Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 2
PERUBAHAN-PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG
2.1. Pimpinan Kegiatan dengan persetujuan Pemilik kegiatan dapat mengeluarkan instruksi
tertulis yang menghendaki perubahan pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang yang
layak yang tidak merusak isi Kontrak ini.
2.2. Yang dimaksud dengan pekerjaan tambah dan atau pekerjaan kurang adalah yang terjadi
karena ada perubahan atau penggantian atas rencana, kualitas atau kuantitas dari dan
terurai dalam spesifikasi, serta termasuk penambahan, pembatalan atau penggantian dari
macam maupun standar tiap bahan atau barang yang dipergunakan dalam pekerjaan
dan dilaksanakan dengan perintah tertulis dari Pimpinan Kegiatan.
2.3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar kontrak atau spesifikasi
pekerjaan yang diperlukan untuk penyesuaian yang telah disebutkan diatas, Kontraktor
harus memberitahukan kepada Pimpinan Kegiatan dengan menerangkan dan
memberikan alasan atas perubahan tersebut dan Pimpinan Kegiatan mengeluarkan
petunjuk/instruksi mengenai hal ini.
2.4. Nilai dari perubahan pekerjaan jika tidak ada persetujuan lain harus diikuti ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
a. Harga-harga dan Daftar Perincian Harga Penawaran harus dipakai sebagai dasar
dalam menentukan penilaian dari pekerjaan yang bersifat sama yang dilaksanakan
dengan syarat-syarat serupa.
b. Harga-harga dalam Daftar Perincian Harga Penawaran dimana pekerjaan tidak
serupa atau dikerjakan dengan syarat-syarat yang serupa, merupakan dasar harga
untuk pekerjaan yang sifatnya sejauh bisa dianggap layak.
c. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak terdapat didalam Daftar Perincian Harga
Penawaran, maka Harga Satuan dapat ditentukan bersama antara Kontraktor
dengan Pimpinan Kegiatan dan harus mendapat persetujuan dari Pemilik kegiatan.
PASAL 3
KETENTUAN UMUM DAN PEKERJAAN PERSIAPAN
A. KETENTUAN UMUM
A.1. PENGUKURAN
1. Survey Lokasi
Penyedia jasa wajib meneliti situasi dan kondisi yang berhubungan atau kira-kira
akan berhubungan dengan pekerjaan seperti tata letak objek/ bangunan, tapak,
terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain
mempengaruhi harga penawaran
2. Ketelitian
Kelalaian atau kekurang telitian Penyedia jasa dalam hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.
3. Penentuan Ukuran
Dalam pengukuran supaya benar-benar akurat dan disesuaikan dengan gambar
rencana sebelum direalisasikan pekerjaan fisik dilapangan dan sebaiknya
dikonsultasikan dengan Direksi Teknis dan Pengawas Lapangan, apabila dalam
lokasi adanya pembongkaran menjadi tanggung jawab pihak penyedia jasa
pelaksana berikut biaya yang dikeluarkan untuk hal seperti itu.
4. Duga lantai
Duga lantai bangunan disesuaikan dengan gambar perencanaan atau lokasi
pekerjaan
5. Rencana Kerja dan cara-cara pelaksanaan
Setelah ditanda tanganinya kontrak dan diterbitkannya SPMK, Penyedia jasa
wajib menyerahkan suatu rencana kerja berupa Bart Chart atau Network
Planning sebagai alat control kegiatan dilapangan atau jadwal waktu pelakanaan
yang ada dalam kontrak.
Rencana kerja tersebut meliputi:
- Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pembangunan dari
masing- masing bagian pekerjaan.
- Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh dan mendatangkan bahan-bahan.
- Jadwal kerja yang diusulkan untuk pekerja-pekerja di lapangan.
- Jumlah pegawai penyedia jasa yang diusulkan selama pekerjaan
berlangsung dengan disebutkan fungsi atau keahliannya.
- Selama masa pelaksanaan pekerjaan, setiap pembelian atau pemesanan
bahan oleh penyedia jasa harus terlebih dahulu ada pengajuan Requesheet
kepada pengawas, atau dalam hal ini pihak direksi atau perencana.
- Requesheet permohonan pembelian / pemesanan material harus disertai
dengan contoh untuk mendapat persetujuan pengawas.
- Demikian pula untuk pelaksanaan item-item pekerjaan harus selalu
didahului dengan pengajuan requesheet, dan nanti mendapat
persetujuan dari pengawas baru boleh dilaksanan.
A.6. PERLINDUNGAN
1. Wilayah orang lain
Penyedia jasa diharuskan membatasi daerah operasinya di sekitar tapak dan harus
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah yang tidak diperuntukkan operasi
proyek ini.
2. Milik Umum
Penyedia jasa harus menjaga agar perjalanan umum bersih dari alat-alat, mesin,
bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu-lintas,
baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki.
Penyedia jasa juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang
terjadi terhadap saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh
operasi-operasi Penyedia jasa. Ia wajib membayar segala ongkos dan biaya
yang berhubungan dengan pemasangannya kembali beserta perbaikan-
perbaikannya.
3. Bangunan yang ada
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Penyedia jasa bertanggung jawab
penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-
saluran pembuangan dan sebagainya di tapak, dan kerusakan-kerusakan sejenis
yang disebabkan karena operasi- operasi Penyedia jasa dalam arti kata yang luas.
Kerusakan tersebut harus diperbaiki oleh Penyedia jasa hingga memuaskan dan
dapat diterima oleh Pemberi Tugas dan Direksi.
