KODE PAKET:
PR 02
KONSULTAN PERENCANA:
JO.
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA, PADANG
TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Longsoran adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar
lereng dan terjadi pada keadaan kondisi geologi, morfologi, hidrologi, dan kondisi
6iklim yg kurang menguntungkan. Longsoran secara alami terjadi antara lain karena
menurunnya kemantapan suatu lereng, akibat degradasi tanah / batuan bersamaan
waktu dan usianya. Aktifitas
TUJUAN
Metode konstruksi proyek adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi
untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan waktu. Aspek
teknologi, sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi.
Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-metode pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
Penggunaan
metode yang tepat, praktis, cepat, dan aman, sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya
dan mutu sebagaimana ditetapkan akan dapat tercapai.
JO.
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA, PADANG
TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
lapangan,
LOKASI PEKERJAAN
Kegiatan jasa konsultansi ini berada di wilayah Provinsi Lampung seperti:
Bts. Prov. Bengkulu- Pugung Tampak, Bts. Kota Liwa Sp. Gunung Kemala, Padang
Tambak Bts. Kota Liwa.
JO.
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA, PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
JO.
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
BAB 2
2.1
DIVISI UMUM
A.
UMUM
Syarat-syarat umum ini berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan tanpa syarat
harus dijelaskan lagi pada tiap-tiap bagian tersebut, Syarat-syarat umum ini
juga berlaku pada pekerjaan-pekerjaan yang syarat-syaratnya belum termuat
dalam spesifikasi ini
B.
Lokasi pekerjaan
: Provinsi Lampung
C.
KONDISI TANAH
Penjelasan mengenai kondisi tanah tercantum dalam laporan pendukung
tanah. Penelitian yang diperlukan dianjurkan kepada kontraktor adalah untuk
mendapatkan kepastian mengenai kondisi setempat atau untuk dapat
menyiapkan Gambar-gambar Kerja dan Rencana Kerja yang akan menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan dilakukan dengan biaya dari Kontraktor
sendiri.
JO.
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
D.
E.
LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :
5.1.3
F.
GAMBAR
i.
dari
memperlihatkan
Dokumen
Kontrak.
pekerjaan-pekerjaan
Gambar-gambar
yang
harus
tersebut
dilaksanakan
JO.
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
Direksi
Direksi
Persetujuan Gambar
Pemeriksaan atas pertimbangan oleh Direksi tentang usulan-usulan,
gambar-gambar
atau
dokumen-dokumen
yang
diserahkan
oleh
JO.
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
dan tambahan yang dianggap perlu oleh Direksi harus dilakukan oleh
Kontraktor dan pekerjaan tersebut harus dilaksanakan Kontraktor tanpa
memerlukan tambahan pembayaran
2.2
DIVISI 2 - DRAINASE
A.
2)
b)
c)
JO.
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
3)
4)
b) Relokasi
saluran
air
tersebut
harus
sedemikian
rupa
saluran
sehingga
dilakukan
lama
dengan
dan
harus
tidak menyebabkan
b)
Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan
batu dengan mortar atau untuk struktur harus disiapkan sesuai
dengan ketentuan Seksi 3.1 galian
LAPORAN KONSEP METODE KONSTRUKSI |
JO.
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
2)
Penyiapan Batu
a)
b)
3)
b)
c)
d)
4)
Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian
parit dimana terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah atau
akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan dengan mengisi
galian atau cetakan dengan adukan setebal 60 % dari ukuran
LAPORAN KONSEP METODE KONSTRUKSI |
JO.
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
batu
di
atas
adukan
yang
belum
mengeras.
c)
2.3
GALIAN
PROSEDUR PENGGALIAN
1)
Prosedur Umum
a) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi
yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh direksi pekerjaan
dan harus mencakup pembuangan semua material/ bahan dalam bentuk
apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan
batu, bahan organik dan bahan perkerasan lama
b) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal
mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian. Bilamana
material/ bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau
pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut
pendapat direksi pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut
harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan
yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan direksi pekerjaan
c) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai
pada garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk
perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi
LAPORAN KONSEP METODE KONSTRUKSI |
JO.
10
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
yang
aman dan
serata
mungkin.
Batu
yang
lepas
atau
2)
JO.
11
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
3)
4)
JO.
