Anda di halaman 1dari 12

Batang lentur 1

1.3 BATANG LENTUR

1. Komponen Struktur Lentur. (3.2)


1.1 Bentang Komponen Struktur Lentur. (3.2.1)
Untuk komponen struktur lentur sederhana, menerus, dan kantilever, bentangnya
harus diambil sama dengan jarak dari muka ke muka tumpuan, ditambah setengah panjang
tumpu di masing-masing ujung.
1.2 Distribusi Lateral Beban Terpusat. (3.2.2)
Distribusi lateral beban terpusat dari komponen struktur yang sejajar di sebelahnya
dengan menggunakan lantai atau komponen struktur melintang lainnya, harus dihitung di
dalam menentukan momen lentur dan gaya geser vertikal desain (lihat 15.1).
1.3 Takikan (3.2.3)
a. Komponen struktur lentur tidak boleh ditakik melebihi ketentuan di 4.4.3, 5.4.4, 7.4.4, dan
8.4.1. Potongan gradual dari tinggi tereduksi suatu komponen struktur ke tinggi penuh
komponen struktur tersebut, bukan takik siku, mengurangi konsentrasi tegangan.
b. Kekakuan komponen struktur lentur, sebagaimana ditentukan dari penampangnya, tidak
dipengaruhi oleh adanya takikan dengan dimensi sebagai berikut:
a. Tinggi takikan ≤ (1/6) (tinggi balok)
b. Panjang takikan ≤ (1/3) (tinggi balok)
c. Lihat 3.4.3 untuk efek takikan terhadap kekuatan geser

2. Komponen Struktur Lentur-Lentur (3.3)


2.1 Kekuatan Lentur. (3.3.1)
Momen atau tegangan lentur aktual tidak boleh melebihi nilai desain lentur terkoreksi.
a. Persamaan Desain Lentur
1. Tegangan lentur aktual akibat momen lentur, M, dihitung sebagai berikut:
Mc M
fb = = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.3 − 1)
I S
2. Untuk komponen struktur lentur persegi panjang dengan lebar, b, dan tinggi, d,
persamaan di atas menjadi:
M 6M
fb = = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (3.3 − 2)
S b d2
3. Untuk komponen struktur persegi panjang solid dengan sumbu netral tegak lurus tinggi
penampang:
Batang lentur 2

b ∗ d3
I= = momen inersia, mm4 … … … … … … … … … … … … … … … … … . (3.3 − 3)
12
1 b d2
S= = = modulus penampang, mm3 … … … … … … … … … … … … . (3.3 − 4)
c 6
b. Faktor Stabilitas Balok, CL
1. Apabila tinggi komponen struktur lentur tidak melebihi lebarnya, d < b, tumpuan lateral
tidak diperlukan dan CL = 1,0.
2. Apabila komponen struktur lentur kayu gergajian persegi panjang ditumpu lateral
dengan mengikuti ketentuan 4.4.1, maka CL = 1,0.
3. Apabila tepi tekan komponen struktur lentur ditumpu di seluruh panjangnya untuk
mencegah peralihan lateral, dan ujung-ujung tumpu mempunyai tumpuan lateral untuk
mencegah rotasi, maka CL = 1,0.
4. Apabila tinggi komponen struktur lentur melebihi lebarnya, d > b, maka tumpuan lateral
harus diberikan di titik-titik tumpu untuk mencegah rotasi dan / atau peralihan lateral
di titik-titik tersebut. Apabila tumpuan lateral tersebut diberikan di titik-titik tumpu,
tetapi tidak ada tumpuan lateral tambahan di sepanjang komponen struktur tersebut,
maka panjang tak tertumpu, ℓu, adalah jarak antara titik-titik tumpu ujung tersebut, atau
panjang kantilever. Apabila suatu komponen struktur lentur diberi tumpuan lateral
untuk mencegah rotasi dan / atau peralihan lateral di titik-titik antara dan di kedua
ujung, maka panjang tak tertumpu, ℓu, adalah jarak antara titik-titik tumpuan lateral
antara tersebut.
5. Panjang bentang efektif, ℓe, untuk komponen struktur bentang tunggal atau kantilever
harus ditentukan sesuai Tabel 3.3.3.
6. Rasio kelangsingan, RB, untuk komponen struktur lentur harus dihitung sebagai berikut:

