Anda di halaman 1dari 31

Konstruksi Kayu

BAB VI
BALOK SUSUN

6.1 Balok Susun dengan Pasak Kayu dan Kokot


Seringkali dimensi yang ada untuk balok tidak cukup tinggi seperti yang
dibutuhkan, sehingga beberapa balok harus disusun jadi satu. Pada balok-balok
susun tersebut akan timbul tegangan geser akibat gaya lintang pada bentang balok.
Apabila balok-balok tersebut tidak dilekatkan satu sama lain maka balok-balok
tersebut akan bergeser sehingga tidak satu kesatuan lagi.
Untuk melekatkan balok-balok susun tersebut dapat digunakan baut. Tetapi
karena menimbulkan gaya geser, maka pada bidang kontak antara balok-balok
susun harus diberi alat sambung yang mampu mendukung gaya tersebut Alat
sambung yang digunakan dapat berupa kokot/pasak disertai baut yang hanya
berfungsi untuk mengikat, atau bisa juga hanya digunakan serangkaian baut saja.
Alat-alat sambung tersebut dipasang merata di sepanjang bentang balok
yang jumlahnya pada tempat tertentu dapat lebih banyak atau jarak antaranya lebih
sesuai dengan besarnya gaya lintang yang bekerja di tempat tersebut. Penempatan
alat sambung kokot/pasak dapat dilakukan secara grafis dengan bantuan bidang
momen (bidang M) maupun bidang gaya lintang (bidang D).
Dalam menghitung kekuatan dukung balok terhadap momen maupun
lendutan diberi faktor reduksi untuk perhitungan momen lembam (I) tahanan
momen (W) sesuai dengan PKKI 1961 ps.12.2.
Perhitungan jumlah alat sambung yang digunakan serta cara penempatannya
dapat dilihat pada contoh soal dan penyelesaian.

6.2 Balok Susun dengan Paku


Balok susun dengan alat sambung paku, dapat berbentuk balok I dengan
kampuh mendatar maupun balok pipa dengan kampuh tegak, atau sebaliknya. Yang
dimaksod dengan kampuft adalaft bidang kontak antara papan tempat awal paku
masuk kampuh mendatar faktor sebesar 0,8 sedangkan untuk kampuh tegak 0,9.
Karena maka diperhatikan tebal kayu muka/tempat awal paku masuk dalam
merencanakan dimensi balok. Selain itu berlaku. Penempatan paku dapat dilakukan
dengan membagi bentangan balok menjadi beberapa bagian lergantung bidang D-

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 46


Konstruksi Kayu

nya. Hal ini untuk menghindari penempatan paku yang banyak pada gaya lintang
yang kecil dan sebaliknya. Apabila pada tempat dengan gaya lintang yang terlalu
kecii atau nol sehingga dibutuhkan paku yang sangat sedikit, maka paku tersebut
dipasang berdasarkan jarak antara maksinaum 7.ho (ho = tebal byu muka/tempat
awal paku masuk).

6.3 Balok Susun dengan Papan Badan Miring


Balok susun ini juga dapat berbentuk balok pipa dan balok I. Dalam
menghitung kekuatan balok mandukung momen dan lendulan, sebaiknya momen
lembam papan badan miring tidak diperhitungkan supaya memberikan keamanan
yang lebih besar.
Pemasangan papan-papan badan dibuat sedemikian rupa sehingga papan-
papan lersebut mendukung gaya tarik. Karena gaya tarik tidak dibahayakan adanya
faktor tekuk.
Untuk hubungan setiap papan badan dengan bagian flens minimal harus ada
4 (empat) batang paku. Begitu juga dengan batang pengaku.
Batang pengaku pada setiap jarak tertentu yang biasanya sebesar tinggi
balok yang bersangkutan. Tinggi balok dapat direncanakan 1/8-1/12 L (L = panjang
benlang balok).
Untuk setiap hubungan papan badan dengan flens dibutuhkan.paku yaitu
untuk balok berbentuk pipa:
b b . D .Ss
n= ................................................................................(6.1)
2 . I . sin α. cos α. P

bb = lebar papan badan.


D = gaya linlang maksimum
Ss = statis momen terhadap garis netral.
I = momen lemban lerhadap garis netral.
α = sudut kemiringan papan badan tetap flens.
P = kekuatan ijin paku.
Ukuran badan papan sekitar 2 – 3x14 cm. Sedangkan ukuran flens
tergantung pada gaya tarik yang dialami flens bawah dan gaya tekan pada flens atas
(bagian tarikan dan bagian tekanan), juga kekuatan balok terhadap lentur serta
lendutan yang diijinkan.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 47


Konstruksi Kayu

Untuk balok terbentuk I jumlah paku pada setiap hubungan papan badan
dengan flens:
D .Ss . b b
n= ..............................................................................................(6.2)
2 . I . cos α. P

6.4 Contoh Soal dan Pembahasan


Soal 1

Gambar 6.4a Balok dengan beban terpusat


Kayu Damar, 1 = 4,5 m, P= 4 ton β = γ = 1. Balok terdiri dari 3 (tiga) bagian, b =
18 cm. Tentunya h-nya, kemudian lukiskan pemasangan kokot Bulldog.

Penyelesaian
β =1 , γ =1
Kayu Damar, lampiran I PKKI 1961 → kelas kuat III,
σlt = 75 kg/cm2
σtr // = 60 kg/cm2
τ// = 8 kg/cm2

PKKI 1961 ps. 12.2 untuk balok susun 3 bagian, konstruksi terlindung :
Wnt = 0,8 . 1/6 . b . h2 = 0,8 . 1/6 . 18 . h2
= 2,4 . h2
In = 0,3 . 1/12 . b . h3
σlt = Mmaks/Wnt , Mmaks = ¼ . P . 1 = ¼ . 4000 . 450
= 4,5 t.m
4,5 . 10 5
Wnt = 2,4 . h2 = = 6000
75
h2 = 2500 , h = 50 cm
digunakan balok 3 x 18/18 → h = 3 . 18 = 54 cm > 50 cm (OK)
I = 1/12 . 18 . 543 = 236196 cm4
Kayu kelas kuat III,
E = 8000 kg/cm2

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 48


Konstruksi Kayu

D = ½ . P = 2000 kg
Kontrol lendutan :
f ijin = 1/300 . 1 = 1,5 cm
1 P .13 4000 . ( 450 ) 3
fmaks = . E .In = = 1,34
48 48 .80000 .0,3. 236196

cm
< 1,5 cm

Gambar 6.4b Potongan Balok Tersusun

Kontrol tegangan geser di garis netral :


3 D 3 300
τ maks = . b.h = . 18 . 54 = 3,1 kg/cm2
2 2

< τ// = 8 kg/cm2


Ss = 18 . 18 . 18 = 5832 cm2

Pada bidang geser atas/bawah,


D .S 20010 . 5832
τ = b.I = 18 . 236196

= 2,74 kg/cm2
Ditinjau setengah bentangan :
Gambar 6.4c Bidang gaya lintang
Gaya geser yang didukut kokot,
L = ½ . l . τ . b = ½ . 2,74 . 18 = 11097 kg
Ukuran kayu terkecil 18/18, dipilih kokot persegi 13 x 13 cm dengan baut φ ¾” P =
1,7 ton.
Jarak kayu muka = 15 cm
Jarak antar baut = 23 cm
Kayu Damar, lampiran I PKKI 1961, Bj-rata-rata = 0,5
→ tidak ada koreksi Bj, β = γ = 1, Pr = 1,7 ton,

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 49


Konstruksi Kayu

11097
n= = 6,5 → digunakan 7 kokot.
1700

Karena bidang D sama untuk seluruh bentang d, maka jarak-jarak antar baut sama.
Penempatan kokot dengan bantuan bidang M (dengan skala) :

Gambar 6.4d Penempatan kokot dengan bantuan bidang M


1 / 2 . 450 − 30
a 1= =32,5 cm > 23 cm (OK)
6
Pada bagian tengah : a1 = 2 . 15 = 30 > 23 cm

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 50


Konstruksi Kayu

Gambar 6.4e Detail penempatan kokot


Catatan : Penempatan kokot /pasak dengan bantuan bidang M sebagai berikut
- Gambar bidang momen
- Garis vertikal pada momen maksimum (tengah-tengah bentang)
dibagi menjadi n-bagian (n=jumlah kokot/pasak).

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 51


Konstruksi Kayu

- Dari tengah-tengah n-bagian ditarik gari mendatar sejajar sumbu


balok memotong garis bidang pada momen.
- Pada perpotongan tersebut taik garis vertikal ke atas memotong
sumbu balok. Di sanalah ditempatkan pusat kokot/pasak.

Soal 2
Balok seperti pada gambar 32. b = 18
cm , h = 2 x 20 cm.

Gambar 6.4f Balok dengan beban terpusat


Penyelesaian :
Tidak ada keterangan lai, β = γ = 1
Kayu jati, σlt =130 kg/cm2
σds // = 110 kg/cm2

τ//
= 15 kg/cm2

Kayu Kesambi, lampiran I PKKI 1961→ kelas kuat I,


σlt
= 150 kg/cm2
σds // = 120 kg/cm2

τ//
= 20 kg/cm2

3 D
τmaks = . b.h
2
3 2000
= . 18 , 40 = 4,17 kg/cm2
2
Gambar 6.4g Bidang gaya lintang
Gaya lintang hanya terjadi pada bagian AC dan DB, sehingga pada bagian
tersebut perlu diberi pasak. Sedangkan pada bagian CD cukup diberi baut lekat
saja.
o Ditinjau dair bagian AC :
Gaya geser yang didukung pasak,

