Anda di halaman 1dari 5

LECTURE NOTES - 1708-BI-07-02

PENALARAN INDUKTIF
(Direview oleh: Dr. Imam Safi'i)

Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari bagian ini, Anda diharapkan telah mampu melakukan penalaran

induktif.

Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus

sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu simpulan atau pengetahuan

baru yang bersifat umum. Dalam hal ini, penalaran induktif merupakan kebalikan dari

penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian, tidak harus

memliki konsep secara canggih, tetapi cukup mengamati lapangan dan dari

pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan

bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan adalah fenomena yang

diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.

Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak, tetapi

kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses

untuk dapat mendeskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Bentuk-Bentuk Penalaran Induktif


Terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi, dan

hubungan kausal.

1. Generalisasi

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju

simpulan umum.

Contohnya:

• Luna Maya adalah bintang film, dan ia berparas cantik.

• Revalina. S. Temat adalah bintang film, dan ia berparas cantik.

Halaman | 1
LECTURE NOTES - 1708-BI-07-02

Generalisasi: Semua bintang film berparas cantik.

Pernyataan “semua bintang film berparas cantik” hanya memiliki kebenaran

probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

Contoh kesalahannya:

Bella juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.

Macam-macam generalisasi:

• Generalisasi sempurna

Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.

Contoh: sensus penduduk

• Generalisasi tidak sempurna

Generalisasi dimana simpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki

diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.

Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.

Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.

Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui

prosedur pengujian yang benar. Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:

 Jumlah sampel yang diteliti terwakili.

 Sampel harus bervariasi.

 Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/tidak

umum.

2. Analogi

Analogi merupakan cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang

mempunyai sifat yang sama.

Analogi mempunyai 4 fungsi, antara lain:

 Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan

 Meramalkan kesamaan

 Menyingkapkan kekeliruan

 Klasifikasi

Halaman | 2
LECTURE NOTES - 1708-BI-07-02

Contoh analogi: Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak

berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia

apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu

merunduk.

3. Hubungan Kausal

Hubungan kausal merupakan penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling

berhubungan.

Macam hubungan kausal:

 Sebab-Akibat.

Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.

 Akibat –Sebab.

Bobi tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.

 Akibat–Akibat.

Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek sehingga ibu beranggapan

jemuran di rumah basah.

Contoh Kausal: Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di

hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak

lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya

pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak

mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

Simpulan
Penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat

menentukan kebenaran konklusi dari premis. Dapat juga dikatakan untuk menalar

dibutuhkan proposisi, sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Pada proses induksi atau penalaran induktif akan didapatkan suatu pernyataan

baru yang bersifat umum (general) yang melebihi kasus-kasus khususnya (knowledge

expanding), dan inilah yang diidentifikasi sebagai suatu kelebihan dari induksi jika

Halaman | 3
LECTURE NOTES - 1708-BI-07-02

dibandingkan dengan deduksi. Hal ini pula lah yang menjadi kelemahan deduksi. Pada

penalaran deduktif, simpulannya tidak pernah melebihi premisnya. Inilah yang

ditengarai menjadi kekurangan deduksi.

Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di

antara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif dengan progresi secara

logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau simpulan yang khusus; sementara

dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya.

Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai

model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku

secara umum.

Halaman | 4
LECTURE NOTES - 1708-BI-07-02

DAFTAR PUSTAKA

(Diakses pada 18 Agustus 2017). Makalah Penalaran Deduktif dan Induktif.

http://afinasilmi.blogspot.co.id/2012/03/makalah-penalaran-deduktif-dan.html

(Diakses pada 18 Agustus 2017). Penalaran. https://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

(Diakses pada 18 Agustus 2017). Penalaran Deduktif.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/03/penalaran-deduktif-59/

Halaman | 5

Anda mungkin juga menyukai