4. Keamanan
Penyedia jasa bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk
bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak, hingga kontrak
selesai dan diterima baik oleh Pemberi Tugas. Ia harus menjaga perlengkapan dan
bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan untuk seluruh pekerjaan
termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh Sub Penyedia jasa dan menjaga
agar pekerjaan bebas dari air kalau hujan lebat dan banjir, memompa, menimba,
atau seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.
Biaya Pelaksanaan akibat lembur diatur dalam ketentuan yang lain yang harus ditaati
oleh penyedia jasa.
Bila kemudian hari menurut pendapat Pemilik kegiatan atau Pelaksana Lapangan,
Site Manager kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan
diberitahu secara tertulis untuk mengganti Site Manager.
Dalam waktu 4 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pemberitahuan,
Kontraktor harus sudah menunjuk/mengajukan Site Manager baru untuk
mendapat persetujuan Pemilik kegiatan.
A.12. P E N G A W A S A N
1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultant Pengawas dibantu dengan Perencana (jika sewaktu-waktu dibutuhkan).
2. Pada saat Konsultan Pengawas dan Perencana atau petugas-petugasnya harus
dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
3. Bagain-bagian yang telah dikerjakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan
Pengawas adalah menjadi tanggung Jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
4. Ditempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas
pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.
A.14. UKURAN
Ukuran yang harus diikuti adalah ukuran dengan angka dan ukuran skala dari gambar-
gambar. Jika merasa ragu-ragu tentang suatu ukuran, Penyedia Jasa Konstruksi harus
segera meminta petunjuk dari Pemberi Tugas atau wakilnya di pekerjaan.
A.16. CONTOH
Contoh bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera
disediakan tanpa kelambatan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi, dan contoh-contoh
tersebut harus sesuai dengan standar contoh yang telah disetujui.
Contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara begitu pula hingga dapat
dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti.
Standar contoh yang telah disetujui disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara mengerjakan yang
dipakai tidak sesuai dengan standar contoh, baik kualitas maupun sifat-sifatnya.
A.19. GAMBAR REVISI DAN GAMBAR YANG DILAKSANAKAN (AS BUILT DRAWING)
Untuk semua penyimpangan pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gamar,
baik penyimpanan Itu atas perintah Pemberi Tugas atau tidak, Penyedia Jasa
Konstruksi harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang
dilaksanakan gambar revisi yang memperlihatkan dengan jelas perbedaan antara
gambar perencanaan dengan pekerjaan yang dilaksanakan dan dalam waktu tidak lebih
dari 4 (empat) hari setelah pelaksanaan perubahan gambar tersebut harus sudah
selesai dilaksanakan.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan gambar-gambar yang sesuai dengan
kenyataan pelaksanaan (as built drawing) dalam bentuk buku pada waktu penyerahan
pertama dalam rangkap 3 (tiga) dan semua pembuatannya ditanggung oleh Penyedia
Jasa Konstruksi.
B. PEKERJAAN PERSIAPAN :
B.1. PEMBERSIHAN LOKASI/PEMBONGKARAN/LANDCLEARING/LEVELING
Sebelum memulai kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi harus membersihkan apa saja
yang ada disekitar lokasi yang akan dibangun.
B.2. PAPAN NAMA PROYEK
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat dan memasang papan nama proyek pada
lokasi kegiatan. Papan nama kegiatan ini dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan
dimulai
26. Stop kontak, saklar tunggal dan saklar ganda = Type Philips
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.5. PEMBUATAN JOB MIX DESIGN (JMD) dan JOB MIX FORMULA (JMF)
Penyedia jasa harus melakukan uji lab beton sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi
beton dan hasilnya dilaporkan ke direksi.
1.6. PENYIAPAN K3
Penyedia jasa harus menyiapkan perlengkapan K3 yang terdiri dari, Topi Pelindung
(safety Helmet), Sarung Tangan (safety gloves), Rompi Keselamatan (safety vest),
Bendera K3, Rambu-rambu K3 dan Perlengkapan obat-obatan (P3K).
Pasal 2
PEKERJAAN PONDASI
Pekerjaan pondasi dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu : Pekerjaan Pondasi Poer Plat dan
Pekerjaan Pondasi Biasa/garis
2.1. Galian Tanah Pondasi
a Uraian
Bagian ini meliputi penyedian peralatan, tenaga kerja dan sesuai dengan gambar dan
syarat syarat teknis.
b Metode Pelaksanaan
1) Penggalian harus dilakukan untuk mencapai titik elevasi dan permukaan dan
kedalaman yang disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam gambar
dengan cara yang demikian rupa, sehingga persyaratan dari pekerjaan
selanjutnya terpanuhi.
2) Galian pondasi harus disesuaikan dengan dimensi pekerjaan yang akan
dikerjakan.
3) Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian sehingga dicapai kedalaman yang
melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada galian harus
diukur kembali dan diurug dengan pasir lalu dipadatkan.
4) Material hasil galian harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan, agar tidak
menghambat lalulintas.
4) Setiap tanah harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala macam
sampah atau kotoran. Tanah urugan harus dari jenis tanah berbutir (tanah lading
atau tanah berpasir dan tidak terlalu basah).
5) Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari lokasi
pekerjaan.
c. Adukan
Perbandingan campuran motral yang digunakan pada pemasangan batu gunung
seperti yang disebutkan diatas adalah 1Pc : 5Psr.