12
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
pemotongan
yang
rancangan. Papan
menunjukkan
pengarah
posisi
dan
profil harus
lereng
pengarah
terpasang pada
selesainya
seluruh
pekerjaan
galian,
untuk
mencegah
termasuk
penyediaan
saluran
penangkap,
saluran
lereng
5)
Galian Tanah Lunak, Tanah Ekspansif, atau Tanah Dasar Berdaya Dukung
Sedang SelainTanah Organik
Tanah Lunak didefinisikan sebagai setiap jenis tanah yang mempunyai CBR
lapangan kurang dari 2% tanah dasar dengan daya dukung sedang
didefinisikan sebagai setiap jenis tanah yang mempunyai CBR hasil
pemadatan sama atau di atas 2% tetapi kurang dari nilai rancangan yang
dicantumkan dalam gambar, atau kurang dari 6% jika tidak ada nilai yang
dicantumkan. Tanah ekspansif didefinisikan sebagai tanah yang mempunyai
LAPORAN KONSEP METODE KONSTRUKSI |
JO.
13
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
diubah
oleh
direksi
pekerjaan,
berdasarkan
percobaan
lapangan.
Tabel 3.1.2.(1) Peningkatan Tanah Dasar untuk Tanah Dasar Berdaya
Dukung Sedang (CBR 2 s/d <6) dan Tipikal Lapisan Penopan
Umur
Rencana
Tanah yang
Ada CBR
Dalam ESA
(Kriteria
keruntuhan
tanah
dasar)
2-3
20
25
30
(termasuk
25
30
35
30
35
40
15
15
15
lapis
penopang
paling atas)
Dse2
4
5
Semua
JO.
14
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
Kedalaman total
karakteristik minimum
minimum galian di
CBR 2 (DCP 65
mm/tumbukan) di
Tebal lapis
(cm)
bawah permukaan
penopang
minimum (cm)
30
30 + Dse2
45 cm - <90 cm
60
60 + Dse2
90 cm 150 cm
100
100+ Dse2
Catatan :
Dse2 adalah tebal perbaikan tanah dasar dari Tabel 3.1.2.1 untuk tanah
asli dengan CBR 2 3
b) Tanah ekspansif harus dibuang sampai kedalaman 1 meter di bawah
elevasi permukaan tanah dasar rencana
c) Tanah dasar berdaya dukung sedang harus digali sampai kedalaman tebal
lapisan penopang seperti ditunjukkan dalam gambar rencana. Galian harus
tetap dijaga agar bebas dari air pada setiap saat terutama untuk tanah
lunak dan ekspansif, untuk memperkecil dampak pengembangan. Setiap
perbaikan yang tidak disyaratkan khusus dalam gambar harus disetujui
terlebih dahulu atau sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerjaan
JO.
15
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
6)
Cofferdam
a) Cofferdam yang sesuai dan praktis harus digunakan bilamana muka air
yang dihadapi lebih tinggi dari elevasi dasar dari galian. Dalam
pengajuannya,
penyedia
Jasa
harus
menyerahkan
gambar
yang
yang
ditunjukkan
dalam
gambar
atau
sebagaimana
JO.
16
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
yang
paling
sedikit
24
jam
sesudahnya,
harus
7)
Pemeliharaan Saluran
Jika tidak disebutkan sebaliknya, tidak ada galian yang dilakukan di luar
sumuran, krib, cofferdam, atau turap pancang, dan dasar sungai yang
berdekatan dengan struktur tidak boleh terganggu tanpa persetujuan direksi
pekerjaan. Jika setiap galian atau pengerukan dilakukan di tempat tersebut
atau struktur sebelum sumuran, krib, atau cofferdam diturunkan, penyedia
jasa haruslah, setelah dasar pondasi terpasang, menimbun kembali semua
galian ini sampai seperti permukaan asli atau dasar sungai sebelumnya
dengan bahan yang disetujui oleh direksi pekerjaan. Bahan yang ditumpuk
pada aliran sungai dari pondasi atau galian lainnya atau dari penimbunan
cofferdam
harus
disingkirkan
dan
daerah
aliran
harus
bebas
dari
JO.
17
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
8)
9)
Bilamana pembongkaran
dilaksanakan
tanpa
mesin cold
milling maka tepi lokasi yang digali haruslah digergaji atau dipotong
dengan
jack
pembongkaran yang
JO.
18
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
permukaan dasar galian harus diisi dengan material yang cocok lalu
dipadatkan dengan merata sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan
b) Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material
yang terdapat pada permukaan dasar galian, menurut petunjuk direksi
pekerjaan, adalah material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal hal
lain yang tidak memenuhi syarat, maka material tersebut harus dipadatkan
dengan merata atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang
cocok sesuai petunujuk direksi pekerjaan.
B.
TIMBUNAN
1)
JO.
