Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana Perencanaan
Wilayah dan Kota pada Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Oleh:
IHWAN SABIR
60800116044
menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika di
kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat
oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya maka skripsi dan gelar yang diperoleh
Ihwan Sabir
60800116044
iii
PERSETUJUAN SKRIPSI
NIM : 608001161044
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
PENGESAHAN SKRIPSI
DEWAN PENGUJI
Diketahui oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul: “Studi
Pemilihan Lokasi Perumahan Di Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai
Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” ini untuk memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Teknik
Strata Satu pada Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
pihak, berbagai masalah dapat di selesaikan. Oleh Karena itu, penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan penelitian ini. Aamiin
viii
Ihwan Sabir
ix
ABSTRAK
NIM : 60800116044
Secara fisik alam struktur wilayah Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai
sangat spesifik berbeda dengan daerah lainnya. Struktur wilayah di Kecamatan
Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai terdiri dari bukit-bukit bahkan pegunungan dengan
lekukan-lekukan tajam diselingi sedikit ruang datar. Kebutuhan akan tempat
tinggal di wilayah Kecamatan Sinjai Barat semakin meningkat. Jika dilihat dari
aspek kehidupan sosial masyarakat Kecamatan Sinjai Barat yang senantiasa
memberikan tempat tinggal pada semua anggota keluarganya mengakibatkan
peningkatan kebutuhan lahan perumahan dan permukiman.
Pemilihan lokasi perumahan dan permukiman menjadi hal yang sangat
penting untuk mengurangi dan mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh
kesalahan dalam pemilihan lokasi perumahan dan permukiman di Kecamatan
Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai. Dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis
(SIG).
Analisis yang digunakan yaitu analisis deskripif dan analisis overlay yang
memerlukan data berupa data letak geografi wilayah, jumlah penduduk, luas
wilayah, dan sebagainya yang terkait dengan penelitian. Dari hasil analisis
diketahui luas untuk kategori sesuai adalah 5.591,89 hektar sedangkan luas untuk
kategori agak sesuai adalah 3.475,53 hektar dan luas untuk kategori tidak sesuai
dengan permukiman adalah 6.011,86 hektar.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……….………………………………………..……………i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...................................................................ii
PERSETUJUAN SKRIPSI.......................................................................................iii
PENGESAHAN SKRIPSI.........................................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................v
ABSTRAK.................................................................................................................vii
DAFTAR ISI……………………………………………….……………………….iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………….vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………viii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian..................................................7
D. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................7
E. Sistematika Pembahasan...............................................................................8
F. Definisi Operasional....................................................................................33
G. Kerangka Pikir.............................................................................................34
BAB V PENUTUP...................................................................................................68
A. Kesimpulan...................................................................................................68
B. Saran..............................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................72
vi
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia, yang juga mempunyai peran sangat strategis sebagai pusat pendidikan
penemuan jati diri. Menurut UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah layak.
dari segi tata ruang di wilayah tersebut dan lahan peruntukan serta kondisi
Komposisi unsur yang dikemukakan oleh Sastra dan Marlina (2016) yang
permukiman tersebut juga beragam. Selain untuk menampung kegiatan hunian itu
Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari pemanfaatan lahan, lahan dan
tanah merupakan sumber daya penting bagi kehidupan manusia. Semakin banyak
jumlah penduduk pada suatu wilayah, maka tekanan terhadap lahan semakin
penggunaan lahan. Luas lahan yang dapat digunakan untuk mendukung kehidupan
relatif tetap dan bersifat terbatas. Sebagai akibatnya, akan terjadi persaingan
penggunaan lahan dan pada akhirnya akan terjadi konflik antar-pengguna serta
lingkungan dan bencana alam. Pemanfaatan lahan untuk permukiman harus diatur
dengan baik sehingga sesuai dengan rencana tata ruang kota, dengan
atau fasilitas lain harus dibatasi melalui sistem penataan ruang agar perkembangan
3
ruang terbangun dapat terkendali dan arah pengembangan ke arah sepanjang jalan
harus di cegah. Dengan potensi yang unik dan bernilai ekonomi yang tinggi
namun dihadapkan pada ancaman yang pula, maka hendaknya wilayah tersebut
Allah swt tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi.