Pasal 3
PEKERJAAN STRUKTUR BETON
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan struktur beton meliputi penyedian peralatan, tenaga kerja dan sesuai dengan
gambar dan syarat syarat teknis.
Pekerjaan tersebut meliputi antara lain :
1) Pekerjaan Poer Plat dan Pedestal
2) Pekerjaan Sloof
3) Pekerjaan Kolom
4) Pekerjaan Balok
5) Pekerjaan Plat Lantai
b. Uraian
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti yang tercantum dalam :
NI – 2 – PBI 1971
NI – 3 – 1970
NI – 5 – 1961
NI – 8 – 1974
STKM – JIS G 3445
PB 1989
c. Material
1) S e m e n
Semen yang digunakan adalah terdiri dari jenis merk dan mutu (sesuai SNI) yang baik
atas persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis ditetapkan harus memakai
produk lokal, semen yang tidak boleh digunakan adalah :
• Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya.
• Kantong zaknya telah sobek.
• Semen yang tertumpah
• Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah bermalam.
• Semen yang sudah lama dijemur/kena matahari.
dan mengganti semua tulangan baik yang sudah terpasang maupun yang belum
terpasang.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu tertentu.
Besi beton yang digunakan adalah mutu yang ssesuai dengan spesifikasi dan
kekuatan konstruksi yang diperlukan yaitu baja dengan mutu U-24 sesuai PBI
1971.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat –
cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat. Memenuhi syarat
– syarat yang ditentukan dalam PBI 1985.
Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus sesuai dengan petunjuk
gambar kerja (sesuai standar SII), memenuhi batas toleransi minimal seperti yang
dipersyaratkan dalam PBI 1971.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi. Biaya
menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
Batang baja/besi beton harus bebas dari karat dan cacat perubahan bentuk. Harus
disimpan terlepas dari tanah serta tidak diperbolehkan ditempat terbuka untuk
jangka waktu panjang.
Besi beton harus bersih dari lapisan, minyak, karat bebas dari cacat seperti retak,
bengkok – bengkok dan lain – lain sebagainya serta harus berpenampang, bulat
dan memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI – 1971.
7) Pekerjaan Pembesian Beton (Konvensional)
Pembesian/rakitan besi beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan
diukur dengan mm (millimeter) untuk besaran diameternya.
Ikatan besi beton harus kuat mengikat tulangan/ pembesian hingga tidak berubah
tempat selama pengecoran & selimut beton harus sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam PBI 1971.
Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antara dengan
potongan besi minimal sama dengan diameter besi tersebut.
Jarak pemasangan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton dengan
standar PBI-1971 adalah minimal 2,5 cm antara besi dengan besi lainnya dalam
satu modul.
Ketentuan – ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum dalam PBI –
1971.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan
dalam NI – 2 Bab. 3.7.
Untuk pekerjaan bertahap dimana pekerjaan struktur atau semi struktur tidak
dikerjakan secara keseluruhan maka harus dipersiapkan stek tulangan /
Pembesian untuk tahap berikutnya. Pekerjaan stek tulangan mengacu pada
standar PBI-1971
Stek tulangan yang telah terpasang harus dilindungi / dibungkus dengan plastik
atau yang semacamnya.
8) Jenis dan Mutu Beton
Jenis dan mutu beton pada pekerjaan ini dapat dilihat di BQ.
Mutu beton yang digunakan adalah sesuai yang dipersyaratkan dengan standar
komposisii bahan atau sesuai dengan analisa pekerjaan beton yang tercamtun
dalam kontrak.
Beton rabat dengan perbandingan 1 pc : 3 psr : 5 krl.
9) Pengecoran dan Perawatan Beton
Semua beton harus diaduk dalam beton molen, dengan kapasitas diatas 250 L. lebih
disukai molen yang bekerja berdasarkan perbandingan berat. Bila digunakan pengaduk
berdasarkan volume, maka Penyedia Jasa harus menghitung perbandingan material
dalam volume dengan membagi berat tiap bahan oleh obsorpsi air dan kadar
kelembaban.
Toleransi :
a) Toleransi untuk beton kasar.
Bagian-bagian pekerjaan beton harus tepat dengan toleransi hanya 1 cm dengan
syarat toleransi ini tidak boleh komulatif.
Ukuran-ukuran bagian harus dalam batas-batas ketelitian – 0,3 dan + 0,5 cm.
b) Toleransi untuk beton dengan permukaan rata.
Toleransi untuk beton adalah 0,6 cm untuk penempatan bagian-bagian dan antara 0
dan 0,2 cm untuk ukuran-ukuran bagian.
Pergeseran bekisting pada sambungan-sambungan tidak boleh melebihi 0,1 cm
penyimpangan terhadap kelurusan bagian harus dalam batas-batas 1 % tetapi
toleransi ini tidak boleh kumulatif.
Yang harus diperhatikan sebelum dan selama proses pengecoran :
• Pemberitahuan Sebelum Pengecoran:
Pasal 4
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, PENGGANTUNG,
PENGUNCI DENGAN BAHAN UPVC
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyedian peralatan, tenaga kerja dan pemasangan semua pekerjaan
Kusen Pintu/ Jendela dan Penggantung dan pengunci atau bagian-bagian lain yang
menggunakan aksesoris sesuai dengan gambar dan syarat syarat teknis.
2. Spesifikasi Bahan
1) Untuk Kusen dan Jendela yang dipakai adalah Bahan UPVC. Untuk daun Pintu
menggunakan Bahan UPVC, dan daun Pintu UPVC untuk Rangka Km/Wc serta daun
jendela dari Bahan UPVC
2) Untuk Kaca pintu ,jendela dan ventilasi menggunakan kaca bening Tebal 5 mm dan
untuk pintu utama menggunakan kaca clear tempered tebal 10 mm lengkap dengan
aksesories.
3. Persyaratan Pelaksanaan
1) Rangka pintu dan jendela harus benar-benar kaku, lurus, kokoh dan rata agar dapat
mudah dibuka dan ditutup
2) Ukuran Kusen, Daun pintu panil, dan Jendela dibuat harus sesuai dengan gambar
kerja.
3) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
4) Sebelum pemasangan, penimbunan UPVC ditempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
5) Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angkur-
angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya untuk bidang-
bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
6) Semua KusenUPVC tampak harus lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya dan
dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan, kecuali bila
ditentukan lain.
7) Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil UPVC dilakukan dengan mesin diluar tempat
pekerjaan/pemasangan.
8) Kusen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran,
bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela.
9) Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku,
sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.
4. Persyaratan Bahan
1) Bahan kusen Pintu dan Jendela Terbuat dari UPVC yang telah dirakit dari Pabrikan,
Dengan Mutu atau Kualitas Baik
2) Ukuran finish kusen sesuai detail gambar.
3) Mutu dan kualitas UPVC yang dipakai sesuai persyaratan dalam SNI.
5. Uraian Pekerjaan
1) Kusen UPVC
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Persyaratan bahan
b. Persyaratan Bahan
Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik,
seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah
disetujui Direksi Pengawas.
Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan
gambar.
Perlengkapan Daun Pintu
o Engsel (butt ghinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu enkel
dan 2 x 3 buah untuk pintu double, pada daun jendela minimum
dipasang 2 buah setiap daunnya, menggunakan Engsel/cassemen 14",
atau merk lain yang setara dan yang disetujui Direksi Pengawas.
o Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan
dalam gambar, dipasang peralatan-peralatan antara lain :
• Handle pintu+ lock set Pintu Utama
• Handle pintu+ lock set Kamar Mandi
• Engsel Pintu UPVC
Pasal 5
PEKERJAAN DINDING BATA / PLASTERAN
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dinding bata/ plasteran meliputi penyedian peralatan, tenaga kerja dan sesuai
dengan gambar dan syarat syarat teknis.
b. Spesifikasi Bahan
1) Batu bata
Batu bata harus dari mutu terbaik dan dari satu pabrik dengan pembakaran yang
sempurna dan merata. Kekerasan memenuhi persyaratan bahan-bahan dengan
ukuran harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBB NI3.
Bata harus bebas dari retak-retak dan mempunyai sudut yang siku dan ukuran yang
seragam (ukuran batu bata satu sama lain sama).
Bata harus bata biasa dari tanah liat hasil produksi lokal dengan ukuran-ukuran
nominal 5 x 11 x 22 cm, yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan tanpa
cacat atau mengandung kotoran. Berkwalitas baik dan tidak banyak/mudah
patah/hancur bila kena air. Meskipun ukuran bata yang bias diperoleh di suatu daerah
mungkin berbeda dengan ukuran tersebut di atas, harus diusahakan supaya tidak
terlalu menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut.
Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda dengan
ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang dari
ukuran-ukuran tersebut.
2) Semen
Semen Portland yang digunakan harus memenuhi syarat yang tercantum dalam
“Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8”.
Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah produksi yang
banyak beredar di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu Semen Tonasa, semen
Bosowa, Gresik atau yang setaraf. Pemilihan salah satu produk adalah mengikat
dan dipakai untuk seluruh pekerjaan arsitektur ataupun pekerjaan sipil.
3) Air Campuran
Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton, baja tulangan atau
jaringan kawat baja.
4) Pasir Campuran
Pasir yang digunakan adalah butir-butir tajam dan keras, bersih dan tidak
mengandung bahan bahan organis, garam dan asam alkali.
a. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang baik
serta bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan organis
lainnya.
b. Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat – alat
pemecahan batu.
c. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih Lumpur/bahan
organis lainnya.
d. Pasir harus terhindar dari batu – batu tajam dan keras. Butir – butir halus bersifat
kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
e. Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat
kering).
f. Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir harus
memenuhi syarat – syarat PBI 71 Bab 3.3.
5) Jenis adukan
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar
atau dalam uraian dan syarat-syarat ini
Pasangan bata dilaksanakan dengan adukan 1pc : 2Ps untuk pasangan bata dinding
transram, selain dinding transram menggunakan adukan 1pc : 5ps
3) Pekerjaan Pasangan Plasteran Transram Camp. Adukan 1PC : 2PS dan Acian Pasta
semen
Bidang yang akan memerlukan plesteran dengan adukan 1pc : 2 psr digunakan untuk
daerah-daerah sebagai berikut:
a. Semua dinding hingga ketinggian 30 cm dari permukaan lantai.
b. Dinding untuk daerah basah (km/wc) setinggi 1,6 mtr.
c. Pondasi batu bata atau trasram yang bersentuhan dengan bahan urugan tanah atau
pasir.
4) Pada sisi bagian tas pekerjaan tegel plint diberi plasteran tali air atau plasteran skoning
dengan ukuran selebar tebal tegel atau granit plint yang digunakan, proses
pembuatannya dilakukan sedemikian rupa dan tingkat ketelitian yang tinggi hingga
menghasilkan pekerjaan yang sempurna, plasteran dilaksanakan sepanjang tegel plint
yang akan dipasang.
