ASWAR WAHYU
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar
Aswarwahyu25@gmail.com
Abstrak
13 14
Suwandi & Basrowi. 2009. memahami Sugiyono. 2014. metode penelitian kuantitatif
penelitian kualitatif. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. kualitatif dan R&D).Cetakan ke-20. Bandung:
Hal 169 Alfabeta, hal. 231
terwawancara (responden) yang dengan berbagai teknik pengumpulan
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. data dan berbagai sumber data.15
Wawancara melakukan tanya 1. Triangulasi Sumber
jawab antara peneliti dengan informan Triangulasi sumber berarti untuk
dimana peneliti mengajukan beberapa mendapatkan data dari sumber yang
pertanyaan kepada informan secara face berbeda-beda dengan teknik yang sama.
to face. Jenis wawancara yang digunakan 2. Triangulasi Teknik
adalah wawancara semiterstruktur. Triangulasi teknik untuk menguji
3. Dokumentasi keabsahan data dilakukan dengan
Dokumentasi dalam penelitian mengecek data kepada sumber yang sama
digunakan untuk mengumpulkan data dengan teknik yang berbeda. Data yang
dari berbagai jenis informasi, dapat juga diperoleh peneliti dengan wawancara,
diperoleh melalui dokumentasi, seperti lalu dicek dengan teknik observasi dan
surat-surat resmi, catatan rapat, laporan- dokumentasi atau kuesioner.Apabila
laporan, artikel, media, klipping, dengan ketiga teknik pengujian
proposal, agenda, memorandum, laporan kredibilitas data tersebut menghasilkan
perkembangan yang dipandang relevan data yang berbeda-beda, maka peneliti
dengan penelitian yang dikerjakan. melakukan lebih lanjut kepada sumber
Studi dokumen merupakan data yang bersangkutan atau yang lain,
pelengkap dari penggunaan metode untuk memastikan data mana yang
observasi dan wawancara. Hasil dianggap benar.
penelitian akan lebih dapat dipercaya jika 3. Triangulasi Waktu
didukung oleh dokumen. Dalam penelitian, waktu memiliki
G. Pengecekan Keabsahan Data pengaruh terhadap kredibilitas data.
Dalam analisis data kualitatif pada Dalam rangka menguji kredibilitas dapat
dasarnya peneliti hendak memahami dilakukan dengan cara melakukan
suatu situasi sosial dalam menentukan pengecekan dengan wawancara,
keabsahan data, maka langkah yang observasi, dan dokumentasi dalam waktu
ditempuh adalah dengan cara triangulasi. dan situasi yang berbeda, maka peneliti
Menurut Sugiyono: melakukan dengan berulang-ulang
Triangulasi diartikan sebagai teknik sehingga ditemukan kepastian yang
pengumpulan data yang bersifat benar.
menggabungkan dari berbagai teknik H. Analisis Data
pengumpulan data dan sumber data yang Analisis data adalah proses mencari
telah ada.Bila peneliti melakukan dan menyusun secara sistematis data
pengumpulan data dengan triangulasi, yang diperoleh dari hasil wawancara,
maka sebenarnya peneliti mengumpulkan catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
data yang sekaligus menguji kredibilitas sehingga dapat dengan mudah dipahami,
data, yaitu mengecek kredibilitas data dan temuannya dapat diinformasikan
15
Ibid. p.327
kepada orang lain. Analisis data masyarakat lain”17 yaitu merupakan
dilakukan dengan mengorganisasikan unsur-unsur kebudayaan Ammatoa
data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, Kajang yang saling berinteraksi dan Suku
melakukan sintesa, menyusun ke dalam kajang masih di mempertahankan
pola, memilih mana yang penting dan keberadaannya tetapi ada sebagian
yang akan dipelajari, dan membuat masyarakat yang mulai terkenah dampak
kesimpulan yang dapat diceritakan globalisasi yaitu teknologi dan
kepada orang lain. komunikasi. Contohnya saja pada saat
Menurut Miles dan Huberman observasi yaitu masyarakat ammatoa
dalam Sugiyono, mengemukakan bahwa kajang sebagian masyarakatnya sudah
“aktivitas dalam analisis data kualitatif memakai lampu untuk penerang itu
dilakukan secara interaktif dan merupakan contoh kecil perubahan yang
berlangsung secara terus menerus sampai terjadi.
