Struktur balok diatas dua tumpuan, akibat beban luar akan menahan
regangan tarik dan tekan, yang mencapai harga ekstrem pada tepi
penampangnya, dengan demikian bahan yang berada didalam balok
menjadi tidak efektif. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
diusahakan bahan dipusatkan pada tempat dengan tegangan normal
ekstrim itu, dalam bentuk batang-batang (serat tepi bawah dan atas)
dan untuk mencapai suatu kestabilan terhadap geser, batang-batang
tersebut dihubungkan oleh batang-batang lain dalam arah tegak dan
diagonal.
III-1
dianalisa sebagai rangka batang bidang, antara lain adalah type Pratt,
Howe, Warren, rasuk K, Baltimore dan Pink yang biasanya dipakai untuk
rangka jembatan atau rangka kuda-kuda atap, dapat dilihat seperti
gambar berikut :
a) Rangka Jembatan.
Type Petit
III-2
Gambar III – 1
III-3
Gambar III – 2
III-4
Gambar III – 3
III-5
Struktur yang dibentuk dari sebuah segitiga dasar seperti yang telah
disebutkan diatas dikenal sebagai rangka batang sederhana .
Jika terdapat jumlah batang lebih banyak dari yang diperlukan untuk
mencegah agar struktur tidak runtuh, maka rangka batang tersebut
III-6
III-7
Gambar III – 4
III-8
Gambar VII – 5
III-9
atau
Gambar III – 6
3.5
III-10
a. Seluruh gaya yang bekerja pada titik simpul (gaya luar maupun
gaya batang) harus memenuhi persamaan ∑V = 0 dan ∑H = 0
III-11
Contoh (1) : Hitung gaya-gaya batang dari struktur rangka batang dengan
beban dan ukuran pada Gambar III – 7 a sebagai berikut :
º Reaksi Tumpuan :
∑H = 0 —› R AH + 20 = 0 —› R AH = - 20 T ( ‹— )
III-12
º Gaya-gaya Batang
dengan arah
meninggalkan titik simpul, seperti dalam gambar free body
III-13
∑H = 0 —› F AB cos α + FBC cos α + 20 = 0
20,83 (0,8) + FBC (0,8) + 20 = 0
16,664 + 0,8 FBC + 20 = 0
FBC = - 45,83 T (tekan)
Untuk Kontrol :
III-14
Hasil Akhir
Gambar III – 7
III-15
Contoh (2) : Hitunglah gaya-gaya batang yang timbul akibat beban luar
yang bekerja pada struktur rangka batang seperti pada
Gambar III – 8 a
๏ Reaksi Tumpuan
∑H = 0 —› R AH + 20 = 0 —› R AH = - 20 T ( ‹— )
III-16
Titik Simpul A
∑ H = 0
F8 – 20 = 0 —› F8 = 20 T (tarik)
∑ V = 0
F3 +25 = 0 —› F3 = - 25 T (tekan)
III-17
Titik Simpul C
∑ H = 0
20 + F1 + F4 cos α = 0
20 + F1 +35,36 (½ √2) = 0 —› F1 = - 45 T (tekan)
Titik Simpul D
∑ V = 0
III-18
70 + F5 = 0 —› F5 = - 70 T (tekan)
∑ H = 0
F1 + F2 = 0
45 + F2 = 0 —› F2 = - 45 T (tekan)
Titik Simpul E
(e) Titik Simpul E
∑ H = 0
F2 - F6 cos 45 = 0
⁰
∑ V = 0
F7 + F6 sin 45 = 0
⁰
Untuk control :
III-19
Titik Simpul B
∑ V = 0 —› R BV – F7 = 0
R BV – 45 = 0 —› R BV = 45 T ( ↑ ) —› Ok ‼
∑H = 0 —› F9 = 0 T
Titik Simpul F
∑ H = 0
F8 + F4 cos 45 - F6 cos 45 - F9 = 0
⁰ ⁰
Hasil Akhir :
III-20
Gambar III – 8
1 (CD) - 45
2 (DE) - 45
3 (AC) 25 -
4 (CF) 35,36 -
5 (DF) - 70
6 (EF) 63,64 -
7 (BE) - 45
8 (AF) 20 -
9 (BF) 0 -
3.7
III-21
1). Seluruh gaya yang bekerja pada potongan (tinjau bagian kiri atau
kanan struktur yang terpotong) harus memenuhi persamaan ∑
MJ = 0 (titik simpul/joint diasumsikan sebagai sendi); ∑ V = 0
dan ∑ H = 0.
Contoh (3) : Hitung gaya-gaya batang dari struktur rangka batang yang
dibebani seperti pada Gambar III – 9a.
III-22
(a) Struktur rangka batang
º :
º Gaya-gaya Batang
III-23
III-24
∑ V = 0 —› R AV – 40 – F2 sin α = 0
75 – 40 – F2 (0,6)= 0
—› F2 = 58,33 T (tarik)
Gambar III – 9
∑ M A = 0
- F4 (4) + 40(4) = 0
- 4 F4 + 160= 0 —› F4 = 40 T (tarik)
III-25
º :
III-26
º Gaya-gaya Batang
III-27
Untuk menghitung gaya batang 1, maka dapat
mengambil jumlah momen terhadap titik simpul G
(c)
Gambar III – 10
III-28
∑ MG = 0 —› R AV (8) –
20(4) + F1 cos α (4) = 0
III-29
2. Gaya luar maupun gaya dalam (gaya batang) bila dilukiskan dalam
bentuk vektor akan membentuk suatu poligon tertutup, hal ini sesuai
dengan prinsip keseimbangan.
III-30
Gambar III – 11
∑ H = 0 → R AV = 8 kN.
III-31