Anda di halaman 1dari 64

PANDUAN UJIAN DINAS

TAHUN 2021

MATERI KEPEGAWAIAN

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
2021
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ................................................................................................................ 2
BAB I ..................................................................................................................................... 3
PENJELASAN UMUM APARATUR SIPIL NEGARA (UU/5/2014) ................. 3
A. Pengertian ASN........................................................................................................... 3
B. Asas, Prinsip, Nilai Dasar, serta Kode Etik dan Kode Perilaku ................. 3
C. Jenis, Status dan Kedudukan............................................................................... 5
D. Fungsi Tugas dan Peran ASN ................................................................................ 5
E. Jabatan ASN ............................................................................................................... 6
F. Hak dan Kewajiban ................................................................................................... 7
G. Contoh Latihan Soal ................................................................................................. 8
BAB II ................................................................................................................................... 9
MANAJEMEN KEPEGAWAIAN .................................................................................... 9
A. Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PP 11/2017 Jo. PP 17/2020) ........ 9
A.1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan ........................................................ 9
A.2. Pengadaan .......................................................................................................... 10
A.3. Pangkat dan Jabatan ....................................................................................... 11
A.4. Pengembangan Karir, Pola Karir, Promosi dan Mutasi .............................. 19
A.5. Penilaian Kinerja ............................................................................................... 21
A.6. Manajemen Talenta .......................................................................................... 23
A.7. Sistem Kerja Pada Instansi Pemerintah........................................................ 25
A.8. Penghargaan ...................................................................................................... 26
A.9. Disiplin ................................................................................................................ 27
A.10.Pelanggaran dan Jenis Hukuman terhadap kewajiban mentaati
ketentuan jam kerja .......................................... Error! Bookmark not defined.
A.11.Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 Jo. Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi
Pegawai Negeri Sipil .......................................................................................... 28
A.12.Hal-hal yang perlu diketahui: ......................................................................... 30
A.13.Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil ............................................................. 30
A.14.Jaminan Pensiun, Jaminan Hari Tua dan Perlindungan .......................... 40
A.15.CUTI..................................................................................................................... 42
A.16.Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (PERKABPN 8/2011) ................................. 45
A.17.Gaji Pegawai Negeri Sipil ................................................................................. 49
B. Contoh Latihan Soal ............................................................................................... 51
BAB III ............................................................................................................................... 52
PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL........................................ 52
A. Pendidikan dan Pelatihan ..................................................................................... 52
B. Izin Belajar/Tugas Belajar.................................................................................... 55
C. Contoh Latihan Soal ............................................................................................... 59
KUNCI JAWABAN CONTOH SOAL TIAP BAB ..................................................... 60
PENUTUP .......................................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 62

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 1]


PENDAHULUAN

Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum


dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang profesional,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat
dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk mewujudkan tujuan
nasional, dibutuhkan Pegawai ASN. Pegawai ASN diserahi tugas untuk
melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas
pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan
memberikan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan Pegawai ASN. Adapun tugas pemerintahan
dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan
yang meliputi pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian, dan
ketatalaksanaan. Sedangkan dalam rangka pelaksanaan tugas
pembangunan tertentu dilakukan melalui pembangunan bangsa (cultural
and political development) serta melalui pembangunan ekonomi dan sosial
(economic and social development) yang diarahkan meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat.
Untuk dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas
pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu, Pegawai ASN harus
memiliki profesi dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada Sistem Merit
atau perbandingan antara kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang
dibutuhkan oleh jabatan dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang
dimiliki oleh calon dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan, dan
promosi pada jabatan yang dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif,
sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 2]


BAB I
PENJELASAN UMUM APARATUR SIPIL NEGARA
(UU/5/2014)

A. Pengertian ASN
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
Pegawai Pemerintah Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka
waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada
instansi pemerintah. Jabatan Administrasi adalah sekelompok
jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan
publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. Jabatan
Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.
Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di
instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

B. Asas, Prinsip, Nilai Dasar, serta Kode Etik dan Kode Perilaku
a. Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN berdasarkan pada
asas:
(1) kepastian hukum;
(2) profesionalitas;

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 3]


(3) proporsionalitas;
(4) keterpaduan;
(5) delegasi;
(6) netralitas;
(7) akuntabilitas;
(8) efektif dan efisien;
(9) keterbukaan;
(10) nondiskriminatif;
(11) persatuan dan kesatuan;
(12) keadilan dan kesetaraan; dan
(13) kesejahteraan.
b. ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut:
(1) nilai dasar;
(2) kode etik dan kode perilaku;
(3) komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada
pelayanan publik;
(4) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
(5) kualifikasi akademik;
(6) jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas;
(7) profesionalitas jabatan.
c. Nilai dasar ASN meliputi:
(1) memegang teguh ideologi Pancasila;
(2) setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
(3) mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
(4) menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
(5) membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
(6) menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
(7) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
(8) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik;
(9) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah;
(10) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun;
(11) mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
(12) menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
(13) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
(14) mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
(15) meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karier.
d. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar
Pegawai ASN:
(1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi;

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 4]


(2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
(3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
(4) melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
(5) melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
(6) menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
(7) menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
(8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
(9) memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
(10) tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
(11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
(12) melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.

C. Jenis, Status dan Kedudukan


a. Jenis dan Status
Pegawai ASN terdiri dari:
(1) PNS
PNS merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai
pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan
memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
(2) PPPK
PPPK merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai
dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan
Undang-Undang ini.
b. Kedudukan
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara.
(1) Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinan Instansi Pemerintah.
(2) Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik.

D. Fungsi Tugas dan Peran ASN


a. Pegawai ASN berfungsi sebagai:

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 5]


(1) pelaksana kebijakan publik;
(2) pelayan publik; dan
(3) perekat dan pemersatu bangsa.
b. Pegawai ASN bertugas:
(1) melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
(2) memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas; dan
(3) mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
c. Peran ASN
Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
E. Jabatan ASN
Jabatan ASN terdiri atas:
a. Jabatan Administrasi
Jabatan Administrasi terdiri atas:
(1) jabatan administrator
Pejabat dalam jabatan ini bertanggung jawab memimpin
pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta
administrasi pemerintahan dan pembangunan.
(2) jabatan pengawas
Pejabat dalam jabatan ini bertanggung jawab mengendalikan
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana,
dan
(3) jabatan pelaksana
Pejabat dalam jabatan ini bertanggung jawab melaksanakan
kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan
dan pembangunan.
b. Jabatan Fungsional
Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri atas:
(1) Jabatan Fungsional Keahlian yang terdiri dari atas ahli
utama, ahli madya, ahli muda, ahli pertama.
(2) Jabatan Fungsional Keterampilan yang terdiri atas penyelia,
mahir (pelaksana lanjutan), terampil (pelaksana), pemula.
c. Jabatan Pimpinan Tinggi
Jabatan Pimpinan Tinggi terdiri atas:
(1) Jabatan pimpinan tinggi utama;
(2) jabatan pimpinan tinggi madya, dan
(3) jabatan pimpinan tinggi pratama.
Jabatan Pimpinan Tinggi berfungsi memimpin dan memotivasi
setiap Pegawai ASN pada Instansi Pemerintah melalui

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 6]


kepeloporan dalam bidang kehalian profesional, analisis dan
rekomendasi kebijakan serta kepemimpinan manajemen;
pengembangan kerja sama dengan instansi lain; dan keteladanan
dalam mengamalkan nilai dasar ASN dan melaksanakan kode etik
dan kode perilaku ASN.
Jabatan ASN diisi dari pegawai ASN. Untuk jabatan tertentu dapat
diisi dari prajurit Tentara Nasional Indonesia dan anggota
kepolisian Negara Republik Indonesia dan dilaksanakan pada
instansi pusat sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang
Tentara Nasional Indonesia dan Undang-Undang tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia.

F. Hak dan Kewajiban


a. Hak
PNS berhak memperoleh:
(1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
(2) cuti;
(3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
(4) perlindungan; dan
(5) pengembangan kompetensi.
PPPK berhak memperoleh:
(1) gaji dan tunjangan;
(2) cuti;
(3) perlindungan; dan
(4) pengembangan kompetensi.

b. Kewajiban
Pegawai ASN wajib:
(1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
(2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
(3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;
(4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
(5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
(6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di
dalam maupun di luar kedinasan;
(7) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
(8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 7]


G. Contoh Latihan Soal

1. Yang merupakan hak pegawai negeri sipil adalah :


a. Menyimpan rahasia jabatan
b. Memperoleh pensiun bagi yang telah memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan
c. Kenaikan pangkat
d. Ikut dalam partai politik
e. Taat pada aturan
2. Yang merupakan kewajiban pegawai negeri sipil adalah :
a. Gaji dan Tunjangan
b. Jaminan Pensiun
c. Cuti
d. Pengembangan Kompetensi
e. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. Yang bukan asas Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN
adalah :
a. Kepastian hukum
b. Akuntabilitas
c. Netralitas
d. Contrarius Actus
e. Nondiskriminatif

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 8]


BAB II
MANAJEMEN KEPEGAWAIAN

A. Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PP 11/2017 Jo. PP 17/2020)


Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PP 11/2017 Jo. PP 17/2020)
adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai
negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen PNS terdiri dari:
1. Penyusunan dan penetapan kebutuhan;
2. Pengadaan;
3. Pangkat dan Jabatan;
4. Pengembangan karier;
5. Pola Karier;
6. Promosi;
7. Mutasi;
8. Penilaian Kinerja;
9. Penggajian dan Tunjangan;
10. Penghargaan;
11. Disiplin;
12. Pemberhentian;
13. Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua; dan
14. Perlindungan.
Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan PNS
berwenang menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
PNS dapat mendelegasikan kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian PNS kepada:
1. menteri di kementerian; (termasuk Jaksa Agung & Kapolri)
2. pimpinan lembaga di lembaga pemerintah nonkementerian;
3. (Kepala BIN & Pejabat lain yang ditentukan oleh presiden)
4. sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan lembaga
5. nonstruktural; (Sekretaris Mahkamah Agung)
6. Gubernur di provinsi; dan
7. bupati/walikota di kabupaten/kota.
Kecuali, untuk pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
bagi pejabat pimpinan tinggi utama, pejabat pimpinan tinggi madya, dan
pejabat fungsional keahlian utama.
A.1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan
Setiap Instansi Pemerintah menyusun kebutuhan jenis jabatan dan
jumlah PNS berdasarkan analisis jabatan (anjab) dan analisis beban kerja
(ABK), peta jabatan, dan ketersediaan pegawai. Penyusunan kebutuhan
dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu)
tahun berdasarkan prioritas kebutuhan dan renstra. Penetapan
kebutuhan PNS secara nasional setiap tahun anggaran ditetapkan oleh
Menteri, setelah memperhatikan pendapat Menteri Keuangan dan
pertimbangan teknis Kepala BKN.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 9]


A.2. Pengadaan
Pengadaan PNS di Instansi Pemerintah dilakukan berdasarkan
pada penetapan kebutuhan PNS. Untuk menjamin kualitas PNS,
pengadaan PNS dilakukan secara nasional. Pengadaan PNS
merupakan kegiatan untuk mengisi kebutuhan:
a. Jabatan Administrasi, khusus pada Jabatan Pelaksana;
b. Jabatan Fungsional Keahlian, khusus pada JF ahli pertama dan JF
ahli muda; dan
c. Jabatan Fungsional Keterampilan, khusus pada JF pemula dan
terampil.
Dalam rangka menjamin obyektifitas pengadaan PNS secara
nasional, Menteri membentuk panitia seleksi nasional pengadaan PNS
yang diketuai oleh Kepala BKN. Dalam rangka pelaksanaan
pengadaan PNS di Instansi Pemerintah, PPK membentuk panitia
seleksi instansi yang diketuai oleh diketuai oleh PyB. Panitia seleksi
instansi pengadaan PNS terdiri dari unsur unit kerja yang membidangi
kepegawaian; unit kerja yang membidangi pengawasan; unit kerja
yang membidangi perencanaan; unit kerja yang membidangi
keuangan; dan/atau unit kerja lain yang terkait.
Tahapan yang dilakukan dalam rangka Pengadaan PNS yaitu:
a. Perencanaan
Panitia seleksi nasional pengadaan PNS dan panitia seleksi
instansi pengadaan PNS menyusun dan menetapkan perencanaan
pengadaan PNS. Dalam menyusun perencanaannya paling sedikit
memuat jadwal pengadaan PNS; dan prasarana dan sarana
pengadaan PNS.
b. Pengumuman lowongan
Panitia seleksi nasional pengadaan PNS mengumumkan lowongan
Jabatan PNS secara terbuka kepada masyarakat paling lambat 15
hari kalender sblm tgl penerimaan lamaran. Dalam pengumuman
pengadaan paling sedikit memuat nama Jabatan, jumlah lowongan
Jabatan, kualifikasi pendidikan, dan Instansi Pemerintah yang
membutuhkan Jabatan PNS.
c. Pelamaran
Setiap pelamar wajib memenuhi dan menyampaikan semua
persyaratan pelamaran yang tercantum dalam pengumuman.
Setiap pelamar berhak untuk memperoleh informasi tentang
seleksi pengadaan PNS dari Instansi Pemerintah yang akan
dilamar. Proses pendaftaran oleh pelamar dilakukan secara online.
d. Seleksi dan pengumuman hasil seleksi
Seleksi dalam pengadaan PNS terdiri dari 3 tahapan yaitu:
(1) seleksi administrasi yang dilakukan untuk untuk
mencocokkan antara persyaratan administrasi dengan
dokumen pelamaran yang disampaikan oleh pelamar.
(2) seleksi kompetensi dasar yang dilakukan untuk menilai
kesesuaian antara kompetensi dasar yang dimiliki oleh

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 10]


pelamar dengan standar kompetensi dasar PNS yang meliputi
karakteristik pribadi, intelegensia umum, dan wawasan
kebangsaan.
(3) seleksi kompetensi bidang yang dilakukan untuk untuk
menilai kesesuaian antara kompetensi bidang yang dimiliki
oleh pelamar dengan standar kompetensi bidang sesuai
dengan kebutuhan Jabatan.
(4) Pengumuman hasil seleksi di umumkan secara terbuka.
e. pengangkatan calon PNS dan masa percobaan calon PNS
Pelamar yang dinyatakan lulus seleksi diangkat dan ditetapkan
sebagai calon PNS oleh PPK setelah mendapat persetujuan teknis
dan penetapan nomor induk pegawai dari Kepala BKN. Calon PNS
wajib menjalani masa percobaan selama 1 tahun. Calon PNS yang
mengundurkan diri pada saat menjalani masa percobaan
dikenakan sanksi tidak boleh mengikuti seleksi pengadaan PNS
untuk jangka waktu tertentu.
f. pengangkatan menjadi PNS
Calon PNS yang diangkat menjadi PNS harus memenuhi
persyaratan lulus pendidikan dan pelatihan dan sehat jasmani dan
rohani. Calon PNS yang tidak memenuhi ketentuan diberhentikan
sebagai calon PNS.
Selain pemberhentian karena tidak memenuhi persyaratan
tersebut, calon PNS diberhentikan apabila:
(1) mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
(2) meninggal dunia;
(3) terbukti melakukan pelanggaran disiplin tingkat sedang atau
berat;
(4) memberikan keterangan atau bukti yang tidak benar pada
waktu melamar;
(5) dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap;
(6) menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
(7) tidak bersedia mengucapkan sumpah/janji pada saat diangkat
menjadi PNS.

