Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Statika
Perhitungan Perletakan
dan Gaya batang pada
Struktur Rangka Batang
Fakultas
Fakultas
Teknik
Perencanaan dan
Desain

Program
Studi

Teknik Sipil

Tatap
Muka

09

Kode MK

Disusun Oleh

MK11110
6

Agyanata Tua Munthe.ST.MT.

Abstract

Kompetensi

Mata kuliah Statika berisi tentang


materi mengenai cara-cara analisis
struktur statis tertentu untuk
menghitung reaksi-reaksi perletakan
dan gaya-gaya dalam struktur balok
sederhana, balok gerber/majemuk,
portal pelengkung tiga sendi, dan
rangka batang

Mahasiswa dapat menganalisa struktur


statis tertentu (balok, portal, dan rangka
batang), dapat menghitung reaksi
perletakan, menghitung dan membuat
diagram gaya-gaya dalam, serta garis
pengaruh untuk balok dan rangka
batang.

Perhitungan Perletakan dan Gaya


batang pada Struktur Rangka Batang
A. PENGERTIAN RANGKA BATANG
Konstruksi rangka batang terdiri-dari batang-batang yang lurus dan yang disambung
pada titik simpul. Beban-beban luar pada konstruksi rangka batang hanya boleh bekerja
pada titik simpul (engsel) ( H. Frick, 1979).
Beban-beban luar yang bekerja pada struktur rangka batang terdiri-dari beban mati
dan beban hidup. Beban mati berupa berat sendiri dan meterial-material yang dipasang
permanen dan beban hidup berupa beban yang dapat bergerak atau dapat digerakan
seperti : kendaraan dan lain sebagainya.
Konstruksi rangka batang hanya menerima gaya tekan dan tarik. Besarnya gayagaya itu dapat dipengaruhi oleh panjang konstruksi dan besarnya beban yang bekerja pada
konstruksi rangka batang tersebut. Dengan besar beban yang sama tetapi letak beban
berbeda, maka reaksi perletakannyapun berbeda.
Rangka batang yang akan dibahas adalah rangka batang sederhana, yaitu rangka
batang yang memenuhi syarat berikut :
1. Sumbu batang berimpit dengan garis dengan garis penghubung antara kedua ujung
sendi. Titik sambungan disebut titik simpul atau simpul. Garis yang menghubungkan
semua simpul pada konstruksi rangka disebut garis sistem.
2. Muatan yang bekerja pada rangka batang harus menangkap pada simpul.
3. Garis sistem dan gaya luar harus terletak dalam satu bidang datar.
Rangka batang merupakan rangka batang statis tertentu, baik ditinjau dari
keseimbangan gaya luar maupun dari keseimbangan gaya dalam.
Dari persyaratan tersebut di atas, jadi rangka batang sederhana adalah suatu rangka
batang yang tersusun dari segitiga-segitiga batang. Salah satu bentuk rangka batang
sederhana diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

1
A

13

14

12 E

11

15 16
F

10

H 4
17

18
I

19 20 21

9 J

L 7

Rangka Batang Sederhana


Batang-batang pada rangka batang di atas , dapat dibagi menjadi batang tepi dan

1
3

Statika
Agyanata Tua Munthe.ST.MT.

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Perhitungan Perletakan dan Gaya


batang pada Struktur Rangka Batang
batang pengisi, yang dirinci sebagai berikut : (a) Batang tepi atas, yaitu batang-batang 1, 2,
3, 4, 5, 6; (b) Batang tepi bawah, yaitu batang-batang 7, 8, 9, 10, 11, 12; (c) Batang pengisi
diagonal yang disebut batang diagonal, yaitu batang-batang 14, 16, 18, 20; (d) Batang
pengisi tegak yang disebut batang tegak, yaitu batang-batang 13, 15, 17, 19, 21. Sedangkan
simpul pada rangka, yaitu A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, dan L.