G َّنGِ إGۚ G اG ًعG َمGَ طG َوG اGً فGوGْ G َخGُهG وG ُعG ْدG اG َوG اGَ هGحGِ اَلGصGْ Gِ إG َدG ْعGَ بGض ِ GرGْ Gَ أْلG اG يGِ فGاG وG ُدGسGِ G ْفGُ اَل تGوGَ
G َنG يGِ نGسGِ GحGْ G ُمG ْلG اGنGَ G ِمGب
Gٌ G يG ِرGَ قGِ هَّللاGت
Gَ G َمGحGْ GرGَ
Terjemahnya:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah swt. amat
dekat kepada orang-orang berbuat baik” (Kementrian Agama RI, 2012).
Maksud dari QS A’raf/7:56 menjelaskan Allah swt melarang membuat
sungai. Dan termasuk berbuat kerusakan di muka bumi juga, kafir terhadap Allah,
Allah swt mengingatkan besarnya nikmat rumah bagi manusia seperti yang
َوٱهَّلل ُ َج َع َل لَ ُكم ِّم ۢن بُيُوتِ ُك ْم َس َكنًا َو َج َع َل لَ ُكم ِّمن ُجلُو ِد ٱأْل َ ْن ٰ َع ِم بُيُوتًا تَ ْست َِخفُّونَهَا
ارهَٓا أَ ٰثَثًا َو َم ٰتَعًا إِلَ ٰى ِحي ٍن
ِ ارهَا َوأَ ْش َع ِ َيَوْ َم ظَ ْعنِ ُك ْم َويَوْ َم إِقَا َمتِ ُك ْم ۙ َو ِم ْن أَصْ َوافِهَا َوأَوْ ب
Terjemahnya:
“Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat
tinggaldan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari
kulitbinatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu
kamuberjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari
buludomba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan
(yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu)”. (Kementrian Agama, Al-Qur’an dan
Terjemahannya, 2012).
dikhususkan bagi para musafir yang mampu mendirikan lemah, dengan Firman-
ternak”.
program, hal itu dilakukan dengan cara melihat, mencari informasi tentang lokasi
kehidupan, karena aspek tersebut merupakan satuan aktivitas atau kegiatan yang
banyak daya tarik dari berbagai sektor, seperti segi ekonomi, infrastruktur,
Sulawesi Selatan yang berjarak lebih kurang 223 Km dari Kota Makassar (Ibu
halnya dengan kota lain sangat maju dan cukup pesat perkembangannya yang
Kabupaten Sinjai, jarak Kecamatan Sinjai Barat ± 45,7 km dari pusat kota
Secara fisik alam struktur wilayah Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai
Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai terdiri dari bukit-bukit bahkan pegunungan dengan
tinggal di wilayah Kecamatan Sinjai Barat semakin meningkat. Jika dilihat dari
(SIG), data dan informasi yang ada dapat diintegrasikan dalam pemilihan lokasi
perumahan dan permukiman. Maka peneliti perlu mengangkat judul skripsi yaitu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini, yaitu : Bagaimana arahan terhadap pemilihan lokasi
perumahan di Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai dengan menggunakan
Sistem Informasi Geografis (SIG) ?
E. Sistematika Pembahasan
Penulisan penelitian ini dilakukan dengan mengurut data/informasi sesuai
dengan tingkat kebutuhan dan kegunaannya, sehingga semua aspek yang
dibutuhkan dalam proses selanjutnya terangkum secara sistematis, dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pertama membahas terkait latar belakang secara singkat
sebagai dasar dari penelitian ini. Selain itu bab pertama ini membahas
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup
pembahasan serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab kedua menguraikan kajian teoritis yang terdiri dari pengertian
umum perumahan dan permukiman, parameter-parameter yang
mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan permukiman, penerapan
sistem informasi geografis (SIG) dalam pemilihan lokasi perumahan
hingga kerangka penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ketiga akan membahas jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, jenis dan metode pengumpulan data, variabel penelitian,
metode analisis data untuk menjawab permasalahan yang diteliti dan
defenisi operasional.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab keempat akan membahas mengenai lokasi perumahan di
kecamatan Sinjai Barat dengan menggunakan analisis overlay peta jenis
tanah, peta kemiringan lereng, peta curah hujan dan peta penggunaan
lahan.
