bulukumpa
dikemukakan terlebih dahulu. Hal ini Kabupaten Bulukumba?
sesuai dengan yang tercantum dalam 3. Bagaimana dampak perubahan sosisal
undang-undang tentang sosial budaya budaya terhadap masyarakatKajang
pasal 33 ayat 1 yang berbunyi:“Bidang
1 2
Soerjono Soekanto, (1990), sosiologi suatu Undang-Undang RI Pasal 30 ayat 1 mengenai
pengantar. Jakarta: Rajawali pers. sosial budaya
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Diharapkan penelitian ini memberikan
Bulukumba? manfaat sebagai berikut:
Sesuai dengan fokus masalah tersebut, 1. Sebagai acuan bagi peneliti sendiri,
maka penelitian ini bertujuan untuk: Utamanya dalam mengembangkan
1. Untuk mengetahui proses perubahan pengetahuan di bidang ilmu sosial
sosial budaya pada masyarakat Kajang yang menyangkut masalah
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten perubahan sosial budaya masyarakat
Bulukumba. Kajang.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang 2. Sebagai bahan untuk pemerintah
mempengaruhi perubahan sosial dalam pemberdayaan sosial budaya
budaya masyarakat Kajang Kecamatan masyarakat Kajang Kabupaten
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Bulukumba.
3. Untuk mengatahui dampak perubahan 3. Sebagai referensi yang dapat
sosial budaya terhadap masyarakat dijadikan sebagai bahan rujukan oleh
Kajang Kecamatan Bulukumpa peneliti selanjutnya
Kabupaten Bulukumba.

TINJAUAN PUSTAKA DAN perubahan sosial budaya menurut


KERANGKA KONSEP Soerjono Soekanto adalah segala
A. Tinjauan Pustaka
perubahan bagi lembaga kemasyarakatan
1. Perubahan Sosial Budaya
a. Pengertian Perubahan Sosial Budaya didalam suatu masyarakat yang
Perubahan Sosial dapat dikatakan mempengaruhi sistem sosial. Perubahan
sebagai perubahan yang terjadi didalam budaya jauh lebih luas dari perubahan
atau mencakup sistem sosial. Lebih sosial,perubahan budaya banyak
tepatnya, terdapat perbedaan antara menyangkut aspek kehidupan aeperti
keadaan sistem tertentu dalam jangka kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
waktu berlainan. Perubahan sosial adalah aturan aturan hidup berorganisasi dan
proses di mana terjadi perubahan struktur fisafat.
dan fungsi suatu sistem sosial. Perubahan Persamaan antara perubahan
tersebut terjadi sebagai akibat masuknya sosial dan budaya keduanya berubungan
ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh dengan masalah penerimaan cara-cara
para anggota system sosial yang baru atau suatu perubahan cara-cara
bersangkutan. Proses perubahan sosial hidup manusia dlam memenuhi
biasa terdiri dari tiga tahap, yaitu : kebutuhan hidupnya. Perubahan hidup
1. Invensi, yakni proses dimana ide-ide itu mencakup segenap cara berfikir dan
baru diciptakan dan dikembangkan. bertingkah laku yang timbul karena
2. Difusi, yakni proses dimana ide-ide interaksi yang bersifat komunikatif
baru itu dikomunikasikan kedalam seperti menympaikan buah pikiran
sistem sosial. secara simbolis dan bukan muncul
Konsekuensi, yakni perubahan- karena arisan biologis.3
perubahan yang terjadi dalam sistem
3
sosial sebagai akibat pengadopsian atau Nanang Martono,(2012).sosiologi perubahan
penolakan inovasi. Sedangkan sosial: perspektif klasik, modern, postmodern,
dan poskolonial. Jakarta: rajaali pers. Hal 15
Dengan demikian dapat 4. Akomodasi dikenal pula dengan
disimpulkan bahwa pengertian perubahan sebutan adaptasi. Akomodasi dapat
sosial budaya adalah perubahan- berarti keadaan atau proses. Sebagai
suatu keadaan akomodasi menunjuk
perubahan yang terjadi pada masyarakat
kepada adanya keseimbangan dalam
yang mencakup peubahan dalam aspek- interaksi antara individu dengan
aspek struktur dari suatu masyarakat, kelompok sehubungan dengan
ataupun karena terjadinya perubahan dari norma-norma dan nilai-nilai social
faktor lingkungan, karena berubahnya yang berlaku di masyarakat.
komposisi penduduk, keadaan geografis, c. Bentuk bentuk perubahan sosial
serta berubahnya sistem hubungan sosial, budaya
Perubahan sosial dalam
maupun perubahan pada lembaga
masyarakat dapat dibedakan ke dalam
kemasyarakatan. beberapa bentuk yaitu : 4
a. Perubahan lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat atau
b. Proses-proses perubahan sosial budaya evolusi memerlukan waktu yang lama.
1. Difusi adalah proses penyebaran Perubahan ini biasanya merupakan
unsur-unsur kebudayaan dari satu rentetan perubahan kecil yang saling
individu ke individu yang lain, dari mengikuti dengan lambat.
satu golongan ke golongan yang lain, b. Perubahan cepat (revolusi)
atau dari satu masyarakat ke Perubahan yang berlangsung
masyarakat lain secara cepat dinamakan dengan revolusi.
2. Akulturasi atau kontak kebudayaan Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi
merupakan proses sosial yang timbul dapat direncanakan terlebih dahulu
apabila suatu kelompok manusia maupun tanpa direncanakan.
dengan kebudayaan tertentu c. Perubahan kecil
dihadapkan dengan unsur-unsur Perubahan kecil adalah perubahan-
kebudayaan asing sedemikian rupa perubahan yang terjadi pada unsur-unsur
sehingga unsur-unsur kebudayaan struktur social yang tidak membawa
tersebut lambat laun diterima dan
pengaruh langsung atau berarti bagi
diolah kedalam kebudayaannya tanpa
masyarakat.
menghilangka sifat khas kepribadian
kebudayaan asal. d. Perubahan Besar
3. Asimilasi adalah proses social Perubahan besar adalah
tingkat lanjut yang timbul apabila perubahan yang berpengaruh terhadap
terdapat golongan-golongan manusia masyarakat dan lembaga-lembaganya,
yang mempunyai latar belakang seperti dalam sistem kerja, sistem hak
kebudayaan berbeda saling milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan
berinteraksi dan bergaul secara
stratifikasi masyarakat.
langsung dan intensif dalam waktu
yang lama sehingga kebudayaan dari e. Perubahan yang dikehendaki
masing-masing golongan tersebut Perubahan ini adalah perubahan yang
berubah sifatnya dari yang khas diperkirakan atau yang telah direncanakan
menjadi unsur-unsur kebudayaan
baru yang berbeda dengan asalnya.
4
Ibid. p.18-21
terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak karya inilah yang mendorong munculnya
mengadakan perubahan dalam masyarakat. perubahan sosial budaya. Penemuan
f. Perubahan struktural pesawat terbang mengilhami Prof. Dr.
