DISUSUN OLEH :
Kelompok 5:
AnisaKurniasih (2287190009)
ThusyaMaulda R (2287190011)
Soleha (2287190017)
Gabriel Kennedy Simbolon (2287190024)
Putri Indah Septiani (2287190052)
PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur sepenuhnya hanya untuk Allah
Swt., yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
penulisan makalah ini. Dan salawat beserta salam buat junjungan nabi Muhammad Saw.,
beliau merupakan suri tauladan yang telah berhasil menegakkan kalimat tauhid di muka bumi
ini hingga perjuangan terakhir.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Mata
KuliahPembelajaran IPS ABKyang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan penulisan makalah guna memenuhi tugas yang telah dibagikan.
Kemudian penulis juga merasakan masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan
dalam penulisan makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca seluruhnya, terutama dari Dosen Pengampu agar tercipta
kesempurnaan terhadap penulisan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
B. Rumusan Penulisan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Masalah..............................................................................................2
D. Manfaat Penulisan Masalah............................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................................3
A. Definisi Pendidikan IPS..................................................................................................3
B. Paradigma IPS.................................................................................................................4
C. Karakteristik Pendidikan IPS..........................................................................................4
D. Hakekat Pendidikan IPS..................................................................................................6
E. Fungsi Pendidikan IPS....................................................................................................6
F. Tujuan Pendidikan IPS....................................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................9
A. Konsep Pendidikan Global dalam pembelajaran IPS......................................................9
B. Materi Pendidikan Global.............................................................................................12
C. Kajian Masalah dan Isu-isu Global...............................................................................15
D. Kajian Sejarah Hubungan Antara Bangsa dan Saling Ketergantungan........................17
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................20
A. Kesimpulan...................................................................................................................20
B. Saran..............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana Materi Pendidikan Global?
3. Bagaimana Kajian Masalah dan Isu-isu Global?
4. Bagaimana Kajian Sejarah Hubungan Antar Bangsa dan Saling
Ketergantungan?
2
BAB II KAJIAN TEORI
3
B. Paradigma IPS
Istilah “Paradigma” pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan
terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Secara terminologis
tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia ilmu pengetahuan adalah
Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul The Structurre of Scientific
Revolution (1970 : 49). Inti sari pengertian paradigma adalah suatu asumsi-asumsi
dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai),
sehingga merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, serta penerapan dalam
ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu
pengetahuan itu sendiri.
Paradigma IPS adalah model atau kerangka berpikir pengembangan IPS yang
diwacanakan dalam kurikulum pada sistem pendidikan Indonesia, dan IPS
merupakan studi yang mempelajari tentang masyarakat atau manusia, dan
merupakan ilmu pengetahuan sosial yang diambil dari ilmu sosial. Ada tiga istilah
yang termasuk bidang pengetahuan sosial, yaitu: Ilmu Sosial ( Social Sciences ),
Studi Sosial ( Social Studies ), dan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ). Selain istilah
tersebut ada juga istilah yang kadang-kadang digunakan dalam menyebut bidang
studi IPS, yaitu: Social Education dan Social Learning, yang menurut Cheppy
kedua istilah tersebut lebih menitik beratkan kepada berbagai pengalaman
disekolah yang dipandang dapat membantu anak didik untuk lebih mampu bergaul
di tengah-tengah masyarakat.
4
objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada kenyataan.
Menurut Mulyono Tjokrodikaryo, (1986:21) ada 5 macam sumber materi IPS
antara lain:
a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak
dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas
negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
b. Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan,
keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.
c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan
antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat
sampai yang terjauh.
d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah
yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh,
tentang tokohtokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
e. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan,
pakaian, permainan, keluarga.
Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber
materi IPS sekaligus juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep,
teori-teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan
dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di
masyarakat.
6
dengan warga masyarakat lainnya, pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber
ekonomi oleh masyarakat.
7
kemampuan merumuskan masalah, dan hipotesis pemecahannya, keinginan
melanjutkan eksplorasi IPS sampai ke luar kelas, dan kemampuan menarik
kesimpulan berdasarkan data.
8
BAB III PEMBAHASAN
9
potongan rambut, model pakaian atau perilaku yang tidak cocok dengan jati diri
bangsa kita.
Pendidikan global merupakan upaya sistematis untuk membentuk wawasan
dan perspektif para siswa, karena melalui Pendidikan Global para siswa dibekali
materi yang bersifat utuh dan menyeluruh yang berkaitan dengan masalah global.
