Anda di halaman 1dari 11

A.

IDENTITAS MODUL

Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Bengkalis Pertemuan ke :7&8


Jurusan/Program Studi : Teknik Sipil Modul ke : VI
Kode Mata Kuliah : TSKB 3304 Jumlah Halaman : 10
Nama Mata Kuliah : Struktur Kayu Mulai Berlaku : 2016

B. KOMPONEN MODUL
1. Judul Modul
MODUL VI
BALOK LENTUR

2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dan merencanakan struktur batang lentur.

3. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


a. Pendahuluan
b. Pengaku lateral
c. Perencanaan batang lentur
d. Takikan
e. Lendutan

4. Indikator Pencapaian
Mahasiswa dapat menjelaskan :
a. Apa saja yang mempengaruhi batang lentur
b. Cara menentukan penggunaan pengaku lateral pada batang tekan
c. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam merencanakan batang lentur

5. Referensi
Inggar dan Awaludin Ali, Konstruksi Kayu, UGM Press, DI Yogyakarta.

59
SNI 7973-2013, 2013, Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu, BSN.

C. MATERI MODUL
1. Pendahuluan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan
struktur batang lentur, diantaranya momen lentur, gaya geser, lendutan
yang terjadi dan model tumpuannya. Perencanaan batang lentur biasanya
dimulai dengan mencoba-coba dimensi balok kayu yang kemudian di
kontrol terhadap momen lentur, gaya geser dan lendutan yang terjadi.
Apabila tidak memenuhi maka dimensi yang direncanakan harus diganti
dengan yang lebih besar, begitupun sebaliknya.
2. Pengaku lateral
Struktur balok lentur yang dibebani terhadap sumbu kuatnya dan
rasio perbandingan d/b > 2, harus dipasang pengaku lateral pada
tumpuan-tumpuannya untuk mencegah terjadinya rotasi atau peralihan
lateral.
Pada SNI 7973-2013 pasal 4.4.1.2, mengatur tentang
penggunaan pengaku lateral. Dimana Balok kayu gergajian
berpenampang persegi panjang yang digunakan sebagai balok, gording,
joist atau komponen struktur lentur lainnya, harus didesain sesuai dengan
persyaratan berikut agar terdapat kekangan terhadap rotasi atau peralihan
lateral. Apabila rasio tinggi per lebar, d/b, yang didasarkan pada dimensi
nominal adalah :
a. d/b ≤ 2 ; tumpuan lateral tidak diperlukan
b. 2 < d/b ≤ 4 ; kedua ujung harus ditahan pada posisinya, dengan
menggunakan kayu solid tinggi penuh atau dengan memaku atau
membuat ke komponen struktur lain, atau dengan cara-cara lain yang
dapat diterima.
c. 4 < d/b ≤ 5 ; tepi tekan dari komponen struktur lentur harus ditahan
diseluruh panjangnya untuk mencegah terjadinya peralihan lateral,
misalnya dengan penutup lantai, dan di ujung-ujung di titik-titik

60
tumpu ditahan posisinya untuk mencegah rotasi dan/atau peralihan
lateral.
d. 5 < d/b ≤ 6 ; penahan berupa blok solid tinggi penuh atau batang
pengaku diagonal harus dipasang pada interval tidak lebih dari 2438
mm, tepi tekan komponen struktur tersebut harus ditahan dengan
penutup lantai, dan di ujung-ujung di titik-titik tumpu harus ditahan
posisinya untuk mencegah rotasi dan/atau peralihan lateral.
e. 6 < d/b ≤ 7 ; kedua tepi komponen struktur harus ditahan diseluruh
panjangnya dan di ujung-ujung di titik-titik tumpu harus ditahan
posisinya untuk mencegah rotasi dan/atau peralihan lateral.

Pengaku lateral tidak diperlukan pada balok berpenampang


bundar, bujur sangkar, atau persegi panjang yang mengalami lentur
terhadap sumbu lemahnya saja.
Pengaku lateral harus diadakan pada semua balok kayu masif
berpenampang persegi panjang sedemikian sehingga rasio kelangsingan
(Rb) tidak melebihi 50. Pada SNI 7973-2013 pasal 3.3.3.6, Rasio
kelangsingan RB, untuk komponen struktur lentur harus dihitung seperti
Persamaan 4.1
.
= < 50 .....(Pers. 6.1)

3. Perencanaan batang lentur


Struktur batang lentur direncanakan untuk dapat mendukung
gaya momen lentur dan gaya geser. Momen atau tegangan lentur aktual
tidak boleh melebihi nilai desain lentur terkoreksi.
≤ ′ ......(Pers. 6.2)
= × ......(Pers. 6.3)
= . ......(Pers. 6.4)

Dengan :
: Momen lentur terfaktor
′ : Tahanan lentur terkoreksi

61
: Kuat lentur terkoreksi
: Modulus penampang lentur

Apabila beban yang mengakibatkan lentur bekerja pada muka


balok yang berlawanan dengan muka tumpuan maka seluruh beban yang
terletak di dalam jarak d (tinggi balok) dari bidang muka tumpuan tidak
perlu diperhitungkan dalam menentukan gaya geser perlu seperti pada
Gambar 6.1 berikut :

Gambar 6.1 Reduksi gaya geser sejarak tinggi balok dari muka tumpuan
Sumber : Konstruksi Kayu, Inggar dan Awaludin Ali

Tahanan geser terkoreksi yang terjadi pada balok lentur harus


lebih besar atau sama dengan gaya geser terfaktornya. Tahanan geser
terkoreksi dapat dihitung dengan Persamaan 6.6 berikut :
≤ ′ ......(Pers. 6.5)

= . . ......(Pers. 6.6)

Dengan :
: Gaya geser terfaktor
′ : Tahanan geser terkoreksi
: Kuat geser sejajar serat terkoreksi
: Lebar penampang

62
: Tinggi penampang

Seperti yang tercantum pada Tabel 3.1 nilai kuat lentur


terkoreksi dan Kuat geser sejajar serat terkoreksi Fv’ dapat dihitung
dengan Persamaan 6.7 dan Persamaan 6.8 berikut :
= . . . . . . . . .∅ . ......(Pers. 6.7)
= . . . . .∅ . ......(Pers. 6.8)
Dengan :
: Kuat tekan sejajar serat (lihat Tabel 2.1)
: Faktor Layan Basah (lihat Tabel 3.2)
: Faktor Temperatur (lihat Tabel 3.3)
: Faktor stabilitas balok
: Faktor Ukuran
: Faktor penggunaan rebah
: Faktor tusukan (lihat Tabel 3.4)
: Faktor komponen struktur berulang = 1,15
: Faktor Konversi Format (lihat Tabel 3.5)
∅ : Faktor Ketahanan (lihat Tabel 3.6)
: Faktor Efek Waktu (lihat Tabel 3.7)

Berdasarkan SNI 7973-2013, faktor stabilitas balok bernilai CL


= 1 apabila tinggi komponen struktur lentur tidak melebihi lebarnya, d ≤
b, sehingga tumpuan lateral tidak diperlukan. Jika balok lentur kayu
gergajian ditumpu lateral diseluruh panjangnya untuk mencegah
peralihan lateral, dan ujung-ujung tumpu mempunyai tumpuan lateral
untuk mencegah rotasi, maka nilai CL = 1. Tetapi jika balok lentur
melebihi lebarnya, d > b, maka harus diberi tumpuan lateral di titik-titik
tumpu untuk mencegah rotasi atau peralihan lateral.
Panjang bentang efektif, le, untuk komponen struktur bentang
tunggal atau kantilever harus ditentukan berdasarkan Tabel 6.1 berikut :

