Makalah
(Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman)
Oleh Kelompok 6 :
Suriyadi Layn
Rismawati Saban
Dessy Ralahalu
Yakobus Solarbesain
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVE RSITAS
PATTIMURA
AMBON
2015
DAFTAR ISI
ii
BAB I. PEDAHULUAN
1.1.1.
1.1.2.
1.1.3.
Latar belakang
Rumusan masalah.
Tujuan ..
1
2
2
2.2.
Pengetian Tumbuhan ..
2.3.
4
BAB III. PEMBAHASAN
3.1.
3.2.
3.2.1.
3.3.
3.3.1.
3.3.2.
3.3.3.
10
3.3.4.
11
12
12
3.3.5.
13
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . .
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA atas berkat rahmat dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun dengan judul Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan
Tanaman sebagai sarana untuk menambah wawasan bagi orang-orang yang membacanya.
Dalam membuat makalah ini, kami mendapat banyak kesulitan dan masalah-masalah
dikarenakan sumber-sumber media yang ternyata tidak mudah ditemukan namun semuanya
itu membutuhkan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran untuk mendapat hasil yang maksimal.
Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
demi terselesaikannya makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat membantu kami
dalam menyempurnakan makalah ini. Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan khususnya untuk pembaca pada umumnya.
Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan susunan kalimat maupun
isi dari makalah ini.
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup
didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan
proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan
makanan.
Dikarenakan sinar matahari sangat penting dan memberikan pengaruh besar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, maka pada tugas kelompok kali ini, akan dibahas
lebih lanjut dan mendalam mengenai peranan dan pengaruh sinar matahari terhadap
pertumbuhan tanaman dari sudut pandang proses fisiologi, pertumbuhan vegetatif, dan
pertumbuhan generatif tanaman.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan cahaya matahari terhadap kehidupan
2. Bagaimana proses tanaman mendapatkan energi?
3. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peranan cahaya matahari terhadap kehidupan.
2. Untuk mengetahui proses tanaman mendapatkan energi.
3. Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Cahaya
Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari
diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saja yang diterima oleh bumi. Energi
matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran
energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya.
Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang
menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan
biasanya dinyatakan dalam mikron (Tjasjono, 1995:55).
3.2
Pengetian Tumbuhan
Tumbuhan adalah salah satu benda hidup yang terdapat di alam semesta. Tumbuhan
adalah organisme benda hidup yang terkandung dalam alam Plantae. Biasanya, organisme
yang menjalankan proses fotosintesis adalah diklasifikasikan sebagai tumbuhan. Tumbuhan
memerlukan cahaya matahari untuk menjalani proses fotosintesis. Tumbuhan merangkumi
semua benda hidup yang mampu menghasilkan makanan dengan menggunakan klorofil untuk
menjalani proses fotosintesis (http://duniatumbuhan.blogspot.com).
Jika dihubungkan dengan fotosintesis, tanaman dibedakan menjadi 3, yaiu tanaman
C3, C4 dan tanaman CAM. Perbedaan yang mendasar antara tanaman tipe C3, C4, dan CAM
adalah pada reaksi yang terjadi di dalamnya. Pada tanaman yang bertipe C3 produk awal
reduksi CO2 (fiksasi CO2) adalah asam 3-fosfogliserat atau PGA. Terdiri atas sekumpulan
reaksi kimia yang berlangsung di dalam stroma kloroplas yang tidak membutuhkan energi
dari cahaya mataharai secara langsung. Sumber energi yang diperlukan berasal dari fase
terang fotosintesis. Sekumpulan reaksi tersebut terjadi secara simultan dan berkelanjutan.
Memerlukan energi sebanyak 3 ATP. PGAL yang dihasilkan dapat digunakan dalam peristiwa
yaitu sebagai bahan membangun sel, untuk pemeliharaan sel dan disimpan dalam bentuk
pati(http://ipul-biologi.blogspot.com). Berdasarkan proses reaksi yang terjadi pada tanaman
C3, telah diketahui bahwa tanaman C3 dapat tumbuh baik dibawah naungan tau ditempat
yang intensitas mataharinya rendah.
Tanaman C4 adalah tanaman yang mampu hidup di lahan yang terpapar intensitas
matahari penuh. Pada tanaman tipe C4 yang menjadi cirinya adalah produk awal reduksi CO 2
(fiksasi CO2) adalah asam oksaloasetat, malat, dan aspartat ( hasilnya berupa asam-asam yang
berkarbon C4). Reaksinya berlangsung di mesofil daun, yang terlebih dahulu bereaksi dengan
H2O membentuk HCO3 dengan bantuan enzim karbonik anhidrase. Memiliki sel seludang di
samping mesofil. Tiap molekul CO2 yang difiksasi memerlukan 2 ATP. Tanaman c4 juga
mengalami siklus calvin seperti peda tanaman C3 dengan bantuan enzim Rubisko (http://ipulbiologi.blogspot.com).
Sedangkan pada tanaman tipe CAM yang menjadi ciri mendasarnya adalah memiliki daun
yang cukup tebal sehingga laju transpirasinya rendah. Stomatanya membuka pada malam
hari. Pati diuraikan melalui proses glikolisis dan membentuk PEP. CO 2 yang masuk setelah
bereaksi dengan air seperti pada tanaman C4 difiksasi oleh PEP dan diubah menjadi malat.
Pada siang hari malat berdifusi secara pasif keluar dari vakuola dan mengalami
dekarboksilasi. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C3 pada siang hari yaitu daur
Calvin. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C4 pada malam hari yaitu daur Hatch
dan Slack (http://ipul-biologi.blogspot.com).
2.3 Pengertian Fotosinesis
Dalam hubungan antara cahaya matahari dengan tanaman, selalu terdapat keterkaitan
antara sinar matahari dan proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses pembuatan
makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim.
fotosintesis adalah fungsi utama dari daun tumbuhan. Proses fotoseintesis ialah proses
dimana tumbuhan menyerap karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen
yang diperlukan sebagai makanannya. Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai
pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan.
Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplast. klorofil menyerap cahaya yang akan
digunakan dalam fotosintesis. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang
mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati
lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya
sebagian besar proses fotosintesis.
7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Cahaya dan Peranan dalam Kehidupan
Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari
diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi
matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran
energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya.
Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang
menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan
biasanya dinyatakan dalam mikron (Tjasjono, 1995:55).
Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang. Sedangkan
bagi tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya diperlukan untuk
berlangsungnya penyatuan CO dan air untuk membentuk karbohidrat.
Lebih lanjut, adanya sinar matahari merupakan sumber dari energi yang menyebabkan
tanaman dapat membentuk gula. Tanpa bantuan dari sinar matahari, tanaman tidak dapat
memasak makanan yang diserap oleh tanah, yang mengakibatkan tanaman menjadi lemah
atau mati (AAK, 1983:18)
3.2 Proses Tanaman Mendapatkan Energi
Pada kegiatan budaya pertanian, Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian serius. Hal
tersebut dikarenakan hampir semua objek agronomi berupa tanaman hijau yang memiliki
kegiatan fotosintesa. Penerapan energi pelengkap dalam bentuk kerja manusia dan hewan,
bahan bakar, mesin, alat-alat pertanian, pupuk, dan, obat-obatan tidak lain adalah sebagai
usaha untuk meningkatkan proses konversi energi matahari ke dalam bentuk produk tanaman
(Jumin, 2008:8).
Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman. Hanya cahaya
tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan fotosintesisnya. Cahaya
9
itu disebut dengan PAR (Photosynthetic Activity Radiation) dan mempunyai panjang
gelombang 400 mili mikron sampai 750 mili mikron (Jumin, 2008:9). Tanaman juga
memberikan respon yang berbeda terhadap tingkatan pengaruh cahaya yang dibagi menjadi
tiga yaitu, intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran (Jumin 2008:08).
Oleh tumbuhan radiasi matahari berupa cahaya tampak ditangkap oleh klorofil pada
tanaman dalam proses yang disebut proses fotosintesis. Hasil fotosintesis menjadikan bahan
utama untuk proses pertumbuhan dan cadangan makanan tanaman.
Proses fotosintesis pada tanaman dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari
bumi. Dengan menggunakan cahaya matahari tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan
unsur-unsur mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula (glukosa) dan oksigen.
Proses ini dilakukan oleh zat hijau daun bernama klorofil yang berada di daun dan dilindungi
oleh lapisan lilin untuk mencegah penguapan. Gula hasil fotosintesis disimpan tumbuhan
sebagai cadangan energi, dan oksigen sebagai hasil sampingannya (http://tanaman.org).
Gula yang telah dibuat kemudian digunakan oleh tumbuhan untuk proses
metabolismenya. Pemanfaatan energi gula oleh tumbuhan memerlukan serangkaian proses
sehingga energi yang ada dalam bentuk gelombang elektromagnetik tersebut dapat diubah
menjadi energi kimia (ATP dan NADPH) yang dikenal dengan reaksi terang. Hasil reaksi
terang ini (ATP dan NADPH) selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam reaksi metabolisme
khususnya reduksi CO (http://dc200.4shared.com/).
Seperti telah kita ketahui, reaksi fotosintesis terdiri atas dua tahapan yaitu : tahapan
Reaksi Terang ( disebut juga Reaksi Hill ) dan Reaksi Gelap ( disebut juga Reaksi Blackman
atau siklus Calvin ). Masing-masing tahapan menunjukkan proses reaksi yang berbeda.
Namun keduanya merupakan satu rangkaian reaksi yang tak terpisahkan dari reaksi
fotosintesis. Perbedaan antara reaksi terang dengan reaksi gelap, secara ringkas dijelaskan
dalam tabel seperti berikut ini (http://pelajaranbiologi-sma1.blogspot.com).
10
No
DILIHAT DARI
REAKSI TERANG
REAKSI GELAP
Tempat berlangsung
Grana
Stroma
Cahaya / matahari
Sumber energi
reaksi terang
3
Fiksasi : pengikatan
menggunakan energi
CO2 , penyusunan /
pengkombinasian
hydrogen dg
karbondioksida
membentuk gula
Hasilnya
Karbohidrat sederhana
kadar
fotosintat
bertambah
atau
bahkan
sampai
jenuh,
laju
dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak
energi dan makanan untuk tumbuh.
12
pengaruh kuantitas atau lamanya penyinaran matahari dalam satu hari tidak mempengaruhi
pertumbuhandan perkembangan tanaman secara signifikan (Fitter dan Hay, 1991:52).
Respon fotoperiodik memungkinkan tanaman untuk mengatur waktu bagi pertumbuhan
vegetatif dan pertumbuhan untuk membentuk bunga agar tetap tegar menghadapi perubahan
musim di dalam lingkungannya. Bila satu tanaman dipindahkan ke daerah dengan garis
lintang berbeda, maka akan menghentikan fasenya dan tanaman tersebut dapat mati, misalnya
karena berusaha tumbuh secara vegetatif pada musim dingin atau musim semi (Fitter dan
Hay, 1991:53).
3.3.3
Intensitas cahaya matahari menunjukkan pengaruh primer pada fotosintesis, dan pengaruh
sekundernya pada morfogenetik. Pengaruh terhadap morofogenetik hanya terjadi pada
intensitas rendah (Fitter dan Hay, 1991:54). Pengaruh tanaman dalam kaitannya dengan
intensitas cahaya salah satunya adalah penempatan daun dalam posisi di mana akan diterima
intersepsi cahaya maksimum. Daun yang menerima intensitas maksimal adalah daun yang
berada pada tajuk utama yang terkena sinar matahari (Fitter dan Hay, 1991:54).
Masing-masing tanaman memiliki reaksi yang berbeda terhadap intensitas cahaya.
Berdasarkan perbedaan reaksi tersebut, tanaman dibedakan menjadi tanaman C3, C4, CAM.
Tanaman C3 adalah tanaman yang hidup baik pada intensitas cahaya rendah, dan tanaman C4
adalah tanaman yang hidup baik pada intensitas cahaya tinggi, sedangkan tanaman CAM
adalah tanaman yang hidup didaerah kering.
Penelitian yang dilakukan oleh Grime dalam Fitter dan Hay (1991:55) membuktikan bahwa
tanaman yang terbiasa hidup tanpa naungan seperti Arenaria servillifolia memperlihatkan
kondisi yang tidak dapat berkembang dan tumbuh jika diberi naungan. Hal tersebut terbukti
oleh habisnya persediaan karbohidat.
Lebih lanjut, jika tanaman yang tanpa naungan ternaungi, terdapat beberapa kemungkinan
yang akan terjadi. Masalah yang dihadapi oleh sebuah daun yang ternaungi adalah untuk
mempertahankan suatu keseimbangan karbon yang positif, dan kerapatan pengaliran di mana
keadan ini tercapai, merupakan titik kompensasi. Dibawah intensitas cahaya yang rendah
13
terdapat tiga pilihan, yaitu : Pengurangan kecepatan respirasi, peningkatan luas daun untuk
memperoleh permukaan absorbsi cahaya yang lebih besar; dan peningkatan kecepatan
fotosintesis setiap unit energi cahaya dan luas daun.
Semua warna-warni dari panjang gelombang ini mempengaruhi terhadap fotosintesis dan
juga mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan pohon baik secara generatif
maupun vegetatif, tetapi kuning dan hijau dimanfaatkan oleh tanaman sangat sedikit, panjang
gelombang yang paling banyak diabsorbsi beada di wilayah violet sampai biru dan orange
sampai merah (http://satopepelakan.blogspot.com/).
Variasi harian dan variasi musiman tidak hanya mempengaruhi masukan energi, tetapi juga
suatu masukan faktor periode yang penting. Panjang siang hari pada waktu yang berbeda
dalam satu tahun, untuk organisme yang non tropis dan merupakan indikator yang paling
dapat dipercaya dan sebagian besar tanaman bersifat fotoperiodik. Irradiasi langsung pada
dini hari dan senja hari mengandung banyak radiasi panjang gelombang yang disebabkan
oleh celah atmosfer yang lebih panjang dan berakibat penghamburan gelombang pendek.
3.3.4.1 Cahaya UV
Cahaya dengan kualitas yang berbeda-beda ditemukan dalam dua keadaan terestial bumi ini :
di bawah kanopi daun dan di daerah dengan altitut tinggi. Pada daerah yang memiliki altitut
tinggi, terjadi radiasi dengan penambahan jumlah sinar utra-violet (UV). Di daerah yang
altitutnya lebih rendah, UV disaring oleh atmosfir terutama oleh oksigen dan ozon.
Tetapi perbedaan UV di tempat tinggi dan rendah secara relatif hanya memiliki
pengaruh yang kecil pada vegetasi tempat yang tinggi. Caldwell (1968)dalam (Fitter dan Hay,
1991) menemukan peningkatan sebesar 26% radiasi matahari langsung pada pita 280-315 nm
pada ketinggian 4450 m bila dibandingkan dengan tempat pada ketinggian 1670 m, tetapi hal
ini sebagai besar diimbangi oleh suatu penurunan dalam radiasi UV difusi, sehingga sinar UV
tidak terlalu nampak berbahaya bagi tanaman (Fitter dan Hay, 1991).
3.3.4.2 Cahaya Infra Merah
Rangsangan cahaya pada perkecambahan merupakan satu peristiwa yang dapat
melibatkan fitokrom, yaitu komponen daun yang peka terhadap cahaya merah dan infra
merah. Biji dengan ciri peka terhadap rangsangan dapat berkecambah jika terkena cahaya
merah. Akan tetapi biji menjadi tidak akan berkecambah jika diberi cahaya inframerah.
Hal tersebut diperkuat dengan beberapa peneliti yang memperlihatkan bahwa biji
yang peka terhadap cahaya tidak akan berkecambah dibawah kanopi daun (black, 1969 ;
15
stoutjesdijk, 1972 ; King, 1975 dalam Fitter dan Hay, 1991:50). Menurut Gorski dalam Fitter
dan Hay (1991:50) peningkatan derajat Infra merah dapat menghambatan perkecambahan
tujuh spesies biji-biji yang tumbuh baik jika diberi rangsangan cahaya.
Kasperbauer dan Peaslee dalam Fitter dan Hay (1991:50) berturut-turut menunjukkan
bahwa tanaman yang diberi perlakuan FR (dianalogikan untuk tanaman-tanaman di bagian
tengan barisan) daun-daunnya lebih panjang, lebih sempit dan lebih ringan dengan stomata
yang lebih sedikit dan klorophyl per unit luasan yang lebih sedikit. Asimilasi karbondioksida
sama atas dasar satuan luasan, tetapi lebih besar berdasarkan berat sehelai daun, yag
memperlihatkan bahwa tanaman-tanaman yang diberi perlakuakn FR telah mempertahankan
asimilasi fotosintetik pada kerapatan pengaliran yang lebih rendah dengan meningkatkan luas
daun (Fitter dan Hay, 1991:50).
Pengaruh variasi kualitas cahaya pada tanaman baru saja diamati akhir-akhir ini. Erez
dan Kadman-Zahavi dalam Fitter dan Hay (1991:50) menanam pohon peach (Prunus persica)
pada keadaan ternaungi akan menghalangi secara berturut-turut cahaya biru (tidak ada
transmisi di atas 550 nm), biru dengan FR (tembus cahaya di atas 660 nm), dan merah dengan
FR (tembus cahaya di atas 500 nm). Mereka nememukan bahwa luas daun terbesar terdapat
pada keadaan R + FR dan terkecil di bawah biru + FR dan penaungan terbuka (Stoutjesdijk
dalam Fitter dan Hay, 1991:51).
3.3.5. Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Laju Fotosintesis
Pola dari pucuk tanaman diarahkan untuk menuju efisiensi dalam fotosintesis struktur
dari mesosfil kurang dan organ stomata memungkinkan perubahan gas secara cepat, bahkan
adanya fakta bahwa fotosintesis memanfaatkan sebagian besar radiasi panjang gelombang
yang terlihat sangat nyata, karena panjang gelombang ini adalah wilayah spektrum dengan
nilai energi yang paling besar disamping adaptasi diatas, sebenarnya hanya sedikit energi
matahari
yang
dapat
dimanfaatkan
dalam
proses
fotosintesis
(0,025%)
(http://satopepelakan.blogspot.com).
Kebanyakan daun telah menjadi jenuh cahaya dan hanya 20% dari cahaya matahari
penuh yang dapat diserap. Dari jumlah ini hanya 20% yang disimpan dalam molekul gula
yang dihasilkan. Sejumlah cahaya yang dibutuhkan untuk fotosintesis, agar dapat seimbang
dengan menggunakan ikatan karbon yang digunakan untuk respirasi. Dalam hal ini
16
prosentase dari cahaya penuh, titik kopensasiuntuk permudaan tanaman biasanya berada
antara 2 dan 30% (http://satopepelakan.blogspot.com).
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
RUJUKAN BUKU
AAK. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius
Fitter A.H. dan Hay R.K.M. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Tjasjono Bayong. 1995. Klomatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB Bandung
RUJUKAN INTERNET
Admin.
2009.
Pengaruh
Cahaya
pada
Pertumbuhan
Tumbuhan.[serial
on
http://kampoengpintar.blogspot.com/2009/03/pengaruh-cahaya-pada-pertumbuhan.html.
line].
[7
Maret 2012].
Admin. 2009. Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tumbuhan Kacang Hijau. [serial on
line]. http://afriathinks.blogspot.com/2009/09/pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhan.html.
[7 Maret 2012].
Admin. 2009 Fungsi Tanaman. [serial on line]. http://tanaman.org/fungsi-tanaman_123.htm
2009. [7 Maret 2012].
19
2007.
Pengertian
Tumbuhan.
[serial
on
line]
20