Anda di halaman 1dari 65

MATERI KULLIAH

ANALISA STRUKTUR 1

STEPHANUS OLA DEMON,ST.MT.


DOSEN MATA KULIAH

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS KATHOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG - 2023
IDENTITAS MATA KULIAH
MATA KULIAH : ANALISA STRUKTUR 1
BOBOT : 2 SKS
KODE MATA KULIAH : D211117
SEMESTER : 3 ( TIGA )
DOSEN : STEPHANUS OLA
DEMON,ST.MT.

RENCANA PERKULIAHAN
BAB I. STRUKTUR SEMESTER
RANGKA BATANG (RPS) DAN KONTRAK
(TRUSS)
PERKULIAHAN
1.1. Umum:
1.2. Rangka Batang Bidang
1.3. Elemen Dasar
1.4. Asumsi – Asumsi Yang Dipakai Dalam Penyelesaian Analisa
Struktur
1.5. Metode – Metode Perhitungan Struktur Rangka Batang
Sederhana
1.5.1. Metode Kerseimbangan Titik Buhul (Method Of Joint)
1.5.2. Metode Potongan (Method Of Section)
BAB II. STRUKTUR PORTAL
2.1. Umum
2.2. Portal Biasa
2.3. Portal Tiga (3) Sendi

BAB III. STRUKTUR PELENGKUNG


3.1. Umum
3.2. Pelenkung Biasa
3.3. Pelengkung Tiga (3) Sendi

BAB IV. GARIS PENGARUH


4.1. Umum
4.2. Garis Pengaruh Reaksi Tumpuan
4.3. Garis Pengaruh Momen dan Gaya Lintang
4.4. Garis Pengaruh Momen dan Gaya Lintang Pada Beban
Terbagi Merata
4.5. Menghitung Momen Maksimum dan Letak Momen
Maksimum Menggunakan Garis Pengaruh
BAB V. STRUKTUR STATIS TAK TENTU
5.1. Keseimbangan Static (Static Equilibrium)
5.2. Jenis dan Fungsi Tumpuan
5.3. Diagram Batang Bebas (Free Body Diagram)
5.4. Derajat Ketidak-tentuan Statis
5.5. Pengenalan Struktur Statis Tak Tentu
5.6. Struktur Balok dan Portal

BAB VI. BALOK STATIS TAK TENTU


6.1. Konsep Dasar
6.2. Struktur Terkekang Dengan Beban Merata Penuh
6.3. Struktur Terkekang Dengan Beban Merata Sebagian
6.4. Struktur Terkekang Dengan Satu Beban Terpusat
6.5. Struktur Terkekang Dengan Dua Beban Terpusat
6.6. Struktur Terkekang Dengan Beban Segitiga
6.7. Struktur Sendi – Jepit Dengan Beban Merata Penuh
6.8. Struktur Sendi – Jepit Dengan Beban Merata Sebagian
PUSTAKA /
REFERENCE :

1 2 3 4

PUSTAKA /
REFERENCE :
1. Mekanika Rekayasa,Ir.Wesli,MT.,Yogjakarta 2010
2. Statika – Mekanika Rekayasa ( Teori,Soal dan Penyelesaian), Ir. Djaja Putera
Rusad,MT.,Jakarta 2006
3. Mekanika Teknik Bagian I – Konstruksi Statis Tertentu, Bahan-Bahan Kuliah
FT.Universitas Gadjah Mada, Yogjakarta 1976
4. Analisis Struktur Dengan Metode Clapeyron Dan Cross, Ir. As’at
Pujianto,MT.,Jogjakarta 2013
KONTRAK PERKULIAHAN:
1. Mahasiswa diwajibkan hadir tepat waktu dengan maksimum
keterlambatan 15 menit
2. Keterlambatan Dosen selama 15 menit tanpa pemberitahuan berarti
kelas dinyatakan kosong.
3. Mahasiswa harus berpenampilan rapi (menggunakan kemeja dan
sepatu), tidak berbicara dengan rekannya di kelas, dan tidak
mengganggu jalannya perkuliahan.
4. Mahasiswa tidak diperkenankan menyalakan handphone di dalam kelas
5. Mahasiswa mempunyai hak untuk mengikuti Ujian Akhir Semester
(UAS), jika :
a. mengikuti kuliah minimal 12x (80%)
b. Telah mengikuti UTS
c. mengumpulkan tugas terstruktur
SISTEM PENILAIAN : DIMANA :
NA = Nilai Akhir
T = Nilai Tugas
( 1 𝑥 𝑇 ) + ( 2 𝑥 𝑈𝑇𝑆 ) +( 3 𝑥 𝑈𝐴𝑆) UTS = Nilai Ujian Tengah
𝑁𝐴= Semester
6
UAS = Nilai Ujian Akhir Semester
RANGKING NILAI
NILAI
RANGE
ANGKA HURUF
90 -100 4,00 A
80 – 89,9 3,75 A-
75 – 79,9 3,50 B+
70 – 74,9 3,00 B
65 – 69,9 2,50 C+
60 – 64,9 2,00 C
50 – 59,9 1,00 D
< 50 0,00 E
BAB I
STRUKTUR RANGKA BATANG (TRUSS)

1.1. Umum
Secara umum Rangka batang dibedakan atas dua (2) yaitu
• Rangka Batang Bidang (Plane Truss) adalah susunan elemen – elemen
linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang secara
keseluruhan berada di dalamsatu bidang Tunggal.
• Rangka Bidang Ruang (Space Truss) adalah susunan elemen – elemen
linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang secara
keseluruhan membentuk volume tiga (3) dimensi (ruang), sering disebut
space frame
Setiap elemennya hanya dapat menerima gaya berupa gaya aksial (tarik
ataupun tekan). Untuk selanjutnya, materi kuliah hanya dibatasi pada
rangka batang bidang (plane truss).
1.2. Rangka Batang Bidang
Jika batang – batang rangka terletak pada sebuah
bidang Tunggal, maka rangka batang tersebut disebut
rangka batang bidang. Beberapa contoh rangka batang
yang umumnya digunakan dan dapat dianalisa sebagai
rangka batang bidang yaitu :
a. Rangka Jembatan
b. Rangka Kuda – Kuda Atap
Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.1,
halaman berikut ini.
Gambar 1. a. Struktur Rangka Jembatan
Tabel.1.1. Jenis Rangka Jembatan dan Kegunaannya
Jenis Jembatan Penggunaan
Gambar 1.b. Struktur Rangka Kuda – Kuda Atap
Tabel.1.1. Jenis Rangka Atap dan Kegunaannya
1.3. Elemen Dasar
Elemen dasar dari rangka batang adalah segitiga.
C
Tiga Batang Yang disatukan oleh pin / ensel
( jepit putar) pada ujungnya seperti pada
gambar (a), akan membentuk suatu kerangka
yang tegar (stabil)
A B
(a)

C Empat batang atau lebih yang disambung


D dengan jepit putar (pin/engsel) membentuk
polygon yang terdiri dari banyak sisi akan
menjadi kerangka yang tidak stabil (gambar
A B b)
(b)
C Kita dapat membuat kerangka yang tidak
D stabil pada gambar (b) menjadi stabil dengan
menambahkan batang diagonal yang
menghubungkan titik buhul A dengan C
seperti terlihat pada gambar (c)
A B
(c)

C
Atau : titik buhul B dengan D seperti terlihat
D pada gambar (d), sehingga dengan demikian
akan terbentuk 2 segitiga sehingga menjadi
stabil
A B
(d)
C
Struktur tersebut daopat diperluas
D
E dengan menambah unit tambahan
berupa dua buah batang yang
ujungnya bersambungan dan
A demikian setrusnya
(e) B

Gambar 2. Elemen Dasar

1.4. Asumsi – asumsi yang dipakai dalam Penyelesaiantruktur


 Batang – batang dihubungkan satu dengan yang lain pada ujung –
ujungnya dengan engsel ( jepit – putar ) yang tidak bergeser, hanya ada
satu gaya dan tidak ada momen yang dapat ditransfer dari satu batang ke
batang yang lain
 Beban – beban luar dilimpahkan kerangka batang hanya pada simpul /
pertemuannya
 Sumbu – sumbu batang yang melalui pusat penampang bertemu pada
sebuah titik simpul,pada titik dimana batang – batang tersebut diikat /
diengsel satu sama lain
Dengan demikian dapat dianggap bahwa :
o Pada batang – batang dari suatu rangka batang hanya bekerja gaya –
gaya aksial saja, tidak ada momen yang bekerja pada ujung batang,
karena batang – batang dihubungkan satu sama lain pada ujung –
ujungnya dengan engsel.
o Karena semua gaya – gaya luar yang diasumsikan bekerja pada rangka
batang titik pertemuannya maka tidak ada gaya / beban yang bekerja
pada batang diantara titik – titik buhulnya.

