A. Stone Masonry
Stone Masonry adalah Konstruksi batu terikat bersama mortar diistilahkan dengan sebutan batu
tempat batu batu tersedia dalam kelimpahan di alam, di memotong dan berpakaian dengan bentuk
yang tepat, mereka menyediakan bahan ekonomis untuk pembangunan berbagai komponen
bangunan tersebut seperti dinding, kolom, pijakan, lengkungan, ambang, balok dll.
Prinsip-prinsip umum
1. Batu-batu yang akan digunakan untuk pasangan batu harus menjadi keras, tangguh, dan tahan
lama.
2. Tekanan yang bekerja pada batu harus vertikal.
3. Batu-batu harus berpakaian sempurna sesuai persyaratan. Heads Kepala dan batu ikatan tidak
boleh dari abentuk bel bodoh.
4. Untuk mendapatkan distribusi seragam memuat, di bawah ujung balok utama, rangka atap dll
batu datar besar harus digunakan.
Penggunaan
1) Membangun fondasi, dinding, dermaga, pilar, dan karya arsitektur.
2) Lintel, Balok, Balok balok, kubah dll,
3) Atap dan penutup atap.
4) Pekerjaan Cladding
5) Bendungan, rumah lampu, struktur monumental.
6) Pekerjaan paving
7) Kereta api, pemberat, papan tulis dan sakelar listrik papan
Meletakkan Batu
1. Letakkan pasangan bata dalam kursus-kursus yang rata rata. Memastikan bahwa dasar
fondasinya besar, dengan batu yang dipilih.
2. Letakkan kursus dengan tempat tidur miring sejajar dengan tempat tidur alami bahan.
3. Mengurangi ketebalan mata kuliah secara teratur, jika bervariasi, dari bawah ke atas tembok.
Simpan kelebihan pasokan batu di lokasi untuk dipilih.
4. Sebelum meletakkan batu di dinding, bentuk dan kenakan sehingga tidak akan melonggarkan
setelah ditempatkan. Tanpa balutan atau palu yang akan melonggarkan batu itu diizinkan setelah
ditempatkan.
d. Ashlar facing
e. Ashlar chamfered
f. Ashlar block in course
1. Lingkup
Pekerjaan terdiri dari perabotan, pengangkutan, dan pemasangan riprap batu grout revetment dan
selimut, termasuk filter atau tempat tidur jika ditentukan.
2. Bahan
Batuan riprap harus padat, sehat dan bebas dari retakan, jahitan dan cacat lainnya yang kondusif
pelapukan dipercepat. Batu itu harus bersudut hingga sub-bulat dengan bentuk terbesar dimensi
tidak lebih besar dari 2 kali dimensi terkecil. Itu harus bebas dari kotoran, tanah liat, pasir, batu
denda, dan bahan lainnya yang tidak memenuhi batas gradasi yang disyaratkan. Kepadatan batuan
harus 165 pound per kaki kubik atau lebih besar. Kekerasan batu harus sedemikian rupa sehingga
tidak kan lekuk ketika dipukul dengan ujung bulat dari bola palu satu pon bola, atau kekerasan
harus ditentukan oleh yang lain metode yang disetujui oleh NRCS. Kecuali ditentukan lain pada
rencana gradasi riprap akan sesuai dengan nomor campuran yang ditentukan sebagai berikut:
Sebelum batu dikirim dari sumbernya, kontraktor harus menunjuk sumber dari mana material
batuan akan diperoleh dan memberikan informasi yang memuaskan kepada NRCS bahwa material
tersebut memenuhi persyaratan desain. Kontraktor harus memberikan perwakilan teknis NRCS
gratis akses ke sumber untuk tujuan memperoleh sampel untuk pengujian. Ukuran dan penilaian
batu harus seperti yang ditentukan dalam gambar konstruksi.
Agregat penyaring atau alas tidur, bila diperlukan, harus terdiri dari bahan yang bersih, keras dan
tahan lama partikel mineral bebas dari bahan organik, bola tanah liat atau zat merusak lainnya.
Ukuran dan perataan saringan atau lapisan harus seperti yang ditentukan dalam gambar konstruksi.
Geotekstil, bila diperlukan, harus memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam Konstruksi
Spesifikasi 495, Geotextile. Semen Portland harus Tipe II atau Tipe IIA sebagaimana ditentukan
dalam ASTM C 150 atau sebagaimana sebaliknya ditentukan pada gambar konstruksi.
Pozzolan sesuai dengan Spesifikasi ASTM C 618, Kelas C atau F, dalam jumlah yang tidak
melebihi 25 NRCS-ME (462-56 5/09 persen berdasarkan volume absolut, dapat disubstitusi
dengan jumlah portland yang setara semen dalam campuran nat kecuali ditentukan lain dalam
bagian 14 dari spesifikasi ini.
Agregat harus memenuhi persyaratan ASTM C 33 untuk agregat halus dan kasar beton, atau seperti
yang ditunjukkan pada gambar konstruksi.
Air harus bersih dan bebas dari sejumlah minyak, asam, alkali, bahan organik, atau lainnya yang
merusak zat merusak.
Pencampuran udara-entraining harus sesuai dengan persyaratan ASTM C 260. Jika udara-
entraining digunakan semen, campuran udara-entraining tambahan harus dari jenis yang sama
seperti yang di semen.
Curing compound harus memenuhi persyaratan ASTM C 309. Kecuali jika sebaliknya
ditentukan, senyawa harus tipe 2
Pencampuran lain, bila diperlukan, harus seperti yang ditentukan dalam bagian 14 dari spesifikasi
ini.
Riprap batu, filter, alas tidur, atau geotekstil tidak boleh ditempatkan sampai persiapan pondasi
selesai dan permukaan tanah dasar telah diperiksa dan disetujui oleh NRCS.
Riprap batu harus ditempatkan dengan cara untuk mencegah kerusakan pada struktur. Penempatan
Metode 2 Batuan yang diletakkan dengan tangan — Batuan akan diletakkan dengan tangan di
permukaan dan ke kedalaman yang ditentukan. Itu harus aman tidur dengan batu yang lebih besar
dengan kuat dalam kontak satu sama lain tanpa menjembatani. Ruang di antara batu-batu yang
lebih besar harus diisi dengan batu-batu yang lebih kecil dan ruang-ruang. Batuan yang lebih kecil
tidak boleh dikelompokkan sebagai pengganti batu yang lebih
besar.
5. Saring
Ketika kontrak menentukan filter , atau geotekstil di bawah riprap batu, yang ditunjuk
material harus ditempatkan pada permukaan tanah dasar yang disiapkan sebagaimana ditentukan.
Pemadatan filter atau agregat tempat tidur
Bronjong adalah anyaman kawat baja yang dilapisi dengan seng atau galvanis. Anyaman kawat
baja ini membentuk sebuah kotak atau balok. Bagian dalamnya diisi dengan batu-batu berukuran
besar untuk mencegah erosi. Biasanya dipasang pada area tebing atau tepi sungai yang menjalani
pekerjaan normalisasi serta untuk mengatasi gerusan akibat arus sungai. Karena kekuatan kawat
baja ini cukup tinggi, maka untuk menganyam dan membentuknya membutuhkan tenaga mesin.
Anyaman kawat baja ini dibuat dengan teknik lilitan ganda yang membentuk lubang-lubang
berbentuk segi enam. Anyaman ini diikat secara kuat di antara sisi-sisinya sehingga tidak mudah
terurai. Ikatan anyaman inilah yang membuat bronjong mampu menahan tanah sehingga tidak
terjadi longsor atau erosi. Kawat yang digunakan berbahan baja berlapis galvanis sehingga kawat
tidak mudah berkarat.
Fungsi bronjong
Bagian tepi sungai bisa mengalami erosi akibat arus sungai yang deras dan terus-menerus terjadi.
Di sini, bronjong akan berfungsi sebagai penjaga area tepi sungai dari arus sungai sehingga
bantaran sungai tidak akan mudah hancur.
Kawat bronjong
Pada umumnya kawat yang digunakan adalah kawat baja berlapis galvanis, namun ada juga kawat
jenis lain yang digunakan untuk bronjong.
Kawat yang berlapis galvanis ini memiliki bahan anti karat. Bahannya menyerupai krom sehingga
akan kuat menahan erosi. Kawat lainnya adalah kawat yang terbuat dari bahan PVC. Kawat ini
dilapisi dengan bahan semi plastik pada bagian luarnya sehingga terlihat lebih menarik dan bisa
menambah nilai estetika.
Dibandingkan dengan kawat berlapis galvanis, kawat yang terbuat dari bahan PVC ini jauh lebih
unggul. Selain warnanya yang lebih menarik, kawat ini memiliki 2 lapisan sehingga lebih kuat dari
kawat berlapis galvanis. Selain itu, ketahanan terhadap karat dan kadar asam pun cukup tinggi
sehingga cocok untuk dibangun di tepi laut dan awet dalam waktu yang cukup lama. Sama halnya
seperti saat ingin memilih jenis batu bata pada bangunan, pemilihan bahan kawat pun menjadi
sangat penting.
Saat ingin memilih kawat untuk membuat bronjong, kamu bisa menggunakan kawat yang
dipabrikasi menggunakan mesin dengan bahan kawat Standard Nasional Indonesia atau SNI
supaya kualitasnya terjaga. Ukuran kawat, ukuran anyaman, jenis lilitan, dan jenis kawatnya juga
bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan.
Pada dasarnya kawat bronjong sangat kuat, namun kekuatannya ini bisa juga berkurang karena
pengaruh oleh keadaan sekitar. Misalnya saja untuk bronjong yang dipasang di tepi sungai, jika
ada sampah-sampah kecil yang masuk ke dalam bronjong bersama dengan air sungai, tentu
kekuatannya akan berkurang dan akan lebih mudah rusak. Arus sungai yang deras juga bisa
mengikis batu-batu pengisi bronjong. Cara pemasangan dan pemeliharaan bronjong itu sendiri
juga bisa mempengaruhi kekuatannya.
Kawat bronjong ada yang berukuran tebal sehingga harus dianyam menggunakan mesin dan ada
juga kawat yang berukuran sedang sehingga masih bisa dianyam menggunakan tangan. Kawat
yang bisa dianyam menggunakan tangan ini memiliki ketebalan 2,7 mm dengan tepian 3,4 mm.
Kawat ukuran ini adalah yang paling sering digunakan untuk membangun rumah.
Keunggulan bronjong
Dibandingkan dengan konstruksi penahan lainnya seperti yang terbuat dari beton, bronjong
memiliki beberapa keunggulan tersendiri. Pertama, bronjong bersifat fleksibel sehingga bisa
mengikuti pergerakan tanah yang ada di bawahnya tanpa harus merusak konstruksi dasar.
Kedua, tumpukan batu-batu di dalam bronjong ini memungkinkan air untuk mengalir di sela-
selanya sehingga tekanan tanah akan berkurang dan mengurangi resiko tanah longsor. Khususnya
untuk bangunan yang berada di sekitar tebing. Ketiga, harga bronjong jauh lebih ekonomis
dibandingkan dengan penahan dari beton. Kawatnya mudah didapatkan, begitu juga dengan batu-
batu pengisinya. Harga yang ekonomis ini juga dipengaruhi oleh teknik pembuatan dan biaya
pengiriman karena bobot kawat sangat ringan dibandingkan dengan beton.
Keunggulan berikutnya adalah bentuknya yang sederhana bisa dikerjakan tanpa menggunakan
mesin berteknologi tinggi, cukup alat-alat pertukangan sederhana seperti tang dan keahlian tangan
para tukang. Bobot dari kawatnya pun terbilang ringan sehingga mudah dibawa ke mana saja
melalui medan apa pun.
Selain itu, kawat yang mudah dibentuk membuatnya lebih mudah diterapkan di mana saja dalam
bentuk apa pun. Dibentuk lurus atau melingkar, tidak masalah. Ukurannya bisa disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan. Terakhir dan yang paling penting, bronjong sangat ramah lingkungan
karena batu alam yang digunakan sebagai bahan utamanya.
Kekurangan bronjong
Di dunia ini tidak ada satu hal pun yang sempurna, termasuk bronjong. Kekurangan bronjong
adalah jika menggunakan kawat yang berbahan baja berlapis galvanis, maka bronjong tidak cocok
untuk digunakan pada area yang memiliki air dengan kadar garam tinggi atau kadar asam tinggi
seperti tepi laut. Kekurangan berikutnya adalah konstruksi bronjong yang terkadang harus dibuat
di lahan yang berukuran lebar karena jika dibuat dalam ukuran kecil, seringkali bronjong tidak
bisa berfungsi untuk menahan longsor atau erosi dengan baik.
D. MORTAR STONEWORK
Pasangan batu dengan mortar adalah susunan batu yang diantaranya diisi dengan bahan adukan
semen atau mortar sebagai bahan pengikatnya.
Pasangan batu dengan mortar seringkali digunakan untuk membuat konstruksi dinding penahan
tanah (gravity wall), dan juga untuk membuat pondasi bangunan atau rumah (biasanya dikenal
dengan istilah pondasi menerus), hal ini dikarenakan kemampuan konstruksi pasangan batu
dalam menahan beban yang cukup besar.
Pada pelaksanaannya, pelaksanaan pekerjaan pasangan batu tergolong pekerjaan yang mudah sehingga
tidak memerlukan tukang ahli untuk mengerjakannya. Selain mudah untuk dikerjakan, konstruksi dari
pasangan batu juga dianggap relatif lebih murah dibandingkan dengan material konstruksi lainnya. Kedua
hal inilah yang menjadi keuntungan utama dari pasangan batu dengan mortar.
Aplikasi
1. Pondasi Batu Kali adalah Jenis Pondasi yang Strukturnya terbuat dari Pasangan Batu Kali
yang disusun sedemikian rupa sehingga berdiri kokoh bahkan mampu untuk mendukung beban
Dinding Batu Bata Rumah (atau Pagar) diatasnya.
Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik.
Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak lebih kurang sama
dengan tingginya.
Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menahan tanah lepas
atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring atau lereng yang kemantapannya tidak
dapat dijamin oleh lereng tanah itu sendiri. Tanah yang tertahan memberikan dorongan secara
aktif pada struktur dinding sehingga struktur cenderung akan terguling atau akan tergeser.
a. Jalan raya atau jalan kereta api yang dibangun di daerah lereng.
b. Jalan raya atau jalan kereta api yang ditinggikan untuk mendapatkan
perbedaan elevasi.
c. Jalan raya atau jalan kereta api yang dibuat lebih rendah agar didapat
perbedaan elevasi.
d. Dinding penahan tanah yang menjadi batas pinggir kanal.
e. Dinding khusus yang disebut flood walls, yang digunakan untuk
mengurangi/menahan banjir dari sungai.
f. Dinding penahan tanah yang digunakan untuk menahan tanah pengisi dalam membentuk
suatu jembatan. Tanah pengisi ini disebut approach fill dan dinding penahan disebut
abutments.
g. Dinding penahan yang digunakan untuk menahan tanah di sekitar bangunan atau gedung-
gedung.
h. Dinding penahan tanah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan material seperti pasir,
biji besi, dan lain-lain.