63
Tabel 6.1 Panjang efektif le, untuk komponen struktur lentur, (mm)
Kantilever1 Apabila < 7 Apabila ≥
Beban terbagi rata = 1,33 = 0,90 +3
Beban terpusat diujung bebas = 1,87 = 1,44 +3
Balok Bentang Tunggal1,2 Apabila < 7 Apabila ≥
Beban terbagi rata = 2,06 = 1,63 +3
Beban terpusat di pusat tanpa tumpuan
= 1,8 = 1,37 +3
lateral antara
Beban terpusat di pusat dengan tumpuan
= 1,11
lateral di pusat
Dua beban terpusat sama di titik-titik 1/3
= 1,68
dengan tumpuan lateral dititik-titik 1/3
Tiga beban terpusat sama di titik-titik ¼
= 1,54
dengan tumpuan lateral di titik-titik 1/4
Empat beban terpusat sama di titik-titik 1/5
= 1,68
dengan tumpuan lateral di titik-titik 1/5
Lima beban terpusat sama di titik-titik 1/6
= 1,73
dengan tumpuan lateral di titik-titik 1/6
Enam beban terpusat sama di titik-titik 1/7
= 1,78
dengan tumpuan lateral di titik-titik 1/7
Tujuh atau lebih beban terpusat sama,
berjarak sama, dengan tumpuan lateral di = 1,84
titik-titik beban
Momen ujung sama = 1,84
1
untuk balok bentang tunggal atau kantilever dengan kondisi beban tidak tercantum di dalam
tabel :
= 2,06 <7

= 1,63 7< < 14,3

= 1,84 > 14,3


Sumber : SNI 7973-2013

Dimana Lu adalah jarak antara titik-titik tumpu ujung, atau


panjang kantilever. Atau Lu adalah jarak antara titik-titik tumpuan lateral
jika balok diberikan tumpuan lateral diantara tumpuan lateral tumpu.
Faktor stabilitas balok, CL, harus dihitung dengan Persamaan
6.9 berikut :

∗ ∗ ∗
= ,
− ,
− ,
.....(Pers. 6.9)

Dengan :

64

= nilai desain lentur acuan dikalikan dengan semua faktor
koreksi kecuali dan
,
= .....(Pers. 6.10)

Untuk kayu dimensi yang tebalnya 50,8 mm sampai 101,6 mm


yang dipilah secara visual harus dikalikan dengan faktor ukuran (CF)
yaitu 1,0. Namun jika kayu yang tebalnya 127 mm atau lebih besar
melebihi 305 mm dan dipilah secara visual, maka nilai desain lentur
acuan Fb, harus dikalikan dengan faktor ukuran CF, berdasarkan
Persamaan 6.11 berikut :
/
= ≤ 1,0 .....(Pers. 6.11)

Nilai desain lentur acuan Fb, juga harus dikalikan dengan faktor
penggunaan rebah, Cfu seperti pada Tabel 6.2 berikut, jika kayu yang
tebalnya 50,8 sampai 101,6 mm dibebani pada sisi lebarnya.
Tabel. 6.2 Faktor penggunaan rebah
Lebar (tinggi) Tebal (mm)
(mm) 50 dan 75 100
50 dan 75 1,0 -
100 1,1 1
125 1,1 1,05
150 1,15 1,05
200 1,15 1,05
250 dan lebih besar 1,2 1,1
Sumber : SNI 7973-2013

Faktor komponen struktur berulang, Cr = 1,15, harus dikalikan


dengan nilai desain acuan, Fb, untuk kayu dimensi yang tebalnya 50,8
mm sampai 101,6 mm, apabila komponen struktur tersebut digunakan
sebagai joist, batang pada rangka batang, gording, dek, balok lantai atau
komponen struktur serupa yang satu sama lain berkontak atau berjarak
tidak lebih dari 610 mm as ke as, banyaknya tidak kurang dari tiga, dan

65
dihubungkan satu sama lain dengan lantai, atap atau elemen-elemen
pendistribusian beban lain yang memadai untuk memikul beban desain.
Hal ini didasarkan atas peningkatan kapasitas pikul beban dan
kekakuan yang diperoleh apabila komponen struktur majemuk yang
dikencangkan satu sama lain atau dihubungkan dengan elemen-elemen
transversal pendistribusi beban. Peningkatan ini sudah dibuktikan baik
secara analisis maupun tes. Hal ini mereflesikan dua interaksi, pembagi
beban atau redistribusi beban diantara komponen-komponen struktur
yang berhubungan satu sama lain, dan aksi komposit parsial dari
komponen-komponen struktur tersebut serta material penutupnya.

4. Takikan
Takikan pada balok harus dihindari, terutama yang terletak jauh
dari tumpuan dan berada pada sisi tarik. Konsentrasi tegangan yang
disebabkan oleh takikan dapat dikurangi dengan menggunakan
konfigurasi takikan yang di iris miring. Takikan pada ujung balok tidak
boleh melebihi ¼ tinggi balok untuk balok masif atau 1/10 tinggi balok
untuk balok glulam (kayu laminasi struktural)

Gambar 6.2 Takikan pada tumpuan ujung

Takikan interior, terletak di sepertiga luar dari bentang


komponen struktur lentur kayu gergajian bentang tunggal, diperbolehkan
dan tidak boleh melebihi 1/6 tinggi komponen struktur tersebut. Takikan
interior di sisi tarik komponen struktur lentur kayu gergajian yang

66
tebalnya 89 mm (tebal nominal 101,6 mm ) atau lebih besar tidak
diperkenankan, seperti pada Gambar 6.2 berikut :

Gambar 6.3 Pembatasan takikan untuk balok kayu gergajian


Sumber : SNI 7973-2013

5. Lendutan
Ada beberapa faktor yang menentukan terjadinya lendutan
diantaranya gaya luar, bentang balok, momen inersia penampang dan
modulus elastisitas. Lendutan pada batang lentur dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan tegangan. Sehingga pada jenis struktur tertentu
lendutan menjadi batasan untuk menentukan penampang balok.
Untuk balok lentur dengan beban merata sepanjang bentang atau
beban terpusat ditengah bentang lendutan maksimum dapat dihitung
berdasarkan Persamaan 6.12 dan Persamaan 6.13 berikut ini :
.
∆ = . .
.....(Pers. 6.12)
.
∆ = . .
.....(Pers. 6.13)

Dimana :
w = beban terbagi rata
P = beban terpusat

67
L = panjang bentang
E = modulus elastisitas
I = momen inersia penampang
Kontrol terhadap lendutan ijin harus dilakukan setelah
mengetahui lendutan maksimum yang terjadi. Lendutan yang diijinkan
dapat dihitung dengan Persamaan 6.14 dan Persamaan 6.15 berikut ini :
Untuk konstruksi terlindung : ∆ = .....(Pers. 6.14)

Untuk konstruksi tak terlindung : ∆ = .....(Pers. 6.15)

D. RANGKUMAN
1. Perencanaan batang lentur harus memperhatikan momen lentur, gaya
geser, lendutan yang terjadi dan model tumpuannya.
2. Batang lentur yang memiliki rasio perbandingan d/b > 2, harus dipasang
pengaku lateral pada tumpuan-tumpuannya untuk mencegah terjadinya
rotasi atau peralihan lateral.
3. Batang lentur harus mempunyai tahanan lentur terkoreksi serta tahanan
geser terkoreksi lebih besar dari momen terfaktor maupun gaya geser
terfaktornya.
4. Takikan yang diijinkan pada ujung balok tidak boleh melebihi ¼ tinggi
balok untuk balok masif atau 1/10 tinggi balok untuk balok glulam.

E. EVALUASI
1. Pada jenis struktur seperti apa balok lentur tidak memerlukan pengaku
lateral ?
2. Jika suatu penampang balok mampu memikul momen lentur terfaktor dan
gaya geser terfaktor namun lendutan yang terjadi lebih besar dari lendutan
ijin, apakah penampang tersebut bisa dipakai ?
3. Rencanakan penampang yang mampu memikul beban terfaktor akibat
beban terbagi rata dari kombinasi pembebanan 1,2 D + 1,6 L, mempunyai
momen lentur maksimum sebesar 6 kNm dan gaya geser maksimum 9

68
kN. Jika diketahui kayu yang digunakan mempunyai kode mutu E 20
mutu A dan balok berada diatas tumpuan sederhana dengan panjang 3 m.
4. Suatu balok kayu berpenampang 80/120 mm dengan panjang bentang 2,5
m, balok diperuntukkan memikul sistem lantai yang mendukung beban
terbagi rata (termasuk berat sendiri) dengan kode E20 mutu A. Tentukan
berapa beban maksimum yang mampu dipikul oleh balok tersebut.
Asumsikan beban dengan kombinasi pembebanan 1,4D.
5. Pada soal no.4 tentukan berapa tinggi maksimum takikan yang diijinkan
pada tumpuannya.

69

Anda mungkin juga menyukai