A.3. Pangkat dan Jabatan


a. Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil
Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan
Jabatan.
Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas
prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap
negara. Kenaikan pangkat dilaksanakan berdasarkan sistem
kenaikan pangkat reguler dan sistem kenaikan pangkat pilihan.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 11]


Ketentuan mengenai kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil
diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 99
Tahun 2000 yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2002.
Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil ditetapkan pada
tanggal 1 April dan 1 Oktober setiap tahun, kecuali ditentukan lain
dalam peraturan perundang-undangan.
Jenjang Pangkat PNS:
Nama Pangkat Golongan Ruang
GOLONGAN IV
Pembina Utama IV e
Pembina Utama Madya IV d
Pembina Utama Muda IV c
Pembina Tingkat I IV b
Pembina IV a
GOLONGAN III
Penata Tingkat I III d
Penata III c
Penata Muda Tingkat I III b
Penata Muda III a
GOLONGAN II
Pengatur Tingkat I II d
Pengatur II c
Pengatur Muda Tingkat I II b
Pengatur Muda II a
GOLONGAN I
Juru Tingkat I I d
Juru I c
Juru Muda Tingkat I I b
Juru Muda I a

1) Kenaikan Pangkat Reguler


Kenaikan pangkat reguler adalah penghargaan yang
diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi
syarat yang ditentukan tanpa terikat pada jabatan.
Kenaikan pangkat reguler diberikan kepada Pegawai Negeri
Sipil yang :
a) Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak
menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional
tertentu;
b) Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar
instansi induk dan tidak menduduki jabatan struktural
atau jabatan fungsional tertentu.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 12]


Kenaikan pangkat reguler dapat diberikan setingkat lebih
tinggi apabila :
a) Sekurangnya-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam
pangkat terakhir;
b) Setiap unsur Penilaian Kinerja sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
Kenaikan pangkat reguler bagi Pegawai Negeri Sipil
diberikan sampai dengan :
a) Pengatur Muda, golongan ruang II/a bagi yang memiliki
Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Dasar;
b) Pengatur, golongan ruang II/c bagi yang memiliki Surat
Tanda Tamat Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama;
c) Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d bagi yang
memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Lanjutan
Kejuruan Tingkat Pertama;
d) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b bagi yang
memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas 3
Tahun, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas 4
Tahun, Ijazah Diploma I atau Ijazah Diploma II;
e) Penata, golongan ruang III/c bagi yang memiliki Ijazah
Sekolah Pendidikan Guru Luar Biasa, Ijazah Diploma III,
Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi atau Ijazah
Bakaloreat;
f) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d bagi yang
memiliki Ijazah Sarjana (S1) atau Ijazah Diploma IV;
g) Pembina, golongan ruang IV/a bagi yang memiliki Ijazah
Dokter, Ijazah Apoteker, Ijazah Magister (S2) atau Ijazah
lain yang setara;
h) Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b bagi yang
memiliki ijazah Doktor (S3).
2) Kenaikan Pangkat Pilihan
Kenaikan pangkat pilihan adalah kepercayaan dan
penghargaan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil
atas prestasi kerjanya yang tinggi.
Kenaikan pangkat pilihan diberikan kepada Pegawai
Negeri Sipil yang:
a) Menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional
tertentu;
b) Menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya
ditetapkan dengan Keputusan Presiden;
c) Menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya;
d) Menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi
negara;
e) Diangkat menjadi pejabat negara;
f) Memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar atau Ijazah;

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 13]


g) Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya
menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional
tertentu;
h) Telah selesai mengikuti dan lulus tugas belajar;
i) Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar
instansi induknya yang diangkat dalam jabatan
pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya
atau jabatan fungsional tertentu.
Pegawai Negeri Sipil yang menduduki dalam jabatan
struktural dan pangkatnya masih 1 (satu) tingkat di bawah
jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan
itu, dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi,
apabila :
a) Telah 1 (satu) tahun dalam pangkat yang dimilikinya;
b) Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan
struktural yang didudukinya;
c) Setiap unsur Penilaian Kinerja sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional
tertentu, dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat
lebih tinggi, apabila :
a) Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat
terakhir;
b) Telah memenuhi angka kredit yang ditentukan;
c) Setiap unsur Penilaian Kinerja sekurang-kurangnya
Bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
Pegawai Negeri Sipil yang menunjukkan prestasi kerja
luar biasa baiknya selama 1 (satu) tahun terakhir,
dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi tanpa terikat
dengan jenjang pangkat, apabila :
a) Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam
pangkat terakhir;
b) Setiap unsur Penilaian Kinerja bernilai amat baik dalam
1 (satu) tahun terakhir.
Pegawai Negeri Sipil yang menemukan penemuan baru
yang bermanfaat bagi negara, dinaikkan pangkatnya
setingkat lebih tinggi tanpa terikat dengan jenjang pangkat.
Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh :
a) Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama atau yang setingkat dan masih
berpangkat Juru Muda Tingkat I, golongan ruang I/b ke
bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Juru,
golongan ruang I/c;
b) Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan
Tingat Atas, Diploma I atau yang setingkat dan masih

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 14]


berpangkat Juru Tingkat I, golongan ruang I/d ke
bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur
Muda, golongan ruang II/a;
c) Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Guru
Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II dan masih
berpangkat Pengatur Muda, golongan ruang II/a ke
bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur
Muda Tingkat I, golongan ruang II/b;
d) Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi atau Ijazah
Diploma III dan masih berpangkat Pengatur Muda
Tingkat I, golongan ruang II/b ke bawah, dapat
dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur, golongan
ruang II/c;
e) Ijazah Sarjana (S1) atau Ijazah Diploma IV dan masih
berpangkat Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d ke
bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata
Muda, golongan ruang III/a;
f) Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah Magister (S2)
atau ijazah lain yang setara, dan masih berpangkat
Penata Muda, golongan ruang III/a ke bawah, dapat
dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I,
golongan ruang III/b;
g) Ijazah Doktor (S3) dan masih berpangkat Penata Muda
Tingkat I, golongan ruang III/b ke bawah, dapat
dinaikkan pangkatnya menjadi Penata, golongan ruang
III/c.
Kenaikan pangkat sehubungan dengan perolehan Surat
Tanda Tamat Belajar/ijazah tersebut dapat diberikan
apabila:
a) Diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan
pengetahuan/keahlian yang sesuai dengan Ijazah yang
diperoleh;
b) Sekurang-kurangnya telah 1(satu) tahun dalam pangkat
terakhir;
c) Setiap unsur Penilaian Kinerja sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
d) Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi
yang menduduki jabatan fungsional tertentu;
e) Lulus Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat.
Pegawai Negeri Sipil yang sedang melaksanakan tugas
belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau
jabatan fungsional tertentu, dapat dinaikkan pangkatnya
setiap kali setingkat lebih tinggi, apabila :
a) Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam
pangkat terakhir;
b) Setiap unsur Penilaian Kinerja sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 15]


Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan tugas belajar
apabila telah lulus dan memperoleh :
a) Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Ijazah
Diploma II dan masih berpangkat Pengatur Muda,
golongan ruang II/a ke bawah, dinaikkan pangkatnya
menjadi Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b;
b) Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi atau Ijazah
Diploma III dan masih berpangkat Pengatur Muda
Tingkat I, golongan ruang II/b ke bawah, dinaikkan
pangkatnya menjadi Pengatur, golongan ruang II/c;
c) Ijazah Sarjana (S1) atau Ijazah Diploma IV dan masih
berpangkat Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d ke
bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda,
golongan ruang III/a;
d) Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah Magister (S2)
atau Ijazah lain yang setara, dan masih berpangkat
Penata Muda, golongan ruang III/a ke bawah,
dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I,
golongan ruang III/b;
e) Ijazah Doktor (S3) dan masih berpangkat Penata Muda
Tingkat I, golongan ruang III/b ke bawah, dinaikkan
pangkatnya menjadi Penata, golongan ruang III/c.
3) Kenaikan Pangkat Anumerta
a) Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan tewas, diberikan
kenaikan pangkat anumerta setingkat lebih tinggi.
Kenaikan pangkat tersebut berlaku mulai tanggal
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tewas.
b) Calon Pegawai Negeri Sipil yang tewas, diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil terhitung mulai awal bulan yang
bersangkutan tewas dan berlaku ketentuan
sebagaimana dimaksud butir di atas.
4) Pangkat Pengabdian
Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia atau akan
diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena
mencapai batas usia pensiun, dapat diberikan kenaikan
pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi, apabila :
a) Memiliki masa bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil
selama:
(1) Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun secara
terus-menerus dan sekurang-kurangnya telah 1
(satu) bulan dalam pangkat terakhir;
(2) Sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun secara
terus-menerus dan sekurang-kurangnya telah 1
(satu) tahun dalam pangkat terakhir;

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 16]


(3) Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun secara
terus-menerus dan sekurang-kurangnya telah 2
(dua) tahun dalam pangkat terakhir.
b) Setiap unsur Penilaian Kinerja sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
c) Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang
atau berat dalam 1 (satu) tahun terakhir;

b. Jabatan
➢ Pengangkatan Dalam Jabatan Administrasi
Syarat Untuk diangkat dalam Jabatan Administrator:
(1) Berstatus PNS;
(2) Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah
sarjana atau diploma IV;
(3) Memiliki integritas dan moralitas yang baik;
(4) Memiliki pengalaman pada Jabatan pengawas paling
singkat 3 (tiga) tahun atau JF yang setingkat dengan
Jabatan pengawas sesuai dengan bidang tugas Jabatan
yang akan diduduki;
(5) Setiap unsur Penilaian Kinerja paling sedikit bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir;
(6) Memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi
yang dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi oleh tim
penilai kinerja PNS di instansinya; dan
(7) Sehat jasmani dan rohani
Syarat Untuk diangkat dalam Jabatan Pengawas:
(1) Berstatus PNS;
(2) Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah
sarjana atau diploma II
(3) Memiliki integritas dan moralitas yang baik;
(4) memiliki pengalaman pada Jabatan pelaksana paling
singkat 4 (empat) tahun atau JF yang setingkat dengan
Jabatan pelaksana sesuai dengan bidang tugas Jabatan
yang akan diduduki;
(5) setiap unsur Penilaian Kinerja paling sedikit bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir;
(6) memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi; d
(7) sehat jasmani dan rohani.
Syarat Untuk diangkat dalam Jabatan Pelaksana:
(1) berstatus PNS;
(2) memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah
sekolah lanjutan tingkat atas atau yang setara;

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 17]


(3) telah mengikuti dan lulus pelatihan terkait dengan
bidang tugas dan/ atau lulus pendidikan dan pelatihan
terintegrasi;
(4) memiliki integritas dan moralitas yang baik;
(5) memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi anajerial, dan
Kompetensi Sosial Kultural sesuai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan;
(6) setiap unsur Penilaian Kinerja paling sedikit bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
(7) sehat jasmani dan rohani
➢ Pengangkatan Dalam Jabatan Fungsional
Pengangkatan PNS ke dalam JF keahlian dan JF
keterampilan dilakukan melalui :
(1) Pengangkatan Pertama
(2) Perpindahan dari Jabatan lain;
(3) Penyesuaian/inpassing
(4) Promosi
Persyaratan pengangkatan pertama:
a) Berstatus PNS
b) Memiliki integritas dan moralitas yang baik.
c) sehat jasmani dan rohani;
d) berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai
dengan kualifrkasi pendidikan yang dibutuhkan.
e) nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir; dan
f) syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
Persyaratan pengangkatan dari perpindahan dari jabatan:
a) Berstatus PNS
b) Memiliki integritas dan moralitas yang baik.
c) sehat jasmani dan rohani;
d) berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai
dengan kualifrkasi pendidikan yang dibutuhkan.
e) memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
bidang JF yang akan diduduki paling kurang 2 (dua)
tahun;
f) nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir;
g) Berusia paling tinggi :
(1) 53 (lima puluh tiga) tahun untuk JF ahli pertama
dan JF ahli muda;
(2) 55 (lima puluh lima) tahun untuk JF ahli madya;
(3) 60 (enam puluh) tahun untuk JF ahli utama bagi
PNS yang telah menduduki JPT;
h) syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 18]


Persyaratan Pengangkatan dari Penyesuaian/inpassing:
a) Berstatus PNS
b) Memiliki integritas dan moralitas yang baik.
c) Sehat jasmani dan rohani;
d) Berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai
dengan kualifrkasi pendidikan yang dibutuhkan.
e) Memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
bidang JF yang akan diduduki paling kurang 2 (dua)
tahun;
f) Nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir; dan
g) Syarat lainnya yang ditetapkan oleh menteri.
Persyaratan Pengangkatan dari Promosi
a) mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai
standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi
pembina;
b) nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir; dan
c) syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.

