Disusun oleh:
3115154267
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmatnya kepada
penulis sehingga atas berkat dan rahmat serta karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul Landasan Pendidikan Sosiologis dan Antropologis ini sesuai
dengan waktu yang penulis rencanakan.
Terima kasih penulis sampaikan kepada dosen Landasan Pendidikan yang telah
berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis dan memberikan kesempatan bagi penulis untuk
mengerjakan tugas ini, sehingga penulis menjadi lebih mengerti dan memahami tentang
Landasan Pendidikan Sosiologis dan Antropologis, tak lupa penulis juga mengucapkan terima
kasih yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Landasan Pendidikan di Universitas
Negeri Jakarta,
Ibarat pepatah Tak Ada Gading Yang Tak Retak, maka begitu pulalah dengan halnya
makalah ini, walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan kehilapan dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritik tetap penulis harapkan demi perbaikan
makalah ini kedepan. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terima Kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
kebersamaan, musyawarah untuk mufakat, (2) kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup
bermasyarakat, (3) negara melindungi warga negaranya, dan (4) selaras serasi seimbang
antara hak dan kewajiban. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia tidak hanya
meningkatkan kualitas manusia secara orang per orang tapi juga meningkatlan kualitas
masyarakat umum.
II.2 Implementasi Landasan Pendidikan Sosiologis
Masyarakat Indonesia setelah kemerdekaan, utamanya pada zaman pemerintahan orde
baru telah banyak perubahan. Sebagai masyarakat majemuk, maka komunitas dengan ciri-ciri
unik baik secara horizontal maupun vertikal masih dapat ditemukan. Demikian pula halnya
dengan sifat-sifat dasar dari zaman penjajahan belum terhapus seluruhnya. Namun dengan
niat politik yang kuat menjadi suatu masyarakat bangsa Indonesia serta dengan kemajuan
dalam berbagai bidang pembangunan. Berbagai upaya yang persatuan dan kesatuan yang
kokoh, berbagai upaya tersebut dilaksanakan dengan tidak mengabaikan kenyataan tentang
kemajemukan masyarakat Indonesia. Hal terakhir tersebut kini makin mendapat perhatian
yang semestinya dengan antara lain memasukkannya muatan lokal di dalam kurikulum
sekolah. Muatan lokal yang didasarkan pada kebhinekaan masyaraka Indonesia. Dengan
demikian akan dapat diwujudkan manusia Indonesia dengan wawasan nusantara dan berjiwa
nasional akan tetapi memahami dan menyatu dengan lingkungan. Berbagai upaya yang
dilakukan, baik melalui jalur sekolah (seperti mata pelajaran PKn, pendidikan sejarah)
maupun jalur pendidikan luar sekolah (seminar, lingkungan) telah mulai menumbuhkan
benih-benih persatuan dan kesatuan yang semakin kokoh. Berbagai upaya tersebut
dilaksanakan dengan tidak mengabaikan kenyataan tentang kemajemukan masyarakat
Indonesia.
Seperti halnya dimasukkannya mata pelajaran muatan lokal yang bertujuan
dapat membentuk manusia-manusia lokal, bahkan untuk memperkuat itu, dikukuhkan
kedalam UU RI No.2 tahun 1989 Pasal 37 dan Pasal 38, PP RI No. 28 Tahun 1990 Pasal 14
ayat 3 dan 4.
memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada
perbanding atau perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak
diperdebatkan dan manjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang sering kali
dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal,
tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama.
Antropologis adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda
dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase.
Antropologis secara
yaitu antropologi fisik/biologi
garis
besar
dipecah
menjadi
Tetapi
bagian
dalam
pecahan antropologi budaya, terpecah pecah lagi menjadi banyak sehingga menjadi
spesialisasi spesialisasi, termasuk antropologi pendidikan.
Seperti halnya kajian antropologis pada umumnya, pendidikan antropologis berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dalam rangka
memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia khususnya dalam
dunia pendidikan.
2.
Universal maupun pola perilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa).
Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai dengan
3.
4.
Dari manfaat diatas dapat disimpulkan bahwa, antropologi dapat menjadikan bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang memiliki jiwa nasionalis.
II.9 Pola Sikap Guru kepada Siswa dan Implikasinya terhadap Fungsi dan Tipe Guru
Pendidikan sosiologis dan atropologis dapat dikaitkan dengan pola sikap guru
terhadap murid. David Hargreaves (Sudarja Adiwikarta, 1988) mengemukakan tiga
kemungkinan pola sikap guru terhadap muridnya serta implikasinya terhadap fungsi dan
tipe/kategori guru. Pola tersebut yakni:
-
Pola Pertama: Guru berasumsi bahwa para muridnya belum menguasai kebudayaan,
sedangkan pendidikan diartikan sebagai enkulturasi (pembudayaan). Implikasinya maka
tugas dan fungsi guru adalah menggiring murid-muridnya untuk mempelajari hal-hal
yang dipilihkan oleh guru dengan peretimbangan itulah yang terbaik bagi mereka. Tipe
guru dalam kategori ini dinamakan Hargreaves sebagai penjinak atau penggembala singa
(lion tamer).
Pola Kedua: Guru berasumsi bahwa para muridnya mempunyai dorongan untuk belajar
yang harus meghadapi materi pengajaran yang baru baginya, cukup berat dan kurang
menarik. Implikasinya maka tugas guru adalah membuat pengajaran menjadi
menyenangkan, menarik dan mudah bagi para muridnya. Tipe guru demikian
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan, dan karakteristik
masyarakat. Pendidikan sosiologis merupakan analisa ilmiah tentang proses social di dalam
sistem pendidikan. Landasan sosiologis mengandung norma dasar pendidikan yang
bersumber dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk
memahami kehidupan bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan perhatian pada
pola hubungan antar pribadi dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut. Untuk
terciptanya kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai, terciptalah nilai-nilai sosial
yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan
bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat.
Pendidikan sosiologis dituntut untuk melakukan tiga fungsi, yaitu: (1) fungsi
eksplanasi, (2) fungsi prediksi, (3) fungsi utilisasi. Secara umum, sosiologi pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya tersebut melalui pengkajian fenomenafenomena sosial dan pendidikan, dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih
fungsional dalam kehidupan masyarakat.
Antropologis adalah studi tentang umat manusia, yang berusaha menyusun generalisasi
yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk memperoleh pengertian yang
lengkap tentang keanekaragaman manusia. Objek kajian antropologi adalah budaya.
Kebudayaan adalah totalitas kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan,
seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
diperoleh orang sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan dan kebudayaan mempunyai pengaruh timbal balik. Bila kebudayaan
berubah maka pendidikan juga bisa ikut berubah dan bila pendidikan berubah akan akan
dapat
mengubah
kebudayaan.
Disini
tampak
bahwa
peranan
pendidikan
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen MKDK. 2013. Landasan Ilmu Pendidikan. Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta.
Kadir, Abdul. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/LANDASAN_PENDIDIKAN/BBM_4.pdf
http://akhmad-sugianto.blogspot.co.id/2013/09/landasan-sosiologis-pendidikan.html
http://akhmad-sugianto.blogspot.co.id/2013/09/landasan-antropologi-pendidikan_24.html