Pendidiskan global menawarkan suatu makna bahwa kita hidup di dalam masyarakat
manusia, suatu perkampungan global di dalam mana manusia dihubungkan; baik
suku, maupun bangsa, dan batas negara tidak menjadi penghalang, dan merupakan
komunalitas dari perbedaan di antara orang-orang yang berbeda bangsa. Hoopes
(Garcia 1977) mengatakan bahwa pendidikan global mempersiapkan siswa untuk
memahami dan mengatasi adanya ketergantungan global dan keragaman budaya, yang
mencakup hubungan, kejadian dan kekuatan yang tidak dapat diisikan ke dalam batas-
batas negara dan budaya.
Pendidikan global mempersiapkan masa depan siswa dengan memberikan
keterampilan analisis dan evaluasi yang luas. Keterampilan ini akan membekali siswa
untuk memahami dan memberi reaksi terhadap isu internasional dan antarbudaya.
Pendidikan global juga mengenalkan siswa dengan berbagai strategi untuk berperan
serta secara lokal, nasional dan internasional. Mata pelajaran harus menyajikan
informasi yang relevan untuk meningkatkan kemampuan terlibat dalam pencaturan
kebijakan publik. Oleh karena itu, Pendidikan Global mengaitkan isu global dengan
kepentingan lokal. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Global adalah suatu pendidikan yang berusaha untuk meningkatkan kesadaran siswa,
bahwa mereka hidup dan berada pada satu area global yang saling berkaitan. Oleh
karena itu, siswa perlu diberikan informasi tentang keadaan dan sistem global.
Berhard G. Killer (dalam Hamalik, 1992: 6), menyatakan bahwa ilmu
pengetahuan sosial adalah studi yang memberikan pemahaman/pengertian pengertian
tentang cara-cara manusia hidup, tentang kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, dan
tentang lembaga-lembaga yang dikembangkan sehubungan dengan hal tersebut.
Uraian tersebut menjelaskan bahwa IPS erat pertaliannya dengan manusia sebagai
anggota masyarakat dan interaksinya dengan dunia sekitarnya. Jadi, dapat dikatakan
bahwa sumber IPS sesungguhnya terletak pada pusat-pusat kegiatan itu sendiri. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa IPS sebagai suatu mata pelajaran yang bertujuan
mengantarkan siswa untuk mengetahui, mengenal dunia, maka tekanan yang
diberikan adalah tentang fakta-fakta. Berbeda jika IPS sebagai pengetahuan yang
10
bertalian dengan hubungan manusia satu sama lain dan hubungannya dengan dunia
sekitarnya, yang diajarkan dengan tujuan membantu peserta didik untuk memahami,
berpartisipasi, dan membina masyarakat, maka tekanannya pada pemecahan
persoalan-persoalan kehidupan nyata. Pendapat terakhirlah yang sesungguhnya yang
diharapkan dalam pembelajaran IPS.
Pada kenyataan di lapangan pembelajaran IPS masih berorientasi pada hanya
menghafal fakta-fakta tanpa mau mengkaitkan dengan pesoalan yang sedang dihadapi
masyarakat pada umumnya dan individu pada khususnya, apalagi mengkaitkan
dengan masalah-masalah global yang sesungguhnya juga dapat mempengaruhi
kehidupan individu dan masyarakat luas. Jadi, peserta didik tidak terlatih untuk
berpikir kritis dan berusaha mengatasi tantangan dalam kehidupan ini, sehingga
pembelajaran tidak menjadi bermakna, karena hanya berlalu begitu saja (Sumantri,
1995). Pendidikan hanya akan dianggap bermakna apabila ditujukan sebagai
persiapan siswa dalam menghadapi tugas hidupnya kelak di masyarakat.
Dalam hal ini pembelajaran IPS di SD dapat memberikan sumbangan yang
berharga dalam rangka mendidik siswa menjadi warga masyarakat yang mampu
bermasyarakat, mampu bekerjasama dengan orang lain, dan mampu memecahkan
masalah-masalah sosial, ekonomi, politik yang dihadapinya di masyarakat. Belajar
IPS tidak hanya belajar tentang masyarakat, tetapi belajar bagaimana cara
bermasyarakat, baik secara lokal maupun global.
