b ∗ d3
I= = momen inersia, mm4 … … … … … … … … … … … … … … … … … . (3.3 − 3)
12
1 b d2
S= = = modulus penampang, mm3 … … … … … … … … … … … … . (3.3 − 4)
c 6
b. Faktor Stabilitas Balok, CL
1. Apabila tinggi komponen struktur lentur tidak melebihi lebarnya, d < b, tumpuan lateral
tidak diperlukan dan CL = 1,0.
2. Apabila komponen struktur lentur kayu gergajian persegi panjang ditumpu lateral
dengan mengikuti ketentuan 4.4.1, maka CL = 1,0.
3. Apabila tepi tekan komponen struktur lentur ditumpu di seluruh panjangnya untuk
mencegah peralihan lateral, dan ujung-ujung tumpu mempunyai tumpuan lateral untuk
mencegah rotasi, maka CL = 1,0.
4. Apabila tinggi komponen struktur lentur melebihi lebarnya, d > b, maka tumpuan lateral
harus diberikan di titik-titik tumpu untuk mencegah rotasi dan / atau peralihan lateral
di titik-titik tersebut. Apabila tumpuan lateral tersebut diberikan di titik-titik tumpu,
tetapi tidak ada tumpuan lateral tambahan di sepanjang komponen struktur tersebut,
maka panjang tak tertumpu, ℓu, adalah jarak antara titik-titik tumpu ujung tersebut, atau
panjang kantilever. Apabila suatu komponen struktur lentur diberi tumpuan lateral
untuk mencegah rotasi dan / atau peralihan lateral di titik-titik antara dan di kedua
ujung, maka panjang tak tertumpu, ℓu, adalah jarak antara titik-titik tumpuan lateral
antara tersebut.
5. Panjang bentang efektif, ℓe, untuk komponen struktur bentang tunggal atau kantilever
harus ditentukan sesuai Tabel 3.3.3.
6. Rasio kelangsingan, RB, untuk komponen struktur lentur harus dihitung sebagai berikut:
ℓe d
RB = √ … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.3 − 5)
b2
7. Rasio kelangsingan untuk komponen struktur lentur, RB, tidak boleh melebihi 50.
8. Lihat Lampiran D untuk informasi latar belakang tentang perhitungan stabilitas balok
dan Lampiran F untuk informasi tentang koefisien variasi modulus elastisitas (COV E).
9. Faktor stabilitas balok harus dihitung sebagai berikut:
2
F F FbE
1+( bE
∗ ) 1+ ( bE
∗ )
Fb Fb F∗b
CL = 1,9
− √[ 1,9
] − 0,95
… … … … . . … … … … … … … . (3.3 − 6)
Keterangan:
Batang lentur 3
Fb* : nilai desain lentur acuan dikalikan dengan semua faktor koreksi kecuali Cfu, CV,
dan CL (lihat 2.3).
′
120 Emin
FbE =
RB2
10. Komponen struktur yang mengalami lentur terhadap kedua sumbu utama (lentur
biaksial) harus didesain sesuai dengan 3.9.2.
Tabel 3.3.3 Panjang Efektif, ℓe, untuk komponen struktur lentur, mm
sambungan pemikul beban di atau dekat titik-titik tumpuan, seperti di antara batang-
batang pada rangka batang harus didasarkan atas hasil uji atau cara-cara lain.
3.2 Persamaan Desain Geser (3.4.2)
Tegangan geser aktual sejajar serat yang terjadi pada komponen struktur lentur kayu
gergajian, glulam struktural, kayu komposit struktural, atau tiang dan pancang kayu harus
dihitung sebagai berikut:
V∗Q
fv = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.4 − 1)
I∗b
Untuk komponen struktur lentur persegi panjang dengan lebar, b, dan tinggi, d, persamaan di
atas menjadi:
3 V
fv = ∗ … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (3.4 − 2)
2 b∗d
3.3 Desain Geser (3.4.3)
a. Di dalam menghitung gaya geser, V, di komponen struktur lentur:
1. Untuk balok yang ditumpu dengan cara tumpu penuh di satu permukaan dan beban
bekerja di permukaan lainnya, beban terbagi rata di dalam jarak dari tumpuan sama
dengan tinggi komponen struktur lentur, d, dapat diabaikan. Untuk balok yang ditumpu
dengan tumpu penuh di satu permukaan dan beban bekerja di permukaan lainnya, beban
terpusat di dalam jarak, d, dari tumpuan dapat dikalikan dengan “x/d” dengan “x” adalah
jarak dari muka tumpuan balok ke beban tersebut (Gambar 3C).
2. Beban bergerak tunggal terbesar harus diletakkan pada jarak dari tumpuan sama dengan
tinggi komponen struktur lentur “d”, dengan beban-beban lain tetap berhubungan normal
dan mengabaikan semua beban di dalam jarak dari tumpuan sama dengan tinggi
komponen struktur lentur. Kondisi ini harus dicek di setiap tumpuan.
3. Pada dua atau lebih beban bergerak yang hampir sama besarnya, maka harus ditaruh di
posisi yang menghasilkan gaya geser, V, terbesar, dengan mengabaikan semua beban di
dalam jarak dari tumpuan sama dengan tinggi komponen struktur lentur.
b. Untuk komponen struktur lentur bertakik, gaya geser, V, harus didasarkan atas prinsip-
prinsip mekanika teknik (kecuali yang dinyatakan di dalam 3.4.3.1)
1. Untuk komponen struktur lentur dengan penampang persegi panjang dan bertakik di
muka tarik (lihat 3.2.3), geser desain rencana, Vr’, harus dihitung sebagai berikut:
′ 2 ′ dn 2
Vr = [ ∗ Fv ∗ b ∗ dn ] ∗ [ ] … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (3.4 − 3)
3 d
Keterangan:
d : tinggi komponen struktur tanpa takik, mm
dn : tinggi komponen struktur sisa di bagian bertakik, mm
Fv’ : nilai desain sejajar serat terkoreksi, MPa
2. Untuk komponen struktur lentur dengan penampang lingkaran dan bertakik di muka
tarik (lihat 3.2.3), geser desain terkoreksi, Vr’, harus dihitung sebagai berikut:
′ 2 ′ dn 2
Vr = [ Fv ∗ An ] ∗ [ ] … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . . (3.4 − 4)
3 d
Keterangan:
An : luas penampang komponen struktur bertakik, mm2
3. Untuk struktur lentur bertakik di muka tarik dengan penampang bukan lingkaran dan
bukan persegi panjang (lihat 3.2.3), geser desain terkoreksi, Vr’, harus didasarkan atas
analisis teknik konvensional dengan memperhitungkan tegangan takikan.
4. Perubahan gradual pada penampang dibandingkan dengan takik siku, mengurangi
tegangan geser aktual sejajar serat mendekati yang dihitung dengan komponen struktur
lentur tanpa takikan dengan tinggi dn.
5. Apabila suatu komponen struktur lentur ditakik di muka tekan di ujung seperti terlihat
pada Gambar 3D, geser desain, Vr’, harus dihitung sebagai berikut:
2 d − dn
Vr ′ = ∗ Fv ′ ∗ b [d − ( ) e] … … … … … … … … … … … … … … … … … . (3.4 − 5)
3 dn
Keterangan:
e : jarak takikan ke dalam dari tepi dalam tumpuan dan harus lebih kecil atau sama
dengan tinggi sisa di takikan, e ≤ dn. Apabila e > dn maka dn harus digunakan di dalam
menghitung fv dengan menggunakan Persamaan 3.4-2
dn : tinggi komponen struktur sisa di takikan yang memenuhi ketentuan 3.2.3. Apabila
ujung balok dipotong miring, seperti ditunjukkan dengan garis putus dalam Gambar
3D, dn diukur dari tepi dalam tumpuan.