BAB V PENUTUP
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah layak.
Secara fisik perumahan adalah suatu lingkungan yang terdiri atas kumpulan unit-
Pemukiman berasal dari kata mukim yang berarti penduduk tetap, tempat
kata pemukiman dapat didefiniskan sebagai daerah yang terdiri dari kumpulan
tempat tinggal yang didiami oleh masyarakat yang bermukim disuatu tempat.
utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni (UU
No.1/2011).
prosentase yang jauh lebih besar dibandingkan dengan jenis penggunaan lahan
dimiliki secara pribadi dan bersifat eksklusif, meskipun pemerintah ikut terlibat
akan pernah dapat lepas dari permasalahan dan lingkup keberadaan suatu
perumahan, terlebih dahulu harus betul-betul diketahui dan diteliti keadaan dan
antara lain bisa dilakukan melalui studi kelayakan terlebih dahulu agar keberadaan
(network), manusia (man), dan masyarakat (society). Alam merupakan unsur dasar
yang kemudian diatasnya didirikan bangunan atau rumah serta jejaringnya sebagai
permukiman terdiri dari beberapa unsur yaitu 1) Alam: geologi, topografi, tanah,
Network: sistem jaringan air bersih, listrik, transportasi, komunikasi, drainase dan
air kotor, serta tata letak fisik (Sastra dan Marlina, 2016).
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
11
pada suatu areal atau wilayah beserta prasarana yang ada didalamnya
(Sadyohutomo, 2008)
kepemilikan hunian permanen, dan preferensi hunian (Dursun & Saglamer 2010).
permukiman).
gabungan dari tiga indicator yaitu kondisi rumah, sanitasi lingkungan, dan
dimaksud adalah kondisi arah hadap dan bentuk bangunan. Semakin seragam
kondisi arah hadap serta ukuran suatu bangunan dengan bangunan-bangunan lain
bangunan dilihat dari beberapa hal seperti kondisi atap dan dinding bangunan
serta ukuran bangunan. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang digunakan untuk
pada pembangunan perumahan, hal ini jelas terlihat pada masyarakat perkotaan,
13
karena sifatnya yang dinamis dan pluralistis, masyarakat kota mempunyai ciri
akan memperhitungkan antara nilai rumah yang ada dengan kebutuhan masing-
masing individu, meliputi : prosedur, barang dan pelayanan. Hal yang paling
penting adalah tentang lokasi dan akses kepada masyarakat dan tempat-tempat
lain, biaya sewa dan kemudahan untuk dipindah tangankan, serta privasi dan
untuk permukiman yang aman dari bahaya bencana alam maupunbuatan manusia,
sebuahdesa pertanian kecil akan terlihat berbeda dengan sebuah kota metropolitis
(Mardhanie, 2013). Permukiman desa juga dikenal dengan sebutan kampung atau
adalahkegiatan yang berkaitan dengan pertanian. Oleh Karena itu, desa atau
2013).
perumahan harus mempetimbangkan beberapa hal, yakni: (Putri dan Jamal, 2014 ;
Kalesaran,2013)
15
1. Aksesbilitas
dan prasarana baik fisikmaupun sosial dan antara wilayah satu dengan wilayah
yang lainnya. Salah satu variabel yang dapat dinyatakan apakah tingkat
aksesibilitas itu tinggi atau rendah dapat dilihat dari banyaknya sistemjaringan
yang tersedia pada daerah tersebut. (Putri dan Jamal, 2014) Aksesbilitas dalam
2. Harga
aksesibilitas yang diukur dengan jarak dari pusat kota. Pencapaian atau akses
akansemakin menurun secara bertahap kesemua arah dari pusat kota, sehingga
tersebut terhadap pusat kota. Tanah yang berada disepanjang jalan utama
harga sewanya akan lebih tinggi dibandingkan dengan harga sewa tanah
3. Kompatibilitas
4. Fleksibilitas
(Kalesaran, 2013).