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 52


Konstruksi Kayu

L = lAC . τ maks . b = 150 . 4,17 . 18 = 11259 kg


Kebutuhan pasak,
Pada balok asli : Lds = L/ σds // = 11259/110 =102,35 cm2
Lds = n . t . b
n . t = 102,35/18 = 5,7 cm
diambil t =2 cm, n = 2,9 → 3 pasak
a = 5t = 10 cm (10 ≤ a ≤ 15 cm)

kontrol tegangan geser pasak,


L 11259
τ = n .a . b = 3 .10 .18 = 20,85 kg/cm2

> τ// = 20 kg /cm2 (Not OK)


Dicari harga a baru
a ≥ 5t
n . a . b = 3 . a . 18 = 112/20
a = 10,4 cm → digunakan a = 11 cm
jarak antar ujung pasak (kontrol tegangan geser pada batang asli),
Lgsr = n . a1 . b = L/ τ//
3 . a1 . 18 = 11259/15
a1 = 13,9 cm
∴ a =11 cm
t = 2 cm
a1 ≥ 13,9 cm
Penempatan pasak dengan bantuan bidang M :
a1 = 25,5 - ½ . a
= 25,5 – ½ .11
= 2 cm > 13,9 cm (OK)
a1= 49,5 – a = 49,5 – 11
= 38,5 cm > 13,9 cm (OK)
Gambar 6.4h Penempatan pasak dengan bantuan bidang M
Pemasangan pasak untuk bagian DB = bagian AC. Pada soal ini hanya diminta
menyusun balok tersebut dengan pasak. Jadi tidak perlu kontrol dengan lentur balok

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 53


Konstruksi Kayu

maupun lendutan balok, karena dimensi balok sudah ditentukan dan tidak disyaratkan
dapat diubah.

Gambar 6.4i Penempatan pasak

Soal 3

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 54


Konstruksi Kayu

Sebuah balok susun untuk kosntruksi gelagar jembatan berukuran 1 x 15/25 dan
2 x 15/10 dari kayu ber-Bj = 0,62. Alat penyusun yang dipakai adalah kokot Bulldog
persegi 4” x 4” dengan baut φ 5/8”. Apabila bentang jembatan 6 m, serta dihitung pada
beban permanen,
a. hitung q maksimum dalam t/m’ yang masih aman dapat ditahan oleh balok
susun tersebut, apabila berat sendiri diabaikan, serta lendutan yang diijinkan
12 mm.
(q = beban terbagi rata)
b. hitung dan gambar penempatan kokot Bulldog dengan skala yang baik.

Gambar 6.4j1 Kokot Bulldog


Penyelesaian :
a. β = 5/6 , γ = 1
Kayu dengan Bj = 0,62,
σ// . r = 170 . 0,62 . 5/6 = 87,83 kg/cm2
σds // r = 150 . 0,62 . 5/6 = 77,50 kg/cm2
τ// r = 20. 0,62 . 5/6 = 10,33 kg/cm2
PKKI 1961 ps. 12,2, Wnt = 0,7 . 1/6 . b . h2 (dengan kokot)
= 0,7 . 1/6 . 15 .(45)2 = 3543,75 cm2
o Mmaks = 1/8 . q . l2 =1/8 . q . 62 = 4,5 . q t.m
Mmaks = σlt . r . Wnt
4,5 . q .105 = 87,83 . 3543, 75
q = 0,6917 t/m’

5 q .l4
o Lendutan maksimum, fmaks = .
384 E . Int

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 55


Konstruksi Kayu

Kayu dengan Bj = , 62 kelas kuat II, E = 100000 kg/cm2


PKKI 1961 ps. 12.2, Int = 0,3 . 1/12 . b . h3
= 0,3 . 1/12 . 15. 453
= 34171, 875 cm4
5 q . 600 4
fmaks fijin = 1,2 = .
384 100000 . 34171 ,875

= 0,243 t/m
∴ q maksimal yang masih aman = 0,243t/m’

b. Kokot buldog persegi 4” x 4” dengan baut φ 5/8”,


P = 1,5 ton
Jarak kayu muka = 11 cm
Jarak antar baut = 17 cm
Bj= 0,62 . β = 5/6 , γ = 1.,
Pr = 1,5 . 0,62/0,5 . 5/8 = 1,55 ton
Ditinjau dari segi bentang :

Ss = 10 . 15 . 17,5 = 2625 cm3


I = 1/12 . 15 . 453 = 113906, 25 cm4
D = ½ . q . 1 = ½ . 0,243 . 6
= 0, 729 ton
b = 15 cm
D .S D .S
τ = b.I = b.I

Gambar 6.4j2 Detail Kokot Bulldog


Gaya yang didukung kokot :
L =½.½.1.τ .b
= ¼ . 600 . 1,12 . 15 = 2520 kg
L
n = = 1,6 → digunakan 2 kokot
Pr
Penempatan kokot dengan bantuan bidang D (Dengan skala):

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 56


Konstruksi Kayu

Pada gambar 42 :
Jarak kayu muka
= 42,5 cm > 17 cm -ok-
Jarak antar baut
= 115 cm > 17 cm -ok-

Gambar 6.4j3 Penempatan kokot dengan bantuan bidang D

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 57


Konstruksi Kayu

Gambar 6.4k Detail kokot dengan bantuan bidang D

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 58


Konstruksi Kayu

PKKI 1961 ps. 12,2 Int = 0,6 . 1/12 . b . h3


= 0,6 . 1/12 . 16 . 463
= 778868,8 cm4
5 13 . 450 4
fmaks = . = 0,89 cm < fijin = 1,125 cm (OK)
384 1000000 .77868 ,8

Kontrol tegangan geser :


D
τmaks = . D = ½ . q . 1 = ½ . 13 . 450
b.h

= 2925 kg
3 2925
τmaks = . 16 . 46 = 5,96 kg/cm2 < τ// r = 10 kg / cm2
2
Ditinjau setengan bentang :
Gaya yang didukung pasak, L = ½ . ½ . 1 . τmaks . b
= ¼ . 450 . 5,96 . 16
= 10728 kg
Pada batang asli
L
Lds = n . t . b = σ
ds // r

L
n . t . 16 = σ
ds // r

n.t = 9,466 cm
diambil t = 2,5 cm , n = 3,8 → n = 4 buah pasak
n=4 → t = 2,4 cm
a = 5t = 12 cm
Kontrol geser pasak
Pasak dari kayu Kesambi, kelas-kuat I,
σds // r = 130 . 5/6 = 108,33 kg/cm2
τ// r
= 20 . 5/6 = 16,67 kg/cm2
10728
τ = 4 .12 .16 = 14 kg/cm2 < 16,67 kg / cm2 (OK)

Kontrol geser pada batang asli :

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 59


Konstruksi Kayu

L
Lgsr = n . a1 . b = τ
// r

10728
4 . a1 . 16 =
10
a1 = 16, 7625 cm (minimal)
Penempatan pasak dengan bantuan bidang D (dengan skala)

Pada gambar 43 :
a1 = 32,5 – a
= 32,5 – 12
= 20,5 cm
> 16,7652 cm (OK)

Gambar 6.4l Penempatan pasak dengan bantuan bidang D

Gambar 6.4m Detail kokot


Soal 4

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 60


Konstruksi Kayu

Gambar 6.4n Balok dengan beban terpusat

Diketahui balok gabungan seperti gambar. Panjang bentang 8 m. Balok dibebani


beban terpusat P di C. Berat sendiri balok diabaikan. Konstruksi terlindung, beban
sementara, kayu kelas kuat II, Bj = 0,5
P .a 2 . b 2 1
fc = ≤ .L
3.E . I.L 300
a. Hitung P maksimal yang dapat didukung balok.
b. Hitungan banyak paku dan gambarkan penempatannya.

Penyelesaian :
β = 1 , γ = 5/4
Kayu kelas kuat II, E = 100000 kg/cm2
σlt . r = 100 . 5/4 = 125 kg/cm2
σds // r = 85. 5/4 = 106,25 kg/cm2
τ// r = 12 . 5/4 = 15 kg/cm2
P. a.b 2. 6
a) Mmaks = = . P = 1,5 . P kg . m
L 8
I = 4 . 1/12 . 5 . 123 + 4 . 5 . 12 . 142 + 1/12 . 4 . 403
= 71253,3333 cm4
Kampuh tegak, faktor reduksi = 0,9
Mmaks = σlt . r . Wr
71253 ,333 . 0,9
150 . P = 125 . → P1 = 2672 kg
20
fijin = 1/300 . L = 1/300 . 800 . = 2,6667 cm
P .a 2 . b 2
fmaks = fC =
3 . E . Ir . L

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 61


Konstruksi Kayu

P . 200 2 . 600 2
2,667 =
3 . 100000 .0,9 . 71253 ,333 . 800

Dmaks = RA = P . b/L = 6/8 . P = 0,75 . P


D maks S
τ// r =
.
, S = 2 . 5 . 12 . 14 + 4 . 20 . 10
b.I

= 2480 cm3
15 . 4 . 71253 ,3333
Dmaks = 0,75 . P =
2480
→ P3 = 2298,4946 kg
∴ P maksimal yang diijinkan = 2298,4946 kg
b) Untuk penempatan paku, bentangan dibagi 2 bagian,
Bagian I, D = 0,75 . P = 1723,871 kg
Bagian II, D = 0,25 . P = 574,624 kg
SS = 2 . 5 . 12 . 14 = 1680 cm3
D1 . Ss 1723 , 871 .1680
τ 1 . b1 = = 71253 , 333 = 40,6452 kg/cm
I
L1 = τ 1 . b1 . a = 40,6452 . 200 = 8129,04 kg
D 2 . Ss 574 ,624 . 1680
τ 2 . b1 = = 71253 , 333 = 13,5484 kg/cm
I
LII = τ 2 . b1 . b = 13,5485 . 600 = 8129,04 kg
Kayu muka = 5 cm > 4 cm → tidak bisa digunakan, dipilih paku dengan panjang
1= 5+4+3d
→ 41/2” BWG 6 (52/114), lp = 11,4 cm
l = 5 + 4 + 3 . 0,52 = 10,56 cm lp = < lp = 11,4 cm (OK)

Bj = 0,5, (dari Tabel) → Tk = 125 kg/cm2 , l = 5 cm > 7d = 3,64 cm


2
P = 3,5 . d . Tk (tampang satu)
= 3,5 . (0,52)2 . 125 = 118,3 kg
Pr = 118,3 . 5/4 = 147,875 kg

o Bagian I
8129
n = 147 ,875 = 54,97 → digunakan 56 paku.

Jarak yang dibutuhkan : 2 . 12d + 27 . 10d = 152, 88 cm < 200 cm(OK)

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 62


Konstruksi Kayu

Dipasang : 12d = 12,25 cm


10d = 6,5 cm
o Bagian II :
n = 56 paku, masing-masing kanan-kiri 28 paku.
Jarak yang dibutuhkan : 152,88 cm < 600 cm (OK)
Dipasang: 12d = 9,75 cm
10d = 21,5 cm < 7 . ho = 7 . 5 = 35 cm (OK)

Gambar 6.4o Detail sambungan paku


Soal 5

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 63


Konstruksi Kayu

Gambar 6.4p Detail kokot

Beban tetap dan konstruksi terlindung sepertipada gambar. Berat jenis kayu = 0,6.
a. berapakah q ijin ?
b. hitung dan gambarkan penempatan paku.
c. Hitung lendutan di B.

Penyelesaian
β =1,γ =1
Kayu Bj = 0,6 , kelas kuat II, E = 100000 kg/cm2
σlt = 170 . 0,6 = 102 kg/cm2
σds // = 150 . 0,6 = 90 kg/cm2
τ// = 20 . 0,6 kg/cm2
a) Letak garis netral potongan :
20 . 4 . 2 +20 . 5 . 14
ya = 20 . 4 20 . 5
= 8,6667 cm

yb = 15,33333 cm
Ign = 1/12 . 20 . 43 + 20 . 4 . (6,6667)2 + 1/12 . 5 . 203 + 5 . 20 . (5,3333)2
= 9840 cm4
W = Ign/yb
0,8 . 9840
Kampuh mendatar, Wr = 15 ,3333 = 513,3924 cm3

Mmaks = ½ . q . l2 = ½ . q . 1802 = 16200 . q kg . cm


Mmaks = σlt . Wr = 102 . 513,3924= 16200 . q
q1 = 3,2325 kg/cm
fijin = 1/300 . l = 1/300 . 180 = 0,6 cm
q . l4
fmaks = fB =
8 . E . Ir

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 64


Konstruksi Kayu

q .180 4
fmaks = fijin = → 0,6 = 8 . 100000 . 0,8 . 9840

q2 = 3,5994 kg/cm
Dmaks . S
τ maks = b . I

S = 20 . 4 . 6,6667 + 5 . 4,6667 . 2,333 = 587,7801 cm3


Dmaks = q . l
q . l . 587 ,7801
τ maks = τ // → 12 = 5 . 9840

q3 = 5,5803 kg/cm
∴ q maksimal yang diijinkan = 0,32325 t/m.

b) Ss = 20 . 4 . 6,6667 = 533,336 cm3


D . Ss 3,2325 . 180 . 533 ,336
τ .b = I =
9840
= 31,5367 kg/cm
L = ½ . l . τ . b = ½ . 180 . 31,5367 = 2838,303 kg
Kayu muka = 4 cm, dipilih paku 4” BWG 8 (42/102)
lp = 10,2 cm > 2,5 . l = 10 cm, Bj = 0,6 → P =92 kg
2838 ,303
n= = 30,85 → digunakan 31 paku
92
karena gaya lintang di sepanjang bentang tidak sama, maka penempatan paku
dibagi dalam beberapa bagian.
Disini dibagi dalam 3 bagian :
bagian I : 5/9 . 31 = 17,22 → dipakai 18 paku
bagian II : 3/9 . 31 = 10,3 11
bagian III : 1/9 . 31 = 3,4 4
(jumlah paku pada masing-masing bagian dengan sesuai dengan luas diagram gaya
lintang pada masing-masing bagian berat tersebut).
Daerah yang dibutuhkan untuk penempatan paku :
bagian I :
l = 60 cm , n = 18
jika digunakan satu baris paku,

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 65


Konstruksi Kayu

17 . 10d + 2 . 12d = 81,48 cm > 60 cm


Maka harus ditambah dengan pemaku,
Digunakan papan 2 x 4/20 , sehingga bisa dibuat 3 baris.
n = 18/3 = 6 paku/baris,
5 . 10d + 2 . 12d = 31,1 cm < 60 cm -ok-
Bagian II :
l = 60 cm, n = 4 < 11 (bagian II)
untuk sebagian I, hubungan papan pemaku dengan badan dihitung sebagai balok
susun dengan kampuh tegak.
4 . 20 . 2 +13 . 20 . 14
ya = 4 . 20 +13 . 20

= 11,1765 cm
yb = 12,8235 cm
Ss = 2 . 4 . 20 (12,8235-10)
= 451, 76 cm3
Gambar 6.4q Tampang balok tersusun
Gaya lintang maksimum,
D1 = 3,2325 . 180 = 581,85 kg
Gaya lintang pada jarak 60 cm dari A,
D2 = 581,85 – 60 . 3,2325 = 387,9 kg
I = 1/12 . 20 . 43 + 4 . 20 . 9,17652 + 1/12 . 13 . 203 + 13 . 20 . 2,82352
= 17582,7451 cm4

D1 . Ss 581 ,85 . 451 ,76


τ 1 .b= = 17582 ,7451
= 14,95 kg/cm
I
D 2 . Ss 387 ,9 . 451 ,76
τ 2 .b= = 17582 ,7451
= 9,97 kg/cm
I
L = ½ . LI . (τ 1 .b+τ 2 . b)
= ½ . 60 . (14,95 + 9,97) = 747,6 kg
747 ,6
n= = 8,1 → digunakan 12 paku, masing-masing kiri-kanan
92
tempat paku untuk penempatan yang tersedia cukup panjang,
12d = 5,04 cm → 6 cm

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 66


Konstruksi Kayu

Gambar 6.4r Detail penempatan alat sambung paku

q . l4 3,2325 . 180 4
c) Lendutan di B = fB = =
8 . E .I 8 . 100000 .9840

= 0,43 cm < fijin = 0,6 cm (OK)

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 67


Konstruksi Kayu

Soal 6

Gambar 6.4s Balok kantilever berlubang

Sebuah konsol dari balok gabungan dengan badan miring sudut miring α = 45 , ukuran
papan 3/15. Balok mendukung bebab P = 1000 kg di ujung dan beban tebagi rata q =
200 kg/m (termasuk berat sendiri).
Kayu Jati, beban permanen, konstruksi tidak terlindung. Berat jenis= 0,6.
a. hitung H yang ekonomis (bulatkan dalam kelipatan 5 cm)
b. hitung dan gambar penempatan paku.

Penyelesaian
β = 5/6, γ =1
Kayu Jati, E = 100000 kg/cm2
σlt . r = 130 . 5/6 = 108,3333 kg/cm2
σ// r = 110 . 5/6 = 91,6667 kg/cm2
σds ⊥r = 30 . 5/6 = 25 kg/cm2

a) Mmaks = 1000 . 200 + 2 . 200 . 100 = 240000 kg. cm


Momen lemban bagian badan diabaikan
I = 2 . 1/12 . 8 . 103 + 2 . 8 . 10 . (1/2 . H .- 50)2
= 1333,3333 + (40 . H2 – 800 . H + 4000)
= 40 . H2 – 800 . H + 5333,3333
Mmaks I Mmaks
τlt . r = , W = 1/ 2 . H =
W σlt . r

40 . H 2 − 800 . H +5333 ,3333 240000


1/ 2 . H
= 108 ,3333

40 . H2 - 800 . H + 5333,3333 = 1107,69265 . H


H2 – 47,6923 . H + 133,3333 = 0
H1 = 44,7101 cm
fijin = 1/400 . L = 1/400 . 200 = 0,5 cm

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 68


Konstruksi Kayu

q . l4 2 . 200 4
4000
fmaks akibat q = = =
8. E . I 8 . 100000 . I I
P . l3 1000 . 200 3
26666 ,6667
akibat P = = 3 . 100000 = I
3. E . I . I

30666 ,667
fmaks total =
I
fmaks total = fijin
30666 ,667
= 0,5
I
I = 6133,333 = 40 . H2 - 800 . H + 5333,3333
H2 – 20 . H – 1400 = 0
H2 = 48,7298 cm
Mmaks 240000
Ptr = = H −10
z
Ptr 240000
σtr // r = , Ptr = H −10 = 91,6667 . 0,9 . 8 . 10
Fnt
H3 = 46,3636 cm
Dmaks = P + q . l = 1000 + 2 . 200 = 1400 kg
Dmaks . S
σ// r = , S = 8 . 10 . (1/2 . H – 5)
b . I

= 40 . (H-10)

I Dmaks 1400
= τ . b = 12 ,5 . 6 = 18,6667 cm
S // r

I 40 . H 2 −800 . H + 5333 ,3333


= = 18,6667
S 40 . ( H −10 )

H2 - 20 . h + 133,3333 = 18,6667 . H – 186,667


H2 – 38,6667 . H + 320 = 0
H4 = 26,6667 cm
∴ H yang ekonomis dan aman adalah 48,7298 cm digunakan H = 50 cm.

b) I = 40 . (50)2 - 800 . 50 + 5333,3333 = 65333,3333 cm4


S = 40 . (50 – 10) = 1600 cm3
bb = 15 cm

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 69


Konstruksi Kayu

α = 45°
Akibat P :
Dmaks = P = 1000 kg
b b . Dmaks . S
n=
I . Pr
kayu muka = 3 cm, dipilih paku 4” BWG 8 (42/102)
dengan lp = 10,2 cm > 2,51 = 7,5 cm
Bj = 0,6 → P = 94 kg, Pr = 94.5/6 = 78,3333 kg
15 . 1000 . 1600
n = 65333 ,3333 . 78 ,3333 = 4,7

→ digunakan 5 paku untuk setiap hubungan antara flens dengan papan badan di
sepanjang bentang.
Akibat q :

Dmaks = q . l = 2 . 200 = 400 kg


15 . 1000 . 1600
n = 65333 ,3333 . 78 ,3333 = 4,7

→ digunakan 2 paku untuk setiap hubungan atara flens dengan papan badan sesuai
dengan gaya lintang masing-masing.

Akibat, penempatan jumlah paku dibagi dalam 2 bagian masing dibatasi oleh
batang-batang vertikal.
bagian I : Dmaks = 400 kg, n = 2 paku
D
bagian II : D = ½ . Dmaks = 200 kg, n = .2=1
Dmaks
Jumlah total paku untuk setiap hubungan papan badan dengan flens:
Bagian I : n = 2 + 2 = 7 paku
Bagian II : n = 5 + 1 = 6 paku

Dimensi vertikal :
Dmaks = 1400 kg,
Batang vertikal direncanakan sama dimensinya, karena gaya lintang maksimum dan
minimum hanya berselisih sedikit, digunakan kayu 8/8,

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 70


Konstruksi Kayu

140
σds ⊥ = 8 . 8 = 21,875 kg/cm2 < σds ⊥r = 25 kg/cm2 (OK)

Gambar 6.4t Detail penempatan paku pada balok kantilever berlubang

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 71


Konstruksi Kayu

Soal 7

Gambar 6.4u Balok kantilever dengan tamppang I


Sebuah balok berbentuk I, terjepit di A dan bebas di B. beban P 1620 kg
bekerja di B, dan merupakan beban tetap. Panjang AB = 260 cm, Bj-kayu = 0,63.
ukuran balok seperti pada gambar 53. apabila berat sendiri diabaikan, serta konstruksi
terlindung,
a. Tanpa memperhatikan besarnya lendutan yang terjadi, apakah beban P= 1650 kg
tersebut dapat ditahan oleh balok tersebut ?
b. Apabila lendutan maksimal di ujung = 0,8 cm sedangkan beban yang ditahan
hanya 1550 kg, maka selidikilah apakah beban tersebut masih memenuhi syarat.
c. Apabila P= 160 kg, sedangkan lendutan di ujung maksimal = 0,8 cm, dengan
ukuran batang tetap, maka berapakah panjang batang maksimal yang masih aman
pada keadaan ini ?
d. Apabila balok tersebut diganti dengan balok pipa dengan tinggi yang yang sama
dan dengan papan badan miring seperti pada gambar 53, serta ketentuan seperti
pertanyaan b), maka berapakah ukuran baloknya ?
e. Hitung dan gambar penempatan paku pada hasil jawaban d).

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 72


Konstruksi Kayu

Penyelesaian:
β =1,γ =1
Kayu Bj = 0,63 → kayu kelas kuat II, E= 100000 kg/cm2
σlt = 170 . 0,63 = 107,1 kg/cm2
σds // = 150 . 0,63 = 94,5 kg/cm2
σds ⊥ = 40 . 0,63 = 25,2 kg/cm2
τ// r = 20 . 0,63 = 12,6 kg/cm2
a) I = 2 . 1/12 . 19 . 53 + 2 . 5 . 19 . (22,5)2 + 1/12 . 403
= 123250 cm4
Kampuh mendatar, faktor reduksi = 0,8
Mmaks = 1550 . 260 = 403000 kg . cm
0,8 . I 0,8 . 123250
Wr = 1 / 2 . H = = 3944 cm3
25
Wmaks 429000
σlt = = = 108,77 kg/cm2
Wr 3944
> σlt = 107,1 kg/cm2
∴ Beban P = 1650 kg tidak dapat ditahan balok tersebut.

b) P = 1550 kg , fijin = 0,8 cm


Maks = 1500 . 260 = 403000 kg. cm

403000
σlt =
3944
= 102,18 kg/cm2 < τlt = 107,1 kg/cm2

Dmaks = P = 1550 kg
D.S
τ = b.I , S = 5 . 19 . 22,5 + 5 . 20 . 10

= 3137,5 cm3
1550 . 3137 ,5
τ = 5 . 123250 = 7,89 kg/cm2 < τ// = 12,6 kg/cm2 (OK)

D . l3 1550 . ( 260 ) 3
fmaks = =
3 . E . Ir 3 . 100000 . 0,8 . 123250

= 0,921 cm > fijin = 0,8 cm

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 73


Konstruksi Kayu

∴ Beban P = 1550 kg masih belum memenuhi syarat.

c) P = 1650 kg , fijin = 0,80 cm


Dari penyelesaian di b). yang menentukan adalah lendutannya :
D . L3
fmaks = = fijin = 0,80
3 . E . Ir

0,80 . 3 . 100000 . 0,8 . 123250


L3 = 1650

L = 242,96 cm

Kontrol :
1650 . 242 ,96
σlt = = 101,64 kg /cm2
3944

< σlt = 107,1 kg/cm2


1650 . 242 ,96
τ = 5 . 123250 = 8,4 kg/cm2

< τ // = 12,6 kg/cm2


∴ Panjang bentang maksimal yang diijinkan, L = 242,96 cm.

d) P = 1550 kg , fijin = 0,80 cm


Dari penyelesaian b). lendutannya yang menentukan maka momen lemban yang

1/ 3 . P . l3
dibutuhkan, I =
E . f ijin
3
1 / 3 . 1550 . 260
l= = 113511,6667 cm4
0,80 . 100000

(tidak ada reduksi untuk kampuh karena papan badan miring), setelah beberapa kali,
dicoba ukuran flens 12/14, momen lemban bagian badan diabaikan, papan badan
diambil ukuran 3/12,

I = 2 . 1/12 . 12 . 143 + 2 . 12 . 14 . 182


= 114352 cm4
> Iperlu = 113511,6667 cm4
(cukup dekat) (OK)

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 74


Konstruksi Kayu

S = 12 . 14 . 18 = 3024 cm3
Gambar 6.4w Dimensi balok I
Kontrol :
Mmaks 1500 . 260
τlt = = = 88,11 kg/cm2
W 114352 / 25
< τlt = 107,1 kg/cm2
(OK)
1550 . 260
Ptr = 7 + 22 + 7 = 11194,4444 kg

11149 ,4444
τtr =
0,9 . 12 14
74,04 kg/cm2 < τtr // = 94,5 kg/cm2

(OK)
3
1 / 3 . 1550 . 260
fmaks = 100000 = 0,7941 cm < fijin = 0,80 cm
. 114352

(cukup dekat) (OK)

1550 . 3024
τ = 4 . 114352 = 10,25 kg/cm2 < τ// = 12,6 kg/cm2

(OK)
∴ ukuran papan tersebut digunakan :
flens = 2 x12/14
papan badan = 2 x 2/14

e) Dmaks = P = 1550 kg merata sepanjang bentang.


Untuk setiap hubungan papan badan dengan flens membutuhkan paku :
b b . Dmaks . Ss
n = 2 . I . sin α . cos α . P

bb = 14 cm I = 1145352 cm4
Dmaks = 1550 kg α = 45°
Ss = 3024 cm3

Kayu muka= 2 cm, dipilih paku 3” BWG 10 (34/76),


lp = 7,6 cm > 2,5 . 1 = 5 cm

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 75


Konstruksi Kayu

Bj = 0,63 > 0,6 → P = 51 kg


14 . 1550 . 3024
n= 1142352 . 51
= 11,25 → digunakan 12 paku

(jumlah paku cukup banyak, tetapi karena tinggi flens dan papan badan-nya sudah
direncanakan cukup lebar, maka daerah yang tersedia untuk penempatan paku
cukup).
Ukuran batang vertikal :
D = 1550 kg (sama untuk sepanjang bentang)

Digunakan ukuran 6/12, τ ds ⊥ = 1550


6 . 12
= 21,53 kg/cm2

Batang vertikal dipasang dengan jarak antara 52 cm (∼ H) sehingga bisa digunakan


6 batang vertikal.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 76

Anda mungkin juga menyukai