➢ Pemberhentian Jabatan Administrasi/Fungsional


a) Mengundurkan diri dari Jabatan (dapat ditunda paling
lama 1 tahun untuk jabatan administrasi);
b) Diberhentikan sementara sebagai PNS;
c) Menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d) Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e) Ditugaskan secara penuh di luar JA/JF; atau
f) Tidak memenuhi persyaratan Jabatan.

A.4. Pengembangan Karir, Pola Karir, Promosi dan Mutasi


Pengembangan karir, pengembangan komptensi, pola karir,
promosi dan mutasi dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem
merit untuk meningkatkan kompetensi, kinerja dan profesionalitas
PNS. Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen
Karier yg merupakan bagian terintegrasi dari Sistem Informasi
ASN.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 19]


Pengembangan karir dilakukan berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi
Pemerintah, melalui manajemen pengembangan karier dengan
mempertimbangkan integritas dan moralitas. Pengembangan karir
dilakukan melalui manajemen pengembangan karier dalam rangka
penyesuaian kebutuhan organisasi, kompetensi dan pola karier
PNS. Manajemen pengembangan melalui:
a. mutasi; dan/ atau
b. promosi;
c. penugasan khusus.
Pola Karir merupakan pola dasar mengenai urutan penempatan
dan/ atau perpindahan PNS dalam dan antar posisi di setiap jenis
Jabatan secara berkesinambungan. Pola karier PNS terdiri atas:
a. pola karier instansi; dan
b. pola karier nasional
Pola karier nasional disusun dan ditetapkan oleh Menteri.
Setiap Instansi Pemerintah menyusun pola karier instansi secara
khusus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pola karier
nasional.
Dalam melaksanakan mutasi pegawai setiap Instansi
Pemerintah menyusun perencanaan mutasi PNS di lingkungannya.
Mutasi dilakukan paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 5
(lima) tahun. Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan
prinsip larangan konflik kepentingan. Selain mutasi karena tugas
dan /atau lokasi, PNS dapat mengajukan mutasi tugas dan/atau
lokasi atas permintaan sendiri.
PNS dapat dipromosikan di dalam dan/atau antar JA dan JF
keterampilan, JF ahli pertama, dan JF ahli muda sepanjang
memenuhi persyaratan Jabatan, dengan memperhatikan
kebutuhan organisasi. PNS yang menduduki Jabatan
administrator dan JF ahli madya dapat dipromosikan ke dalam JPT
pratama sepanjang memenuhi persyaratan Jabatan, mengikuti,
dan lulus seleksi terbuka, dengan memperhatikan kebutuhan
organisasi. PNS yang menduduki JF ahli utama dapat
dipromosikan ke dalam JPT madya sepanjang memenuhi
persyaratan Jabatan, mengikuti, dan lulus seleksi terbuka, dengan
memperhatikan kebutuhan organisasi.
Pengembangan kompetensi merupakan upaya untuk
pemenuhan kebutuhan kompetensi PNS dengan standar
kompetensi Jabatan dan rencana pengembangan karier.
Pengembangan kompetensi dilakukan pada tingkat:
a. instansi; dan
b. nasional
Pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakukan paling
sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun.
Pengembangan kompetensi menjadi dasar pengembangan karier
dan menjadi salah satu dasar bagi pengangkatan Jabatan.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 20]


➢ Pola Karir di Lingkungan Kementerian ATR/BPN
Pola karir Pegawai di lingkungan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional mengacu pada Peraturan
Kepala Badan Pertnahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2013 tentang Pola dan Jenjang Karir. Staf dan pejabat
Eselon IV (Pejabat Pengawas), Eselon III (Pejabat Administrator),
atau Eselon II (Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama) di lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
dapat diangkat atau dipindahkan dalam jabatan struktural pada
Kantor Wilayah atau Kantor Pertanahan tipe A, tipe B, atau tipe C
sesuai dengan ketentuan syarat umum dan syarat khusus
pengangkatan dalam jabatan struktural.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional mempunyai kewenangan untuk mengangkat staf khusus
sesuai kebutuhan. Staf khusus ini dapat berasal dari lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
atau dari luar.
Pemindahan wilayah kerja Pegawai Negeri Sipil yang tidak
menduduki jabatan struktural dilakukan secara terencana,
konsisten dan berkelanjutan. Dan hal ini dapat dipertimbangkan
apabila yang bersangkutan telah bertugas paling kurang 4 (empat)
tahun pada unit kerjanya, kecuali :
1. Mengikuti suami; dan/ atau
2. Pindah antar provinsi kecuali Pulau Jawa dan Bali.
Apabila Pegawai Negeri Sipil telah menjalankan tugasnya lebih
dari 4 (empat) tahun, wajib untuk dipindahkan. Perpindahan
wilayah kerja dapat dilakukan :
1. Antar unit kerja di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
2. Antar unit kerja di Kantor Wilayah atau Kantor Pertanahan;
3. Antar Kantor Pertanahan yang wilayah kerjanya berbatasan.

Pegawai Negeri Sipil yang sedang menjalankan tugas


belajar, tidak diperkenankan untuk pindah wilayah kerja dan
pemindahan wilayah kerja tersebut dapat dipertimbangkan apabila
yang bersangkutan telah menyelesaikan tugas belajar dan telah
melaksanakan tugas ditempat semula paling kurang 2 (dua) tahun,
kecuali dibutuhkan untuk keperluan dinas berdasarkan
pertimbangan Pejabat Eselon I yang membawahinya.

A.5. Penilaian Kinerja


Tahapan dalam perencanaan kinerja terdiri dari:
penyusunan SKP dan penetapan SKP. Pelaksanaan pengelolaan
kinerja pegawai bagi PNS dan PPPK dilakukan melalui:
a. Peningkatan kualitas dan kapasitas pegawai
b. Penguatan peran pimpinan

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 21]


Pelaksanaan kegiatan pegawai dilakukan pada periode
harian, mingguan, bulanan, triwulanan, semesteran, dan/atau
tahunan yang disesuaikan dengan periode evaluasi kinerja
pegawai. Penguatan kolaborasi antara pimpinan dengan pegawai
antar-pegawai, dan antara pegawai dengan pemangku kepentingan
lainnya.
Penetapan pengelolaan kinerja pegawai wajib diterapkan
pada setiap instansi yang mana terdiri dari:
a. Perencanaan kinerja, meliputi penetapan dan klarifikasi
Ekspektasi;
b. Pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja Pegawai,
meliputi pendokumentasian kinerja, pemberian Umpan Balik
Berkelanjutan, dan pengembangan kinerja Pegawai
c. Penilaian kinerja Pegawai yang meliputi evaluasi kinerja
Pegawai
d. Tindak lanjut hasil evaluasi kinerja Pegawai yang meliputi
pemberian penghargaan dan sanksi
Indikator kinerja meliputi berbagai aspek, yakni:
kuantitas, kualitas, waktu atau kecepatan penyelesaian hasil
kinerja; dan/atau biaya.
Indikator keberhasilan melalui pendekatan kualitatif atau
kuantitatif.

Evaluasi kinerja pegawai dilaksanakan setiap periode tertentu


dilakukan terhadap hasil kerja dan perilaku kerja pegawai yang
mana terdiri atas:
a. Evaluasi kinerja periodik pegawai
b. Evaluasi kinerja tahunan pegawai.
Melalui tahapan sebagai berikut:
a. Menetapkan capaian kinerja organisasi periodik
b. Menetapkan pola distribusi predikat kinerja periodik
c. Menetapkan predikat kinerja periodik pegawai dengan
mempertimbangkan kontribusi kinerja pegawai terhadap
kinerja organisasi
Tahapan proses evaluasi dilakukan melalui:
a. Penetapan capaian kinerja tahunan organisasi
b. Penetapan pola distribusi predikat kinerja tahunan pegawai
berdasarkan capaian kinerja organisasi tahunan
c. Penetapan predikat kinerja tahunan pegawai dengan
mempertimbangkan kontribusi kinerja pegawai terhadap kinerja
organisasi.
Tindak lanjut hasil evaluasi kinerja dapat berupa:
a. Pelaporan kinerja pegawai dalam bentuk dokumen
b. Keberatan yang diajukan oleh pegawai yang disertai alasan
keberatan

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 22]


c. Pemeringkatan kinerja pegawai melalui proses penetapan
predikat kinerja pegawai
d. Penghargaan berupa prioritas untuk diikutsertakan dalam
program kelompok rencana sukses dan prioritas untuk
pengembangan kompetensi
e. Pemberian sanksi sebagaimana pada hal-hal yang tercantum
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
A.6. Manajemen Talenta
Tujuan Manajemen Talenta ASN
a. Meningkatkan pencapaian tujuan strategis pembangunan
nasional dan peningkatan kualitas pelayanan publik
b. Menemukan dan mempersiapkan talenta terbaik unuk mengisi
posisi kunci sebagai pemimpin masa depan dan posisi yang
mendukung urusan inti organisasi dalam rangka optimalisasi
pencapaian tujuan organisasi dan akselerasi pembangunan
nasional
c. Mendorong peningkatan profesionalisme jabatan, kompetensi,
dan kinerja talenta, serta memberikan kejelasan dan kepastian
karier talenta dalam rangka akselerasi pengembangan karier
yang berkesinambungan.
d. Mewujudkan rencana suksesi yang objektif, terencana, terbuka,
tepat waktu, dan akuntabel sehingga dapat memperkuat dan
mengakselerasi penerapan Sistem Merit pada Instansi
Pemerintah.
e. Memastikan tersedianya pasokan talenta untuk menyelaraskan
ASN yang tepat dengan jabatan yang tepat pada waktu yang
tepat berdasarkan tujuan strategis, misi, dan visi organisasi
f. Menyeimbangkan antara pengembangan karier ASN dan
kebutuhan instansi
Prinsip Manajemen Talenta ASN
a. Objektif
b. Terencana
c. Terbuka
d. Tepat waktu
e. Akuntabel
f. Bebas dari intervensi politik
g. Bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme

Ruang Lingkup dan Aspek Manajemen Talenta ASN


• Ruang Lingkup Manajemen Talenta ASN mencakupi:
a. Manajemen Talenta ASN Nasional
b. Manajemen Talenta ASN Instansi
• Aspek Manajemen Talenta ASN, mencakupi:
a. Kelembagaan Manajemen Talenta ASN
b. Penyelenggaraan Manajemen Talenta ASN Instansi dan
Nasional
c. Sistem Informasi Manajemen Talenta ASN Instansi dan
Nasional

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 23]


Kelembagaan Manajemen Talenta ASN
• Manajemen Talenta ASN Nasional ditetapkan dan dilaksanakan
oleh Tim Manajemen Talenta ASN Nasional yang terdiri dari
unsur:
a. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi
b. Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas
c. Kementerian Dalam Negeri
d. Lembaga Administrasi Negara
e. Badan Kepegawaian Negara
f. Komisi Aparatur Sipil Negara
• Penetapan Tim Manajemen Talenta ASN Nasional diusulkan oleh
Menteri kepada Presiden.
• Manajemen Talenta ASN Instansi ditetapkan dan dilaksanakan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian pada setiap
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Tahapan dan Penetapan Akusisi Talenta
• Tahapan pada akuisisi talenta, meliputi:
a. Identifikasi dan penetapan jabatan kritikal
b. Analisis kebutuhan talenta
c. Penetapan strategi akuisisi
d. Identifikasi, penilaian dan pemetaan talenta
e. Penetapan kelompok rencana suksesi
f. Pencarian talenta melalui mekanisme mutasi/rotasi antar
instansi dan rencana penempatan talenta melalui
mekanisme penugasan atau penugasan khusus.
• Penetapan strategi akuisisi talenta dijadikan sebagai dasar
dalam identifikasi, penilaian, dan pemetaan talenta dalam
lingkungan instasinya, yang mana dilakukan dengan
menentukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membangun talenta internal instansi
b. Merekrut talenta baru (Calon PNS dan/atau PPPK)
c. Mutasi dan/atau promosi talenta antar instansi
d. Penugasan atau penugasan khusus talenta
• Kandidat talenta berasal dari ASN, baik internal maupun
eksternal instansi, termasuk Calon PNS dan PPPK.
Pencarian, Pengembangan, dan Penempatan Talenta
• Pencarian talenta dilakukan melalui mekanisme mutasi/rotasi
antar instansi atau penempatan talenta melalui mekanisme
penugasan atau penugasan khusus
• Pengembangan talenta dilaksanakan melalui
a. Akselerasi karier di sekolah kader
b. Pengembangan kompetensi melalui ASN corporate university
dengan metode klasikal dan nonklasikal, pembelajaran di
dalam dan di luar kantor, serta bentuk pengembangan
kompetensi lainnya

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 24]


• Adapun peningkatan kualifikasi talenta dilaksanakan melalui
tugas belajar
• Penempatan talenta dapat dilakukan pada lintas Instasi
Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, sesuai kebutuhan
nasional atau instansi ya mana dilaksanakan berdasarkan
rencana suksesi yang mengacu pada perumpunan berdasarkan
kebutuhan strategis Instansi Pemerintah dan/atau arah
pembangunan prioritas nasional jangka menengah dan jangka
panjang.

A.7. Sistem Kerja Pada Instansi Pemerintah


Berdasarkan Permenpan No 7 Tahun 2022 sistem kerja adalah
serangkaian prosedur dan tata kerja yang membentuk suatu proses
aktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.
Tahapan Penyederhanaan Birokrasi
Penyederhanaan birokrasi pada instansi pusat dan instansi daerah
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Penyederhanaan struktur organisasi
b. Penyetaraan jabatan
c. Penyeseuaian sistem kerja

Tujuan
Penyesuaian sistem kerja bertujuan sebagai berikut, yakni:
a. Mewujudkan proses kerja yang efektif dan efisien
b. Memastikan pencapaian tujuan strategi dan kinerja organisasi
c. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya manusia
d. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi

Prinsip
Mekanisme kerja digunakan sebagai acuan dalam pengaturan alur
pelaksanaan tugas Pegawai ASN setelah dilakukan penyederhanaan
struktur organisasi dan penyetaraan jabatan yang memiliki prinsip
sebagai berikut, yaitu:
a. Orientasi pada hasil
b. Kompetensi
c. Profesionalisme
d. Kolaboratif
e. Transparansi
f. Akuntabel

Penugasan
Dalam pelaksanaan tugas, pejabat fungsional dan pelaksana dapat
bekerja secara individu dan/atau secara kerjsama tim berdasarkan
keahlian dan/atau keterampilan. Penugasan Pejabat Fungsional
dan pelaksana dilakukan melalui:
a. Penunjukan secara langsung; dan/atau
b. Pengajuan sukarela

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 25]


Pelaksanaan dan Penanggungjawaban Pelaksanaan Tugas
Pelaksanaan tugas pejabat fungsional dan pelaksana meliputi
pelaksanaan tugas yang bersifat dalam unit organisasi, lintas unit
organisasi, dan lintas instansi pemerintah.
Pertanggungjawaban pejabat fungsional dan pelaksana tugas secara
individu melaporkan pelaksanaan tugasnya secara langsung kepada
Pimpinan Unit Organisasi, yakni:
a. Pejabat Fungsional dan pelaksana yang berperan sebagai
anggota tim melaporkan pelaksanaan tugas kepada ketua tim
b. Pejabat Fungsional dan pelaksana yang berperan sebagai ketua
tim melaporkan pelaksanaan tugas tim kerja kepada Pimpinan
Unit Organisasi secara berkala
c. Pimpinan Unit Organisasi secara sewaktu-waktu berwenang
untuk meminta laporan kepada ketua tim dan/atau anggota tim
kerja.

Tahapan Mekanisme Kerja


a. Tahapan Perencanaan, meliputi penyusunan dan penetapan
perjanjian kinerja
b. Tahapan Pelaksanaan, meliputi penyusunan rincian
pelaksanaan kegiatan.
c. Tahapan Evaluasi, meliputi peninjauan hasil pelaksanaan
kegiatan.

Pengelolaan Kinerja
Pengelolaan kinerja Pejabat Fungsional dan pelaksana terdiri dari:
a. Perencanaan kinerja, meliputi penetapan dan klarifikasi
ekspektasi
b. Pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja, meliputi
pendokumentasian kinerja, pemberian umpan balik
berkelanjutan dan pengembangan kinerja pegawai
c. Penilaian kinerja, meliputi evaluasi kinerja pegawai
d. Tindak lanjut hasil evaluasi kinerja, meliputi pemberian
penghargaan dan sanksi
A.8. Penghargaan
Pemberian penghargaan didasarkan atas kesetiaan, pengabdian,
kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam
melaksanakan tugasnya. Penghargaan berupa :
a. Tanda Kehormatan
b. Kenaikan pangkat istimewa
c. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
d. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan
Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada PNS berdasarkan
pada penilaian kinerja dan keahlian yang luar biasa dalam
menjalankan tugas jabatannya. Kesempatan prioritas untuk
pengembangan kompetensi diberikan kepada PNS yang
mempunyai nilai prestasi kerja yang sangat baik, memiliki dedikasi
dan loyalitas yang tinggi pada organisasi.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 26]


A.9. Disiplin
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri
Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman disiplin. Disiplin Pegawai Negeri Sipil diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.
1) Kewajiban dan Larangan Pegawai Negeri Sipil
a. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil
• Melaporkan perkawinan dalam waktu 1 tahun;
• Memperoleh izin/surat keterangan sebelum melakukan
perceraian;
• Melaporkan perceraian dalam waktu 1 bulan;
• Memperoleh izin jika akan beristri lebih dari seorang.
c. Larangan Pegawai Negeri Sipil
• PNS wanita menjadi isteri ke-2, ke-3, ke-4 dst;
• Hidup bersama dengan wanita bukan isterinya atau pria yang
bukan suaminya tanpa ikatan perkawinan yang sah.
2) Tingkat dan jenis hukuman disiplin PNS terdiri atas :
a. Hukuman disiplin ringan, terdiri atas :
- Teguran lisan.
- Teguran tertulis.
- Pernyataan tidak puas secara tertulis.
b. Hukuman disiplin sedang, terdiri atas:
- Pemotongan tukin 25% selama 6 bulan
- Pemotongan tukin 25% selama 9 bulan
- Pemotongan tukin 25% selama 12 bulan
c. Tingkat hukuman disiplin berat, terdiri atas :
- Penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan
- Pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana
selama 12 bulan dan
- Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai PNS
3) Jenis Pelanggaran dan Hukuman terdiri atas :
• Pelanggaran terhadap kewajiban
• Pelanggaran terhadap larangan
4) Tidak Masuk Kerja
5) Pejabat yang berwenang menghukum

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 27]


A.10. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 Jo. Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan
Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil
a) Perceraian
(1) Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan melakukan
perceraian, wajib memperoleh izin tertulis atau surat
keterangan lebih dahulu dari pejabat.
(2) PNS baik pria maupun wanita yang akan melakukan
perceraian dan berkedudukan sebagai penggugat, wajib
memperoleh izin tertulis dari pejabat.
(3) PNS baik pria maupun wanita yang akan melakukan
perceraian dan berkedudukan sebagai tergugat, wajib
memberitahukan secara tertulis adanya gugatan perceraian
melalui saluran hierarki kepada pejabat untuk mendapat
surat keterangan dalam waktu selambat-lambatnya enam
hari kerja setelah ia menerima gugatan perceraian.
(4) Suami istri yang kedua-duanya berkedudukan sebagai PNS
baik dalam satu lingkungan departemen/instansi maupun
tidak, masing-masing wajib memperoleh izin tertulis atau
surat keterangan lebih dahulu dari pejabat.
(5) Alasan-alasan untuk dapat melakukan perceraian sebagai
berikut:
(a) Salah satu pihak berbuat zinah.
(b) Salah satu pihak menjadi pemabuk, pemadat dan
penjudi yang sukar disembuhkan.
(c) Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2
(dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan
tanpa alasan yang sah serta tanpa memberikan nafkah
lahir maupun batin atau karena hal lain diluar
kemampuannya.
(d) Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima)
tahun atau yang lebih berat secara terus-menerus
setelah perkawinan berlangsung.
(e) Salah satu pihak melakukan kekejaman atau
penganiayaan berat lahir maupun batin yang
membahayakan.
(f) Terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran
dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi.
(6) Setiap atasan dan pejabat yang menerima surat
pemberitahuan adanya gugatan perceraian wajib
merukunkan kembali kedua belah pihak dan dapat
memanggil atau meminta keterangan dari pihak-pihak yang
bersangkutan.
(7) Pejabat harus memberikan surat keterangan untuk
melakukan perceraian kepada setiap PNS yang
menyampaikan surat pemberitahuan adanya gugatan.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 28]


(8) Apabila Pejabat dalam waktu yang ditentukan tidak juga
menetapkan keputusan yang sifatnya tidak mengabulkan
atau tidak memberikan surat keterangan untuk melakukan
perceraian, maka dalam hal ini pejabat tersebut dianggap
telah menolak ijin perceraian.
(9) Apabila hal tersebut diatas (nomor 8) ternyata semata-mata
merupakan kelalaian dari Pejabat.
(10) Apabila perceraian terjadi atas kehendak PNS pria, maka
wajib menyerahkan sebagian gajinya untuk bekas istri dan
anak-anaknya dengan membuat pernyataan tertulis.
(11) Hak atas bagian gaji untuk bagian istri tidak diberikan
apabila perceraian terjadi karena istri terbukti telah
berzinah dan atau melakukan kekejaman/penganiayaan
berat baik lahir maupun bathin dan atau menjadi
pemabuk, pemadat dan menjadi penjudi yang sukar
disembuhkan dan atau telah meninggalkan suami selama 2
(dua) tahun berturut-turut tanpa ijin dan alasan yang sah
atau karena hal diluar kemampuannya.
(12) Apabila perceraian terjadi atas kehendak istri, hak atas
bagian gaji tetap diberikan apabila alasan mengajukan
gugatan cerai karena :
(a) Dimadu;
(b) Suami telah terbukti berzinah;
(c) Suami terbukti telah melakukan kekejaman atau
penganiayaan berat lahir maupun bathin;
(d) Suami menjadi pemabuk, pemadat dan penjudi yang
sukar disembuhkan;
(e) Suami meninggalkan istri selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa ijin dan alasan yang sah atau
karena hal lain diluar kemampuannya.
b) Pegawai Negeri Sipil Pria yang Beristri Lebih dari Seorang
(1) PNS yang akan beristri lebih dari seorang, wajib
memperoleh ijin tertulis lebih dahulu dari Pejabat.
(2) Setiap atasan yang menerima surat permintaan ijin
tersebut diatas, wajib memberikan pertimbangan.
(3) Setiap Pejabat harus mengambil keputusan selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung ia menerima surat
permintaan ijin tersebut.
(4) Apabila dalam waktu yang telah ditentukan Pejabat tidak
menetapkan keputusan yang sifatnya tidak mengabulkan
atau tudak menolak permintaan ijin tersebut, maka dalam
hal demikian Pejabat tersebut dianggap telah menolak,
tetapi apabila ternyata hal itu merupakan kelalaian dari
Pejabat, maka Pejabat bersangkutan dikenakan hukuman
disiplin.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 29]


c) Pegawai Negeri Sipil Wanita tidak Diijinkan Menjadi Istri
Kedua/Ketiga/Keempat
(1) Pegawai Negeri Sipil wanita tidak diijinkan menjadi istri
kedua/ketiga/keempat.
(2) Seorang wanita yang berkedudukan sebagai istri
kedua/ketiga/keempat dilarang menjadi Pegawai Negeri
Sipil.
d) Hidup Bersama Diluar Ikatan Perkawinan yang Sah
(1) Pegawai Negeri Sipil dilarang hidup bersama di luar ikatan
perkawinan yang sah.
(2) Yang dimaksud hidup bersama di luar ikatan perkawinan
yang sah adalah melakukan hubungan sebagai suami istri
dengan wanita yang bukan istrinya atau dengan pria yang
bukan suaminya yang seolah-olah merupakan suatu rumah
tangga.
(3) Setiap Pejabat yang mengetahui atau menerima laporan
adanya Pegawai Negeri Sipil dilingkungannya melakukan
hidup bersama seperti tersebut di atas, wajib memanggil
untuk diperiksa.
(4) Pemeriksaan tersebut harus dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan (BAP).
(5)
A.11. Hal-hal yang perlu diketahui:
a) Pejabat yang berwenang menghukum.
b) Tata cara pemanggilan, pemeriksaan, penjatuhan hukuman
dan penyampaian Keputusan Hukuman Disiplin.
c) Upaya Administratif yang terdiri dari keberatan dan banding
administratif:
- Hukuman disiplin yang tidak dapat diajukan upaya
administratif
- Hukuman disiplin yang dapat diajukan keberatan
- Hukuman disiplin yang dapat diajukan banding administratif
d) Berlakunya Keputusan Hukuman Disiplin.

A.12. Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil


➢ Pemberhentian Atas Pemintaan Sendiri
a. PNS yang mengajukan permintaan berhenti, diberhentikan
dengan hormat sebagai PNS.
b. Permintaan berhenti dapat ditunda untuk paling lama 1
(satu) tahun, apabila PNS yang bersangkutan masih
diperlukan untuk kepentingan dinas.
c. Permintaan berhenti ditolak apabila:
1) sedang dalam proses peradilan karena diduga
melakukan tindak pidana kejahatan;
2) terikat kewajiban bekerja pada Instansi Pemerintah

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 30]


3) dalam pemeriksaan pejabat yang berwenang memeriksa
karena diduga melakukan pelanggaran disiplin PNS;
4) sedang mengajukan upaya banding administratif karena
dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
PNS;
5) sedang menjalani hukuman disiplin; dan/ atau
6) alasan lain menurut pertimbangan PPK.
➢ Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
a. PNS yang telah mencapai Batas Usia Pensiun diberhentikan
dengan hormat sebagai PNS.
b. Batas Usia Pensiun PNS yaitu:
1) 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat
administrasi, pejabat fungsional ahli muda, pejabat
fungsional ahli pertama, dan pejabat fungsional
keterampilan;
2) 60 (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan tinggi
dan pejabat fungsional madya; dan
3) 65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS yang memangku
pejabat fungsional ahli utama.
c. Batas Usia Pensiun bagi PNS yang menduduki JF yang
ditentukan dalam undang-undang, berlaku ketentuan
sesuai dengan Batas Usia Pensiun yang ditetapkan dalam
undang-undang yang bersangkutan.
➢ Pemberhentian karena perampingan organisasi atau
kebijakan pemerintah
a. Dalam hal terjadi perampingan organisasi atau kebijakan
pemerintah yang mengakibatkan kelebihan PNS maka PNS
tersebut terlebih dahulu disalurkan pada Instansi
Pemerintah lain
b. Apabila tidak dapat disalurkan dan pada saat terjadi
perampingan organisasi sudah mencapai usia 50 (lima
puluh) tahun dan masa kerja l0 (sepuluh) tahun,
diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak
kepegawaian.
c. Apabila belum mencapai usia 50 (lima puluh) tahun dan
masa kerja l0 (sepuluh) tahun, diberikan uang tunggu
paling lama 5 (lima) tahun.
d. Apabila sampai dengan 5 (lima) tahun tidak dapat
disalurkan maka PNS tersebut diberhentikan dengan
hormat dan diberikan hak kepegawaian.
e. Apabila pada saat berakhirnya pemberian uang tunggu
belum berusia 50 (lima puluh) tahun, jaminan pensiun bagi
PNS mulai diberikan pada saat mencapai usia 50 (lima
puluh) tahun.
➢ Pemberhentian karena tidak cakap jasmani dan/atau rohani

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 31]


a. PNS yang tidak cakap jasmani dan/atau rohani
diberhentikan dengan hormat apabila:
1) tidak dapat bekerja lagi dalam semua karena
kesehatannya;
2) menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi
dirinya sendiri atau lingkungan kerjanya; atau
3) tidak mampu bekerja kembali setelah berakhirnya cuti
sakit.
b. Ketentuan mengenai tidak cakap jasmani dan/atau rohani
berdasarkan hasil pemeriksaan tim penguji kesehatan yang
dibentuk oleh menteri kesehatan dan beranggotakan
dokter pemerin tah
c. PNS yang diberhentikan dengan hormat mendapat hak
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
➢ Pemberhentian karena meninggal dunia, tewas, atau hilang
Karena Meninggal Dunia
a. PNS yang meninggal dunia atau tewas diberhentikan
dengan hormat sebagai PNS dengan mendapat hak
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. PNS dinyatakan meninggal dunia apabila :
a. meninggalnya tidak dalam dan karena menjalankan
tugas;
b. meninggalnya sedang menjalani masa uang tunggu;
atau.
c. meninggalnya pada waktu menjalani cuti di luar
tanggungan negara
Karena Tewas
a. PNS dinyatakan tewas apabila meninggal:
(1) dalam dan karena menjalankan tugas dan
kewajibannya;
(2) dalam keadaan lain yang ada hubungannya
dengan dinas, sehingga kematian itu disamakan
dengan keadaan sebagaimana dimaksud pada huruf a;
(3) meninggalnya pada waktu menjalani cuti di luar
tanggungan negara
b. langsung diakibatkan oleh luka atau cacat rohani atau
jasmani yang didapat dalam dan karena menjalankan
tugas kewajibannya atau keadaan lain yang ada
hubungannya dengan kedinasan; dan/ atau
c. karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab
atau sebagai akibat tindakan anasir itu
d. Apabila PNS meninggal dunia atau tewas telah
berkeluarga, kepada janda/duda atau anaknya diberikan
hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 32]


e. Apabila PNS meninggal dunia atau tewas tidak
berkeluarga, kepada orang tuanya diberikan hak
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Karena Hilang
a. Seorang PNS dinyatakan hilang di luar kemampuan dan
kemauan PNS yang bersangkutan apabila:
a. Tidak diketahui keberadaannya;
b. Tidak diketahui masih hidup atau telah meninggal
dunia
b. PNS yang hilang dianggap telah meninggal dunia dan
dapat diberhentikan dengan hormat sebagai PNS pada
akhir bulan ke-12 (dua belas) sejak dinyatakan hilang.
c. Pernyataan hilang dibuat oleh PPK atau pejabat lain yang
ditunjuk berdasarkan surat keterangan atau berita acara
pemeriksaan dari pihak Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
d. Janda/duda atau anak PNS diberikan hak kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
e. Dalam hal PNS yang hilang ditemukan kembali dan
masih hidup, dapat diangkat kembali sebagai PNS
sepanjang yang bersangkutan belum mencapai BUP.
f. Pengangkatan kembali dilakukan setelah PNS yang
bersangkutan diperiksa oleh PPK dan pihak Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
g. Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan terbukti hilang
karena kemauan dan kemampuan yang bersangkutan,
PNS yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Dalam hal PNS yang hilang ditemukan kembali dan telah
mencapai BUP, PNS yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat dan diberikan hak kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
i. Pemberhentian setelah dilakukan pemeriksaan oleh PPK
dan pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia.
j. Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan terbukti hilang
karena kemauan dan kemampuan yang bersangkutan,
PNS yang bersangkutan wajib mengembalikan hak
kepegawaian yang telah diterima oleh janda/duda atau
anaknya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

➢ Pemberhentian karena melakukan pemberhentian karena


melakukan Tindak pidana/penyelewengantindak pidana/
penyelewengan

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 33]


a. PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak
diberhentikan karena dihukum penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan
hukuman pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
dan pidana yang dilakukan tidak berencana.
b. PNS yang dipidana dengan pidana penjara 2 (dua) tahun
atau lebih berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana tidak dengan berencana, tidak
diberhentikan sebagai PNS apabila :
1) perbuatannya tidak menurunkan harkat dan martabat
dari PNS;
2) mempunyai prestasi kerja yang baik;
3) tidak mempengaruhi lingkungan kerja setelah
diaktifkan kembali; dan
4) tersedia lowongan Jabatan.
c. PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak
diberhentikan karena dihukum penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan
hukuman pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
dan pidana yang dilakukan tidak berencana.
d. PNS yang dipidana dengan pidana penjara 2 (dua) tahun
atau lebih berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana tidak dengan berencana, tidak
diberhentikan sebagai PNS apabila :
1) perbuatannya tidak menurunkan harkat dan martabat
dari PNS;
2) mempunyai prestasi kerja yang baik;
3) tidak mempengaruhi lingkungan kerja setelah
diaktifkan kembali; dan
4) tersedia lowongan Jabatan.
e. PNS yang dipidana dengan pidana penjara kurang dari 2
(dua) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana tidak dengan berencana, tidak
diberhentikan sebagai PNS apabila tersedia lowongan
Jabatan.
f. PNS yang tidak diberhentikan, selama yang bersangkutan
menjalani pidana penjara maka tetap bersatus sebagai
PNS dan tidak menerima hak kepegawaiannya sampai
diaktifkan kembali sebagai PNS.
g. PNS diaktilkan kembali sebagai PNS apabila tersedia
lowongan Jabatan.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 34]


h. Dalam hal tidak tersedia lowongan jabatan dalam jangka
waktu paling lama 2 (dua) tahun, PNS yang bersangkutan
diberhentikan dengan hormat.
i. PNS yang menjalani pidana penjara dan sudah berusia
58 (lima puluh delapan) tahun, diberhentikan dengan
hormat.
j. PNS diberhentikan tidak dengan hormat apabila :
1) melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2) dipidana dengan pidana penjara atau kurungan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana kejahatan Jabatan atau tindak pidana
kejahatan yang ada hubungannya dengan Jabatan
dan/ atau pidana umum;
3) menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
atau
4) dipidana dengan pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana dengan hukuman
pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan
pidana yang dilalukan dengan berencana.
k. PNS yang dipidana dengan pidana penjara kurang dari 2
(dua) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana dengan berencana, diberhentikan dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.
l. Pemberhentian karena melakukan tindak pidana
ditetapkan terhitung mulai akhir bulan sejak putusan
pengadilan atas perkaranya yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap.

➢ Pemberhentian karena pelanggaran disiplin


a. PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri apabila melakukan pelanggaran disiplin PNS
tingkat berat.
b. Pemberhentian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai disiplin PNS.
➢ Pemberhentian karena mencalonkan menjadi pejabat
negara yang dipilih
a. PNS wajib mengundurkan diri sebagai PNS pada saat
ditetapkan sebagai calon Presiden dan Wakil
presiden,Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 35]


perwakilan Rakrat, Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota
Dewan Perwakilan Daerah, Gubernur dan Wakil
Gubernur, atau Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil
Walikota oleh lembaga yang bertugas melaksanakan
pemilihan umum.
b. Pernyataan pengunduran diri yang diajukan oleh PNS
tidak dapat ditarik kembali.
c. PNS yang mengundurkan diri diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS.
d. PNS yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud di
atas diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.
e. Pemberhentian dengan hormat sebagai PNS berlaku
terhitung mulai akhir bulan sejak PNS yang
bersangkutan ditetapkan sebagai calon pejabat negara
tersebut.
➢ Pemberhentian karena menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik
a. PNS dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.
b. PNS yang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik wajib mengundurkan diri secara tertulis.
c. PNS yang mengundurkan diri diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS terhitung mulai akhir bulan
pengunduran diri PNS yang bersangkutan.
d. PNS yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud
diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS.
e. PNS yang menjadi anggota dan/ atau pengurus partai
politik diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS
terhitung mulai akhir bulan PNS yang bersangkutan
menjadi anggota dan/ atau pengurus partai politik.
➢ Pemberhentian karena tidak menjabat lagi sebagai pejabat
negara
a. PNS yang tidak menjabat lagi sebagai ketua, wakil ketua,
dan anggota Mahkamah Konstitusi, ketua, wakil ketua,
dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan, ketua, wakil
ketua, dan anggota Komisi Yudisial, ketua dan wakil
ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, menteri dan
jabatan setingkat menteri, kepala perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri yang berkedudukan sebagai
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh,
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS apabila dalam
waktu paling lama 2 (dua) tahun tidak tersedia lowongan
Jabatan.
b. Selama menunggu tersedianya lowongan Jabatan sesuai
dengan kompetensi dan kualilikasi PNS, diaktifkan
kembali sebagai PNS dan diberikan penghasilan sebesar
50% (lima puluh persen) dari penghasilan Jabatan

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 36]


terakhir sebagai PNS sebelum diangkat sebagai pejabat
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
c. Pemberhentian dengan hormat sebagai PNS terhitung
mulai akhir bulan sejak 2 (dua) tahun tidak tersedia
lowongan Jabatan.
➢ Pemberhentian karena hal lain
a. PNS yang telah selesai menjalankan cuti di luar
tanggungan negara wajib melaporkan diri secara tertulis
kepada instansi induknya.
b. Batas waktu melaporkan diri secara tertulis paling lama
1 (satu) bulan setelah selesai menjalankan cuti di luar
tanggungan negara.
c. PNS yang tidak melaporkan diri secara tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberhentikan
dengan hormat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. PNS yang melaporkan diri, tetapi tidak dapat diangkat
dalam Jabatan pada instansi induknya, disalurkan pada
instansi lain.
e. Penyaluran pada instansi lain dilakukan oleh PPK setelah
berkoordinasi dengan Kepala BKN
f. PNS yang melaporkan diri diaktifkan kembali sebagai
PNS sesuai Jabatan yang tersedia..
g. PNS yang tidak dapat disalurkan dalam waktu paling
lama I (satu) tahun diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS.
h. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena tidak
dapat disalurkan diberikan hak kepegawaian sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
i. PNS yang terbukti menggunakan ijazah palsu dalam
pembinaan kepegawaian diberhentikan dengan hormat
j. PNS yang telah selesai menjalankan tugas belajar wajib
melapor kepada PPK paling lama 15 (lima belas) hari
kerja sejak berakhirnya masa tugas belajar.
k. Dalam hal PNS tidak melapor kepada PPK, PNS yang
bersangkutan diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri dan dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
➢ Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri Sipil
PNS diberhentikan sementara apabila:
• Diangkat menjadi pejabat negara
• Diangkat menjadi komisioner/anggota lembaga non
struktural
• Ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana
PNS diberhentikan sementara apabila diangkat menjadi:
a. Ketua, wakil ketua, dan anggota mahkamah konstitusi;

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 37]


b. Ketua, wakil ketua, dan anggota badan pemeriksa
keuangan;
c. Ketua, wakil ketua, dan anggota komisi yudisial;
d. Ketua dan wakil ketua komisi pemberantasan tindak
pidana korupsi;
e. Menteri dan jabatan setingkat menteri; dan
f. Kepala perwakilan republik indonesia di luar negeri yang
berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan
Berkuasa penuh,kecuali berasal dari JF Diplomat.
Pemberhentian sementara bagi pejabat negara, komisioner,
atau anggota lembaga nonstruktural berlaku sejak yang
bersangkutan dilantik dan berakhir pada saat selesainya masa
tugas sebagai pejabat negara, komisioner, atau anggota
lembaga nonstruktural. PNS yang telah selesai masa tugas
sebagai pejabat negara, komisioner, atau anggota lembaga
nonstruktural melapor kepada PPK paling lama 1 (satu) bulan
sejak selesainya masa tugas. PNS yang diberhentikan
sementara sebagai pejabat negara, komisioner, atau anggota
lembaga nonstruktural tidak diberikan penghasilan sebagai
PNS pada bulan berikutnya sejak dilantik sebagai pejabat
negara, komisioner, atau anggota lembaga nonstruktural.
Ketentuan PNS diberhentikan sementara karena menjadi
tersangka tindak pidana:
• Pemberhentian sementara berlaku akhir bulan sejak PNS
ditahan
• Apabila dinyatakan tidak bersalah berdasarkan putusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap,
melapor kepada PPK paling lama 1 (satu) bulan sejak
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
tetap.
• selama diberhentikan sementara tidak diberikan
penghasilan
• Diberikan uang pemberhentian sementara sebesar 50%
(lima puluh persen) dari penghasilan jabatan terakhir
sebagai PNS sebelum diberhentikan sementara pada bulan
berikutnya sejak ditetapkannya pemberhentian sementara.
• Pemberhentian sementara berlaku sejak dikenakan
penahanan sampai dengan:
a. dibebaskannya tersangka dengan surat perintah
penghentian penyidikan atau penuntutan oleh pejabat
yang berwenang; atau
b. ditetapkannya putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
• Pemberhentian sementara berlaku akhir bulan sejak PNS
ditahan

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 38]


• PNS yang dinyatakan tidak bersalah berdasarkan putusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap,
melapor kepada PPK paling lama 1 (satu) bulan sejak
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
tetap.
• PNS selama diberhentikan sementara tidak diberikan
penghasilan
• PNS yang diberhentikan sementara diberikan uang
pemberhentian sementara sebesar 50% (lima puluh persen)
dari penghasilan jabatan terakhir sebagai PNS sebelum
diberhentikan sementara sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
• PNS yang dikenakan pemberhentian sementara pada saat
mencapai Batas Usia Pensiun:
a) apabila belum ada putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, diberikan
penghasilan sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari
hak pensiun;
b) apabila berdasarkan putusan pengadilan dinyatakan
tidak bersalah, diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS dengan mendapat hak kepegawaian dengan
memperhitungkan uang pemberhentian sementara yang
sudah diterima, terhitung sejak akhir bulan dicapainya
Batas Usia Pensiun;
c) apabila berdasarkan putusan pengadilan dinyatakan
bersalah melakukan tindak pidana dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan tidak
berencana, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
dengan mendapat hak kepegawaian terhitung sejak
akhir bulan yang bersangkutan mencapai BUP dan hak
atas pensiun dibayarkan mulai bulan berikutnya; dan
d) apabila berdasarkan putusan pengadilan dinyatakan
bersalah melakukan tindak pidana dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan tidak
berencana, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
dengan mendapat hak kepegawaian terhitung sejak
akhir bulan yang bersangkutan mencapai Batas Usia
Pensiun dan hak atas pensiun dibayarkan mulai bulan
berikutnya; dan
e) apabila berdasarkan putusan pengadilan dinyatakan
bersalah melakukan tindak pidana dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan berencana,
diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS dengan
mendapat hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, terhitung sejak akhir
bulan yang bersangkutan mencapai Batas Usia Pensiun

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 39]


dan tidak mengembalikan penghasilan yang telah
dibayarkan.
f) apabila PNS meninggal dunia sebelum ada putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap,diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan
mendapat hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
➢ Pengangkifan Kembali
PNS diaktifkan kembali apabila menjadi :
a. tersangka tindak pidana ditahan pada tingkat penyidikan, dan
menurut Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
bersangkutan dihentikan dugaan tindak pidananya;
b. tersangka tindak pidana ditahan pada tingkat penuntutan, dan
menurut Jaksa yang bersangkutan dihentikan penuntutannya;
c. terdakwa tindak pidana ditahan pada tingkat pemeriksaan, dan
menurut putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap, dinyatakan tidak bersalah atau dilepaskan dari segala
tuntutan,
d. PNS yang diaktifkan kembali diberikan penghasilan yang
dibayarkan sejak diangkat dalam Jabatan.
A.13. Jaminan Pensiun, Jaminan Hari Tua dan Perlindungan
• PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan pensiun dan
jaminan hari tua PNS sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Jaminan pensiun PNS dan jaminan hari tua PNS diberikan
sebagai perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua,
sebagai hak dan sebagai penghargaan atas pengabdian PNS.
• Jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS mencakup jaminan
pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan dalam program
jaminan sosial nasional.
• Sumber pembiayaan jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS
berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran PNS
yang bersangkutan.
• Jaminan pensiun PNS diberikan kepada:
a. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena meninggal
dunia;
b. PNS yang diberhentikan dengan hormat atas permintaan
sendiri apabila telah berusia 45 (empat puluh lima) tahun
dan masa kerja paling sedikit 2O (dua puluh) tahun;
c. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena mencapai
Batas Usia Pensiun apabila telah memiliki masa kerja untuk
pensiun paling sedikit 10 (sepuluh) tahun;
d. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena perampingan
organisasi atau kebijalan pemerintah yang mengakibatkan
pensiun dini apabila telah berusia paling sedikit 50 (lima

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 40]


puluh) tahun dan masa kerja paling sedikit l0 (sepuluh)
tahun;
e. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena dinyatakan
tidak dapat bekerja lagi dalam Jabatan apapun karena
keadaan jasmani dan/ atau rohani yang disebabkan oleh
dan karena menjalankan kewajiban Jabatan tanpa
mempertimbangkan usia dan masa kerja; atau
f. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena dinyatakan
tidak dapat bekerja lagi dalam Jabatan apapun karena
keadaan jasmani dan/ atau rohani ng tidak disebabkan
oleh dan karena menjalankan kewajiban Jabatan apabila
telah memiliki masa kerja untuk pensiun paling singkat 4
(empat) tahun.
• Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:
a. jaminan kesehatan;
b. jaminan kecelakaan kerja;
c. jaminan kematian; dan
d. bantuan hukum.

➢ Uang Tunggu Dan Uang Pengabdian


• Uang tunggu diberikan setiap tahun untuk paling lama 5 (Iima)
tahun.
• Uang tunggu diberikan dengan ketentuan:
a. 100% (seratus persen) dari gaji, untuk tahun pertama; dan
b. 80% (delapan puluh persen) dari gaji untuk tahun
selanjutnya,
• Besarnya uang tunggu tidak boleh kurang dari gaji terendah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Uang tunggu diberikan mulai bulan berikutnya terhitung sejak
tanggal PNS yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat
dari Jabatannya.
• PNS yang menerima uang tunggu wajib melaporkan diri kepada
PPK melalui grB paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
berakhirnya pemberian uang tunggu
• PNS yang menerima uang tunggu, dapat diangkat kembali dalam
Jabatan apabila ada lowongan.
• PNS yang menerima uang tunggu yang menolak untuk diangkat
kembali dalam Jabatan, diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS pada akhir bulan yang
bersangkutan menolak untuk diangkat kembali
• PNS yang menerima uang tunggu, dapat diangkat kembali dalam
Jabatan apabila ada lowongan.
• PNS yang menerima uang tunggu yang menolak untuk diangkat
kembali dalam Jabatan, diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS pada akhir bulan yang
bersangkutan menolak untuk diangkat kembali

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 41]


• PNS yang menerima uang tunggu dan diangkat kembali dalam
Jabatan, dicabut pemberian uang tunggunya terhitung sejak
pengangkatannya, dan yang bersangkutan menerima
penghasilan penuh sebagai PNS.
• PNS yang tidak dapat disalurkan pada Instansi Pemerintah lain
karena perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah
diberikan uang tunggu.
• PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada saat masa uang
tunggu berakhir, memiliki masa kerja pensiun kurang dari 10
(sepuluh) tahun diberhentikan dengan hormat dan diberi uang
pengabdian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Besar uang pengabdian adalah 6 (enam) kali masa kerja kali gaji
terakhir yang diterima
A.14. CUTI
Jenis Cuti:
a. Cuti Tahunan;
b. Cuti Besar;
c. Cuti Sakit;
d. Cuti Melahirkan;
e. Cuti Karena Alasan Penting;
f. Cuti Bersama;
g. Cuti Di Luar Tanggungan Negara.
➢ Cuti Tahunan
✓ PNS dan calon PNS yang telah bekerja paling kurang I (satu)
tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan.
✓ Lamanya hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah 12 (dua belas) hari kerja.
✓ Untuk menggunakan hak atas cuti tahunan, PNS atau calon
PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti tahunan.
✓ Hak atas cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh PPK
atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti tahunan.
✓ Dalam hal hak atas cuti tahunan yang akan digunakan di
tempat yang sulit perhubungannya, jangka waktu cuti
tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama 12 (dua
belas) hari kalender
✓ Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun
yang bersangkutan, dapat digunakan dalam tahun
berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja
termasuk cuti tahunan dalam tahun berjalan.
✓ Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan 2 (dua) tahun
atau lebih berturut-turut, dapat digunakan dalam tahun
berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat) hari
kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun berjalan.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 42]


✓ Hak atas cuti tahunan dapat ditangguhkan penggunaannya
oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang
untuk memberikan hak atas cuti untuk paling lama 1 (satu)
tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
✓ Hak atas cuti tahunan yang ditangguhkan dapat digunakan
dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh empat) hari
kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun berjalan.
✓ PNS yang menduduki Jabatan guru pada sekolah dan
Jabatan dosen pada perguruan tinggi yang mendapat liburan
menurut peraturan perundang-undangan, disamakan
dengan PNS yang telah menggunakan hak cuti tahunan.
➢ Cuti Besar
✓ PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara
terus menerus berhak atas cuti besar lama 3 (tiga) bulan
✓ Ketentuan paling singkat 5 (lima) tahun secara terus
menerus dikecualikan bagi PNS yang masa kerjanya belum 5
(lima) tahun, untuk kepentingan agama.
✓ PNS yang menggunakan hak atas cuti besar tidak berhak
atas cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan.
✓ Untuk mendapatkan hak atas cuti besar, PNS yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis
kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang
untuk memberikan hak atas cuti besar.
✓ PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara
terus menerus berhak atas cuti besar lama 3 (tiga) bulan
✓ Ketentuan paling singkat 5 (lima) tahun secara terus
menerus dikecualikan bagi PNS yang masa kerjanya belum 5
(lima) tahun, untuk kepentingan agama.
✓ PNS yang menggunakan hak atas cuti besar tidak berhak
atas cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan.
✓ Untuk mendapatkan hak atas cuti besar, PNS yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis
kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang
untuk memberikan hak atas cuti besar..
✓ Hak cuti besar dapat ditangguhkan penggunaannya untuk
paling lama 1 (satu) tahun apabila kepentingan dinas
mendesak, kecuali untuk kepentingan agama.
✓ Selama menggunakan hak atas cuti besar, PNS yang
bersangkutan menerima penghasilan PNS.
➢ Cuti Sakit
✓ Setiap PNS yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
✓ PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14
(empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan
PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan
secara tertulis dengan melampirkan surat keterangan dokter.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 43]


✓ PNS yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari
berhak atas cuti sakit untuk waktu paling lama 1 (satu)
tahun., dengan ketentuan PNS yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis dengan melampirkan
surat keterangan dokter pemerintah.
✓ Apabila dalam jangka waktu 1 tahun belum sembuh, maka
dapat ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila
diperlukan, berdasarkan surat keterangan tim penguji
kesehatan yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
✓ PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka
waktu 1 1/2 tahun, harus diuji kembali kesehatannya oleh
tim penguji kesehatan yang ditetapkan oleh menteri yzulg
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
✓ Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan PNS belum
sembuh dari penyakitnya, PNS yang bersangkutan
diberhentikan dengan hormat dari Jabatannya karena sakit
dengan mendapat uang tunggu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
✓ PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti
sakit untuk paling lama 1 1/2 (satu setengah) bulan. Dengan
melampirkan surat keterangan dokter atau bidan.
✓ PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena
menjalankan tugas kewajibannya sehingga yang
bersangkutan perlu mendapat perawatan berhak atas cuti
sakit sampai yang bersangkutan sembuh dari penyakitnya.
➢ Cuti Melahirkan
✓ Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran
anak ketiga pada saat menjadi PNS, berhak atas cuti
melahirkan.
✓ Untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya, kepada PNS
diberikan cuti besar.
✓ Lamanya cuti melahirkan 3 (tiga) bulan.
✓ Selama cuti bersalin PNS menerima penghasilan.
➢ Cuti Karena Alasan Penting
✓ Diberikan kepada PNS karena :
a. ibu, bapak, isteri atau suami, anak, adik, kakak, mertua,
atau menantu salit keras atau meninggal dunia;
b. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud pada
huruf a meninggal dunia, dan menurut peraturan
perundang-undangan PNS yang bersangkutan harus
mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang
meninggal dunia; atau
c. Melangsungkan perkawinan.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 44]


✓ PNS yang ditempatkan pada perwakilan Republik Indonesia
yang rawan dan/atau berbahaya dapat mengajukan cuti
karena alasan penting guna memulihkan kondisi kejiwaan
PNS yang bersangkutan
✓ Cuti karena alasan penting diberikan untuk paling lama 1
(satu) bulan
➢ Cuti Bersama
✓ Presiden dapat menetapkan cuti bersama.
✓ Cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan.
✓ PNS yang karena Jabatannya tidak diberikan hak atas cuti
bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan
jumlah cuti bersama yang tidak diberikan.
✓ Cuti bersama ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
➢ Cuti di Luar Tanggungan Negara
✓ PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara
terus-menerus karena alasan pribadi dan mendesak dapat
diberikan cuti di luar tanggungan negara.
✓ Cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan untuk paling
lama 3 (tiga) tahun.
✓ Jangka waktu cuti di luar tanggungan negara dapat
diperpanjang paling lama I (satu) tahun apabila ada alasan-
alasan yang penting untuk memperpanjangnya.
✓ Cuti di luar tanggungan negara mengakibatkan PNS yang
bersangkutan diberhentikan dari Jabatannya.
✓ Jabatan yang menjadi lowong karena pemberian cuti di luar
tanggungan negara harus diisi.
✓ Untuk mendapatkan cuti di luar tanggungan negara, PNS
yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis
kepada PPK disertai dengan alasan.
✓ Cuti di luar tanggungan negara hanya dapat diberikan
dengan surat keputusan PPK setelah mendapat persetujuan
dari Kepala BKN.
✓ PPK tidak dapat mendelegasikan kewenangan pemberian cuti
di luar tanggungan negara.
✓ Permohonan cuti di luar tanggungan negara dapat ditolak.
✓ Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara, PNS
yang bersangkutan tidak menerima penghasilan PNS.
✓ Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara tidak
diperhitungkan sebagai masa kerja PNS.

A.15. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (PERKABPN 8/2011)


Pegawai Negeri Sipil mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap,
tingkah laku, dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Kode Etik
Pelayan Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik di Lingkungan
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Dalam peraturan

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 45]


tersebut yang dimaksud dengan Pelayan Publik adalah pejabat,
pegawai atau petugas yang bertugas melaksanakan tindakan atau
serangkaian tindakan pelayanan publik dan pelayanan internal di
Lingkungan Badan Pertanahan Nasional R.I.
Penyelenggara Pelayanan Publik adalah pimpinan unit/satuan kerja
di lingkungan Badan Pertanahan Nasional R.I yang melakukan
pelayanan publik dan pelayanan internal. Kode Etik adalah pedoman
sikap, tingkah laku, dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil di dalam
melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.
Kode Etik dimaksudkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan
perjuangan, pengabdian, kesetiaan dan ketaatan pegawai kepada
Negara Kesatuan dan Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta kualitas Pelayan
Publik dan Penyelenggara dalam melaksanakan tugas.
Norma kepribadian yang wajib dipedomani oleh setiap Pelayan
Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik dalam kehidupan pribadi,
berkeluarga dan bermasyarakat adalah :
1) Jujur, yaitu senantiasa dapat dipercaya dalam perkataan dan
tindakan;
2) adil, yaitu bersikap netral, tidak memihak dan mngutamakan
asaz keadilan;
3) integritas, yaitu kukuh bersikap dan bertindak membela
kebenaran yang bermartabat dan bertanggung jawab;
4) sederhana, yaitu wajar/tidak berlebihan dalam bersikap dan
berpenampilan serta berperilaku;
5) lugas, yaitu bersikap dan bertindak secara rasional dan tegas
dalam membela kebenaran;
6) transparan, yaitu terbuka menyampaikan informasi yang
sifatnya wajib dijleaskan kepada yang berkepentingan; dan
7) menghormati dan menghargai martabat dan hak sesama
manusia.
Dalam kedinasan setiap Pelayan Publik dan Penyelenggara wajib
mengembangkan kemampuan diri sebagai berikut :
1) Professional, yaitu senantiasa mendasari dan menerapkan
kemampuan sesuai keahlian profesi;
2) Berkapasitas/capable, yaitu memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang handal sesuai dengan
tugas profesinya;
3) Berani, yaitu melakukan tindakan dalam penugasan sesuai
batas kewenangannya;
4) Tangguh, yaitu memiliki ketahanan yang kuat dalam
menghadapi berbagai godaan, tantangan, ancaman dalam
penugasan;
5) Tangkas, yaitu mampu melksanakan tugas dengan cepat, tepat
dan akurat;
6) Cermat, yaitu mampu bertindak dengan teliti dan penuh
perhitungan;

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 46]


7) Jeli, yaitu memiliki ketajaman dalam menganalisis
permasalahan dan pemecahannya;
8) Independen, yaitu memiliki kemandirian yang tidak mudah
dipengaruhi;
9) Loyal, yaitu setia kepada tugas, pimpinan maupun institusi;
10) Berdedikasi, yaitu memiiki semangat pengabdian yang tinggi
kepada institusi.
Setiap Pelayan Publik dan Penyelenggara dalam melaksanakan
tugasnya di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia wajib :
1) Mematuhi segala peraturan kedinasan dan perundang-
undangan yang berlaku;
2) Melaksanakan tugas dan kewajiban secara professional dan
bertanggung jawab;
3) Melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP);
4) Bertanggung jawab atas pelaksanaan setiap penugasan sesuai
batas kewenangannya;
5) Melaksanakan tugas dengan senantiasa berorientasi kepada
peningkatan kesejahteraan masyarakat;
6) Melaksanakan tugas dan kewajiban dengan senantiasa
mengindahkan norma agama, kesusilaan dan nilai-nilai
kemanusiaan;
7) Mengembangkan kemampuan diri dan berusaha meningkatkan
prestasi kerja;
8) Menjaga nama baik institusi dan melakukan perbuatan terpuji;
9) Menjaga rahasia negara dan institusi sesuai dengan peraturan
kedinasan dan peraturan perundang-undangan;
10) Melaporkan harta kekayaan, bagi yang wajib menyampaiakan
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN); dan
11) Melaporkan gratifikasi pada Komisi Pemberantasan Korupsi
selambat-lambatnya 30 hari setelah diterima.
Dalam melaksanakan tugas di lingkungan Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia setiap Pelayan Publik dan Penyelenggara
dilarang:
1) Menyalahgukan kewenangan jabatan secara langsung atau
tidak langsung;
2) Melakukan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN);
3) Melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan kerugian
masyarakat;
4) Membocorkan rahasia negara;
5) Membocorkan informasi/dokumen yang wajib dirahasiakan;
6) Melakukan persekongkolam dengan atasan, teman sejawat,
bawahan atau orang lain didalam maupun diluar lingkungan
kerjanya atau di lingkungan Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia umumnya dengan tujuan untuk

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 47]


kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan bangsa dan negara;
7) Melakukan perbuatan yang dapat mencemarkan nama lembaga
atau negara;
8) Menggunakan fasilitas kantor diluar kepentingan kedinasan;
9) Menggunakan inventaris negara untuk kepentingan pribadi;
dan
10) Menghilangkan atau merusak barang/dokumen aset negara.
Setiap Pelayan Publik dan Penyelenggara dalam melaksanakan
tugas Pelayanan Publik wajib :
1) Melaksanakan pelayanan sesuai Standar Operasional Prosedur
(SOP);
2) Melayani dengan empati, sopan, santun dan tanpa pamrih;
3) Melayani secara cermat, cepat, tepat dan tidak mempersulit;
4) Memberikan pelayanan secara adil dan tidak diskriminatif;
5) Memberikan pelayanan dengan transparan, mencakup aspek-
aspek prosedur, perasyaratan, pendataan, pembiayaan dan
target penyelesaian;
6) Bersikap simpatik, terbuka dan menerima saran, kritik, keluhan
atau keberatan dari penerima manfaat layanan;
7) Menerapkan pungutan biaya/tarif sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
8) Memberikan pelayanan yang memberi kemanfaatan kepada
masyarakat.
Setiap Pelayan Publik dan Penyelenggara dalam melaksanakan
tugas Pelayanan Publik dilarang :
1) Melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) tanpa alasan
yang sah;
2) Memberikan pelayanan secara diskriminatif, memihak atau pilih
kasih;
3) Melakukan pungutan yang tidak sah dalam bentuk apapun;
4) Meminta imbalan secara langsung maupun tidak langsung;
5) Menerima sesuatu yang diluar ketentuan yang berlaku,seperti
komisi, ucapan terimakasih, dan sumbangan tidak sah;
6) Bersikap arogan, menunjukkan kesombongan;
7) Melakukan tindakan yang mempersulit masyarakat;
8) menyembunyikan informasi yang harus disampaikan kepada
publik, mengenai aspek-aspek prosedur, persyaratan,
pendataan, pembiayaan dan target penyelesaian; dan
9) Memberikan pelayanan yang mengakibatkan kerugian bagi
masyarakat.
Pelayan Publik dan atau Penyelenggara yang melakukan
pelanggaran kode etik dikenakan sanksi moral, yang dibuat secara
tertulis dan dinyatakan oleh Pejabat yang berwenang yaitu berupa
pernyataan tertutup atau pernyataan terbuka. Pernyataan tertutup
disampaikan oleh pejabat yang berwenang atau pejabat lain yang
ditunjuk dalam ruangan tertutup yang hanya diketahui oleh pegawai

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 48]


yang bersangkutan dan pejabat yang menyampaikan pernyataan serta
pejabat lain yang terkait yang berpangkat tidak lebih rendah dari
Pelayan Publik dan Penyelenggara yang bersangkutan. Pernyataan
terbuka disampaikan melalui forum-forum pertemuan resmi Pelayan
Publik dan Penyelenggara, upacara bendera, media massa dan forum
lainnya yang dipandang sesuai. Dalam pernyataan sanksi moral,
harus disebutkan jenis pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
Pelayanan Publik dan Penyelenggara.
Pelayan Publik dan Penyelenggara yang melakukan pelanggaran
kode etik selain dikenakan sanksi moral, dapat dikenakan tindakan
administratif sesuai dengan peraturan perundang-undangan, atas
rekomendasi majelis kode Etik, dan sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pelayan Publik
dan Penyelenggara yang dikenai sanksi moral dan atau tindakan
administratif dapat ditindaklanjuti dengan memproses perkara kepada
lembaga peradilan umum apabila Pelayan Publik dan Penyelenggara
melakukan perbuatan hukum dan atau melakukan tindakan pidana.

A.16. Gaji Pegawai Negeri Sipil


1) Setiap Pegawai Negeri Sipil berhak memperoleh gaji yang adil dan
layak sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya. Gaji
yang diterima oleh PNS harus mampu memacu produktivitas dan
menjamin kesejahteraannya.
2) Gaji Pegawai Negeri yang adil dan layak ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah
3) Sistem Penggajian terdiri atas :
a) Sistem Skala Tunggal yaitu sistem penggajian yang memberikan
gaji yang sama kepada pegawai yang berpangkat sama.
b) Sistem Skala Ganda yaitu sistem penggajian yang menentukan
besarnya gaji, bukan saja didasarkan pada pangkat, tetapi juga
didasarkan sifat pekerjaan dan beratnya tanggung jawab
yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan.
Untuk menentukan besarnya gaji, faktor kemampuan keuangan
Negara merupakan faktor penentu.
4) Gaji Berkala
a) Kenaikan gaji berkala dapat diberikan kepada Pegawai Negeri
Sipil apabila telah dipenuhi syarat-syarat :
(1) Telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan
untuk kenaikan gaji berkala.
(2) Nilai rata-rata DP3 (Penilaian Kinerja) sekurang-kurangnya
cukup
(3) Surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala diterbitkan 2
(dua) bulan sebelum kenaikan gaji.
(4) Kewenangan.
- Pejabat yang berwenang menandatangani surat
pemberitahuan kenaikan gaji berkala ialah Kepala

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 49]


Kantor / Satuan Kerja Setempat (pasal 53 ayat (1)
KEPPRES No.29 tahun 1984).
- Kenaikan gaji berkala dibuat/diberikan dalam bentuk
Surat Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala (SP. KGB)
kepada Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN)
atau Pembantu Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.
- Kenaikan gaji berkala tidak dapat berlaku surut lebih
dari 2 (dua) tahun.
b) Penundaan Kenaikan Gaji Berkala.
Pemberitahuan kenaikan gaji berkala kepada seorang Pegawai
Negeri Sipil dapat ditunda untuk paling lama 1 (satu) tahun
dengan alasan sebagai berikut :
- DP3 (Penilaian Kinerja) dengan nilai rata-rata “Sedang” atau
“Kurang”.
- Melakukan pelanggaran disiplin dan dijatuhi hukuman
disiplin berupa penundaan kenaikan gaji berkala.
5) Kenaikan Gaji Istimewa.
Kenaikan gaji istimewa hanya dapat diberikan kepada Pegawai
Negeri Sipil yang memenuhi syarat :
a) DP3 (Penilaian Kinerja) menunjukkan nilai “Amat Baik”.
b) Menjadi teladan bagi lingkungan kerjanya.
Kenaikan gaji istimewa berlaku hanya dalam pangkat yang dijabat
oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan pada saat pemberian
kenaikan gaji istimewa itu.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 50]


B. Contoh Latihan Soal
1. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah, kecuali :
a. Kepala Kepolisian Negara
b. Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen
c. Menteri
d. Kepala Biro Kepegawaian
e. Wakil Menteri
2. Dalam kedinasan setiap Pelayan Publik dan Penyelenggara wajib
mengembangkan kemampuan diri sebagai berikut, kecuali :
a. Profesional
b. Kapabilitas
c. Berani
d. Pesimis
e. Tangkas
3. Pegawai Negeri Sipil mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap,
tingkah laku, dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan
sebagaimana diatur dalam :
a. PERKABPN 8/2011
b. PERKABPN 9/2011
c. PERKABPN 11/2011
d. PERKABPN 12/2011
e. PERKABPN 7/2011

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 51]


BAB III
PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. Pendidikan dan Pelatihan


1) Tujuan Pendidikan dan Pelatihan adalah :
a) meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap
untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional
dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil
sesuai dengan kebutuhan instansi;
b) menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai
pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa;
c) memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang
berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan
masyarakat;
d) menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan
demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.
2) Sasaran Pendidikan dan Pelatihan adalah terwujudnya Pegawai
Negeri Sipil yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan
persyaratan jabatan masing-masing.
3) Jenis dan Jenjang Pendidikan dan Pelatihan, terdiri dari :
a) Pelatihan Dasar Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil, terdiri dari:
1) Latsar (Pelatihan Dasar) diperuntukan bagi Calon PNS yang
diangkat dari formasi umum
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar
CPNS Pelaksanaan pelatihan dasar Calon PNS adalah
selama 113 hari kerja atau 1.141 JP dengan rincian 33 hari
kerja (288 JP) untuk pembelajaran klasikal dan 80 hari
kerja (853 JP) untuk pembelajaran non klasikal (aktualisasi
pada agenda pembelajaran habituasi) di tempat kerja.
Terdapat empat agenda mata pelatihan dalam pelatihan
dasar Calon PNS yaitu:
Agenda I: Sikap Perilaku Bela Negara
Agenda II: Nilai-Nilai Dasar PNS (ANEKA)
Agenda III: Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Agenda IV: Habituasi
Setelah mendapatkan keempat agenda tersebut, Calon PNS
akan diuji melalui evaluasi akhir.
2) Diklat Prajabatan diperuntukan bagi tenaga K1/K2 dan
tenaga khusus sesuai dengan Peraturan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor 16 Tahun 2017 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan CPNS Golongan I, II dan/atau III yang Diangkat
dari Tenaga Honorer Kategori 1 dan/atau Kategori 2.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 52]


b) Diklat Dalam Jabatan, terdiri dari :
(a) Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur
pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural.
Diklat ini terdiri dari :
- Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP)
- Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA)
- Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II
- Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I
(b) Diklat Fungsional dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan
jenjang Jabatan Fungsional masing-masing. Jenis dan
jenjang diklat fungsional ini ditetapkan oleh Instansi
Pembina Jabatan Fungsional yang bersangkutan.
(c) Diklat Teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas PNS. Diklat teknis ini dapat dilaksanakan secara
berjenjang. Jenis dan jenjang diklat ditetapkan oleh instansi
teknis yang bersangkutan.
4) Peserta Pendidikan dan Pelatihan
a) Peserta Diklat Prajabatan/Pelatihan Dasar adalah semua CPNS;
b) Peserta Diklatpim adalah :
(1) PNS yang akan atau telah menduduki Jabatan Struktural;
(2) PNS yang akan mengikuti Diklatpim Tingkat tertentu tidak
dipersyaratkan mengikuti Diklatpim Tingkat di bawahnya;
(3) PNS yang akan mengikuti Diklatpim ditetapkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian dengan memperhatikan
pertimbangan Baperjakat dan Tim Seleksi Peserta Diklat
Instansi yang didasarkan pada peta jabatan dan Standar
Kompetensi Jabatan.
c) Peserta Diklat Fungsional adalah PNS yang akan atau telah
menduduki Jabatan Fungsional tertentu.
d) Peserta Diklat Teknis adalah PNS yang membutuhkan
peningkatan kompetensi teknis dalam pelaksanaan tugasnya.
5) Persyaratan Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan (Diklatpim):
a) Jabatan:
(a) Jabatan minimal untuk PKN Tingkat I adalah dengan
pangkat golongan minimal IV/c.
(b) Jabatan minimal untuk PKN Tingkat II adalah dengan
pangkat golongan minimal IV/a.
(c) Jabatan minimal untuk Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
(PKP) adalah dengan pangkat golongan minimal III/c.
(d) Jabatan minimal untuk Pelatihan Kepemimpinan
Administrator dengan pangkat golongan minimal III/a
b) Usia:

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 53]


(a) Batas usia untuk PKN Tingkat I untuk JPT Madya adalah 2
tahun sebelum BUP, JPT Pratama adalah 5 tahun sebelum
BUP.
(b) Batas usia untuk PKN Tingkat II untuk JPT Pratama adalah
2 tahun sebelum BUP, Administrator adalah 5 tahun
sebelum BUP.
(c) Batas usia untuk PKA Administrator adalah 2 tahun
sebelum BUP, Pengawas adalah 5 tahun sebelum BUP.
(d) Batas usia untuk PKP Pengawas adalah 2 tahun sebelum
BUP, staf adalah 5 tahun sebelum BUP.
c) Bahasa:
(a) Persyaratan bahasa inggris untuk PKN Tingkat I adalah
TOEFL: 500/TOEIC : 600/LAN ECSCS: 90
(b) Persyaratan bahasa inggris untuk PKN Tingkat II adalah
TOEFL: 475/TOEIC : 550/LAN ECSCS: 75
(c) Persyaratan bahasa inggris untuk PKA adalah TOEFL:
450/TOEIC : 500/LAN ECSCS: 65
(d) Persyaratan bahasa inggris untuk PKP adalah TOEFL:
400/TOEIC : 450/LAN ECSCS: 50
6) Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan
a) Diklat dapat diselenggarakan secara klasikal dan/atau non
klasikal;
b) Penyelenggara diklat secara klasikal dilakukan dengan tatap
muka;
c) Penyelenggara diklat secara non klasikal dapat dilakukan
dengan pelatihan di alam bebas, pelatihan di tempat kerja, dan
pelatihan dengan system jarak jauh;
d) Diklat Prajabatan dilaksanakan oleh Lembaga Diklat
Pemerintah yang terakreditasi;
e) PKA, PKP dan Diklatpim tingkat II dilaksanakan oleh Lembaga
Diklat Pemerintah yang terakreditasi;
f) Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I dilaksanakan
oleh Instansi Pembina (LAN);
g) Diklat teknis dan Diklat fungsional dilaksanakan oleh Lembaga
Diklat yang terakreditasi.
7) Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan dilakukan melalui :
a) Penyusunan pedoman diklat;
b) Bimbingan dalam pengembangan kurikulum diklat;
c) Bimbingan dalam penyelenggaraan diklat;
d) Standarisasi dan akreditasi diklat;
e) Standarisasi dan akreditasi widyaiswara;
f) Pengembangan system informasi diklat;
g) Pengawasan terhadap program dan penyelenggaraan diklat;
h) Pemberian bantuan teknis melalui konsultasi, bimbingan di
tempat kerja, kerjasama dalam pengembangan,
penyelenggaraan dan evaluasi diklat.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 54]


B. Izin Belajar/Tugas Belajar
Untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme Pegawai Negeri
Sipil (PNS) berbasis kompetensi, perlu dilakukan pengembangan PNS
melalui pendidikan berkelanjutan dalam bentuk pemberian tugas
belajar dan izin belajar, sesuai dengan Surat Edaran Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 04
Tahun 2013 tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar Bagi
Pegawai Negeri Sipil.
Pemberian tugas belajar dan izin belajar didasarkan pada peraturan.
Sebagai berikut:
a. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian
Tugas Belajar;
b. Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1986 tentang Tunjangan
Tugas Belajar bagi Tenaga Pengajar Biasa pada Perguruan Tinggi
yang Ditugaskan mengikuti Pendidikan pada Fakultas Pasca
Sarjana;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan
pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002.
Untuk lebih menjamin pelaksanaan peraturan tersebut diatas, maka
ketentuan pemberian tugas belajar dan izin belajar kepada Pegawai
Negeri Sipil (PNS) adalah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pemberian Tugas Belajar


a. PNS yang telah memiliki masa kerja paling kurang 1 (satu)
tahun terhitung sejak diangkat sebagai PNS;
b. Untuk bidang ilmu yang langka serta diperlukan oleh organisasi
dapat diberikan sejak diangkat sebagai PNS sesuai kriteria
kebutuhan yang ditetapkan oleh masing-masing Instansi;
c. Mendapatkan surat tugas dari pejabat yang berwenang;
d. Bidang ilmu yang akan ditempuh sesuai dengan pengetahuan
atau kehalian yang dipersyaratkan dalam jabatan pada
organisasi dan sesuai dengan analisis beban kerja dan
perencanaan SDM instansi masing-masing;
e. Usia Maksimal :
1) Program Diploma I, Diploma II, Diploma III, dan Program
Strata I (S-I) atau setara berusia paling tinggi 25 (dua puluh
lima) tahun;
2) Program Strta II (S-2) atau setara berusia paling tinggi 37
(empat puluh) tahun;
3) Program Strata III (S-3) atau setara berusia paling tinggi 40
(empat puluh) tahun;
f. Untuk daerah terpencil, tertinggal, dan terluar atau jabatan
sangat diperlukan, usia maksimal dapat dutetapkan menjadi:
1) Program Diploma I, Diploma II, Diploma III, Program Diploma
III dan Program Strata I (S-1) atau setara berusia paling
tinggi 37 (tiga puluh tujuh) tahun;

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 55]


2) Program Strata II (S-2) atau setara berusia paling tinggi 42
(empat puluh dua) tahun;
3) Program Strata III (S-3) atau setara berusia paling tinggi 47
(empat puluh tujuh) tahun;
g. Program studi di dalam negeri yang akan diikuti telah
mendapatkan persetujuan/akreditasi minimal B dari lembaga
yang berwenang;
h. Bagi PNS yang menduduki jabatan struktural dibebaskan dari
jabatanya;
i. Bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional dibebaskan
sementara dari jabatannya;
j. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekeerjaan dalam 1 (satu)
tahun terakhir paling kurang bernilai baik;
k. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau
berat;
l. Tidak sedang menjalani pemberhentian semetara sebagai PNS;
m. Jangka waktu pelaksanaan :
1) Program Diploma I (DI) paling lama 1 (satu) tahun;
2) Program Diploma II (DII) paling lama 2 (dua) tahun;
3) Program Diploma III (DIII) paling lama 3 (tiga) tahun;
4) Program Strata I (S-1) / Diploma IV (DIV), paling lama 4
(empat) Tahun;
5) Program Strata II (S-2) atau setara, paling lama 2 (dua)
Tahun;
6) Program Strata III (S-3) atau setara, paling lama 4 (empat)
Tahun;
n. Jangka waktu pelaksanaan tugas belajar sebagaimana dimaksud
pada huruf m masing-masing dapat diperpanjang paling lama 1
tahun (2 semester) sesuai kebutuhan instansi dan persetujuan
sponsor dan / atau instansi.
o. Bagi PNS yang belum dapat menyelesaikan tugas belajar setelah
diberikan perpanjangan waktu 1 tahun sebagaimana dimaksud
pada huruf n, dapat diberikan perpanjangan kembali paling
lama 1 (satu) tahun, dengan perubahan status menjadi izin
belajar.
p. Dalam melaksanakan izin belajar sebagaimana dimaksud pada
huruf o PNS tetap dapat meninggalkan tugasnya sebagaimana
berlaku bagi tugas belajar.
q. Dalam memberikan tugas, setiap instansi harus memberikan
kesempatan yang sama bagi semua PNS sesuai dengan bidang
tugasnya;
r. PNS yang telah selesai melaksanakan tugas belajar wajib bekerja
kembali untuk negara pada unit kerja pada instansi tempat
pegawai bersangkutan bekerja semula (Kewajiban Kerja) dengan
ketentuan sebagai berikut;
1) Pemberian tugas belajar di dalam negeri, kewajiban kerja yang
harus dijalani ada;ah dua kali masa tugas belajar (n) atau
dalam rumus (2 x n).
Sebagai contoh,untuk masa belajar 4 tahun, maka kewajiban
kerja adalah sebagai berikut;

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 56]


Kewajiban Kerja = 2 x 4 = 8 Tahun
2) Pemberian tugas belajar di luar negeri, kewajiban kerja yang
harus dijalani adalah dua kali masa tugas belajar (n) atau
dalam rumus (2 x n)
Sebagai contoh,untuk masa belajar 4 tahun, maka kewajiban
kerja adalah sebagai berikut;
Kewajiban Kerja = 2 x 4 = 8 Tahun
3) Dengan mempertimbangkan kebutuhan organisasi dan
pelayanan kepada masyarakat, Pelaksanan perhitungan
waktu kewajiban kerja pada suatu unit kerja di suatu instansi
sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan angka 2) dapat
dikurangi atau ditambah berdasarkan kebijakan dari
pimpinan tertinggi instansi yang bersangkutan.
s. PNS dapat melaksanakan tugas belajar berkelanjutan secara
berturut-turur dengan persyaratan :
1) Mendapat ijin dari pimpinan instansinya;
2) Prestasi pendidikan sangat memuaskan;
3) Jenjang pendidikan bersifat linier; dan
4) Dibutuhkan oleh organisasi.
t. Kewajiban kerja bagi PNS sebagaimana huruf r, diakumulasikan
setelah PNS selesai melaksanakan tugas belajar pada jenjang
pendidikan terakhir.
u. PNS tidak berhak menuntut penyesuaian ijazah ke dalam
pangkat yang lebih tinggi, kecuali terdapat informasi.

2. Ketentuan Pemberian Izin Belajar


a. PNS yang telah memiliki masa kerja paling kurang 1 (satu)
tahun terhitung sejak diangkat sebagai PNS;
b. Mendapatkan izin secara tertulis dari pejabat yang berwenang;
c. Tidak meninggalkan tugas jabatannya, dikecualikan sifat
pendidikan yang sedang diikitu, PNS dapat meninggalkan
jabatan sebagian waktu kerja atas izin pimpinan instansi;
d. Unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam I (satu) tahun
terakhir paling kurang bernilai baik;
e. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau
berat;
f. Tidak pernah melanggar kode etik PNS tingkat sedang atau
berat;
g. Tidak sedang menjalani pemberhentian sementara sebagai PNS;
h. Pendidikan yang akan ditempuh dapat mendukung pelaksanaan
tugas jabatan pada unit orgasnisasi;
i. Biaya pendidikan ditanggung oleh PNS yang bersangkutan;
j. Program studi di dalam negeri yang akan diikuti telah
mendapatkan persetujuan/akreditasi minimal B dari lembaga
yang berwenang;
k. PNS tidak berhak untuk menuntun penyesuaian ijazah ke dalam
pangkat yang lebih tinggi kecuali terdapat informasi.

Untuk PNS yang pada saat ketentuan ini ditetapkan telah


memperoleh pendidikan setingkat lebih tinggi atau sedang
melaksanakan tugas belajar berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional dosen mengikuti
program tugas belajar atau izin belajar untuk Program Strata II
(S-2) atau setara dan Program Strata III (S-3) atau setara, usia

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 57]


paling tinggi 50 tahun, sampai dengan tahun 2015.
b. Bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional guru mengikuti
program tugas belajar untuk Program Strata I (S-I) atau setara
usia paling tinggi 45 tahun, sampai dengan tahun 2015.

Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan tugas belajar atau izin


belajar wajib membuat laporan kepada pimpinan instansi pemberi
tugas belajr atau izin belajar sebagai berikut :
a. Laporan kemajuan pendidikan yang sedang dijalani, paling
kurang 1 (satu) kali setiap tahun;
b. Laporan hasil pelaksanaan tugas belajar atau izin belajar, pada
akhir melaksanakan penugasan.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 58]


C. Contoh Latihan Soal
1. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah, kecuali :
a. Kepala Kepolisian Negara
b. Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen
c. Menteri
d. Kepala Biro Kepegawaian
e. Wakil Menteri

2. Pegawai Negeri yang menjadi Pejabat Negara adalah sebagai berikut,


kecuali :
a. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat
b. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang
berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
c. Bupati
d. Pejabat Eselon I dari Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian
e. Walikota

3. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan adalah :


a. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
b. Badan Informasi Geospasial
c. Lembaga Administrasi Negara
d. Menteri PU dan Perumahan Rakyat
e. Menteri Pertahanan

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 59]


KUNCI JAWABAN CONTOH SOAL TIAP BAB

BAB 1 BAB 2 BAB 3

No. No. No.


1 B 1 D 1 D
2 C 2 D 2 D
3 C 3 A 3 B

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 60]


PENUTUP

Modul materi Ujian Dinas ini disusun untuk dijadikan acuan dan
petunjuk bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam menjalankan tugas
dan kegiatan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, Selain hal
tersebut, materi yang terkandung dalam modul ini disusun juga dengan
tujuan untuk memfasilitasi terselenggaranya Ujian Dinas dalam rangka
kenaikan golongan.
Selanjutnya, kami sangat menyadari bahwa materi dalam modul
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga ketika terdapat perbedaan
antara teori dengan kondisi lingkungan kerja terkini, maka dapat
berkoordinasi dengan penanggungjawab dalam hal ini adalah Subbagian
Karir Jabatan Pegawai, Biro Organisasi dan Kepegawaian untuk dilakukan
perbaikan atau pembaharuan modul.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 61]


DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dan


Perubahannya (Amandemen I, II, III, dan IV).

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara (ASN).

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik


Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Kode Etik
Pelayanan Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik di
Lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia.

[UDIN 2022 – KEPEGAWAIAN – 62]

Anda mungkin juga menyukai