(a) Konfigurasi Tidak Stabil (b) Konfigurasi Stabil (c) Gaya Batang
• Gambar (a) Struktur yang tidak stabil, garis putus-putusnya menunjukkan mekanisme
runtuhnya (collapse), bila dibebani. Bentuk tersebut dapat dengan mudah berubah bentuk
atau runtuh bila dibebani tanpa adanya perubahan panjang pada setiap batangnya.
• Gambar (b) Struktur yang stabil, tidak dapat berubah bentuk atau runtuh seperti gambar
(a). Bentuk segitiga lebih stabil, karena deformasi yang diakibatkan beban luar bersifat
minor dan diasosiasikan dengan perubahan panjang pada tiap batangmya. Selain itu
ditunjukkan juga dengan tidak adanya perubahan sudut antara dua batang bila struktur
tersebut dibebani. (Bandingkan dengan (a) yang perubahan sudutnya besar sekali).
• Gambar (c) Gaya batang pada struktur stabil akibat beban luar yang bekerja. Gaya-gaya
batang yang dapat terjadi adalah tarik dan tekan (pada gambar (c) gaya tekan semua).
Tidak ada lentur pada struktur tersebut.
Konfigurasi Segitiga pada Rangka Batang
C C C C
(a) Gaya tarik (T) dan Gaya
C T T C Tekan (C) pada batang
C T C T C
akibat beban yang
bekerja pada simpul
T T T T
• Karena susunan segitiga dari batang-batang adalah bentuk yang stabil, maka sembarang
susunan segitiga juga akan membentuk struktur yang stabil dan kaku
• Pengaruh beban luar pada struktur adalah berupa gaya tarik atau tekan murni pada setiap
batangnya.
• Pola tarik dan tekan pada masing-masing batang dapat berubah tergantung bagaimana beban
luar bekerja
• Beban luar hanya bekerja pada titik hubung batang berupa beban terpusat
• Bila beban bekerja pada batang, akan timbul tegangan lentur sehingga dapat mengakibatkan
desain batang menjadi lebih rumit dan efisiensi keseluruhan batang menjadi berkurang
Gaya Batang adalah gaya-gaya dalam (gaya aksial) pada
elemen batang pada rangka batang
A
C
A
C • Gambar (b) Sifat gaya (tarik atau tekan) batang diagonal
B B dapat ditentukan dengan mula-mula membayangkan
batang tersebut tidak ada dan melihat kecenderungan
F D
E
deformasi rangka batang tersebut. Jadi, diagonal yang
terletak diantara B dan F pada rangka batang A mengalami
(b)
tarik karena berfungsi mencegah menjauhnya titik B dan F
B
A
C
• GAmbar (c) : Distribusi gaya batang pada rangka batang
tersebut
C = gaya tekan (Compression)
C C 0 0
T = gaya tarik (Tension)
(c) C T C T C 0 C 0 C 0
Gambar 2.4. Konfigurasi Batang Stabil (b) dan Tidak Stabil (a)
B
A
Gambar 2.5. Rangka Batang Stabil dengan Pola Batang Bukan Segitiga
B C D
A
Gambar 2.6 Rangka Batang dengan Jumlah Batang Melebihi yang Diperlukan untuk Kestabilan
m = 2j – r (2.1)
m : jumlah batang
j : jumlah simpul/joint
Lm A1 A2
T
A B1 B2 C
D
Lm Lm
P ton
VA
B
A1
Lm A2
A1
T B2,B1
VC
A B1 B2 C
HA= 0 D A2
d. Arah panah pada ujung batang dekat dengan titik simpul yang
ditinjau bisa berupa arah menuju titik simpul atau meninggalkan titik
simpul. Bila pada ujung tersebut menuju titik simpul maka pada
ujung lainnya juga dibuat arah panah menuju titik simpul, demikian
sebaliknya. (Sehingga pada satu batang terdapat 2 tanda panah yang
berlawanan)
e. Lanjutkan ke titik simpul yang lain dengan cara yang sama untuk
menentukan gaya pada batang yang lain yang belum diketahui.
f. Setelah selesai semua gaya batang diketahui, besarnya gaya batang
masing-masing dapat ditentukan dengan menghitung besarnya gais
gaya yang tergambar pada cremona dan mengalikannya dengan
skala yang sudah ditentukan.
Jenis gaya batang dapat ditentukan dari arah gaya pada rangka batang,
yaitu :
• BATANG TEKAN : apabila tanda panah menunjukkan arahnya
menuju titik simpul
• BATANG TARIK : apabila tanda panah menunjukkan arahnya
meninggalkan titik simpul
Latihan 2.2
Tentukan Gaya Batang berikut dengan menggunakan metode Cremona !
P ton P ton
B F
P ton A2 P ton A2 A3 P ton
D B E
A3
D1 D1
T
Lm Lm
A1 D1 A4 A1 C A4
D2
B1 B2
A B1 B2 C A C
D
Lm Lm Lm Lm
metode perhitungan gaya batang pada struktur rangka batang dengan
cara analitis dengan yang berdasarkan persamaan keseimbangan pada
setiap titik kumpul dengan meninjau salah satu bagian potongan
struktur P ton
Lm A1 A2
T
A B1 B2 C
D
Lm Lm
(a)
P ton
B
I
Lm A2
T
A1
A B2 C
HA= 0 B1 D
P ton
II
B
A1 A2
Lm
T
A B2 C
HA= 0 B1 D
P ton P ton
B F
P ton A2 P ton A2 A3 P ton
D B E
A3
D1 D1
T
Lm Lm
A1 D1 A4 A1 C A4
D2
B1 B2
A B1 B2 C A C
D
Lm Lm Lm Lm
Metode Keseimbangan Titik Kumpul
metode perhitungan gaya batang pada struktur rangka batang dengan
cara analitis dengan cara analitis dengan yang berdasarkan persamaan
keseimbangan pada setiap titik kumpul.
P ton
Lm A1 A2
T
A B1 B2 C
D
Lm Lm
(a)
P ton
A1 sin a
Lm A2 A1
T
A1
A B2 C A a
HA= 0 B1 A1 cos a
D
P ton
A1
Lm A2
T
T
A C
HA= 0 B1 D B2
II B1 D B2
VA = P/2 VC= P/2
Lm Lm
(d) (e)
Langkah-langkah perhitungan dengan
Keseimbangan titik Kumpul
P ton P ton
B F
P ton A2 P ton A2 A3 P ton
D B E
A3
D1 D1
T
Lm Lm
A1 D1 A4 A1 C A4
D2
B1 B2
A B1 B2 C A C
D
Lm Lm Lm Lm