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.16 Ada beberapa bentuk difusi yaitu
B. PEMBAHASAN difusi intra-masyarakat dan difusi
1. Proses Perubahan Sosial Budaya antarmasyarakat, secara intra-masyarakat
Pada Masyarakat Kajang yang dimaksud adalah unsur kebudayaan
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten individu dimana individu mempengaruhi
Bulukumba satu masyarakat dan mengikuti atau tidak
Berbicara tentang perubahan, kita
dalam kehidupan social-budaya seperti
membayangkan sesuatu yang terjadi
yang terjadi di kawasan ammatoa Kajang,
setelah jangka waktu tertentu; kita
dapat diuraikan bahwa Suku Kajang
berurusan dengan perbedaan keadaan
mengalami perubahan secara tidak
yang diamati antara sebelum dan sesudah
langsung mempengaruhi kehidupan
jangka waktu tertentu. Perubahan sosial
social-budaya masyarakatnya, contohnya
adalah proses di mana terjadi perubahan
saja suku kajang yang dulunya
struktur dan fungsi suatu sistem sosial.
masyarakatnya tidak membiarkan
Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat
generasinya dicampurkan oleh mindset
masuknya ide-ide pembaruan yang
atau pendidikan diluar dari kawasannya
diadopsi oleh para anggota system sosial
tetapi sekarang justru masyarakat itu
yang bersangkutan. Proses perubahan
sendiri mengingkan generasinya untuk
sosial biasa terdiri dari tiga tahap, yaitu:
menuntut ilmu setinggi-tingginya
a. Difusi
sehingga mengetahui maksud dan
Menurut Nanang Martono “Difusi
tujuannya disekolahkan, dikarenakan pola
adalah proses penyebaran unsur-unsur
pikir masyarakat suku kajang sekarang
kebudayaan dari satu individu ke individu
tidak mengubah dalam kehidupannya
yang lain, dari satu golongan ke golongan
justru ingin melihat generasinya tidak
yang lain, atau dari satu masyarakat ke
17
Nanang Martono,(2012).sosiologi perubahan
sosial: perspektif klasik, modern, postmodern,
16
Ibid. p.334 dan poskolonial. Jakarta: rajaali pers. p. 14
melupakan ajaran dan asal-usul suku kemasyarakatan. agama, kesenian,
serta menjadikan masa depan suku kajang maupun ilmu pengetahuan. Dapat
dalam menjadi suku yang tidak akan diuraikan bahwa perubahan social-
hilang walaupun zaman modern yang budaya masyarakat adat ammatoa kajang
mempengaruhinya. yang mengalami kontak social dengan
b. Akulturasi masyarakat suku kajang luar serta
Menurut Nanang Martono pengunjung yang ingin melihat dan
“Akulturasi atau kontak kebudayaan mengetahui sejarah suku kajang sehingga
merupakan proses sosial yang timbul perubahan itu akan terjadi, walaupun
apabila suatu kelompok manusia dengan masyarakat suku kajang berusaha untuk
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan menjaga keberadaannya dan menjaga
unsur-unsur kebudayaan asing alam supaya tidak rusak akibat adanya
sedemikian rupa sehingga unsur-unsur perubahan yang terjadi diluar dari
kebudayaan tersebut lambat laun diterima kawasan ammatoa kajang.
dan diolah kedalam kebudayaannya tanpa c. Asimilasi
menghilangka sifat khas kepribadian Menurut Nanang Martono
kebudayaan asal”.18 Yaitu Masyarakat “Asimilasi adalah proses social tingkat
ammatoa kajang terpengaruhi dengan lanjut yang timbul apabila terdapat
dampak modern yang terkadang golongan-golongan manusia yang
wisatawan atau masyarakat sekitar mempunyai latar belakang kebudayaan
berkunjung tetapi dikarenakan suku berbeda saling berinteraksi dan bergaul
kajang percaya dengan alam dan secara langsung dan intensif dalam waktu
menjaganya tetap lestari hingga kini. yang lama sehingga kebudayaan dari
Mereka yakin bahwa tanah mereka yaitu masing-masing golongan tersebut
Tanatoa merupakan pusat bumi. berubah sifatnya dari yang khas menjadi
Contohnya saja masyarakat kajang yang unsur-unsur kebudayaan baru yang
berusaha menjaga keberadaannya tetapi berbeda dengan asalnya”.19 masyarakat
tetap terkenah kontak dengan masyarakat suku kajang terbaginya suku kajang tidak
luar atau wisatawan yang berkunjung. ada pembagian wilayah akan tetapi
Ada beberapa bentuk dari keinginan masyarakatnya sedikit demi
akulturasi kontak sosial pada sedikit ingin merasakan penghidupan
semua lapisan masyarakat, sebagian yang lebih dari pada apa yang ada di
masyarakat, atau bahkan antar individu kajang pada umumnya. Contohnya saja
dalam dua masyarakat, kontak budaya komunikasi seperti hp dan teknologi
dalam situasi bersahabat atau situasi lainnya yang membuat pengaruh
bermusuhan, kontak budaya antara hubungan masyarakat kajang dengan
kelompok yang menguasai dan dikuasai masyarakat yang diluar sana.
dalam seluruh unsur budaya, baik dalam Ada beberapa bentuk asimilasi
ekonomi, bahasa. teknologi. yaitu proses perpaduan antara
18 19
Ibid. p. 14 Ibid. p. 14
kebudayaan di suatu daerah dengan manusia untuk meredakan pertentangan-
daerah lainnya, dengan tanpa pertentangan atau usaha-usaha untuk
menghilangkan identitas diri, tahapan mencapai kestabilan sosial yaitu
asimilasi ini akan menjadikan hubungan masyarakat suku kajang saling
sosialmasyarakat lebih terlihat rekat, berinteraksi dan menyatuh dengan
dapat diuraikan bahwa masyarakat suku masyarakat sekitar dan saling
kajang dalam yang mengalami kontak silahturahmi.
social dengan masyarakat suku kajang Bentuk-bentuk akomodasi
luar dan pengunjung yang mengalami merupakan adaptasi sosial yang mana
perubahan seperti kajang luar yang sudah melibatkan beragam cara baru di dalam
tersentuh dengan teknologi contohnya kelompok etnis di dalam
saja pemakaian listrik sedangkan kajang mengembangkan kehidupan sosial serta
dalam masih seperti dulu melakukan ekonomi dengan cara menggabungkan
aktivitas secara tradisional dan tidak unsur-unsur yang berasal dari kelompok
tersentuh dengan modernisasi tetapi sosial lainnya yang kemudian saling
dengan perbedaan itu masyarakat suku melengkapi. Bentuk bentuk dari
kajang luar dan dalam saling menerima akomodasi tumbuh sebagai bentuk dari
dengan pola pikir yang berbeda proses penyesuaian agar konflik dan
dikarenakan leluhur yang sama sehingga pertentangan yang terjadi pada individu
sampai saat ini keterikatan kajang dalam dan kelompok dapat terselesaikan. Dapat
dan luar masih menjalin hubungan yang diuraikan bahwa masyarakat suku kajang
membedakan adanya pengaruh teknologi, berusaha untuk mempertahankan social-
serta pengunjung yang ingin melihat suku budayanya dan pola pikir masyarakat
kajang dalam yang mengalami kontak dalam menjaga serta melestarikan alam
social dengan masyarakat dan terjadilah atau hutan. Walaupun masyarakat luar
pola pikir masyarakat untuk tersentuh atau asing yang ingin melihat dan
dengan perubahan yang modern. merasakan eksistensinya suku kajang
d. Akomodasi tetapi harus mengikuti aturan kawasan
Menurut Nanang Martono ammatoa kajang, artinya adanya
“Akomodasidikenal pula dengan sebutan kesenjangan social yang terjadi di
adaptasi. Akomodasi dapat berarti kalangan masyarakat suku Kajang
keadaan atau proses. Sebagai suatu tersebut sehingga berusaha untuk
keadaan akomodasi menunjuk kepada mengstabilkan kondisi social untuk tidak
adanya keseimbangan dalam interaksi terjadi perubahan-perubahan seperti suku
antara individu dengan kelompok kajang luar. Contohnya saja suku kajang
sehubungan dengan norma-norma dan dalam dan luar yang memiliki nenek
nilai-nilai social yang berlaku di leluhur yang sama serta saling berdaptasi
masyarakat”.20 Sebagai suatu proses, atau silahturahmi walaupun suku kajang
akomodasi menunjuk kepada usaha-usaha dalam tidak mengizinkan masyarakatnya
20
Ibid. p. 14
untuk menyentuh teknologi atau alam dimana dapat menyatuh dan
perubahan modern tersebut. dimaafkan. Dengan adanya media
2. Faktor Yang Mempengaruhi teknologi masyarakat ammatoa kajang
Perubahan Sosial Budaya menyebarluaskan bahwa beginilah
Masyarakat Kajang Kecamatan kehidupan yang tidak tersentuh dengan
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba budaya lain serta dipertahankan
Faktor-faktor perubahan sosial
keberadaannya. Contonya masyarakat
budaya masyarakat dapat dilihat dari
luar yang berkunjung di dalam suku
factor pendorong dan penghambat.
kajang dapat berinteraksi dengan
Masyarakat suku kajang yang
masyarakatnya sehingga saling bertukar
dipengaruhi perubahan sosial budaya
pikiran yang berdampak keberadaannya.
dilihat dari faktornya yaitu:
2. Sikap Menghargai Hasil Karya Orang
a. Faktor Pendorong Perubahan Lain
sosial budaya masyarakat Tidak adanya apresiasi terhadap
1. Kontak dengan Budaya Lain karya orang lain menjadikan seseorang
Menurut Soerjono Soekanto enggan untuk berkarya. Namun, akan
“Kontak merupakan proses penyampaian berbeda jika setiap orang menghargai
informasi tentang ide, keyakinan, dan hasil karya orang lain. Setiap orang akan
hasil-hasil budaya. Adanya kontak berlomba-lomba menciptakan suatu karya
dengan budaya lain menjadikan satu yang bermanfaat bagi masyarakat. Karya-
kebudayaan bertemu dan saling bertukar karya inilah yang mendorong munculnya
informasi”.21masyarakat suku kajang perubahan sosial budaya. Masyarakat
sangat terpengaruh dengan adanya suku kajang telah dahulu untuk
dampak globalisasi yang dirasakan menghargai karya orang apalagi
sehingga masyarakat ingin merasakan masyarakatnya yang masih tradisional
teknologi dan canggihan komunikasi sehingga pembagian tugas dan karya
yang mempermudah segala pekerjaan yang dirasakan suku kajang dalam yaitu
padahal masyarakat ammatoa kajang sarung tenung yang dipakai sebagai
memberikan aturan dan hukum adat symbol Hitam merupakan sebuah warna
bahwa jangan pernah melupakan adat dan adat yang kental akan kesakralan dan bila
kebudayaan, masyarakat suku kajang kita memasuki kawasan ammatoa pakaian
saling bertukar pikiran dan kita harus berwarna hitam. Warna hitam
menyampaikan informasi mengenai mempunyai makna bagi Mayarakat
keberadaannya bahwa kawasan ammatoa Ammatoa sebagai bentuk persamaan
merupakan pusat bumi pandangan dalam segala hal, termasuk kesamaan
masyarakat di karena suku ini dalam kesederhanaan. tidak ada warna
menjunjung tinggi ciptaan tuhan seperti hitam yang lebih baik antara yang satu
dengan yang lainnya. Semua hitam
21
Soerjono Soekanto, 2006. Sosiologi Suatu adalah sama. Warna hitam menunjukkan
Pengantar. Jakarta. PT raja grafindo persada p. kekuatan, kesamaan derajat bagi setiap
283
orang di depan sang pencipta. Kesamaan berbagai upaya guna melakukan
dalam bentuk wujud lahir, menyikapi perubahan hidup yang tentunya ke arah
keadaan lingkungan, utamanya kemajuan. Keinginan masyarakat suku
kelestarian hutan yang harus di jaga kajang dalam berusaha mempertahankan
keasliannnya sebagai sumber kehidupan. social-budaya dan tidak ingin merasakan
3. Sistem Pendidikan yang Maju perubahan tetapi beda dengan kajang luar
Pendidikan mengajarkan seseorang yang ingin merubah keadaan mereka
untuk berpikir ilmiah dan objektif. untuk mengikuti arah modern serta
Dengan kemampuan tersebut, seseorang teknologi yang tidak tertinggal dengan
dapat menilai bentuk kebudayaan yang daerah lain.
sesuai dengan kebutuhan serta 5. Toleransi terhadap Perubahan
kebudayaan yang tidak sesuai dengan Sikap toleransi dibutuhkan untuk
perkembangan zaman. Berbekal mempercepat laju perubahan sosial
pengetahuan itu seseorang melakukan budaya dalam masyarakat. Adanya sikap
perubahan pada kebudayaan jika dirasa toleransi menjadikan masyarakat lebih
perlu. Oleh karena itu, sistem pendidikan mudah menerima hal-hal baru.
tinggi mampu mendorong munculnya Masyarakat akan menerima hal-hal baru
perubahan sosial budaya.suku kajang yang dirasa membawa kebaikan.
yang dulunya masyarakatnya tidak Masyarakat suku kajang dalam mulai
membiarkan generasinya dicampurkan mengalami perubahan social budaya
oleh mindset atau pendidikan diluar dari tetapi dengan adanya sikap yang toleransi
kawasannya tetapi sekarang justru ammatoa kajang kepada masyarakatnya
masyarakat itu sendiri mengingkan sehingga sampai saat ini berubahan itu
generasinya untuk menuntut ilmu lambat tetapi tidak bisa dipunggiri akan
setinggi-tingginya sehingga mengetahui terjadi perubahan.
maksud dan tujuannya disekolahkan, 6. Penduduk yang Heterogen
dikarenakan pola pikir masyarakat suku Masyarakat yang heterogen
kajang sekarang tidak mengubah dalam memudahkan terjadinya perubahan sosial
kehidupannya justru ingin melihat budaya. Hal ini dapat dilihat pada
generasinya tidak melupakan ajaran dan masyarakat Indonesia. Penduduk
asal-usul suku serta menjadikan masa Indonesia terdiri atas bermacam-macam
depan suku kajang dalam menjadi suku suku, ras, dan ideologi. Perbedaan-
yang tidak akan hilang walaupun zaman perbedaan yang ada tidak selamanya
modern yang mempengaruhinya. membawa keuntungan bagi Indonesia.
4. Keinginan untuk Maju Perbedaan tersebut dapat menimbulkan
Tidak ada seorang pun yang puas konflik jika tidak disertai dengan rasa
dengan keadaan sekarang. Mereka toleransi yang tinggi. Konflik-konflik
umumnya menginginkan sesuatu yang inilah yang mendorong munculnya
lebih baik dari keadaan saat ini. Oleh perubahan sosial budaya. Seperti yang
karena itu, orang akan melakukan terjadi di suku kajang dalam dengan suku
kajang luar yang memiliki perubahan terjadi perubahan pola pikir masyarakat
yang lambat dan cepat sehingga tidak suku kajang dalam.
selamanya perubahan social budaya 9. Orientasi ke Masa Depan (Visioner)
menguntungkan bagi masyarakat itu Pandangan yang visioner
sendiri. mendorong seseorang melakukan
7. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap beragam perubahan. Bagi mereka masa
Bidang Kehidupan Tertentu lalu adalah sesuatu yang patut untuk
Setiap orang tidak akan pernah dikenang, bukan sebagai pedoman hidup.
puas dengan keadaannya saat ini. Masa depan harus lebih baik dari masa
Berbagai cara dan upaya mereka lakukan sekarang. Visi inilah yang mendorong
untuk mengubah taraf hidup. Rasa tidak seseorang melakukan perubahan. Dalam
puas terhadap keadaan mendorongnya orientasi suku kajang dalam masih
melakukan berbagai perubahan. Hal ini percaya bahwa tidak ada perubahan dan
pun terjadi pada masyarakat Indonesia masa lalu merupakan pedoman hidup
ketika reformasi digulirkan. Rasa tidak sampai saat ini.
puas terhadap pemerintahan saat itu 10. Sikap Mudah Menerima Hal-Hal
mendorong masyarakat menuntut Baru
perubahan secara total. Seperti yang Suatu perubahan akan berdampak
terjadi di suku kajang dalam dimana besar jika setiap orang menerima
masyarakatnya yang mulai berubah perubahan tersebut. Keadaan ini menjadi
dalam pola pikirnya dikarena dampat dari berbeda jika tidak ada seorang pun yang
luar yaitu teknologi serta ketidakpuasan menanggapi perubahan tersebut.
masyarakat terhadap pengaruh oleh Perubahan akan berlalu begitu saja tanpa
masyarakat lain tetapi ammatoa kajang ada masyarakat yang mengikutinya. Oleh
tidak melarang tetapi harus mengikuti karena itu, sikap mudah menerima hal-hal
aturan dari nenek moyang. baru mendorong terjadinya perubahan
8. Sistem Pelapisan Terbuka sosial budaya di masyarakat, yaitu
Sistem pelapisan terbuka masyarakat ammatoa kajang sangat
memungkinkan terjadinya gerak sosial tersentuh dengan pendidikan dikarenakan
vertikal yang lebih tinggi. Sistem ini ingin melihat generasi-generasi
memberi kesempatan kepada seseorang selanjutnya bersekolah setinggi-tingginya
untuk maju. Kesempatan untuk menaiki sehingga kebudayaan suku kajang dapat
strata yang lebih tinggi mendorong bertahan dengan kondisi saat ini dan
seseorang melakukan perubahan ke arah berdampal besar bagi masyakaratnya, jadi
yang lebih baik. Itulah yang terjadi di masyarakat suku kajang percaya bahwa
suku kajang dimana generasinya generasi selanjutnya akan mendatangkan
diberikan kesempatan untuk maju kebaikan kepada kawasan ammatoa
maksudnya mengikuti pendidikan sampai kajang.
kejenjang tinggi dan dengan cara itulah 3. Dampak Perubahan Sosisal Budaya
Terhadap Masyarakat Kajang
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Membentuk pola pikir masyarakat
Bulukumba yang lebih ilmiah dan rasional dapat
Perubahan sosial budaya yang berdampak positif bagi masyarakat yang
terjadi di masyarakat akan membawa mengalami dampat tersebut. Seperti suku
dampak, baik dampak positif maupun kajang dalam yang memiliki bentuk pola
dampak negatif.Dampak positif pikir masyarakatnya yang cenderung
perubahan sosial budaya tercermin dari percaya dengan adatnya sehingga
perilaku positif masyarakat menghadapi kepercayaan tidak terpengaruh dengan
perubahan sosial budaya tersebut. pola pikir masyarakat luar dan
Sebaliknya, dampak negatif perubahan pengunjung.
sosial budaya akan mempengaruhi 3. Terciptanya penemuan-penemuan
perilaku masyarakat menjadi negative baru yang dapat membantu aktivitas
seperti juga masyarakat suku Kajang manusia. Penemuan-penemuan ini justru
yang mengalami dampak yang terjadi. tidak dipercaya oleh masyarakat suku
a. Dampak Positif kajang karena dapat berdampak negative
1. Memunculkan ide-ide budaya baru bagi suku, adat serta hutan yang telah
yang sesuia dengan perkembangan dilestarikan sejak dulu, sejak nenek
zaman. moyang menginjakkan kaki di kawasan
Menurut Alistigna “Dampak ammatoa kajang.
positifnya adalah Memunculkan ide-ide 4. Munculnya tatanan kehidupan
budaya baru yang sesuia dengan masyarakat baru yang lebih modern dan
perkembangan zaman, Membentuk pola ideal. Terhindarnya kehidupan
pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan masyarakat baru menuju ke modern tidak
rasional, Terciptanya penemuan- dapat dipungkiri masyarakat suku kajang
penemuan baru yang dapat membantu akan berusaha untuk terhindar dari
aktivitas manusia dan Munculnya tatanan perubahan yang berdampak negative bagi
kehidupan masyarakat baru yang lebih kawasan ammatoa kajang.
modern dan ideal”.22 Yaitu masyarakat b. Dampak Negatif
ammatoa kajang sudah tersentuh dengan Menurut Alistigna “Dampak
teknologi walaupun masih sebagian yang negatifnya adalah Tergesernya bentuk-
mengikuti tatanan kehidupan modern bentuk budaya nasional oleh budaya
seperti adanya cahaya (senter) yang asing yang terkadang tidak sesuai dengan
digunakan tetapi masyarakat ammatoa kaidah budaya nasional, Adanya
kajang masih mempertahankan beberapa kelompok masyarakat yang
kebudayaan dan hukum adatnya. mengalami ketertinggalan kemajuan
2. Membentuk pola pikir masyarakat budaya dan kemajuan zaman, baik dari
yang lebih ilmiah dan rasional. sisi pola pikir ataupun dari sisi pola
22
kehidupan (cultural lag atau kesenjangan
Alistigna. “dampak perubahan sosial budaya”.
20 Oktober 2016. budaya), dan Munculnya bentuk-bentuk
http://budisma.net/2015/04/dampak-positif-dan- penyimpangan sosial baru yang semakin
negatif-perubahan-sosial-budaya.html
kompleks, Lunturnya kaidah-kaidah atau Akulturasi yang mengakibatkan pola
norma budaya lama, misalnya lunturnya pikir masyarakat untuk beradaptasi
kesadaran bergotong royong didalam akan tersentuh seperti masih
kehidupan masyarakat kota”.23 Yaitu mengikuti aturan hukum adat yang
masyarakat ammatoa kajang tertinggal berlaku supaya ke depannya tidak ada
oleh teknologi dikarenakan kekeliruan.(3) Asimilasi masyarakat
masyarakatnya masih mempertahankan suku Kajang dalam akan terkenah
keberadaan sampai saat ini, namun suku dampak akibat perubahan disekitarnya
kajang tidak tertinggal oleh pendidikan, dilihat dari luar Kajang yang
masyarakatnya dilihat dari generasinya mengalami proses modern.(4)
yang menganjurkan untuk bersekolah Akomodasi dimana masyarakat
setinggi-tingginya supaya suatu saat Kajang luar yang awalnya satu unsur
kebudayaan ammatoa kajang masih ada kebudayaan yang sama serta unsur
dan dipertahankan eksistensinya. Adanya yang sama terjadi juga perubahan
penyimpanan sosial yang terjadi seperti sedemikian yang dapat dilihat
masyarakat dalam kajang yang ingin realitasnya.
keluar dari perubahan kehidupan dan 2. Faktor yang mempengaruhi perubahan
sudah banyak orang asing yang ingin sosial budaya masyarakat Kajang
melihat langsunng kebudayaan ini, sebab Kecamatan Bulukumpa Kabupaten
itulah masyarakatnya terkena dampak Bulukumba. Di pengaruhi oleh Faktor
negatif oleh kebudayaan asing yang ingin Pendorong dan Penghambat. Dimana
masuk di kawasan tersebut. Faktor pendorong yaitu masyarakat
KESIMPULAN DAN SARAN Kajang tersentuh dengan pendidikan
A. Kesimpulan dikarenakan ingin melihat generasi-
1. Berdasarkan hasil Penelitian dan generasi selanjutnya bersekolah
pembahasan adapun kesimpulan setinggi-tingginya sedangakan faktor
Proses perubahan sosial budaya pada penghambatnya kebudayaan suku
masyarakat Kajang Kecamatan kajang dapat bertahan dan memiliki
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba pola-pola kehidupan. berbeda dengan
yaitu sangat dipengaruhi oleh empat masyarakat diluar yang tersentuh
faktor diantaranya, (1) Difusi globalisasi, memanfaatkan sesuai
Masyarakat Suku Kajang yang kebutuhan hidup seperti, bertani,
beradaptasi dengan perubahan sosial berkebun, menenung dan berternak.
