Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN RODENT (KECOA)


23 Mei 2023

Oleh
Tri Ahdiat Akbar 2010912310036

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
Halaman pengesahan

Laporan Praktikum Kepadatan Rodent Kecoa Tri Ahdiat Akbar


Telah diperiksa dan disetujui

Banjarbaru, 27 Mei 2023


Analis Laboratorium

(Anugrah Nur Rahmat. SKM,. M. Kes)


NIPK.

Banjarbaru, 27 Mei 2023


Asisten Praktikum 1 Asisten Praktikum 2

(Dhea Vaneza Prillia) (Rabi’ah Arliana)


NIM: 1910912720002 NIM: 1910912720001
Pendahuluan
Pengendalian vektor merupakan kegiatan yang ditujukan untuk menurunkan
populasi vektor serendah mungkin, sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko untuk
terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah. Permasalahan yang sering dihadapi
dalam pengendalian vektor di Indonesia seperti kondisi geografi dan demografi,
belum teridentifikasinya spesies vektor pada semua wilayah endemis, peningkatan
populasi vektor yang resisten terhadap insektisida tertentu, keterbatasan sumber daya
serta kurangnya keterpaduan dalam pengendalian vektor (Kurnia et al., 2022).
Kecoa merupakan salah satu vektor mekanik, yang berperan penularan penyakit
dan kecoa serangga yang keberadaanya tidak disukai oleh manusia. Keberadaan
kecoa dapat mengganggu dan mengeluarkan cair yang berbau menyengat. Serangga
ini dapat memindahkan beberapa mikro organisme patogen antara lain, streptococcus,
salmonella sehingga mereka berperan dalam penyebaran penyakit seperti disentri,
diare, cholera, virus hepatitis A, polio pada anak-anak (Kurnia et al., 2022).
Pada umumnya kecoa merupakan binatang malam. Pada siang hari mereka
bersembunyi di dalam lubang atau celah-celah tersembunyi. Kecoa yang menjadi
permasalahan dalam kesehatan manusia adalah kecoa yang sering berkembangbiak
dan hidup di sekitar makhluk hidup yang sudah mati. Aktivitas kecoa kebanyakan
berkeliaran di dalam ruangan melewati dinding, pipa-pipa atau tempat sanitasi. Kecoa
dapat mengeluarkan zat yang baunya tidak sedap sehingga kita dapat mendeteksi
tempat hidupnya. Jika dilihat dari kebiasaan dan tempat hidupnya, sangat mungkin
kecoa dapat menularkan penyakit pada manusia. Kuman penyakit yang menempel
pada tubuhnya yang dibawa dari tempat-tempat yang kotor akan tertinggal atau
menempel di tempat yang dia hinggap (Riski et al., 2021).
Kecoa dapat berkembang biak hingga enam generasi per tahun. Kecoa bisa
masuk melalui celah yang cukup kecil. Kecoa akan memakan apa saja, baik itu sabun,
lem dan pasta gigi. Kecoa merupakan pencari jalan yang baik dan sering menemukan
jalan mereka ke dalam struktur tempat atau bangunan baru melalui tas belanjaan,
kardus, karton minuman dan peralatan bekas. Kecoa lebih memilih untuk tinggal di
tempat hangat serta tempat yang dekat dengan sumber makanan. Perlunya
pengawasan kecoa di Pelabuhan karena ada intruksi khusus dari Dirjen P2P untuk
melakukan pengawasan dan pengendalian (Kurnia et al., 2022).

Dasar Teori
Bagi dunia kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor
dapat merugikan kehidupan manusia dan sebagai perantara penularan penyakit. Salah
satu yang termasuk kelompok vektor adalah kecoa. Kecoa merupakan serangga yang
termasuk dalam filum Arthropoda, ordo Blattodea. Kebiasaan kecoa mencari
makanan di daerah kotor seperti tempat sampah, saluran pembuangan, septic tank dan
perilaku memuntahkan makanan yang sudah masuk ke dalam lambung dapat dengan
mudah menularkan agen penyakit. Lingkungan yang menjadi tempat Kecoa yaitu
lingkungan yang terdapat banyak sumber makanan dan tersedia tempat
istirahat/sarang. Kecoa dapat mengontaminasi makanan manusia dengan membawa
agen berbagai penyakit seperti diare, demam typoid, disentri, hepatitis A, polio dan
kolera (Hidayat et al., 2021).
Habitat yang disukai oleh kecoa yakni habitat yang banyak sumber makanan
serta sarang bagi kecoa tersebut. Salah satu tempat yang sangat disukai kecoa
adalah warung makan, karena di warung makan tersebut terdapat sumber
makanan bagi kecoa. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
Dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
Pengendaliannya bahwa industri dan pemilik usaha warung makan harus bebas
dari kepadata kecoa sebesar <2 dengan dihitung menggunakan Indeks Populasi Kecoa
yakni angka rata- rata populasi kecoa, yang dihitung berdasarkan jumlah kecoa
tertangkap per perangkap per malam menggunakan perangkap. Apabila
ditemukannya jumlah populasi kecoa > 2 maka harus dilakukannya proses tindak
lanjut (Widya, 2018).
Salah satu upaya untuk pengendalian kecoa yakni penggunaan perangkap.
Langkah awal yang harus diketahui dalam mengembangkan metode pengendalian ini
adalah mengetahui jenis umpan yang paling disukai kecoa. Jenis Umpan yang
dipasang harus memiliki kriteria khusus yang disukai kecoa yakni umpan harus
mengandung karbohidrat, protein, air dan lemak yang tinggi karena pada saat
reproduksinya kecoa membutuhkan karbohidrat yang optimal bagi pertumbuhan
kecoa adalah 84,5% dan lemaknya paling sedikit 2%. Batasan protein yang
dibutuhkan antara lain 11-40% untuk bertahan hidup dari kecoa tersebut (Widya,
2018).
Kesukaan kecoa terhadap umpan berbeda-beda di setiap wilayah. Untuk
penangkapan kecoa yang lebih efektif perlu diketahui jenis umpan yang disukai di
suatu wilayah tersebut (Widya, 2018).

Metode
A. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kepadatan kecoa
sebagai berikut:
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kepadatan kecoa diantaranya:
a. 3 botol air mineral ukuran 1500 ml
b. Selotip/lakban transparan
c. Gunting/cutter
Gambar 1. Alat yang digunakan dalam praktikum
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kepadatan kecoa terdiri dari umpan
kecoa seperti gula pasir 1 sdm dan air secukupnya. Adapun alternatif umpan lain
yang dapat digunakan adalah selai kacang, keju, kuning telur, susu atau daging.
Sedangkan bahan utama lain adalah minyak goreng secukupnya.
B. Prosedur kerja
1. Proses pembuatan alat perangkap kecoa (Cockroach trap)
Meletakkan kapas pada
Memotong bekas botol dasar botol dan larutan
Menyiapkan air mineral menjadi 2 gula dituang (sekitar 5
bagian yaitu 1/3 bagian sdm) ke dalam botol yang
alat & bahan 7 7
atas dan 2/3 bagian. sudah dipotong tadi, atau
dapat dimasukkan
alternatif umpan lain
umpan lainya yang disukai

7
Permukaan botol diolesi
Menyatukan potongan botol dengan minyak, dengan
dengan cara terbalik (tutup di tujuan agar bagian dalam
bawah) dan rekatkan botol tersebut menjadi licin
potongan pertama dan 7 sehingga kecoa akan
potongan kedua dengan terpeleset dan tidak dapat
selotip atau di staples. memanjat keatas lagi.
Gambar. 2 Alur pembuatan alat perangkap kecoa (Cockroach trap)

2. Uji alat perangkap kecoa

Meletakkan perangkap
Membuat alat
pada dearah yang
perangkap sesuai 7
jenis umpan yang sering ada kecoa, dan
diberikan disandarkan pada tembok.
7
Untuk observasi siang Untuk pengamatan malam hari,
hari, letakkan perangkap letakkan perangkap pada saat
pada pagi hari dan periksa menjelang malam kira-kira pukul
kembali saat sore hari 7
18.00 sore, biarkan semalaman
pukul 18.00 kemudian cek keesokan harinya
pada pukul 08.00 pagi
7

Hitung jumlah kecoa


yang terperangkap
untuk kemudian
dimusnahkan
Gambar 3. Uji alat perangkap kecoa

Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan kecoa
Jenis Waktu l ll Total Rerata
Observasi Pengamatan Perhari
P1 08.00 - 0 0 0
10.00 - 0 0 0
P2 08.00 0 - 0 0
10.00 0 - 0 0
P3 08.00 0 - 0 0
10.00 0 - 0 0
Jumlah 0 0 0 0
Rata Rata 0 0 0 0
Keterangan :
l : Perangkap umpan selai kacang
ll : Perangkap umpan daging
Pembahasan
Dalam praktikum kepadatang rodent (kecoa) ini menggunakan media
perangkap seperti botol yang sudah dipotong dan diletakkan pada 3 tempat yang
berbeda, untuk umpan itu ada selai kacang dan daging, untuk tempat peletakkan
sendiri yaitu ada 3 tempat berbeda, ada gudang, WC, dan dapur dan tidak berganti
tempat atau pindah pindah, lokasi dipilih karena memungkinkan tempat tersebut
lembab, basah dan lebih gelap daripada tempat lainnya. Proses pengamatan dilakukan
dalam waktu 3 hari berturut. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dari 3
perangkap yang dipasang tidak ditemukan sama sekali kecoa yang terperangkap pada
media botol. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat kepadatan kecoa pada
rumah mahasiswa tidak padat dan tidak ditemukan masalah.

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan bahwa dari 3 media
perangkap yang dipasang dari 3 tempat yang berbeda yaitu dapur, gudang, dan WC
tidak ditemukan kecoa yang tertangkap. Untuk angka kepadatan kecoa rata-rata
sebesar 0 dan dapat disimpulkan bahwa tingkat kepadatan kecoa di Rumah peneliti
tidak padat dan tidak terdapat masalah. Agar tidak terjadi peningkatan kepadatan
kecoa. Oleh karena itu kita sebagai ahli kesehatan masyarakat diharapkan dapat
memberikan upaya promotive dan preventif kepada masyarakat seperti PHBS agar
terhindar dari vektor penyakit seperti kecoa
Daftar Pustaka
Hidayat, D. R. K., . N., & Sulistio, I. (2021). Studi Kepadatan Kecoa Pada
Transportasi Air (Kapal Penumpang) Di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Tahun 2020. Gema Lingkungan Kesehatan, 19(2), 79–84.
https://doi.org/10.36568/kesling.v19i2.1538
Kurnia, R., Sapoetra, M. R., Idris, M. F., & Diansafitri, M. (2022). Identifikasi
Kepadatan Kecoa di Pelabuhan Tanjungbatu Kundur Kabupaten Karimun
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2022. 2(2), 45–49.
https://doi.org/10.33860/bjkl.v2i2.1611
Riski, M., Winandar, A., Irmansyah, & Gunawan. (2021). Tingkat Kepadatan Kecoa
Blattela germanica d i Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Balohan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Sabang. Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora, 9(11),
2196–2208.
Widya. (2018). Uji Palatabilitas Umpan Terhadap Jenis Kecoa Yang Ditemukan Pada
Warung Makan Tegal Di Kelurahan Tembalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(e-Journal), 6(5), 302–310.

Lampiran
LOGBOOK KEGIATAN HARIAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN RODENT (KECOA)

Nama : Tri Ahdiat Akbar


NIM : 2010912310036
Materi Praktikum : Pengendalian Rodent (Kecoa)

No Tgl/ Bln/ Thn Aktivitas Dokumentasi Kegiatan


1 23/4/2023 Menyiapkan alat dan
bahan

2 23/4/2023 Mempersiapkan
praktikum
3 23/4/2023 Melaksanakan
praktikum

4 24/4/2023 Pengecekkan hari


pertama
5 25/4/2023 Pengecekkan hari
kedua
6 26/4/2023 Pengecekkan hari
ketiga
7 27/4/2023 Pembuatan laporan Selesai

Anda mungkin juga menyukai