ℓe d
RB = √ … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.3 − 5)
b2

7. Rasio kelangsingan untuk komponen struktur lentur, RB, tidak boleh melebihi 50.
8. Lihat Lampiran D untuk informasi latar belakang tentang perhitungan stabilitas balok
dan Lampiran F untuk informasi tentang koefisien variasi modulus elastisitas (COV E).
9. Faktor stabilitas balok harus dihitung sebagai berikut:
2
F F FbE
1+( bE
∗ ) 1+ ( bE
∗ )
Fb Fb F∗b
CL = 1,9
− √[ 1,9
] − 0,95
… … … … . . … … … … … … … . (3.3 − 6)

Keterangan:
Batang lentur 3

Fb* : nilai desain lentur acuan dikalikan dengan semua faktor koreksi kecuali Cfu, CV,
dan CL (lihat 2.3).

120 Emin
FbE =
RB2
10. Komponen struktur yang mengalami lentur terhadap kedua sumbu utama (lentur
biaksial) harus didesain sesuai dengan 3.9.2.
Tabel 3.3.3 Panjang Efektif, ℓe, untuk komponen struktur lentur, mm

Kantilever1 apabila ℓu/d < 7 apabila ℓu/d > 7


Beban terbagi rata ℓe = 1,33 ℓu ℓe = 0,90 ℓu + 3d
Beban terpusat di ujung bebas ℓe = 1,87 ℓu ℓe = 1,44 ℓu + 3d
Balok Bentang Tunggal1,2 apabila ℓu/d < 7 apabila ℓu/d > 7
Beban terbagi rata ℓe = 2,06 ℓu ℓe = 1,63ℓu + 3d
Beban terpusat di pusat tanpa tumpuan lateral antara ℓe = 1,80 ℓu ℓe = 1,37ℓu + 3d
Beban terpusat di pusat tanpa tumpuan lateral antara ℓe = 1,11 ℓu
Beban terpusat di pusat dengan tumpuan lateral di pusat ℓe = 1,68 ℓu
Dua beban terpusat sama di titik-titik 1/3 dengan tumpuan lateral
ℓe = 1,54 ℓu
di titik-titik 1/3
Tiga beban terpusat sama di titik-titik 1/4 dengan tumpuan lateral
ℓe = 1,68 ℓu
di titik-titik 1/4
Empat beban terpusat sama di titik-titik 1/5 dengan tumpuan
ℓe = 1,73 ℓu
lateral di titik-titik 1/5
Lima beban terpusat sama di titik-titik 1/6 dengan tumpuan lateral
ℓe = 1,78 ℓu
di titik-titik 1/6
Tujuh atau lebih beban terpusat sama, berjarak sama, dengan
ℓe = 1,84 ℓu
tumpuan lateral di titik-titik beban
Momen ujung sama ℓe = 1,84 ℓu
1
Untuk balok bentang tunggal atau kantilever dengan kondisi beban tidak tercantum di dalam Tabel 3.3:
ℓe = 2,06 ℓu apabila ℓu/d < 7
ℓe = 1,63 ℓu + 3d apabila 7 < ℓu/d < 14,3
ℓe = 1,84ℓu apabila ℓu/d >14,3
2
Penggunaan bentang panjang harus didasarkan atas nilai tabel atau analisis teknik.
Sumber: SNI 7973-2013: 15 dari 318

3. Komponen Struktur Lentur-Geser (3.4)


3.1 Kekuatan Geser Sejajar Serat (Geser Horizontal) (3.4.1)
1. Tegangan geser aktual sejajar serat atau gaya geser di setiap penampang komponen
struktur lentur tidak boleh melebihi nilai desain geser terkoreksi. Pengecekan kekuatan
geser tegak lurus serat komponen struktur lentur kayu tidak disyaratkan.
2. Prosedur desain geser yang ditetapkan di sini untuk menghitung fv di atau dekat titik-titik
tumpuan vertikal hanya berlaku pada komponen struktur lentur solid seperti kayu
gergajian, Glulam struktural, kayu komposit struktural, atau balok kayu laminasi
mekanis. Desain geser di tumpuan untuk komponen tersusun yang mempunyai
Batang lentur 4

sambungan pemikul beban di atau dekat titik-titik tumpuan, seperti di antara batang-
batang pada rangka batang harus didasarkan atas hasil uji atau cara-cara lain.
3.2 Persamaan Desain Geser (3.4.2)
Tegangan geser aktual sejajar serat yang terjadi pada komponen struktur lentur kayu
gergajian, glulam struktural, kayu komposit struktural, atau tiang dan pancang kayu harus
dihitung sebagai berikut:
V∗Q
fv = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.4 − 1)
I∗b
Untuk komponen struktur lentur persegi panjang dengan lebar, b, dan tinggi, d, persamaan di
atas menjadi:
3 V
fv = ∗ … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (3.4 − 2)
2 b∗d
3.3 Desain Geser (3.4.3)
a. Di dalam menghitung gaya geser, V, di komponen struktur lentur:
1. Untuk balok yang ditumpu dengan cara tumpu penuh di satu permukaan dan beban
bekerja di permukaan lainnya, beban terbagi rata di dalam jarak dari tumpuan sama
dengan tinggi komponen struktur lentur, d, dapat diabaikan. Untuk balok yang ditumpu
dengan tumpu penuh di satu permukaan dan beban bekerja di permukaan lainnya, beban
terpusat di dalam jarak, d, dari tumpuan dapat dikalikan dengan “x/d” dengan “x” adalah
jarak dari muka tumpuan balok ke beban tersebut (Gambar 3C).
2. Beban bergerak tunggal terbesar harus diletakkan pada jarak dari tumpuan sama dengan
tinggi komponen struktur lentur “d”, dengan beban-beban lain tetap berhubungan normal
dan mengabaikan semua beban di dalam jarak dari tumpuan sama dengan tinggi
komponen struktur lentur. Kondisi ini harus dicek di setiap tumpuan.
3. Pada dua atau lebih beban bergerak yang hampir sama besarnya, maka harus ditaruh di
posisi yang menghasilkan gaya geser, V, terbesar, dengan mengabaikan semua beban di
dalam jarak dari tumpuan sama dengan tinggi komponen struktur lentur.

Gambar 3C. Geser di Tumpuan


Batang lentur 5

b. Untuk komponen struktur lentur bertakik, gaya geser, V, harus didasarkan atas prinsip-
prinsip mekanika teknik (kecuali yang dinyatakan di dalam 3.4.3.1)
1. Untuk komponen struktur lentur dengan penampang persegi panjang dan bertakik di
muka tarik (lihat 3.2.3), geser desain rencana, Vr’, harus dihitung sebagai berikut:

′ 2 ′ dn 2
Vr = [ ∗ Fv ∗ b ∗ dn ] ∗ [ ] … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (3.4 − 3)
3 d
Keterangan:
d : tinggi komponen struktur tanpa takik, mm
dn : tinggi komponen struktur sisa di bagian bertakik, mm
Fv’ : nilai desain sejajar serat terkoreksi, MPa
2. Untuk komponen struktur lentur dengan penampang lingkaran dan bertakik di muka
tarik (lihat 3.2.3), geser desain terkoreksi, Vr’, harus dihitung sebagai berikut:

′ 2 ′ dn 2
Vr = [ Fv ∗ An ] ∗ [ ] … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . . (3.4 − 4)
3 d
Keterangan:
An : luas penampang komponen struktur bertakik, mm2
3. Untuk struktur lentur bertakik di muka tarik dengan penampang bukan lingkaran dan
bukan persegi panjang (lihat 3.2.3), geser desain terkoreksi, Vr’, harus didasarkan atas
analisis teknik konvensional dengan memperhitungkan tegangan takikan.
4. Perubahan gradual pada penampang dibandingkan dengan takik siku, mengurangi
tegangan geser aktual sejajar serat mendekati yang dihitung dengan komponen struktur
lentur tanpa takikan dengan tinggi dn.
5. Apabila suatu komponen struktur lentur ditakik di muka tekan di ujung seperti terlihat
pada Gambar 3D, geser desain, Vr’, harus dihitung sebagai berikut:
2 d − dn
Vr ′ = ∗ Fv ′ ∗ b [d − ( ) e] … … … … … … … … … … … … … … … … … . (3.4 − 5)
3 dn
Keterangan:
e : jarak takikan ke dalam dari tepi dalam tumpuan dan harus lebih kecil atau sama
dengan tinggi sisa di takikan, e ≤ dn. Apabila e > dn maka dn harus digunakan di dalam
menghitung fv dengan menggunakan Persamaan 3.4-2
dn : tinggi komponen struktur sisa di takikan yang memenuhi ketentuan 3.2.3. Apabila
ujung balok dipotong miring, seperti ditunjukkan dengan garis putus dalam Gambar
3D, dn diukur dari tepi dalam tumpuan.
Batang lentur 6