Mengajar IPS dengan memasukkan pendidikan global dalam proses
pembelajaran adalah mencari suatu kesempatan (strategi) untuk memperjelas kondisi
manusia sebagai makhluk individu maupun sosial dalam kurikulum, supaya peserta
didik dapat mengenal kualitas manusia yang unik dan merupakan makhluk yang
berharga. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kekuatan hidup supaya mereka
mempunyai harapan besar terhadap masa depan dan mampu berperan aktif dalam
memberi kontribusi terhadap persoalan-persoalan global. Ketika guru berinisiatif
dengan pendidikan global, maka harus mempersiapkan mengembangkan bahan-bahan
atau materimateri pokok (dasar) tentang unsur-unsur pendidikan global seperti:
(1) nilai-nilai, (2) multikultural, (3) ekonomi global, (4) isu-isu global, (5)
interaksi pertukaran budaya. Guru juga membutuhkan pengetahuan global tentang
dunia pada umumnya sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan. Seorang
guru bahasa tidak hanya mempelajari atau menelaah dari literatur (bacaan) dari
perbedaan kultur atau budaya dalam wilayah yang berbeda, namun juga belajar dalam
11
konteks, sejarah, dan perspektif politik dari pengarang buku yang akan dibahas. Guru
harus mau melakukan studi di kampus maupun di luar kampus untuk mengidentifikasi
hal-hal yang berhubungan dengan kemanusiaan, ilmu pengetahuan, studi sosial agar
dapat menumbuhkan pengetahuan baru dalam bidangnya. Di samping itu guru juga
harus memiliki rasa ketertarikan terhadap kejadian dan kegiatan pada masyarakat
lokal, nasional, global, aktif mencari dan menyimpan informasi yang bersifat dunia,
mempunyai sifat terbuka dalam hal mau menerima setiap adanya pembaharuan, serta
mampu menyeleksi informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial
budaya masyarakat.
Mengajar dengan memasukkan pendidikan global dalam pembelajaran IPS,
dapat dilakukan melalui pengalaman seharihari anak dalam hal, musik, seni, ilmu
pengetahuan, sebagai contoh, ketika peserta didik di SD belajar IPS dengan topik
rumah dan keluarga. Saatnya guru memulai mengembangkan pengertian, bahwa
orangorang di seluruh dunia membutuhkan rumah dan mereka membangun rumahnya
dengan cara yang berbeda-beda dan memiliki variasi berbeda-beda yang dapat
menunjukkan identitas dari suatu bangsa. Dengan memulai pembelajaran yang
demikian guru sudah mengawalinya dengan pendidikan global yang dapat memberi
“pesan” bahwa ada persamaan dan perbedaan yang mendasar pada setiap bangsa di
dunia yang dikarenakan oleh perbedaan geografi, kultur, sejarah, termasuk cara hidup
di dunia modern.
12
Nilai-nilai yang dianut banyak orang mencerminkan sikap dan
keyakinan dan dibentuk oleh pengalamannya. Nilai-nilai yang kita
miliki menentukan bagaimana kita memandang dunia dan bagaimana
nilai-nilai itu mempengaruhi keputusan dan perilaku kita sebagaimana
yang kita lakukan dalam aktivitas hidup. Di samping nilai-nilai yang
kita anut itu bersifat pribadi dan terkadang aneh (idiosyncratic) seperti
perasaan dan pilihan, hal-hal yang paling penting adalah kebersamaan
dalam kelompok etnis, nasional dan agama. Nilai-nilai bersama yang
kita miliki terkadang melampaui identitas kita yang mungkin dianggap
universal dan menentukan kita sebagai manusia. Dalam pendidikan
global, khususnya, kita tertarik dengan nilai-nilai manusia universal
yang melampaui identitas kelompok dan perbedaan nilai-nilai yang
menentukan keanggotaan kelompok dan memberikan kontribusi
terhadap pandangan dunia dan perspektif kita yang unik.
13
ini, untuk membantu para siswa memahami secara mendalam hakekat
saling ketergantungan itu, maka materi pembelajarannya harus
dikaitkan dengan kajian system global di bidang ekonomi, politik,
ekologi dan teknologi sejalan dengan tempat di lingkungan mana
mereka hidup. Dengan cara demikian, maka diharapkan para siswa
dapat berpartisipasi secara efektif dan bertanggung jawab dalam
lingkungan global.
14
dan masalah-masalah global saat ini merupakan fondasi bagi
pendidikan global. Sayangnya, sejarah yang dipelajari oleh
kebanyakan siswa kita hanya sedikit mengembangkan perspektif dunia
yang saling ketergantungan saat ini. Sejarah dunia yang diajarkan
adalah sejarah peradaban Barat atau pengaruh Barat terhadap dunia
lainnya. Seringkali, sejarah dunia merupakan sejarah yang
memisahkan wilayah-wilayah regional dan hubungannya antara negara
tersebut. Biasanya semua sejarah memfokuskan pada perkembangan
negara-negara yang lebih kuat dalam dunia kontemporer.
15
yang berperang telah diumumkan sedikitnya 160 konflik bersenjata
telah terjadi sehingga sekitar 16 juta jiwa meninggal dunia. Lembaran
semua peristiwa hitam ini adalah ancaman perang nuklir yang
kemungkinannya lebih banyak memakan korban jiwa.
Pada dasarnya, bangsa-bangsa mengetahui keamanan karena
kehadiran atau ketiadaan ancaman terhadap nilai-nilai atau sumber-
sumber dasar yang menjadi landasan kehidupan. Perhatian terhadap
keamanan dapat beragam, dari mulai perlindungan atas hak asasi
manusia dan otonomi nasional sampai pada mempertahankan
kebebasan ekonomi. Menciptakan keamanan dan mempertahankan
perdamaian telah menjadi pemikiran bangsa-bangsa sepanjang sejarah
karena system internasional tidak mempunyai pusat otoritas untuk
melaksanakan hokum dan menyelesaikan konflik dengan suatu system
kedaulatan bangsa-bangsa.
2) Isu-isu pembangunan
Studi tentang isu-isu pembangunan akan mengajak para siswa
dalam memperjuangkan rakyat dan bangsa untuk memperoleh
kebutuhan dasar, mencapai pertumbuhan ekonomi nasional, dan
memperluas kebebasan politik, ekonomi dan social mereka. Studi ini
terutama akan memfokuskan pada sejumlah isu-isu dan masalah-
masalah sekitar pelebaran kesenjangan antara orang kaya dan orang
miskin di dunia dan ketidakadilan serta penderitaan akibat dari
kesenjangan ini. Kita dapat menangkap sejumlah dimensi kesenjangan
antara si kaya dan si miskin ini dengan membandingkan urutan
penduduk paling kaya di dunia dan urutan penduduk paling miskin di
dunia.
3) Isu-isu lingkungan
Isu-isu lingkungan terutama berkaitan dengan akibat-akibat
eksploitasi sumber daya manusia dan pengelolaan kekayaan bumi:
tanah, lautan dan unsure-unsur lainnya. Masalah yang berkaitan
dengan akibat-akibat aktivitas manusia terhadap lingkungan bukanlah
persoalan baru, tetapi karena penduduk bumi berkembang sangat cepat
dan meningkatnya konsumerisme maka akibat-akibat tersebut
16
diperluas menjadi masalah-masalah krisis. Hujan asam, polusi sungai
dan laut, pembentukan karbondioksida dalam atmosfir, polusi udara
industri yang kita hirup, pemusnahan jenis tanaman dan hewan,
penipisan hutan dan sebagainya.
Masalah-masalah dan isu-isu yang menghendaki pemecahan ini
sangat penting untuk disadari oleh umat manusia marena ini milik kita
bersama demikian pula ribuan jenis tanaman dan hewan. Semuanya
dapat melampaui batas-batas nasional dan menghendaki kepedulian
bersama. Pendidikan global akan memberi kesempatan kepada para
siswa untuk melihat perannya dalam isu-isu dan masalah-masalah
global demikian pula peran orang dan system lainnya. Fokus utama
kajian akan mempertimbangkan dan menganalisis solusi serta perlunya
kerjasama secara multilateral untuk menemukan solusi tersebut.
17
D. Kajian Sejarah Hubungan Antara Bangsa dan Saling Ketergantungan
Pada umumnya, pendekatan-pendekatan tradisional untuk mengkaji sejarah
dunia masih sedikit mengungkap pengertian saling ketergantungan antar bangsa
karena pendekatan ini tidak menekankan pada akar sejarah dari saling ketergantungan
tersebut. Dengan demikian, apabila para siswa kita betul-betul memahami saling
ketergantungan dalam dunia kontemporer maka mereka harus mendasarkan
pengetahuan tentang kontak dan pertukaran antar peradaban yang telah berlangsung
sedikitnya sejak 2000 tahun yang lalu. Bukti adanya kontak dan pertukaran tersebut
pernah dikemukakan oleh sejarahwan yang bernama William Mc Neill yang mengacu
pada ‘the ecumene’ sebagai bukti kontak antar bangsa dari Spayol sampai Afrika
Utara hingga Laut Cina selama Kekaisaran Romawi dan Han. Kontak ini dilakukan
melalui jalur laut maupun darat menlintasi wilayah Timur Tengah. Perpindahan
tanaman dan hewan terjadi antara lain dengan adanya katun, gula dan ayam yang
dikembangkan di India menyebar hingga ke Cina dan Erasia. Rahasia teknologi
berpindah secara perlahan. Baja India diekspor oleh Kekaisaran Romawi namun
teknologi pembuatannya tidak mengalami peralihan. Sutra Cina diekspor ke India,
Timur Tengah dan Romawi dari abad ke-2 M namun rahasia pertanian tidak terjadi
hingga abad ke-6 M.
Sejarahwan lain percaya bahwa kontak ini didasarkan pada kesamaan budaya
yang konkrit antara Asia dan Amerika dan bahwa terdapat pengaruh-pengaruh dari
Asia tentang perkembangan masyarakat di Amerika. Untuk mendukung teori-teori
tersebut, para sejarahwan mengemukakan bahwa ribuan tahun sebelum Columbus
menginjakkan kakinya di Benua Amerika, kapal-kapal yang melintasi Sri Langka dan
Jawa dengan penumpang sekitar 200 orang. Kapal-kapal yang melintasi Samudera
India tersebut berbobot 75 ton bahkan Cina mempunyai kapal yang berbobot 800 ton
sebelum abad ke-7 M.
Kontak, pertukaran dan saling ketergantungan telah berlangsung sepanjang
sejarah Misionaris global yang berasal dari Eropa abad 15 dan 16 M semakin cepat
meningkat melalui kontak migrasi, perdagangan dan perang 400 tahun yang lalu yang
sekarang telah ditransfer dalam dunia masa kini melalui travel udara global dan
komunikasi satelit.
Kerangka piker yang telah dikemukakan disini dimaksudkan untuk mendorong
pemikiran dan dialog agar para siswa memiliki dasar untuk mengembangkan
perspektif global. Apabila ada pihak lain yang tidak setuju dengan unsure-unsur
18
tertentu yang telah terpilih untuk menyusun kerangka pikir ini, diharapkan mereka
akan termotivasi untuk mengembangkan gambaran alternatif tentang dasar substantif
pendidikan global. Apabila kita sungguh-sungguh dalam mengintegrasikan perspektif
global ke dalam pengajaran di persekolahan maka kita harus mengembangkan
gambaran substantif tentang pengembangan dan implementasinya.
Fungsi yang sangat bermanfaat dari kerangka yang dikembangkan ini adalah
untuk mengukur kelayakan program yang ada dan sebagai pedoman untuk
mengembangkan program atau kurikulum baru pendidikan global. Oleh karena itu,
semua unsure yang ada dalam setiap dimensi merupakan bagian penting dari disiplin
ilmu-ilmu social seperti sejarah, geografi, politik dan lain-lain. Untuk kepentingan
pengajaran di persekolahan, semua bagian ini dapat diintegrasikan dalam mata
pelajaran IPS sehingga tuntutan untuk proses belajar mengajar akan betul-betul
bersifat global. Demikian pula para guru IPS tentu saja dituntut untuk mempersiapkan
diri dalam kemampuan wawasan global sehingga tuntutan kurikulum maupun kondisi
di masa depan akan tercapai sesuai harapan.
19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan global merupakan upaya sistematis untuk membentuk wawasan
dan perspektif para siswa, karena melalui Pendidikan Global para siswa
dibekali materi yang bersifat utuh dan menyeluruh yang berkaitan dengan
masalah global. Pendidiskan global menawarkan suatu makna bahwa kita
hidup di dalam masyarakat manusia, suatu perkampungan global di dalam
mana manusia dihubungkan; baik suku, maupun bangsa, dan batas negara
tidak menjadi penghalang, dan merupakan komunalitas dari perbedaan di
antara orang-orang yang berbeda bangsa. Hoopes (Garcia 1977) mengatakan
bahwa pendidikan global mempersiapkan siswa untuk memahami dan
mengatasi adanya ketergantungan global dan keragaman budaya, yang
mencakup hubungan, kejadian dan kekuatan yang tidak dapat diisikan ke
dalam batas-batas negara dan budaya.
B. Saran
semua unsure yang ada dalam setiap dimensi merupakan bagian penting dari
disiplin ilmu-ilmu social seperti sejarah, geografi, politik dan lain-lain. Untuk
kepentingan pengajaran di persekolahan, semua bagian ini dapat diintegrasikan
dalam mata pelajaran IPS sehingga tuntutan untuk proses belajar mengajar
akan betul-betul bersifat global. Demikian pula para guru IPS tentu saja
dituntut untuk mempersiapkan diri dalam kemampuan wawasan global
sehingga tuntutan kurikulum maupun kondisi di masa depan akan tercapai
sesuai harapan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21