5. Pendapatan
16
perumahan yang dekat dengan lokasi kerja sebagai pilihan utama, baru
sendiri di tempat lain dengan kondisi yang lebih baik, perioritas untuk dekat
6. Kenyamanan
bukan saja menjadi tempat untuk berteduh tetapi harus memberikan rasa aman
yang nyaman dan bebas dari lubang dapat membuat perasaan nyaman bagi
yang demikian juga akan memperlancar aktivitas dari dan menuju lokasi
tinggal di lokasi yang tingkat kebisingannya rendah (Putri dan Jamal, 2014).
7. Biaya Transportasi
tentang biayayang harus dikeluarkan bila memilih lokasi yang akan dibeli,
perumahan yang baik dapat mencakup beberapa hal tersebut agar tercipta nuansa
lingkungan perumahan, hal ini pula dapat membentuksuatu pola kawasan yang
tertata dan teratur. Tata guna lahan perkotaan menunjukan pembagian dalam
ruang dan peran kota. Misalnya kawasan perumahan, kawasan tempat bekerja,
sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang diatur dalam Rencana Tata Ruang
18
Wilayah setempat atau dokumen perencanaan tata ruang lainnya yang ditetapkan
2) Bebas dari pencemaran air, udara, dan gangguan suara atau gangguan
3) Ketinggian lahan kurang dari 1.000 meter diatas permukaan laut (MDPL)
penerbangan pesawat
akses barang dan orang sehingga dekat dengan jaringan transportasi serta dapat
dijangkau dari kawasan pemukiman dan tempat berkerja serta fasilitas pendidikan.
Sementara fasilitas rekreasi, terutama untuk skala regional atau kota, cenderung
menyesuaikan dengan potensi alam seperti pantai, danau, daerah dengan topografi
19
tertentu, flora dan fauna tertentu. Dipahami bahwa pemilihan lokasi perumahan
sangat dipengaruhi oleh fasilitas pelayanan kota yang ada dengan memanfaatkan
dan Permukiman
1. Kemiringan Lereng
ketentuan: (1) tanpa rekayasa untuk kawasan yang terletak pada lahan
20
Tabel 2.1 Klasifikasi dan kriteria Lereng untuk Pemukiman (Kadriansari, 2017)
pada kenyataannya berbahaya jika tidak dilakukan dengan cara yang tepat dan
akan mempengaruhi kecepatan aliran air permukaan. Pada lahan yang datar
atau landai, kecepatan aliran air lebih kecil dibandingkan dengan tanah yang
sangat berperan penting dimana jenis batuan dapat menentukan kekuatan dari
21
pada hal ini kaitannya dalam meletakan pondasi bangunan. Batuan yang kuat
cepat rusak akibat pergerseran dari pondasi bangunan yang pada akhirnya
3. Penggunaan Lahan
bidang lahan tertentu, atau dengan pemanfaatan lahan oleh manusia dengan
Sehingga banyak terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun
4. Kondisi Tanah
pemukiman juga merupakan suatu hal yang penting diperhatikan salah satunya
pada aspek kekuatan tanah dimana dalam hal ini berfungsi untuk mendukung
atau menahan pondasi tanpa terjadi keruntuhan akibat pergeseran tanah oleh
kondisi alam.Kekuatan tanah untuk dapat menahan beban pondasi dari suatu
bangunan dapat dinyatakan dalam bentuk daya dukung tanah. Oleh sebab itu
dasar. Dalam peran itu tanah harus mampu menahan beban bangunan.
tanah
II Latosol Kurang Peka
III Brown forest soil, noncalcic brown, mediteran Agak Peka
IV Andosol, Laterit, Grumosol, Podsol, podsolic Peka
V Regosol, Litosol, Organosol, Renzina Sangat Peka
Sumber: Kadriansari, 2017
5. Curah Hujan
wilayah yang mempunyai curah hujan yang tinggi maka daerah tersebut akan
curah hujan maka skor untuk tingkat kerawanan semakin tinggi (Putri,2014).
diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi
geografis dan merupakan lokasi yang memiliki koordinat tertentu sebagai dasar
referensinya. Perangkat lunak SIG dapat berupa Arcview, Map info, Atlas Gis,
ArcInfo, peta digital. Dari aplikasi SIG dapat diketahui lokasi, jarak, trend, pola
dan model pada suatu area di permukaan bumi. Data digital penginderaan jauh
dan hasil klasifikasi citra satelit secara digital berformat raster, sementara data
1033 ]
antar muka. SIG tersusun atas konsep beberapa lapisan (layer) dan relasi.
Kemampuan dasar SIG yaitu mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti
3 (tiga) unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografis. Dengan melihat unsur-
unsur pokoknya, maka jelas Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu
jauh merupakan ilmu pengetahuan dan seni memperoleh informasi suatu obyek,
daerah, atau suatu fenomena melalui analisa data yang diperoleh dengan suatu alat
yang tidak berhubungan dengan obyek, daerah, atau fenomena yang diteliti. Citra
satelit merekam objek di permukaan bumi seperti apa adanya di permukaan bumi,
lahan saat perekaman. Teknik penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis
(SIG) merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk dijadikan sebagai penyedia
ketentuan seperti yang ada didalam SNI, khususnya dalam menentukan lokasi
penelitian yang dilakukan oleh Apriyanti tahun 2014 Dengan menggunakan SIG,
penentuan lokasi akan lebih akurat dan menghemat waktu dalam perencanaan.
Dengan metode deskriptif ini digunakan untuk menguraikan hasil peneli-tian yang
wilayah, dengan SIG didapati bahwa lokasi perumahan harus memiliki hubungan
26
telah banyak dilakukan seiring dengan berkembangnya teknologi SIG. Saat ini,
aplikasi SIG untuk studi tata ruang dapat dikombinasikan dengan penginderaan
jauh baik yang sumber datanya berasal dari satelit maupun foto udara. Untuk
kajian pemilihan lokasi perumahan, peta tematik hasil interpretasi citra dapat
digabung dengan peta-peta lainnya yang telah disusun dalam data dasar SIG
melalui proses digitasi. Peta-peta tersebut adalah peta kemiringan lereng, peta
geologi, peta penutupan/penggunaan lahan, peta curah hujan, dan peta-peta lain
susun dan pengharkatan dengan SIG maka akan dihasilkan kelas-kelas lokasi
distribusi keruangannya. Dari peta itu para pengguna dan pengambil keputusan
(Apriyanti, 2014).
proses awal menginventaris data spasial dalam bentuk data raster yang
didalamnya terdapat attribute terkait dengan data umum dan data teknis untuk
pembuatan peta utama, dalam hal ini adalah peta pemilihan atau penentuan lokasi
perumahan. Ada beberapa peta dasar yang digunakan sebagai pedoman dan
parameter yang akurat. Peta dasar yang dapat digunakan dalam pembentukan peta
1. Peta Administrasi
administratif dari lokasi yang akan dipetakan. Batasan administratif ini pada
antardesa (Putri,2014).
perbedaan tinggi. Apabila beda tinggi pada dua tempat yang dibandingkan
Bentuk suatu lereng bergantung pada proses erosi, juga gerakan tanah serta
pelapukan (Syafri, 2015). Lereng adalah topografi yang terbagi dalam dua
bagian, yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relatif, yang mana kedua
bagian tersebut besar penagruhnya terhadap penilaian suatu lahan kritis. Jika
suatu lahan kritis akan digunakan untuk pertanian atauun permukiman, maka
dengan lahan yang biasanya tidak secara langsung tampak dari citra.
Penggunaan lahan telah dikaji dari beberapa sudut pandang yang berlainan
sehingga tidak ada satu definisi yang benar-benar tepat di dalam keseluruhan
konteks yang berbeda. Salah satu contoh melihat penggunaan lahan dari sudut
4. Peta Geologi
sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, struktur, tektonika dan lain
batas–batas satuan batuan ataupun struktur yang berupa garis dan juga
jenis yang terdapat pada batuan, diberikan tanda atau warna. Sedangkan untuk
batuan sedimen tergantung dari hasil jurus (stike) dan kemiringan (dip)
(Mereta, 2012).