B. PENGGUNAAN RANGKA BATANG PADA BANGUNAN


Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan besar, yaitu
berupa suatu Rangka Batang. Rangka batang merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari
sejumlah batang-batang yang disambung satu dengan yang lain pada kedua ujungnya,
sehingga membentuk satu kesatuan struktur yang kokoh. Bentuk rangka batang dapat
bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan konstruksi, seperti konstruksi untuk jembatan,
rangka untuk atap, serta menara, dan sesuai pula dengan bahan yang digunakan, seperti
baja atau kayu.
Pada konstruksi berat, batang konstruksi dibuat dari bahan baja, yakni batang baja
yang disebut baja profil, seperti baja siku, baja kanal, baja C, baja I, dan baja profil lainnya.
Rangka konstruksi berat yang dimaksud di atas adalah jembatan, rangka bangunan pabrik,
menara yang tinggi dan sebagainya. Banyak pula dijumpai konstruksi rangka batang yang
dibuat dari bahan kayu, baik berupa balok maupun papan. Konstruksi rangka kayu ini
banyak dimanfaatkan untuk kuda-kuda rangka atap, atau konstruksi yang terlindung.
Batang-batang pada konstruksi rangka baja biasanya disambung satu dengan yang
lain dengan menggunakan las, paku keling atau baut. Sedangkan pada konstruksi rangka
kayu lazimnya sambungan itu dilakukan dengan baut atau paku. Sambungan-sambungan ini
disebut simpul. Berdasarkan anggapan tersebut, maka batang-batang pada rangka batang
bersifat seperti tumpuan pendel, sehingga padanya hanya timbul gaya aksial saja. Hal itu
akan terjadi apabila gaya-gaya itu menangkap pada simpul. Dengan demikian suatu
konstruksi rangka batang jika dibebani gaya pada simpul akan hanya mengalami Gaya
Normal, yang selanjutnya disebut Gaya Batang. Gaya batang ini bersifat tarik atau desak.
Berbagai bentuk rangka batang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

1
3

Statika
Agyanata Tua Munthe.ST.MT.

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Perhitungan Perletakan dan Gaya


batang pada Struktur Rangka Batang

Gambar a. Rangka Sederhana

Gambar b. Rangka Pelengkung

Gambar c. Rangka Pelengkung

1
3

Statika
Agyanata Tua Munthe.ST.MT.

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Perhitungan Perletakan dan Gaya


batang pada Struktur Rangka Batang

Gambar c. Rangka Batang Untuk Jembatan

Gambar e. Rangka Untuk Atap

1
3

Statika
Agyanata Tua Munthe.ST.MT.

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Perhitungan Perletakan dan Gaya


batang pada Struktur Rangka Batang
C. POLA PENYUSUNAN RANGKA BATANG
Struktur rangka batang adalah struktur yang dibuat dengan menyusun elemenelemen struktur yang relatif pendek dan lurus menjadi pola-pola berbentuk segitiga, dimana
sambungan antara elemen struktur merupan sambungan yang dapat berperilaku sebagai
sendi atau engsel. Semua beban diteruskan lewat sambungan yang sering disebut titik
simpul atau engsel. Struktur rangka batang merupakan struktur yang cukup kaku dan kuat,
karena pada struktur ini pengaruh momen lentur dan gaya geser dapat dihilangkan.
Konstruksi rangka batang yang paling sederhana, yaitu suatu segitiga, apabila
dipasang dua batang lagi dengan satu titik simpul bersama, akan didapatkan suatu jaring
terdiri dari segitiga-segitiga. Tiap-tiap titik simpul yang ditambahkan, diikuti oleh dua
persamaan keseimbangan dan dengan bentuk konstruksi rangka batang selalu menjadi
statis tertentu dan juga stabil (H. Frick, 1979).
Prinsip utama yang mendasari penggunaaan rangka batang sebagai struktur pemikul
beban adalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga yang menghasilkan bentuk
yang paling stabil. Tidak seperti bentuk segiempat, bila terkena beban akan mudah
perubahan bentuk yang membentuk mekanisme runtuh (collapse). Hanya segitiga yang
memiliki konfigurasi stabil karena tiap-tiap batangnya memberikan perlawanan yang sama
saat menerima beban, sehingga menjadi bentuk yang seimbang.
Karena susunan segitiga dari batang-batang adalah bentuk yang stabil, maka
sembarang susunan segitiga juga membentuk struktur stabil. Untuk rangka batang yang
hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi atas umumnya timbul gaya tekan, dan pada
tepi bawah umumnya timbul gaya tarik. Gaya tarik atau tekan ini dapat timbul pada setiap
batang, dan mungkin berganti-ganti antara tarik dan tekan.
Perilaku gaya-gaya dalam setiap batang pada rangka batang dapat ditentukan
dengan menerapkan persamaan dasar keseimbangan.
Akan tetapi, untuk konfigurasi rangka batang sederhana, sifat gaya tersebut (tarik,
tekan, nol) dapat ditentukan dengan menerapkan sedikit teknik yang akan berguna dalam
memberikan gambaran mengenai bagaimana rangka batang tersebut memikul beban.
Meskipun struktur rangka batang ini secara keseluruhan akan melentur jika dibebani,
akan tetapi karena sambungan antara elemen dapat berperilaku sebagai sendi atau engsel,

1
3

Statika
Agyanata Tua Munthe.ST.MT.

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Perhitungan Perletakan dan Gaya


batang pada Struktur Rangka Batang
maka masing-masing elemen struktur tidak akan melentur. Elemen-elemen struktur hanya
memikul gaya tekan atau gaya tarik. Dengan demikian, sistem struktur rangka batang
merupakan struktur yang cukup ekonomis. Untuk mendapatkan struktur rangka batang yang
lebih ekonomis, maka pola struktur yang berbentuk segitiga harus diatur sedemikian rupa
sehingga didapatkan bentuk sistem struktur dimana jumlah elemen struktur yang tertarik
lebih banyak dari pada elemen struktur yang tertekan.
Konstruksi rangka batang sebetulnya masih semacam konstruksi batang, dengan
batang masing-masing hanya menerima gaya tekan atau tarikan. Konstruksi rangka batang
terdiri dari batang-batang yang lurus dan yang disambung pada titik simpul. Perhitungan
konstruksi rangka batang berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti berikut:
a. Menurut ketentuan Karl culmann 1852 pada tiap-tiap titik simpul garis sumbu sebagai
engsel.
b. Beban-beban pada konsruksi rangka batang hanya boleh bekerja pada titik simpul.
c. Garis sumbu batang masing-masing harus lurus.
Jikalau pada suatu titik simpul garis sumbu masing-masing tidak bertemu pada satu titik,
maka harus diperhatikan supaya jumlah momen yang timbul oleh eksentrisitas ini menjadi
nol (H. Frick, 1979).

D. PERSYARATAN RANGKA STATIK TERTENTU


Pada dasarnya suatu struktur dapat bersifat statis tertentu atau statis tak tentu.
Struktur yang dapat dianalisa dengan menggunakan persamaan statika ( V = 0, H = 0,
dan M = 0) disebut struktur statis tertentu. Sedangkan struktur yang tidak dapat dianalisa
dengan hanya menggunakan persamaan statika saja disebut struktur statis tak tentu, untuk
menganalisa struktur tersebut digunakan persamaan-persamaan bantuan lainnya berupa
persamaan sudut penurunan dan persamaan penurunan (deflection).
Untuk membuktikan apakah suatu struktur bersifat statis tertentu atau statis tak
tentu, pada rangka batang ditentukan berdasarkan hubungan antara jumlah batang (m),
jumlah titik buhul/joint (j) dan jumlah bilangan reaksi (r).
Rangka Batang merupakan struktur yang terdiri dari sejumlah batang yang saling
dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh titik hubung (joints). Tampilan struktur rangka batang
umumnya terdiri dari beberapa segitiga yang disusun sedemikian rupa. Bentuk segitiga
dapat membentuk rangka yang stabil dan kaku.

1
3

Statika
Agyanata Tua Munthe.ST.MT.

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Perhitungan Perletakan dan Gaya


batang pada Struktur Rangka Batang
Sebuah rangkaian segitiga yang membentuk rangka batang akan tetap stabil, jika
memenuhi persamaan :
m
r

dimana :

2.j

m = jumlah batang (member)


j = jumlah joint (termasuk joint pada tumpuan)
r = jumlah reaksi tumpuan
Sebuah struktur rangka batang termasuk struktur statis tertentu, jika memenuhi
syarat :
m = 2.j r
dimana :
m = jumlah batang (member)
j = jumlah joint (termasuk joint pada tumpuan)
r = jumlah reaksi tumpuan

Keterangan gambar:
Persamaan
Perhitunga

m 2.j r
21 = 2.12 3

n
Kesimpulan

21 = 21
Stabil

m = 2.j -r
21 = 2.12 3
21 = 21
Statis tertentu

Jadi, rangka batang pada gambar (a) adalah struktur statis tertentu yang stabil.
Cara pembangunan konstruksi rangka batang yang statis tertentu dan stabil telah
ditentukan dengan menggunakan segitiga demi segitiga. Menurut ketentuan keseimbangan
yang bisa dilakukan secara grafis dengan menggambarkan satu polygon batang tarik untuk

1
3

Statika
Agyanata Tua Munthe.ST.MT.

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Perhitungan Perletakan dan Gaya


batang pada Struktur Rangka Batang
setiap titik simpul, dapat ditentukan gaya batang pada suatu titik simpul sembarang, jikalau
diketahui satu gaya batang dan dapat mencari dua gaya batang.

E. ANALISIS PEMBEBANAN PADA RANGKA


Analisis rangka batang adalah proses perhitungan besarnya gaya-gaya batang.Analisa
rangka batang sederhana terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a. Memeriksa kekakuan rangka atau kestabilan konstruksi
b. Menghitung keseimbangan gaya luar, atau reaksi perletakan
c. Menghitung keseimbangan gaya dalam, atau gaya-gaya batang.

Apabila konstruksi dalam keadaan seimbang, maka seluruh simpul harus dalam
keadaan seimbang. Jika tiap-tiap simpul dalam keadaan seimbang dan gaya-gaya juga
menangkap pada simpul, maka gaya luar dan gaya dalam pada simpul merupakan
gaya-gaya yang seimbang. Hal ini hanya mungkin bila gaya dalam berupa gaya aksial
yang bekerja sepanjang sumbu batang yang disebut gaya batang.
Untuk menghitung gaya batang suatu rangka dapat ditinjau dari dua pendekatan, yakni :
1. Keseimbangan titik, memperlihatkan bahwa bila konstruksi dalam keadaan seimbang,
maka seluruh simpul harus dalam keadaan seimbang yang harus memenuhi syarat
keseimbangan V = 0 dan H = 0.
2. Keseimbangan bagian, memperlihatkan bahwa bila konstruksi dalam keadaan seimbang,
maka seluruh atau sebagian konstruksi harus dalam keadaan seimbang yang memenuhi
syarat keseimbangan V = 0, H = 0, dan M = 0.
Untuk mengetahui gaya batang tekan atau tarik, digunakan perjanjian tanda. Untuk
tanda positif menunjuk gaya tarik, sedangkan gaya tekan ditunjukkan dengan tanda minus.
Dalam penggambarannya pada setiap titik tanda untuk menunjukkkan tekan atau tarik
diperlihatkan dengan menggambarkan arah panah. Arah panah menuju titk hubung
menunjukkan tekan, sedangkan tarik ditunjukkan dengan menggambarkan anak panah
menjauh dari titik hubung seperti pada gambar di bawah ini.

1
3

Statika
Agyanata Tua Munthe.ST.MT.

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Perhitungan Perletakan dan Gaya


batang pada Struktur Rangka Batang

a. Penguraian rangka batang atas titik


hubung dan batang.

b. Diagram yang disederhanakan


memperlihatkan gaya-gaya yang
bekerja pada setiap titik hubung.

c.Diagram yang disederhanakan


memperlihatkan komponen
gaya yang bekerja pada titik hubung.
Selanjutnya kedua pendekatan tersebut, gaya batang dapat dihitung dengan cara analitis
dan grafis.

A. Metode Keseimbangan Titik Simpul Cara Analitis (metode of joint)


Pada suatu konstruksi rangka, keseluruhan konstruksi serta titik simpul harus
dalam keadaan seimbang, dan tiap simpul harus dipisahkan satu sama lain. Tiap-tiap titik
simpul dalam keadaan seimbang akibat gaya luar yang bekerja pada simpul itu, dan gaya
dalam (gaya batang) yang timbul di titik itu. Gaya luar dan gaya batang berpotongan di
titik simpul, maka untuk menghitung gaya-gaya yang belum diketahui digunakan
persamaan V = 0 dan H = 0.

Perhitungan Perletakan dan Gaya


batang pada Struktur Rangka Batang
1
3

10

Statika
Agyanata Tua Munthe.ST.MT.

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Dari dua persamaan di atas, maka pada tiap-tiap simpul yang akan dicari gaya
batangnya harus hanya 2 (dua) atau 1 (satu) batang yang belum diketahui dan dianggap
sebagai batang tarik (meninggalkan simpul). Gaya-gaya batang yang sudah diketahui,
bila batang tarik arahnya meninggalkan simpul, dan bila batang tekan arahnya
menuju simpul. Jadi, tiap-tiap titik simpul dapat dicari keseimbangannya satu demi satu,
sehingga seluruh konstruksi dapat diketahui gaya-gaya batangnya.

B. Metode Keseimbangan Bagian Cara Analitis (metode Ritter)


Dalam metode yang dikembangkan oleh Ritter dibuat potongan khayal melalui truss
atau rangka dan gaya diterapkan pada masing-masing bagian dari struktur supaya dalam
keseimbangan. Gaya yang diterapkan ini besar dan arahnya dengan gaya batang yang
terpotong. Karena hanya ada tiga persamaan keseimbangan, maka tidak akan
didapatkan besar gaya, apabila lebih dari tiga batang yang terpotong dalam memisahkan
kedua bagian rangka ini, kecuali beberapa batang telah diketahui (J.D.Todd,1984).
Seringkali dalam menghitung gaya batang diperlukan waktu yang lebih
singkat terutama bagi konstruksi yang seirama, untuk itu dapat digunakan metode Ritter,
yang disebut juga dengan metode pemotongan secara analitis. Kita harus memotong dua
batang atau tiga batang, maka gaya-gaya pada potongan tersebut mengadakan
keseimbangan dengan gaya-gaya luar yang bekerja pada kiri potongan maupun kanan
potongan. Selanjutnya dapat dihitung gaya-gaya batang yang terpotong tersebut.

C. Metode Keseimbangan Titik Simpul Cara Grafis (metode Cremona)


Bila gambar-gambar segi banyak pada tiap-tiap titik simpul, pada metode
keseimbangan titik simpul, secara grafis disusun menjadi satu, maka terjadilah diagram
Cremona. Cremona adalah orang yang pertama kali menguraikan diagram tersebut.
Pada diagram Cremona, tiap-tiap gaya dilukiskan 2 (dua) kali yang berlawanan arahnya.
Peninjauan keseimbangan gaya batang pada tiap-tiap simpul dengan penggambaran
segi banyak gaya, maka akan diperoleh gaya batang tarik bertanda positif bila anak
panah meninggalkan simpul, dan sebaliknya gaya batang tekan betanda negatif bila anak
panah menuju simpul.
Apabila rangka batang yang ditinjau misalkan berupa rangka batang
jembatan seperti pada gambar di bawah ini, maka untuk mencari gaya-gaya batang

Perhitungan Perletakan dan Gaya


batang pada Struktur Rangka Batang
1
3

11

Statika
Agyanata Tua Munthe.ST.MT.

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

seluruh batang dengan menggunakan metode keseimbangan titik simpul cara grafis juga
menempuh pendekatan yang sama dengan analitis, yakni dimulai dari suatu titik simpul
yang hanya mempunyai dua batang yang belum diketahui gaya batangnya.
Dalam penyelesaian mekanika dengan cara cremona, dipakai beberapa asumsi :
1. Semua gaya yang bekerja pada struktur dinyatakan sebagai vektor (mempunyai besaran
dan nilai).
2. Gaya luar dan gaya dalam yang bekerja pada struktur dapat diselesaikan dengan prinsip
keseimbangan dan dilukiskan membentuk sebuah poligon tertutup.
Prinsip penyelesaian cremona :
1. Gambar dengan teliti dan benar semua konstruksi rangka batang (hati-hati dalam
menentukan skala gambarnya)
2. Cek, apakah konstruksi rangka batang sudah termasuk statis tertentu, 2j = m + n
3. Berilah notasi atau nomor pada setiap batang dan titik buhul
4. Gambar gaya-gaya luar atau beban yang bekerja.
5. Cari reaksi perletakan akibat adanya gaya luar dengan cara grafis.
6. Setelah reaksi-reaksi perletakan diperoleh, mulai menggambar poligon gaya (dengan
skala) yang tertutup dan saling kejar (garis poligon digambar dari garis yang sejajar
dengan beban dan batang)
7. Diagram Cremona dimulai dari titik buhul dengan dua batang yang belum diketahui besar
gaya batangnya.
8. Penyelesaian dilakukan tiap joint, searah dengan perputaran jarum jam atau sebaliknya.

Daftar Pustaka
1 Thamrin Nasution, 2012, Modul Kuliah Statika I, Departemen Teknik Sipil, FTSP, ITMI,
Medan

2 Wesli, 2010, Mekanika Rekayasa, Graha Ilmu, Yogyakarta.


3 Timoshenko, Young, D.H., 1992, Mekanika Teknik Edisi ke-4, Erlangga, Jakarta.
4 Browsing internet

1
3

12

Statika
Agyanata Tua Munthe.ST.MT.

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai