Anda di halaman 1dari 6

LECTURE NOTES - 1708-BI-07-01

PENALARAN DEDUKSI
(Direview oleh: Dr. Imam Safi'i)

Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari bagian ini, Anda diharapkan telah mampu membuat penalaran

deduksi.

Penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh

simpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak

ilmiah. Dari prosesnya, penalaran dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu

penalaran induktif dan deduktif. Penalaran ilmiah mencakup kedua proses penalaran

itu.

Dalam penalaran terdapat proposisi, yang dijadikan dasar penyimpulan disebut

dengan premis (anteseden, yaitu informasi yang ditunjukkan oleh suatu ungkapan) dan

hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence/simpulan).

Definisi Penalaran Deduktif


Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu

peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada

suatu simpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali

dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen, dan

operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala, terlebih dahulu

harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan

penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut

merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Penarikan simpulan sangat berhubungan dengan silogisme. Lalu apa itu

silogisme? Silogisme adalah suatu proses penarikan simpulan secara deduktif.

Silogisme atau cara berpikir, disusun atas dua proposisi (pernyataan) dan sebuah

konklusi (simpulan).

Halaman | 1
LECTURE NOTES - 1708-BI-07-01

Bentuk Silogisme
Telah dikatakan sebelumnya bahwa silogisme disusun oleh pernyataan dan

simpulan atau proposisi dan konklusi. Di dalam proposisi atau ungkapan yang dapat

dipercaya, terdapat dua buah premis yaitu premis mayor (premis umum) dan premis

minor (premis khusus).

 Premis Mayor (My): Pernyataan akan sebuah kelompok tertentu yang di dalamnya

terdapat sifat dan ciri tertentu.

 Premis Minor (Mn): Pernyataan akan salah satu anggota dari kelompok pada premis

mayor.

 Simpulan (S): Berisi tentang pernyataan yang menyatakan salah satu anggota

kelompok memiliki kekhususan, baik dari sifat dan ciri pada kelompok tersebut.

Jika melihat penjelasan di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

My: A=B

Mn: C=A

K: C=B

Contoh 1:

My: Semua binatang unggas berkaki dua.

Mn: Ayam berkaki dua.

K: Ayam adalah binatang unggas.

Contoh 2:

My: Semua makhluk hidup memerlukan makanan.

Mn: Tumbuhan adalah makhluk hidup.

K: Tumbuhan memerlukan makanan.

Contoh 3:

My: Semua makanan yang mengandung bahan pengawet tidak sehat bagi tubuh.

Mn: Mi instan mengandung bahan pengawet.

K: Mi instan tidak sehat bagi tubuh.

Halaman | 2
LECTURE NOTES - 1708-BI-07-01

Jenis-jenis Silogisme
Pada dasarnya silogisme dibedakan menjadi 4 jenis yaitu, silogisme kategorik,

silogisme hipotetik, silogisme alternatif, dan entimen.

1. Silogisme Kategorik

Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua proposisi atau pernyataannya berupa

kategorik atau dengan kata lain, silogisme kategorik memiliki premis mayor berupa

kategorik yang menjadi predikat, sedangkan premis minor menjadi subjek.

Contoh 1:

My : Semua tanaman membutuhkan oksigen.

Mn : Pohon adalah tanaman.

K: Pohon membutuhkan oksigen.

Contoh 2:

My : Semua warga negara Indonesia wajib mengikuti pemilu.

Mn : Michael telah menjadi warga negara Indonesia.

K: Michael wajib mengikuti pemilu.

Contoh 3:

My : Mamalia adalah hewan menyusui.

Mn : Kambing adalah hewan mamalia.

K: Kambing adalah hewan menyusui.

2. Silogisme Hipotetik

Silogisme hipotetik adalah silogisme yang semua proposisi atau pernyataannya berupa

hipotetik atau dengan kata lain, silogisme kategorik memiliki premis mayor berupa

hipotetik yaitu premis yang berupa pendapat atau argumen.

Contoh 1:

My : Jika masih sakit, Budi tak akan datang ke sekolah.

Mn : Hari ini Budi masih sakit.

K: Jadi, Budi tak berangkat ke sekolah.

Contoh 2:

My : Jika pengedar narkoba tertangkap maka akan dihukum mati.

Halaman | 3
LECTURE NOTES - 1708-BI-07-01

Mn : NN adalah pengedar narkoba yang tertangkap.

K: Maka NN akan dihukum mati.

Contoh 3:

My : Jika laptopmu rusak, bawa saja ke rumahku untuk ku perbaiki.

Mn : Laptopku tidak rusak.

K : Jadi, laptopku tak usah dibawa ke rumahmu untuk diperbaiki.

3. Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan distingtif

atau bersifat membedakan antara satuan bahasa, sedangkan premis minornya bersifat

kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh

premis mayor.

Contoh 1:

My : Heri cerdas atau bodoh.

Mn : Heri bodoh.

K: Berarti Heri tidak cerdas.

Contoh 2:

My : Budi bingung untuk mengambil jurusan Pertanian atau Teknik Mesin.

Mn : Budi mengambil jurusan Pertanian.

K: Berarti Budi tak mengambil jurusan Teknik Mesin.

Contoh 3:

My : Budi jadi pergi ke Jogja atau Bandung.

Mn : Budi pergi ke Jogja.

K: Berarti Budi tak jadi pergi ke Bandung.

4. Entimen

Entimen merupakan sebuah silogisme yang dipendekkan. Jadi entimen adalah simpulan

dari silogisme. Namun, sebenarnya, entimen ini bukanlah paragraf, akan tetapi lebih

terlihat seperti sebuah kalimat simpulan.

Contoh:

My: Anak yang sholeh selalu rajin beribadah.

Halaman | 4
LECTURE NOTES - 1708-BI-07-01

Mn: Ari adalah anak yang sholeh.

K: Ari rajin beribadah.

Entimen: Ari rajin beribadah karena ia anak sholeh.

Halaman | 5
LECTURE NOTES - 1708-BI-07-01

DAFTAR PUSTAKA

(Diakses pada 18 Agustus 2017). Makalah Penalaran Deduktif dan Induktif.

http://afinasilmi.blogspot.co.id/2012/03/makalah-penalaran-deduktif-dan.html

(Diakses pada 18 Agustus 2017). Pengertian Silogisme beserta Jenis dan Contohnya

Lengkap. http://www.bimbelbahasaindonesia.com/2016/02/pengertian-silogisme-

beserta-jenis-dan.html

(Diakses pada 18 Agustus 2017). Contoh Paragraf Silogisme dan Entimen Beserta

Definisinya. http://www.kelasindonesia.com/2015/05/contoh-paragraf-silogisme-

dan-entimen-beserta-definisinya.html

Halaman | 6

Anda mungkin juga menyukai