29
Peta curah hujan juga sangat berpengaruh dan merupakan peta dasar
yang harus dimiliki karena curah hujan di setiap lokasi juga berbeda-beda.Peta
penentuan atau pemilihan lokasi perumahan dapat dibuat secara tepat dan
METODOLOGI PENELITIAN
Kelurahan Balakia (3,70 Ha) merupakan cakupan wilayah Kecamatan Sinjai Barat
Kabupaten Sinjai.
penelitian dilaksanakan selama ± 5 bulan yaitu pada bulan Juni – Oktober 2020
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil
masyarakat setempat.
31
Data sekunder adalah data yang diperoleh pada instansi terkait guna
mengetahui data kuantitatif objek penelitian, dimana data ini bersumber dari
beberapa instansi terkait baik dalam bentuk tabulasi maupun deskriptif. Jenis data
yang dibutuhkan mencakup data letak geografi wilayah, jumlah penduduk, luas
Pada pengumpulan data dapat dilakukan berbagai cara dan sumber. Maka
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitiaan ini sebagai berikut:
1. Observasi
wilayah penelitian.
2. Telaah Pustaka
sifatnya dokumen, literature pada dinas terkait atau buku-buku yang mampu
mendukung penelitian.
3. Dokumentasi
dan bukti.
D. Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan ciri dari individu, gejala, peristiwa yang dapat
curah hujan.
1. Analisis Deskriptif/Kualitatif
2. Analisis Overlay
menempatkan grafis satu peta di atas grafis peta yang lain dan menampilkan
hasilnya di layar komputer atau pada plot. Dengan kata lain, overlay
33
menapilkan suatu peta digitas pada peta digital tang lain beserta atribut-
informasi atribut dari kedua peta tersebut. Analisis overlay ini digunakan
fisik dasar yaitu curah hujan, jenis batuan, kemiringan lereng serta
dan pembobotan.
F. Definisi Operasional
grafis peta yang lain dan menampilkan hasilnya di layar komputer atau
pada plot.
G. Kerangka Pikir
LATAR BELAKANG
Pemilihan lokasi perumahan yang tidak mempertimbangkan aspek
fisik dasar suatu wilayah berdampak pada penyelenggaraan
kehidupan masyarakat banyak area yang telah dialih fungsikan
sehingga kawasan perumahan rentan terkena bencana.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana arahan terhadap pemilihan lokasi
perumahan di Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten
Sinjai dengan menggunakan Sistem InformasiGeografis
(SIG)?
TUJUAN
Mengetahui arahan terhadap pemilihan lokasi
perumahan di Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten
Sinjai dengan menggunakan Sistem Informasi
Geografis (SIG).
TINJAUAN TEORI
VARIABEL
- Kemiringan Lereng
- Curah Hujan
- Kondisi tanah
- Penggunaan Lahan
- Jenis Batuan/Geologi
Metode Analisis
- Analisis kuantitatif
- Analisis Overlay
KESIMPULAN
BAB IV
pada ketinggian berkisar antara 600-950 meter dari permukaan laut, batas
berikut:
terdiri dari 1 Kelurahan dan 8 Desa dengan total luas 15.773, 23 Ha, luas
b. Topografi
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Luas Desa dan Jarak Dari Ibu kota Kecamatan dan Kabupaten
c. Klimatologi
2000-3500 mm/tahun.
2500-3500 mm/tahun dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.3.
1 2 3
1 2000-2500 45,49
38
2 2500-3000 10.044,09
3 3000-3500 5.014,21
Total 15.102,89
Sumber: RTRW Kabupaten Sinjai
d. Kemiringan Lereng
kemiringan lereng 0-8% dan ketinggian wilayah 0-300 mdpl. Untuk lebih
dataran lanai curam dan agak curam dengan kemiringan lereng 5->40%
beberapa kelas yaitu datar (0-8%), landai (8-15%), agak curam (15-25%),
39
formasi batuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan
Gambar 4.5
sungai, pantai dan rawa) yang berumur kuarter (resen) dan menempati
yang tinggi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Gambar
4.6
terbentuk akibat endapan dari berbagai bahan seperti basalt dan koluvial
yang juga berasal dari berbagai macam asal. Tanah basalt tergolong
sebagai tanah muda, yang terbentuk dari endapan halus di aliran sungai.
kandungan unsur hara yang relatif tinggi. Tanah basalt memiliki struktur
tanah yang pejal dan tergolong liat atau liat berpasir dengan kandungan
f. Penggunaan Lahan
persawahan). Dapat dilihat pada uraian Tabel 4.7 dan Gambar 4.8 jenis
2. Kependudukan
Sinjai Barat, jumlah penduduk Kecamatan Sinjai Barat pada Tahun 2018
adalah Kelurahan Tassililu dengan jumlah penduduk pada Tahun 2018 sekitar
Tahun
No Desa/Kelurahan
2014 2015 2016 2017 2018
1 Gunug Perak 3096 3115 3133 3150 3167
2 Balakia 1178 1180 1192 1184 1186
3 Tassililu 4712 4744 4777 4808 4838
4 Arabika 2563 2580 2597 2613 2628
5 Barania 1954 1965 1975 1986 1996
6 Boto Lempangan 2842 2844 2847 2849 1851
7 Bonto Salama 2935 2993 3040 3086 3129
8 Turungan Baji 1711 1722 1734 1744 1754
9 Terasa 2763 2784 2804 2823 2842
Jumlah 23.764 23.927 24.089 24.243 24.391
Sumber: BPS Kecamatan Sinjai Barat Dalam Angka tahun 2015-2019
43
yang marak terjadi sesuai untuk kebutuhan. Perubahan lahan pada daerah
tatanan kawasan permukiman perkotaan yang terdiri dari sumber daya buatan
perkotaan seperti jalan, drainase, prasarana limbah cair maupun padat dan gas
ibukota kecamatan agar dapat menyediakan ruang terbuka hijau minimal 30%
penggunaan Lahan tahun 2020 dan citra landsat tahun 2020 digunakan sebagai
kesesuaian lahan dan standar serta peraturan yang berkaitan dengan penataan
yaitu:
b. Aman dari bencana alam Kriteria rawan bencana alam, banjir dan
Dapat dilihat pada tabel Curah hujan di Kecamatan Sinjai Barat berdasarkan
kategori. dapat dilihat pada tabel dan peta intensitas curah hujan pada tabel
Tabel 4.9 Pembobotan Kemiringan Lereng, Curah Hujan, Jenis Tanah dan
Penggunaan Lahan
tahap VII. Analisis dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu zona sesuai
53
wilayah memiliki kelas lereng III (15-40 %), sedangkan kelas lereng IV
tanah didominasi oleh jenis tanah basalt yang tidak peka terhadap rosi,
hingga jenis tanah podsolik merah kuning yang memiliki kategori peka.
Kelas jenis tanah lainnya adalah andesit. Faktor kelas lereng dan jenis
lokasi tersebut terletak pada lahan dengan kelerengan > 15 % dan jenis
kawasan lindung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.10.
54
No.26/2008
Kelas Skor Kelas Skor Kelas Skor Klasifikasi
Penyangga
5 75 5 50 5 100
>175 Kawasan
lindung
Tahap Parameter Keterangan
SK Mentan No.837/Kpts/Um/11/1980;Kepres No.32/1990; PP
No.26/2008
II
Jenis Tanah Lereng Klasifikasi
<15% Kawasan Budidaya
Basalt, Andesit
>15 % Kawasan Lindung
Sempadan sungai (Keppres No 32/1990)
Kriteria Sempadan sungai Klasifikasi
a. Sungai besar = 100 m a. Kawasan lindung
e. Semak Belukar
Kerawanan Bencana (Kepres No.32/1990; PP No 26/2008)
a. Rendah a. Zona sesuai permukiman
V
b. Sedang b. Zona agak sesuai
55
nonpermukiman
c. Zona lindung
Kemiringan lereng (SK Menteri PU No 20/1986)
a. 0-8 % a. Zona sesuai permukiman
c. 15-40% permukiman
VII
d. >40% c. Zona budidaya
nonpermukiman
d. Zona lindung
lokasi tersebut terletak pada lahan dengan kelerengan > 15 % dan jenis
kawasan lindung.
dalam kawasan budidaya, melalui analisis dari tahap I–IV didapatkan hasil
Kecamatan Sinjai Barat terdapat 9 titik rawan bencana longsor untuk lebih
tempat dan kemiringan lereng. Adapun hasil analisis ini dapat digunakan
Dari hasil analisis tahap ini diperoleh bahwa secara keseluruhan untuk
Gَ GرGْ Gَ أْلG اG ُمG ُكGَ لGلGَ G َعGجGَ G يG ِذGَّلG اGوGَ Gُه
GاGوGُ لG ُكG َوG اGَ هGِ بG ِكG اGَ نG َمG يGِ فGاG وG ُشG ْمG اGَاًل فGوGُ لG َذGض
G ُرG وG ُشG ُّنGلG اG ِهG ْيGَ لGِ إG َوGۖ G ِهGِ قGزGْ G ِرGنGْ Gِم
Terjemahnya:
kuasa Allah dalam mengatur alam raya ini. Setelah melalui ayat yang lalu,
menjadikan buat kenyamanan hidup kamu bumi yang kamu huni ini
Kata dzalulan yang diambil dari dzalala pada ayat ini dipahami
kamanapun kamu ditunjukkan dengan akar kata yang sama yakni dzalul.
sama dia mudah patuh. Ia tidak melempar penungganya dan tidak berjalan
awalnya berasal dari sisi atau antara bahu dan lengan. Kata tersebut telah
60
Manusia juga dapat berjalan digunung. Jika daerah yang cukup tinggi dan
terjal seperti gunung telah dimudahkan dilalui oleh manusia maka dataran-
dataran pun jauh lebih bisa. Ayat tersebut merupakan dorongan untuk
sesudahnya
Pada ayat ini kaitannya dengan hasil penelitian adalah Allah swt
menjadikan bumi itu sulit dan tidak mungkin, bagi siapa yang hendak
mereka dapat membangun tempat tinggal untuk datang dan pergi serta
yang justru akan berbalik merugikan banyak orang. Hal ini sendiri telah
berubunyi:
GِسGاGَّنGلG اG يG ِدGG ْيGَ أGت Gَ G َكG اGG َمGِ بG ِرGْحG Gَ بG ْلG اG َوG ِّرG Gَ بG ْلG اG يGِ فG ُدG اG سG
Gْ Gَ بG س Gَ Gَ فG ْلG اG َرG Gَ هGظ
َ
G َنG وG ُعGجGِ GرGْ Gَ يG ْمGُهGَّ لG َعGَ لGاGوGُ لG ِمG َعG يG ِذGَّلG اGض
Gَ G ْعGَ بG ْمGُ هGَقG يG ِذGُ يGِل
Terjemahnya :
atas laut atau sungai. Sedangkan ( )البرadalah perkotaan dan pedesaan yang
sebagian perbuatan mereka. َونGG( لَ َعلَّهُ ْميَرْ ِج ُعagar mereka kembali (ke jalan
Allah.
yang berbalik kepada mereka. Dan ayat suci ini bagi para stakeholders
pegangan yang akan selalu menjaga unsur etika dan moral dalam setiap
kegiatan pembangunannya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
tanah, intensitas curah hujan maka dapat diketahui bahwa tidak semua wilayah
lahan yang sesuai untuk permukiman, lahan agak sesuai untuk permukiman dan
lahan yang tidak sesuai untuk permukiman. Dari hasil analisis di ketahui luas
untuk kategori sesuai adalah 5.591,89 hektar sedangkan luas untuk kategori agak
sesuai adalah 3.475,53 hektar dan luas untuk kategori tidak sesuai dengan
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan pada penelitian ini yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Syafri, Sriwahyuni Hi, Ir. Sonny Tilaar MSi , & Rieneke L.E Sela, ST.MT.
2015.Idenifikasi Kemiringan Lereng di Kawasan Permukiman KotaManado
Berbasis SIG.Universitas Sam Ratulanggi Manado