budaya yang terjadi dikarenakan 3. Dampak perubahan sosial budaya
banyak hal yang tidak dapat dipungkiri terhadap masyarakat Kajang
dengan perubahan zaman.(2) Kecamatan Bulukumpa Kabupaten
Bulukumba yang terjadi dampak yang
23
Alistigna. “dampak perubahan sosial budaya”. signifikan seperti masih adanya
20 Oktober 2016.
http://budisma.net/2015/04/dampak-positif-dan- masyarakat yang terpengaruhi dengan
negatif-perubahan-sosial-budaya.html adanya dampak dari luar suku Kajang
baik dari kalangan wisatawan yang Alistigna. “dampak perubahan sosial
berkunjung maupun masyarakatnya budaya”. 20 Oktober
secara sadar ingin mengubah takaran 2016.http://budisma.net/2015/04/dampak
hidupnya walaupun masyarakat -positif-dan-negatif-perubahan-sosial-
ammatoa Kajang masih menganggap budaya.html
mempertahankan kebudayaan dan Basrowi & Suwandi. 2009. Memahami
hukum adatnya. Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Asdi
B. Implikasi Mahasatya
Implikasi dari hasil penelitian Darmapoetra Juma. 2014. Kajang Pecinta
yang dilakukan mengenai “Perubahan Kebersamaan Dan Pelestari Alam.
sosial budaya masyarakat Kajang Makassar. Arus Timur .
Kecamatan Bulukumpa di Kabupaten Handoyo Eko. 2015. Studi Masyarakat
Bulukumba” adalah sebagai referensi, Indonesia. Yogyakarta: Ombak
perluasan wawasan dan ilmu pengetahuan Martono Nanang ,(2012).Sosiologi
tentang perubahan sosial budaya Perubahan Sosial: Perspektif
masyarakat Kajang Kecamatan Klasik, Modern, Postmodern,
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba Dan Poskolonial. Jakarta:
C. Saran Rajawali Pers
1. Bagi masyarakat ammatoa kajang Soekanto Soerjono, 2006. Sosiologi
diharapkan dapat Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja
mempertahankan kebudayaannya Grafindo Persada
dan tidak terjadi penyimpanan (1990). Sosiologi Suatu Pengantar.
sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
2. Bagi masyarakat kajang luar Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
diharapkan tidak mempengaruhi Kuantitatif Kualitatif dan
kajang dalam untuk mengikuti R&D).Cetakan ke-20. Bandung:
dampak dari era modern. Alfabeta.
3. Bagi masyarakat ammatoa kajang Nasir Rahma Rahayu Sri. 2014.
diharapkan untuk melanjutkan Perubahan Sosial Masyarakat Lokal
generasi-generasinya dalam Akibat Perkembangan Pariwisata Dusun
sistem pendidikan saat ini. Wakka Kab. Pinrang. Makassar. Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Abiding Zainal Yusuf. 2013. Pengantar Hasanuddin.
System Sosial Budaya Di Undang-Undang RI Pasal 30 ayat 1
Indonesia. bandung. Pustaka mengenai Sosial Budaya
Setia Yusuf A. Muri. 2014.Metode Penelitian
Akib Yusuf. 2008. Ammatoa Komunitas Kuantitaif, Kualitatif Dan
Berbaju Hitam. Makassar: Pustaka Penelitian Gabungan. Jakarta.
Refleksi Prenada Media Group