Batang lentur 6
Contoh soal
Diketahui suatu balok di atas dua perletakan sendi dan rol dengan dimensi penampang
melintang balok b/d = 80/120 mm, panjang bentang L = 2000 mm, kayu tergolong dalam kode
mutu E19. Beban mati merata yang bekerja qD = 2 kN/m. Asumsikan CL = 1, CM =1 dan CF
=1. Lendutan yang diijinkan 1/300 panjang bentang.
A B
L = 2000 mm
120 mm
Diagram X X
Lintang (D)
A B
C
Y
L = 2000 mm 80 mm
Hitung:
1. Besarnya beban hidup merata qL yang dapat ditahan.
2. Jika ada takikan di perletakan, hitung berapa dn minimum yang diperbolehkan.
Jawab:
1. Besarnya beban hidup merata q L yang dapat ditahan.
L 2000 mm
δijin = → δijin = → δijin = 6,67 mm
300 300
Kayu dengan kode mutu E19, maka nilai E = 19.000 MPa
Nilai kuat lentur acuan Fb = 18,5 MPa, KF = 2,54
Nilai kuat geser acuan F v = 2,18 MPa, KF = 2,88
Kombinasi beban diasumsikan paling kritis U = 1,2 DL + 1,6 LL, → faktor waktu λ = 0,8
qDL ∗ L2 2 ∗ 22
MDL = → MDL = → MDL = 1 kNm
8 8
b ∗ d2 80 ∗ 1202
SX = → SX = → SX = 192.000 mm3 , faktor tahanan lentur Φb′ = 0,85
6 6
M
Fb = → M = Fb ∗ SX
SX
M’ = λ * Ǿb * CL * CM * CF * Sx * KF * Fb
M’ = 0,8 * 0,85 * 1 * 1 * 1 * 192.000 * 2,54 * (18,5) = 6,14 kNm
Syarat momen lentur Mu < M’
1,2 MDL + 1,6 MLL < 6,14 kNm
1,2 (1,0) + 1,6 MLL < 6,14 kNm
MLL < 3,09 kNm
qLL ∗ L2 qLL ∗ 22 𝐤𝐍
< 3,09 𝑘𝑁𝑚 → < 3,09 𝑘𝑁𝑚 → 𝐪𝐋𝐋 < 6,18 … … … … . (a)
8 8 𝐦
N 𝐤𝐍
qLL ≤ 5,007662 → 𝐪𝐋𝐋 ≤ 𝟓, 𝟎𝟎𝟕
mm 𝐦
Resume:
Beban hidup (qLL) yang dapat ditahan oleh balok yaitu beban terkecil dari (a), (b), dan (c)
yaitu qLL ≤ 5,007 kN/m.
120 mm
dn
dn
80 mm
′
2 ′ dn 2 2 dn 2
V = ∗ FV ∗ b ∗ dn ∗ [ ] → 17.352 = ∗ 6,278 ∗ 80 ∗ dn ∗ [ ]
3 d 3 120
17.352 ∗ 3 ∗ 1202 = 2 ∗ 6,278 ∗ 80 ∗ dn 3 → dn = 90,7048 mm → 𝐝𝐧 = 𝟗𝟎, 𝟕𝟎𝟓 𝐦𝐦
=======0000000=======
Batang lentur 11
Ditanyakan:
Hitung nilai beban hidup qL = .......... kN/m
Hasil perhitungan:
1. Berdasarkan momen maksimum, diperoleh qLL ≤ 14,288 kN/m
2. Berdasarkan kekuatan geser, diperoleh qLL ≤ 7,375 kN/m
3. Bedasarkan lendutan ijin (δijin), diperoleh qLL ≤ 34,645 kN/m
Jadi qLL yang memenuhi syarat yaitu qLL ≤ 7,375 kN/m
Soal latihan
Diketahui:
Panjang bentang LAB = 350 cm
Kode mutu kayu E22
Beban merata qD = 17,00 kN/m; qD = 20,00 kN/m; qD = 15,00 kN/m
Nilai CL = 1,0 ; CM = 1,0 dan CP =1,0