Perubahan struktural adalah Ing.B.J. Habibie untuk mendirikan pabrik
perubahan yang sangat mendasar yang pesawat di Bandung.
menyebabkan timbulnya reorganisasi c. Sistem Pendidikan yang Maju
dalam masyarakat. Pendidikan mengajarkan
g. Perubahan Proses seseorang untuk berpikir ilmiah dan
Perubahan proses adalah objektif. Dengan kemampuan tersebut,
perubahan yang sifatnya tidak mendasar. seseorang dapat menilai bentuk
Perubahan tersebut hanya merupakan kebudayaan yang sesuai dengan
penyempurnaan dari perubahan kebutuhan serta kebudayaan yang tidak
sebelumnya. sesuai dengan perkembangan zaman.
d. Faktor Pendorog Sosial Budaya Berbekal pengetahuan itu seseorang
Faktor-faktor pendorong perubahan sosial melakukan perubahan pada kebudayaan
budaya sebagai berikut. jika dirasa perlu. Oleh karena itu, sistem
a. Kontak dengan Budaya Lain pendidikan tinggi mampu mendorong
Kontak merupakan proses munculnya perubahan sosial budaya.
penyampaian informasi tentang ide, d. Keinginan untuk Maju
keyakinan, dan hasil-hasil budaya. Tidak ada seorang pun yang puas
Adanya kontak dengan budaya lain dengan keadaan sekarang. Mereka
menjadikan satu kebudayaan bertemu dan umumnya menginginkan sesuatu yang
saling bertukar informasi. Misalnya lebih baik dari keadaan saat ini. Oleh
kontak dagang antara pedagang nusantara karena itu, orang akan melakukan
dengan pedagang India, Arab, dan Barat. berbagai upaya guna melakukan
Kebudayaan mereka saling perubahan hidup yang tentunya ke arah
mempengaruhi yang akhirnya membawa kemajuan. Misalnya seorang pelajar
perubahan sosial budaya. Oleh karena itu, mengikuti kursus komputer untuk
seringnya melakukan kontak dengan menambah pengetahuan dan
budaya lain akan mempercepat laju keterampilan komputer.
perubahan sosial budaya. e. Toleransi terhadap Perubahan
b. Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Sikap toleransi dibutuhkan untuk
Lain mempercepat laju perubahan sosial
Tidak adanya apresiasi terhadap budaya dalam masyarakat. Adanya sikap
karya orang lain menjadikan seseorang toleransi menjadikan masyarakat lebih
enggan untuk berkarya. Namun, akan mudah menerima halhal baru.
berbeda jika setiap orang menghargai Masyarakat akan menerima hal-hal baru
hasil karya orang lain. Setiap orang akan yang dirasa membawa kebaikan.
berlomba-lomba menciptakan suatu karya f. Penduduk yang Heterogen
yang bermanfaat bagi masyarakat. Karya-
Masyarakat yang heterogen dikenang, bukan sebagai pedoman hidup.
memudahkan terjadinya perubahan sosial Masa depan harus lebih baik dari masa
budaya. Hal ini dapat dilihat pada sekarang. Visi inilah yang mendorong
masyarakat Indonesia. Penduduk seseorang melakukan perubahan.
Indonesia terdiri atas bermacam-macam j. Sikap Mudah Menerima Hal-Hal Baru
suku, ras, dan ideologi. Perbedaan- Suatu perubahan akan berdampak
perbedaan yang ada tidak selamanya besar jika setiap orang menerima
membawa keuntungan bagi Indonesia. perubahan tersebut. Keadaan ini menjadi
Perbedaan tersebut dapat menimbulkan berbeda jika tidak ada seorang pun yang
konflik jika tidak disertai dengan rasa menanggapi perubahan tersebut.
toleransi yang tinggi. Konflik-konflik Perubahan akan berlalu begitu saja tanpa
inilah yang mendorong munculnya ada masyarakat yang mengikutinya. Oleh
perubahan sosial budaya. karena itu, sikap mudah menerima hal-hal
g. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap baru mendorong terjadinya perubahan
Bidang Kehidupan Tertentu sosial budaya di masyarakat”.5
Setiap orang tidak akan pernah e. Faktor Penghambat Perubahan
puas dengan keadaannya saat ini. Sosial Budaya
Berbagai cara dan upaya mereka lakukan a. Kurangnya Hubungan dengan
untuk mengubah taraf hidup. Rasa tidak Masyarakat Lain
puas terhadap keadaan mendorongnya Kehidupan terasing menyebabkan
melakukan berbagai perubahan. Hal ini suatu masyarakat tidak mengetahui
pun terjadi pada masyarakat Indonesia perkembangan-perkembangan yang telah
ketika reformasi digulirkan. Rasa tidak terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola
puas terhadap pemerintahan saat itu pemikiran dan kehidupan masyarakat
mendorong masyarakat menuntut menjadi statis.
perubahan secara total. b. Terlambatnya Perkembangan Ilmu
h. Sistem Pelapisan Terbuka Pengetahuan
Sistem pelapisan terbuka Kondisi ini dapat dikarenakan
memungkinkan terjadinya gerak sosial kehidupan masyarakat yang terasing dan
vertikal yang lebih tinggi. Sistem ini tertutup, contohnya masyarakat
memberi kesempatan kepada seseorang pedalaman. Tapi mungkin juga karena
untuk maju. Kesempatan untuk menaiki masyarakat itu lama berada di bawah
strata yang lebih tinggi mendorong pengaruh masyarakat lain (terjajah).
seseorang melakukan perubahan ke arah c. Sikap Masyarakat yang Masih Sangat
yang lebih baik. Tradisional
i. Orientasi ke Masa Depan (Visioner)
Pandangan yang visioner
mendorong seseorang melakukan 5
Soerjono Soekanto, 2006. Sosiologi Suatu
beragam perubahan. Bagi mereka masa Pengantar. Jakarta. PT raja grafindo persada.
lalu adalah sesuatu yang patut untuk Hal.283
Sikap yang mengagung-agungkan g. Hambatan-Hambatan yang Bersifat
tradisi dan masa lampau dapat membuat Ideologis
terlena dan sulit menerima kemajuan dan Setiap usaha perubahan pada
perubahan zaman. Lebih parah lagi jika unsur-unsur kebudayaan rohaniah,
masyarakat yang bersangkutan biasanya diartikan sebagai usaha yang
didominasi oleh golongan konservatif berlawanan dengan ideology masyarakat
(kolot). yang sudah menjadi dasar integrasi
d. Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan masyarakat tersebut.
pada Integritas Kebudayaan h. Adat atau Kebiasaan yang Telah
Integrasi kebudayaan seringkali Mengakar
berjalan tidak sempurna, kondisi seperti Adat atau kebiasaan merupakan
ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola-pola perilaku bagi anggota
pola kehidupan atau kebudayaan yang masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
telah ada. Beberapa golongan masyarakat hidupnya. Adakalanya adat dan kebiasaan
berupaya menghindari risiko ini dan tetap begitu kuatnya sehingga sulit untuk
mempertahankan diri pada pola diubah. Hal ini merupakan bentuk
kehidupan atau kebudayaan yang telah halangan terhadap perkembangan dan
ada. perubahan kebudayaan. Misalnya,
e. Adanya Kepentingan-Kepentingan memotong padi dengan mesin dapat
yang Telah Tertanam dengan Kuat mempercepat proses pemanenan, namun
Organisasi sosial yang mengenal karena adat dan kebiasaan masyarakat
sistem lapisan strata akan menghambat masih banyak yang menggunakan sabit
terjadinya perubahan. Golongan atau ani-ani, maka mesin pemotong padi
masyarakat yang mempunyai kedudukan tidak akan digunakan.
lebih tinggi tentunya akan i. Nilai Bahwa Hidup ini pada
mempertahankan statusnya tersebut. hakikatnya
Kondisi inilah yang menyebabkan Buruk dan tidak mungkin
terhambatnya proses perubahan. diperbaiki Pandangan tersebut adalah
f. Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka pandangan pesimistis. Masyarakat
Terhadap Hal Baru (Asing) cenderung menerima kehidupan apa
Sikap yang demikian banyak adanya dengan dalih suatu kehidupan
dijumpai dalam masyarakat yang pernah telah diatur oleh Yang Mahakuasa. Pola
dijajah oleh bangsa lain misalnya pikir semacam ini tentu saja tidak akan
oleh bangsa Barat. Mereka mencurigai memacu pekembangan kehidupan
6
semua hal yang berasal dari Barat karena manusia.
belum bisa melupakan pengalaman pahit 2. Masyarakat
selama masa penjajahan, sehingga a. Pengertian masyarakat
mereka cenderung menutup diri dari Masyarakat adalah sebuah komuni
pengaruh-pengaruh asing. tas yang interdependen (saling
6
Ibid. hal 287
tergantung satu sama lain). Umumnya, kecil baik kelompok dalam alur
istilah masyarakat digunakan untuk genealogis maupun dalam alur
mengacu sekelompok orang yang hidup organisator.8
bersama dalam satu komunitas yang c. Tipe-Tipe Masyarakat
teratur.Masyarakat sebagai suatu Ada dua tpe masyarakat, yaitu: (1)
kelompok manusia yang dibawah tekanan masyarakat kecil yaitu masyarakat yang
serangkaian kebutuhan dan dibawah belum mengenal tulisan dan teknologinya
pengaruh seperangkat kepercayaan, ideal masih sederhana serta struktur dan aspek-
dan tujuan tersatukan dan terlebur dalam aspeknya masih dapat dipelajari sebagai
suatu rangkaian kesatuan kehidupan. suatu kesatuan; (2) masyarakat sudah
”Adapun Pengertian Masyarakat menurut kompleks sudah mengenal tulisan dan
Koentjaraningrat dalam Eko Handoyo mampu menjalankan spesialisasi dalam
yakni, “Masyarakat sebagai kesatuan segala bidang, karena ilmu pengetahuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut modern dan teknologinya sudah maju.9
suatu sistem adat istiadat tertentu yang 3. Kajang
bersifat kontinu dan yang terikat oleh a. Pengertian kajang
suatu rasa identitas bersama”.7 Suku Kajang adalah salah satu
b. Ciri-ciri Masyarakat suku yang tinggal di pedalaman
Suatu masyarakat adalah pola Kabupaten Bulukumba. Daerah tersebut
tingkah laku yang menyangkut semua dinamakan Tana Toa yang berarti tanah
aspek kehidupan dalam batas kesatuan. yang tertua. Hal itu dikarenakan
Berdasarkan dari defenisi diatas, maka kepercayan masyarakatnya yang
ciri-ciri dari masyarakat yakni: meyakini daerah tersebut sebagai daerah
a. Kelompok manusia yang disebut tertua dan pertama kali diciptakan oleh
masyarakat memiliki suatu perasaan Tuhan di muka bumi ini. “Menuruti Bohe
bersatu, bahkan sense of belonging Palasa Ammatoa Kajang bahwa dahulu
yang relative sama sampai tingkat kala dunia ini terdiri dari lautan. Belum
kepentingan tertentu. ada namanya daratan, semua namanya
b. Kelompok manusia tersebut hidup dan daratan maupun gunung tinggi sekaligus
bekerja dalam suatu kerangka yang menjadi lautan yang sangat luas”10
sama untuk waktu yang lama. Kerangka Konsep
c. Kelompok manusia tersebut Ketika memasuki sebuah daerah baru
menyelenggarakan hidupnya dalam masyarakat asing harus melakukan beberapa
suatu kerangka organisatoris yang Suku Kajang adalah salah satu suku yang
tumbuh dari kebiasaan atau tinggal di pedalaman Makassar, Sulawesi
kesepakatan diam-diam. 8
ibid. p. 3
d. Kelompok manusia tersebut terdiri 9
Zainal AbidingYusuf. M.M. 2013. pengantar
dari kelompok-kelompok yang lebih system sosial budaya di indonesia. Bandung.
Pustaka Setia. Hal 46-
10
AkibYusuf. 2008. Ammatoa Komunitas
7
Eko Handoyo. 2015. studi masyarakat Berbaju Hitam. Makassar: Pustaka
indonesia. Yogyakarta: Ombak, hal. 2 Refleksi.Hal 4
Selatan. Secara turun temurun, mereka untuk meneliti pada kondisi obyek
tinggal di Kecamatan Kajang, Kabupaten alamiah, (sebagai lawannya adalah
Bulukumba. Bagi mereka, daerah itu eksperimen) dimana peneliti adalah
dianggap sebagai tanah warisan leluhur sebagai instrument kecil, teknik
dan mereka menyebutnya, Tana Toa. Di pengumpulan data dilakukan seacara
Tana Toa, suku Kajang terbagi menjadi triangulasi (gabungan), analisis data
dua kelompok, Kajang Dalam dan Kajang bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
Luar. Suku Kajang Luar hidup dan penelitian kualitatif lebih menekankan
menetap di tujuh desa di Bulukumba. makna daripada generalisasi
Sementara suku Kajang Dalam tinggal Adapun orientasi teoritik dalam
hanya di dusun Benteng. Di dusun penelitian ini menggunakan pendekatan
Benteng inilah, masyarakat Kajang fenomenologi. Secara etimologis
Dalam dan Luar melaksanakan segala fenomenologi berarti suatu pembicaraan,
aktifitasnya yang masih terkait dengan pemikiran, atau ilmu tentang segala
adat istiadat.11 sesuatu yang nampak dalam kesadaran
METODE PENELITIAN kita (fenomena). Pendekatan
A. Jenis Penelitian fenomenologis berusaha untuk
Jenis metode yang digunakan pada memahami makna dari berbagai
penelitian bentuk interaksi sosial peristiwa, pengalaman hidup dan lain-
masyarakat Kajang adalah Jenis lain. Kajian teoritis bukan sesuatu yang
penelitian ini adalah jenis penelitian yang mutlak bagi seorang peneliti
menggunakan kualitatif. Peneliti memilih fenomenologi, setiap peristiwa selalu
pendekatan tersebut karena karakteristik harus dilihat dari beragam perspektif dari
dari penelitin ini sesuai dengan orang-orang yang terlibat, baik aktif
karakteristik penelitian kualitatif. Adapun maupun pasif. Cara pandang ini
pendekatan kualitatif yaitu: “peneliti membentuk simpulan multi-perspektif
kualitatif mencari makna, pemahaman, yang menimbulkan makna intersubjekif
pengertian, verstehen, tentang suatu dengan memperhatikan berbagai alasan
fenomena, kejadian, maupun kehidupan mengapa dan bagaimana terjadinya tafsir
manusia dengan terlibat langsung dan makna dan nilai dari peristiwa tersebut.
atau tidak langsung dalam setting yang B. Lokasi Penelitian
diteliti, kontekstual, dan menyeluruh”12 Lokasi penelitian dilaksanakan
Metode penelitian kualitatif adalah di Kajang, Kecamatan Bulukumpa,
metode penelitian yang berlandaskan Kabupaten Bulukumba. Daerah tersebut
pada filsafat postpositivisme, digunakan dijadikan sebagai lokasi penelitian karena
merupakandasar dari sebuah tujuan
11
Juma Darmapoetra. 2014. Kajang Pecinta penelitian yang merujuk pada masyarakat
Kebersamaan Dan Pelestari Alam. Makassar. kajang.
Arus Timur .Hal 3
12
Muri.A Yusuf. 2014. metode penelitian C. Tahap-Tahap Penelitian
kuantitaif, kualitatif dan penelitian gabungan.
Jakarta. Prenada Media Group. Hal, 328.
Adapun tahap-tahap dalam c. Melakukan dokumentasi untuk
penelitian menggunakan pendekatan memperkuat data-data yang
fenomenologi secara garis besar adalah diperoleh mengenai Perubahan
sebagai berikut : Sosial Budaya Masyarakat Kajang
1. Tahap pra penelitian Kecamatan Bulukumpa
a. Peneliti menyusunn rencana Kabupaten Bulukumba.
penelitian yang akan dilaksanakan 3. Tahap Akhir
b. Peneliti memiliki lokasi penelitian Pada tahap ini dilanjutkan dengan
sesuai dengan fokus penelitian melakukan analisis data yang
dalam hal ini lokasi penelitian diperoleh dan melakukan penarikan
berada di Kajang, kecamatan kesimpulan dari hasil penelitian
Bulukumpa Kabupaten mengenai bentuk Perubahan Sosial
Bulukumba Budaya Masyarakat Kajang
c. Melaksanakan seminar proposal Kecamatan Bulukumpa Kabupaten
d. Menyiapka perangkakat untuk Bulukumba.
melaksanakan penelitian berupa D. Sumber data
lembar observasi, pedoman Sumber data yang diperoleh
wawancara, dan pedoman peniliti berasal dari data primer dan data
dokumentasi untuk memperoleh sekunder.
informasi mengenai interaksi 1. Data Primer
sosial komunitas masyarakat Data Primer dalam penelitian ini
Kajang di, kecamatan Bulukumpa adalah data yang diperoleh melalui
Kabupaten Bulukumba observasi dan wawancara dimana data
2. Tahap pelaksanaan penelitian tersebut diperoleh lansung dari informan
Pada tahap ini peneliti mulai yaitu Masyarakat Kajang Kecamatan
mengumpulkan data di lapangan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba
dengan menggunakan cara sebagai 2. Data Sekunder
berikut: Data Sekunder dalam penelitian ini
a. Melaksanakan observasi adalah data yang diperoleh dari sumber
mendalam dengan berinteraksi tidak lansung, misalnya lewat orang lain
secara langsung untuk dan lewat dokumen berkaitan penelitian
memperoleh informasi mengenai ini. Sumber ini dapat berupa buku, jurnal,
perubahan sosial budaya disertasi ataupun tesis dan data statistik
masyarakat kajang yang diterbitkan pemerintah ataupun
b. Melakukan wawancara dengan swasta dan berbagai reverensi yang
narasumber untuk mendapatkan berkaitan langsung dengan pembahasan
informasi yang akurat mengenai tentang Perubahan Sosial Budaya
perubahan sosial budaya
masyarakat kajang
Masyarakat Kajang Kecamatan kuesioner. Jika wawancara dan kuesioner
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba13 selalu berkomunikasi dengan orang,
E. Instrumen Penelitian maka observasi tidak terbatas pada orang,
Dalam penelitian kualitatif, alat tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
atau instrumen utama pengumpulan data Menurut Nasution dalam
adalah manusia, yaitu peneliti sendiri atau Sugiyono:
orang lain yang membantu dalam Observasi adalah dasar semua
penelitian. “Dalam penelitian kualitatif ilmu pengetahuan.Para ilmuwan
peneliti sendiri yang mengumpulkan data hanya dapat bekerja berlandaskan
dengan cara bertanya, meminta, data yaitu fakta mengenai dunia
mendengar, dan mengambil”. Peneliti kenyataan yang diperoleh melalui
dapat meminta bantuan orang lain untuk observasi.Data itu dikumpulkan
mengumpulkaan data, disebut dan sering dengan bantuan
pewawancara. Dalam hal ini, peneliti berbagai alat yang sangat canggih,
seoragn pewawancara sendiri yang sehingga benda-benda yang
langsung mengumpulkan data dengan sangat kecil (proton dan elektron)
cara bertanya meminta, mendengar, dan maupun yang sangat jauh (benda
mengambil. Peneliti harus mampu ruang angkasa) dapat diobservasi
mengamati situasi sosial yang terjadi dengan jelas.14
dalam konteks yang sesungguhnya,
peneliti dapat mengambil gambar, Teknik pengumpulan data dengan
simbol, dan tanda yang terjadi di observasi dengan perilaku manusia,
lapangan. Peneliti tidak akan mengakhiri proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
fase pengumpulan data, sebelum peneliti responden yang diamati tidak terlalu
yakin bahwa data yang diteliti telah besar.Jenis observasi yang digunakan
mampu menjawab tujuan penelitian. peneliti dalam observasi ini adalah
F. Prosedur Pengumpulan Data observasi terstruktur. Observasi
Dalam rangka kepentingan terstruktur adalah observasi yang telah
pengumpulan data, teknik yang dirancang secara sistematis, tentang apa
digunakan berupa kegiatan, yaitu: yang akan diamati, kapan, dan dimana
observasi, wawancara, dan dokumentasi. tempatnya.
Adapun penjelasannya sebagai berikut: 2. Wawancara
1. Observasi Wawancara adalah percakapan
Observasi sebagai teknik dengan maksud tertentu.Percakapan itu
pengumpulan data mempunyai ciri yang dilakukan dengan dua pihak, yaitu
spesifik bila dibandingkan dengan teknik pewawancara (interviewer) yang
yang lain, yaitu wawancara dan mengajukan pertanyaan dan

13 14
Suwandi & Basrowi. 2009. memahami Sugiyono. 2014. metode penelitian kuantitatif
penelitian kualitatif. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. kualitatif dan R&D).Cetakan ke-20. Bandung:
Hal 169 Alfabeta, hal. 231
terwawancara (responden) yang dengan berbagai teknik pengumpulan
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. data dan berbagai sumber data.15
Wawancara melakukan tanya 1. Triangulasi Sumber
jawab antara peneliti dengan informan Triangulasi sumber berarti untuk
dimana peneliti mengajukan beberapa mendapatkan data dari sumber yang
pertanyaan kepada informan secara face berbeda-beda dengan teknik yang sama.
to face. Jenis wawancara yang digunakan 2. Triangulasi Teknik
adalah wawancara semiterstruktur. Triangulasi teknik untuk menguji
3. Dokumentasi keabsahan data dilakukan dengan
Dokumentasi dalam penelitian mengecek data kepada sumber yang sama
digunakan untuk mengumpulkan data dengan teknik yang berbeda. Data yang
dari berbagai jenis informasi, dapat juga diperoleh peneliti dengan wawancara,
diperoleh melalui dokumentasi, seperti lalu dicek dengan teknik observasi dan
surat-surat resmi, catatan rapat, laporan- dokumentasi atau kuesioner.Apabila
laporan, artikel, media, klipping, dengan ketiga teknik pengujian
proposal, agenda, memorandum, laporan kredibilitas data tersebut menghasilkan
perkembangan yang dipandang relevan data yang berbeda-beda, maka peneliti
dengan penelitian yang dikerjakan. melakukan lebih lanjut kepada sumber
Studi dokumen merupakan data yang bersangkutan atau yang lain,
pelengkap dari penggunaan metode untuk memastikan data mana yang
observasi dan wawancara. Hasil dianggap benar.
penelitian akan lebih dapat dipercaya jika 3. Triangulasi Waktu
didukung oleh dokumen. Dalam penelitian, waktu memiliki
G. Pengecekan Keabsahan Data pengaruh terhadap kredibilitas data.
Dalam analisis data kualitatif pada Dalam rangka menguji kredibilitas dapat
dasarnya peneliti hendak memahami dilakukan dengan cara melakukan
suatu situasi sosial dalam menentukan pengecekan dengan wawancara,
keabsahan data, maka langkah yang observasi, dan dokumentasi dalam waktu
ditempuh adalah dengan cara triangulasi. dan situasi yang berbeda, maka peneliti
Menurut Sugiyono: melakukan dengan berulang-ulang
Triangulasi diartikan sebagai teknik sehingga ditemukan kepastian yang
pengumpulan data yang bersifat benar.
menggabungkan dari berbagai teknik H. Analisis Data
pengumpulan data dan sumber data yang Analisis data adalah proses mencari
telah ada.Bila peneliti melakukan dan menyusun secara sistematis data
pengumpulan data dengan triangulasi, yang diperoleh dari hasil wawancara,
maka sebenarnya peneliti mengumpulkan catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
data yang sekaligus menguji kredibilitas sehingga dapat dengan mudah dipahami,
data, yaitu mengecek kredibilitas data dan temuannya dapat diinformasikan
15
Ibid. p.327
kepada orang lain. Analisis data masyarakat lain”17 yaitu merupakan
dilakukan dengan mengorganisasikan unsur-unsur kebudayaan Ammatoa
data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, Kajang yang saling berinteraksi dan Suku
melakukan sintesa, menyusun ke dalam kajang masih di mempertahankan
pola, memilih mana yang penting dan keberadaannya tetapi ada sebagian
yang akan dipelajari, dan membuat masyarakat yang mulai terkenah dampak
kesimpulan yang dapat diceritakan globalisasi yaitu teknologi dan
kepada orang lain. komunikasi. Contohnya saja pada saat
Menurut Miles dan Huberman observasi yaitu masyarakat ammatoa
dalam Sugiyono, mengemukakan bahwa kajang sebagian masyarakatnya sudah
“aktivitas dalam analisis data kualitatif memakai lampu untuk penerang itu
dilakukan secara interaktif dan merupakan contoh kecil perubahan yang
berlangsung secara terus menerus sampai terjadi.
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.16 Ada beberapa bentuk difusi yaitu
B. PEMBAHASAN difusi intra-masyarakat dan difusi
1. Proses Perubahan Sosial Budaya antarmasyarakat, secara intra-masyarakat
Pada Masyarakat Kajang yang dimaksud adalah unsur kebudayaan
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten individu dimana individu mempengaruhi
Bulukumba satu masyarakat dan mengikuti atau tidak
Berbicara tentang perubahan, kita
dalam kehidupan social-budaya seperti
membayangkan sesuatu yang terjadi
yang terjadi di kawasan ammatoa Kajang,
setelah jangka waktu tertentu; kita
dapat diuraikan bahwa Suku Kajang
berurusan dengan perbedaan keadaan
mengalami perubahan secara tidak
yang diamati antara sebelum dan sesudah
langsung mempengaruhi kehidupan
jangka waktu tertentu. Perubahan sosial
social-budaya masyarakatnya, contohnya
adalah proses di mana terjadi perubahan
saja suku kajang yang dulunya
struktur dan fungsi suatu sistem sosial.
masyarakatnya tidak membiarkan
Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat
generasinya dicampurkan oleh mindset
masuknya ide-ide pembaruan yang
atau pendidikan diluar dari kawasannya
diadopsi oleh para anggota system sosial
tetapi sekarang justru masyarakat itu
yang bersangkutan. Proses perubahan
sendiri mengingkan generasinya untuk
sosial biasa terdiri dari tiga tahap, yaitu:
menuntut ilmu setinggi-tingginya
a. Difusi
sehingga mengetahui maksud dan
Menurut Nanang Martono “Difusi
tujuannya disekolahkan, dikarenakan pola
adalah proses penyebaran unsur-unsur
pikir masyarakat suku kajang sekarang
kebudayaan dari satu individu ke individu
tidak mengubah dalam kehidupannya
yang lain, dari satu golongan ke golongan
justru ingin melihat generasinya tidak
yang lain, atau dari satu masyarakat ke
17
Nanang Martono,(2012).sosiologi perubahan
sosial: perspektif klasik, modern, postmodern,
16
Ibid. p.334 dan poskolonial. Jakarta: rajaali pers. p. 14
melupakan ajaran dan asal-usul suku kemasyarakatan. agama, kesenian,
serta menjadikan masa depan suku kajang maupun ilmu pengetahuan. Dapat
dalam menjadi suku yang tidak akan diuraikan bahwa perubahan social-
hilang walaupun zaman modern yang budaya masyarakat adat ammatoa kajang
mempengaruhinya. yang mengalami kontak social dengan
b. Akulturasi masyarakat suku kajang luar serta
Menurut Nanang Martono pengunjung yang ingin melihat dan
“Akulturasi atau kontak kebudayaan mengetahui sejarah suku kajang sehingga
merupakan proses sosial yang timbul perubahan itu akan terjadi, walaupun
apabila suatu kelompok manusia dengan masyarakat suku kajang berusaha untuk
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan menjaga keberadaannya dan menjaga
unsur-unsur kebudayaan asing alam supaya tidak rusak akibat adanya
sedemikian rupa sehingga unsur-unsur perubahan yang terjadi diluar dari
kebudayaan tersebut lambat laun diterima kawasan ammatoa kajang.
dan diolah kedalam kebudayaannya tanpa c. Asimilasi
menghilangka sifat khas kepribadian Menurut Nanang Martono
kebudayaan asal”.18 Yaitu Masyarakat “Asimilasi adalah proses social tingkat
ammatoa kajang terpengaruhi dengan lanjut yang timbul apabila terdapat
dampak modern yang terkadang golongan-golongan manusia yang
wisatawan atau masyarakat sekitar mempunyai latar belakang kebudayaan
berkunjung tetapi dikarenakan suku berbeda saling berinteraksi dan bergaul
kajang percaya dengan alam dan secara langsung dan intensif dalam waktu
menjaganya tetap lestari hingga kini. yang lama sehingga kebudayaan dari
Mereka yakin bahwa tanah mereka yaitu masing-masing golongan tersebut
Tanatoa merupakan pusat bumi. berubah sifatnya dari yang khas menjadi
Contohnya saja masyarakat kajang yang unsur-unsur kebudayaan baru yang
berusaha menjaga keberadaannya tetapi berbeda dengan asalnya”.19 masyarakat
tetap terkenah kontak dengan masyarakat suku kajang terbaginya suku kajang tidak
luar atau wisatawan yang berkunjung. ada pembagian wilayah akan tetapi
Ada beberapa bentuk dari keinginan masyarakatnya sedikit demi
akulturasi kontak sosial pada sedikit ingin merasakan penghidupan
semua lapisan masyarakat, sebagian yang lebih dari pada apa yang ada di
masyarakat, atau bahkan antar individu kajang pada umumnya. Contohnya saja
dalam dua masyarakat, kontak budaya komunikasi seperti hp dan teknologi
dalam situasi bersahabat atau situasi lainnya yang membuat pengaruh
bermusuhan, kontak budaya antara hubungan masyarakat kajang dengan
kelompok yang menguasai dan dikuasai masyarakat yang diluar sana.
dalam seluruh unsur budaya, baik dalam Ada beberapa bentuk asimilasi
ekonomi, bahasa. teknologi. yaitu proses perpaduan antara
18 19
Ibid. p. 14 Ibid. p. 14
kebudayaan di suatu daerah dengan manusia untuk meredakan pertentangan-
daerah lainnya, dengan tanpa pertentangan atau usaha-usaha untuk
menghilangkan identitas diri, tahapan mencapai kestabilan sosial yaitu
asimilasi ini akan menjadikan hubungan masyarakat suku kajang saling
sosialmasyarakat lebih terlihat rekat, berinteraksi dan menyatuh dengan
dapat diuraikan bahwa masyarakat suku masyarakat sekitar dan saling
kajang dalam yang mengalami kontak silahturahmi.
social dengan masyarakat suku kajang Bentuk-bentuk akomodasi
luar dan pengunjung yang mengalami merupakan adaptasi sosial yang mana
perubahan seperti kajang luar yang sudah melibatkan beragam cara baru di dalam
tersentuh dengan teknologi contohnya kelompok etnis di dalam
saja pemakaian listrik sedangkan kajang mengembangkan kehidupan sosial serta
dalam masih seperti dulu melakukan ekonomi dengan cara menggabungkan
aktivitas secara tradisional dan tidak unsur-unsur yang berasal dari kelompok
tersentuh dengan modernisasi tetapi sosial lainnya yang kemudian saling
dengan perbedaan itu masyarakat suku melengkapi. Bentuk bentuk dari
kajang luar dan dalam saling menerima akomodasi tumbuh sebagai bentuk dari
dengan pola pikir yang berbeda proses penyesuaian agar konflik dan
dikarenakan leluhur yang sama sehingga pertentangan yang terjadi pada individu
sampai saat ini keterikatan kajang dalam dan kelompok dapat terselesaikan. Dapat
dan luar masih menjalin hubungan yang diuraikan bahwa masyarakat suku kajang
membedakan adanya pengaruh teknologi, berusaha untuk mempertahankan social-
serta pengunjung yang ingin melihat suku budayanya dan pola pikir masyarakat
kajang dalam yang mengalami kontak dalam menjaga serta melestarikan alam
social dengan masyarakat dan terjadilah atau hutan. Walaupun masyarakat luar
pola pikir masyarakat untuk tersentuh atau asing yang ingin melihat dan
dengan perubahan yang modern. merasakan eksistensinya suku kajang
d. Akomodasi tetapi harus mengikuti aturan kawasan
Menurut Nanang Martono ammatoa kajang, artinya adanya
“Akomodasidikenal pula dengan sebutan kesenjangan social yang terjadi di
adaptasi. Akomodasi dapat berarti kalangan masyarakat suku Kajang
keadaan atau proses. Sebagai suatu tersebut sehingga berusaha untuk
keadaan akomodasi menunjuk kepada mengstabilkan kondisi social untuk tidak
adanya keseimbangan dalam interaksi terjadi perubahan-perubahan seperti suku
antara individu dengan kelompok kajang luar. Contohnya saja suku kajang
sehubungan dengan norma-norma dan dalam dan luar yang memiliki nenek
nilai-nilai social yang berlaku di leluhur yang sama serta saling berdaptasi
masyarakat”.20 Sebagai suatu proses, atau silahturahmi walaupun suku kajang
akomodasi menunjuk kepada usaha-usaha dalam tidak mengizinkan masyarakatnya
20
Ibid. p. 14
untuk menyentuh teknologi atau alam dimana dapat menyatuh dan
perubahan modern tersebut. dimaafkan. Dengan adanya media
2. Faktor Yang Mempengaruhi teknologi masyarakat ammatoa kajang
Perubahan Sosial Budaya menyebarluaskan bahwa beginilah
Masyarakat Kajang Kecamatan kehidupan yang tidak tersentuh dengan
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba budaya lain serta dipertahankan
Faktor-faktor perubahan sosial
keberadaannya. Contonya masyarakat
budaya masyarakat dapat dilihat dari
luar yang berkunjung di dalam suku
factor pendorong dan penghambat.
kajang dapat berinteraksi dengan
Masyarakat suku kajang yang
masyarakatnya sehingga saling bertukar
dipengaruhi perubahan sosial budaya
pikiran yang berdampak keberadaannya.
dilihat dari faktornya yaitu:
2. Sikap Menghargai Hasil Karya Orang
a. Faktor Pendorong Perubahan Lain
sosial budaya masyarakat Tidak adanya apresiasi terhadap
1. Kontak dengan Budaya Lain karya orang lain menjadikan seseorang
Menurut Soerjono Soekanto enggan untuk berkarya. Namun, akan
“Kontak merupakan proses penyampaian berbeda jika setiap orang menghargai
informasi tentang ide, keyakinan, dan hasil karya orang lain. Setiap orang akan
hasil-hasil budaya. Adanya kontak berlomba-lomba menciptakan suatu karya
dengan budaya lain menjadikan satu yang bermanfaat bagi masyarakat. Karya-
kebudayaan bertemu dan saling bertukar karya inilah yang mendorong munculnya
informasi”.21masyarakat suku kajang perubahan sosial budaya. Masyarakat
sangat terpengaruh dengan adanya suku kajang telah dahulu untuk
dampak globalisasi yang dirasakan menghargai karya orang apalagi
sehingga masyarakat ingin merasakan masyarakatnya yang masih tradisional
teknologi dan canggihan komunikasi sehingga pembagian tugas dan karya
yang mempermudah segala pekerjaan yang dirasakan suku kajang dalam yaitu
padahal masyarakat ammatoa kajang sarung tenung yang dipakai sebagai
memberikan aturan dan hukum adat symbol Hitam merupakan sebuah warna
bahwa jangan pernah melupakan adat dan adat yang kental akan kesakralan dan bila
kebudayaan, masyarakat suku kajang kita memasuki kawasan ammatoa pakaian
saling bertukar pikiran dan kita harus berwarna hitam. Warna hitam
menyampaikan informasi mengenai mempunyai makna bagi Mayarakat
keberadaannya bahwa kawasan ammatoa Ammatoa sebagai bentuk persamaan
merupakan pusat bumi pandangan dalam segala hal, termasuk kesamaan
masyarakat di karena suku ini dalam kesederhanaan. tidak ada warna
menjunjung tinggi ciptaan tuhan seperti hitam yang lebih baik antara yang satu
dengan yang lainnya. Semua hitam
21
Soerjono Soekanto, 2006. Sosiologi Suatu adalah sama. Warna hitam menunjukkan
Pengantar. Jakarta. PT raja grafindo persada p. kekuatan, kesamaan derajat bagi setiap
283
orang di depan sang pencipta. Kesamaan berbagai upaya guna melakukan
dalam bentuk wujud lahir, menyikapi perubahan hidup yang tentunya ke arah
keadaan lingkungan, utamanya kemajuan. Keinginan masyarakat suku
kelestarian hutan yang harus di jaga kajang dalam berusaha mempertahankan
keasliannnya sebagai sumber kehidupan. social-budaya dan tidak ingin merasakan
3. Sistem Pendidikan yang Maju perubahan tetapi beda dengan kajang luar
Pendidikan mengajarkan seseorang yang ingin merubah keadaan mereka
untuk berpikir ilmiah dan objektif. untuk mengikuti arah modern serta
Dengan kemampuan tersebut, seseorang teknologi yang tidak tertinggal dengan
dapat menilai bentuk kebudayaan yang daerah lain.
sesuai dengan kebutuhan serta 5. Toleransi terhadap Perubahan
kebudayaan yang tidak sesuai dengan Sikap toleransi dibutuhkan untuk
perkembangan zaman. Berbekal mempercepat laju perubahan sosial
pengetahuan itu seseorang melakukan budaya dalam masyarakat. Adanya sikap
perubahan pada kebudayaan jika dirasa toleransi menjadikan masyarakat lebih
perlu. Oleh karena itu, sistem pendidikan mudah menerima hal-hal baru.
tinggi mampu mendorong munculnya Masyarakat akan menerima hal-hal baru
perubahan sosial budaya.suku kajang yang dirasa membawa kebaikan.
yang dulunya masyarakatnya tidak Masyarakat suku kajang dalam mulai
membiarkan generasinya dicampurkan mengalami perubahan social budaya
oleh mindset atau pendidikan diluar dari tetapi dengan adanya sikap yang toleransi
kawasannya tetapi sekarang justru ammatoa kajang kepada masyarakatnya
masyarakat itu sendiri mengingkan sehingga sampai saat ini berubahan itu
generasinya untuk menuntut ilmu lambat tetapi tidak bisa dipunggiri akan
setinggi-tingginya sehingga mengetahui terjadi perubahan.
maksud dan tujuannya disekolahkan, 6. Penduduk yang Heterogen
dikarenakan pola pikir masyarakat suku Masyarakat yang heterogen
kajang sekarang tidak mengubah dalam memudahkan terjadinya perubahan sosial
kehidupannya justru ingin melihat budaya. Hal ini dapat dilihat pada
generasinya tidak melupakan ajaran dan masyarakat Indonesia. Penduduk
asal-usul suku serta menjadikan masa Indonesia terdiri atas bermacam-macam
depan suku kajang dalam menjadi suku suku, ras, dan ideologi. Perbedaan-
yang tidak akan hilang walaupun zaman perbedaan yang ada tidak selamanya
modern yang mempengaruhinya. membawa keuntungan bagi Indonesia.
4. Keinginan untuk Maju Perbedaan tersebut dapat menimbulkan
Tidak ada seorang pun yang puas konflik jika tidak disertai dengan rasa
dengan keadaan sekarang. Mereka toleransi yang tinggi. Konflik-konflik
umumnya menginginkan sesuatu yang inilah yang mendorong munculnya
lebih baik dari keadaan saat ini. Oleh perubahan sosial budaya. Seperti yang
karena itu, orang akan melakukan terjadi di suku kajang dalam dengan suku
kajang luar yang memiliki perubahan terjadi perubahan pola pikir masyarakat
yang lambat dan cepat sehingga tidak suku kajang dalam.
selamanya perubahan social budaya 9. Orientasi ke Masa Depan (Visioner)
menguntungkan bagi masyarakat itu Pandangan yang visioner
sendiri. mendorong seseorang melakukan
7. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap beragam perubahan. Bagi mereka masa
Bidang Kehidupan Tertentu lalu adalah sesuatu yang patut untuk
Setiap orang tidak akan pernah dikenang, bukan sebagai pedoman hidup.
puas dengan keadaannya saat ini. Masa depan harus lebih baik dari masa
Berbagai cara dan upaya mereka lakukan sekarang. Visi inilah yang mendorong
untuk mengubah taraf hidup. Rasa tidak seseorang melakukan perubahan. Dalam
puas terhadap keadaan mendorongnya orientasi suku kajang dalam masih
melakukan berbagai perubahan. Hal ini percaya bahwa tidak ada perubahan dan
pun terjadi pada masyarakat Indonesia masa lalu merupakan pedoman hidup
ketika reformasi digulirkan. Rasa tidak sampai saat ini.
puas terhadap pemerintahan saat itu 10. Sikap Mudah Menerima Hal-Hal
mendorong masyarakat menuntut Baru
perubahan secara total. Seperti yang Suatu perubahan akan berdampak
terjadi di suku kajang dalam dimana besar jika setiap orang menerima
masyarakatnya yang mulai berubah perubahan tersebut. Keadaan ini menjadi
dalam pola pikirnya dikarena dampat dari berbeda jika tidak ada seorang pun yang
luar yaitu teknologi serta ketidakpuasan menanggapi perubahan tersebut.
masyarakat terhadap pengaruh oleh Perubahan akan berlalu begitu saja tanpa
masyarakat lain tetapi ammatoa kajang ada masyarakat yang mengikutinya. Oleh
tidak melarang tetapi harus mengikuti karena itu, sikap mudah menerima hal-hal
aturan dari nenek moyang. baru mendorong terjadinya perubahan
8. Sistem Pelapisan Terbuka sosial budaya di masyarakat, yaitu
Sistem pelapisan terbuka masyarakat ammatoa kajang sangat
memungkinkan terjadinya gerak sosial tersentuh dengan pendidikan dikarenakan
vertikal yang lebih tinggi. Sistem ini ingin melihat generasi-generasi
memberi kesempatan kepada seseorang selanjutnya bersekolah setinggi-tingginya
untuk maju. Kesempatan untuk menaiki sehingga kebudayaan suku kajang dapat
strata yang lebih tinggi mendorong bertahan dengan kondisi saat ini dan
seseorang melakukan perubahan ke arah berdampal besar bagi masyakaratnya, jadi
yang lebih baik. Itulah yang terjadi di masyarakat suku kajang percaya bahwa
suku kajang dimana generasinya generasi selanjutnya akan mendatangkan
diberikan kesempatan untuk maju kebaikan kepada kawasan ammatoa
maksudnya mengikuti pendidikan sampai kajang.
kejenjang tinggi dan dengan cara itulah 3. Dampak Perubahan Sosisal Budaya
Terhadap Masyarakat Kajang
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Membentuk pola pikir masyarakat
Bulukumba yang lebih ilmiah dan rasional dapat
Perubahan sosial budaya yang berdampak positif bagi masyarakat yang
terjadi di masyarakat akan membawa mengalami dampat tersebut. Seperti suku
dampak, baik dampak positif maupun kajang dalam yang memiliki bentuk pola
dampak negatif.Dampak positif pikir masyarakatnya yang cenderung
perubahan sosial budaya tercermin dari percaya dengan adatnya sehingga
perilaku positif masyarakat menghadapi kepercayaan tidak terpengaruh dengan
perubahan sosial budaya tersebut. pola pikir masyarakat luar dan
Sebaliknya, dampak negatif perubahan pengunjung.
sosial budaya akan mempengaruhi 3. Terciptanya penemuan-penemuan
perilaku masyarakat menjadi negative baru yang dapat membantu aktivitas
seperti juga masyarakat suku Kajang manusia. Penemuan-penemuan ini justru
yang mengalami dampak yang terjadi. tidak dipercaya oleh masyarakat suku
a. Dampak Positif kajang karena dapat berdampak negative
1. Memunculkan ide-ide budaya baru bagi suku, adat serta hutan yang telah
yang sesuia dengan perkembangan dilestarikan sejak dulu, sejak nenek
zaman. moyang menginjakkan kaki di kawasan
Menurut Alistigna “Dampak ammatoa kajang.
positifnya adalah Memunculkan ide-ide 4. Munculnya tatanan kehidupan
budaya baru yang sesuia dengan masyarakat baru yang lebih modern dan
perkembangan zaman, Membentuk pola ideal. Terhindarnya kehidupan
pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan masyarakat baru menuju ke modern tidak
rasional, Terciptanya penemuan- dapat dipungkiri masyarakat suku kajang
penemuan baru yang dapat membantu akan berusaha untuk terhindar dari
aktivitas manusia dan Munculnya tatanan perubahan yang berdampak negative bagi
kehidupan masyarakat baru yang lebih kawasan ammatoa kajang.
modern dan ideal”.22 Yaitu masyarakat b. Dampak Negatif
ammatoa kajang sudah tersentuh dengan Menurut Alistigna “Dampak
teknologi walaupun masih sebagian yang negatifnya adalah Tergesernya bentuk-
mengikuti tatanan kehidupan modern bentuk budaya nasional oleh budaya
seperti adanya cahaya (senter) yang asing yang terkadang tidak sesuai dengan
digunakan tetapi masyarakat ammatoa kaidah budaya nasional, Adanya
kajang masih mempertahankan beberapa kelompok masyarakat yang
kebudayaan dan hukum adatnya. mengalami ketertinggalan kemajuan
2. Membentuk pola pikir masyarakat budaya dan kemajuan zaman, baik dari
yang lebih ilmiah dan rasional. sisi pola pikir ataupun dari sisi pola
22
kehidupan (cultural lag atau kesenjangan
Alistigna. “dampak perubahan sosial budaya”.
20 Oktober 2016. budaya), dan Munculnya bentuk-bentuk
http://budisma.net/2015/04/dampak-positif-dan- penyimpangan sosial baru yang semakin
negatif-perubahan-sosial-budaya.html
kompleks, Lunturnya kaidah-kaidah atau Akulturasi yang mengakibatkan pola
norma budaya lama, misalnya lunturnya pikir masyarakat untuk beradaptasi
kesadaran bergotong royong didalam akan tersentuh seperti masih
kehidupan masyarakat kota”.23 Yaitu mengikuti aturan hukum adat yang
masyarakat ammatoa kajang tertinggal berlaku supaya ke depannya tidak ada
oleh teknologi dikarenakan kekeliruan.(3) Asimilasi masyarakat
masyarakatnya masih mempertahankan suku Kajang dalam akan terkenah
keberadaan sampai saat ini, namun suku dampak akibat perubahan disekitarnya
kajang tidak tertinggal oleh pendidikan, dilihat dari luar Kajang yang
masyarakatnya dilihat dari generasinya mengalami proses modern.(4)
yang menganjurkan untuk bersekolah Akomodasi dimana masyarakat
setinggi-tingginya supaya suatu saat Kajang luar yang awalnya satu unsur
kebudayaan ammatoa kajang masih ada kebudayaan yang sama serta unsur
dan dipertahankan eksistensinya. Adanya yang sama terjadi juga perubahan
penyimpanan sosial yang terjadi seperti sedemikian yang dapat dilihat
masyarakat dalam kajang yang ingin realitasnya.
keluar dari perubahan kehidupan dan 2. Faktor yang mempengaruhi perubahan
sudah banyak orang asing yang ingin sosial budaya masyarakat Kajang
melihat langsunng kebudayaan ini, sebab Kecamatan Bulukumpa Kabupaten
itulah masyarakatnya terkena dampak Bulukumba. Di pengaruhi oleh Faktor
negatif oleh kebudayaan asing yang ingin Pendorong dan Penghambat. Dimana
masuk di kawasan tersebut. Faktor pendorong yaitu masyarakat
KESIMPULAN DAN SARAN Kajang tersentuh dengan pendidikan
A. Kesimpulan dikarenakan ingin melihat generasi-
1. Berdasarkan hasil Penelitian dan generasi selanjutnya bersekolah
pembahasan adapun kesimpulan setinggi-tingginya sedangakan faktor
Proses perubahan sosial budaya pada penghambatnya kebudayaan suku
masyarakat Kajang Kecamatan kajang dapat bertahan dan memiliki
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba pola-pola kehidupan. berbeda dengan
yaitu sangat dipengaruhi oleh empat masyarakat diluar yang tersentuh
faktor diantaranya, (1) Difusi globalisasi, memanfaatkan sesuai
Masyarakat Suku Kajang yang kebutuhan hidup seperti, bertani,
beradaptasi dengan perubahan sosial berkebun, menenung dan berternak.
budaya yang terjadi dikarenakan 3. Dampak perubahan sosial budaya
banyak hal yang tidak dapat dipungkiri terhadap masyarakat Kajang
dengan perubahan zaman.(2) Kecamatan Bulukumpa Kabupaten
Bulukumba yang terjadi dampak yang
23
Alistigna. “dampak perubahan sosial budaya”. signifikan seperti masih adanya
20 Oktober 2016.
http://budisma.net/2015/04/dampak-positif-dan- masyarakat yang terpengaruhi dengan
negatif-perubahan-sosial-budaya.html adanya dampak dari luar suku Kajang
baik dari kalangan wisatawan yang Alistigna. “dampak perubahan sosial
berkunjung maupun masyarakatnya budaya”. 20 Oktober
secara sadar ingin mengubah takaran 2016.http://budisma.net/2015/04/dampak
hidupnya walaupun masyarakat -positif-dan-negatif-perubahan-sosial-
ammatoa Kajang masih menganggap budaya.html
mempertahankan kebudayaan dan Basrowi & Suwandi. 2009. Memahami
hukum adatnya. Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Asdi
B. Implikasi Mahasatya
Implikasi dari hasil penelitian Darmapoetra Juma. 2014. Kajang Pecinta
yang dilakukan mengenai “Perubahan Kebersamaan Dan Pelestari Alam.
sosial budaya masyarakat Kajang Makassar. Arus Timur .
Kecamatan Bulukumpa di Kabupaten Handoyo Eko. 2015. Studi Masyarakat
Bulukumba” adalah sebagai referensi, Indonesia. Yogyakarta: Ombak
perluasan wawasan dan ilmu pengetahuan Martono Nanang ,(2012).Sosiologi
tentang perubahan sosial budaya Perubahan Sosial: Perspektif
masyarakat Kajang Kecamatan Klasik, Modern, Postmodern,
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba Dan Poskolonial. Jakarta:
C. Saran Rajawali Pers
1. Bagi masyarakat ammatoa kajang Soekanto Soerjono, 2006. Sosiologi
diharapkan dapat Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja
mempertahankan kebudayaannya Grafindo Persada
dan tidak terjadi penyimpanan (1990). Sosiologi Suatu Pengantar.
sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
2. Bagi masyarakat kajang luar Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
diharapkan tidak mempengaruhi Kuantitatif Kualitatif dan
kajang dalam untuk mengikuti R&D).Cetakan ke-20. Bandung:
dampak dari era modern. Alfabeta.
3. Bagi masyarakat ammatoa kajang Nasir Rahma Rahayu Sri. 2014.
diharapkan untuk melanjutkan Perubahan Sosial Masyarakat Lokal
generasi-generasinya dalam Akibat Perkembangan Pariwisata Dusun
sistem pendidikan saat ini. Wakka Kab. Pinrang. Makassar. Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Abiding Zainal Yusuf. 2013. Pengantar Hasanuddin.
System Sosial Budaya Di Undang-Undang RI Pasal 30 ayat 1
Indonesia. bandung. Pustaka mengenai Sosial Budaya
Setia Yusuf A. Muri. 2014.Metode Penelitian
Akib Yusuf. 2008. Ammatoa Komunitas Kuantitaif, Kualitatif Dan
Berbaju Hitam. Makassar: Pustaka Penelitian Gabungan. Jakarta.
Refleksi Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai