Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH GAYA PADA KERANGKA BATANG

Oleh :

Sri Rahmayana : 2005903030035

Ahmad fadhil : 2005903030024

Dian wira yudha : 2005903030046

Dosen pembimbing

Sofiyanurriyanti,S.T.,M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
ACEH BARAT
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul “Gaya pada kerangka batang”. Dari makalah ini semoga dapat memberikan sedikit
ilmu untuk kita semua.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Ibu Sofiya selaku dosen mata
kuliah yang bersangkutan, dan semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami dalam
pembuatan makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik
dan sempurna serta komprehensif.

Demikian akhir kata dari saya, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan pembelajaran kita khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka
wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
BAB I ....................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 4
BAB II...................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ...................................................................................................... 5
2.1 Struktur rangka batang .............................................................................. 5
2.2 Stabilitas dan sifat ketentuan umum konstruksi rangka ............................ 5
2.3 Metode perhitungan gaya gaya pada rangka batang ................................. 6
BAB III .................................................................................................................. 10
PENUTUP.............................................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 10
3.2 Saran ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN

• Latar Belakang

Pada saat ini rangka batang sangat penting untuk pembangunan, seperti
konstruksi untuk atap, jembatan, menara atau bangunan tinggi lainnya. Bentuk struktur
rangka dipilih karena mampu menerima beban struktur relatif besar dan dapat melayani
kebutuhan bentang struktur yang panjang. Struktur rangka juga dapat memberikan
estetika yang tinggi untuk konstruksi, seperti konstruksi Menara Eiffel di Paris ataupun
konstruksi seperti stadion sepak bola di Eropa. Dalam dunia arsitektur dan struktural,
rangka batang adalah konstruksi yang tersusun dari batang-batang tarik dan batang-
batang tekan saja, umumnya terbuat dari baja atau kayu.
Bentuk paling sederhana dari struktur rangka adalah rangkaian batang yang
dirangkai membentuk satu atau lebih unit segitiga. Pola susunan segitiga dipilih karena
merupakan struktur yang stabil. Struktur rangka umumnya terletak pada dua perltetakan
yang prinsipnya sama dengan perletakan pada struktur balok, yakni perletakan sendi
atau rol. Titik rangkai yang menghubungkan elemen rangka disebut sebagai node atau
titik sambung. (Dian Ariestadi, 2008)

• Rumusan Masalah

• Apa yang dimaksud dengan struktur rangka batang ?


• Bagaimana stabilitas dan sifat ketentuan umum konstruksi rangka ?
• Apa saja metode perhitungan gaya-gaya rangka batang ?

• Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca mampu memahami dan
menghitung gaya-gaya batang pada suatu struktur rangka batang statis tertentu dengan
metode keseimbangan titik dan keseimbangan bagian.
BAB II
PEMBAHASAN

• Struktur Rangka Batang

Struktur rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk


segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat
berubah bentuk apabila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu
atau lebih pada batangnya.
Setiap elemen tersebut secara umum dianggap tergabung pada titik hubungnya dengan
sambungan sendi.

Batang-batang disusun sedemikian rupa sehingga semua beban dan reaksi hanya
terjadi pada titik hubung tersebut.

Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang sebagai struktur


pemikul beban adalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga yang
menghasilkan bentuk stabil.

Setiap deformasi yang terjadi pada struktur stabil relatif kecil dan dikaitkan
dengan perubahan panjang batang yang diakibatkan oleh gaya yang timbul di dalam
batang sebagai akibat dari gaya eksternal.

• Rangka batang bidang

• Struktur rangka batang bidang adalah struktur yang disusun dari


batang-batang yang diletakkan pada suatu bidang dan dihubungkan
melalui sambungan sendi pada ujung-ujungnya.

• Struktur rangka batang stabil: tidak terjadi pergerakan titik pada


struktur diluar pengaruh deformasi elemen.

• Susunan stabil biasanya merupakan rangkaian segitiga.

• Struktur rangka batang bisa menjadi statis tak tentu dalam dua cara.

• Kelebihan reaksi perletakan : struktur statis tak tentu


eksternal.

• Kelebihan batang : struktur menjadi statis tak tentu internal.


• Konfigurasi rangka batang bidang

• Cara menyusun rangka batang yang paling sederhana adalah dengan


merangkaikan segitiga-segitiga yang dibentuk dari batang-batang
yang disambungkan dengan sendi.

• Bentuk segitiga merupakan rangkaian yang stabil, bandingkan


dengan misalnya bentuk segi empat yang dapat berubah bentuk
dengan mudah.

• Rangka batang dapat diperbesar dengan menambahkan dua batang


asalkan titik yang baru dan dua titik yang dihubungkan dengannya
tidak membentuk satu garis lurus.

Contoh gambar 2.1.

Batang-batang pada rangka batang di atas , dapat dibagi menjadi batang


tepi dan batang pengisi, yang dirinci sebagai berikut :

• Batang tepi atas, yaitu batang-batang 1, 2, 3,

4, 5, 6;

• Batang tepi bawah, yaitu batang-batang 7, 8,

9, 10, 11, 12;

• Batang pengisi diagonal yang disebut batang

diagonal, yaitu batang-batang 14, 16, 18, 20;

• Batang pengisi tegak yang disebut batang


tegak,

yaitu batang-batang 13, 15, 17, 19, 21. Sedangkan simpul


pada rangka, yaitu A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, dan L.

• Stabilitas dan Sifat Ketentuan Umum Konstruksi Rangka Batang

Suatu konstuksi rangka terdiri atas sejumlah batang-batang yang disambung-


sambung pada ujung-ujungnya dengan sejumlah sambungan memakai pin sedemikian
rupa sehingga membentuk sebuah jaringan, biasanya suatu seri dari segitiga-segitiga,
dan dipasang pada sejumlah tumpuan. Setiap batang dari konstruksi rangka merupakan
batang dua gaya; oleh karena itu masing-masing menunjukkan suatu unsur gaya dalam
yang tidak diketahui. Jumlah keseluruh unsur-unsur yang tidak diketahui untuk sistem
keseluruhan dihitung dengan jumlah batang (Internal) ditambah jumlah unsur-unsur
reaksi yang tersendiri (Eksternal). Jadi kalau kita misalkan rangka batang terdiri dari m
batang dan sejumlah r reaksi perletakan, akan mendapatkan sejumlah (m + r) besaran
yang tidak diketahui. Untuk menghitung (m + r) besaran ini diperlukan (m + r)
persamaan. Untuk s simpul menghasilkan 2s persamaan. Dengan demikian suatu
konstruksi rangka batang statis tertentu harus memenuhi syarat

merupakan syarat kekakuan suatu rangka batang statis tertentu (kestabilan


konstruksi).
Bila 2s – m – r < 0, rangka batang merupakan rangka tidak kaku.
Bila 2s – m – r > 0, rangka batang merupakan rangka statis tak tentu.
Namun dipenuhi syarat diatas tidak meyakinkan pasti suatu konstruksi
rangka stabil. Supaya rangka menjadi stabil diperlukan pemenuhan syarat-syarat
terlebih lanjut. Pertama, nilai r harus sama dengan atau lebih besar dai pada ketiganya
yang diperlukan untuk stabilitas statis dari tumpuan-tumpuannya. Selanjutnya harus
tidak ada kekurangan di dalam susunan perletakan dan batang-batang sedemikian untuk
menghindari tidak stabilnya geometris baik dari luar maupun dari dalam. Pada
dasarnya, suatu konstruksi rangka yang stabil biasanya dapat diperoleh dengan dimulai
dari tiga batang dikaitkan bersama-sama pada ujung-ujungnya dalam bentuk segitiga
dankemudian dengan melanjutkannya dari sini dengan menambahkan dua batang baru
untuk setiap sambungan baru.

• Prinsip keseimbangan rangka batang tertentu


• Terpenuhi persyaratan kekakuan, 2s – m – r = 0

• Gaya-gaya luar (termasuk reaksi tumpuan) yang bekerja menangkap


pada titik simpul.

• Berlaku prinsip keseimbangan Newton :

Apabila konstruksi dalam keadaan seimbang, maka seluruh simpul harus


dalam keadaan seimbang. Jika setiap simpul dalam keadaan seimbang
dimana gaya-gaya luar menangkap pada simpul, maka gaya luar dan
gaya dalam pada simpul harus merupakan gaya-gaya konkuren-koplanar
yang seimbang.

• Hal di atas dimungkinkan bila gaya-gaya dalam berupa gaya


aksial/normal yang bekerja sepanjang sumbu batang, yang selanjutnya
disebut Gaya-gaya Batang. Gaya-gaya batang dapat berupa gaya tarik
ataupun gaya tekan.

• Prinsip keseimbangan titik

• Satu titik diisolasi pada badan bebas

• Persyaratan keseimbangan momen otomatis terpenuhi

• Ada dua persamaan keseimbangan gaya, sehingga hanya


bisa diterapkan jika hanya ada dua gaya batang yang
belum diketahui pada titik yang ditinjau.

• Biasanya dipakai apabila diinginkan untuk mencari


besarnya gaya pada semua batang
Keseimbangan titik, memperlihatkan bahwa bila konstruksi dalam
keadaan seimbang, maka seluruh simpul harus dalam keadaan seimbang
yang harus memenuhi syarat keseimbangan ΣV = 0 dan ΣH = 0.
• Prinsip keseimbangan bagian

• Satu segmen yang terdiri dari beberapa titik kumpul


diisolasi pada badan bebas

• Ada tiga persamaan keseimbangan yang bisa dipakai,


sehingga hanya bisa diterapkan apabila hanya ada tiga
batang yang terpotong yang belum diketahui gaya
batangnya.

• Biasanya dipakai apabila hanya beberapa nilai gaya


batang yang ingin dicari.

Keseimbangan bagian, memperlihatkan bahwa bila konstruksi dalam


keadaan seimbang, maka seluruh atau sebagian konstruksi harus dalam
keadaan seimbang yang memenuhi syarat keseimbangan ΣV = 0, ΣH =
0, dan ΣM = 0.

• Metode Perhitungan Gaya-Gaya Rangka Batang

Untuk menghitung suatu rangka batang didasari oleh keadaan-keadaan sebagai


berikut:

• Pengaruh gaya luar.

Gaya luar atau beban bekerja di titik buhul.

• Titik buhul bersifat sebagai sendi bebas tanpa gesekan.

Supaya konstruksi rangka batang stabil maka harus dipenuhi:

S = 2 k-r

Dimana :

S = jumlah batang =7

K = jumlah titik buhul =5

R = jumlah reaksi,karena sendi rol =3

7 = 2.5-3 Jadi konstruksi rangka batang stabil


Untuk menyelesaikan konstruksi rangka batang statis tertentu dapat diselesaikan
dengan beberapa metode diantaranya :

• Metode keseimbangan titik Cara :

Metode grafis cremona dan metode analisis titik buhul

• Metode keseimbangan bagian :

Metode analisis ritter dan metode grafis coulman

• Metode grafis cremona dan analasis titik simpul

• Metode grafis cremona

Cara cremona ini adalah cara grafis dimana dalam penyelesaiannya


menggunakan alat tulis pensil yang runcing dan penggaris siku (
segitiga ). Cremona adalah nama orang yang pertama-tama
menguraikan diagram itu : Luigi Cremona ( Itali ).

Pada metode ini skala gambar sangat berpengaruh terhadap


besarnya kekuatan batang karena kalau gambarnya terlalu kecil
akan sulit pengamatannya.

Adapun cara penyelesaian cara cremona ini adalah :

• Gambar dengan teliti dan betul suatu bagan sistem rangka


batang (hati-hati dalam menentukan skala gambarnya ).

• Kontrol apakah sudah memenuhi syarat kestabilan


konstruksi rangka batang.

• Berilah notasi atau nomor pada tiap-tiap batang.

• Gambar gaya-gaya luar.

• Tentukan besarnya reaksi tumpuan akibat adanya gaya


luar.

• Nyatakan dalam bagan semua gaya luar yang disebabkan


oleh muatan serta besarnya reaksi tumpuan. Kemudian
dalam pikiran kita terbayang seolah-olah gaya-gaya itu
mengelilingi rangka batang dan urutannya searah putaran
jarum jam.
• Gambarlah vektor gaya-gaya luar tersebut dengan urutan
sesuai arah jarum jam.

• Mulailah lukisan cremona dari dua batang yang belum


diketahui besar gaya batangnya.

• Kemudian langkah berikutnya menuju pada titik buhul


yang hanya mempunyai dua gaya batang yang belum
diketahui besarnya.

• Apabila arah gaya batang menuju pada titik buhul yang


ditinjau maka batang itu merupakan batang tekan atau
negatif sedangkan bila arah gaya batang itu meninggalkan
titik buhul yang ditinjau maka batang itu merupakan
batang tarik atau positif.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh dibawah ini :

Diketahui konstruksi rangka batang seperti terlihat

Soal : Hitung besarnya semua gaya

batang.

Penyelesaian :
• Metode analisis titik buhul
konsep terpenting dalam metode ini, ialah :
• Uraikan terlebih dahulu gaya-gaya batang menjadi 2 arah
yang tegak lurus
• Hitung reaksi ( Ra dan Rb ) tumpuan akibat pembebanan
yang diberikan
• Namai batang-batang dan titik-titik buhul kontruksi, agar
lebih mudah membedakannya dalam perhitungan
kedepannya.
• Buat perjanjian tanda, yang pada umumnya dalam
perhitungan tanda negatif (-) dilambangkan sebagai
tekan. Dan lambang positif (+) dilambangkan sebagai
tarik.
• Mulailah perhitungan, dengan terlebih dahulu
menghitung gaya-gaya batang pada titik buhul yang
maximal gaya batangnya hanya 2 gaya batang yang tidak
diketahui.
• Kemudian lanjutkan perhitungan ke titik buhul lainnya
dengan syarat tadi “ hanya 2 gaya batang maximum yang
tidak diketahui pada titik buhul”
• Dalam perhitungan pada tiap-tiap titik buhul, di buat
asumsi awal dimana semua gaya-gaya batang arahnya
menjauhi titik buhul pada titik buhul yang kita hitung.
• Dan jika hasil yang diperoleh bernilai positif (+) maka
batang tersebut adalah batang tarik, dan sebaliknya jika
hasil yang diperoleh bernilai negatif (-) maka batang
tersebut adalah batang tekan.
• Simpulkan hasil perhitungan gaya-gaya batang pada
tabel hasil perhitungan agar hasilnya dilihat
secarakeseluruhan.

Contoh perhitungan dengan metode kesetimbangan titik buhul

Hitung gaya-gaya batang pada konstruksi diatas dengan metode


keseimbangan titik buhul ?

Penyelesaian :
Menghitung reaksi tumpuan

Σ MB = 0 ; RA(9) – 6(6,75) – 6(4,5) – 6(2,25) = 0

Karena kontruksi simetris maka RA = RB = 9kN


Kita mulai perhitungan gaya dalam dengan mengambil titik yang
maksimal gaya batangnya hanya 2 yang tidak diketahui.

Mulai dengan mengambil titik A

Karena batang S1 sudah diketahui selanjutnya kita ambil titik D


untuk mencari S4 dan S3.
Kita ambil titik C

Kita ambil titik F

Ambil titik F
Kemudian kita simpulkan hasil perhitungan gaya-gaya batang
seperti pada tabel
• Metode analisis ritter dan metode grafis coulman

• Metode analisis ritter

Metode ritter atau umumnya disebut sebagai metode potongan itu


berprinsip pada keseimbangan suatu kontruksi. Dimana pada sebuah
kontruksi yang seimbang bila dipotong pada sembarang bagian,
maka bagian sebelah kiri dari kontruksi akan melakukan
keseimbangan gaya-gaya yang ada, demikian juga pada bagian
kanan dari kontruksi tersebut.

Prinsip pengerjaan dengan metode ritter ini ialah :

• Terlebih dahulu hitung reaksi-reaksi pada tumpuan.

• Kemudian potongan yang kita dibuat hendaknya jangan


lebih dari tiga gaya batang yang tidak diketahui, untuk
mempermudah dalam menentukan batang tarik dan
batang tekan.

• Dalam potongan yang telah dibuat, pilih titik pusat


momen sedemikian sehingga hanya sebuah gaya yang
belum diketahui besarnya dan gaya tersebut tidak
melewati pusat momen yang kita pilih.

• Dan dalam melakukan perhitungan potongan yang di


ambil, dimisalkan setiap gaya-gaya batang itu
meninggalkan titik buhul disetiap perhitungan yang
dilakukan.

• Seperti halnya dengan metode sebelumnya, jika hasil


yang diperoleh bernilai positif (+) maka batang tersebut
adalah batang tarik, sedangkan jika hasil yang diperoleh
bernilai negatif (-) maka batang tersebut adalah batang
tekan.
Contoh Soal

Karena konstruksi dan bebannya simetri maka besar RA dan RB sama


yaitu sama dengan setengah dari jumlah bebannya yaitu = ½
(1+2+2+2+2+2+1) = 6 kN.
• Metode grafis coulman

Beberapa Hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung gaya


batang dengan menggunakan metode Coulman :

• Gambar Harus di Skala dengan Tepat

• Batang yang dipotong maksimum 3 buah yang belum


diketahui

• Gaya Batang tarik (meninggalkan), tekan (menuju) titik


buhul

• Potonglah batang yang akan dihitung besar gayanya dan


pilihlah potongan sebelah kiri/sebelah kanan. Pilihlah
bagian potongan yang paling sedikit melibatkan gaya.
Untuk konstruksi seperti gambar di bawah, pilihlah
potongan pada sebelah kiri, batang (1,2, dan 3)

• Carilah besar, arah dan letak resultan gaya luar (P1 dan
RA).

• Uraikan gaya resultan R tersebut menjadi gaya batang S1,


S2 dan S3. Cara menguraikan gaya tersebut adalah (1)
carilah titik potong garis kerja resultan R dengan salah
satu garis kerja gaya batang, misalnya dalam hal ini
dipilih gaya S3. (2) carilah titik potong dua garis kerja
gaya batang yang lain (S1 dan S2). Hubungkan kedua titik
potong tersebut. Garis ini merupakan garis kerja
persekutuan batang S1 dan S2. (3) Lukislah uraian gaya
dari sebuah gaya R menjadi dua buah gaya, yaitu batang
S3 dan S1,S2. (4) setelahnya gaya S1,S2 diuraikan
menjadi gaya batang S1,S. Dengan demikian ketiga gaya
batang telah diketahui besar dan arahnya/jenisnya.

Contoh
BAB III
PENUTUP

• Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa :

• Struktur rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang


membentuk segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk
rangka yang tidak dapat berubah bentuk apabila diberi beban eksternal
tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih pada batangnya.
• 2s = (m + r) atau 2s – m – r = 0, merupakan syarat kekakuan suatu rangka
batang statis tertentu (kestabilan konstruksi).
• Untuk menyelesaikan konstruksi rangka batang statis tertentu dapat
diselesaikan dengan beberapa metode diantaranya :
• Metode keseimbangan titik Cara :

Metode grafis cremona dan metode analisis titik buhul

• Metode keseimbangan bagian :

Metode analisis ritter dan metode grafis coulman

• Saran

Apa yang telah kami paparkan diatas diharapkan pembaca dapat mengerti dan
memahami struktur rangka batang beserta metode perhitungan gaya-gaya rangka
batang.
DAFTAR PUSTAKA

F. P. Beer and E. R. Johnston Jr., 2007. Vector Mechanics for Engineers:


Statics, SI Metric Edition, Mcgraw-hill, 3rd Edition.
R. C. Hibbeler, 2009. Engineering Mechanics, 7th - 10th Edition, Person
Prentice-Hall.
R. C. Hibbeler, 2009 Mechanics of Material, 3th Edition, Person Prentice-Hall.
http://bataruddin.blogspot.co.id/2014/12/kesetimbangantitik-buhul-
konsep.html
http://bataruddin.blogspot.co.id/2014/12/metode-ritter.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38045/5/Chapter%20I.pdf
http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/12024-1 229336594209.doc
sisfo.itp.ac.id/bahanajar/.../bab-iii-rangka-batang-statis-tertentu.ppsx
http://bestananda.blogspot.co.id/2014/01/konstruksi-rangka-batang-part-2.html
sisfo.itp.ac.id/bahanajar/.../Materi%20Pertemuan%20XI,XII,XIIIdoc.pdf
http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/Mulyati/Bahan%20Ajar%20Statika/
Materi%20Ajar/Materi%20Pertemuan%20XI,XII,XIIIdoc.pdf
burhan.blog.uns.ac.id/files/2010/05/rangka-cremona.pdf
staff.uny.ac.id/sites/.../6.%20Modul_Pembelajaran_MEKTEK%20II.pdf
http://ejurnal.ukrimuniversity.ac.id/file/11402.pdf
http://burhan.blog.uns.ac.id/files/2010/05/rangka-batang-cremona.pdf.
http://www.skipnesia.com/2014/10/contoh-kata-pengantar-makalah-yang-
baik.html

Anda mungkin juga menyukai