SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh
FAKULTAS TEKNIK
2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
senantiasa kita curahkan atas segala limpahan Rahmat dan Karunia serta
Utara”. Tugas Akhir ini merupakan syarat yang wajib dipenuhi untuk
kemampuan dan usaha, namun sebagai manusia biasa yang tidak luput
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karen itu, dengan rasa
i
1. Dekan Fakultas Teknik, Bapak. Ridwan, ST., M.Si dan Ketua Jurusan
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Batara Surya, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu
3. Bapak Ilham Yahya, ST, MSP dan Bapak Dr. Ir. Syahriar Tato, MS
lokasi penelitian.
6. Orangtua dan keluarga saya terutama Ayah saya Drs. Yahya Fasa
dan Ibu saya Dra. Susanti Mokodompit serta Kakak saya Fiqih Fidya
Albanjar, S.TP, M.SI, Nurlaila Albanjar, S.H dan Adik saya Putri
ii
8. Kepada teman saya Siska dan Ayensi Mokoginta yang telah berperan
skripsi ini.
10. Teman bimbingan saya Ayu Afrianti, Siska, dan Hakim Asurah yang
iii
Akhir kata, semoga Allah SWT. Senantiasa mencurahkan segala
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Tanah ............................................................................... 6
2. Iklim .................................................................................. 7
3. Topografi .......................................................................... 9
4. Vegetasi ........................................................................... 10
v
2. Klasifikasi Kemampuan Lahan .......................................... 30
A. Hasil........................................................................................ 50
vi
b. Wilayah Administrasi ................................................ 50
c. Iklim ......................................................................... 53
2. Kependudukan ............................................................... 54
b. Kependudukan ....................................................... 70
Terakhir ........................................................... 70
vii
4) Kepadatan Penduduk ...................................... 73
B. Pembahasan........................................................................... 93
viii
h. SKL Pembuangan Limbah ................................... 107
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
2.1 Klasifikasi Data Satuan Lahan ............................................................ 14
3.1 Luas Wilayah Menurut Desa di Lokasi Penelitian Tahun 2020 ........... 38
x
4.3 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Kabupaten
2015,2016,2017,2018,2019. ................................................................ 55
4.8 Hari Hujan dan Curah Hujan Perbulan Di Kecamatan Wawo, Tahun
2018 .................................................................................................................. 61
xi
4.14 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan di
Wawo .................................................................................................. 78
xii
4.31 Analisis SKL Pembuangan Limbah ..................................................... 106
4.33 Analisis Nilai Akhir X Bobot Kawasan Perkotaan Wawo ...................... 111
4.34 Analisis Overlay 9 Variabel SKL dan Total Nilai Akhir X Bobot
xiii
DAFTAR GAMBAR
Wawo .................................................................................................. 79
Wawo .................................................................................................. 95
xiv
4.18 Peta Analisis SKL Kestabilan Lereng Kawasan Perkotaan Wawo ....... 97
4.19 Peta Analisis SKL Kestabilan Pondasi Kawasan Perkotaan Wawo ..... 99
4.20 Peta Analisis SKL Ketersediaan Air Kawasan Perkotaan Wawo ......... 101
4.21 Peta Analisis SKL Untuk Drainase Kawasan Perkotaan Wawo ........... 103
4.22 Peta Analisis SKL Terhadap Erosi Kawasan Perkotaan Wawo ........... 105
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemampuannya agar tidak mengurangi tata guna dan daya guna lahan
dalam waktu dekat akan terjadi kerusakan lahan atau tanah sebagai
tersebut.
1
Dalam perubahan penggunaan lahan sering tidak
2010)
dasar ini merupakan salah satu materi yang diperlukan dalam rencana
2
tersebut dalam analisis ini dikenal dengan satuan kemampuan lahan
(SKL).
3
mengetahui seberapa besar kemampuan lahan untuk dapat
dari analisis ini adalah berupa peta kelas kemampuan lahan yang terdiri
secara deskriptif.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
4
2. Untuk mengidentifikasi kemampuan lahan kawasan perkotaan di
D. Batasan Masalah
E. Sistematika Penulisan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Lahan
oleh berbagai aktivitas flora, fauna, dan manusia baik di masa lalu
maupun saat sekarang, seperti lahan rawa dan pasang surut yang
1. Tanah
6
pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan
iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu
2. Iklim
perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi
sebagai sifat cuaca di suatu tempat atau wilayah. Data iklim terdiri
7
dari data diskontinu (radiasi, lama penyinaran matahari, presipitasi
8
iklim kering. Kemudian Oldeman juga memakai unsur iklim curah
2004).
3. Topografi
dan objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya),
kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu
tempat. Kata itu datang dari kata Yunani, topos yang berarti tempat,
9
koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan
4. Vegetasi
10
hidup disekitarnya dan memiliki hubungan yang erat terhadap faktor
lainnya yang dalam hal ini disebut ekosistem. Maka dalam hal ini
kualitas vegetasi yang ada, baik itu dari segi tumbuhan, hewan,
suatu tempat dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain,
11
B. Pengertian Analisis
beraspek spasial.
12
Klasifikasi kemampuan lahan merupakan penilaian lahan
13
SKL Kestabilan Pondasi, SKL Ketersediaan Air, SKL Untuk
Tabel 2.1.
Klasifikasi Data Satuan Lahan
1. SKL Morfologi
a. SKL Morfologi
14
dibutuhkan seperti Peta Morfologi, Peta Kemiringan Lahan, dan
ini:
15
Tabel 2.2
SKL
No Morfologi Lereng Nilai
Morfologi
1 Bergunung >40% Kemampuan
Lahan
1
Morfologi
Rendah
2 Berbukit 25 – 40 Kemampuan
% Lahan
2
Morfologi
Kurang
3 Bergelombang 15 – 25 Kemampuan
% Lahan
3
Morfologi
Sedang
4 Berombak 2 – 15 Kemampuan
% Lahan
4
Morfologi
Cukup
5 Datar 0–2% Kemampuan
Lahan
5
Morfologi
Tinggi
Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007
2007).
16
tanah, peta penggunaan lahan eksisting, dengan keluaran peta
Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus.