Gambar 3D. Ujung Komponen Struktur


Lentur-Ditakik di Muka Tekan
6. Apabila sambungan di komponen struktur lentur dikencangkan dengan konektor cincin
belah, konektor pelat geser, baut, atau sekrup kunci (termasuk balok yang ditumpu oleh
jenis pengencang tersebut atau kasus-kasus yang ditunjukkan dalam Gambar 3E dan
3I), maka gaya geser, V, harus ditentukan dengan prinsip-prinsip mekanika teknik
(kecuali yang ditetapkan di 3.4.3.1).
a. Apabila sambungan kurang dari lima kali tinggi, 5d, komponen struktur dari
ujungnya, maka geser desain terkoreksi, Vr’, harus dihitung sebagai berikut:
2 de 2
Vr ′ = [ ∗ Fv ′ ∗ b ∗ de ] ∗ [ ] … … … … … … … … … … … … … … … … . (3.4 − 6)
3 d
Keterangan:
Untuk sambungan cincin belah atau pelat geser:
de : tinggi konponen struktur, dikurangi jarak dari tepi komponen struktur yang
tidak dibebani ke tepi terdekat sambungan cincin belah atau pelat geser (Gambar
3E), mm
Untuk sambungan sekrup kunci:
de : tinggi konponen struktur, dikurangi jarak dari tepi komponen struktur yang
tidak dibebani tersebut ke pusat baut atau sekrup kunci terdekat (lihat Gambar
3E), mm
b. Apabila sambungan sekurangnya lima kali tinggi, 5d, komponen struktur dari
ujungnya, maka geser desain terkoreksi, Vr’, harus dihitung sebagai berikut:
2
Vr ′ = ∗ F ′ ∗ b ∗ de … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.4 − 7)
3 v
c. Apabila penggantung tersembunyi digunakan, geser desain terkoreksi, Vr’, harus
dihitung berdasarkan atas ketentuan 3.4.3.2 untuk komponen struktur lentur
bertakik.
Batang lentur 7

Gambar 3E. Tinggi Efektif, de, Komponen Struktur Disambung


4. Komponen Struktur Lentur-Defleksi
4.1 Perhitungan Defleksi
Apabila defleksi merupakan faktor di dalam desain, maka defleksi harus dihitung
dengan menggunakan metode-metode standar mekanika teknik dengan meninjau defleksi
lentur dan, apabila berlaku, defleksi geser. Peninjauan defleksi geser diperlukan apabila
modulus elastisitas acuan belum dikoreksi untuk memasukkan efek defleksi geser (lihat
Lampiran F).
4.2 Pembebanan Jangka Panjang
Apabila defleksi total pada pembebanan jangka lama (panjang) harus dibatasi, maka
memperbesar ukuran komponen struktur adalah salah satu cara untuk menambah kekakuan
untuk mengatasi masalah deformasi yang bergantung pada waktu tersebut (Lampiran F).
Defleksi total, ΔT, harus dihitung sebagai berikut:
∆T = K cr ∆LT + ∆ST … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.5 − 1)
Keterangan:
Kcr : faktor deformasi (rangkak) yang bergantung pada waktu
: 1,5 untuk kayu yang dikeringkan, glulam struktural, balok I kayu pabrikasi, atau kayu
komposit struktural yang digunakan pada kondisi layan kering sebagaimana
didefinisikan masing-masing di 4.1.4, 5.1.5, 7.1.4, dan 8.1.4
: 2,0 untuk glulam struktural yang digunakan dalam kondisi basah sebagaimana
didefinisikan di 5.1.4.
: 2,0 untuk panel struktural kayu yang digunakan dalam kondisi kering sebagaimana
didefinisikan di 9.1.4.
: 2,0 untuk kayu yang tidak dikeringkan atau kayu yang dikeringkan, yang digunakan
dalam kondisi basah sebagaimana didefinisikan di 4.1.4.
ΔLT : defleksi sesaat akibat komponen jangka panjang dari beban desain, mm
ΔST : defleksi akibat komponen jangka pendek atau normal dari beban desain, mm
Batang lentur 8

Contoh soal
Diketahui suatu balok di atas dua perletakan sendi dan rol dengan dimensi penampang
melintang balok b/d = 80/120 mm, panjang bentang L = 2000 mm, kayu tergolong dalam kode
mutu E19. Beban mati merata yang bekerja qD = 2 kN/m. Asumsikan CL = 1, CM =1 dan CF
=1. Lendutan yang diijinkan 1/300 panjang bentang.

qDL = 2 kN/m + qLL = ? kN/m

A B
L = 2000 mm

120 mm
Diagram X X
Lintang (D)
A B
C

Y
L = 2000 mm 80 mm

Gambar 1. Balok Kayu di atas tumpuan Sendi-Rol

Hitung:
1. Besarnya beban hidup merata qL yang dapat ditahan.
2. Jika ada takikan di perletakan, hitung berapa dn minimum yang diperbolehkan.

Jawab:
1. Besarnya beban hidup merata q L yang dapat ditahan.
L 2000 mm
δijin = → δijin = → δijin = 6,67 mm
300 300
Kayu dengan kode mutu E19, maka nilai E = 19.000 MPa
Nilai kuat lentur acuan Fb = 18,5 MPa, KF = 2,54
Nilai kuat geser acuan F v = 2,18 MPa, KF = 2,88
Kombinasi beban diasumsikan paling kritis U = 1,2 DL + 1,6 LL, → faktor waktu λ = 0,8

a) Syarat terhadap kuat lentur, cek terhadap momen maksimum


Momen maksimum ada di tengah bentang, di C
Batang lentur 9

qDL ∗ L2 2 ∗ 22
MDL = → MDL = → MDL = 1 kNm
8 8
b ∗ d2 80 ∗ 1202
SX = → SX = → SX = 192.000 mm3 , faktor tahanan lentur Φb′ = 0,85
6 6
M
Fb = → M = Fb ∗ SX
SX
M’ = λ * Ǿb * CL * CM * CF * Sx * KF * Fb
M’ = 0,8 * 0,85 * 1 * 1 * 1 * 192.000 * 2,54 * (18,5) = 6,14 kNm
Syarat momen lentur Mu < M’
1,2 MDL + 1,6 MLL < 6,14 kNm
1,2 (1,0) + 1,6 MLL < 6,14 kNm
MLL < 3,09 kNm
qLL ∗ L2 qLL ∗ 22 𝐤𝐍
< 3,09 𝑘𝑁𝑚 → < 3,09 𝑘𝑁𝑚 → 𝐪𝐋𝐋 < 6,18 … … … … . (a)
8 8 𝐦

b) Syarat terhadap kuat geser, cek terhadap gaya geser maksimum


Faktor tahanan geser ØV = 0,75
3 V 2
FV = ∗ → V = ∗ FV ∗ b ∗ d
2 b∗d 3
FV ′ = CL ∗ CM ∗ CF ∗ K F ∗ FV → FV ′ = 1,0 ∗ 1,0 ∗ 1,0 ∗ 2,88 ∗ 2,18 → FV ′ = 6,278 MPa
2 2
V ′ = λ ∗ ØV ∗ V → V ′ = λ ∗ ØV ∗ ∗ FV ′ ∗ b ∗ d → V ′ = 0,8 ∗ 0,75 ∗ ∗ 6,278 ∗ 80 ∗ 120
3 3
2
V ′ = 0,8 ∗ 0,75 ∗ ∗ 6,278 ∗ 80 ∗ 120 → V ′ = 24.107,52 N → V ′ = 24,108 kN
3
qDL ∗ L 2∗2
VDL = → VDL = → VDL = 2,0 kN
2 2
VU ≤ V ′ → 1,2 VDL + 1,6 VLL ≤ 24,108 kN
1,2 ∗ 2 kN + 1,6 VLL ≤ 24,108 kN → VLL ≤ 13,658 kN
qLL ∗ L qLL ∗ 2 m 𝐤𝐍
VLL = → ≤ 13,658 kN → 𝐪𝐋𝐋 ≤ 𝟏𝟑, 𝟔𝟓𝟖 … … … . . (b)
2 2 𝐦

c) Syarat terhadap lendutan maksimum di tengah bentang (tanpa load faktor)


1 1
IX = ∗ b ∗ d3 → IX = ∗ 80 ∗ 1203 → IX = 11.520.000 mm4
12 12
5 (qDL + qLL ) ∗ L4 5 (2 N/mm + qLL ) ∗ 2.0004 mm4
δ= ≤ δijin → ≤ 6,67 mm
384 E ∗ IX 384 19.000 N ∗ 11.520.000 mm4
mm2
Batang lentur 10

N 𝐤𝐍
qLL ≤ 5,007662 → 𝐪𝐋𝐋 ≤ 𝟓, 𝟎𝟎𝟕
mm 𝐦

Resume:
Beban hidup (qLL) yang dapat ditahan oleh balok yaitu beban terkecil dari (a), (b), dan (c)
yaitu qLL ≤ 5,007 kN/m.

2. Jika ada takikan di perletakan, hitung berapa dn yang diperbolehkan.

120 mm
dn

dn

80 mm

Tampak Depan Tampak Samping

Gambar 2. Takikan pada tumpuan, M = 0.

Takikan di perletakan yang diijinkan yaitu ditinjau terhadap geser.


(1,2 qDL + 1,6 qLL ) ∗ L (1,2 ∗ 2 + 1,6 ∗ 5,007) ∗ 2
VU = → VU = → VU = 10,411 kN
2 2
VU 10,411
VU = λ ∗ Ǿv ∗ V ′ → V ′ = → V′ = → V ′ = 17,352 kN → V ′ = 17,352 N
λ ∗ Ǿv 0,80 ∗ 0,75


2 ′ dn 2 2 dn 2
V = ∗ FV ∗ b ∗ dn ∗ [ ] → 17.352 = ∗ 6,278 ∗ 80 ∗ dn ∗ [ ]
3 d 3 120
17.352 ∗ 3 ∗ 1202 = 2 ∗ 6,278 ∗ 80 ∗ dn 3 → dn = 90,7048 mm → 𝐝𝐧 = 𝟗𝟎, 𝟕𝟎𝟓 𝐦𝐦

=======0000000=======
Batang lentur 11

Soal latihan (dikumpul)


Diketahui:
Dimensi penampang b/d = 10/25 cm
Panjang bentang LAB = 350 cm
Kode mutu kayu E22
Beban mati qD = 2,5 kN/m
Nilai CL = 1,0 ; CM = 1,0 dan CP =1,0

Ditanyakan:
Hitung nilai beban hidup qL = .......... kN/m

Hasil perhitungan:
1. Berdasarkan momen maksimum, diperoleh qLL ≤ 14,288 kN/m
2. Berdasarkan kekuatan geser, diperoleh qLL ≤ 7,375 kN/m
3. Bedasarkan lendutan ijin (δijin), diperoleh qLL ≤ 34,645 kN/m
Jadi qLL yang memenuhi syarat yaitu qLL ≤ 7,375 kN/m

Soal latihan
Diketahui:
Panjang bentang LAB = 350 cm
Kode mutu kayu E22
Beban merata qD = 17,00 kN/m; qD = 20,00 kN/m; qD = 15,00 kN/m
Nilai CL = 1,0 ; CM = 1,0 dan CP =1,0

Rencanakan dimensi penampang batang


b = .......... cm dan d = ......... cm, jika d = 1,4 b atau d = 1,7 b.
Batang lentur 12

Anda mungkin juga menyukai