Ad.1. Rangka Batang Sederhana


Struktur yang dibentuk dari sebuah segitiga dasar seperti yang telah
disebutkan diatas dikenal sebagai rangka batang sederhana. Jika terdapat
jumlah batang lebih banyak dari yang diperlukan untuk mencegah agar
tidak runtuh, maka rangka batang tersebut menjadi statis tak tentu.
Artinya adalah rangka batang tersebut tidak dapat dianalisa hanya
dengan menggunakan persamaan – persamaan keseimbangan statis saja.
Batang kelebihan yang tidak diperlukan untuk mempertahankan posisi
setimbang tersebut disebut redundant.
Rangka batang disebut statis tertentu jika dapat dianalisa dengan hanya
memakai persamaan – persamaan keseimbangan statika saja.
Stabilitas dari sebuah rangka batang juga tergantung pada kondisi tumpuan
yang tersedia. Secara umum kita dapat menyatakan bahwa stabilitas dari
struktur harus ditumpu oleh sekurang – kurangnya 3 (tiga) gaya reaksi,
semuanya tidak boleh parallel ataupun konkuren.
Untuk rangka batang bidang, gaya – gaya yang bekerja pada titik – titik
buhul adalah gaya – gaya batang, gaya – gaya luar dan reaksi perletakkan.
Rangka batang statis tertentu harus memenuhi persamaan :
2j = m + r …………….. m = 2 j – r
Dimana :
j = Jumlah titik simpul
m = Jumlah batang
r = Jumlah Komponen Reaksi Tumpuan
Ad.2. Konsep dasar
Tujuan kita menganalisa struktur rangka adalah untuk menghitung gaya –
gaya batang yang terjadi dalam batang – batangnya akibat suatu set gaya –
gaya luar yang bekerja pada rangka batang tersebut.
Karena gaya – gaya ini adalah gaya – gaya dalam, jika kita memandang
rangka batang secara keseluruhan, untuk menganalisanya perlu membuat free
– body dari bagian – bagian rangka.

1.5. Merode – metode Perhitungan Struktur Rangka batang Sederhana


Ada 3 (tiga) metode yang terkenal :
1. Metode Keseimbangan Titik Buhul ( Method of Joints )
Pada cara ini kita memperhatikan dan meninjau free body dari titik – titik buhul

2.Metode Potongan ( Method of Section )


Pada cara ini kita membagi / memotong rangka batang menjadi 2 (dua) bagian, lalu
meninjau free body dari satu bagian yang sudah terpisah.

3.Metode Cremona
Adalah metode perhitungan gaya batang pada struktur rangka batang dengan cara
grafis dengan yang berdasarkan keseimbangan gaya pada setiap titik kumpul
Jika kita ingin menghitung beberapa gaya – gaya batang tertentu saja,
maka lebih menguntungkan untuk memakai method of section. Sedangkan
jika kita ingin menghitung semua gaya batang dari rangka batang, lebih
baik kita memakai method of joint. Untuk lebih memahami kedua metode
tersebut, mari kita lihat contoh – contoh soal berikut ini .

Ad.1. Method of Joint ( Metode Keseimbangan Titik Buhul )


Metode keseimbangan titik buhul adalah metode perhitungan gaya batang
pada struktur rangka batang dengan cara analitis yang berdasarkan
persamaan keseimbangan pada setiap titik buhul.
Adapun Langkah – Langkah perhitungannya adalah :
1. Cari reaksi perletakkan
2. Tinjau salah satu titik buhul dengan syarat hanya ada maksimal 2
(dua) gaya batang atau reaksi yang belum diketahui pada titik buhul
atau simpul tersebut.
3. Buat batang sebagai tarik dengan memberi panah meninggalkan titik
simpil atau buhul yang ditinjau
4.Apabila gaya, reaksi ataupun gaya batang tidak berada pada arah
koordinat x dan y (atau koordinat lain yang saling tegak lurus) maka
uraian gaya, reaksi dan gaya batang tersebut ke arah koordinat yang kita
tentukan tadi.
5.Untuk mencari gaya yang ingin diketahui, gunakan persamaan
keseimbangan dengan arah koordinat yang kita tentukan tadi, misalnya
menggunakan koordinat X-Y maka persamaannya :
∑Fx = 0
∑Fy = 0

6.Bila diperoleh gaya batang bernilai positif maka batang tersebut disebut
batang tarik
7.Bila diperoleh gaya batang bernilai negatif maka batang tersebut disebut
batang tekan
Soal 1.
Diketahui struktur rangka batang tergambar. Hitunglah gaya – gaya
batang pada konstruksi tersebut dengan menggunakan metode titik simpul
(buhul)
∑V = 0
RAV + RBV = 12 + 24
16 + 20 = 36
36 = 36 ……………Ok

-RBV.12 + 24.8 + 12.4 = 0


20,00

26,67
20,00
Perhitungan dengan SAP 2000
1. Pemodelan struktur
2. Hasil Analisis
2.1. Output Perhitungan Reaksi – Reaksi Perletakkan
2.2. Output Perhitungan gaya – gaya batang

2.3. Hasil Perhitungan Manual gaya – gaya batang

20,00
26,67
Soal 2.
Diketahui struktur rangka batang tergambar. Hitunglah gaya – gaya
batang pada konstruksi tersebut dengan menggunakan metode titik simpul
(buhul)
Penyelesaiannya sbb :
1. Menghitung reaksi – reaksi perletakkan
∑ H = 0, Andai RAH
-RAH + 30 = 0
RAH = 30 kN ( ) Kontrol ∑ H = 0……..Ok
∑ MB = 0, Andai RAV
RAV .(24) + 30.(12) - 20.(18) - 40.(12) - 20.(6) = 0
24. RAV + 360 - 360 - 480 - 120 = 0
RAV = = 25 kN
∑ MA = 0, Andai RBV
- RBV .(24) + 30.(12) + 20.(6) + 40.(12)+ 20.(18) = 0
- 24. RBV + 360 + 120 + 480 + 360 = 0
RBV = = 55 kN

Kontrol ∑V = 0
RAV + RBV = 20 + 40 + 20
25 + 55 = 20 + 40 + 20
80 kN = 80 kN ……………………… Ok
Perhitungan dengan SAP 2000
TUGAS I
Diketahui struktur rangka batang tergambar. Hitunglah gaya – gaya
batang pada konstruksi tersebut dengan menggunakan metode titik simpul
(buhul)
Ad.2. Method of Section ( Metode Potongan) Atau Metode Ritter
Method of section memotong rangka batang sehingga menjadi dua bagian
yang bebas. Pada masing – masing bagian yang terpotong akan bekerja
gaya – gaya batang yang akan dicari. Metode ini dikenal juga dengan
metode Ritter.
Adapun Langkah – Langkah perhitungannya sbb :
1. Cari reaksi perletakkan
2. Potong beberapa batang dengan syarat hanya ada maksimal 2 (dua)
gaya batang atau reaksi yang belum diketahui.
3. Buat batang sebagai batang I tarik dengan memberi panah menuju
garis potong
4. Perhitungan dilakukan dengan meninjau salah satu bagian potongan,
tinjau kiri ataupun kanan potongan
5. Bila meninjau kiri :
 Semua gaya (reaksi I dan gaya luar) dan gaya batang yang ada
disebelah kanan diabaikan
 Semua gaya (reaksi dan gaya luar) dan gaya batang yang ada
disebelah kanan diabaikan
 Tinjau salah satu titik buhul atau simpul (missal titik i) untuk
menghitung persamaan :
∑Mi = 0
Titik I tersebut boleh berada dikiri atau kanan potongan dengan
pertimbangan memudahkan perhitungan nantinya.
• Semua gaya dan reaksi yang masuk dalam persamaan tersebut
hanyalah yang ada disebelah kiri potongan
• Bila diperoleh gaya batang
I bernilai positif maka batang tersebut
disebut batang tarik.
• Bila diperoleh gaya batang bernilai negatif maka batang tersebut
disebut batang tekan.

6. Bila meninjau kanan :


 Semua gaya (reaksi dan gaya luar) dan gaya batang yang ada disebelah
kiri diabaikan
 Tinjau salah satu titik buhul atau simpul (missal titik i) untuk
menghitung persamaan :
∑Mi = 0
Titik i tersebut boleh berada di kiri atau kanan potongan dengan
pertimbangan memudahkan perhitungan nantinya.
• Semua gaya dan reaksi yang masuk dalam persamaan tersebut
hanyalah yang ada disebelah kanan potongan
• Bila diperoleh gaya batang bernilai positif maka batang tersebut
disebut batang tarik. I
• Bila diperoleh gaya batang bernilai negatif maka batang tersebut
disebut batang tekan.

I
Soal 3.
Diketahui struktur rangka batang tergambar. Hitunglah gaya – gaya
batang pada konstruksi tersebut dengan menggunakan metode Potongan

I
Langkah – Langkah penyelesaiannya sbb :
1. Menghitung reaksi – reaksi perletakkan

2. Menghitung gaya – gaya batang.


Untuk menghitung batang 1,4 dan 8 sekaligus maka kita dapat
mengadakan potongan I-I seperti
I pada gambar diatas . Dari ketiga batang
yang terkena potongan maka batang 4 dan batang 8 akan berpotongan
dititik F. Dari keseimbangan bagian kiri, kita dapatkan :
I

∑MF = 0
RAV.8 – 12.4 + F1.3 = 0
16.8 – 12.4 = - F1.3
128 – 48 = - F1.3
F1 = - 80/3 I
F1 = -26,67
F1 merupakan batang tekan
Untuk menentukan gaya batang 8, kita amati bahwa batang 1 dan batang
4 akan bertemu di titik buhul C, kita dapatkan :

Tinjau titik buhul F


∑MC = 0
RAV.4 – F8.3 = 0
16.4 = F8.3
64 = F8.3
F8 = 64/3 I
F8 = 21,33
F8 merupakan batang tarik

I
Ad.3. Metode Cremona
Metode Cremona adalah metode perhitungan gaya batang dengan cara
grafis berdasarkan keseimbangan gaya pada setiap titik kumpul atau
buhul.

I
I

I
I

I
I

I
I

I
BAB II
STRUKTUR PORTAL
2.1. Umum
Sebuah struktur yang terdiri dari beberapa elemen (batang ) baik elemen ( batang )
vertikal maupun elemen horizontal yang masing – masingnya dapat menahan gaya
geser (lintang), gaya normal dan momen lentur disebut sebagai “struktur portal”.
Struktur portal biasanya terdiri dari dari balok sebagai elemen (batang ) horizontal
dan kolom – kolom sebagai elemen vertikal yang dihubungkan secara kaku dengan
sambungan – sambungan yang sebagaian atau semuanya adalah merupakan
sambungan kaku
I

Gambar 2.1. Portal


2.2. Portal Biasa
Pada contoh soal – soal portal berikut ini, kita membatasi dulu dengan soal – soal
struktur portal statis tertentu saja.
Contoh Soal 1. Portal Biasa Sama Kaki

I
I

I
I

I
2. Menghitung Gaya – gaya Dalam ( M,D,N )

Untuk mempermudah
perhitungan dan pengambaran
bidang M,D,N maka dibuat
diagram benda bebas ( free
body diagram ) dari masing –
masing batang yang
membentuk portal tersebut.

I
Perhitungan dengan menggunakan SAP 2000
1. Perhitungan Reaksi Perletakkan
2. Perhitungan dan Penggambaran Bidang M,D,N
2.1. Gambar Bidang M
2. Perhitungan dan Penggambaran Bidang M,D,N
2.2. Gambar Bidang D
2. Perhitungan dan Penggambaran Bidang M,D,N
2.3. Gambar Bidang N
Contoh Soal 2. Portal Biasa Tidak Sama Kaki
Sebuah portal dengan kaki tegak lurus sedangkan kaki yang lain miring. Kedua kaki
idak mempunyai ketianggian yang sama seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Hitung reaksi – reaksi perletakkan akibat beban yang bekerja dan gambarkan
diagram momen, gaya geser dan gaya normal.

5 kN
B C E

3M

2M

5M 2M 1M
Langkah – Langkah Penyelesaiannya sbb :
1. Karena salah satu kakinya miring maka perlu dicari sudut yaitu tan =
………… = 450
Sin = 0,707
Cos = 0,707
2. Menghitung Reaksi – reaksi Perletakkan
2.1. ∑ H = 0, andai RAH ( )
5 - RAH = 0
RAH = 5 kN ( )
2.2. ∑MD = 0, andai RAV ( )
RAV . 8 + RAH . 2 + 5 . 3 - Q. 4,5 = 0
RAV . 8 + 5 . 2 + 5 . 3 - 2 . 7 . 4,5 = 0
RAV = 4,75 kN ( )
2.3. ∑MA = 0, andai RDV ( )
-RDV . 8 + Q. 3,5 + 5 . 5 = 0
-RDV . 8 + 2 . 7 . 3.5 + 5 . 5 = 0
RDV = 9,25 kN ( )
2.4. ∑ V = 0
RAV + RDV – Q = 0
4,75 + 9,25 – 14 = 0 …………..Oke
3. Menghitung Gaya – Gaya Dalam ( M,D dan N ) dengan menggunakan “Free
Body Batang – Batang”
4. Menggambar Diagram Momen (M),Gaya Geser (D) dan Gaya Normal (N)

4.1. Diagram Momen (M)


4.2. Diagram Gaya Geser (D)
4.3. Diagram Gaya Normal (N)
TERI
MA
KASI
H

Anda mungkin juga menyukai