17
Tabel 2.3
Andosol,Po Kemudahan
1 > 3000 Bergunung >40%
dsolik,dst Dikerjakan Cukup 4
Lahan Non
Brown Terbangun
Kemudahan
2 1500 - 3000 Berbukit 25 – 40 % Forest Soil,
Dikerjakan Sedang 3
dst
Bergelomba Kemudahan
3 500 - 1500 15 – 25 % Latosol 2
ng Dikerjakan Rendah
Lahan
Terbangun
4 250 – 500 Berombak 2 – 15 % Kemudahan
Aluvial, dst Dikerjakan Sangat 1
5 0 – 250 Datar 0–2% Rendah
Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007
18
c. SKL Kestabilan Lereng
2007).
dibawah ini:
19
Tabel 2.4
Analisis SKL Kestabilan Lereng
SKL
Jenis Curah Penggunaan
No Morfologi Lereng Ketinggian Kestabilan Nilai
Tanah Hujan Lahan
Lereng
1 Bergunung Regosol, Kestabilan
>40% > 3000 >500 2
Litosol,dst Lereng Rendah
Lahan Non
2 Berbukit Andosol, Terbangun
25 – 40 Kestabilan
1500 - 3000 Podsolik, 300 - 500 3
% Lereng Sedang
dst
3 Bergelombang Brown
15 – 25 Kestabilan
500 - 1500 Forest 100 - 300 4
% Lereng Cukup
Soil, dst
Lahan
4 Berombak 2 – 15 % 250 – 500 Latosol Terbangun
0 - 100 Kestabilan 5
5 Datar Aluvial,
0–2% 0 – 250 Lereng Tinggi
dst
Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007
20
d. SKL Kestabilan Pondasi
dibawah ini:
21
Tabel 2.5
Analisis SKL Kestabilan Pondasi
SKL
Jenis Penggunaan
No Kestabilan SKL Kestabilan Pondasi Nilai
Tanah Lhan
Lereng
Andosol,
Kestabilan Daya Dukung dan Kestabilan
1 Podsolik, 1
Lereng Rendah Pondasi Rendah
dst Lahan Non
Brown Terbangun Kestabilan
2 Forest
Lereng Sedang Daya Dukung dan Kestabilan
Soil, dst 2
Kestabilan
Pondasi Kurang
3 Latosol
Lereng Cukup
Lahan
Aluvial, Terbangun Daya Dukung dan Kestabilan
4 dst
Kestabilan 5
Pondasi Tinggi
Lereng Tinggi
Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007
22
ketersediaan air sedang artinya air tanah dangkal tak cukup
dibawah ini:
Tabel 2.6
Analisis SKL Ketersediaan Air
Jenis Curah Penggunaan SKL Ketersediaan
No Morfologi Lereng Nilai
Tanah Hujan Lahan Air
Andosol,Po Ketersediaan Air
1 Bergunung >40% >500 1
dsolik,dst Rendah
Lahan Non
Brown
25 – 40 Terbangun Ketersediaan Air
2 Berbukit Forest Soil, 300 - 500 2
% Kurang
dst
Bergelomba 15 – 25 Ketersediaan Air
3 Latosol 100 - 300 3
ng % Sedang
Lahan
2 – 15
4 Berombak Terbangun Ketersediaan Air
% Aluvial, dst 0 - 100 5
Tinggi
5 Datar 0–2%
Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007
tergenang.
23
Adapun parameter data dan pemberian nilai dalam
dibawah ini:
Tabel 2.7
Analisis SKL Untuk Drainase
Jenis Curah Penggunaan SKL Untuk
No Morfologi Lereng Ketinggian Nilai
Tanah Hujan Lahan Drainase
Regosol,
1 Bergunung >40% > 3000 >500
Litosol,dst Kemampuan
Lahan Non
Drainase 5
25 – 40 Andosol,P Terbangun
2 Berbukit 1500 - 3000 300 - 500 Tinggi
% odsolik,dst
Brown Kemampuan
15 – 25
3 Bergelombang 500 - 1500 Forest 100 - 300 Drainase
%
Soil, dst Cukup 4
2 – 15 Lahan
4 Berombak 250 – 500 Latosol
% Terbangun
0 - 100 Kemampuan
Aluvial,
5 Datar 0–2% 0 – 250 Drainase 2
dst
Kurang
Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007
No 20 Tahun, 2007).
terbawa air atau angin. Erosi tinggi berarti lapisan tanah mudah
24
berarti lapisan tanah sedikit terbawa oleh angin dan air. Tidak
dibawah ini:
Tabel 2.8
Analisis SKL Terhadap Erosi
Penggunaan SKL
Jenis Curah
No Morfologi Lereng Lahan Terhadap Nilai
Tanah Hujan
Erosi
Regosol,
1 Bergunung >40%
Litosol,dst
>500 Erosi Tinggi 1
Lahan Non
25 – 40 Andosol,Pod 300 - Terbangun Erosi Cukup
2 Berbukit 2
% solik,dst 500 Tinggi
Brown
Bergelomb 15 – 25 100 -
3 %
Forest Soil,
300
Erosi Sedang 3
ang dst
2 – 15 Lahan Erosi Sangat
4 Berombak Latosol Terbangun 4
% Rendah
0 - 100
Tidak Ada
5 Datar 0–2% Aluvial, dst 5
Erosi
Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007
25
h. SKL Terhadap Pembuangan Limbah
Tahun, 2007).
26
Tabel 2.9
Analisis SKL Terhadap Pembuangan Limbah
SKL
Jenis Curah Penggunaan
No Morfologi Lereng Ketinggian Pembuangan Nilai
Tanah Hujan Lahan
Limbah
1 Bergunung Regosol,
>40% > 3000 Litosol,d >500 Kemampuan
st Lahan Non Lahan Untuk
2 Berbukit Andosol, Terbangun Pembuangan 2
25 – 40
1500 - 3000 Podsolik, 300 - 500 Limbah Kurang
%
dst
3 Bergelombang Kemampuan
Brown
15 – 25 Lahan
500 - 1500 Forest 100 - 300 3
% Pembuangan
Soil, dst
Lahan Limbah Sedang
4 Berombak 2 – 15 terbangun Kemampuan
250 – 500 Latosol
% Lahan 4
5 Datar 0 - 100
0–2% 0 – 250
Aluvial, Pembuangan
dst Limbah Cukup
Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007
27
i. SKL Terhadap Bencana Alam
Tujuan dari analisis Bencana Alam Mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam menerima
bencana alam khususnya dari sisi geologi, untuk menghindari/ mengurangi kerugian dan korban akibat
Tabel 2.10
Analisis SKL Terhadap Bencana Alam
28
Setelah mendapatkan sembilan satuan kemampuan lahan
nilai minimum dan maksimum total nilai. Dari angka di atas, nilai
ini.
29
Tabel 2.11
Kelas Kemampuan Lahan
Total Kelas Kemampuan
No. Klasifikasi Pengembangan
Nilai Lahan
1. 32-58 Kelas A Kemampuan Pengembangan Rendah
30
D. Pengertian Perkotaan
pengertian yaitu kota untuk city dan daerah perkotaan untuk „‟urban”.
2007).
31
Kawasan perkotaan yang besar dengan jumlah penduduk di atas
satu juta orang dan berdekatan dengan kota satelit disebut sebagai
Kota satelit merujuk pada kota-kota kecil di sekitar sebuah kota besar.
secara spasial terkait dengan muka bumi . SIG adalah sistem informasi
32
bumi. Penyajian secara digital berarti mengubah keadaan menjadi bentuk
(Supriadi. 2007).
F. Penelitian Terdahulu
33
penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian
Tabel 2.12
Penelitian Terdahulu
Metode Teknik
No. Nama Judul Variabel
Penelitian Analisis
Analisis Daya
Dukung Lahan Satuan
sebagai kemampuan
deskripsi
Pengembangan lahan
Rasyid kualitatif Overlay atau
1. Fasilitas Kondisi
Ridha dan superimpose
Perkotaan eksisting
kuantitatif
Kecamatan Kemampuan
Mpunda Kota lahan
Bima
Daya Dukung
Lingkungan
Deskriptif
Berbasis
Kemampuan Kualitatif Overlay atau
2. Widiatmaka Kemampuan
lahan dan superimpose
Lahan Di
Kualitatif
Tuban, Jawa
Timur
Evaluasi Daya
Dukung
Lingkungan Kemampuan
Nurlia Ayu analisa Overlay atau
3. Berbasis lahan
Pratama spasial superimpose
Kemampuan RTRW
Lahan di
Perkotaan Batu
Daya Dukung Satuan
Lingkungan Kemampua
Rivaldo
Berbasis n Lahan Deskriptif Overlay atau
4. Restu
Wirawan
Kemampuan Kondisi Kualitatif superimpose
Lahan Di Lahan
Perkotaan Palu Eksisting
34
G. Kerangka Pikir
analisis ini adalah berupa peta kelas kemampuan lahan (zonasi) yang
secara deskriptif.
35
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
Kemampuan Lahan
SKL Morfologi SKL Untuk Drainase
SKL Kemudahan Dikerjakan SKL Terhadap Erosi
SKL Kestabilan Lereng SKL Pembuangan Limbah
SKL Kestabilan Pondasi SKL Terhadap Bencana Alam
SKL Ketersediaan Air
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Utama dan didukung dengan pendekatan spatial analysis. Selain itu dalam
dan mendalam.
1. Lokasi Penelitian
37
desa yang masuk dalam kawasan perkotaan wawo yaitu Desa Wawo,
terbesar yaitu desa Uluwawo dengan luas sekitar 251,43 Ha dan yang
paling terkecil yaitu desa Puumbolo dengan luas sekitar 6,15 Ha.
Tabel 3.1
Luas Wilayah Menurut Desa
Di Lokasi Penelitian Tahun 2020
No. Desa Luas (Ha) %
1. Wawo 211.48 34.60
2. Uluwawo 251.43 41,14
3. Puumbolo 6.15 0,01
4. Walasiho 59.20 9,69
5. Latawe 82.97 13,57
Total 611.22 100
Sumber : Dinas PUPR Kabupaten Kolaka Utara
2. Waktu Penelitian
38
Tabel 3.2 Schedule Pelaksanaan Penelitian
Waktu
No Agenda September Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
1
Sinopsis
Persiapan
2
Berkas (SK)
Penyusunan
3
bab I,II,III
Survei
4 Pengambilan
Data
Penyusunan
5
bab IV,V
Seminar
6
Hasil
Seminar
7
Tutup
C. Pendekatan Penelitian
39
perkotaan wawo dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif
D. Pendekatan Analisis
atau waktu tertentu yang dimana hasil olahan yang didukung dengan
40
dibutuhkan dalam penelitian ini maka diketahui sumber data sebagai
berikut:
Tabel 3.3
41
2. Teknik Pengumpulan Data
SUMBER DATA
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung
hasil penelitian, jurnal, peta ataupun sarana lainya yang diambil dari
42
a. Survei Primer
1) Observasi Lapangan
eksisting.
- Kondisi Eksisting
2) Dokumentasi
penelitian ini.
43
b. Survei Skunder
dari hasil peneliti yang juga dapat berupa data sekunder yang
1) Klimatologi
2) Topografi
3) Geologi
4) Hidrologi
6) Bencana Alam
F. Variabel Penelitian
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
44
kesimpulannya. Berikut merupakan variabel yang digunakan dalam
penelitian ini:
Metode analisis data dalam penelitian ini diklasifikasikan atas 3 (tiga), yaitu
adalah :
Pondasi, SKL Untuk Drainase, SKL Ketersediaan Air, SKL Erosi, SKL
kemampuan lahan.
2. Analisis Deskriptif
Kolaka Utara.
1. Lahan adalah tanah atau lahan terbuka yang dihubungkan dengan arti
46
tanah/lahan terbuka, tanah/lahan garapan yang belum diolah atau
diusahakan.
fungsinya.
47
hujan secara alami, sehingga kemungkinan genangan baik bersifat
lahan dari hasil nilai akhir di kali bobot yang menentukan nilai tertinggi
48
kemampuan lahan pengembangan sedang, Kelas D dengan
dimasukkan ke dalamnya.
49
BAB IV
A. Hasil
1) Wilayah Administrasi
Lintang Selatan dan 120 45‟ – 1210 60‟ Bujur Timur, mencakup luas
daratan dan pulau-pulau kecil seluas ± 3.391,62 Km². Selain itu, juga
Utara ini terbagi atas 15 wilayah kecamatan 7 kelurahan dan 132 desa
50
luas terkecil yaitu Kecamatan Tiwu dengan luas 81,92 Km2. Untuk
Tabel 4.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten
Kolaka Utara, Tahun 2019
Luas Wilayah
No. Kecamatan
(Km2) %
1. Ranteangin 189,92 5,60%
2. Lambai 162,74 4,80%
3. Wawo 234,99 6,93%
4. Lasusua 287,67 8,48%
5. Katoi 82,64 2,44%
6. Kodeoha 250,49 7,39%
7. Tiwu 81,92 2,42%
8. Ngapa 149,18 4,40%
9. Watunohu 109,99 3,24%
10. Pakue 313,25 9,24%
11. Pakue Utara 131,25 3,87%
12. Pakue Tengah 191,82 5,66%
13. Batu Putih 374,95 11,06%
14. Porehu 647,23 19,08%
15. Tolala 183,58 5,41%
Kolaka Utara 3.391,62 100%
Sumber: BPS Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2020
Diagram 4.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten
Kolaka Utara, Tahun 2019
Ranteangin
0% Lambai
5%
6% Wawo
20% Lasusua
7%
Katoi
9% Kodeoha
12%
Tiwu
Ngapa
6% 8%
3% Watunohu
5% Pakue
10% 3%
Pakue Utara
Pakue Tengah
4% 2% Batu Putih
Porehu
Tolala
51
Gambar 4.1
Peta Administrasi Kabupaten Kolaka Utara
52
2) Iklim
Tabel 4.2
Rata-rata dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di
Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2019
Suhu Udara Kelembaban Udara
No. Bulan Rata- Rata-
Min Maks Min Maks
Rata Rata
1. Januari 23,20 30,05 34,80 52,00 73,30 97,00
2. Februari 23,40 29,44 34,90 55,00 75,50 95,00
3. Maret 20,00 29,68 36,20 54,00 75,70 97,00
4. April 23,40 29,26 35,00 52,00 78,30 97,00
5. Mei 23,60 29,17 35,00 50,00 76,80 97,00
6. Juni 22,20 28,54 34,70 50,00 75,60 98,00
7. Juli 20,60 28,42 34,80 38,00 67,60 97,00
8. Agustus 20,80 29,20 35,60 37,00 62,70 95,00
9. September 21,00 29,84 36,80 30,00 62,40 94,00
10. Oktober 22,20 30,36 38,00 31,00 66,40 98,00
11. November 21,00 31,28 37,70 39,00 65,80 85,00
12. Desember 23,80 30,57 35,30 50,00 72,20 95,00
Sumber: BPS Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2020
3) Curah Hujan
Keadaan musim di Kabupaten Kolaka Utara umumnya sama
53
musim hujan dan musim kemarau. Curah Hujan yang terjadi cukup
Tabel 4.3
Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di
Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2019
b. Kependudukan
54
Kecamatan Lasusua dengan jumlah penduduk 26.231 jiwa dan
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Menurut Kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2015,2016,2017,2018,2019.
Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah Penduduk
PerTahun (%)
No. Kecamatan
2015- 2016- 2017- 2018-
2015 2016 2017 2018 2019
2016 2017 2018 2019
1. Ranteangin 5.747 5.786 5.876 5.933 6.160 0.68 1.56 1.99 1.85
2. Lambai 6.071 6.140 6.231 6.277 6.479 1.14 1.48 0.74 3.22
3. Wawo 5.960 5.987 6.082 6.283 6.836 0.45 1.59 3.30 8.80
4. Lasusua 28.270 28.968 29.338 29.748 26.231 2.47 1.28 1.40 -11.82
5. Katoi 6.806 6.908 7.006 7.049 6.947 1.50 1.42 0.61 -1.45
6. Kodeoha 11.199 11.238 11.419 11.911 11.441 0.35 1.61 4.31 -3.95
7. Tiwu 4.282 4.300 4.369 4.524 4.705 0.42 1.60 3.55 4.00
8. Ngapa 21.514 21.939 22.236 22.495 17.704 1.98 1.35 1.16 -21.30
9. Watunohu 6.406 6.416 6.522 6.940 6.937 0.16 1.65 6.41 -0.04
10. Pakue 9.383 9.873 10.032 10.458 10.513 5.22 1.61 4.25 0.53
11. Pakue Tengah 6.366 6.379 6.498 6.894 7.533 0.20 1.87 6.09 9.27
12. Pakue Utara 8.152 8.265 8.369 8.440 8.218 1.39 1.26 0.85 -2.63
13. Batu Putih 8.664 8.790 8.915 8.993 8.663 1.45 1.42 0.87 -3.67
14. Porehu 7.765 7.841 7.960 8.022 6.848 0.98 1.52 0.78 -14.63
15. Tolala 3.666 3.784 3.828 3.896 3.471 3.22 1.16 1.78 -10.91
Total 140.706 142.614 144.681 147.863 138.686 1.36 1.45 2.20 -6.21
Sumber: BPS Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2016,2017,2018,2019,2020
55
penduduk 11 jiwa/km2 . Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.5
Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2019
Kepadatan
Persentase
No. Kecamatan Penduduk Per
Penduduk
Km2
1. Ranteangin 4,44 38
2. Lambai 4,67 28
3. Wawo 4,93 36
4. Lasusua 18,91 238
5. Katoi 5,01 11
6. Kodeoha 8,25 62
7. Tiwu 3,39 57
8. Ngapa 12,77 93
9. Watunohu 5,00 28
10. Pakue 7,58 80
11. Pakue Tengah 5,43 26
12. Pakue Utara 5,93 26
13. Batu Putih 6,25 58
14. Porehu 4,94 18
15. Tolala 2,50 42
Total 100 41
Sumber: BPS Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2020
Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2018
Jenis Kelamin
No. Kelompok Umur Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. 0-4 8,151 7,849 16,000
2. 5-9 8,461 7,815 16,276
3. 10-14 7,563 7,179 14,742
4. 15-19 6,684 5,948 12,632
5. 20-24 6,705 5,995 12,700
6. 25-29 6,373 6,450 12,823
7. 30-34 6,374 6,357 12,731
8. 35-39 6,215 5,876 12,091
9. 40-44 5,447 4,912 10,359
10. 45-49 4,421 4,011 8,432
11. 50-54 3,331 2,769 6,100
12. 55-59 2,301 2,112 4,413
13. 60-64 1,852 1,745 3,597
14. 65-69 1,222 1,118 2,340
15. 70-74 659 727 1,386
16. 75+ 540 701 1,241
Total 76,299 71,564 147,863
Sumber: BPS Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2019
*Data ini belum tersedia di BPS Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2020*
1) Keadaan Geografis
57
121°0‟0” - 121°05‟0” Bujur Timur. Berdasarkan Geografisnya,
Desa/ kelurahan.
Tabel 4.7
Luas Wilayah Kecamatan Wawo Tahun 2018
Persentase
No. Desa/Kelurahan Luas Km2
(%)
1. Walasiho 24,24 10,40
2. Wawo 44,28 19,01
3. Puumbolo 31,18 13,38
4. Tinukari 40,70 17,47
5. Salurengko 21,61 9,28
6. Uluwawo 37,66 16,16
7. Latawe 33,32 14,30
Total 232,99 100,00
Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019
58
Diagram 4.2
Luas Wilayah Kecamatan Wawo Tahun 2018
59
Gambar 4.2
Peta Administrasi Kecamatan Wawo
60
Tabel 4.8
Tinggi Wilayah DPL Kecamatan Wawo Tahun 2018
Tinggi Wilayah Di
No. Desa/Kelurahan Atas Permukaan
Laut (Meter)
1. Walasiho 6
2. Wawo 8
3. Puumbolo 23
4. Tinukari 33
5. Salurengko 43
6. Uluwawo 9
7. Latawe 10
Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019
Tabel 4.9
Jarak Desa/Kelurahan Ke Ibu Kota Kecamatan Dan Kabupaten
Kecamatan Wawo Tahun 2018
Jarak Ke Ibu Jarak Ke Ibu
Kota Kota
No. Desa/Kelurahan
Kecamatan Kabupaten
(Km) (Km)
1. Walasiho 3,00 49,00
2. Wawo 0,00 46,00
3. Puumbolo 1,00 50,00
4. Tinukari 2,30 48,30
5. Salurengko 2,00 48,00
6. Uluwawo 0,80 46,80
7. Latawe 1,33 47,00
Kecamatan Wawo 46
Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019
sepanjang tahun, dimana pada bulan Januari sampai Juli terjadi curah
61
hujan yang cukup tinggi, begitu pula pada bulan Oktober sampai
Desember.
bertiup dari Australia sifatnya kering dan kurang mengandung uap air.
Tabel 4.8
Hari Hujan dan Curah Hujan Perbulan
Di Kecamatan Wawo, Tahun 2018
62
Gambar 4.3
Curah Hujan Kecamatan Wawo
63
3) Jenis Tanah
64
Gambar 4.4
Peta Jenis Tanah Kecamatan Wawo
65
4) Topografi dan Kemiringan Lereng
laut tersebut meskipun tidak begitu optimal dan masih rendah jika
66
Gambar 4.5
Peta Topografi Kecamatan Wawo
67
Gambar 4.6
Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Wawo
68
5) Jarak Desa/Kelurahan Ke Ibu Kota Kecamatan Dan Kabupaten
kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9
Jarak Desa/Kelurahan Ke Ibu Kota Kecamatan Dan Kabupaten
Kecamatan Wawo Tahun 2018
Jarak Ke Ibu Jarak Ke Ibu
Kota Kota
No. Desa/Kelurahan
Kecamatan Kabupaten
(Km) (Km)
1. Walasiho 3,00 49,00
2. Wawo 0,00 46,00
3. Puumbolo 1,00 50,00
4. Tinukari 2,30 48,30
5. Salurengko 2,00 48,00
6. Uluwawo 0,80 46,80
7. Latawe 1,33 47,00
Kecamatan Wawo 46
Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019
69
dusun/lingkungan terbanyak terdapat di Desa Wawo yaitu 6
berikut.
Tabel 4.10
Pembagian Daerah Administratif Menurut Desa/Kelurahan
di Kecamatan Wawo Tahun 2018
No. Desa/Kelurahan Dusun/Lingkungan
1. Walasiho 4
2. Wawo 6
3. Puumbolo 4
4. Tinukari 4
5. Salurengko 5
6. Uluwawo 3
7. Latawe 3
Total 29
Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019
b. Kependudukan
jumlah penduduk akhir tahun 2016 yaitu sekitar 5.987 jiwa, tahun
2017 naik menjadi 6.082 jiwa, dan pada tahun 2018 menjadi 6.283
jiwa. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.
70
Tabel 4.11
Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Wawo
Tahun 2016,2017 dan 2018
Jumlah Penduduk
No. Desa/Kelurahan
2016 2017 2018
1. Walasiho 800 812 839
2. Wawo 1,431 1,454 1,503
3. Puumbolo 870 885 914
4. Tinukari 663 637 695
5. Salurengko 841 854 882
6. Uluwawo 771 784 810
7. Latawe 611 620 640
Total 5,987 6,082 6,283
Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019
Tabel 4.12
Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Berdasarkan Jenis Kelamin
di Kecamatan Wawo Tahun 2018
Penduduk Rasio
No. Desa/Kelurahan Laki- Jumlah Jenis
Perempuan
Laki Kelamin
1. Walasiho 417 422 839 99
2. Wawo 751 752 1,503 100
3. Puumbolo 453 461 914 98
4. Tinukari 355 340 695 104
5. Salurengko 474 408 882 116
6. Uluwawo 377 433 810 87
7. Latawe 305 335 640 91
Total 3,132 3,152 6,283 99
Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019
71
3) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin
penduduk 690 jiwa dan yang terendah yaitu 75+ dengan jumlah
4.13 berikut.
Tabel 4.13
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Wawo
Tahun 2018
Jenis Kelamin
No. Kelompok Umur Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. 0-4 335 346 681
2. 5-9 346 344 690
3. 10-14 311 316 627
4. 15-19 275 264 539
5. 20-24 277 260 537
6. 25-29 263 285 548
7. 30-34 261 280 541
8. 35-39 256 258 514
9. 40-44 222 216 438
10. 45-49 183 177 360
11. 50-54 136 121 257
12. 55-59 94 93 187
13. 60-64 76 77 153
14. 65-69 50 50 100
15. 70-74 26 33 59
16. 75+ 21 31 52
Total 3,132 3,151 6,283
Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019
72
4) Kepadatan Penduduk
Tabel 4.14
Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut
Desa/Kelurahan di Kecamatan Wawo
Tahun 2018
Jumlah Kepadatan
No. Desa/Kelurahan Luas Km2
Penduduk Penduduk
1. Walasiho 2624 839 31
2. Wawo 4428 1503 33
3. Puumbolo 3118 914 28
4. Tinukari 4070 695 17
5. Salurengko 2161 882 40
6. Uluwawo 3766 810 21
7. Latawe 3332 640 19
Total 234,99 6,283 26
Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019
tangga. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.
73
Tabel 4.15
Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Desa/Kelurahan di
Kecamatan Wawo Tahun 2018
Penduduk Per
Jumlah Rumah
No. Desa/Kelurahan Rumah
Penduduk Tangga
Tangga
1. Walasiho 839 192 5
2. Wawo 1503 345 5
3. Puumbolo 914 210 5
4. Tinukari 695 159 5
5. Salurengko 882 203 5
6. Uluwawo 810 186 5
7. Latawe 640 147 5
Total 6,283 1,442 5
Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019
desa yang masuk dalam Kawasan Perkotaan Wawo yaitu Desa Wawo,
dengan luas keseluruhan sekitar 611,22 Ha. Desa dengan luas terbesar
yaitu desa Uluwawo dengan luas sekitar 251,43 Ha dan yang paling
terkecil yaitu desa Puumbolo dengan luas sekitar 6,15 Ha. Untuk lebih
Tabel 4.16
Luas Wilayah Menurut Desa
Di Kawasan Perkotaan Wawo Tahun 2020
No. Desa Luas (Ha) %
1. Wawo 211.48 34.60
2. Uluwawo 251.43 41,14
3. Puumbolo 6.15 0,01
4. Walasiho 59.20 9,69
5. Latawe 82.97 13,57
Total 611.22 100
Sumber : Dinas PUPR Kabupaten Kolaka Utara
74
Gambar 4.7
Peta Kawasan Perkotaan Wawo
75
4. Kedudukan Kawasan Perkotaan Wawo
datang, maka perlu arahan fungsi untuk masing-masing kota yang berada di
atas sebagian Desa Wawo, Desa Uluwawo, Desa Tinukari, dan Desa
76
5. Penggunaan Lahan Lokasi Penelitian
Tabel 4.17
Luas Penggunaan Lahan dirinci menurut jenisnya
Di Kawasan Perkotaan Wawo Tahun 2020
No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) %
1. Permukiman 55.08 9,01
2. Perkebunan Kelapa 289.17 47,31
3. Perkebunan Cengkeh 45.11 7,38
4. Sawah 107.26 17,55
5. Tambak 31.24 5,11
6. Ladang Campuran 68.04 11,13
7. Semak Belukar 10.27 1,68
8. Hutan Jati 1.78 0,29
9. Lapangan 2.05 0,34
10. Lahan Kosong 0.59 0,10
11. Pemakaman Warga 0.25 0,04
12. Pelabuhan Wawo 0.11 0,02
13. Sungai 0.27 0,04
Total 611.22 100
Sumber : Survey Lapangan Tahun 2020
77
Gambar 4.8
Peta Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan Wawo
78
6. Lahan Terbangun dan Non Terbangun
transportasi, ruang terbuka) dan lahan tak terbangun non aktivitas kota
Wawo dan lahan non terbangun sekitar 556,14 atau 90,99% dari
Tabel 4.18
Luas Kawasan Terbangun dan Non Terbangun
Di Kawasan Perkotaan Wawo
No. Kawasan Luas (Ha) %
1. Terbangun 55.08 9,01
2. Non Terbangun 556.14 90,99
Total 611.22 100
Sumber : Survey Lapangan Tahun 2020
79
Gambar 4.9
Peta Lahan Terbangun Dan Non Terbangun Kawasan Perkotaan Wawo
80
7. Morfologi Kawasan Perkotaan Wawo
bentuk bentang alam yang didominasi oleh daerah yang relatif datar
dengan luas sekitar 26,18 Ha. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.19
Data Morfologi
Di Kawasan Perkotaan Wawo
No. Morfologi Luas (Ha) %
1. Dataran 585.04 95,72
2. Perbukitan Sedang 26.18 4,28
Total 611.22 100
Sumber : RTRW Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2019
81
Gambar 4.10
Peta Morfologi Kawasan Perkotaan Wawo
82
8. Topografi/Ketinggian Kawasan Perkotaan Wawo
Tabel 4.20
Data Topografi/Ketinggian
Di Kawasan Perkotaan Wawo
No. Topografi/MDPL Luas (Ha) %
1. 8 – 35 276.27 45,11
2. 35 – 64 235.42 38,52
3. 64 – 184 99.35 16,25
Total 611.22 100
Sumber : Hasil Analisis Digital Elevation Model (DEM) Tahun 2020
83
Gambar 4.11
Peta Topografi Kawasan Perkotaan Wawo
84
9. Kemiringan Lereng Kawasan Perkotaan Wawo
yang ada, bahwa kemiringan lereng yang memiliki porsi terbesar adalah
kemiringan antara 2-5 persen dengan luas cakupan sebesar 321,08 Ha.
Tabel 4.21
Data Kemiringan Lereng
Di Kawasan Perkotaan Wawo
Kemiringan Lereng
No. Kategori Luas (Ha) %
(%)
1. 0–2% Datar 82.37 13,48
2. 2–5% Datar 321.08 52,53
3. 5 – 15 % Datar 186.82 30,57
4. 15 – 28 % Agak Curam 20.94 3,42
Total 611.22 100
Sumber : Hasil Analisis Digital Elevation Model (DEM) Tahun 2020
85
Gambar 4.12
Peta Kemiringan Lereng Kawasan Perkotaan Wawo
86
10. Curah Hujan Kawasan Perkotaan Wawo
tahun, dimana pada bulan Januari sampai Juli terjadi curah hujan yang
dengan September dimana antara bulan tersebut angin Timur yang bertiup
sebagai wilayah daerah basah dengan curah hujan lebih dari 2.000 mm
per tahun.
87
Gambar 4.13
Peta Curah Hujan Kawasan Perkotaan Wawo
88
11. Jenis Tanah Kawasan Perkotaan Wawo
Tabel 4.22
Data Jenis Tanah
Di Kawasan Perkotaan Wawo
No. Jenis Tanah Luas (Ha) %
1. Aluvial 500.82 81,94
2. Mediteran 110.40 18,06
Total 611.22 100
Sumber : RTRW Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2019
89
Gambar 4.14
Peta Jenis Tanah Kawasan Perkotaan Wawo
90
12. Rawan Bencana Kawasan Perkotaan Wawo
kawasan ini kurang rawan terhadap gerakan tanah dan banjir, pada
kawasan rawan gerakan tanah yang berarti kawasan ini sering terjadi
dan banjir yaitu kawasan ini sering terjadi pergerakan tanah serta
banjir pada kawasan ini memang memiliki daerah cekungan dilihat dari
85,19% dan kawasan rawan dengan luas sekitar 90,64 atau 13,85%.
dilihat dari data kurang rawan yang cukup besar dengan persentase
85,19% dari total luas wilayah. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.23
Data Rawan Bencana
Di Kawasan Perkotaan Wawo
No. Rawan Bencana Luas (Ha) %
1. Rawan Gerakan Tanah dan Banjir 22.69 3,71
2. Rawan Gerakan Tanah 67.95 10,14
3. Kurang Rawan 520.70 85,19
Total 611.22 100
Sumber : BPBD Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2019
91
Gambar 4.15
Peta Rawan Bencana Kawasan Perkotaan Wawo
92
B. Pembahasan
peta).
a. SKL Morfologi
maka dari itu kawasan ini masuk dalam kawasan penyangga, Untuk
Tabel 4.24
Analisis SKL Morfologi
Data Kemiringan Luas
Data Morfologi SKL Morfologi Nilai %
Lereng (%) (Ha)
0–2% Kemampuan Lahan Dari
Dataran 5 396.45 64.86
2–5% Morfologi Tinggi
Kemampuan Lahan Dari
5 – 15 % 4 184.06 30.11
Perbukitan Morfologi Cukup
Sedang Kemampuan Lahan Dari
15 – 28 % 3 30.71 5.02
Morfologi Sedang
Total 611.22 100
Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020
93
Gambar 4.16
Peta Analisis SKL Morfologi Kawasan Perkotaan Wawo
94
b. SKL Kemudahan Dikerjakan
cukup dan tinggi sangat mudah dikerjakan dan sangat sesuai untuk
Tabel 4.25
Analisis SKL Kemudahan Dikerjakan
Data Data Data SKL
Data Data Luas
Kemiringan Jenis Penggunaan Kemudahan Nilai %
Topografi Morfologi Ha
Lereng (%) Tanah Lahan Di Kerjakan
8 – 35 Dataran 0–2%
Aluvial Terbangun Tinggi 5 385.10 63.01
35 – 64 2–5%
Cukup 4 198.24 32.43
Perbukitan 5 – 15 % Non
64 – 184 Sedang Mediteran Sedang 3 18.36 3.00
Terbangun
15 – 28 % Rendah 2 9.52 1.56
95
Gambar 4.17
Peta Analisis SKL Kemudahan DiKerjakan Kawasan Perkotaan Wawo
96
c. SKL Kestabilan Lereng
Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL Kestabilan Lereng di Kawasan Perkotaan
Wawo terdiri atas tiga klasifikasi yaitu Kestabilan Lereng Tinggi, Cukup, dan Sedang. Kategori sedang
berarti wilayah tersebut cukup stabil tetapi kurang sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan,
kategori cukup berarti kawasan ini stabil untuk kestabilan lereng, sedangkan kawasan kategori tinggi ini
