TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan benda alam yang paling berharga. Dapat dipastikan tanpa air,
makhluk hidup dipermukaan bumi tidak akan ada kehidupan. Air juga merupakan
media pengangkutan, sumber energi, dan berbagai keperluan lainnya. Selain itu air
juga dapat menjadi benda perusak di permukaan bumi ketika hujan lebat dan banjir,
Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti mulai dari atmosfer
ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan
yang berasal dari kumpulan awan. Evaporasi merupakan penguapan air ke udara
ketika dipanaskan oleh sinar matahari yang berasal dari daratan, danau sungai, lahan
basah dan dari daun tanaman yang hidup yang dinamakan transpirasi. Semua proses
Siklus hidrologi merupakan sirkulasi air yang tetap dari lautan sampai ke
udara dan akan kembali lagi nantinya ke lautan. Hujan merupakan salah satu bentuk
presivitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer, air hujan yang
jatuh ke permukaan sebagian akan mengalami infiltrasi dan ketika ilfiltrasi terpenuhi
maka akan terjadi run off yaitu aliran permukaan. Air yang terinfiltrasi ke dalam
6
tanah maka akan melanjutkan infiltrasi ke lapisan-lapisan bawah tanah, gerakan ini
disebut perkolasi dan akhirnya akan terbentuklah air tanah (Kartasapoetra, 2010).
terangkutnya tanah atau partikel partikel tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh
media alami, yang dimana bagian-nagian tanah akan terkikis kemudian terangkut
yang kemudian bagian tanah yang terangkut akan diendapkan di tempat yang lain.
Erosi dapat disebut juga pengikisan atau kelongsoran pada permukaan tanah,
kekuatan air dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat
perbuatan manusia.
yang kecil. (2) Pemindahan partikel-partikel tanah baik dengan melalui penghanyutan
ataupun dengan kekuatan angin. (3) Pengendapan partikel tanah yang terangkut atau
terpindah di tempat-tempat yang lebih rendah atau di dasar sungai. Erosi secara
alamiah ini dapat dikatakan tidak menimbulkan musibah yang hebat bagi kehidupan
manusia atau keseimbangan lingkunagan dan kemungkinan hanya kecil saja, hal ini
tanah yang tererosi lebih banyak dari pada tanah yang terbentuk (Banua, 2013).
Curah hujan yang menimpa permukaan tanah itu terdiri dari butir-butir air
yang daya timpanya akan berbeda-beda, ada yang keras dan ada pula yang lemah hal
ini tergantung pada, (1) Kecepatan jatuhnya titik air itu, (2) Diameter butir-butir air,
Daya timpa yang berat akan menghancurkan bongkahan tanah menjadi butiran
tanah yang kecil bahkan ada yang halus, sehingga butiran tersebut terangkat dan
ilfiltrasi sehingga terjadilah penutupan pori tanah sehingga laju infiltrasi terhambat.
Dengan menurunnya laju ilfiltrasi maka run off menjadi bertambah dan daya tekan
mengalirnya air pun semakin meningkat dan lebih kuat. Semakin besar intensitas
hujan maka semakin besar pula partikel tanah yang dilepaskan, dikarenakan daya
kinetiknya makin besar (kuat). (Kinetik = penumbukan). Makin besar diameter butir
hujan daya kinetik akan makin besar pula dan tentunya partikel-partikel tanah yang
8
dilepaskan dari agregatnya makin besar pula. Dengan demikian terjadi lah
(Kartasapoetra, 2010).
memindahkan atau mengangkut partikel tanah yang telah dilepaskan dari agregat-
agregatnya. Jadi dalam hal pengangkutan partikel tanah ini aliran air permukaan
sangat memegang peranan yaitu pada lahan yang miring, semakin miringnya keadaan
lahan maka semakin cepat pula partikel-partikel tanah tersebut terangkut. Akan tetapi
ukuran partikel dan adanya tanaman pada permukaan lahan akan mempengaruhi
kelancaran dalam proses pengangkutan partikel tanah. Makin kecil ukuran partikel
tanah, maka semakin jauh partikel tersebut diangkut. Pasir akan lebih lambat
terangkutnya dari pada liat dan debu, sedangkan tanaman dan batuan pada permukaan
lahan akan semakin menghambat kecepatan aliran permukaan. Dengan demikian jauh
dekatnya partikel tanah terangkut tergantung pada (1) Keadaan kemiringan lereng dan
seberapa panjang kemiringan lereng pada lahan tersebut, (2) Besar dan cepatnya laju
aliran air permukaan, (3) Ukuran partikel yang terlepas dari agregatnya, (4) Adanya
tanaman dan batuan pada permukaan lahan, dan (5) Tidak adanya penyengkedan dan
parit-parit sebagai perlakuan positif manusia guna menghambat laju aliran permukaan
(Kartasapoetra, 2010).
daerah atau tempat-tempat yang datar, hal ini ada proses terakhir pada erosi yang
9
dataran yang rendah bahkan sapai pada muara sungai, pada hal ini proses erosi dan
sedimentasi ini ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan yaitu pada lahan
yang terjadi erosi maka merugikan baginya karena lapisan top soil pada lahan
tersebut akan terkikis sehuingga menyebabkan tanah tidak subur, dan pada daerah
satu pihak, akan tetapi alangkah tidak baiknya dan tidak adilnya kalau keuntungan ini
menguntungkan satu pihak dan merugukan pihak lain. Namun pada segi konservasi
tanah dan air, baik erosi maupun sedimentasi harus dicegah keduanya karena hal ini
dapat merugikan. Yang dimana ketika terjadinya erosi akan mengakibatkan lahan
menjadi gersang sehingga ketika curah hujan turun tidak ada yang menahan atau
menyimpan air pada lahan tersebut sehingga mejadi kering dan gersang, dan
intensitas yang tinggi maka daya tampung sungai semakin berkurang sehingga terjadi
peluapan air sungai dengan demikian limpahan air tersebut akan terjadi banjir yang
2.4.1. Iklim
Di daerah yang beriklim tropis, faktor iklim yang mempengaruhi erosi adalah
hujan. Besarnya curah hujan, intensitas, dan distribusi hujan menentukan kekuatan
10
dispersi hujan terhadap tanah, jumlah dan kekuatan air hujan yang jatuh ke tanah
kemudian mengalir pada permukaan tanah serta tingkat kerusakan erosi yang terjadi.
Sifat hujan yang terpenting yang mempengaruhi besarnya erosi adalah curah hujan.
Intensitas hujan menunujukan banyaknya curah hujan per satuan waktu (mm/jam atau
cm/jam). Kekuatan menghancurkan tanah dari curah hujan jauh lebih besar
dibandingkan dengan kekuatan pengangkut dari aliran permukaan. Hujan yang turun
sampai ke permukaan tanah memiliki energi kinetik yang dapat menghancurkan tanah
(butir-butir tanah), sehingga bagian-bagian tanah terhempas, hilang, dan hanyut oleh
aliran permukaan. Hilang atau terkikisnya lapisan tanah inilah yang disebut erosi
(Hardjowigeno, 1995).
2.4.2. Topografi
Panjang lereng dan kemiringan lereng adalah dua sifat topografi yang paling
besar pengaruhnya terhadap aliran permukaan dan terjadinya erosi. Panjang lereng
dihitung mulai dari titik pangkal terjadinya aliran sampai dimana kemiringan berubah
lereng dinyatakan dalam derajat atau persen, semakin curam lereng juga
2.4.3. Vegetasi
dengan tanah. Apabila vegetasi penutup tanah yang baik seperti rumput atau
pepohonan yang lebat akan menghilangkan pengaruh hujan dan topografi terhadap
erosi.
11
2.4.4. Tanah
Berbagai tipe tanah yang mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda
beda, kepekaan erosi tanah atau mudahnya tanah tererosi dilihat pada berbagai
interaksi sifat-sifat fisik dan kimia. Adapun sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi
adalah tekstur, struktur, bahan organic, kedalaman, sifat lapisan tanah, dan tingkat
kesuburan tanah.
2.4.5. Manusia
sebagai usaha akan berhasil secara produktif dan menghasilkan secara berkelanjutan
atau lahan tersebut tidak produktif dan menyebabkan malapetaka bagi manusia
sendiri.
diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada
tanah yang berlereng curam merupakan pengaruh baik dari manusia karena dapat
Menurut bentuknya erosi dibedakan dalam erosi percikan, erosi lembar, erosi
alur, erosi parit, erosi tebing sungai, longsor, dan erosi internal.
partikel tanah dari massa tanah akibat tumbukan butiran air hujan secara langsung,
karena benturan air hujan ini, partikel-partikel tanah yang halus akan terlempar ke
Erosi lembar (sheet erosion) adalah pengangkutan tanah yang merata tebalnya
dari suatu permukaan tanah kekuatan air hujan dan besarnya aliran permukaan yang
dalam saluran-saluran air, daya aliran dengan mudah akan terus mengikis kelapisan
(Kartasapoetra, 2010).
Erosi parit (gully erosion) proses terjadinya erosi ini sama dengan alur, tetapi
alur yang terbentuk pada erosi ini sudah begitu besar sehingga tidak dapat lagi
dihilangkan dengan pengelolaan tanah yang biasa. Erosi parit ini berbentuk V atau U,
Erosi tebing sungai (river bank erosion) adalah erosi yang terjadi akibat
pengikisan tebing oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan
arus sungai yang kuat terutama pada tikungan-tikungan, erosi tebing ini lebih cepat
gerakan massa tanah yang terjadi pada suatu saat dalam volume yang relatif besar.
Berbeda dengan bentuk erosi lainnya, pada tanah longsor pengangkutan tanah dalam
tanah ke bawah masuk ke celah-celah atau pori-pori akibat adanya aliran bawah
permukaan, erosi internal mungkin tidak menyebabkan kerusakan yang tampak. Akan
13
tetapi erosi internal menyebabkan penurunan laju infiltrasi sehingga laju aliran
permukaan meningkat dan menyebabkan terjadinya erosi lembar atau erosi alur
(Arsyad, 2010).
proses erosi yang mempengaruhinya, yaitu daya pelepasan partikel tanah oleh butir
butir hujan dan aliran permukaan sebagai agen utama penyebab erosi tanah. Dalam
model ini, erosi terjadi karena adanya tiga proses yang berperan yaitu pelepasan
Keterangan :
2.6.2. Prediksi Erosi dengan Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)
Soil Loss Data Centre yang didirikan pada 1954 oleh The Science and Education
(Wischmeier dan Smith, 1978). USLE adalah suatu model erosi yang dirancang untuk
14
memprediksi erosi rata-rata dalam jangka panjang dari erosi lembar atau alur di
erosi suatu bidang tanah tertentu pada suatu kecuraman lereng dengan pola hujan
tertentu untuk setiap macam jenis tanah dan penanaman serta penerapan pengelolaan
lahan yang mungkin dilakukan atau yang sedang digunakan (Arsyad, 2010).
untuk skala plot, namun saat ini telah digunakan untuk luasan lahan yang lebih besar.
Analisis TBE dalam hamparan lahan seluas DAS atau sub DAS (Herawati. 2010).
Prediksi tingkat erosi tanah dihitung dengan rumus USLE dari Wischmeir dan
A = R x K x LS x C x P
Keterangan :
tanah. Faktor iklim yang besar pengaruhnya terhadap erosi tanah adalah hujan,
temperatur dan suhu. Sejauh ini hujan merupakan faktor yang paling penting. Hujan
menyebabkan erosi tanah melalui dua jalan yaitu pelepasan butiran tanah oleh
pukulan air hujan pada permukaan tanah dan kontribusi hujan terhadap aliran. Jumlah
15
hujan yang yang besar tidak selalu menyebabkan erosi berat jika intensitasnya
rendah, dan sebaliknya hujan lebat dalam waktu singkat mungkin juga hanya
menyebabkan sedikit erosi karena jumlah hujannya hanya sedikit. Jika jumlah dan
intensitas hujan keduanya tinggi, maka erosi tanah yang terjadi cenderung tinggi
(Suripin, 2004).
Faktor erodibilitas tanah (K) merupakan faktor kepekaan tanah terhadap erosi.
Nilai erodibilitas tanah yang tinggi pada suatu lahan menyebabkan erosi yang terjadi
menjadi lebih besar dan sebaliknya. Faktor erodibilitas tanah sangat berkaitan dengan
tekstur tanah dan juga kandungan bahan organik tanah Kartasapoetra (2010).
Penentuan nilai erodibilitas tanah dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith (1978)
tanah.
tanah yang tererosi pada suatu panjang lereng terhadap tanah tererosi, sedangkan
faktor kemiringan lereng adalah perbandingan tanah yang tererosi pada suatu
kemiringan lahan terhadap tanah yang tererosi untuk kondisi permukaan lahan yang
penghancuran atau berlangsungnya erosi akan lebih besar, karena semakin panjang
lereng pada tanah akan semakin besar pula kecepatan aliran air di permukaannya
(Kartasapoetra, 1989).
16
vegetasi, kondisi permukaan tanah, dan pengelolaan lahan terhadap besarnya tanah
besarnya erosi lahan yang ditanami dengan tanaman tertentu dengan pengelolaan
tertentu terhadap besarnya erosi tanah yang tidak ditanami dan diolah bersih dalam
Pengaruh vegetasi terhadap aliran permukaan dan erosi dapat dibagi dalam (1)
intersepsi air hujan, (2) mengurangi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan
perusak hujan dan aliran permukaan, (3) pengaruh akar, bahan organik sisa-sisa
Faktor tindakan konservasi tanah (P) adalah nisbah antara besarnya erosi dari
lahan dengan suatu tindakan konservasi tertentu terhadap besarnya erosi pada lahan
konservasi tanah adalah pengolahan tanah menurut kontur, guludan, dan teras. Di
lahan pertanian, nilai faktor P menunjukkan jenis aktivitas pengolahan tanah seperti
Arsyad (2010) menambahkan bahwa usaha pengendalian erosi dan atau usaha
berikut :
17
terhadap daya tumbukan butir-butir hujan yang jatuh, (b) melindungi tanah dari
perusak yaitu air yang mengalir ketika curah hujan tinggi ketika infiltrasi terpenuhi,
tanah meliputi; (a) reboisasi dan penghijauan, (b) penanaman tanaman penutup tanah,
(c) penanaman secara garis kontur, (d) penanaman tanaman dalam strip, (e)
penanaman tanaman secara bergilir dan (f) pemulsaan atau pemanfaatan serasah
infiltrasi,(d) menyediakan air bagi tanaman. Adapun metode mekanik meliputi ; (a)
pembuangan (water ways), (b) pembuatan teras-teras atau sengkedan agar aliran air
dapat terhambat sehingga daya angkut atau hanyutnya berkurang, (c) pembuatan
selokan dan parit ataupun rorak-rorak pada tempat-tempat tertentu dan (d) melakukan
pengolahan tanah yang sejajar dengan garis kontur, (e) membuat guludan bersaluran
(Arsyad, 2010).
untuk meningkatkan stabilitas agregat tanah dan (soil conditioner) dan mencegah
erosi, baik alami ataupun fabrikasi. Contoh bahan pemantap tanah dari bahan kimia
tanah hanya terbatas untuk keadaan-keadaan yang sangat perlu atau mendesak demi
18
pemantap tanah tersebut dikarenakan harganya mahal, tetapi hasilnya sangat positif
makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). pada tahun 2012
Indonesia telah menempati penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia kemudian
dengan total produksi 23,672,000 Ton, dan menjadi negara ekportir minyak kelapa
sawit terbesar di dunia, yakni mencapai 16,336,750 Ton pada tahun 2011 (kementrian
Pertanian. 2014). Pelaku usahatani kelapa sawit di Indonesia terdiri dari perusahaan
perkebunan kelapa sawit rakyat umumnya dikelola dengan model kemitraan dengan
adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau
media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan
barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan
produk turunan kelapa sawit (CPO) dapat merangsang pertumbuhan ekonomi daerah.
lahan-lahan terus saja di buka untuk perkebunan tanpa melakukan teknik konservasi
yang baik.
sawit baik perkebunan rakyat maupun perkebunan swasta. Perkebunan Mitra Sejati
Sejahtera Bersama adalah salah satu perkebunan besar yang berada di beberapa desa
pada Kecamatan Rundeng dan Kecamatan Sultan Daulat, luas perkebunan ini