Untuk bidang dinding dipakai adukan 1pc : 5 psr, untuk bidang plasteran beton dan
plasteran pondasi dipakai adukan 1 pc : 2 Psr
Plesteran halus (acian) dipakai campuran semen dan air hingga mendapat campuran
yang homogen. Acian dilaksanakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar).
Untuk pasangan bata sebelum diplester harus dibasahi dulu dan siar-siarnya dikerok
sedalam ± 1cm.
Permukaan beton yang akan diplester harus dibersihkan dari sisa-sisa bekesting dan
kemudian dikerek (scratch) terlebih dahulu atau diberi kamprotan adukan.
Tebal minimal plesteran adalah 15 mm dan tebal maximal 25 mm.Untuk plesteran yang
tebal lebih dari 25mm, harus diberi tulangan dari kawat ayam. Tebal total dinding ½ bata
setelah diplester tidak lebih dari 15 cm.
Untuk semua bidang pasangan bata dan beton yang akan difiniskan dengan cat dipakai
plesteran halus (acian) diatas permukaan plesterannya.
Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda yang bertemu dalam suatu bidang datar
harus diberi naad ukuran lebar 0,7cm dan dalam 0,5 cm.
Untuk permukaan datar dan batas toleransi perlengkungan atau pencembungan bidang
tidak boleh melebihi 2,5mm untuk setiap 2 meter persegi ,jika melebihi kontraktor wajib
memperbaikinya atas persetujuan pengawas / Direksi lapangan.
Kelembaban plesteran yang telah dicuci harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
wajar,tidak terlalu tiba-tiba dengan cara membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindunginya dari terik matahari langsung dengan bahan penutup
yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.Jika terjadi keretakan akibat
pengeringan, maka bidang yang retak harus dibongkar dan diperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh pengawas atas tanggungan kontraktor. Dalam pemasangan dinding
yang kena udara terbuka, selama waktu-waktu hujan lebat harus diberi perlindungan
dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu yang sesuai untuk
perlindungan.
Dinding tembok harus dibasahi teus-menerus selama paling sedikit 7 (tujuh) hari setelah
didirikan. Angker-angker yang pasang terhadap dinding yang bersinggungan dengan
beton, haus dimasukan di dalam pondasi sambungan-sambungan dinding setelah
dibersihkan dari kulit oxid besi, karet dan debu bangunan. Beton harus dikasarkan
dengan alat yang sesuai pada sambungan vertical dengan dinding, agar adukan tembok
dapat melekat.
Sebelum plesteran kering betul, dapat dilakukan Pengacian tembok dengan campuran
pasta Semen, diaci/digosok hingga permukaannya licin dan rata dan tidak bergelombang.
Pasal 6
PEKERJAAN LANTAI
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, dan tenaga untuk
pemasangan Tegel Granit pada lantai dan dinding ruangan serta lantai keramik dan
dinding keramik KM/Toilet serta pekerjaan eksternal lainnya yang ditunjukkan dalam
gambar rencana yang antara lain meliputi :
Sebelum memulai pemasangan tegel/granit terlebih dahulu area yang yang akan
dipasangi tegel diurug dengan tanah timbunan dan diberi urugan pasir alas baik itu pada
area yang akan dipasangi tegel maupun area rabat keliling bangunan, setelah pekerjaan
urugan selesai dilakukan pekerjaan rabat lantai atau slab beton dengan mutu K-100,
dengan dimensi/ ukuran mengacu pada gambar rencana yaitu antara lain sbb :
1) Urugan pasir harus dilaksanakan dibawah semua lantai setelah 15 cm dan dibawah
rabat setebal 10cm, kecuali ditentukan lain dalam gambar.
2) Lapisan pasir harus dipadatkan dengan disiram air (sampai jenuh air)dan diratakan.
d. Bahan bahan
1) Keramik untuk lantai dan dinding.
Bangunan/ ruangan lantai dipakai Granit ukuran 60 x 60 Cm yang digunakan adalah
Granit kwalitas seperti Visensa, roman dan mulia atau yang setara. Warna, tipe dan
pola ditentukan dalam gambar,dan untuk Alas lantai digunakan dari beton cor camp
1pc : 3 Psr : 5 Krk tebal 5 cm, setelah pasir urug sudah dipadatkan Keramik/Granit
yang telah terpasang rapi, selanjutnya dilap bersih agar didapatkan permukaan yang
mengkilap dan rapi secara horisontal .
Lantai untuk kamar mandi/WC, menggunakan bahan keramik setara Visensa, roman
dan mulia atau setara ukuran 40 x 40 cm unpolised jenis kasar atau anti slip dan
berkualitas baik dan tidak pecah. Untuk lantai dan dinding dipasang rapi tegak lurus
ukuran sesuai gambar, dari jenis KW1 dan dan warna akan ditentukan kemudian.
Bahan untuk dinding dan lantai yang cacat tidak boleh dipasang dengan tetap
memperhatikan permukaan dinding keramik yang harus rata dan pemasangannya
rapih dan bersih.
2) Bahan perekat dan Pengisi Nat
Bahan additive campuran perekat untuk ubin keramik yang dipergunakan untuk
pemasangan pada dinding dan lantai adalah produksi AM.40 CERAMA CEMENT, C-
CURE (untuk interior), AM.30 MORTAFLEX fix, C-CURE (untuk eksterior) atau yang
setara dan disetujui Direksi Lapangan.
- Adukan untuk alas 1 PC : 4 Psr.
- Adukan untuk sambungan 1 PC : 3 Psr.
Portland Cement (PC), pasir dan air, dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dari pasal yang terdahulu.
3) Kontraktor menyediakan tambahan 0,3% untuk setiap jenis keramik guna
pemeliharaan pemilik bangunan (extra stock) dan diserahkan kepada Pemilik
bangunan.
e. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk
mendapat persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
2) Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
f. Pemeriksaan
1) Sebelum mulai memasang ubin, Pemborong harus memeriksa apakah persiapan
dasarnya sudak baik dan yakin bahwa dasar pasir dan rabat beton sudah betul-betul
padat.
2) Semua pasangan pipa-pipa, penanaman ke tanah, saluran-saluran dan sebagainya
harus dilaksanakan dan diperiksa sebelum memulai memasang ubin.
3) Cara mencampur adukan alas tersebut harus dicampur dalam alat tempat
mencampur adukan alas tersebut harus dicampur dalam alat tempat mencampur
yang telah disetujui atau dicampur dengan tangan di atas permukaan yang keras.
Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengerah atau
membubukannya/menghancurkannya untuk dipakai lagi
4) Permukaan dinding bata/beton harus diberi plester yang rata dulu, sebelum lapisan
ubin keramik dipasang.
tegel itu harus dijatuhkan dan disebarkan seperti dikehendaki dan sambungan-
sambungan harus merupakan garis lurus dan juga warnanya harus diusahakan
sama dengan tegelnya. Sebelum memasang tegel, alas adukan harus ditaburi
semen kering 1 m setiap kali dan tegel-tegel disiapkan dengan jalan membersihkan
debu dari bagian bawahnya dan mengusapkan adonan semen 24 jam sebelum
dipasang. Lebar sambungan harus 2 mm dan diisi dengan adonan kering yang
sebelumnya telah dipersiapkani dengan adukan yang terdiri dari 1:1 semen sesudah
ditunggu sampai isian pertama menjadi kuat.
4) Sebelum pemasangan lantai keramik/ granit harus didahulukan pemasangan M/E
apabila ada jaringan yang berada dibawah lantai.
5) Nat ubin keramik/ granit yang diizinkan adalah 2 mm harus rata dan lurus serta
pemasangan harus dileveling dengan memakai waterpass.
6) Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan persiapan
yang baik terutama pemadatan pasir urugan yang menggunakan mesin stemper
dengan baik dan permukaan yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering
dan rata air. Harus disetujui oleh pengawas/direksi, baik kontrol rencana peil lantai
yang diinginkan maupun leveling.
7) Tentukan perbedaan ketinggian dengan mempertimbangkan letak-letak ruang, beda
tinggi lantai, pemasangan keramik lantai, dimulai dari patokan yang telah
direncanakan.
8) Sebelum dipasang keramik/ granit lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu.
9) Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
10) Adukan semen kental untuk pemasangan keramik harus penuh, baik dipermukaan
dasar maupun dibadan belakang keramik yang terpasang, yang sementara
terpasang.
11) Perbandingan dan adukan dan ketebalan rata-rata dianjurkan adalah : untuk lantai
1pc : 3ps dengan ketebalan rata-rata ± 0,5 – 2 cm diatas lantai kerja.
12) Lebar Nat yang dianjurkan, untuk lantai ± 2 mm dengan adukan pengisi nat dari
semen Tegel special hingga berisi penuh dan dioles dengan jari tangan atau dengan
menggunakan bahan dari karet atau gabus misalnya ; potongan sandal jepit swallow
agar permukaan menjadi mulus dan mengkilap dipandang mata.
13) Pemasangan semen nat, dilaksanakan paling cepat 24 jam sesudah pemasangan
tegel keramik .
14) Siar-siar/nat harus diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan dalam persyaratan
bahan, warna sesuai dengan warna keramik/granit yang dipasang.
15) Apabila mutu dan cara pemasangan tersebut diatas tidak memenuhi mutu standard
atau percontohan yang sudah disepakati, maka direksi/pengawas wajib melakukan
perintah pembongkaran secara tertulis kepada pelaksana kontraktor dilapangan
16) Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda hingga
rapih dan bersih.
17) Hasil pemasangan keramik/granit harus dilindungi dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan atau cacat, bila hal ini terjadi sebelum penyerahan
pekerjaan maka harus diperbaiki atas biaya Direksi Lapangan.
18) Tegel granit pada area teras dan tangga ujung granit dibentuk hingga membentuk
sudut ¼ lingkaran (pinggul granit bevel/bullnose granit) dengan cara menggunakan
mesin gerindra
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
Pasal 7
PEKERJAAN PLAFOND
a. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi bahan-bahan dan peralatan yang digunakan untuk melaksanakan
pembuatan dan pemasangan pekerjaan langit-langit dari Plafond PVC ex Shunda Plafond
terpasang rapi dan rata (kecuali adanya persetujuan perubahan pola)
c. Bahan bahan
1) Material utama plafond adalah Plafond PVC ex Shunda Plafond.
2) Material plafond adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas terbaik dan harus
mempunyai Merk Dagang.
3) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh
Konsultan PENGAWAS.
4) Material plafond yang didatangkan kelokasi pekerjaan tidak boleh dalam keadaan
cacat dan rusak
d. Syarat Pelaksanaan
1) Rangka Plafond Mengunakan Besi Hollow 1 x 40
Untuk material Rangka plafond adalah Mengunakan Besi Hollow 1 x 40. 40.2
mm, Modul 60 x 60 cm.
Ukuran dan dimensi rangka plafond adalah sesuai dengan standard yang
ditetapkan pada gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk pengawas /
direksi.
Bentuk Profil material rangka Plafond adalah Mengunakan Besi Hollow atau
bentuk lain yang dianjurkan oleh pabrik dengan persetujuan Konsultan
PENGAWAS.
Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh
Konsultan PENGAWAS.
Cara pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang tercantum pada
gambar rencana.
Kontraktor Pelaksana harus menempatkan tenaga ahli khusus dilokasi pekerjaan
untuk mengawasi pekerjaan pemasangan rangka plafond yang dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana.
Pemasangan rangka plafond harus sesuai dengan Gambar Pola pemasangan
rangka plafond dalam Gambar Bestek.
Rangka plafond harus dijangkarkan dengan baik pada dinding, ring balok dan
konstruksi kuda-kuda.
Hasil pemasangan rangka plafond harus benar-benar rata dan elevasi dengan
permukaan lantai.
Harus ada koordinasi yang baik antara pekerja pemasangan rangka plafond
dengan pekerja Instalasi Listrik.
2) List Plafond
List Profil Plafond pada pinggir-pinggir plafond menggunakan list dari bahan PVC
Model dan bentuk List Profil Plafond harus sesuai dengan model dan bentuk
yang ada dalam Gambar Bestek.
Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh
Konsultan PENGAWAS.
e. Pemasangan Plafond
Pemasangan Plafond baru boleh dilakukan jika pekerjaan rangka plafond
sudah mencapai 100%.
Pemasangan Plafond PVC ex Shunda Plafond dilakukan langsung pada
rangka plafond dengan alat sambung sekrup.
Jika diperlukan oleh Konsultan PENGAWAS maka Kontraktor Pelaksana
harus membuat Shop Drawing untuk pekerjaan pemasangan material plafond.
Cara pemasangan harus mengikuti denah plafond yang ada dalam Gambar
Bestek.
Hasil pemasangan plafond harus menghasilkan permukaan akhir yang rata
dan tidak melendut.
Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan pekerjaan
instalasi listrik, sehingga plafond yang telah dipasang tidak dibongkar kembali.
Plafond yang telah selesai dipasang kalau terpaksa dibongkar karena alasan-
alasan yang disetujui oleh Konsultan PENGAWAS tidak boleh dibongkar
sembarangan tetapi harus dibongkar perlembar standarnya pada posisi
penjangkaranya pada rangka plafond.
Pasal 8
PEKERJAAN RANGKA ATAP dan PENUTUP ATAP
c. Pelaksanaan/ Pembuatan.
Proses perakitan kuda-kuda ditempat harus di setujui oleh direksi/pengawas.
Bagian-bagian konstruksi yang telah selesai harus bebas dari puntir bengkok dan
sambungan-sambungan yang terbuka.
Semua sambungan dibuat secara Teknis yang rapih dan rapat.
Pamasangan Bout / mur dan Beguel pada kuda-kuda sesuai gambar rencana atau
petunjuk Direksi lapangan.
d. Penumpukan
Pemborong berkewajiban untuk menjaga supaya lapangan untuk- menumpuk barang-
barang yang telah tiba disetiap lokasi tetap baik keadaannya.
Bilamana menurut pertimbangn Direksi / Pengawas dianggap terlalu lama waktu untuk
mengangkut bagian-bagian konstruksi dengan memasangnya, maka bagian- bagian
yang tertumpuk tersebut harus dijaga dari pengaruh luar / cuaca dengan cara yang
tepat supaya jangan rusak /cacat, yaitu dengan menyokong bagian-bagian konstruksi
yang harus diangkut tersebut dengan memberi sandar-sandar dan sebagian, serta
tidak berhubungan langsung dengan tanah.
Bout, mur, pelat-pelat dan sebagainya harus disimpan ditempat tertutup.
e. Uraian pekerjaan
1) Atap Spandek 0.30 mm
Atap dari bangunan ini dipakai Atap Spandek 0.30 mm dan sudah dicat dari pabrik
sehingga cat atap merata, warna akan ditentukan kemudian dan sebelum dipasang atap
harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
a. Untuk menjaga kestabilan atap maka gording harus diperkuat dengan sambungan
sekerup atau paku sehingga kestabilan dalam pemasangan atap lurus dan tidak
terjadi permukaan yang bergelombang.
b. Jarak gording/reng sesuai ukuran dalam gambar detail.
c. Memasang pengaku setiap 4 jejer kuda-kuda dengan bautnya sehingga kuda –kuda
yang lain kaku dan tidak bergerak.
d. Pasangan gording/reng harus rata sesuai dengan rencana kemiringan atap.
e. Pasangan kuda-kuda dan gording harus vertical dan Horisontal serta sesuai
kemiringan yang telah ditetapkan didalam gambar kerja.
f. Pedoman Pelaksanaan
• Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diharuskan membuat shop drawing yang
menyajikan sistim konstruksi penggantung talang, penyambungan dan pembautan atap,
penyambungan nok dan flashing/talang, pemasangan plat ventilasi atap, pemasangan
lesplank, sesuai gambar kerja untuk disetujui oleh Pengawas Lapangan.
• Overlap pemasangan penutup atap minimal 30 cm atau sesuai dengan ketentuan pabrik.
• Penyambungan penutup atap dilakukan sesuai dengan petunjuk yang diberikan
olehpabrik pembuatnya atas persetujuan Pengawas Lapangan.
• Sambungan talang mendatar dan tegak dilapisi dengan lapisan anti bocor yang tahan
hujan dan panas.
• Pada pertemuan talang mendatar dan tegak dipasang saringan kotoran.
Pasal 9
PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL (ACP)
a. Lingkup Pekerjaan :
1. Pekerjaan pemasangan aluminium composite panel yang terbagi beberapa bagian,
antara lain; - Les alucopan warna silver termasuk rangka - Dinding alucopan warna silver
termasuk rangka 1) Besi hollow 40.40.2 mm, rangka aluminium composite panel 2)
Aluminium composite panel 3mm
2. Pedoman Pelaksanaan Untuk melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti yang diuraikan dalam syarat-syarat ini
b. Persyaratan Bahan
Bahan yang akan dipasang harus benar-benar baru dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Peralatan yang tidak memenuhi persyaratan harus dikeluarkan dan diganti oleh Kontraktor.
Kontraktor wajib menyediakan bahan/material yang akan digunakan untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
pemasangan. Pemasangan dinding alaminium composite panel (alucopan) harus sesuai
dengan petunjuk dalam gambar kerja, ukuran disesuaikan dalam detail gambar. Kesalahan
pemasangan, akibat kesalahan pengukuran dan penempatan maka atas petunjuk direksi
dan pengawas lapangan harus diperbaiki atau harus diganti, maka seluruh biaya akibat
kesalahan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pasal 10
PEKERJAAN PENGECATAN
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
Bahan cat buatan dalam negeri Ex. Vinilex Nippon Paint atau merk lain yang setara dan
disetujui Direksi Pengawas dan warna akan ditentukan kemudian.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contohnya untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
2) Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatip dari
pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Direksi Pengawas.
3) Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan
bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
4) Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan telah diratakan / dihaluskan
dengan amplas. Plesteran harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan telah
disetujui Direksi Pengawas.
Pasal 11
PEKERJAAN PLUMBING
a. Lingkup pekerjaan
Penyediaan bahan/material, tenaga kerja, peralatan yang berhubungan dengan pasal ini.
Meliputi pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor, yaitu antara lain sebagai berikut :
Pekerjaan Instalasi Air Bersih
- Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatanutama yang
diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih
- Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan yang
meliputi pemipaan reservoir, pemipaan distribusi pada setiap titik pengeluaran.
- Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya closed,
wastafel, bak cuci logam, urinal dan lain-lain.
Pasal 12
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
2. Pada prinsipnya kabel kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYY dan untuk
penerangan diperlukan NYM
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan
terlebih dahulu pada direksi
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm²
5. Merk kabel yang digunakan adalah ex. Etherna atau setara
Kabel - kabel
Semua kabel-kabel di kedua ujungnya harus diberitanda dengan kabel merk
yangjelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasi arah beban.
Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasiberwarna
untukmengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL.
Kabel daya yang dipasang di shaff harus dipasangpada tangga kabel, diklem
dandisusun yang rapi.
Setiap terikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
kabelpenerangan.
Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kotak harus di dalam
kotakpenyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop.
Kotak kontak dan saklar
- Kotak-kotak dan saklar yang akan dipakai adalah merk Ex. Panasonic type
pemasangan masuk dandipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk
kotak-kotak dan 1.500 mmuntuk saklar atau sesuai gambar detail.
- Kotak-kotak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih
dahuludipersiapkan spatring untuk pengkabelannya, disamping metal doos tang
harusterpasang pada saat pengecorang kolom tersebut.
Lampu Penerangan
a. Pemasangan lampu penerang harus disesuaikan dengan rencana plafond
dariArsitek dan disetujui oleh Direksi.
Pasal 13
PEKERJAAN AKHIR
1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan atau kesalahan pada borongan
yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor pada waktu pelaksanaan maupun selama dalam
masa pemeliharaan atau kekurangan setelah serah terima pertama dilaksanakan.
2) Bila terjadi kerusakan atau kecelakaan pada borongan sebelum diserah terimakan akibat
dari kesalahan atau kekeliruan Kontraktor atau Sub Kontraktor atau karena bahan yang
kurang baik atau dikarenakan kesalahan pelaksanaan yang dibuat Kontraktor dan belum
mendapat persetujuan dari Pemilik kegiatan atau Pengawas Lapangan (kecuali
perencanaan yang diserahkan Pemilik kegiatan) seluruhnya adalah tanggungan Kontraktor
Pasal 14
PEKERJAAN PENUTUP
1. Selain Rencana Kerja serta Syarat-syarat
Syarat syarat ini dan semua ketentuan administrasi,
pemeriksaan /mutu bahan serta ketentuan lain yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan,
termasuk pula sebagai syarat-syarat
syarat syarat Spek dari Pengadaan Barang yangtercantum
yangtercant dalam
RAB/HPS harus dipenuhi/ditaati oleh Kontraktor.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Syarat syarat ini adalah merupakan susunan dari beberapa bab dan
sub bab yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling melengkapi
satusama lain.
3. Hal-hal yang belum jelas
elas atau belum tercantum dalam RKS dan gambar rencana tetapi
kenyataannya harus dikerjakaan, harus terlebih dahulu dibuatkan gambar shop drawingdan
RKS oleh Kontraktor dan disetujui oleh pengawas Direksi Teknis serta diketahuioleh
Pejabat pembuat Komitmen.
Komitme
4. Akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang salah dan tidak memenuhi syarat
semuanya menjadi tanggung jawab kontraktor.
Unaaha,, 2021
Di Susun Oleh :
Konsultan Perencana
CV FIKRINDO KONSULTAN