memiliki kestabilan lereng yang sangat stabil untuk pembangunan kawasan perkotaan. Untuk lebih
Tabel 4.26
Analisis SKL Kestabilan Lereng
Data Data Curah Data Data SKL
Data Data Jenis Luas
Topografi/ Kemiringan Hujan/m Penggunaan Bencana Kestabilan Nilai %
Morfologi Tanah Ha
Mdpl Lereng (%) m Lahan Alam Lereng
8 – 35 Dataran 0–2% Kurang Kestabilan
35 – 64 2–5%
Aluvial Terbangun
Rawan Lereng Tinggi 5 511.38 83.67
Rawan
Gerakan Kestabilan
Perbukitan 5 – 15 %
2000 -
Tanah dan Lereng Cukup
4 81.81 13.38
2500 Non
64 – 184 Sedang Mediteran Banjir
Terbangun
Rawan Kestabilan
15 – 28 %
Gerakan Lereng 3 18.03 2.95
Tanah Sedang
Total 611.22 100
Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 202
97
Gambar 4.18
Peta Analisis SKL Kestabilan Lereng Kawasan Perkotaan Wawo
98
d. SKL Kestabilan Pondasi
kurang stabil namun mungkin untuk jenis pondasi lain bisa lebih
stabil seperti pondasi cakar ayam atau yang lainnya, kategori cukup
berarti wilayah ini stabil, kategori tinggi berarti wilayah ini sangat
stabil untuk jenis pondasi apa saja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel 4.27
Analisis SKL Kestabilan Pondasi
SKL Data SKL
Data Jenis Luas
Kestabilan Penggunaan Kestablan Nilai %
Lereng Tanah (Ha)
Lahan Pondasi
Daya Dukung
5
Tinggi Aluvial Terbangun dan Kestabilan 500.57 81.90
Pondasi Tinggi
Daya Dukung
Cukup dan Kestabilan 4 92.63 15.15
Pondasi Cukup
Mediteran Non Terbangun
Daya Dukung
Sedang dan Kestabilan 3 18.03 2.95
Pondasi Sedang
Total 611.22 100
Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020
99
Gambar 4.19
Peta Analisis SKL Kestabilan Pondasi Kawasan Perkotaan Wawo
100
e. SKL Ketersediaan Air
wilayah ini memiliki pasokan air tanah yang cukup, kategori tinggi
berarti pasokan air tanah banyak dan tidak terbatas. Untuk lebih
Tabel 4.28
Analisis SKL Ketersediaan Air
Data Data Data SKL
Curah Data Luas
Kemiringan Jenis Penggunaan Ketersediaan Nilai %
Hujan/mm Morfologi Ha
Lereng (%) Tanah Lahan Air
Dataran 0–2% Tinggi 5 100.22 16.40
Aluvial Terbangun
2–5% Cukup 4 402.77 65.90
2000 - 2500 Perbukitan
5 – 15 % Non Sedang 3 80.48 13.17
Sedang Mediteran
Terbangun
15 – 28 % Kurang 2 27.75 4.54
Total 611.22 100
Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020
101
Gambar 4.20
Peta Analisis SKL Ketersediaan Air Kawasan Perkotaan Wawo
102
f. SKL Untuk Drainase
Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL Untuk Drainase di Kawasan Perkotaan Wawo
terdiri atas tiga klasifikasi yaitu Kemampuan Drainase Tinggi, Cukup, dan Sedang. Kategori sedang
merupakan wilayah yang memiliki aliran drainase yang kurang lancar untuk mematuskan air hujan dan
menyebabkan penggenangan air hujan bersifat lokal, kategori cukup berarti kemampuan drainase cukup
lancar untuk mematuskan air hujan, sedangkan kategori tinggi berarti drainasenya dalam mematuskan air
hujan sangat lancar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.29
Analisis SKL Untuk Drainase
Data Data
Data Data Data Jenis Curah SKL Untuk
Kemiringan Penggunaan Nilai Luas Ha %
Morfologi Topografi Tanah Hujan/mm Drainase
Lereng (%) Lahan
0–2% 8 – 35
Kemampuan
Dataran
2–5% 35 – 64
Aluvial Terbangun
Drainase Tinggi
5 375.64 61.46
Kemampuan
5 – 15 % 2000 - 2500 Drainase 4 207.83 34.00
Perbukitan Non Cukup
64 – 184 Mediteran
Sedang Terbangun Kemampuan
15 – 28 % Drainase 3 27.75 4.54
Sedang
Total 611.22 100
Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020
103
Gambar 4.21
Peta Analisis SKL Untuk Drainase Kawasan Perkotaan Wawo
104
g. SKL Terhadap Erosi
dan air maka potensi terjadinya erosi rendah, kategori kurang berarti
lapisan tanah kurang mudah terbawa angin dan air maka potensi
terbawa oleh angin dan air, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.30
SKL Terhadap Erosi
Data Curah Data SKL
Data Data Jenis Luas
Kemiringan Hujan/m Penggunaan Terhadap Nilai %
Morfologi Tanah Ha
Lereng (%) m Lahan Erosi
0–2%
Dataran
2–5%
Aluvial Terbangun Rendah 5 375.64 61.46
5 – 15 % 2000 -
2500
Kurang 4 207.83 34.00
Perbukitan Non
Mediteran
Sedang Terbangun
15 – 28 % Sedang 3 27.75 4.54
105
Gambar 4.22
Peta Analisis SKL Terhadap Erosi Kawasan Perkotaan Wawo
106
h. SKL Pembuangan Limbah
berarti wilayah ini sangat tidak cocok dan tidak didukung untuk
tidak untuk limbah padat, kategori cukup berarti wilayah ini bisa
Tabel 4.31
Analisis SKL Pembuangan Limbah
Data Curah Data
Data Data Data Jenis SKL Pembuangan Luas
Kemiringan Hujan/ Penggunaan Nilai %
Morfologi Topografi Tanah Limbah Ha
Lereng (%) mm Lahan
Kemampuan Lahan
0–2% 8 – 35 Untuk Pembuangan 4 18.79 3.07
Limbah Cukup
Dataran Aluvial Terbangun
Kemampuan Lahan
2–5% 35 – 64 Untuk Pembuangan 3 53.07 8.68
2000 - Limbah Sedang
2500 Kemampuan Lahan
5 – 15 % Untuk Pembuangan 2 163.78 26.80
Perbukitan Non Limbah Kurang
64 – 184 Mediteran
Sedang Terbangun Kemampuan Lahan
15 – 28 % Untuk Pembuangan 1 375.59 61.45
Limbah Rendah
Total 611.22 100
Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020
107
Gambar 4.23
Peta Analisis SKL Pembuangan Limbah Kawasan Perkotaan Wawo
108
i. SKL Terhadap Bencana Alam
Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL Terhadap Bencana Alam di Kawasan