19
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
2)
Penghamparan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan
disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi
toleransi tebal lapisan yang disyaratkan dalam pasal 3.2.1.3). bilamana
timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat
mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan
tanah
timbunan
untuk
persediaan
biasanya
tidak
JO.
20
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis
harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan
disetujui
direksi
pekerjaan
sampai
mencapai
kepadatan
yang
jumlah
usaha
pemadatan
yang
sama.
Bilamana
JO.
21
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
tersebut telah
mencapai kekuatan
yang cukup
menghindari
gangguan
terhadap
pelaksanaan
abutmen
JO.
22
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
C.
1)
2)
3)
Daya Dukung Tanah Dasar di Daerah Galian Tanah Dasar pada setiap tempat
haruslah mempunyai daya dukung minimum sebagaimana yang diberikan
dalam gambar, atau sekurang-kurannya mempunyai CBR minimum 6 % jika
tidak disebutkan.
2.4
1)
JO.
23
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
dengan Seksi 3.3, 4.1, 4.2 atau 5.1 dari Spesifikasi ini, sesuai pada lokasi
dan jenis lapisan yang terdahulu.
c) Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat,
sesuai dengan butir (a) dan (b) di atas, harus disiapkan dan mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan paling sedikit 100 meter
ke depan dari rencana akhir lokasi penghamparan Lapis Pondasi pada
setiap saat. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 meter
panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum
lapis pondasi agregat dihampar.
d) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar langsung di atas
permukaan perkerasan aspal lama, yang menurut pendapat Direksi
Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan
atau
pengaluran
pada
permukaan
perkerasan
aspal
lama
agar
Penghamparan
a) Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran
yang merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang
disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.3. Kadar air dalam bahan harus tersebar
secara merata.
b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang
merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi
yang disyaratkan.
Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan
tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
c) Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu
metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel
agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau
dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.
d) Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali
ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh
melebihi 20 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
JO.
24
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
3)
Pemadatan
a) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus
dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100
% dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang
ditentukan oleh SNI 1743 : 2008, metode D.
b) Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas
beroda karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis
beroda
baja
dianggap
mengakibatkan
kerusakan
atau
degradasi
Pengujian
a) Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk
persetujuan awal harus seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan,
namun harus mencakup seluruh jenis pengujian yang disyaratkan dalam
Pasal 5.1.2.5 minimum pada tiga contoh yang mewakili sumber bahan
yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili rentang mutu bahan yang
mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut.
b) Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Pondasi Agregat yang diusulkan,
seluruh jenis pengujian bahan harus diulangi lagi, bila menurut pendapat
LAPORAN KONSEP METODE KONSTRUKSI |
JO.
25
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
program
pengujian
rutin
pengendalian
mutu
bahan
harus
lokasi
peker-jaan.
Pengujian
lebih
lanjut
harus
seperti
yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik
bahan yang diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima
(5) pengujian indeks plastisitas, lima (5) pengujian gradasi partikel, dan
satu (1) penentuan kepadatan kering maksimum menggunakan SNI 1743 :
2008, metode D. Pengujian CBR harus dilakukan dari waktu ke waktu
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
d) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin
diperiksa, mengunakan SNI 2827 : 2008. Pengujian harus dilakukan
sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh
Direksi Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m.
2.5
PELAKSANAAN PENGECORAN
1)
JO.
26
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
c) Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dijaga agar senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah
yang berlumpur atau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan
Direksi beton dapat dicor di dalam air dengan cara dan peralatan khusus
untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam.
d) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda
lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
pada saat pengecoran.
e) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan
untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Seksi
2.4 dari Spesifikasi ini.
f) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk
pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau
pengecoran beton dan dapat meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan
pengujian penetrasi ke dalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau
penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya dukung dari
tanah di bawah pondasi.
Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi
atau ke dalaman dari pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di
tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan
stabilisasi lainnya sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2)
Acuan
a) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus
dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas
secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah
yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
b) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari
adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang
diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
c) Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan
akhir struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal
LAPORAN KONSEP METODE KONSTRUKSI |
JO.
27
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
3)
Pengecoran
a) Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis
paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau
meneruskan pengecoran beton bilamana pengecoran beton telah ditunda
lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan,
mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan
tersebut dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat
mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak
boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi Pekerjaan.
b) Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk
memulai pengecoran,
boleh dilaksanakan
konstruksi
(construction
joint)
yang
telah
disetujui
JO.
28
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
f) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel
kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat
mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk
mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat
awal pengecoran.
g) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang
rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisanlapisan horisontal dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding
beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling
struktur.
h) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih
dari 150 cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan
dalam waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan
metode Tremi atau metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis
yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga
memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama
pengecoran.
Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi
penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan.
Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton
di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya
i) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu
dengan campuran beton yang baru.
j) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan
dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan
yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat
sebelum pengecoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama
harus disapu dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai
dengan betonnya
JO.
29
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
4)
untuk
pelekatan
pada
sambungan
konstruksi,
cara
JO.
30
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
5)
Pemadatan
a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari
luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual
dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan
memadai.
Penggetar
tidak
boleh
digunakan
untuk
memindahkan
(berdenyut) dan
harus
mampu
menghasilkan
sekurang-
kurangnya 5000 putaran per menit apabila digunakan pada beton yang
mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah penggetaran
tidak kurang dari 45 cm.
f) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam
beton basah secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi
sampai ke dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan
pada seluruh kedalaman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian
harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak
lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu
titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah
campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan
beton.
g) Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan dalam
Tabel 7.1.4.(1).
LAPORAN KONSEP METODE KONSTRUKSI |
JO.
31
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
6)
Jumlah Alat
12
16
20
Beton Siklop
Pengecoran beton siklop yang terdiri dari campuran beton kelas fc 15 MPa
atau K175 dengan batu-batu pecah ukuran besar. Batu-batu ini diletakkan
dengan hati-hati, tidak boleh dijatuhkan dari tempat yang tinggi atau
ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak bentuk
acuan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan.
Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume
total batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan
beton siklop.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm
dapat digunakan batu-batu pecah berukuran maksimum 25 cm, tiap batu
harus cukup dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; batu pecah tidak
boleh lebih dekat dari 30 cm dalam jarak terhadap permukaan atau 15 cm
dalam jarak terhadap permukaan yang akan dilindungi dengan beton penutup
(caping).
7) Lereng Galian atau Timbunan Yang Tidak Stabil
Restorasi lereng galian atau timbunan yang tidak stabil harus dilaksanakan
sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini mungkin terbatas
untuk peningkatan drainase yang harus dikerjakan sepenuhnya sesuai
dengan Divisi 2 dari Spesifikasi ini atau dapat meliputi penggalian pada bahan
yang tidak stabil, penghamparan bahan timbunan pilihan untuk membentuk
lereng timbunan yang stabil, pelaksanaan pasangan batu dengan mortar
pada kaki lereng atau tembok penahan.
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus dilaksanakan sepenuhnya
sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 2.2 dari Spesifikasi ini.
LAPORAN KONSEP METODE KONSTRUKSI |
JO.
32
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
Persiapan
1
Gebalan rumput yang akan ditanam, harus diambil bersama akarnya dan
diambil pada saat tanah dalam keadaan lembab atau setelah dilakukan
penyiraman. Gebalan rumput harus ditumpuk berlapis-lapis dalam suatu
tempat dengan kadar air setinggi mungkin, dilindungi dari sinar matahari
LAPORAN KONSEP METODE KONSTRUKSI |
JO.
33
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
dan angin dan disiram setiap 4 jam. Dalam waktu 2 hari setelah
pengambilan ini maka gebalan rumput harus segera ditanam.
b) Pelaksanaan
i) Penanaman gebalan rumput tidak diperkenankan selama hujan lebat,
selama cuaca panas atau selama tertiup angin kering yang panas
dan hanya dapat dilaksanakan apabila tanah dalam keadaan siap
untuk ditanami.
ii) Penanaman gebalan rumput harus dilaksanakan sepanjang garis
contour, agar dapat memberikan perumputan yang menerus di atas
seluruh permu-kaan.
iii) Bambu harus ditanam pada lereng yang memerlukan stabilisasi
dalam interval 1 meter sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
c) Penyiraman
Paling sedikit 1 bulan setelah gebalan rumput selesai ditanam, permukaan
yang ditanami rumput tersebut harus disiram dengan air dengan interval
waktu yang teratur menurut kondisi cuaca saat itu atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah air yang disiramkan harus
sedemikian rupa sehingga permukaan yang baru ditanami rumput tidak
mengalami erosi, hanyut atau mengalami kerusakan yang lainnya.
d) Perlindungan
Barikade, pagar, tali pada patok-patok, rambu peringatan dan petunjuk
lainnya yang diperlukan harus disediakan agar dapat manjamin bahwa
tanaman tersebut tidak terganggu atau dirusak oleh hewan, burung atau
manusia.
e) Pemeliharaan
Penyedia Jasa harus memelihara gebalan rumput atau bambu yang telah
ditanam sampai Serah Terima Akhir Pekerjaan dilaksanakan. Pekerjaan
pemeliharaan ini meliputi pemotongan, pemangkasan, perbaikan pada
permukaan lereng yang tererosi, penyediaan fasilitas perlindungan dan
perbaikan lokasi dengan gebalan rumput atau bambu yang kurang baik
pertumbuhannya.
3)
JO.
34
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
JO.
35
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
i)
Semak/Perdu
Semak harus ditanam pada lubang yang minimum berukuran 60 cm
x 60 cm dan ke dalaman 60 cm dengan jarak tanam seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan. Tanah humus harus ditempatkan di sekitar akar
tanaman sampai kokoh tetapi tidak terlalu padat. Elevasi akhir tanah
untuk penimbunan kembali harus 5 cm di atas permukaan sekitarnya
untuk mengantisipasi penu-runan tanah.
ii)
Pohon
Pohon harus ditanam pada lubang yang minimum berukuran 2 m x 2
m dengan ke dalaman 1 m. Diamater pohon harus dalam rentang 8
sampai 20 cm. Persiapan harus dibuat untuk pematokan dan
pengikatan yang benar pada tanaman yang baru ditanam..
penanaman
selesai
dikerjakan
dan
sebelum
pemadatan,
2.7
JO.
36
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
3)
JO.
37
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
ii)
iii)
iv)
v)
2)
Selokan dan saluran air lama maupun yang baru dibuat harus dijaga agar
bebas dari semua bahan yang lepas, sampah, endapan dan pertumbuhan
tanaman yang tidak dikehendaki yang mungkin akan menghalangi aliran air
permukaan. Pemeliharaan semacam itu harus dilaksanakan secara teratur
berdasarkan rutinitas dan segera setelah aliran permukaan akibat hujan lebat
telah berhenti mengalir.
3)
JO.
38
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
A.
1)
Uraian
a) Semua bahu jalan lama yang termasuk daerah kerja harus selalu diperiksa
oleh Penyedia Jasa selama Periode Pelaksanaan untuk penyesuaian
dengan kondisi standar yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini dan dalam
Gambar.
Setiap
lokasi
bahu
jalan
yang
dipandang
memerlukan
ii)
iii)
Bahu jalan tertutup rumput/gulma yang tinggi (lebih dari 5cm tinggi)
dan/atau semak-semak sehingga akan mengurangi keamanan jalan
atau jarak pandang.
LAPORAN KONSEP METODE KONSTRUKSI |
JO.
39
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR - 02)
iv)
v)
JO.
40
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR 02)
KATA PENGANTAR
Untuk memenuhi kewajiban yang tertuang di dalam kontrak
No. 16/KTR-PR/P2JN/2016
Tanggal 26 Febuari 2016 pada pekerjaan Perencanaan Teknis Longsoran Bts. Prov.
Bengkulu - Pugung Tampak, Bts. Kota Liwa Sp. Gunung Kemala, Padang
Tambak - Batas Kota Liwa (PR-02) di Provinsi Lampung.
Dengan surat perintah mulai kerja Nomor : 16/SPMK/P2JN/II/2016
tanggal 26 Febuari
2016, terdapat beberapa laporan yang perlu dipenuhi oleh konsultan, salah satu laporan
yang harus dibuat adalah Laporan Konsep Metode Konstruksi.
Garis besar laporan ini berisi tentang hal hal yang menjadi latar belakang, tujuan, lokasi
pekerjaan, dan konsep metode konstruksi. Laporan ini akan digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pada tahapan pekerjaan selanjutnya, untuk itu diperlukan tanggapan,
saran dan masukan dari pemberi tugas sehingga dapat diperoleh pedoman yang lengkap
dan baik serta mudah dipahami. Harapan kami supaya laporan ini dapat menjadi masukan
bagi kami serta pihak lain yang berkepentingan serta sebagai informasi yang bermanfaat
untuk tahapan pekerjaan berikutnya.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran
penyusunan Laporan Konsep Metode Konstruksi ini.
Bandar Lampung,
AGUSTUS 2016
JO.
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA,
PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR 02)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PENGANTAR
KATA PENGANTAR ...................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................
1.1
1.2
Tujuan .................................................................................
1.3
2.1
DIVISI 1 UMUM
..............................................................
2.2
2.3
10
2.4
23
2.5
26
2.6
33
2.7
36
2.8
BAB 2
JO.
38
ii
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA, PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR 02)
JO.
iv
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN Bts. PROV. BENGKULU - PUGUNG TAMPAK, Bts. KOTA LIWA Sp. GUNUNG KEMALA, PADANG TAMBAK - BATAS KOTA LIWA (PR 02)
JO.