Anda di halaman 1dari 66

LKPI

LAPORAN KERJA PRATIKUM IPA

MODUL 5 KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT


MODUL 6 GELOMBANG
MODUL 7 OPTIK

Hari, Tanggal : 19 November 2022

Tutor pembimbing : Maimon Sumo, M.Pd/ /ID. 71002102

Praktikan : SITI AMINA

NIM : 858164897

UPJJ SURABAYA
FAKULTAS ILMU PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
A.
DATA MAHASISWA

Nama : SITI AMINA


NIM/ID Lainnya : 858164897
Program Studi : S1 PGSD BI
Nama Sekolah : SDN PALENGAAN LAOK 1

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

Nama(Gelar) : Maimon Sumo, M.Pd


NIP/ID Tutor : 71002102
Instansi Asal : Universitas Terbuka dan Universitas Islam Madura
Nomor Hp : 082337829288
Alamat Email : maimonshadiyanto@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : SITI AMINA


NIM : 858164897
Program Studi : S1 PGSD BI

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya sendiri dan saya
tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku
dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila
dikemudian hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Pamekasan, 25 November 2022


Yang membuat pernyataan

SITI AMINA
MODUL 5
KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT DAN PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT
KEGIATAN PRAKTIKUM 1 : PERUBAHAN WUJUD ZAT
PERCOBAAN 1: TITIK LEBUR ES
A. Judul Percobaan
Titik lebur es

B. Tujuan
1. Menguji bahwa titik lebur es adalah 0°C.
2. Menguji bahwa titik didih air adalah 100°C.

C. Alat dan Bahan


1. Es batu 2-3 buah
2. Termometer 2 buah
3. Bejana kaca 2 buah
4. Sendok kecil 2 buah
5. Kasa 2 buah
6. Tripot 2 buah
7. Static 2 buah

D. Landasan Teori
Peristiwa berubah wujudnya dari padat sampai mencair semuanya disebut melebur atau
mencair. Suatu zat melebur pasti memerlukan kalor. Banyaknya kalor tampak pada perubahan
suhu yang terus meningkat. Ketika es melebur suhunya tidak mengalami perubahan. Suhu tetap
ketika melebur disebut titik lebur. Titik lebur es terjadi pada suhu 0°C. Suhu titik lebur
merupakan suhu dari membekunya air menjadi es, maka titik lebur sama besarnya dengan titik
beku. Perbedaan titik lebur dengan titik beku hanya pada prosesnya. Titik lebur terjadi pada saat
zat berubah dari padat ke cair, sedangkan titik beku terjadi pada saat zat berubah dari cair
menjadi padat.

E. Cara Kerja
1. Isilah bejana kaca dengan bongkahan es yang telah di hancurkan.
2. Panaskan bejana dengan nyala api yang kecil dan aduklah pelan – pelan secara terus menerus
sampai mencapai 100° C.
3. Perhatikan bongkahan es dalam bejana dan perhatikan juga perubahan suhu yang tertera pada
termometer.
4. Catat setiap ada perubahan suhu dan perubahan wujud pada kertas kerja.

F. Hasil Pengamatan
1. Suhu es dalam bejana sebelum di panaskan 1° C.
2. Tabel kenaikan suhu setiap 2 menit
No 2 menit ke Kenaikan suhu Suhu pada Keterangan
termometer
1 1 18° C 19° C Es melebur (dari padat ke cair)
2 2 8° C 27° C Proses pencairankemudian mulai
memanas
3 3 4° C 31° C Suhu air meningkat, keluar
gelombang air
4 4 7° C 38° C Timbul suara air mendidih
5 5 15° C 53° C Titik air didih maksimum

G. Pertanyaan
1. Benarkan perubahan wujud es menjadi air dikarenakan adanya pemanasan?
Jawaban : Melalui praktek yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa es yang dipanaskan maka
akan mencair.
2. Saat termometer menunnjukkan skala 0°C, pemanasan masih berlangsung tarus! Apakah yang
terjadi pada peristiwa ini?
Jawaban : Ketika es yang sebelumnya masih di titik 0° C setelah itu dipanaskan maka dengan
sendirinya es akan mencair. 1.
3. Mengapa bongkahan es dan air suhunya tetap 0°C walau terjadi pemanasan terus menerus?
Jawaban : Kejadian ini terjadi akibat belum merambatnya panas melalui bejana.
4. Kapan suhu air dapat berubah mencapai suhu 100°C?
Jawaban : Diperkirakan es akan mencapai suhu 100°C pada menit ke-10, mengingat percobaan
hanya dilakukan selama 10 menit.

H. Pembahasan
Kami mengisi bejana kaca dengan bongkahan es yang telah dihancurkan kemudian bejana
tersebut dipanaskan dengan nyala api dari Bunsen/lampu spiritus. Setelah itu diamati setiap
perubahan suhu
pada bongkahan es dalam bejana kaca tersebut tiap 2 menit sekali. Dan hasil pengamatan tertuang
pada tabel diatas.

I. Kesimpulan
Titik lebur adalah suhu di mana zat padat mengalami perubahan menjadi cair. Pada titik
lebur, getaran pada partikel zat padat dapat mengatasi kekuatan gaya tarik menarik yang
beroperasi pada zat padat. Pada percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa es
dengan suhu 1°C yang dipanaskan akan mencair pada menit kelima dengan 53°C itu
membuktikan bahwa titik lebur es ada diatas 50°C.
J. Daftar pustaka
Rumanta, Maman dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

K. Kesulitan yang di alami


Tidak ada kesulitan dalam melakukan pratikum

L. Foto/Video Praktikum

Tahap awal/Persiapan Deskripsi Foto


Persiapan alat dan bahan praktikum

Tahap Proses Deskripsi Foto:


Presentasi praktikum titik lebur es

Tahap Akhir Deskripsi Foto:


Setelah praktikum bisa diambil
sebuah kesimpulan bahwa es
dengan suhu 1°C yang dipanaskan
akan mencair pada menit kelima
dengan 53°C itu membuktikan
bahwa titik lebur es ada diatas
50°C.
PERCOBAAN 2: PERUBAHAN WUJUD PADAT MENJADI GAS DAN SEBALIKNYA
A. Judul Percobaan
Perubahan Wujud Padat Menjadi Gas Dan Sebaliknya

B. Tujuan
1. Menguji bahwa benda padat dapat langsung menjadi gas;
2. Menguji bahwa benda gas dapat langsung menjadi cair.

C. Alat dan Bahan


1. Yodium Kristal : secukupnya.
2. Kapur barus : secukupnya.
3. Parafin : secukupnya.
4. Tabung reaksi : 3 buah.
5. Penjepit tabung : 3 buah.
6. Bunsen/lampu spiritus : 3 buah.

D. Landasan Teori
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang, setiap zat mempunyai sifat
yang berbeda, zat dapat dikelompokkan atau dibedakan menjadi 3 jenis yaitu zat padat, zat cair
dan zat gas. Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu fase benda ke
keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa pelepasan
dan penyerapan kalor. Perubahan wujud zat terjadi ketika titik tertentu tercapai oleh
atam/senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal air untuk
menjadi padat harus mencapai titik bekunya dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya.

E. Cara Kerja
1. Masukkan beberapa butir yang telah disediakan
2. Panasi tabung reaksi tersebut dengan Busen atau lampu spiritus/
3. Amati apa yang terjadi dengan kapur barus yang ada didasar tabung.

F. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
No Kristal Mencair Dulu Langsunng Menguap
Ya Tdk Ya Tdk
1 Kapur √ √
BARUS
2 Lilin √ √

G. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi jika uap/gas tersebut kemudian didinginkan?
Jawaban : Jika uap atau gas tersebut didinginkan maka akan membeku
2. Bagaimana dengan salju yang ada di atmosfer?
Jawaban : Salju yang ada di atmosfer wujudnya tetap salju (kumpulan gas atau awan yang
mencapai titik jenuh dan mengkristal. Bila turun ke bumi akan berupa butiran - butiran es /
bunga salju).
H. Pembahasan
Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa :
1. Kapur Barus ketika dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan lampu spritus di nyalakan
kapur barus akan mencair terlebih dahulu, setelah beberapa detik dipanaska kapur barus
mengalami penguapan.(adanya perubahan wujud padat menjadi cair kemudian menguap)
2. Lilin ketika dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan lampu spritus di nyalakan lilin akan
mencair terlebih dahulu, setelah beberapa detik dipanaskan lilin akan mengalami
penguapan. (perubahan padat mejad cair kemudian menjadi gas) dan terjadi perubahan
warna dari lilin merah ke warna kuning.

I. Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa wujud benda padat akan mecair
terlebih dahulu jika dipanaskan setelah beberapa kemudian akan mengalami penguapan.

J. Daftar pustaka
Rumanta, Maman dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
https://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_wujud_zat

K. Kesulitan yang di alami


Tidak ada kesulitan dalam melakukan pratikum

L. Lampiran
PERCOBAAN 3: PERUBAHAN WUJUD CAIR MENJADI GAS
A. Judul Percobaan
Perubahan Wujud Cair menjadi Gas

B. Tujuan
1. Menguji perubahan zat cair menjadi wujud gas.
2. Menguji perubahan zat gas menjadi cair.
C. Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi : 2 buah.
2. Gabus penutup : 2 buah.
3. Pipa plastik kecil (1/2 inci) : 1 buah.
4. Termometer : 1 buah.
5. Bunsen / lampu spiritus : 1 buah.
6. Bejana : 1 buah.
7. Ketel uap : 1 buah.
8. Tripot : 1 buah.

D. Landasan Teori
Benda cair akan menjadi gas bila dipanaskan sampai mencapai lebih dan titik didih.
Sebaliknya, gas akan menjadi cair apabila didinginkan. Untuk memahami perubahan wujud
cair menjadi gas dan sebaliknya dan dilakukan percobaan penguapan dan pendinginan.

E. Cara Kerja
1. Ambil air secukupnya ke dalam ketel uap atau teko, kemudian tutup rapat dengan gabus
yang telah dilengkapi pipa plastik dan termometer.
2. Hubungkan pipa plastik dengan tabung reaksi sebagai penampung uap air.
3. Masukkan tabung reaksi ke dalam bejana yang telah diisi dengan air dingin.
4. Panasi air dalam ketel uap sampai mendidih.
5. Amati pergerakan uap air melalui pipa yang mengalir ke tabung reaksi.

F. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
No Proses air menjadi uap / gas dan kemudian menjadi air kembali
1 Suhu ruangan 28℃
2 Suhu di panaskan / mendidih 33℃
3 Suhu menjadi uap 43℃
4 Suhu menjadi cair 50℃

G. Pertanyaan
1. Pada suhu berapa air dalam ketel mengeluarkan uap?
Jawaban : 43°C
2. Jelaskan mengapa uap/gas yang mengalir memasuki tabung reaksi berubah menjadi air?
Jawaban : Uap / gas yang mengalir melalui pipa dan masuk ke tabung reaksi berubah
menjadi air karena terjadi perubahan suhu. Suhu diketel lebih panas dibanding suhu pipa
plastik (terjadi proses pengembunan).
H. Pembahasan
Bahan dan alat distel sedemikian rupa, lalu air dingin dimasukkan dalam ketel, ditutup
rapat dengan gabus yang telah diberi lubang pipa plastik kemudian diberi plastisin agar tidak
ada udara yang masuk dalam ketel. Pipa plastik dihubungkan ke tabung reaksi dalam bejana
kaca yang berisi air dingin. Nyalakan Bunsen/lampu spiritus untuk memanaskan ketel
kemudian diamati pergerakan uap air melalui pipa plastik yang mengalir ketabung reaksi serta
perubahan suhunya dicatat seperti pada hasil pengamatan diatas.

I. Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, Benda cair yang dipanaskan
akan berubah menjadi gas sampai lebih dari titik didih dan benda akan berubah menjadi cair
jika didinginkan

J. Daftar pustaka
Rumanta, Maman dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

K. Kesulitan yang di alami


Tidak ada kesulitan dalam melakukan pratikum

L. Lampiran

Tahap awal Persiapan alat dan bahan

Tahap proses Benda cair yang dipanaskan akan berubah


menjadi gas sampai lebih dari titik didih dan
benda akan berubah menjadi cair jika
didinginkan.
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
PERPINDAHAN DAN PERTUKARAN PANAS PADA SUHU ZAT
Percobaan 1: KONDUKSI
A. Judul Percobaan
Konduksi

B. Tujuan
1. Membuktikan bahwa kalor/panas dapat berpindah melalui cara konduksi.
2. Mengetahui beberapa bahan sebagai konduktor panas yang baik.
C. Alat dan Bahan
1. Tripot : 1 buah.
2. Bunsen/lampu spiritus : 1 buah.
3. Cakram konduksi : 1 buah.
4. Lilin warna/malam : secukupnya.

D. Landasan Teori
Konduksi adalah proses perpindahan kalor dimana panas mengalir dari tempat yang
suhunya tinggi ke tempat yang suhunya lebih rendah, tetapi medianya tetap. Perpindahan kalor
secara konduksi tidak hanya terjadi pada padatan saja tetapi bisa juga terjadi pada cairan
ataupun gas, hanya saja konduktivitas terbesar pada padatan.
Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomic merupakan pertukaran
energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat meningkat
dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi. Konduksi terjadi melalui getaran
dan Gerakan electron bebas. Berdasarkan perubahan suhu menurut waktu, konduksi dapat
dibagi menjadi dua, yaitu konduksi tunak dan konduksi tidak tunak.
Konduksi merupakan suatu proses perpindahan kalor secara spontan tanpa disertai
perpindahan partikel media karena adanya perbedaan suhu, yaitu dari suhu yang tinggi ke suhu
yang rendah.

E. Cara Kerja
1. Ambil empat bagian Jilin /malam dan letakkan masing-masing di ujuag logam pada cakram
konduksi.
2. Letakkan cakram konduksi di atas tripot.
3. Panasi cakram konduksi tepat di antara sambungan keempat logam.
4. Perhatikan susunan alat dan bahan pada Gambar 5.9.
F. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Terhadap Lilin
No Jenis bahan Lilin mencair Lilin mencair Lilin mencair Lilin mencair
pertama kedua ketiga keempat
1. Besi 
2. Tembaga 
3. Kuningan 
4. Aluminium 

G. Pertanyaan
1. Sebutkan di antara empat bahan konduktor tersebut yang paling baik menghantar panas?
Beri alasan dengan singkat dan jelas!
Jawab : tembaga, sebab tembaga yang paling cepat melelehkan lilin tersebut, dan sifat
tembaga yang mudah terurai bila dipanaskan.
2. Mana yang paling baik sebagai konduktor antara tembaga dan kayu? Beri alasan dengan
singkat dan jelas!
Jawab : tembaga, sebab tembaga lebih cepat terurai bila dipanaskan sehingga lebih cepat
pula menghantarkanpanas, sedangkan kayu sangat lambat terurainya dan lebih bersifat
isolator daripada konduktor.
3. Mengapa logam-logam tersebut di atas dapat menghantar panas? Beri penjelasan yang
singkat, padat, dan jelas!
Jawab : karena sifatnya yabg mudah terurai bila terkena panas dan menyerap panas yang
mengenainya, sehingga logam lebih mudah menghantarkan kalor/panas.

H. Pembahasan
Dari hasil percobaan, teryata tembaga lebih cepat menghantarkan panas, sehingga lilin
cepat meleleh. Disusul kemudian kuningan, aluminium dan terakhir besi.Lilin mudah meleleh
karena terkena panas yang dihantarkan oleh logam – logam tersebut. Peristiwa ini disebut
konduksi yaitu perpindahan panas melalui zat perantara (konduktor).

I. Kesimpulan
1. Kawat aluminium, besi, dan tembaga menerima jumlah kalor yang sama dari api lilin tetapi
daya hantar kalor ketiganya berbeda.
2. Berdasarkan percobaan ini maka kawat tembaga, besi, dan aluminium merupakan konduktor
karena dapat dengan mudah menghantarkan kalor.
3. Kanduktor terbaik dari logam yang diuji cobakan adalah tembaga, dan konduktor terburuk
adalah besi.

J. Daftar pustaka
Rumanta, Maman dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

K. Kesulitan yang di alami


Tidak ada kesulitan dalam melakukan pratikum

L. Lampiran

Tahap persiapan Persiapan alat dan bahan

Tahap proses

Tahap akhir Teryata tembaga lebih cepat menghantarkan


panas, sehingga lilin cepat meleleh. Disusul
kemudian kuningan, aluminium dan terakhir
besi.Lilin mudah meleleh karena terkena
panas yang dihantarkan oleh logam – logam
tersebut. Peristiwa ini disebut konduksi yaitu
perpindahan panas melalui zat perantara
(konduktor).
PERCOBAAN 2: KONVEKSI
A. Judul Percobaan
Konveksi

B. Tujuan
1. Menguji bahwa udara dapat mengalirkan panas.
2. Menguji peristiwa aliran panas dalam zat cair.

C. Alat dan Bahan


1. Kotak konveksi : 1 buah.
2. Lilin : 2 buah.
3. Kertas karton : 2 lembar.

D. Landasan Teori
Kalor atau panas dapat berpindah melalui suatu zat yang disertai perpindahan partikel zat
tersebut. Perpindahan kalor atau panas yang demikian ini dinamakan konveksi. Konveksi ini
terjadi karena pemanasan yang mengakibatkan perbedaan massa jenis antara bagian zat yang
panas dan bagian zat yang dingin.

E. Cara Kerja
1. Siapkan sebuah kotak karton persegi panjang dengan ukuran panjang 20 cm, lebar 6 cm, ting
gi 15 cm.
2. Buatlah cerobong dari karton dengan diameter 3 cm 2 buah.
3. Usahakan salah satu sisi kotak dibuat dari kaca atau plastik tebal.
4. Perhatikan bentuk kotak konduksi di bawah ini.
5. Buatlah asap dari kertas atau kayu yang dibakar kemudian dimatikan sehingga ke luar asap.
6. Dekatkan asap tersebut pada lubang tabung 1.
7. Perhatikan gambar di bawah ini.

F. Hasil Pengamatan
1. Saat lilin belum dinyalakan yang terjadi adalah asap masuk ke kotak konveksi tetapi tidak m
engalir ke cerobomg 2, bahkan memgalir balik keluar lewat cerobong 1.
2. Saat lilin dinyalakan maka asap keluar mengalir melalui cerobong 2. Hal ini terjadi karena n
yala lilin menyebbkan suhu didalam kotak konveksi panas sehingga tekanan udara meningk
at yang mendorong asap mengalir melalui cerobong 2.
G. Pertanyaan
1. Peristiwa apa yang terjadi pada cerobong pabrik dan cerobong pada tungku? Beri penjelasan
secara singkat serta gambarkan proses alur aliran asap kertas!
Jawab : Pada cerobong pabrik dan cerobong tungku, terjadi peristiwa konveksi karena prose
s pembakaran yang terjadi didalam ruangan menyebabkan udara bertekanan tinggi sehingga
mendorong asap keluar melalui cerobong. Hal ini prosesnya sama seperti percobaan yang ya
ng telah dilakukan yakni ketika asap dimasukkan melalui cerobong 1, kemudian suhu dalam
kotak konveksi menjadi panas karena nyala lilin sehingga udaranya bertekanan tinggi, maka
akan mendorong /mengalirkan asap keluar melalui cerobong 2.

2. Apa fungsi lilin pada kotak konduksi?


Jawab : Fungsi lilin dalam kotak konveksi adalah sebagai sumber kalor/panas yang berguna
untuk meningkatkan suhu udara sehingga udara nenjadi bertekanan tinggi yang mampu men
dorong keluar udara yang bertekanan rendah.

H. Pembahasan
1. Saat lilin belum dinyalakan yang terjadi adalah asap masuk ke kotak konveksi tetapi tidak m
engalir ke cerobomg 2, bahkan memgalir balik keluar lewat cerobong 1.
2. Saat lilin dinyalakan maka asap keluar mengalir melalui cerobong 2. Hal ini terjadi karena n
yala lilin menyebbkan suhu didalam kotak konveksi panas sehingga tekanan udara meningka
t yang mendorong asap mengalir melalui cerobong 2.

I. Kesimpulan
Konveksi adalah perpindahan panas tanpa melalui zat perantara namun hanya karena
perbedaan massa jenis antara zat yang panas dan zat yang dingin yang diikuti perpindahan
molekul/partikel zat tersebut.
J. Daftar pustaka
Rumanta, Maman dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

K. Kesulitan yang di alami


Tidak ada kesulitan dalam melakukan pratikum

L. Foto/Video Praktikum
Tahap Persiapan Mempersiapkan alat dan bahan

Tahap proses Konveksi adalah perpindahan panas


tanpa melalui zat perantara namun
hanya karena perbedaan massa jenis
antara zat yang panas dan zat yang
dingin yang diikuti perpindahan
molekul/partikel zat tersebut.

PERCOBAAN 3: KONVEKSI DALAM AIR


A. Judul Percobaan
Konveksi dalam air

B. Tujuan
Membuktikan bahwa konveksi dapat terjadi di dalam zat cair (air).
C. Alat dan Bahan
1. Bejana kaca : 1 buah.
2. Serbuk gergaji : secukupnya.
3. Tripot : 1 buah.
4. Bunsen/lampu spiritus : 1 buah.
5. Kasa : 1 buah.

D. Landasan Teori
Konveksi adalah proses dimana panas dipindahkan oleh gerak massa melekul-melekul dari suat
u tempat ke tempat lain. Konveksi terjadi karena pemanasan yang mengakibatkan perbedaan m
assa jenis antara bagian zat yang panas dan bagian zat yang dingin. 

Konveksi melibatkan gerak molekul-molekul pada jarak yang besar. Konveksi merupakan mek
anisme utama perpindahan panas dalam fluida di sekitar kita. Konveksi terjadi secara alami ata
u paksa . 

Dalam konveksi alami gaya apung suatu fluida yang dipanaskan mengarahkan gerakannya. Bila
mana fluida (gas atau cair ) dipanaskan, bagian itu mengembang dan mempunyai massa jenis le
bih rendah dibandingkan sekelilingnya sehingga bergerak naik. Dalam konveksi paksa , pompa
atau peniup mengarahkan fluida yang dipanaskan ke tujuannya . Laju Q/t dimana benda memin
dahkan fluida ke sekitarnya kira0kira sebanding dengan luas penampang A benda yang bersent
uhan dengan fluida dan perbedaan temperature       T antara keduanya dengan h ( koefisien kon
veksi ) yang tergantung pada bentuk dan arah benda. Peristiwa konveksi dapat ditunjukkan juga
pada kegiatan arus konveksi dalam air. Pemanasan air dalam bejana yang telah dicampur denga
n serbuk gergaji akan menunjukkan bagaimana pergerakan konveksi dalam air terjadi.

E. Cara Kerja
1. Mengisi bejana dengan air sampai hampir penuh. 
2. Mencampurkan sedikit serbuk gergaji kedalam bejana air dan diaduk sampai merata.  
3. Panaskan bejana dan selanjutnya amati serbuk gergaji yang ada dalam air 
4. Amati serbuk – serbuk dalam bejana saat mulai dipanaskan dan seterusnya. Mencatat  perub
ahan apa saja dan pergergerakan apa saja yang terjadi dalam bejana. 
5. Mencatat hasil pengamatan

F. Hasil Pengamatan
Sebelum Panas Mulai Panas
Sebelum dipanaskan serbuk gerga Pada suhu 40 C serbuk gergaji tersebut mulai bergerak be
ji ada yang di dasar gelas ada pula rputar-putar, yang tadinya diatas turun ke bawah yang tad
yang berada di atas gelas inya di bawah naik ke atas. 
Pada suhu 80 C pergerakan serbuk gergaji semakin cepa
t. 

G. Pertanyaan
1. Tak lama setelah bejana dipanasi, apa yang terjadi dengan serbuk – serbuk tersebut!
Jawab : Yang terjadi adalah serbuk – serbuk gergaji didalamnya akan bergerak naik turun
mengikuti aliran air yaitu dari bawah keatas berputar terus
2. Mengapa serbuk pada posisi di atas gerak turun dan sebaliknya? Beri penjelasan dengan
menggunakan hubungan volume, massa jenis,dan kaitannya dengan suhu T
Jawab : serbuk gergaji bergerak karena pengaruh perubahan suhu dan massa jenis. Suhu air
yang semakin naik membuat partikel air bergerak dan karena itu serbuk gergaji ikut bergera
k bersama bergeraknya partikel air. Besarnya energi konveksi (laju konveksi) ditentukan ole
h persamaan berikut.
Q  =  h x A x     T
 t     
Keterangan :
Q = Kalor
h   = Koefisien konveksi
t    = Waktu
A  = Luas penampang
T  = Suhu ( Kelvin )
H. Pembahasan
Bejana kaca diisi air sampai hampir penuh, kemudian dicampur dangan sedikit serbuk gergaji,
diaduk sampai merata. Bejana dipanaskan dan diamati pergerakan serbuk gergajinya:

1. Saat bejana belum panas serbuk gergaji yang ada di dasar ada pula yang berada dipermukaa
n air. 
2. Saat bejana mulai memanas hingga air didalamnya mendidih, serbuk-serbuk gergaji tersebut
bergerak berputar-putar mengitari aliran air, yang semula berada diatas berputar kebawah, b
egitupun sebaliknya secara acak.
3. Massa jenis air yang berada di bawah setelah dipanaskan menjadi lebih kecil dibandingkan d
engan massa jenis air yang ada di atas sehingga moleku-molekul air yang tadinya di bawah
(dekat dengan api) akan naik ke atas, ini dapat dilihat dari pergerakan serbuk gergajinya.

I. Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada air yang mendidih terjadi peristiwa
konveksi yaitu perpindahan panas karena perbedaan massa jenis antara bagian zat yang panas
bagian zat yang dingin. Hal ini diperlihatkan oleh serbuk gergaji dari bawah keatas begitupun
sebaliknya  mengikuti aliran air secara acak.

J. Daftar pustaka
Rumanta, Maman dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

K. Kesulitan yang di alami


Tidak ada kesulitan dalam melakukan pratikum

L. Foto/Video Praktikum
PERCOBAAN 4: RADIASI
A. Judul Percobaan
Radiasi
Sebagaimana ringkasan teori di atas radiasi panas terjadi sama sekal tidak memerlukan zat
perantara. Radiasi dapat terjadi dalam gas maupua ruang hampa udara. Bila radiasi datang pada
suatu benda, maka benda akan meneruskan, memantulkan, atau menyerap kalor/panas yang
mengenainya.

B. Tujuan
Membuktikan bahwa pancaran radiasi terjadi tanpa memerlukan zat perantara dengan
melakukan percobaan termoskop.
C. Alat dan Bahan
1. Bola lampu pijar yang sudah mati : 2 buah
2. Papan triplek ukuran (15-30) cm : 1 buah.
3. Skala dari penggaris 30 cm atau kertas skala : 1 buah.
4. Cat warna hitam dan cat putih : secukupnya.
5. Selang plastic kecil diameter ± ½ cm : 20-25 cm.
6. zat pewarna merah/biru : secukupnya.
7. Statis /dudukan : 1 buah.

D. Landasan Teori
Sebagaimana ringkasan teori di atas radiasi panas terjadi sama sekal tidak memerlukan zat p
erantara. Radiasi dapat terjadi dalam gas maupua ruang hampa udara. Bila radiasi datang pada s
uatu benda, maka benda akan meneruskan, memantulkan, atau menyerap kalor/panas yang men
genainya.

E. Cara Kerja
1. Catlah dua buah bola lampu dengan warna hitam dan putih. Namun terlebih dulu lubangi ba
gian bawah lampu untuk memasukkan sekat plastik.
2. Masukkan cairan berwarna ke dalam selang plastik sedemikian rupa.
3. Susunlah pada papan triplek untuk membuat sebuah termoskop.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.
F. Hasil Pengamatan
Dibuat rangkaian seperti gambar. Kedua lampu berwarna hitam dan putih dihubungkan den
gan selang yang berisi cairan berwarna lalu dilekatkan pada papan triplek. Setelah ltu rangkaian
dipanaskan dibawah terik matahari agar terkena pancaran  /radiasi sinar matahari.
Selang dipanaskan beberapa saat ternyata cairan dalm selang bergerak kearah lampu berwa
rna putih. Hal ini terjadi karena lampu berwarna hitam menyerap pamas lebih banyak dari pada
lampu berwarna putih sehingga tekana udaranya meningkat dan mendorong cairan dalam selam
g bergerak kearah lampu berwarna putih.

G. Pertanyaan
1. Kemanakah pergeseran cairan biru saat termoskop berada pada terik matahari?
Jawab : Pergeseran cairan merah saat termoskop berada pada terik matahari adalah ke arah l
ampu putih. Hal ini terjadi karena pada lampu hitam suhu dan tekanan udaranya lebih tinggi
daripada lampu putih.

2. Apa yang anda ketahui bola hitam dan putih pada termoskop tersebut?
Jawab : Bola lampu hitam berfungsi sebagai penyerap panas untuk menambah atau meningk
atkan tekanan udara, sedangkan bola lampu putih memantulkan panas sehingga udara didala
mnya tidak mengalami pemuaian. hal ini dibuat sedemikian rupa agar dapat membuktikan b
ahwa radiasi menghantarkan panas   atau     kalor.

H. Pembahasan
Selang dipanaskan beberapa saat ternyata cairan dalm selang bergerak kearah lampu
berwarna putih. Hal ini terjadi karena lampu berwarna hitam menyerap pamas lebih banyak
dari pada lampu berwarna putih sehingga tekana udaranya meningkat dan mendorong cairan
dalam selamg bergerak kearah lampu berwarna putih.

I. Kesimpulan
Radiasi adalah perpindahan panas dari sinar matahari ke bumi dengan melewati gelombang
hampa sehingga dapat menghantarkan kalor/panas.

J. Daftar pustaka
Rumanta, Maman dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

K. Kesulitan yang di alami


Tidak ada kesulitan dalam melakukan pratikum
KEGIATAN PRAKTIKUM 3

PERUBAHAN PANAS PADA SUATU ZAT

Percobaan 1: Perubahan Panjang (Muai Panjang)

A. Judul Percobaan
Perubahan Panjang (Muai Panjang)

B. Tujuan
Menguji pemuaian suatu logam dan perubahan pertambahan Panjang logam karena pengaruh
panas.

C. Alat dan Bahan


1. Kawat tembaga 1mm sepanjang 50 cm
2. Kawat nikelin 1 mm sepanjang 50 cm
3. Statis 1 buah
4. Spiritus secukupnya
5. Pemberat/anak timbangan 50 gr dan 100 gr masing-masing 1 buah
6. Kapas secukupnya
7. Penggaris 1 buah.

D. Landasan Teori
Kalor atau panas mempengaruhi semua jenis benda (zat). Semua jenis benda yang terkena p
anas akan memuai. Pemuaian yang terjadi pada benda ada yang menguntungkan dan ada yang
merugikan. Contoh yang merugikan adalah pada pemasangan rel kereta api harus diberi antara
untuk mengatasi pemuaian, sedangkan yang menguntungkan banyak digunakan dalam teknolog
i seperti: stop kontak, thermometer bimetal, dan lain-lain.

E. Cara Kerja
1. Gantungkan kawat tembaga pada statis sedemikian rupa.
2. Ikatkan beban 50 gram atau 100 gram pada salah satu ujung kawat yang lain.
3. Di antara Panjang kawat ikatkan kapas sebanyak 3 buah.
4. Berikan Batasan pada kawat dengan dasar lantai ± 10 cm.
5. Basahi kapas dengan spiritus, kemudian bakarlah kapas tersebut.
6. Ulangi kegiatan dengan menggunakan jenis kawat yang lain.
7. Ukurlah berapa perubahan Panjang dari masing-masing kawat saat dibakar/dipanasi?
8. Perhatikan gambar di bawah ini.
F. Hasil Pengamatan

No.
Jenis logam Pertambahan panjang Keterangan
1. Tembaga 0,2  cm Beban 100 gram
2. Nikelin 0,4  cm Beban 100 gram
3. Kawat 0,1  cm Beban 100 gram

G. Pertanyaan
1. Di antara logam-logam (kawat) tersebut yang mengalami pertambahan panjang paling
besar adalah? Mengapa demikian!
Jawab : Dari logam-logam tersebut yang mengalami pertambahan panjang paling besar
adalah nikelin, karena nikelin terbuat dari bahan yang paling elastis diantaranya tembag
a dan kawat.
2. Manakah yang akan mengalami pertambahan panjang paling besar antara kawat temba
ga dengan kawat nikel? Berikan penjelasan secara singkat.
Jawab : Kawat nikelin mengalami pertambahan panjang lebih besar dibanding tembaga
karena bahan nikelin lebih elastis daripada tembaga sehingga lebih cepat memuai.

H. Pembahasan/Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan, dapat disimpulkan bahwa makin elastis jenis logam, yang
semakin panjang pertambahannya ( pemuaiannya ) adalah nikelin.

I. Daftar pustaka
Rumanta, Maman dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

J. Kesulitan yang di alami


Tidak ada kesulitan dalam melakukan pratikum
K. Foto/Video Praktikum

PERCOBAAN 2: PEMUAIAN ZAT CAIR


A. Judul Percobaan
Pemuaian Zat Cair

B. Tujuan
Menguji bahwa zat cair (air) jika dipanasi akan memuai.

C. Alat dan Bahan


1. Botol minum bekas 1 buah
2. Pewarna secukupnya
3. Sedotan minuman 1 buah
4. Baskom/ember 1 buah
5. Lilin mainan/malam secukupnya
6. Termometer 1 buah

D. Landasan Teori
Pemuaian yang terjadi pada benda cair ini dikenal dengan pemuaian volume karena makin
tinggi kenaikan suhu maka makin besar penambahan volume zat cair. Pengertian dari pemuaian
sendiri adalah bertambahnya suatu ukuran benda diakibatkan adanya kenaikan suhu zat
tersebut. Zat cair/air jika kena panas atau dipanasi maka akan memuai. Pemuaian zat cair
tersebut sering juga disebut pemuaian volume. Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran
volume suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai
ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah
kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu
untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang.

E. Prosedur Percobaan
1. Campurkan pewarna (bebas) dengan air secukupnya.
2. Masukan cairan berwarna tersebut ke dalam botol bekas (usahakan botol berwarna putih
bening) sampai penuh.
3. Tutuplah botol tersebut dengan lilin.
4. Jangan lupa pada waktu menutup botol dengan lilin sertakan sedotan minuman (usahakan
sedotan berwarna putih bening).
5. Selanjutnya masukkan botol tersebut ke dalam baskom atau ember yang telah diisi dengan
air panas.

F. Hasil Pengamatan
Gambar 5.15
1. Suhu larutan merah sebelum dimasukkan ke dalam air panas adalah 26℃
2. Suhu udara panas dalam ember adalah 73℃
3. Ketinggian air yang merambat pada pipa dari lilin adalah 5 cm
1 menit pertama : 0,6 cm
I menit kedua : 1 cm
1 menit ketiga : 1,4 cm
1 menit keempat : 1,8 cm
1 menit kelima : 2 cm
4. Ketinggian maksimum air yang merambat pada pipa adalah 2 cm setelahmencapai waktu 5
menit.
5. Suhu akhir pada pipa setelah mencapai ketinggian akhir adalah 37℃
6. Suhu akhir air dalam ember saat larutan pada pipa mencapai tinggi maksimum adalah 52℃

G. Pertanyaan
1. Pada percobaan yang dilakukan ada berapa proses perpindahan kalor atau panas?
2. Apa yang terjadi pada larutan dalam pipa jika air dalam ember didinginkan?

Jawaban

1. Pada percobaan pemuaian zat cair, terjadi proses perpindahan kalor


a. Dari air di baskom/ember ke air warna dalam botol.
b. Dari air warna di botol ke pipa (sedotan air minum)
c. Ari air baskom/ember ke udara luar.
d. Dari air baskom (aluminium) ke baskom tersebut.
2. Jika air baskom/ember didinginkan, maka tidak akan terjadi pemuaian.

H. Pembahasan
Botol yang telah diisi air berwarna merah dengan suhu 26℃ ditutup dengan plastisin
dengan sedotan air minum ditengahnya. Botol tersebut dimasukkan dalam baskom yang berisi
air panas (73℃). Dalam waktu 5 menit air merambat pada pipa dari plastisin dengan
ketinggian berubah-ubah. Setelah 5 menit suhu air dalam baskom menurun menjadi 52℃. Hal
ini disebabkan karena ada perpindahan kalor/ panas dari air di baskom ke air dalam botol lalu
ke pipa dan adanya perpindahan kalor dari air dibaskom keluar (ke udara bebas).

I. KESIMPULAN
Pada percobaan pemuaian zat cair, terjadi perpindahan kalor yaitu:
1. Dari air di baskom ke air warna dalam botol.
2. Dari air warna di botol ke pipa (sedotan air minum).
3. Dari air di baskom ke udara luar.
4. Dari air di baskom (aluminium) ke baskom tersebut.

J. Daftar Pustaka
Rumanta, Maman. 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

K. KESULITAN YANG DIALAMI


Tidak mengalami kesulitan.

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Gambar Deskripsi Gambar


Tahap Awal Mempersiapkan alat dan bahan praktikum.

Tahap Proses Proses pemuaian zat cair ketinggian air


pada sedotan masih rendah.

Tahap Akhir Setelah beberapa menit ketinggian air di


sedotan semakin meningkat atau semakin
tinggi.

PERCOBAAN 3: PEMUAIAN BENDA GAS

A. Judul Percobaan
Pemuaian Benda Gas
B. Tujuan Percobaan
Menguji pemuaian benda gas.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Botol minuman bekas 1 buah
2. Lilin 1 buah
3. Sedotan minuman 1 buah
4. Baskom/ember 1 buah
5. Lilin mainan/malam secukupnya
D. Landasan Teori
Pemuaian  Gas yaitu bertambahnya volume gas karena mendapatkan suatu kalor atau
dapat dikatakan bahwa gas apabila dipanaskan akan memuai. Pemuaian Gas pada Tekanan
tetap/konstan berlaku Hukum Gay Lussac yaitu gas didalam ruang tertutup dengan tekanan
dijaga tetap, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Pemuaian Gas pada
Volume tetap/konstan berlaku Hukum Boyle yaitu gas didalam ruangan tertutup mengalami
perubahan tekanan (selama proses suhunya tetap) volumenya berbanding terbalik dengan
tekanan atau hasil.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Dengan cara yang sama pada percobaan pemuaian zat cair rakitlah alat dan bahan yang
telah disiapkan.
2. Perbedaan pada percobaan ini tidak perlu menggunakan larutan warna yang dimasukkan
dalam botol.
3. Siapkan air dingin (bukan air es) dalam ember atau baskom. 3.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 5.16

PERCOBAAN PEMUAIAN CARA 2


Gambar 5.17

Pada percobaan pemuaian benda gas cara kedua ini hanya menggantikan sedotan dengan balon
dan air dingin dengan air panas.

F. Hasil Pengamatan
Tabel 5.5

No Cara Pertama Keterangan


1. Sebelum botol dipanaskan apa yang Tidak terjadi apa-apa.
terlihat dalam air.
2. Setelah botol dipanaskan apa yang Muncul/keluar gelembung-gelembung
terlihat dalam air.
gas dari pipa.
3. Kira-kira berapa lama setelah Setelah pemanasan 15 menit.
pemanasan timbul gelembung air.

Tabel 5.6

No Cara Pertama Keterangan


1. Sebelum botol dimasukkan ke dalam Balon dalam keadaan di dalam botol
air panas keadaan balon
dan kempes.
2. Setelah botol dimasukkan ke dalam air Balon mulai terisi gas dan balon mulai
panas posisi balon.
naik dam mengembang.
3. Lama pemuaian gas dalam botol 20 menit
diperkirakan.

G. Pertanyaan-pertanyaan
Coba jelaskan proses terjadinya ledakan balon dan ban kendaraan lengkap dengan
keterkaitannya antara volume suhu dan tekanan.
Jawaban
Volume dalam balon dan ban kendaraan jika mengalami pemanasan maka udara di dalam balon
dan ban kendaraan akan mengembang. Pengembangan udara di dalam balon dan ban kendaraan
menekan seiring dengan pemuaian yang terjadi. Jika pemuaian terjadi terus menerus maka
balon dan kendaraan tidak akan mampu memahaminya akhirnya balon dan ban kendaraan akan
meletus.
H. Pembahasan
Berdasrkan hasil percobaan, kita dapat mengetahui bahwa adanya pemuaian gas karena
adanya pemanasan. Dari cara pertama dan kedua, semuanya menunjukkan bahwa benda gas
memuai yang ditunjukkan adanya gelembung-gelembung udara dan balon yang mulai
mengembang karena terisi oleh gas.
I. Kesimpulan
Dari hasil percobann, maka dapat disimpulkan bahwa suatu benda gas juga dapat memuai jika
dipanaskan.
J. Daftar Pustaka
Rumanta, Maman. 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
K. Kesulitan yang Dialami
Tidak mengalami keulitan.
L. Foto/Video Praktikum

Gambar Deskripsi Gambar


Tahap Awal Mempersiapkan alat dan bahan praktikum.

Tahap Proses Memasukkan balon ke tutup botol. Lalu


memasukkan botol ke wadah air dingin
dan wadah air panas.

Tahap Akhir Percobaan Pertama Balon mengalami pengerutan pada wadah


air dingin karena adanya penurunan suhu.

Tahap Akhir Percobaan kedua Balon mengembung pada wadah air panas
karena adanya proses pemuaian.
Pemuaian pada gas terjadi pada saat gas
tersebut dipanaskan.
MODUL 6
GELOMBANG
PERCOBAAN 1: JENIS DAN BENTUK GELOMBANG
A. Judul Percobaan
Percobaan jenis-jenis gelombang.

B. Tujuan
Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan gelombang logitudinal.

C. Alat dan Bahan


1. Slinki
2. Kabel listrik, panjang 5 m = 0,5 cm
3. Benang kasur panjang 3 m.
4. Karet Gelang.

D. Landasan Teori
Gelombang merupakan fenomena perambatan energi, yang dapat di kelompokkan
berdasarkan arah rambat dan medium perambatannya. Berdasarkan arah rambatnya,gelombang
di bedakan menjadi gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Sedangkan medium
perambatannya gelombang di bedakan menjadi gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik. Selain itu sifat-sifat umum gelombang dapat di bedakan menjadi 5 yaitu dapat
di biaskan, dapat di pantulkan, dapat di lenturkan,dapat di padukan dan dapat di
kutubkan.sedangkan karakteristik gelombang dapat di badakan yaitu periodik,terjadi karena
getaran,merambat dan dapat di nyatakan dalam bentuk persamaan.

E. Cara Kerja
1. Slinki direntangkan diatas lantai yang licin,salah satu ujungnya dipegang sendiri dan ujung
yang lain dipegang teman.Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara menggerakkan ujung
slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi rambatan pada slinki yang
membentuk gelombang.
a. Gelombang adalah gerakan merambat pada suatu benda yang diberi energi.
2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan dan rambat
gelombangnya.Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah rambatannya.Hal demikian
disebut gelombang transversal,yakni gelombang yang arah getarannya tegak lurus pada arah
rambatan gelombangnya.
3. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang dipegang
diusik secara berulang-ulang,ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah bersama
gelombang,dan juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang merambat melalui
slinki.Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki digerakkan ).
4. Percobaan ketiga,slinki diganti dengan kabel listrik.Langkahnya sama yaitu diberi usikan
diujung kabel,sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang salah seorang
teman.Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki.Bedanya adalah pada kabel listrik tidak
muncul gelombang.Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel,ternyata karet gelang tidak
berubah atau berpindah,berarti tidak ada energi pada kabel listrik tersebut.
 
 
                                                                                                                              
Gambar 6.7 Usikan Pada Slinki
5. Percobaan kali ini slinki direntangkan diatas lantai,salah satu ujungnya diikat pada tiang
atau dipegang sendiri.Lalu ujung slinki diusik atau digerakkan berulang-ulang dengan cepat
kebelakang dan kedepan,seperti pada gambar berikut:
                                                                                                                              

                                                                                                               

Gambar 6.8
Usikan Pada Slinki Sacara Berulang

6. Pada percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang).Ternyata arah usikan
searah dengan arah rambatannya. Maka gelombang ini dinamakan Gelombang Longitudinal.

F. Hasil Pengamatan
Pada saat slinki diusik dengan cara menggerakkan ujung slinki. Terlihat aadanya suatu
rambatan atau gelombang.

G. Pertanyaan
Apakah perbedaan gelombang antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal ?
Jawaban : Gelombang transversal Adalah g dalah salah satu jenis gelombang yang geraknya
mengarah berdasarkan arah getaran dan arah rambatnya. Ciri utama pada gelombang
transversal yaitu media partikelnya bergerak tegak lurus ke arah rambatan gelombang..
Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali. Arah getar gelombang adalah
vertikal, sedangkan arah rambatnva horizontal sehingga arah getar dan arah rambatnva satins.
Gelombang longitudinal Adalah gelombang yang memiliki arah getar sejajar dengan arah
rambatnya contohnya adalah gelombang pada slinki yang digerakkan maju mundur.

H. Pembahasan
Slinki direntangkan sejauh 1.5 m salah satu ujungnya diikatkan pada tiang (dijaga tetap dan
tidak bergeser) ujung yang lain dipegang. Lalu digetarkan satu kali sehingga membentuk
gelombang. Diamati perambatan setengah gelombang sampai gelombang tersebut menghilang.
Jika belum dapat diamati, getarkan lagi ujung slinki. Ternyata yang terjadi adalah gelombang 
tersebut dipantulkan kembali. Dan fase gelombang pantul sama dengan gelombang asalnya.
Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya +1,5 m. Ikatkan
ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang, ternyata ujung slinki dapat
bergerak bebas. Oleh karena itu disebut slinki ujung besar
Percobaan selanjutnya slinku direngtangkan di meja yang datar salah satu ujungnya
dipegang dan ujung yang lain juga dipegang lalu ujung slinki di gerak-gerakkan dengan cepat
ke depan dan k belakang. Pada percobaan ini diamati arah usika dan rambatannya , ternyata
arah usikan searah dengan rambatan, maka gelombang itu dinamakan gelombang longitudinal.
I. Kesimpulan
a. Gelombang transfersal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan arah
rambatannya.
b. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah
rambatannya.
c. Perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal terletak pada arah
rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah rambatannya.

J. Daftar pustaka
Rumanta, Maman dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

K. Kesulitan yang di alami


Tidak ada kesulitan dalam melakukan pratikum

L. Lampiran

Tahap Awal / Pembukaan

Deskripsi foto :

Gambar disamping adalah alat dan bahan


yang digunakan untuk suatu percobaan
gelombang.

Proses Kegiatan
Deskripsi foto :

Gambar disamping adalah proses kegiatan


percobaan gelombang yang diawali dengan
slinki yang di Tarik dari ujung ke ujung.
Tahap Akhir
Deskripsi foto :

Tahap akhir yaitu slinki berubah dan


menghasilkan gelombang dengan
melekuknya bagian-bagian dari slinki
tersebut.
PERCOBAAN 2: PERCOBAAN SIFAT PEMANTULAN GELOMBANG
A. Judul Percobaan

Percobaan Sifat Pemantulan Gelombang.

B. Tujuan
Mengamati sifat pemantulan gelombang.

C. Alat Dan Bahan


1. Slinki
2. Benang Kasur
3. Kerikil

D. Landasan Teori
Jika gelombang melalui suatu hambatan/rintangan misalnya benda padat, maka gelombang
tersebut akan dipantulkan. Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan mengalami perubahan
bentuk/fase. Akan tetapi pemantulan gelombang pada ujung bebas tidak mengubah bentuk/fase.

E. Cara Kerja
1. Lakukan percobaan tersebut dikolam, di bak air atau dibenaja yang berisi air, jatuhkan
kerikil diatas permukaan air yang ada didalam bak cucian. Kemudian mengamati gelombang
yang terjadi dipermukaan air. Bagaimana bentuk gelombangnya, kemudian memperhatikan
sisi bak yang dikenai gelombang. Dan menentukan apakah ada gelombang yang
dipantulkan?
2. Rentangkan slinki sejauh 1,5 m. ikatlah salah satu ujungnya pada tiang yang kokoh atau
dipegang teman anda. Ujung yang satu ini harus tetap pada temapat yang tidak bergeser
(disebut ujung terikat)
3. Kemudian memegang dan menggetarkan ujung slinki yang lain cukup satu kali sampai
membentuk ½ gelombang. Seperti gambar berikut.

Gambar 6.9
Slinki Membentuk Setengah Panjang Gelombang

Setelah itu mengamati perambatan ½ gelombang sampai gelombang hilang.  Apakah


gelombang dapat dipantulkan? Mengamati bagaimana fase gelombang pantul dan
gelombang asalnya?
4. Mengikat ujung slinki yang sebelumnya terikat pada tiang dengan benang yang
panjangnya 150 cm sehingga ujung slinki dapat bergerak bebas.
5. Memeang ujung slinki yang lain dengan tangan, kemudian menggetarkannya sampai
membentuk setengah gelombang. Setelah itu mengamati perambatan setengah panjajng
gelombang, bagaimana fase gelombang pantul dibanding gelombang asalnya.
6. Slinki direntangkan sejauh 1.5 m salah satu ujungnya diikatkan pada tiang (dijaga tetap
dan tidak bergeser) ujung yang lain dipegang. Lalu digetarkan satu kali sehingga
membentuk gelombang.
Diamati perambatan setengah gelombang sampai gelombang tersebut
menghilang. Jika belum dapat diamati, getarkan lagi ujung slinki. Ternyata yang
terjadi adalah gelombang  tersebut dipantulkan kembali. Dan fase gelombang pantul
sama dengan gelombang asalnya.

Gambar 6.2
Titik keseimbangan dan simpangan

Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya +1,5 m. Ikatkan
ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang, ternyata ujung slinki dapat
bergerak bebas. Oleh karena itu disebut slinki ujung besar.

F. Hasil Pengamatan
Bak air diisi air hampir penuh lalu dijatuhkan kerikil pada permukaan air, ternyata terjadi
gelombang di permukaan yang bentuknmya searah dengan arah rambatannya. Jika diperhatikan
gelombang yang mengenai sisi bak air maka dipantulkan kearah datangnya gelombang. Pada
saat slinki diusik dengan cara menggerak-gerakkan ujung slinki,terlihat adanya suatu rambatan
atau gelombang.

G. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi jika bak mandi berisi air dijatuhkan kerikil kedalamnya?
2. Apa yang terjadi pada slinki ketika digerak gerakkan?
Jawab :
1. Bak mandi yang berisi air jika dijatuhkan kerikil akal mengalami gelombang yang searah
dengan rambatannya dan gelombang tersebut mengenai sisi bak air.
2. Slinki tersebut akan terlihat adanya suatu gelombang ataupun rambatan yang disebut dengan
gelombang longitudinal.

H. Pembahasan

1. Slinki direntangkan diatas lantai yang licin,salah satu ujungnya dipegang sendiri dan ujung
yang lain dipegang teman.Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara menggerakkan ujung
slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi rambatan pada slinki yang
membentuk gelombang. Gelombang adalah gerakan merambat pada suatu benda yang diberi
energi.
2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan dan rambat
gelombangnya.Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah rambatannya.Hal demikian
disebut gelombang transversal,yakni gelombang yang arah getarannya tegak lurus pada arah
rambatan gelombangnya.
3. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki
yang dipegang diusik secara berulang-ulang,ternyata karet gelang tersebut ikut
berpindah bersama gelombang,dan juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang
merambat melalui slinki.Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki
digerakkan ).
4. Percobaan ketiga,slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama yaitu diberi usikan
diujung kabel,sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang salah seorang
teman.Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki. Bedanya adalah pada kabel listrik tidak
muncul gelombang.Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel,ternyata karet gelang tidak
berubah atau berpindah,berarti tidak ada energi pada kabel listrik tersebut.
5. Pada percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang).Ternyata arah usikan
searah dengan arah rambatannya. Maka gelombang ini dinamakan Gelombang Longitudinal.
6. Perbedaan antara gelombang transfersal dengan gelombang longitudinal adalah pada arah
rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah rambatannya

I. Kesimpulan
1. Gelombang yang terjadi di air dapat dipantulkan kembali
2. Ujung slinki yang terikat kuat, gelombang datang dan gelombang pantulnya fase
gombang berlawanan arah.
3. Ujung slinki yng terikat bebas, gelombang datang=gelombang pantulnya.

J. Daftar Pustaka

Rumanta, Maman dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

K. Kesulitan Yang Dialami

Sulit menemukan bahan seperti slinki yang susah dicari di tempat kita tinggal.

L. Foto Praktikum
Tahap Awal / Pembukaan

Deskripsi foto :

Foto disamping adalah contoh pemantulan


gelombang yang di hasilkan dari lemparan
batu ke bak yang berisi air.

Deskripsi foto :
Proses Kegiatan
Pantulan gelombang yang dihasilkan oleh air
yang jatuh ke air menghasilkan gelombang
pantul.

Tahap Akhir Deskripsi foto :

Slinki yang ditarik akan bergetar dan


menghasilkan gelombang pantul kekanan dan
ke kiri
PERCOBAAN 3: PERCOBAAN GELOMBANG STASIONER
A. Judul Percobaan
Percobaan Gelombang Stasioner.

B. Tujuan Percobaan
1. Mengamati gelombang stasioner.
2. Menjelaskan pengertian gelombang stasioner.
3. Menjelaskan hal-hal yang menimbulkan gelombang stasioner.
4. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap pajang gelombang.

C. Alat Dan Bahan


1. Catu daya.
2. Pewaktu ketik atau bel listrik.
3. Benang kasur, panjang 1,5 m.
4. Beban gantung 75 gram, 100 gram, 125 gram.

D. Landasan Teori

Gelombang stasioner yaitu perpaduan ataupun super posisi dari dua gelombang yang
identik tetapi berlawanan arah. Sebagai contoh gelombang tali yang diikat di salah satu
ujungnya, lalu ujung yang lain kita ayunkan naik turun. Besar amplitudo gelombang stasioner
akan berubah-ubah di antara nilai maksimum dan nilai minimumnya. Titik yang amplitudonya
maksimum disebut juga perut dan titik dengan amplitudo minimum disebut
simpul.Gelombang stasioner ada dua jenis yaitu gelombang stasioner pada ujung tetap dan
stasioner ujung bebas.
Berdasarkan ujung pemantulannya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu;
1. Ujung tali terikat yaitu gelombang tersebut dibentuk dari dua gelombang datang dan
gelombang pantul
2. Ujung bebas yaitu ujung bias bebas bergerak, gelombang pantulannya pada ujung bebas
tidak mengalami perubahan fase hanya berbalik arah

E. Cara kerja
1. Rangkai alat dan bahan seperti di gambar 6.10 diatas (Percobaan Melde)
2. Hidupkan catu gaya, geser pewaktu ketik kearah control meja perlahan-lahan sampai
timbul gelombang stasioner pada tali. Amati gelombang stasioner tersebut, terlihat
berjalankah ? mengapa ? Terjadikah perpaduan gelombang pada gelombang stasioner.
3. Ukur panjang gelombang pada tali tersebut.
4. Matikan catu daya, Ganti atau tambahkan beban hingga menjadi 100 gram. Hitung
tenganangan tali (T) dengan beban 100 gr tersebut.
5. Hidupkan catu gaya, geser-geser perwaktu sehingga timbul kembali gelombang stasioner
pada tali itu. Ukur panjang gelombang pada tali tersebut.
6. Matika catu daya, ganti atau tambahakan beban (T) sehingga menjadi 125 gram, htung
tegangan tali dengan beban 125 gram.
7. Hidupkan catu daya, geser-geser perwaktu ketik hinga timbul kembali gelombang stasioner
pada tali itu. Ukur panjang gelombang pada tali tersebut.
8. bandingakn pajang gelombang stasioner,bandingakan hubungan pajang gelombang dengan
tangan tali.

F. Hasil Pengamatan
Pada saat rangkaian diujicobakan atau dinyalakan maka akan terjadi gelombang pada tali
yaitu  tali bergetar naik turun. Pada saat rangkaian diujicobakan atau dinyalakan maka akan
terjadi gelombang pada tali yaitu  tali bergetar naik turun.

G. Pertanyaan – Pertanyaaan
1. Cahaya juga merupakan gelombang, dari jenis gelombang elektromagnet. Berdasarkan sifat
gelombang itu, apa yang dirambatkan oleh cahaya ?
2. Jika sebuah batu dilempar ke kolam, anda akan melihat gelombang berjalan dipermukaan
air. Apakah yang berjalan dipermukaan air seperti yang anda lihat ?
Jawab :
1. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, sehingga cahaya merambatkan partikel-
partikel yang bermuatan positif dan negatif dengan frekuensi gelombang pendek dan
gelombangnya bergerak lurus kesemua arah.
2. Batu yang dilemparkan ke kolam menyebabkan terjadinya gelombang dipermukaan air.
Gelombang ini merupakan gelombang transversal, karena arah getarannya tegak lurus
terhadap arah rambatannya.

H. Pembahasan

1. Catu daya dipasang pada tegangan 6 volt. Massa beban gantung yang digunakan 75
gram.Tegangan tali sama dengan massa beban dibagi panjang tali yaitu
T  :   M     :    75 gram    : 50
         l              1.5 m
2. Pada saat catudaya dihidupkan pewaktu detik digeser ke arah katrol meja secara perlahan
sampai timbul gelombang stasioner pada tali, ternyata muncul gelombang stasioner terlihat
berjalan, karena ada energi dari catudaya dan terjadi perpaduan gelombang pada
gelombang stasioner.
3. Panjang gelombang dapat diukur pada tali tersebut yaitu:
λ1  : 2l       Dengan n : 1,2,3
n
λ2  : 2l  :  2.1,5 m   :  3   : 3
        n1              1             1
4. Catudaya diamati beban ditambah menjadi 100 gram.Maka tegangan
talinya  adalah:   T :  m  :  100 gr  :  68
                            l       1.5 m
5. Catudaya dihidupkan,pewaktu ketik digeser hingga timbul kembali gelombang tali.Maka
panjang gelombang (λ2) dapat dihitung:
λ2= m =2.1,5 =3 =1
        l          2       2
6. Beban ditambah menjadi 125 gr.Tegangan tali pada massa tersebut adalah:
T = m = 125 gr = 83
                  l      1.5 m
7. Catudaya dihidupkan hingga timbul gelombang pada tali maka panjang gelombangmya
3(λ3) adalah:
λ3= m =2.1,5 =3 =1
                 l           3       3
8. Perbandingan panjang gelombang λ1,λ2 dan λ3 = 3 : 1,5 : 1

I. Kesimpulan
Gelombang stasioner di sebut juga gelombang berdiri, hal tersebut terjadi karena gelombang
datang dan gelombang pantul saling berinteraksi dan berlawanan arah, sehingga terbentuk
gelombang stasioner. Selain itu gelombang yang terbentuk dari ujung tali terikat membentuk
gelombang stasioner sedangkan gelombang yang di beri beban cincin tidak
mengalami gelombang stasioner.

J. Daftar Pustaka
Rumanta, Maman dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

K. Kesulitan Yang Dialami


Mendapatkan cahaya karena sekarang lagi musim hujan sehingga cahaya tersebut susah
didapatkan. Sinar matahari selalu tertutup awan hitam.

L. Foto Praktikum
Tahap Awal / Pembukaan Deskripsi foto :

Alat dan bahan yang digunakan untuk


sebuah percobaan gelombang stasioner

Proses Kegiatan Deskripsi foto :

Gambar disamping adalah proses kegiatan


tentang gelombang stasioner yang
dilakukan secara berkelompok.
Tahap Akhir Deskripsi foto :

Hasil dari percobaan gelombang stasioner


yaitu dengan adanya gelombang pantul
dari tali yang berlawanan arah

KEGIATAN PRAKTIKUM 2
GETARAN DAN BUNYI
PERCOBAAN 1: PERCOBAAN GETARAN BENDA OLEH PEGAS
A. Judul Percobaan
Percobaan getaran benda oleh pegas
B. Tujuan Percobaan
1. Mengukur periode dan frekuensi getaran.
2. Menyelidiki pengaruh massa terhadap frekuensi.
C. Alat dan Bahan
1. Pegas
2. Benda 3 buah (± 100 gram, 200 gram, 300 gram).
3. Statis.
4. Klem penjepit
5. Stopwatch.
D. Landasan Teori
Getaran adalah gerak bolak-balik secara berkala melalui suatu titik keseimbangan. Pada
umumnya setiap benda dapat melakukan getaran. Suatu benda dikatakan bergetar bila bend aitu
bergerak bolak-balik secara berkala melalui titik keseimbangan.
Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal sama de
ngan getaran pegas yang diletakkan horizontal. Bedanya, pegas yang digantungkan secara verti
kal lebih Panjang karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja p
ada arah vertikal, tidak pada arah horizontal). Mari kita tinjau lebih jauh getaran pada pegas ya
ng digantungkan secara vertikal.

Pada pegas yang kita letakkan horizontal (mendatar), posisi benda disesuaikan dengan P
anjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau d
itekan). Nah, pada pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa ya
ng dikaitkan pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan send
irinya meregang sejauh x0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas berada pada
posisi setimbang.
Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya total =
0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0) yang arahnya
ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua gay aini sama dengan nol.
Mari kita analisis secara matematis.
E. Cara Kerja
1. Mengukur getaran benda oleh pegas
a. Gantungkan pegas pada statis. Gantungkan benda 100 gram di ujung bawah pegas
tersebut.
b. Tarik benda ke bawah sejauh ± 5 cm, lalu lepaskan. Ukur waktu pegas tersebut bergetar
selama 20 getaran dengan menggunakan stopwatch. Ulangi pengukuran sampai 5 kali.
Carilah nilai rata-rata untuk periode dan frekuensi.
2. Menyelidiki pengaruh massa terhadap frekuensi
a. Lakukan percobaan seperti nomor 1, dengan benda 150 gram. Lakukan sebanyak 5 kali,
catat hasilnya pada tabel 6.2 di lembar kerja. Ulangi percobaan dengan benda 200 gram,
250 gram, 300 gram.
b. Bandingkan nilai dari percobaan dengan massa 100 gram sampai dengan 300 gram.
Berpengaruhkah massa terhadap frekuensi. Jelaskan! Bergantung apa sajakah frekuensi
tersebut?

F. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan mengukur getaran benda pada pegas
Tabel 6.1
Massa Benda = 100 gram

Percobaan Waktu 20 getaran Periode Frekwensi


ke (sekon) (sekon) (hertz)
1 12,88 0,644 1,56
2 12,96 0,648 1,55
3 13,03 0,651 1,54
4 13,08 0,654 1,53
5 13,17 0,658 1,52

T = 0,65 sekon
F = 1,54 HZ
Hasil pengamatan pengaruh massa terhadap frekwensi
Tabel 6.2

Massa Waktu 20
Periode Frekwensi
benda Percobaan ke getaran Hertz
(sekon) (hertz)
(gram) (sekon)
1 14,55 0,73 1,37 1,37
2 14,65 0,73 1,37 1,37
3 14,68 0,74 1,37 1,37
150 4 14,67 0,73 1,37 1,37
5 14,63 0,73 1,37 1,37
1 12,86 0,64 1,55 1,55
2 12,40 0,62 1,61 1,61
3 12,73 0,64 1,55 1,55
200 4 12,89 0,64 1,55 1,55
5 13,08 0,65 1,52 1,52
1 12,25 0,61 1,64 1,64
2 12,04 0,60 1,67 1,67
3 11,94 0,60 1,67 1,67
250 4 11,10 0,56 1,79 1,79
5 10,87 0,54 1,85 1,85
1 10,68 0,53 1,89 1,89
2 10,06 0,56 1,79 1,79
3 9,58 0,48 2,09 2,09
300 4 9,38 0,46 2,17 2,17
5 8,17 0,40 2,50 2,50
G. Pertanyaan-pertanyaan

H. Pembahasan

Getaran benda pada pegas dengan massa benda yang sama, dan waktu getaran yang sama pula
yaitu 20 kali serta periodenya juga sama meskipun terdapat selisih waktu yang sangat kecil
namun dianggap sama. Sedangkan getaran benda pada pegas pada massa benda yang berbeda,
maka akan menghasilkan waktu dan frekuensi yang berbeda pula.

I. Kesimpulan
getaran benda pada pegas, periode dan frekuensinya dipengaruhi oleh massa benda.

J. Daftar Pustaka
Rumanta, Maman dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

K. Kesulitan yang Dialami


Tidak ada kesulitan apapun karena alat dan bahan sudah tersedia.

L. Foto/Video Praktikum
Gambar Deskripsi Gambar
Tahap Awal Mempersiapkan alat dan bahan praktikum.

Tahap Proses Memasukkan balon ke tutup botol. Lalu


memasukkan botol ke wadah air dingin
dan wadah air panas.

Tahap Akhir Percobaan Pertama Balon mengalami pengerutan pada wadah


air dingin karena adanya penurunan suhu.

Tahap Akhir Percobaan kedua Balon mengembung pada wadah air panas
karena adanya proses pemuaian.
Pemuaian pada gas terjadi pada saat gas
tersebut dipanaskan.

MODUL 7

OPTIK

KEGIATAN PRAKTIKUM 1 : SIFAT CAHAYA

PERCOBAAN 1

A. Judul Percobaan
Percobaan pemantulan cahaya.

B. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat :


a. Menjelaskan sifat-sifat cahaya.
b. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin.
c. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa.
d. Menentukan fokus cermin cembung.
e. Menentukan fokus lensa cembung.

C. Alat Dan Bahan

a. Cermin datar (3 x 6 cm²).


b. Cermin cembung.
c. Cermin cekung.
d. Lampu senter.
e. Busur derajat.
f. Kertas putih.
g. Lilin.
h. Layar (tabir kertas)
i. Celah cahaya.

D. Landasan Teori

Dalam ilmu fisika, menurut Gregory Hallock Smith dalam Camera Lenses: From Box Camera to
Digital (2006), cahaya merupakan radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang
kasatmata ataupun yang tidak. Sehingga, definisi cahaya adalah energi berbentuk gelombang
elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Gelombang ini
tidak membutuhkan medium untuk merambat sehingga dapat melalui ruang hampa. Misalnya saja
cahaya matahari, yang mampu sampai ke bumi melewati ruang hampa udara di luar angkasa dalam
waktu 300 juta m/s.
Sifat-Sifat Cahaya
1. Cahaya merambat menurut garis lurus Dikutip dari buku Mengenal Alam Sekitar, tulisan Edi
Tarwoko yang diterbitakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, matahari sebagai sumber cahaya
terbesar di bumi, memiliki pancaran sinar yang lurus. Karena adanya rambatan cahaya matahari ke
bumi itulah, terjadi siang dan malam. Salah satu bukti bahwa cahaya merambat menurut garis lurus
adalah adanya gerhana matahari, dan juga gerhana bulan. Sinar matahari yang dihalangi oleh bulan
membuat sebagian bumi menjadi gelap.
2. Cahaya dapat menembus benda bening Saat cahaya melewati benda bening, maka ia dapat
menembusnya. Misalnya pada kaca bening, kaca mata, air jernih, dan lainnya.
3. Cahaya dapat dipantulkan (refleksi) Jika suatu benda tidak menerima pantulan cahaya, maka mata
tak bisa melihat benda tersebut. Sehingga, proses ‘melihat’ terjadi karena adanya pantulan cahaya
dari benda ke mata. Pemantulan cahaya dibedakan menjadi dua: - Pemantulan teratur: adalah
pantulan yang terjadi pada permukaan benda yang rata (cermin, kaca, permukaan benda mengkilap
seperti lantai keramik, dan lainnya.) - Pemantulan tidak teratur: adalah pemantulan yang terjadi pada
permukaan benda tak rata (misalnya jalan berbatu, pohon, sepatu, dan lainnya.
4. Cahaya dapat dibiaskan/dibelokkan (refraksi). Mengapa bisa terjadi pembiasan/pembelokkan
cahaya? Karena dua zat yang dilewati oleh cahaya mempunyai kerapatan partikel berbeda. Misalnya
saja pensil yang diletakkan di dalam gelas berisi air bening. Pensil akan terlihat bengkok atau patah,
karena cahaya yang melewati udara dan air dalam gelas mengalami pembengkokan arah rambat.
Contoh lain pembiasan cahaya: dasar kolam renang yang terlihat lebih dangkal dari pada sebenarnya.
5. Cahaya dapat diuraikan (dispersi): pemisahan cahaya tampak, menjadi cahaya dengan warna
berbeda. Cahaya putih adalah hasil dari gabungan berbagai warna cahaya lainnya, ini bisa dibuktikan
pada pelangi. Pelangi yang berwarna-warni sebenarnya terbentuk karena penguraian cahaya matahari
oleh titik-titik air hujan. Pembuktian lain: jika prisma kaca disinari oleh senter, maka cahaya senter
yang semula hanya putih, akan menembus prisma dan diuraikan menjadi berbagai warna lain seperti
pelangi.
6. Cahaya dapat diserap (absorpsi): saat sinar datang masuk ke dalam material transparan, maka
sebagian energinya akan terdisipasi (berkurang) menjadi energi panas. Intensitas cahaya akan
berkurang atau absorpsi.
7. Cahaya dapat disearahkan (polarisasi): cahaya normal yang merambat ke segala arah tegak lurus
dengan arah rambatannya. Jika cahaya terbatas untuk hanya merambat di satu arah bidang, maka
cahaya tersebut dapat dikatakan terpolarisasi.

E. Prosedur Percobaan

1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.

a. Menyusun lampu senter dan celah cahaya didepan cermin datar.


b. Menyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum
dan sesudah mengenai cermin datar.
c. Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut datang dan sudut
pantul.
d. Mengukur besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul (t) tersebut.
e. Meletakan sebuah benda (dalam hal ini lilin) didepan cermin datar dan mengamati bayangan selama
benda itu digeser-geserkan didepan cermin datar.
f. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut.

2. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.

a. Menyusun semua alat.


b. Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum dan sesudah
mengenai cermin cembung.
c. Menggambar jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga nampak sudut datang dan sudut
pantul serta bayangan yang terbentuk.
d. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung tersebut.

3. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung

a. Menyusun alat dan bahan.


b. Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum dan sesudah
mengenai cermin cekung.
c. Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut datang dan sudut
pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
d. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tersebut.
e. Mengatur jarak benda atau letak layar agar pada Iayar terbentuk bayangan yang jelas dan tajam.
Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
f. Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada jarak tertentu
bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda dan cermin cekung pada
keadaan tersebut (s).

F. Hasil Pengamatan
1. Pemantulan cahaya pada cermin datar
a. Gambarlah jalannya berkas sinar pada cermin datar

b. Besar sudut datang (i) dan sudut pantul (r)

N i(derajat) r (derajat)
o

1 30 º 30 º

2 45 º 45 º

3 55 º 55 º

4 60 º 60 º

5 75 º 75 º
c. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar
1) sama/maya/tidak nyata
2) Sama besar
3) Sama tegak
4) Jarak benda ke cermin = jarak bayangan ke cermin

2. Pemantulan cahaya pada cermin cembung

Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung

a. Maya.
b. Sama tegak.
c. Bayangan lebih kecil dari pada bendanya

3. Pemantulan cahaya pada cermin cekung

Pemantulan Cahaya pada cermin cekung

1) Gambar jarak berkas sinar pada cermin cekung


Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung

a) Benda di ruang I : Maya tegak dan diperbesar


b) Benda diruang II : Nyata, terbalik dan diperbesar
c) Benda di ruang III: Nyata, terbalik, sama besar
d) Benda di M : Nyata, terbalik, diperkecil
e) Benda di F : Tidak terjadi bayangan karna berkas sinar merupakan sinar sejajar atau
bayangan berada jauh tak terhingga

No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)

1 5 cm 8 cm

2 8 cm 5 cm

3 10 cm 4 cm

4 20 cm 2 cm

G. Pertanyaan – Pertanyaaan
1. Bagaimana sifat cahaya pada cermin datar?
2. Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk cermin cembung?
3. Bagaimana sifat cahaya yang dibentuk cermin cekung?
H. Jawaban Pertanyaan
1. sifat cahaya sama / tidak nyata, sama besar, sama tegak
2. Maya / tidak nyata, sama tegas
3. Maya, tegak, diperbesar. Nyata, terbalik, dibperbesar. Nyata, terbalik, sama besar. Nyata,
terbalik, diperkecil. Tidak terjadi bayangan karena berkas sinar merupakan sinar sejajar atau
bayang berada jauh tak terhingga.
I. Pembahasan
Pada pemantulan cahaya pada cermin datar, sinar datang kemudian memantul kepada cermin setelah
dipantulkan cermin tersebut juga menghasilkan sinar pantul sehingga sinar datang dan sinar pantul
pada cermin datar adalah sama.
Pada pemantulan cahaya pada cermin cembung bayangan yang dihasilkan lebih kecil. Sedangkan
Pada pemantulan cahaya pada cermin cekung bayangan yang dihasilkan akan menjadi 2 kali lebih
besar daripada bendanya.
Jadi perbedaan antara bayangan cermin cekung dan cembung terlihat pada jumlah yang dihasilkan
dan besar kecilnya banyangan yang di hasilkan.

J. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bisa disimpulkan bahwa cahaya bisa dipantulkan
melalui cermin datar. Pemantulan pada cermin datar adalah merupakan pemantulan sejajar karena
besarnya sudut datang sama dengan besarnya sudut pantul. Sedangkan pada cermin cembung
bayangan yang dihasilkan lebih kecil cari cahaya. Serta bayangan cermin cekung bayangan yang
terlihat lebih besar dari cahaya yang di hasilkan.
K. Daftar Pustaka

Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

Novita, C. (2021). Sifat-Sifat Cahaya pada Cermin dan Bayangan: Pembiasan-Pemantulan.


Diakses: 2 Desember 2021. URL: https://tirto.id/sifat-sifat-cahaya-pada-cermin-dan-bayangan-
pembiasan-pemantulan-gbzT

L. Kesulitan Yang Dialami

Kesulitan yang dialami yaitu dalam menentukan bayangan tidak nampak karena kegiatan ini
dilakukan ditempat terang.
Bayangan dari cermin cekung sulit terlihat karena bayangan yang dihasilkan terlalu besar.

M. Foto Praktikum

Tahap Awal / Pembukaan percobaan pemantulan cahaya pada Deskripsi foto :


cermin cembung

Siapkan alat dan bahan :


Penggaris, cermin cembung, lilin, dan
korek api
Proses Kegiatan
Deskripsi foto :

Nyalakan lilin dan amati dengan baik


jalannya cahaya pada saat sebelum dan
sesudah mengenai cermin cembung.

Tahap Akhir

Deskripsi foto :

Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh


cermin cembung.

Tahap Awal / Pembukaan Percobaan pemantulan cahaya pada


cermin cekung

Deskripsi foto :

Siapkan alat dan bahan :

Proses Kegiatan Deskripsi foto :


Nyalakan lilin dan amati dengan baik
jalannya berkas cahaya pada saat sebelum
dan sesudah mengenai cermin cekung.

Tahap Akhir

Deskripsi foto :

Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh


cermin cekung.
A. Judul Percobaan

Percobaan pembiasan cahaya.

B. Tujuan Percobaan

a. Memahami konsep pembiasan pada lensa.


b. Menentukan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa.
c. Menentukan jarak fokus lensa.

C. Alat Dan Bahan

a. Lampu senter.
b. Celah cahaya.
c. Balok kaca.
d. Kertas putih.
e. Busur derajat.
f. Lensa cembung.
g. Lensa cekung.
h. Layar (tabir kertas).
i. Lilin.
j. Penggaris panjang (100 cm).

D. Landasan Teori
Peristiwa pembelokkan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda
disebut pembiasan.
Jika cahaya datang dari zat yang kurang rapat ke zat ayng lebih rapat maka cahaya akan dibiaskan
mendekati garis normal. Misalnya cahaya dari udara ke air. Sebaliknya jika cahaya datang dari zat
yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misal
cahaya dari air ke udara. Contoh pembiasan cahaya yaitu pensil yang dimasukkan ke air akan terlihat
bengkok, dasar kolam terlihat dangkal.

Pembiasan cahaya merupakan peristiwa perubahan arah rambat cahaya ketika berpindah dari satu
medium ke medium lain yang kerapatan optiknya berbeda. Penyebab terjadinya pembiasan cahaya
dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Ketika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat maka sinar
datang akan dibiaskan mendekati garis normal. Contohnya ketika sinar datang melalui medium udara
menuju air.
2. Ketika sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat maka sinar
datang akan dibiaskan menjauhi garis normal. Contohnya ketika sinar datang melalui medium air
menuju udara.
Sumber : pakmono.com

E. Prosedur Percobaan

a. Susunlah lampu senter, celah dan balok kaca seperti


b. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar pada saat sebelum dan
sesudah menembus balok kaca.
c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut
datang dan sudut biasnya. Kemudian ukur besar sudut datang dan sudut
bias tersebut.
d. Pergunakanlah lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku
dengan jarak yang relatif dekat antara lensa dan huruf. Kemudian
geserkan lensa perlahan lahan menjauhi huruf tersebut sampai bayangan
huruf menjadi sangat besar dan kabur atau tidak tampak. Ukur jarak
huruf ke lensa pada saat tersebut dan catat bagaimana sifat-sifat
bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung tersebut.
e. Susunlah lensa cembung, layar, lilin dan penggaris panjang seperti gambar 7.5.
f. Atur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin paling tajam pada
tabir. Ukur jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’). dan catat sifat-sifat bayangan yang
dibentuk lensa cembung tersebut.
g. Pergunakanlah sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada buku Anda, dengan jarak
yang relatif dekat. Kemudian perlahan lahan menjauhi huruf tersebut. Catat bagaimana sifat-
sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung tersebut.

F. Hasil Pengamatan
Gambar jalannya sinar pada balok kaca

No Sudut datang (i) Sudut bias (r)


1 30 derajat 15,47 derajat

2 53 derajat 30 derajat

3 60 derajat 35,50 derajat

4 77,5 derajat 40,53 derajat


sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung nyata, terbalik, diperkecil.

No Sudut datang (i) Jarak bayangan


1 3 cm 2 cm
2 2 cm 2 cm
3 2 cm 3 cm
4 1,5 cm 2 cm

Sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung nyata terbalik diperbesar.

Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung: nyata terbalik, dan diperkecil

G. Pertanyaan – Pertanyaaan

1. Bagaimana sifat lensa cembung yang dibiasakan?


2. Bagaimana sifat lensa cekung yang di biaskan?
H. Jawaban pertanyaan
1. Sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung nyata, terbalik, diperbesar.
2. Sifat bayangan yang dibentuk lensa cekung nyata, terbalik, diperkecil

I. Pembahasan

Cahaya mempunyai sifat bisa dibiaskan yakni pembelokan cahaya sehubungan dengan perubahan
kelajuan cahaya rambat dari satu medium yang lainnya. Pembiasan cahaya bisa terjadi pada lensa.
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan
satu bidang datar.

J. Kesimpulan

Pembiasan itu terjadi karena pembiasan dimana cahaya merambat dari medium optik yang lebih
cepat ke medium optik yang kurang rapat.

K. Daftar Pustaka

Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Munnawaroh, ST. S (2020). Pem
biasan Cahaya dan Kaitannya d
engan Peristiwa Terbentuknya P
elangi. Diakses: 2 Desember 202
1. URL: https://ringtimesbanyu
wangi.pikiran-rakyat.com/iptek/
pr-17678211/pembiasan-cahay
a-dan-kaitannya-dengan-peristi
wa-terbentuknya-pelangi

L. Kesulitan Yang Dialami

Kesulitan yang dialami yakni menentukan kerapatan cahaya yang diperoleh dari hasil praktikum
karena cahaya tersebut akan belok mendekati ataupun menjauhi garis normal.

M. Foto Praktikum

Tahap Awal / Pembukaan

Deskripsi foto :

Siapkan alat dan bahan

Proses Kegiatan Deskripsi foto :

Amati dengan baik jalannya berkas cahaya.


Tahap Akhir

Deskripsi foto :

Gambarkanlah jalannya berkas sinar


tersebut.
A. Judul Percobaan

Percobaan difraksi, interferensi dan dispersi.

B. Tujuan Percobaan

Untuk menentukan fokus lensa cembung dan cekung serta menjelaskan sifat-sifat cahaya.

C. Alat Dan Bahan

a. Lampu TL.
b. Kisi difraksi.

D. Landasan Teori

Difraksi adalah penyebaran gelombang contohnya cahaya, karena adanya halangan, semakin kecil
halangan, penyebaran gelombang semakin besar.
Dispensi adalah peristiwa penguraian cahaya putih menjadi cahaya (me, ji, ku, hi, bi, ni, u).

E. Prosedur Percobaan

1. Susun lampu TL, penggaris panjang dan kisi.


2. Setelah lampu TL dinyalakan, lakukan pengamatan dengan menggunakan kisi 3000 celah atau
d=1/300 cm, jika yang dipilih warna ,ungu, ukurlah jarak warna ungu yang dilihat di lampu TL, catat
orde atau warna ungu ke berapa dari lampu TL yang anda amati tersebut. Ukur jarak kisi ke lampu
TL.

F.Hasil Pengamatan

Pita Jarak Orde Spectrum Jarak Jarang


(mm/cm) kesi warna antar terang
kelampu spectrum pusat ke
(m) spectrum
Ungu warna
300 1 Biru 0,204 0,102
0,9 Hijau 0,234 0,119
Orange 0,276 0,138
Merah 0,304 0,152
0,322 0,161
F. Pertanyaan – Pertanyaaan

a. Pada saat nayamham menghilang (tidak tampak) dalam cermin cekung, berarti bayangan yang
dibentuk cermin cekung ada dijauh tak berhingg (s’=~) , Dengan menggunakan persamaan (7,5)
pada landasan teori, tentukan jarak fokus cermin cekung tersebut!
b. Agar cermin cekung yang memiliki jarak fokus 10 cm dapat membentuk bayangan pada jarak dua
kali jarak bendanya, dimanakah benda harus diletakkan dari cermin cekung tersebut?
c. Dengan menggunakan persamaan (7.2) dan (7.3) pada landasan teori, tentukan indeks bias kaca dan
kecepatan rambat cahaya dalam balok kaca dari hasil kegiatan II
d. Agar lensa cembung yang memiliki jarak fokus 20 cm dapat membentuk bayangan nyata pada jarak
setengah kali jarak bendanya, dimanakah benda harus diletakkan terhadap lensa cembung tersebut?
e. Sebutkan warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL pada percobaan kegiatan 3!
f. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peristiwa difraksi, interferensi, dan dispersi!

Jawab :
d. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL adalah Merah, biru, kuning dan violet atau
ungu.
e. Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan. Semakin kecil
halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya
polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma
lewat pembiasan atau pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi
berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang. Interferensi adalah interaksi antar
gelombang didalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat
membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah
penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.

G. Pembahasan

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan spektrum yang terbatas (spektrum optik atau
spektrum tampak), dimana pada spektrum tertentu tersebut gelombang elektromagnetik dapat terlihat
yang kemudian kita sebut sebagai cahaya. Tidak ada batasan yang eksak mengenai spektrum optik
tersebut, akan tetapi mata normal manusia dapat menerima/merasakan gelombang elektromagnetik
dengan panjang gelombang antara 400 sampai 700 nm (yang kita sebut sebagai cahaya tampak).
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang
gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik
dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Cahaya adalah paket partikel yang
disebut foton. Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan
sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal
dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika modern. Cahaya mempunyai 4
besaran dalam optika klasik:
1. Intensitas.
2. Frekuensi atau panjang gelombang.
3. Polarisasi.
4. Fasa.

dan sifat optik fisis:

1. Interferensi.
2. Difraksi.
3. Dispersi.
4. Polarisasi.

Difraksi merupakan pelenturan cahaya saat cahaya melalui celah sehingga cahaya akan terpecah-pe
cah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat cahaya yang baru. Dispersi merupak
an pembiasan cahaya putih (cahaya polikromatik) menjadi komponennya yaitu cahaya monokromat
ik. Dispersi akan terjadi saat cahaya putih melewati medan pembias. Kita dapat mengamati sifat cah
aya ini dengan menggunakan prisma sebagai medan pembias. Pada prisma, cahaya yang masuk aka
n mengalami pembiasa dua kali, yakni saat masuk ke prisma dan saat keluar ke prisma. Pelangi mer
upakan salah satu contoh dispersi cahaya yang dapat kita amati secara alami. Air hujan membiaskan
cahaya matahari sehingga cahaya terdispersi menjadi berbagai cahaya tampak yang kita sebut sebag
ai pelangi. Interferensi cahaya merupakan penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya atau lebi
h yang dapat menimbulkan terbentuknya gelombang lain.

H. Kesimpulan

Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan. Semakin kecil
halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya
polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma
lewat pembiasan atau pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi
berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang. Interferensi adalah interaksi antar
gelombang didalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat
membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah
penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang
elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm.

I. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum I
PA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejat
i Mandiri.

Ratnawati, V. Laporan Praktiku


m Difraksi, Intreferensi, dan Dis
persi (Praktikum IPA di SD). Dia
kses: 2 Desember 2021. URL: h
ttps://www.ilmiahku.com/2019/
05/Laporan-Praktikum-Difraksi-I
ntreferensi-Dispersi.html
J. Kesulitan Yang Dialami

Dalam praktikum ini saya masih belum paham tentang difraksi, interferensi, dan dispersi sehingga
sulit untuk melakukan kegiatan praktikum. Dan juga susah buat mengamati hal tentang disfraksi,
interferensi, dan disperse.

K. Foto Praktikum

Tahap Awal / Pembukaan

Deskripsi foto :

Susun lampu TL, penggaris panjang dan kisi .

Proses Kegiatan Deskripsi foto :

Nyalakan Lampu TL
Tahap Akhir

Deskripsi foto :

Hitung jarak yang

Anda mungkin juga menyukai