Perkotaan Wawo terdiri atas empat klasifikasi yaitu SKL Terhadap Bencana Alam Cukup, Sedang, Kurang,
dan Rendah. Kategori cukup dan sedang merupakan wilayah cukup rawan terhadap bencana alam,
kategori kurang merupakan wilayah yang kurang rawan terhadap bencana alam, dan kategori rendah
merupakan wilayah yang relatif aman dari bencana alam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.32
Analisis SKL Terhadap Bencana Alam
Data Curah Data
Data Bencana Data Data Data Jenis SKL Terhadap
Kemiringan Hujan/m Penggunaan Nilai Luas Ha %
Alam Morfologi Topografi Tanah Bencana Alam
Lereng (%) m Lahan
109
Gambar 4.24
Peta Analisis SKL Terhadap Bencana Alam Kawasan Perkotaan Wawo
110
J. Klasifikasi Kemampuan Lahan
jumlah nilai akhir dikalikan bobot seluruh SKL secara kumulatif. Hasil
pengalian nilai akhir dengan bobot setiap satuan, dalam analisis ini
Nilai akhir dari masing- masing SKL merupakan hasil temuan analisis
akhir dan bobot dari setiap SKL dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
111
Tabel 4.33
Analisis Nilai Akhir X Bobot Kawasan Perkotaan Wawo
Skor (Nilai
No. Satuan Kemampuan Lahan Klasifikasi Nilai Akhir Bobot Akhir X
Bobot)
Tinggi 5 25
1. SKL Morfologi Cukup 4 5 20
Sedang 3 15
Tinggi 5 5
Cukup 4 4
2. SKL Kemudahan Dikerjakan 1
Sedang 3 3
Rendah 2 2
Tinggi 5 25
3. SKL Kestabilan Lereng Cukup 4 5 20
Sedang 3 15
Tinggi 5 15
4. SKL Kestabilan Pondasi Cukup 4 3 12
Sedang 3 9
Tinggi 5 25
Cukup 4 20
5. SKL Ketersediaan Air 5
Sedang 3 15
Kurang 2 10
Tinggi 5 25
6. SKL Untuk Drainase Cukup 4 5 20
Sedang 3 15
Rendah 5 15
7. SKL Terhadap Erosi Kurang 4 3 12
Sedang 3 9
Cukup 4 0
Sedang 3 0
8. SKL Pembuangan Limbah 0
Kurang 2 0
Rendah 1 0
Rendah 4 20
Kurang 3 15
9. SKL Terhadap Bencana Alam 5
Sedang 2 10
Cukup 1 5
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2020
112
Tabel 4.34
Analisis Overlay 9 Variabel SKL dan Total Nilai Akhir X Bobot Kawasan Perkotaan Wawo
Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Kelas
Skor Total
N0.
Morfologi
Kemudahan Kestabilan Kestabilan Ketersediaan Untuk Terhadap Pembuangan Bencana
Skor
Nilai Kemampuan Kemampuan Lahan Zona
di Kerjakan Lereng Pondasi Air Drainase Erosi Limbah Alam Lahan
1. 25 5 25 15 25 25 15 0 20 155
2. 25 5 25 15 20 25 15 0 20 150
3. 25 5 25 15 20 25 15 0 15 145 Kemampuan
4. 20 5 25 15 20 25 15 0 15 140
5. 20 4 25 15 20 25 15 0 15 139 135 - 155 Kelas E Pengembangan Tinggi Zona I
6. 20 5 25 15 20 25 12 0 15 137
7 20 4 25 15 20 25 12 0 15 136
8 20 5 25 15 20 20 15 0 15 135
9 20 4 25 15 20 20 15 0 15 134
10 25 4 25 12 20 20 12 0 15 133
11 20 5 25 15 20 20 12 0 15 132
12 20 4 25 15 20 20 12 0 15 131 Kemampuan
13 25 4 20 12 20 20 12 0 15 128
14 20 4 25 15 15 20 12 0 15 126
113 - 134 Kelas D Pengembangan Cukup Zona II
15 20 4 25 12 15 20 12 0 15 123
16 20 4 20 15 15 20 12 0 15 121
17 20 4 20 12 15 20 12 0 15 118
18 20 4 20 12 15 20 12 0 10 113
19 20 3 20 12 10 15 9 0 10 99
20 20 2 20 12 10 15 9 0 10 98
21 20 3 20 9 10 15 9 0 10 96
22 20 2 20 9 10 15 9 0 10 95
23 15 3 20 12 10 15 9 0 10 94
24 15 2 20 12 10 15 9 0 10 93 Kemampuan
25 15 3 20 9 10 15 9 0 10 91 84 - 99 Kelas C Pengembangan Sedang Zona III
26 15 2 20 9 10 15 9 0 10 90
27 15 3 15 12 10 15 9 0 10 89
28 15 2 15 12 10 15 9 0 10 88
29 15 3 15 9 10 15 9 0 10 86
30 15 2 15 9 10 15 9 0 10 85
31 15 3 15 12 10 15 9 0 5 84
32 15 2 15 12 10 15 9 0 5 83
Kemampuan
33 15 3 15 9 10 15 9 0 5 81 80 - 83 Kelas B Zona IV
34 15 2 15 9 10 15 9 0 5 80 Pengembangan Kurang
Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020
113
Berdasarkan hasil analisis overlay dengan menggabungkan 9
dengan nilai akhir pada tabel sebelumnya maka terdapat empat (4)
Tabel 4.35
Klasifikasi Kemampuan Lahan Kawasan Perkotaan Wawo
114
Gambar 4.25
Peta Kelas Kemampuan Lahan
115
Gambar 4.26
Peta Kemampuan Lahan Kawasan Perkotaan Wawo
116
2. Kemampuan lahan yang ada di Kawasan Perkotaan Wawo
Analisis Deskriptif
117
b. Kemampuan Lahan Pengembangan Sedang
1.99 Ha.
118
pelayanan kawasan perkotaan dengan pemanfaatan lahan yang
Wawo.
119
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
120
B. Saran
1. Bagi Pemerintah
2. Bagi Akademisi
121
DAFTAR PUSTAKA
Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan” Dosen PMIPA
Djaenudin, D., Marwan H., Subagyo H., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk
Teknis untuk Komoditas Pertanian. Edisi Pertama tahun 2003, ISBN 979-
9474-25-6. Balai Penelitian Tanah, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Fachrul, M.F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
(2018).
Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam
Purnomo, Edi. (2013). Betapa mudahnya export/ import data spasial di QGIS.
Yogyakarta.
Salim, E.H. 1998. Pengelolaan Tanah. Karya Tulis. Jurusan Ilmu Tanah
Yogyakarta.
Bandung: Alfabeta
D.Bandung:Alfabeta.
Yogyakarta
Ilmu. Yogyakarta.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
A. Dokumentasi Surey Lapangan Tahun 2020
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Studi Sarjana (S1) pada Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota,
(ST).
Wilayah dan Kota (HMPWK). Penulis juga pernah menjadi asisten pada dua
mata kuliah di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik