Anda di halaman 1dari 88

Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


(PKKPR) untuk Kegiatan Berusaha
Nomor : 6/Juknis-PF.01/VIII/2023
Tanggal : 3 Agustus 2023

Disampaikan dalam Bimbingan Teknis Penguatan Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
di Provinsi Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Tengah

Kamis, 19 Oktober 2023

Direktorat SinkronisasiPemanfaatanRuang
Direktorat Jenderal Tata Ruang
OUTLINE PAPARAN

PENDAHULUAN TAHAP PENILAIAN


❑ Outline Juknis ………………………..(4) ❑ Alur Penilaian KKPR ……………………………………………(33)
❑ Maksud, Tujuan, Kegunaan dan ❑ Penyiapan Bahan Penilaian KKPR ………………………….(40)
Pengguna Juknis …………………….(5) ❑ Penilaian terhadap Rencana Tata
❑ Ruang Lingkup ……………………….(6) Ruang …………………………………………………...............(43)
❑ Dasar Hukum …………………………(8) ❑ Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan
❑ KKPR untuk Kegiatan Berusaha ….(9) Sektor …………………………………………….....................(57)
❑ Penyusunan Hasil Penilaian PKKPR ……………………….(67)
TAHAP PENDAFTARAN ❑ Pembahasan Forum Penataan Ruang (PKKPR di Daerah)
❑ Ketentuan Kualitas Dokumen Usulan ...…………………………………………………………………….(70)
Kegiatan Pemanfaatan Ruang …...(13) ❑ Penentuan Masa Berlaku dan Tujuan
❑ Validasi Dokumen Usulan Kegiatan PKKPR………………………………………………………………(73)
Pemanfaatan Ruang ……………….(23) ❑ Penyusunan Peta Penerbitan PKKPR ………………………(77)
❑ Pembayaran Biaya Layanan ❑ Penyusunan dan Finalisasi Konsep PKKPR ………………(82)
Penerimaan Negara Bukan Pajak ❑ Penerbitan Surat Perintah Setor Kurang Bayar Penerimaan
(PNBP) …………………………………(29) Negara Bukan Pajak Persetujuan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang…………………………………………….(83)
TAHAP PENERBITAN ………………………………………………....(85)

21
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 26
PENDAHULUAN
OUTLINE JUKNIS

BAB I - PENDAHULUAN

BAB II – PERSETUJUAN KESESUAIAN


KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
(PKKPR) UNTUK KEGIATAN
BERUSAHA OLEH PEMERINTAH
PUSAT

BAB III – PERSETUJUAN


KESESUAIAN KEGIATAN
PEMANFAATAN RUANG (PKKPR)
UNTUK KEGIATAN BERUSAHA
OLEH PEMERINTAH DAERAH

BAB IV – PENUTUP

41
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 46
PENDAHULUAN

Maksud Kegunaan Juknis

Memberikan acuan bagi Pemerintah dan Pemerintah Petunjuk Teknis ini digunakan sebagai acuan
Daerah dalam melaksanakan PKKPR untuk Kegiatan teknis dalam pelaksanaan PKKPR untuk
Berusaha di Pusat maupun di kegiatan berusaha baik di tingkat pusat maupun
Daerah secara elektronik. di tingkat daerah.

Tujuan Pengguna Juknis

Untuk mewujudkan pelaksanaan PKKPR


PKKPR untuk Kegiatan Berusaha yang efektif dan
1 Pemerintah Pusat (termasuk Instansi
Vertikal Kementerian ATR/BPN)
efisien.
Pemerintah Daerah sesuai

2 kewenangannya dalam pelaksanaan


pemanfaatan ruang, serta pemangku
kepentingan terkait
51
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 56
PENDAHULUAN

Ruang Lingkup

KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG


(KKPR)

Kegiatan Kegiatan Yang Bersifat


Kegiatan Berusaha
Nonberusaha Strategis Nasional

UMK Non UMK

Konfirmasi Persetujuan Konfirmasi Persetujuan Konfirmasi Persetujuan Rekomendasi


Pernyataan
Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian
Mandiri
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan
Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang
(KKKPR) (PKKPR) (KKKPR) (PKKPR) (KKKPR) (PKKPR) (RKKPR)

Muatan yang diatur di dalam Juknis


61
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 66
PENDAHULUAN

Ruang Lingkup

SKEMA PENERBITAN KKPR


Sistem OSS Sistem Elektronik Menteri ATR/BPN*
RDTR RDTR Belum RDTR RDTR Belum
Kegiatan Terintegrasi Terintegrasi PP5 Pasal RTR selain Terintegrasi Terintegrasi PP5 Pasal RTR selain
Non RTR Non RTR
dengan dengan 181 RDTR dengan dengan 181 RDTR
Sistem OSS Sistem OSS Sistem OSS Sistem OSS
P-KKPR P-KKPR P-KKPR
Berusaha K-KKPR X X X X X X
Penilaian 181 Penilaian
P-KKPR P-KKPR
Nonberusaha X X X X X K-KKPR X X
Penilaian Penilaian
P-KKPR P-KKPR
Stranas X X X X X K-KKPR X R-KKPR
Penilaian Penilaian

* Dalam hal belum tersedia Sistem Elektronik Menteri ATR/BPN, pelaksanaan KKPR dilaksanakan secara Non Elektronik

71
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 76
DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan
1
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
2 Republik Indonesia Nomor 4725); sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penentapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 41);

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
3
Republik Indonesia Nomor 4916)

4 Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6617);

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, Lembaran Negara Republik Indonesia
5
Tahun 2021 Nomor 31 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6633)

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
6
Tahun 2020 Nomor 83)

Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
7
Nomor 84)

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
8
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 985)

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
9
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 986)

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
10
dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 330)

8
KKPR UNTUK KEGIATAN BERUSAHA
PKKPR untuk kegiatan berusaha diberikan dalam hal di rencana lokasi kegiatan
Pemanfaatan Ruang:

a Belum tersedia RDTR, atau

b RDTR yang tersedia belum terintegrasi dalam Sistem OSS.

Ketentuan KKPR yang merupakan kewenangan


Ketentuan KKPR yang merupakan kewenangan
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah

a. usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang yang berada dalam


a. Perizinan berusahanya merupakan Kewenangan 1 (satu) wilayah administrasi kabupaten/kota
Kementerian/Lembaga; diberikan kepada bupati/wali kota;
b. usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang yang berada di
b. Lokasinya bersifat lintas provinsi;
lintas wilayah administrasi kabupaten/kota dalam 1
c. Penanaman Modal Asing (PMA); dan/atau
(satu) provinsi diberikan kepada gubernur;
d. Risiko usaha berdasarkan ketentuan KBLI c. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN); dan
termutakhir. d. Risiko usaha berdasarkan KBLI termutakhir.

91
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 96
Proses Pelayanan Penerbitan Persetujuan KKPR dengan Penilaian
untuk Kegiatan Berusaha Kewenangan Pemerintah Pusat
Jika permohonan tidak lengkap, maka
permohonan ditolak oleh Unit Eselon II DJTR 20 hari kerja
7 x 24 Jam untuk perbaikan

SPS Terbit Expired dalam


Pelaku
Usaha 7 x 24 Jam Asas Berjenjang & Komplementer
Pertek Pertanahan
Lengkap

Pendaftaran

3 Permohonan dikaji oleh 4b KKPR di TTD Dirjen Tata


1 Pelaku Usaha mengajukan Pemeriksaan Unit Eselon II DJTR Ruang atas nama Menteri
2 ATR/KBPN
permohonan PKKPR melalui Kelengkapan dan
Sistem OSS RBA Kualitas oleh Unit Eselon Notifikasi ke Kantor Pertanahan Pertek dikirimkan
II DJTR Setempat, Pelaku USaha sebagai bahan

Penerbitan PKKPR
diarahkan ke Kantah pertimbangan
a) koordinat lokasi;
b) kebutuhan luas lahan kegiatan Kantah
Pemanfaatan Ruang;
c) informasi penguasaan tanah; No Muatan PKKPR 10 hari kerja
4a Rapat Pembahasan
d) informasi jenis usaha (KBLI); 1 Luas Tanah yang Disetujui
(Jika diperlukan)
e) Informasi bangunan eksisting; 2 Koordinat Geografis yang Disetujui
f) informasi rencana bangunan 3 Jenis Peruntukan Pemanfaatan Ruang
baru; 4 Kode KBLI Pelaku
g) jumlah bangunan yang 5 Judul KBLI Usaha
direncanakan; 6 Koefisien Dasar Bangunan Maksimum
h) rencana jumlah lantai bangunan; 7 Koefisien Lantai Bangunan Maksimum
i) rencana luas lantai bangunan; 8 Indikasi Program Pemanfaatan Ruang
PKKPR
dan 9
Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan 5
j) rencana teknis bangunan Pemanfaatan Ruang
dan/atau rencana induk kawasan 10 Garis Sempadan Bangunan Minimum 6 Pelaku Usaha mengunduh KKPR diunggah ke OSS untuk
diterbitkan versi Digital
11 Jarak Bebas Bangunan Minimum PKKPR melalui akun oss
12 Koefisien Dasar Hijau Minimum
101
106
13 Koefisien Tapak Basement Minimum
14 Jaringan Utilitas Kota Petunjuk
PetunjukTeknis
TeknisPelaksanaan
PelaksanaanPKKPR
PKKPRuntuk
untukKegiatan
KegiatanBerusaha
Berusaha
Proses Pelayanan Penerbitan Persetujuan KKPR dengan Penilaian
untuk Kegiatan Berusaha Kewenangan Pemerintah Daerah

Jika permohonan tidak lengkap, maka 20 hari kerja


permohonan ditolak oleh Dinas Tata Ruang
7 x 24 Jam untuk perbaikan
SPS Terbit Expired dalam
Pelaku
Usaha 7 x 24 Jam Asas Berjenjang & Komplementer
Pertek Pertanahan
Lengkap Rekomendasi FPR

Pendaftaran

3 Permohonan dikaji oleh 4 Rapat Forum 5 KKPR di TTD


Dinas Tata Ruang Penataan Ruang Kepala Daerah
1 Pelaku Usaha mengajukan 2 Pemeriksaan
permohonan PKKPR melalui Sistem Kelengkapan dan Kantah
Kualitas oleh

Penerbitan PKKPR
OSS RBA
Dinas Tata Ruang
Notifikasi ke Kantor Pertanahan
a) koordinat lokasi; Setempat, Pelaku Usaha diarahkan ke Pertek dikirimkan
b) kebutuhan luas lahan kegiatan Kantah sebagai bahan
Pemanfaatan Ruang; pertimbangan
c) informasi penguasaan tanah; No Muatan PKKPR
d) informasi jenis usaha (KBLI); 1 Luas Tanah yang Disetujui
10 hari kerja
e) Informasi bangunan eksisting; 2 Koordinat Geografis yang Disetujui
f) informasi rencana bangunan 3 Jenis Peruntukan Pemanfaatan Ruang
4 Pelaku
baru; Kode KBLI
5 Judul KBLI Usaha
g) jumlah bangunan yang
direncanakan; 6 Koefisien Dasar Bangunan Maksimum
7 Koefisien Lantai Bangunan Maksimum
h) rencana jumlah lantai bangunan;
8 Indikasi Program Pemanfaatan Ruang
i) rencana luas lantai bangunan; PKKPR 6
Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan
dan 9
Pemanfaatan Ruang
j) rencana teknis bangunan 7 Pelaku Usaha mengunduh KKPR diunggah ke OSS untuk
10 Garis Sempadan Bangunan Minimum
dan/atau rencana induk kawasan PKKPR melalui akun oss diterbitkan versi Digital
11 Jarak Bebas Bangunan Minimum

111
12 Koefisien Dasar Hijau Minimum

116
13 Koefisien Tapak Basement Minimum
14 Jaringan Utilitas Kota Petunjuk
PetunjukTeknis
TeknisPelaksanaan
PelaksanaanPKKPR
PKKPRuntuk
untukKegiatan
KegiatanBerusaha
Berusaha
TAHAP PENDAFTARAN
TAHAP PENDAFTARAN
A. Ketentuan Kualitas Dokumen Usulan Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1. Koordinat Lokasi
d. koordinat yang disampaikan sesuai dengan lokasi usulan
a. titik koordinat bujur (x) dan lintang (y), menggunakan
sistem koordinat WGS 84, untuk perhitungan luas kegiatan pemanfaatan ruang yang dimohonkan;
menggunakan proyeksi Web Mercator (auxiliary sphere); e. berada dalam satu hamparan yang tidak terpisahkan
b. dalam hal sistem OSS sudah dapat melayani KKPR untuk oleh fitur geografis (seperti jalan atau sungai) atau berada
ruang di bawah tanah maka koordinat lokasi terdiri dari dalam beberapa hamparan yang terkoneksi dan terintegrasi
titik koordinat bujur (x) dan lintang (y), menggunakan dalam 1 (satu) poligon sesuai dengan Sistem OSS;
sistem koordinat WGS 84, untuk perhitungan luas f. berada dalam satu wilayah administrasi kabupaten/kota;
menggunakan proyeksi Web Mercator (auxiliary sphere) g. data poligon dapat ditambahkan data point atau polyline
serta kedalaman minimal dan kedalaman maksimal sesuai kebutuhan rencana kegiatan;
ruang yang dibutuhkan di bawah tanah dalam satuan h. tidak boleh terdapat area di dalam lokasi usulan
meter yang dihitung dari titik permukaan tanah tertinggi.; kegiatan yang tidak termasuk dalam permohonan;
c. dalam hal sistem OSS sudah dapat melayani KKPR untuk i. format data koordinat lokasi terdiri dari minimal 4 (empat)
ruang di atas tanah maka koordinat lokasi terdiri dari titik ekstensi berupa *.shp, *.shx, *.dbf, dan *.prj., yang dimuat
koordinat bujur (x) dan lintang (y), menggunakan sistem dalam format *.zip dengan ukuran dokumen tidak lebih dari
koordinat WGS 84, untuk perhitungan luas menggunakan 25 (dua puluh lima) MB (mega byte); dan
proyeksi Web Mercator (auxiliary sphere) serta ketinggian j. informasi terkait koordinat lokasi, deskripsi SHP, informasi
minimal dan ketinggian maksimal ruang yang KKPR yang sudah terbit, keberadaan Kawasan Industri (KI)
dibutuhkan di atas tanah dalam satuan meter yang atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan ketersediaan RDTR
dihitung dari titik permukaan tanah terendah; dapat dicek melalui portal GISTARU-RDTR Interaktif.
131
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 136
TAHAP PENDAFTARAN
A. Ketentuan Kualitas Dokumen Usulan Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1. Koordinat Lokasi

Ilustrasi
kedalaman/ketinggian
minimal dan
kedalaman/ketinggian
maksimal untuk
permohonan PKKPR di
bawah tanah/di atas
tanah

141
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 146
TAHAP PENDAFTARAN
A. Ketentuan Kualitas Dokumen Usulan Kegiatan Pemanfaatan Ruang

2. Kebutuhan Luas Lahan Pemanfaatan Ruang


Berupa informasi luasan lahan yang dimohonkan dalam
satuan ha (hektare) atau m2 (meter persegi)

3. Informasi Penguasaan Tanah


Ketentuan informasi penguasaan tanah sebagai berikut:
a. dalam hal Pelaku Usaha belum menguasai/memiliki tanah, maka Pelaku Usaha tidak perlu mengunggah dokumen informasi
penguasaan/pemilikan tanah;
b. dalam hal Pelaku Usaha sudah menguasai/memiliki tanah, maka Pelaku Usaha perlu melampirkan bukti dokumen penguasaan/pemilikan
tanah berupa:
1) Sertipikat atau bukti kepemilikan lain yang sah bagi Pelaku Usaha sebagai pihak yang memiliki tanah;
2) akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah;
3) bukti perjanjian sewa-menyewa atau pinjam meminjam atas tanah yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan antara
Pelaku Usaha dengan pihak yang menguasai/memiliki tanah, atau
4) surat pengakuan/pelepasan/pengalihan hak atau surat sejenisnya yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. lampiran dokumen pendukung lain sesuai kebutuhan rencana kegiatan;
d. dokumen informasi penguasaan tanah beserta lampirannya dapat terbaca dengan jelas dan terunggah secara lengkap dalam satu dokumen;
dan
e. format informasi penguasaan tanah beserta lampirannya berupa *.pdf dan ukuran dokumen tidak lebih dari 25 (dua puluh lima) MB.

151
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 156
TAHAP PENDAFTARAN

A. Ketentuan Kualitas Dokumen Usulan Kegiatan Pemanfaatan Ruang

4. Informasi jenis usaha (KBLI) 5. Informasi Bangunan Eksisting


Dengan ketentuan sebagai berikut:
Dengan ketentuan sebagai berikut:
a. apabila pada lokasi usaha yang dimohonkan
a. informasi jenis usaha yang dimohonkan sesuai
sudah terdapat bangunan eksisting, maka
dengan peraturan perundang-undangan;
Pelaku Usaha mengisi ‘Ya’ pada kolom
informasi bangunan eksisting;
b. menggunakan KBLI 5 (lima) digit; dan
b. apabila pada lokasi usaha yang dimohonkan
c. KBLI harus sesuai dengan informasi kegiatan
belum terdapat bangunan, maka Pelaku Usaha
pada rencana teknis bangunan dan/atau
mengisi ‘Tidak’ pada kolom informasi
rencana induk kawasan yang disampaikan.
bangunan eksisting; dan/atau

c. informasi bangunan eksisting harus diisi sesuai


dengan kondisi faktual di lapangan.

161
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 166
TAHAP PENDAFTARAN
A. Ketentuan Kualitas Dokumen Usulan Kegiatan Pemanfaatan Ruang
6. Informasi Rencana Bangunan Baru 7. Jumlah Bangunan yang Direncanakan
Dengan ketentuan sebagai berikut:
Dengan ketentuan sebagai berikut: a. hanya diisi jika Pelaku Usaha mengisi ‘Ya’ pada
a. apabila Pelaku Usaha membutuhkan angka 6; dan/atau
bangunan baru, maka Pelaku Usaha mengisi b. kolom informasi bangunan yang direncanakan diisi
‘Ya’ pada kolom informasi rencana bangunan dengan format angka sesuai dengan jumlah
baru; bangunan yang direncanakan.
b. apabila Pelaku Usaha tidak membutuhkan
bangunan baru, maka Pelaku Usaha mengisi
‘Tidak’ pada kolom informasi rencana
8. Rencana Jumlah Lantai Bangunan
bangunan baru; dan/atau
c. informasi rencana bangunan baru harus sesuai Dengan ketentuan sebagai berikut:
dengan rencana Pemanfaatan Ruang yang a. hanya diisi jika Pelaku Usaha mengisi ‘Ya’ pada
dimohonkan. angka 6; dan/atau
b. kolom Informasi Rencana Jumlah Lantai Bangunan
diisi dengan format angka sesuai dengan jumlah
lantai bangunan tertinggi yang direncanakan.

171
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 176
TAHAP PENDAFTARAN

A. Ketentuan Kualitas Dokumen Usulan Kegiatan Pemanfaatan Ruang

9. Rencana Luas Lantai Bangunan 10. Rencana Teknis Bangunan dan/atau Rencana Induk Kawasan (1)

a. ketentuan mengenai rencana teknis bangunan dan/atau


informasi luas seluruh lantai bangunan yang akan rencana induk kawasan adalah sebagai berikut:
dibangun oleh Pelaku Usaha pada lokasi usaha yang 1) rencana teknis bangunan paling sedikit
dimohonkan, dengan ketentuan sebagai berikut: memuat gambar rencana bangunan atau
a. hanya diisi jika Pelaku Usaha mengisi ‘Ya’ bangunan eksisting di lokasi permohonan.
Rencana teknis bangunan dapat memuat bentuk
pada angka 6; dan/atau
persil yang sebenarnya, tampak bangunan dan
b. kolom Informasi Rencana Luas Lantai Bangunan
potongan bangunan yang menggambarkan
diisi sesuai dengan luas lantai bangunan yang jumlah lantai dan keterangan ketinggian
direncanakan, diisi dengan format angka dalam bangunan; dan/atau
satuan m2 (meter persegi). 2) rencana induk kawasan memuat deskripsi dan
gambar masterplan atau blockplan yang
menunjukkan detail dari rencana yang dilakukan
terhadap lokasi permohonan.
b. rencana induk kawasan wajib diunggah oleh Pelaku
Usaha dan dapat dilengkapi dengan rencana teknis
bangunan;

181
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 186
TAHAP PENDAFTARAN

A. Ketentuan Kualitas Dokumen Usulan Kegiatan Pemanfaatan Ruang


10. Rencana Induk Kawasan dan/atau Rencana Teknis Bangunan (2)

c. peta rencana teknis bangunan dan/atau rencana d. rencana teknis bangunan dan/atau rencana induk
induk kawasan paling sedikit memuat: kawasan terbaca dengan jelas dan terunggah secara
1) muka peta; lengkap dalam satu dokumen;
2) nama kegiatan/Pelaku Usaha; e. format dokumen rencana induk kawasan dan/atau
3) arah mata angin dan skala; rencana teknis bangunan berupa *.pdf dan ukuran
4) legenda/keterangan; dokumen tidak lebih dari 25 ( dua puluh lima) MB;
5) inset peta (jika dibutuhkan); dan
6) informasi orientasi lokasi; dan f. Dapat dilengkapi Dokumen Rencana Penggunaan Air
7) tautan penyimpanan data yang memuat data Baku/Air Bersih dalam hal kegiatan pemanfaatan
koordinat lokasi berupa SHP delineasi terluar ruangnya berdampak/berpengaruh terhadap
dan informasi lain yang dibutuhkan dalam ketersediaan dan kualitas air baku/air bersih yang
format *.zip dengan ukuran dokumen tidak meliputi antara lain rencana kebutuhan air baku/air
lebih dari 25 (dua puluh lima) MB. bersih, rencana ketersediaan air baku/air bersih dan
analisis terkait dampak kegiatan Pemanfaatan Ruang
terhadap ketersediaan air baku/air bersih.

Kebenaran materiil dokumen usulan pemanfaatan ruang yang diunggah ke sistem OSS menjadi tanggung jawab Pelaku Usaha.

191
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 196
TAHAP PENDAFTARAN
Rencana Teknis Bangunan dan/atau Rencana Induk Kawasan
Contoh Format Rencana Teknis Bangunan
Denah Lantai 1 Denah Lantai 2

Tampak Depan dan Potongan A-A’ dan Potongan B-B’


Tampak Samping

201
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 206
TAHAP PENDAFTARAN
Rencana Teknis Bangunan dan/atau Rencana Induk Kawasan
Contoh Format Rencana Induk Kawasan
A. Permohonan dengan Bentuk Areal/ Pola

Areal/ Pola Kawasan (Skala Besar) Areal/ Pola Kawasan (Skala Kecil)

Jalan XXX

211
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 216
TAHAP PENDAFTARAN
Rencana Teknis Bangunan dan/atau Rencana Induk Kawasan
Contoh Format Rencana Induk Kawasan
B. Permohonan dengan Bentuk Struktur

Struktur Jalan Struktur Ketenagalistrikan

221
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 226
TAHAP PENDAFTARAN

B. Validasi Dokumen Usulan Kegiatan Pemanfaatan Ruang

Ketentuan Validasi sebagai berikut: Ketentuan perbaikan dokumen usulan KKPR

1. apabila dokumen dinilai sudah lengkap a. proses perbaikan dokumen usulan KKPR dilakukan paling
dan berkualitas, maka Petugas KKPR
banyak 1 (satu) kali oleh Pelaku Usaha;
menekan tombol ‘disetujui’ pada
Sistem GISTARU-KKPR dan permohonan b. perbaikan dokumen usulan KKPR dapat dilakukan secara
dilanjutkan ke tahap Pembayaran PNBP; mandiri atau dengan melakukan konsultasi secara luring
atau melalui Customer Care Tata Ruang (CETAR) terlebih dahulu;
2. apabila dokumen dinilai belum lengkap c. proses perbaikan dokumen usulan KKPR dilakukan paling
dan/atau berkualitas, Petugas KKPR lama 7 (tujuh) hari;
menyampaikan catatan perbaikan d. apabila Pelaku Usaha tidak mengirimkan perbaikan
dokumen usulan KKPR kepada Pelaku
dokumen usulan KKPR dalam 7 (tujuh) hari, permohonan
Usaha melalui Sistem OSS.
KKPR akan ditolak secara otomatis oleh Sistem OSS dan
permohonan KKPR tidak dapat diproses lebih lanjut;
e. Pelaku Usaha dapat mengajukan kembali permohonan KKPR
Catatan:
Untuk PKKPR Berusaha oleh Pemerintah Daerah,
dengan melakukan pendaftaran ulang melalui Sistem OSS.
perbaikan dokumen usulan KKPR dapat dilakukan
secara mandiri atau dengan melakukan
konsultasi secara luring melalui Layanan Tata
Ruang terlebih dahulu 231
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 236
TAHAP PENDAFTARAN

Ketentuan Konsultasi secara Luring Melalui Customer Care Tata Ruang (CETAR)

dalam hal dilakukan konsultasi secara luring melalui Customer Care Tata Ruang (CETAR), maka konsultasi dapat
dilakukan dengan perjanjian atau tanpa perjanjian:

Konsultasi dengan Perjanjian Konsultasi tanpa Perjanjian

Pelaku Usaha menghubungi hotline Pengaduan Pelaku Usaha mengunjungi loket CETAR,
Kementerian ATR/BPN melalui Whatsapp (0811-1068- menerima nomor urut antrean tanpa
0000), memilih menu Konsultasi Tatap Muka melalui CETAR, perjanjian dari petugas CETAR, dan
dan mengisi data yang dibutuhkan, serta kendala yang menunggu nomor urut dipanggil.
dihadapi dengan format yang akan dikirim melalui Hotline
Pengaduan Kementerian ATR/BPN. Selanjutnya pelaku
usaha mendatangi loket CETAR dengan menunjukkan
perjanjian tiket tatap muka.

241
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 246
TAHAP PENDAFTARAN

B. Validasi … CONTOH CATATAN PERBAIKAN DOKUMEN USULAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG

251
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 256
TAHAP PENDAFTARAN
Ilustrasi Proses Validasi Persetujuan KKPR Berusaha (1)

Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah

1.Login pada website OSS


https://ui-
login.oss.go.id/login
Menggunakan akun OPD
yang sudah didapatkan

2.Pada beranda website pilih


Verifikasi pemenuhan
persyaratan

3.Pilih permohonan yang


akan diproses dengan
mengkilk proses Verfikasi
Login pada website OSS ATR/BPN
https://tataruang.atrbpn.go.id/oss_kkpr2/login
Menggunakan akun petugas KKPR yang sudah didapatkan

261
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 266
TAHAP PENDAFTARAN
Ilustrasi Proses Validasi Persetujuan KKPR Berusaha (2)
4. Muncul halaman dashboard Gistaru KKPR seperti berikut 5. Bagian Kiri Dashboard, Pilih OSS Persetujuan KKPR, maka akan
muncul halaman sebagai berikut

7. Klik tombol untuk permohonan yang akan di Validasi, kemudian


akan diteruskan ke halaman berikut
6. Kemudian klik angka yang berada pada kolom Belum Di Proses, maka
akan muncul tampilan sebagai berikut

271
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 276
TAHAP PENDAFTARAN
Ilustrasi Proses Validasi Persetujuan KKPR Berusaha (3)
Terdapat 13 nomor data yang harus di cek kelengkapan Apabila dari data 1-13 terdapat Status Kelengkapan yang
datanya.Apabila lengkap maka pada status lengkap dapat dipilih Ya. dijawab Tidak disertai keterangannya, maka status Validasi
di bawah akan berubah menjadi Data Dikembalikan, dan
Apabila Pada poin 1 s.d. 13 terdapat data yang belum lengkap, Validator dapat mengklik tombol Di Tolak , sehingga data
maka pada status lengkap dipilih Tidak dan diisi keterangan akan dikembalikan ke Pelaku Usaha untuk di revisi.
alasannya mengapa data tersebut dinyatakan belum lengkap.

Apabila ke 13 data statusnya Ya dan status validasi Data Lengkap


maka akan muncul tombol Validasi di bagian bawah . Jangan lupa
untuk mengklik tombol calc pada poin no. 13 untuk
memuncukan PNBP pelayanan Penerbitan KKPR .
Untuk mengecek biaya PNBP dapat juga mengakses :
https://tataruang.atrbpn.go.id/oss_kkpr2/kalkulator-pnbp

281
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 286
TAHAP PENDAFTARAN

C. Pembayaran Biaya Layanan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Apabila proses validasi dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang telah selesai, dengan tahapan:

a. Pelaku Usaha mendapatkan Surat Perintah Setor (SPS)


SPS memuat rincian biaya pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP) dan Pelayanan Penerbitan KKPR yang disertai
Kode Pembayaran dari Sistem Informasi PNBP Online (SIMPONI) yang terdiri atas 15 (lima belas) digit angka.
b. Pelaku Usaha melakukan pembayaran biaya layanan sesuai jumlah yang tercantum pada surat perintah setor (SPS) yang
telah diterbitkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah SPS diterima oleh Pelaku Usaha.
c. Jika lebih dari 7 (tujuh) hari Pelaku Usaha belum melakukan pembayaran, Pelaku Usaha diberi waktu selama 7 (tujuh)
hari untuk memohon recreate kode billing maksimal 1 (satu) kali yang dapat dilakukan melalui dashboard Pelaku Usaha
pada Sistem OSS;
d. Pelaku Usaha melakukan pembayaran maksimal 7 (tujuh) hari setelah kode billing yang baru diterima oleh Pelaku
Usaha, dengan ketentuan:
1) setelah Pelaku Usaha melakukan pembayaran biaya layanan atau pembayaran setelah recreate kode billing, portal
GISTARU-KKPR akan menerima notifikasi “Sudah Bayar”, sehingga permohonan dilanjutkan ke tahap penilaian; atau
2) apabila setelah melakukan recreate kode billing Pelaku Usaha belum melakukan pembayaran, maka permohonan
ditolak secara otomatis oleh Sistem OSS.

291
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 296
TAHAP PENILAIAN
TAHAP PENILAIAN

Penilaian dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang


dilakukan melalui penilaian terhadap rencana tata ruang
serta penilaian terhadap aspek pertanahan dan sektor.

Dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang yang


masuk dalam tahap penilaian merupakan data yang telah
divalidasi lengkap dan berkualitas sesuai dengan ketentuan
kualitas dokumen usulan Pemanfaatan Ruang pada tahap
pendaftaran dan biaya layanan PNBP telah diterima melalui
Portal GISTARU-KKPR.

31 1
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 316
TAHAP PENILAIAN
Tahapan Penilaian (oleh Pemerintah Pusat) Tahapan Penilaian (oleh Pemerintah Daerah)

1 Penyiapan Bahan Penilaian PKKPR 1 Penyiapan Bahan Penilaian PKKPR

2 Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang 2 Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang

Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan
3 3
Sektor* Sektor
4 Penyusunan Hasil Penilaian PKKPR 4 Penyusunan Hasil Penilaian PKKPR

5 Penentuan Masa Berlaku dan Tujuan PKKPR 5 Pembahasan oleh FPR

6 Penyusunan Peta Penerbitan PKKPR 6 Penentuan Masa berlaku dan Tujuan PKKPR

7 Penyusunan dan Finalisasi Konsep PKKPR 7 Penyusunan Peta Penerbitan PKKPR

* = Dapat dilakukan rapat koordinasi dan/atau peninjauan 8 Penyusunan dan Finalisasi Konsep PKKPR
lapangan apabila diperlukan
321
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 326
TAHAP PENILAIAN
Alur Penilaian PKKPR Berusaha oleh Pemerintah Daerah

34 1
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 346
TAHAP PENILAIAN

Permen ATR/Ka BPN 13 Tahun 2021

Penilaian KKPR dimulai dengan RTR yang


menjadi kewenangan daerah

Dalam hal tidak terdapat pengaturan/


rencana kegiatan yang dimohonkan tidak
diizinkan di dalam RTRW sedangkan
rencana kegiatan yang dimohonkan adalah
kegiatan yang diatur dalam RTR nasional,
maka penilaian KKPR dilanjutkan ke RTR
nasional

35 1
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 356
TAHAP PENILAIAN

Contoh RTRW provinsi lebih mutakhir dibanding


RTRW kota

RTRW provinsi

CONTOH – CONTOH TAHUN


PENETAPAN RTRW
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
RTRW kota DAN RTWN/RTR
PULAU/KEPULAUAN/RTR KSN

36 1
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 366
TAHAP PENILAIAN

Contoh RTRW kabupaten lebih Contoh RTRW provinsi dan kabupaten memiliki tahun penetapan
mutakhir dibanding RTRW provinsi yang sama, maka yang dilihat adalah tanggal dan bulan penetapan

RTRW provinsi RTRW provinsi

RTRW kabupaten
RTRW kabupaten

37 1
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 376
TAHAP PENILAIAN
Penetapan RTR
Penetapan RTRWN Pulau Jawa Bali

Penetapan RTR KSN


Penetapan RTR KSN
Jabodetabekpunjur
Kedungsepur

Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 38


TAHAP PENILAIAN

Contoh Kasus Permohonan PKKPR Contoh Muatan KUZ pada RTRW kabupaten

Contoh Kasus I
Terdapat permohonan KKPR minimarket di kawasan
peruntukan permukiman. Dengan melihat KUZ pada
RTRW kabupaten, maka permohonan PKKPR
tersebut diizinkan.

Contoh Kasus II

Terdapat permohonan KKPR pabrik tekstil di


kawasan peruntukan permukiman. Dengan melihat
KUZ pada RTRW kabupaten, maka permohonan
PKKPR tersebut tidak diizinkan.

39 1
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 396
1. Penyiapan Bahan Penilaian PKKPR TAHAP PENILAIAN

a. Dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan


Ruang yang diunduh dari portal GISTARU-KKPR;
b. Dokumen dan shapefile RTR yang dapat
ditampilkan dari portal GISTARU-RTR Online
atau sumber lain yang dapat
dipertanggungjawabkan;
c. Dokumen hasil PTP yang diunduh dari portal
GISTARU-KKPR dalam hal telah tersedia; dan
d. Dokumen peraturan sektor lainnya sesuai
kebutuhan penilaian KKPR.

401
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 406
1. Penyiapan Bahan Penilaian PKKPR TAHAP PENILAIAN

Setelah penyiapan bahan penilaian PKKPR tersedia kemudian dilakukan pengecekan ulang terlebih dahulu terhadap

ketersediaan RDTR yang telah terintegrasi dengan sistem OSS pada lokasi kegiatan. Dalam hal terdapat RDTR yang telah

terintegrasi dengan sistem OSS pada lokasi rencana kegiatan, maka:

a. Dalam hal seluruh lokasi rencana kegiatan berada dalam delineasi RDTR yang telah terintegrasi dengan sistem OSS,

maka tidak diperlukan penilaian PKKPR dan terhadap rencana kegiatan yang dimohonkan akan diterbitkan “PKKPR

ditolak dengan disertai alasan dan perlu dimohonkan ulang melalui mekanisme KKKPR”; atau

b. Dalam hal sebagian lokasi rencana kegiatan berada dalam delineasi RDTR yang telah terintegrasi dengan sistem OSS,

maka penilaian PKKPR hanya dilakukan untuk lokasi rencana kegiatan yang berada di luar delineasi RDTR yang telah

terintegrasi dengan sistem OSS. Terhadap lokasi rencana kegiatan yang dimohonkan akan diterbitkan “PKKPR disetujui

sebagian”.

411
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 416
1. Penyiapan Bahan Penilaian PKKPR TAHAP PENILAIAN

Ilustrasi Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang serta Penilaian terhadap


Aspek Pertanahan dan Sektor

Setelah pengecekan ulang


terhadap ketersediaan
RDTR yang telah
terintegrasi dengan sistem
OSS pada lokasi kegiatan,
kemudian proses
dilanjutkan ke penilaian
dokumen usulan kegiatan
Pemanfaatan Ruang
menggunakan asas
berjenjang dan
komplementer, serta
penilaian terhadap aspek
pertanahan dan sektor.
421
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 426
2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
TAHAP PENILAIAN

Dilakukan menggunakan asas berjenjang dan komplementer dengan cara penelaahan kegiatan Pemanfaatan Ruang secara
bertahap dan/atau menyeluruh mulai dari RTRW kabupaten/kota, RTRW provinsi, RTR KSN, RTR pulau/kepulauan, sampai
dengan RTRWN.

A. Kajian terhadap Muatan RTR dan Penentuan RTR sebagai Dasar Penerbitan PKKPR

Kajian dilakukan terhadap muatan rencana tata ruang antara lain:

a. memeriksa ketersediaan rencana kegiatan dalam batang tubuh;


b. overlay rencana kegiatan dengan peta rencana struktur ruang;
c. overlay rencana kegiatan dengan peta rencana pola ruang;
d. memeriksa ketersediaan ketentuan intensitas Pemanfaatan Ruang;
e. memperhatikan pengaturan rencana kegiatan berdasarkan ketentuan umum zonasi/arahan
zonasi/indikasi arahan zonasi di pola ruang yang dimohonkan; dan
f. memeriksa ketersediaan rencana kegiatan dalam indikasi program utama.

431
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 436
2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
TAHAP PENILAIAN
Alur Penilaian PKKPR Berusaha oleh Pemerintah Daerah

TAHAP 1

46 1
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 466
2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
TAHAP PENILAIAN
Alur Penilaian PKKPR Berusaha oleh Pemerintah Daerah

TAHAP 2

47 1
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 476
2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
TAHAP PENILAIAN

Kajian terhadap muatan RTR yang akan dijadikan sebagai dasar penerbitan PKKPR dilakukan untuk memastikan rencana
kegiatan yang dimohonkan diatur dan diizinkan berdasarkan RTR, dengan ketentuan:

a. Penilaian dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang terhadap RTR dapat dilakukan melalui Tahap 1 (penilaian
terhadap muatan RTRW) dan Tahap 2 (penilaian terhadap RTR nasional).
b. Penilaian pada Tahap 1 dimulai dari pemeriksaan kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan RTRW yang memiliki
waktu penetapan lebih baru, dengan ketentuan:
1) apabila lokasi rencana kegiatan diatur dalam RTRW yang memiliki waktu penetapan lebih baru, maka berlaku
ketentuan penilaian sebagai berikut:
a) dalam hal lokasi rencana kegiatan diizinkan seluruhnya, maka dilanjutkan penilaian terhadap aspek
pertanahan dan sektor;
b) dalam hal lokasi rencana kegiatan diizinkan sebagian, maka dilanjutkan penilaian terhadap RTRW
lainnya; atau
c) dalam hal lokasi rencana kegiatan tidak diizinkan, maka dilanjutkan penilaian terhadap RTRW lainnya.

2) apabila lokasi rencana kegiatan tidak diatur dalam RTRW yang memiliki waktu penetapan lebih baru, maka
dilanjutkan penilaian terhadap RTRW lainnya.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 48


2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
TAHAP PENILAIAN

3) apabila lokasi rencana kegiatan diatur dalam RTRW lainnya, maka berlaku ketentuan penilaian sebagai berikut:
a) dalam hal lokasi rencana kegiatan diizinkan seluruhnya, maka dilanjutkan penilaian terhadap aspek pertanahan
dan sektor;
b) dalam hal lokasi rencana kegiatan diizinkan sebagian, maka dilakukan pengecekan terhadap jenis kegiatan
dengan ketentuan:

i. jika rencana kegiatan diatur dalam RTR nasional, maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR nasional; atau
ii. jika rencana kegiatan tidak diatur dalam RTR nasional, maka dilakukan perbandingan luasan antara A
dan B serta dipilih kesesuaian dengan luasan yang lebih besar, kemudian dilanjutkan penilaian terhadap
aspek pertanahan dan sector
c) dalam hal lokasi rencana kegiatan tidak diizinkan, maka dilakukan pengecekan terhadap jenis kegiatan dengan
ketentuan:
i. jika rencana kegiatan diatur dalam RTR nasional, maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR nasional; atau
ii. jika rencana kegiatan tidak diatur dalam RTR nasional, maka PKKPR ditolak dengan disertai alasan dan
memperhatikan hasil penilaian terhadap aspek pertanahan.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 49


2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
TAHAP PENILAIAN

4) apabila lokasi rencana kegiatan tidak diatur dalam RTRW lainnya, maka dilakukan pengecekan terhadap jenis
kegiatan dengan ketentuan:
a) dalam hal rencana kegiatan diatur dalam RTR nasional, maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR nasional; atau
b) dalam hal rencana kegiatan tidak diatur dalam RTR nasional, maka PKKPR ditolak disertai alasan dan
memperhatikan hasil penilaian terhadap aspek pertanahan.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 50


2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
TAHAP PENILAIAN

c. Penilaian Tahap 2 dimulai dari pemeriksaan kesesuaian rencana kegiatan yang dimohonkan dengan RTR nasional yang memiliki
waktu penetapan lebih baru.
1) apabila lokasi rencana kegiatan diatur dalam RTR nasional yang memiliki waktu penetapan lebih baru, maka berlaku
ketentuan penilaian sebagai berikut:
a) dalam hal lokasi rencana kegiatan diizinkan seluruhnya, maka dilanjutkan penilaian terhadap aspek pertanahan dan
sektor;
b) dalam hal lokasi rencana kegiatan diizinkan sebagian, maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR nasional lainnya;
atau
c) dalam hal lokasi rencana kegiatan tidak diizinkan, maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR nasional lainnya.

2) apabila lokasi rencana kegiatan tidak diatur dalam RTR nasional yang memiliki waktu penetapan lebih baru, maka
dilanjutkan penilaian terhadap RTR nasional lainnya.
3) apabila lokasi rencana kegiatan diatur dalam RTR nasional lainnya, maka berlaku ketentuan penilaian sebagai berikut:
a) dalam hal lokasi rencana kegiatan diizinkan seluruhnya, maka dilanjutkan penilaian terhadap aspek pertanahan dan
sektor;
b) dalam hal lokasi rencana kegiatan diizinkan sebagian, maka dilakukan perbandingan luasan antara A , B , C , dan
D serta dipilih kesesuaian dengan luasan yang lebih besar, kemudian dilanjutkan penilaian terhadap aspek
pertanahan dan sektor; atau
c) dalam hal lokasi rencana kegiatan tidak diizinkan, maka PKKPR ditolak disertai alasan dan memperhatikan hasil
penilaian terhadap aspek pertanahan
4) apabila lokasi rencana kegiatan tidak diatur, maka PKKPR ditolak disertai alasan dan memperhatikan hasil penilaian
terhadap aspek pertanahan

Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 51


2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
TAHAP PENILAIAN

B. Ketentuan Proses Penilaian PKKPR Menggunakan Asas Berjenjang dan Komplementer:

1) dalam hal RTRWN dan/atau RTR pulau/kepulauan dijadikan pertimbangan dalam penilaian, maka perlu diperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a) muatan RTRWN dan RTR pulau/kepulauan yang dapat diacu antara lain seluruh ketentuan batang tubuh dan
muatan lampiran kecuali peta rencana struktur ruang karena skala kedetailannya terlalu kecil;
b) Pertampalan terhadap peta rencana pola ruang RTRWN dan/atau RTR pulau/kepulauan dilakukan hanya jika rencana
kegiatan yang dimohonkan lokasinya berada pada kawasan hutan yang mengalami perubahan peruntukan dan fungsi
serta telah terbit SK Pelepasan Kawasan Hutan dan/atau SK Pengukuhan Kawasan Hutan Pelepasan, tetapi belum
termuat dalam RDTR
c) RTRWN dan RTR pulau/kepulauan tidak bisa dijadikan indikasi lokasi kegiatan secara spesifik; dan/atau
d) jika diperlukan dapat dilakukan pengecekan kondisi eksisting di lapangan.

2) Rencana kegiatan dinyatakan telah diatur dan diizinkan sesuai dengan rencana tata ruang apabila:
a) Tercantum dalam rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan/atau indikasi program utama
b) Sesuai dengan arahan Pemanfataan Ruang; dan/atau
c) Sesuai dengan ketentuan umum zonasi/arahan zonasi/indikasi arahan zonasi

521
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 526
2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
TAHAP PENILAIAN

B. Ketentuan Proses Penilaian PKKPR Menggunakan Asas Berjenjang dan Komplementer:

3) ketentuan lainnya yang perlu


diperhatikan terhadap kajian
muatan RTR yaitu badan air
dan badan jalan tidak selalu
menjadi faktor pengurang
dalam penilaian PKKPR
sehingga perlu dilakukan

Contoh Rencana Kegiatan yang hanya Diatur dalam


pengecekan dalam ketentuan
Ketentuan Umum Zonasi/Arahan Zonasi/Indikasi Arahan
Zonasi umum zonasi terkait
diperbolehkan atau tidak
diperbolehkannya kegiatan yang
Contoh Rencana Kegiatan yang Diatur dalam Batang Tubuh
dimohonkan.

531
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 536
2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
TAHAP PENILAIAN

B. Ketentuan proses penilaian PKKPR menggunakan asas berjenjang dan komplementer:


4) Dalam hal ketentuan intensitas Pemanfaatan Ruang dan ketentuan tata bangunan tidak diatur dalam RTR
selain RDTR, maka dapat mempertimbangkan ketentuan intensitas pemanfaatan ruang dan ketentuan tata
bangunan dalam:

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG

Daerah yang memiliki RDTR tetapi Daerah yang sedang dalam proses Daerah yang belum
belum terintegrasi dengan Sistem penyusunan menyusun
OSS RDTR RDTR

Hasil analisis yang telah dilakukan Materi Teknis RDTR a) RDTR sekitar dalam satu wilayah
dalam proses penyusunan RDTR administrasi Kabupaten/Kota
b) Peraturan perundang-undangan kebijakan
tentang Bangunan Gedung/Intensitas
Pemanfaatan Ruang/Teknis Sektoral
dan/atau
c) Hasil pembahasan Forum Penataan Ruang.
541
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 546
2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
TAHAP PENILAIAN

B. Ketentuan proses penilaian PKKPR menggunakan asas berjenjang dan komplementer:

5) dalam hal rencana kegiatan yang dimohonkan berada di bawah tanah atau di atas tanah, maka perlu
memperhatikan arahan untuk ruang di bawah tanah atau di atas tanah dalam Rencana Tata Ruang.

Contoh arahan untuk ruang di bawah tanah atau di atas


tanah dalam Rencana Tata Ruang

551
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 556
2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
TAHAP PENILAIAN

B. Ketentuan proses penilaian PKKPR menggunakan asas berjenjang dan komplementer:

6) Untuk merumuskan Persyaratan


Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan
Ruang dilakukan dengan memperhatikan
pengaturan rencana kegiatan berdasarkan:
a) ketentuan umum zonasi/arahan
zonasi/indikasi arahan zonasi di pola
ruang yang dimohonkan;
b) ketentuan teknis dalam dokumen
RTB/RIK yang diunggah Pelaku Usaha;
c) hasil pertimbangan teknis pertanahan;
dan/atau
d) peraturan atau kebijakan teknis
sektoral lainnya.

Contoh Muatan yang dapat digunakan sebagai Rumusan Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Ruang

561
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 566
3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor
TAHAP PENILAIAN

1. Pengecekan dengan Hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan


CONTOH
PTP
Petugas KKPR menerima PTP dari Kantor Pertanahan melalui
portal GISTARU-KKPR maksimal 10 Hari terhitung sejak notifikasi
pembayaran biaya layanan PNBP diterima oleh portal GISTARU-
KKPR. Data yang digunakan untuk penerbitan PTP harus sama
dengan dokumen usulan yang disampaikan Pelaku Usaha pada
sistem OSS.
PTP memuat informasi mengenai inventarisasi penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah (IP4T), Izin Lokasi
yang masih berlaku, dan PTP yang pernah diterbitkan. Data PTP
yang dibutuhkan berupa:
a. Dokumen hasil PTP dalam rangka penerbitan PKKPR;
dan
b. Dokumen shapefile hasil PTP yang diperoleh dari portal
Gistaru-KKPR.

571
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 576
3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor
TAHAP PENILAIAN

1. Pengecekan dengan Hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan

A. Bagian PTP yang perlu diperhatikan dalam rangka penerbitan KKPR

pertimbangan kesesuaian rencana kegiatan yang dimohonkan terhadap seluruh atau


a sebagian tanah yang akan digunakan ditinjau berdasarkan aspek penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah serta kemampuan tanah;

ketentuan dan syarat dalam penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan


b tanah bagi seluruh atau sebagian tanah yang dimohon;

indikasi keberadaan sengketa, konflik, dan/atau perkara pertanahan pada seluruh


c atau sebagian tanah yang akan digunakan;

d kemampuan tanah dalam mendukung kegiatan yang direncanakan; dan/atau

pengakuan terhadap Hak Atas Tanah dan hak keperdataan lainnya dari masyarakat;
e dan keterangan lain yang dianggap perlu.
581
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 586
3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor
TAHAP PENILAIAN

1. Pengecekan dengan Hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan


B. Dalam hal terdapat perbedaan luas dan titik koordinat antara permohonan PKKPR melalui Sistem OSS dengan
hasil PTP bagi Pelaku Usaha yang tidak mengunggah bukti penguasan tanah, maka berlaku ketentuan
1) dalam hal terdapat luas dan titik
koordinat yang beririsan antara
permohonan PKKPR dengan hasil PTP,
maka area yang tidak beririsan akan
menjadi faktor pengurang untuk luas
lokasi rencana kegiatan yang disetujui;
atau

2) dalam hal terdapat luas dan titik


koordinat antara luas permohonan
dengan hasil PTP tidak beririsan, maka
seluruh luas lokasi rencana kegiatan
tidak dapat disetujui dan akan diterbitkan
PKKPR yang menyatakan ditolak dengan
disertai alasan

591
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 596
3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor
TAHAP PENILAIAN

1. Pengecekan dengan Hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan


C. Dalam hal terdapat perbedaan luas dan titik koordinat antara permohonan PKKPR melalui Sistem OSS dengan hasil
PTP bagi Pelaku Usaha yang mengunggah bukti penguasan tanah, maka berlaku ketentuan:

1. dalam hal terdapat luas dan titik koordinat yang beririsan


antara permohonan PKKPR dengan hasil PTP, maka luasan
yang dapat disetujui adalah area yang beririsan dan area
hasil PTP di luar permohonan PKKPR selama masih
tercakup dalam penguasaan tanah. Terhadap luasan yang
disetujui memiliki total luas seluruhnya tidak melebihi
luas permohonan PKKPR pada sistem OSS dan dilakukan
rapat koordinasi yang melibatkan OPD yang
menyelenggarakan urusan di bidang tata ruang, kantor
pertanahan kabupaten/kota, dan pemohon (untuk
kewenangan daerah) dengan disertai Berita Acara rapat
koordinasi. Dalam hal total luas seluruhnya melebihi luas
permohonan PKKPR pada sistem OSS, maka perlu
diterbitkan SPS kurang bayar sesuai ketentuan pada
Penerbitan Surat Perintah Setor Kurang Bayar PNBP PKKPR

601
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 606
3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor
TAHAP PENILAIAN

1. Pengecekan dengan Hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan


C. Dalam hal terdapat perbedaan luas dan titik koordinat antara permohonan PKKPR melalui Sistem OSS dengan hasil
PTP bagi Pelaku Usaha yang mengunggah bukti penguasan tanah, maka berlaku ketentuan:

2. dalam hal luas dan titik koordinat antara permohonan PKKPR


dengan hasil PTP tidak beririsan, maka seluruh area yang
dimohonkan PKKPR digantikan oleh area hasil PTP selama
masih tercakup dalam penguasaan tanah. Terhadap luasan yang
disetujui memiliki total luas seluruhnya tidak melebihi luas
permohonan PKKPR pada sistem OSS dengan disertai Berita
Acara rapat koordinasi. Dalam hal luas hasil PTP lebih besar dari
luas permohonan PKKPR pada sistem OSS, maka perlu
diterbitkan SPS kurang bayar sesuai dengan ketentuan pada
Penerbitan Surat Perintah Setor Kurang Bayar PNBP PKKPR.

3. terhadap luasan yang disetujui sebagaimana ketentuan pada


angka 1) dan 2), dilakukan penilaian terhadap rencana tata
ruang dan penilaian terhadap aspek pertanahan dan sektor.

611
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 616
3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor
TAHAP PENILAIAN

1. Pengecekan dengan Hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan

D. Dalam hal hasil PTP menyatakan ketidaksesuaian berdasarkan aspek penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan
tanah serta kemampuan tanah, maka hasil PTP digunakan sebagai bahan pertimbangan penerbitan PKKPR;

E. Dalam hal hasil PTP menyatakan ketidaksesuaian berdasarkan Rencana Tata Ruang, maka hasil PTP tidak menjadi bahan
pertimbangan penerbitan PKKPR;

F. Dalam hal petugas KKPR menemukan kesalahan pengunggahan dokumen hasil PTP pada portal GISTARU-KKPR, petugas
KKPR menginformasikan kepada Kantor Pertanahan untuk bersurat kepada Direktur/OPD yang menangani pelaksanaan
KKPR (sesuai kewenangan pelaksanaan KKPR) perihal penyampaian dokumen hasil PTP yang sesuai;

G. Dalam hal Pelaku Usaha:


1. tidak dapat dihubungi dengan catatan sudah ada bukti usaha untuk komunikasi antara kantor pertanahan dengan
Pelaku Usaha;
2. SPS terbit pada Kantah yang tidak melayani lokasi permohonan;
3. lokasi kegiatan yang dimohonkan berbeda kabupaten/kota dengan lokasi shp upload; dan/atau
4. permintaan pelaku usaha untuk penutupan berkas PTP .
Maka dapat dilakukan mekanisme tutup berkas PTP oleh Kantah

621
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 626
3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor
TAHAP PENILAIAN

1. Pengecekan dengan Hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan

H. Dalam hal kantor pertanahan melakukan mekanisme tutup berkas PTP


maka kantor pertanahan perlu bersurat ke Sekretaris Direktorat
Jenderal Tata Ruang dengan ditembuskan kepada Direktur/OPD yang
menangani KKPR dan Direktur yang menangani penatagunaan tanah
yang memberitahukan bahwa permohonan berkas PTP ditutup dan
melampirkan bukti penutupan berkas. Selanjutnya, Pokja Data dan
Informasi akan mengunggah surat tersebut ke sistem GISTARU KKPR
sehingga pada dashboard akan muncul upload berkas.

I. Dalam hal telah dilakukan penutupan berkas PTP, proses penilaian KKPR
tetap dilanjutkan dan diterbitkan “PKKPR ditolak dengan disertai alasan
penutupan berkas PTP”.

Format Persuratan mekanisme penutupan berkas PTP

631
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 636
3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor
TAHAP PENILAIAN

2. Analisis terhadap Kebijakan Sektor (1)


a. Overlay rencana kegiatan dengan :
1. Kebijakan Sektor Kehutanan
a. terhadap rencana kegiatan yang berada di kawasan hutan, maka rencana kegiatan yang
dimaksud dikeluarkan dari lokasi permohonan;
b. terhadap rencana kegiatan yang lokasinya berada pada kawasan hutan yang mengalami
perubahan peruntukan dan fungsi berdasarkan Surat Keputusan Pelepasan Kawasan Hutan
dan/atau Surat Keputusan Pengukuhan Kawasan Hutan tetapi belum termuat dalam RDTR,
maka dapat diterbitkan KKPR dengan ketentuan:
1) dalam hal Surat Keputusan Pelepasan Kawasan Hutan dan/atau Surat Keputusan
Pengukuhan Kawasan Hutan sudah menyebutkan peruntukan kegiatan, maka dapat
diterbitkan PKKPR untuk kegiatan yang dimohonkan dengan peruntukan kegiatan
sesuai Surat Keputusan Pelepasan Kawasan Hutan dan diketahui oleh Forum Penataan
Ruang; atau
2) dalam hal Surat Keputusan Pelepasan Kawasan Hutan dan/atau Surat Keputusan
Pengukuhan Kawasan Hutan belum menyebutkan peruntukan kegiatan, maka dapat
diterbitkan PKKPR untuk kegiatan yang dimohonkan dan disetujui oleh Forum
Penataan Ruang dengan memperhatikan pola ruang disekitarnya.
c. terhadap rencana kegiatan yang lokasinya berada pada lokasi Peta Indikatif Penghentian
Pemberian Izin Baru (PIPPIB), maka rencana kegiatan yang dimaksud mengikuti
ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan mengenai PIPPIB.

641
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 646
3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor
TAHAP PENILAIAN
2. Analisis terhadap Kebijakan Sektor (2)
a. Overlay rencana kegiatan dengan (2):
2. Kebijakan Sektor Pertambangan (Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) melalui Minerba One Map Indonesia
(MOMI), dengan ketentuan dalam hal lokasi permohonan KKPR yang disetujui bertampalan dengan IUP-OP, maka dalam
Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Ruang dicantumkan kewajiban untuk melakukan kerja sama/sewa menyewa/
pinjam meminjam dengan pemilik IUP-OP.
3. Peraturan perundangan dan perizinan sektor lainnya yang telah terbit sesuai kebutuhan penilaian PKKPR.

b. Penelaahan rencana kegiatan terhadap kebijakan sektor yang mengatur ruang di bawah
tanah dan di atas tanah
Dalam hal sistem OSS sudah dapat melayani permohonan KKPR untuk ruang di bawah tanah dan/atau di atas
tanah namun rencana tata ruang belum mengatur ketentuan rencana pemanfaatan ruang di bawah tanah
dan/atau di atas tanah, maka perlu menelaah kebijakan sektor dan kebijakan teknis lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan.

651
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 656
3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor
TAHAP PENILAIAN

3. Rapat Koordinasi dan/atau Peninjauan Lapangan


Rapat koordinasi dan/atau peninjauan lapangan dapat dilakukan pada tahap penilaian dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang
dalam hal:
a. terdapat perbedaan batas administrasi wilayah di dalam rencana tata ruang untuk permohonan yang berlokasi di wilayah perbatasan. Batas
administrasi wilayah yang dijadikan acuan sesuai dengan rencana tata ruang;
b. terdapat ketidaksesuaian data antara dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang terhadap hasil PTP.
c. dalam hal pada lokasi yang dimohonkan, ketentuan intensitas Pemanfaatan Ruang dan ketentuan tata bangunan tidak termuat dalam RTRW
kabupaten/kota, belum tersedia RDTR, belum disusun RDTR dan belum ada peraturan atau kebijakan yang mengatur tentang bangunan gedung;
d. usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang berada pada kawasan hutan yang mengalami perubahan peruntukan dan fungsi tetapi belum termuat
dalam RTR;
e. usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang berada atau bersinggungan dengan kebijakan sektoral dan/atau izin yang masih berlaku (izin lokasi, izin
Pemanfaatan Ruang, dan sebagainya);
f. usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang yang berpotensi menimbulkan dampak kerawanan sosial, gangguan keamanan, kerusakan lingkungan,
dan/atau gangguan terhadap fungsi objek vital nasional; dan/atau
g. kondisi lainnya yang membutuhkan rapat koordinasi dan/atau peninjauan lapangan.

661
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 666
4. Penyusunan Hasil Penilaian PKKPR TAHAP PENILAIAN

Format Kerangka Kajian


Kajian PKKPR disusun dalam format paparan dan disimpan
dalam ekstensi .ppt atau .pdf

Contoh Kajian Penilaian

671
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 676
4. Penyusunan Hasil Penilaian PKKPR TAHAP PENILAIAN
Pemerintah Daerah

Daerah yang memiliki Sistem Elektronik Daerah yang belum memiliki Sistem Elektronik

❖ Petugas KKPR menyusun kajian dalam ❖ Petugas KKPR menyusun kajian dalam format
format paparan dan disimpan dalam paparan dan disimpan dalam ekstensi .ppt atau .pdf.
ekstensi .ppt atau .pdf. ❖ Kajian dibahas oleh anggota Forum Penataan
❖ Kajian selanjutnya diunggah pada sistem Ruang. Hasil pembahasan dituangkan dalam Berita
elektronik daerah untuk diperiksa oleh Acara Forum Penataan Ruang
Forum Penataan Ruang. ❖ Muatan Berita Acara digunakan sebagai bahan untuk
❖ Penyusunan hasil penilaian PKKPR yang menyusun konsep penerbitan PKKPR. Konsep
digunakan untuk konsep penerbitan penerbitan PKKPR dikirimkan ke perangkat daerah
PKKPR, diinput kedalam field melalui sistem yang membidangi urusan perizinan dan investasi.
elektronik daerah yang digunakan.

691
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 696
5. Pembahasan oleh Forum Penataan Ruang
(PKKPR di Daerah) TAHAP PENILAIAN

Berdasarkan Pasal 61 Ayat (3) Permen


ATR/Ka BPN Nomor 13 Tahun 2021, Forum
Penataan Ruang bertugas melakukan
pembahasan terhadap hasil kajian dalam
tahap penilaian.

701
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 706
5. Pembahasan oleh Forum Penataan Ruang
(PKKPR di Daerah) TAHAP PENILAIAN

Forum Penataan Ruang bertugas melakukan pembahasan terhadap hasil kajian dalam tahap penilaian.
Permasalahan penilaian yang memerlukan pembahasan Forum Penataan Ruang antara lain:

a. terdapat perbedaan batas administrasi wilayah di dalam rencana tata ruang untuk permohonan yang berlokasi di wilayah perbatasan. Batas
administrasi wilayah yang dijadikan acuan sesuai dengan rencana tata ruang;
b. terdapat ketidaksesuaian data antara dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang terhadap hasil PTP;
c. dalam hal pada lokasi yang dimohonkan, ketentuan intensitas Pemanfaatan Ruang dan ketentuan tata bangunan tidak termuat dalam RTRW
kabupaten/kota, belum tersedia RDTR, belum disusun RDTR dan belum ada peraturan atau kebijakan yang mengatur tentang bangunan gedung;
d. usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang berada pada kawasan hutan yang mengalami perubahan peruntukan dan fungsi tetapi belum termuat dalam
RTR;
e. usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang berada atau bersinggungan dengan kebijakan sektoral dan/atau izin yang masih berlaku (izin lokasi, izin
Pemanfaatan Ruang, dan sebagainya);
f. usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang yang berpotensi menimbulkan dampak kerawanan sosial, gangguan keamanan, kerusakan lingkungan, dan/atau
gangguan terhadap fungsi objek vital nasional; dan/atau
g. kondisi lainnya yang membutuhkan pembahasan FPR.

711
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 716
5. Pembahasan oleh Forum Penataan Ruang
(PKKPR di Daerah) TAHAP PENILAIAN

Ketentuan Pembahasan oleh Forum Penataan Ruang (FPR)

1. Pembahasan PKKPR oleh FPR dilaksanakan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan tentang FPR;
2. Pembahasan PKKPR oleh FPR dapat dilakukan untuk lebih dari satu
permohonan PKKPR;
3. Apabila diperlukan, pembahasan FPR pada level kabupaten/kota
dapat melibatkan FPR provinsi;
4. Hasil pembahasan FPR dituangkan dalam Berita Acara (BA) yang
ditandatangani oleh sekretaris daerah selaku Ketua FPR dan kepala
perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang penataan ruang selaku Sekretaris FPR; dan
5. Dalam hal tidak ditemui permasalahan penilaian PKKPR, maka kajian
FPR dapat dilakukan oleh sekretariat FPR yang dilaporkan kepada
ketua FPR serta dituangkan dalam BA.

721
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 726
6. Penentuan masa berlaku dan tujuan PKKPR
TAHAP PENILAIAN

Penentuan masa berlaku dan tujuan PKKPR dibagi menjadi:


1. PKKPR dalam rangka Pemanfaatan Ruang; atau
2. PKKPR dalam rangka Perolehan Tanah.

PKKPR dalam rangka Pemanfaatan Ruang: PKKPR dalam rangka Perolehan Tanah:
Bagi Pelaku Usaha yang sudah menguasai/memiliki Sedangkan, bagi Pelaku Usaha yang belum
tanah seluruhnya untuk rencana kegiatannya, maka menguasai/memiliki tanah seluruhnya untuk rencana
PKKPR diterbitkan mengikuti jangka waktu yang termuat kegiatannya, maka PKKPR diterbitkan dengan jangka
dalam bukti penguasaan/pemilikan tanah. waktu 3 (tiga) tahun.

731
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 736
6. Penentuan masa berlaku dan tujuan PKKPR
TAHAP PENILAIAN

Ketentuan tujuan PKKPR dengan kondisi KKPR Bertampalan di Permukaan Tanah


Pihak yang Terlibat PKKPR
Pihak yang
Pelaku Usaha
No Menguasai Pelaku Usaha PKKPR untuk Keterangan
Lain PKKPR dalam rangka Pemanfaatan Tanah
Tanah* Perolehan Tanah
A B C
Sudah terbit KKPR dalam rangkaPerolehan Tanah

Tidak memiliki B memiliki PKKPR dalam C memohon Permohonan PKKPR C tidak dapat
1 - -
PKKPR rangka perolehan tanah PKKPR diterbitkan

A memohon B memiliki PKKPR dalam


2 - - Permohonan KKPR A dapat diterbitkan -
PKKPR rangka perolehan tanah
Sudah terbit PKKPR dalam rangka Pemanfaatan Ruang
A memiliki PKKPR Permohonan PKKPR B dapat diterbitkan
dalam rangka Permohonan PKKPR melalui mekanisme KKPR tanpa
3 B memohon PKKPR - -
pemanfaatan B dapat diterbitkan penilaian sesuai dengan ketentuan
ruang Peraturan Perundang-Undangan
Permohonan PKKPR C dapat
diterbitkan melalui mekanisme KKPR
Tidak memiliki B memiliki PKKPR dalam C memohon
4 - - tanpa penilaian sesuai dengan
PKKPR rangka pemanfaatan ruang PKKPR
ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan
Keterangan:
* Pihak yang menguasai/memiliki tanah merupakan perorangan/badan usaha yang memiliki bukti dokumen penguasaan tanah

741
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 746
6. Penentuan masa berlaku dan tujuan PKKPR
TAHAP PENILAIAN

Dalam hal terdapat beberapa


permohonan PKKPR dengan
KBLI berbeda dalam waktu
bersamaan dan lokasi
permohonannya sama, dapat
diterbitkan PKKPR dalam rangka
pemanfaatan ruang atau
perolehan tanah untuk masing-
masing KBLI dengan ketentuan
Pelaku Usaha adalah orang yang
sama
Contoh Permohonan KKPR dengan Beberapa KBLI

751
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 756
6. Penentuan masa berlaku dan tujuan PKKPR
TAHAP PENILAIAN

Ketentuan Tujuan PKKPR untuk Ruang di Bawah Tanah dan di Atas


Tanah:

1. Terhadap tujuan PKKPR untuk ruang di bawah tanah atau di


atas tanah tidak dibedakan menjadi PKKPR dalam rangka
perolehan tanah atau PKKPR dalam rangka Pemanfaatan
Ruang;
2. PKKPR untuk ruang di bawah tanah atau di atas tanah tidak
dapat diterbitkan pada lokasi yang telah terbit KKPR;
3. PKKPR untuk ruang di bawah tanah dapat diterbitkan di
bawah KKPR yang terbit pada permukaan tanah; dan
4. PKKPR untuk ruang di atas tanah dapat diterbitkan di atas
KKPR yang terbit pada permukaan tanah.

Ilustrasi kegiatan Pemanfaatan Ruang di atas tanah,


permukaan tanah, dan bawah tanah
761
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 766
7. Penyusunan Peta Penerbitan PKKPR TAHAP PENILAIAN

Peta Delineasi
A. Ketentuan Peta Penerbitan PKKPR

Konsep Penerbitan PKKPR menyajikan peta yang Peta PKKPR disetujui


terdiri atas:
a. Peta Delineasi yang memberikan informasi
terkait delineasi terluar permohonan PKKPR
yang ditampalkan dengan Rencana Tata Peta PKKPR ditolak
Ruang yang diacu dalam penilaian;
b. Peta PKKPR yang membuat hasil
interpretasi Pemanfaatan Ruang terhadap
rencana zona/sub-zona pada lokasi
permohonan yang disetujui.
Dalam hal permohonan PKKPR ditolak, maka yang dimuat dalam
penerbitan PKKPR hanya peta delineasi.

771
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 776
7. Penyusunan Peta Penerbitan PKKPR TAHAP PENILAIAN
B. Muatan Peta Penerbitan PKKPR
Muatan Peta Delineasi Muatan Peta PKKPR
1) Muatan muka peta: 1) Muatan muka peta:
a) Delineasi permohonan; a) Simbolisasi wilayah administrasi;
b) PKKPR terbit disetujui maka simbolisasi b) Unsur Data terdiri atas garis batas wilayah administrasi, dan toponimi (nama perairan dan
peta RTR yang berupa rencana pola ruang nama wilayah);
dan/atau rencana struktur ruang ; c) Rencana kegiatan yang diterjemahkan dalam skala zona/sub-zona RDTR dengan
c) Unsur Data terdiri atas garis batas wilayah ketentuan skala zona/sub-zona RDTR; dan
administrasi, dan toponimi (nama perairan d) Koordinat.
dan nama wilayah administrasi); dan 2) Muatan informasi tepi peta:
d) Koordinat. a) Arah Mata Angin;
2) Muatan informasi tepi peta: b) Skala;
a) Arah Mata Angin; c) Keterangan Proyeksi; dan
b) Skala; d) Keterangan
c) Keterangan Proyeksi; Menjelaskan rencana kegiatan yang sudah diterjemahkan dalam dalam skala zona/sub-
d) Keterangan zona.
Memberikan informasi tentang simbol-
Selain peta delineasi terdapat keterangan letak peta yang memberikan informasi wilayah
simbol yang terdapat dalam muka peta
permohonan dalam skala yang lebih kecil, meliputi
1. Delineasi permohonan;
a) Simbolisasi wilayah adminitrasi;
2. Batas Wilayah Administrasi; b) Koordinat;
3. Rencana Tata Ruang Wilayah; dan c) Delineasi permohonan dan kotak yang menunjukan lokasi permohonan; dan
e) Sumber data. d) Unsur Data terdiri atas garis batas wilayah administrasi, dan toponimi (nama perairan dan
nama wilayah administrasi).
781
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 786
8. Penyusunan dan Finalisasi Konsep PKKPR
TAHAP PENILAIAN

Jika Pelaku Usaha telah 1. PKKPR ini diberikan dengan pertimbangan sebagaimana tercantum dalam
memperoleh tanah lampiran;
seluruhnya untuk kegiatan 2. PKKPR ini sebagai dokumen yang menyatakan kesesuaian antara rencana
berusahanya, PKKPR yang kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RTR selain RDTR dan sebagai dasar
diterima adalah PKKPR pemrosesan Perizinan Berusaha sesuai ketentuan peraturan perundang-
dalam rangka undangan;
Pemanfaatan Ruang, 3. Dalam hal Pelaku Usaha PKKPR telah memperoleh tanah untuk kegiatannya,
dengan memuat Ketentuan masa berlaku PKKPR mengikuti jangka waktu penguasaan atas tanah yang
Lainnya sebagai berikut. telah diperoleh oleh Pelaku Usaha serta sesuai dengan luas tanah yang telah
diperoleh dan disetujui dalam PKKPR.
4. Pemegang PKKPR hanya dapat melakukan kegiatan sesuai lokasi yang disetujui.
5. PKKPR merupakan dasar untuk mengurus perizinan selanjutnya pada instansi
yang berwenang; dan
6. Pemegang PKKPR wajib memenuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

791
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 796
8. Penyusunan dan Finalisasi Konsep PKKPR
TAHAP PENILAIAN
1. PKKPR ini diberikan dengan pertimbangan sebagaimana tercantum dalam lampiran;
Jika Pelaku Usaha belum 2. PKKPR ini sebagai dokumen yang menyatakan kesesuaian antara rencana kegiatan
memperoleh tanah Pemanfaatan Ruang dengan RTR selain RDTR dan sebagai dasar pemrosesan
dimohonkan sebagian/ Perizinan Berusaha sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
seluruhnya untuk kegiatan 3. PKKPR ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak penerbitan dan dapat
berusahanya,maka PKKPR diperpanjang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
yang diterima adalah
4. Dalam hal pelaku usaha belum dapat memperoleh keseluruhan tanah sesuai
PKKPR dalam rangka
dengan PKKPR yang diterbitkan, maka dapat mengajukan permohonan
Perolehan Tanah, dengan
perpanjangan PKKPR untuk kegiatan berusaha atau Kerjasama dengan bank
memuat Ketentuan Lainnya
sebagai berikut tanah;
5. Dalam hal telah dilakukan pemutakhiran, masa berlaku PKKPR mengikuti jangka waktu
dan luasan tanah sesuai penguasaan atas tanah yang telah diperoleh;
6. Pemegang PKKPR hanya dapat melakukan kegiatan sesuai lokasi yang disetujui;
7. PKKPR merupakan dasar perolehan tanah yang diperlukan untuk usaha dan/atau
kegiatan, dan berlaku pula sebagai izin pemindahan hak atas tanah serta untuk
mengurus perizinan selanjutnya pada instansi yang berwenang;
8. Pemegang PKKPR wajib melaporkan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan kepada
kepala kantor pertanahan mengenai perolehan tanah yang sudah dilaksanakan
berdasarkan KKPR; dan
9. Pemegang PKKPR wajib memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

801
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 806
8. Penyusunan dan Finalisasi Konsep PKKPR
TAHAP PENILAIAN

Jika Pelaku Usaha 1. PKKPR ini diberikan dengan pertimbangan sebagaimana tercantum dalam lampiran;
bermohon KKPR untuk 2. PKKPR ini sebagai dokumen yang menyatakan kesesuaian antara rencana kegiatan
kegiatan berusahanya yang
Pemanfaatan Ruang dengan RTR selain RDTR dan sebagai dasar pemrosesan
berada di ruang bawah
Perizinan Berusaha sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
tanah dan/atau di ruang
3. Dalam hal Pelaku Usaha PKKPR telah memperoleh tanah untuk kegiatannya,
atas tanah, PKKPR yang
masa berlaku PKKPR mengikuti jangka waktu penguasaan atas tanah yang
diterima memuat
Ketentuan Lainnya sebagai telah diperoleh oleh Pelaku Usaha serta sesuai dengan luas tanah yang telah
berikut: diperoleh dan disetujui dalam PKKPR.
4. Pemegang PKKPR hanya dapat melakukan kegiatan sesuai lokasi yang disetujui.
5. PKKPR merupakan dasar perolehan tanah yang diperlukan untuk kegiatan, dan
berlaku pula sebagai izin pemindahan hak atas tanah, serta untuk mengurus
perizinan selanjutnya pada instansi yang berwenang; dan
6. Pemegang PKKPR wajib memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

811
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 816
8. Penyusunan dan Finalisasi Konsep PKKPR
TAHAP PENILAIAN

Format Konsep PKKPR Kegiatan Berusaha untuk Format Konsep PKKPR Kegiatan Berusaha untuk
Kewenangan Pemerintah Pusat Kewenangan Pemerintah Daerah

821
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 826
8. Penerbitan Surat Perintah Setor Kurang Bayar Penerimaan
Negara Bukan Pajak Persetujuan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang TAHAP PENILAIAN

Penyebab diterbitkannya SPS kurang bayar PNBP PKKPR, antara lain:


a. bukti penguasaan tanah yang diunggah tidak mencakup
keseluruhan luas lokasi yang dimohonkan, maka penerbitan
PKKPR ditangguhkan sampai dengan Pelaku Usaha membayar
kurang bayar PNBP.
b. terdapat perbedaan luas permohonan PKKPR melalui Sistem
OSS dengan hasil PTP, dimana luas hasil PTP lebih luas daripada
luas permohonan PKKPR pada sistem OSS namun masih tercakup
dalam penguasaan tanah.

Format surat pemberitahuan kurang bayar PNBP


831
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 836
8. Penerbitan Surat Perintah Setor Kurang Bayar
Penerimaan Negara Bukan Pajak Persetujuan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang TAHAP PENILAIAN

Berdasarkan hal diatas, maka penerbitan PKKPR ditangguhkan sampai dengan Pelaku Usaha membayar
kurang bayar PNBP PKKPR. Untuk memproses pembayaran kurang bayar PNBP PKKPR, berlaku ketentuan
sebagai berikut:
a. dalam hal portal GISTARU-KKPR belum memiliki fitur penerbitan SPS kurang bayar PNBP PKKPR.
1) Direktur/OPD yang menangani pelaksanaan KKPR bersurat ke Sekretaris Direktorat Jenderal
Tata Ruang dengan tembusan ke Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang investasi dan Direktur yang menangani penatagunaan tanah yang memberitahukan
indikasi kurang bayar PNBP PKKPR. Selanjutnya, ketua kelompok kerja data dan informasi
akan memproses permohonan kode billing untuk pembayaran kurang bayar PNBP PKKPR.
Format surat pemberitahuan indikasi kurang bayar PNBP pelaksanaan PKKPR dari Direktur yang
menangani pelaksanaan KKPR kepada Pelaku Usaha tercantum pada Lampiran VIII; dan
2) Direktur/OPD yang menangani pelaksanaan KKPR bersurat ke Pelaku Usaha perihal
pemberitahuan kurang bayar PNBP dilampirkan dengan SPS yang memuat rincian kurang
bayar pelayanan penerbitan KKPR. Selanjutnya, Pelaku Usaha melakukan pembayaran maksimal
7 (tujuh) hari setelah kode billing yang baru diterima oleh Pelaku Usaha. Format surat
pemberitahuan kurang bayar PNBP pelaksanaan PKKPR dari Direktur yang menangani pelaksanaan
KKPR kepada Pelaku Usaha tercantum pada Lampiran IX.
b. dalam hal portal GISTARU-KKPR sudah memiliki fitur penerbitan SPS kurang bayar PNBP PKKPR.
1) Petugas KKPR memilih fitur penerbitan SPS kurang bayar yang sudah tersedia dalam portal
GISTARU-KKPR;
2) Pelaku Usaha mendapatkan SPS kurang bayar PNBP PKKPR; dan
3) Pelaku Usaha melakukan pembayaran maksimal 7 (tujuh) hari setelah kode billing yang baru
Format surat pemberitahuan kurang bayar PNBP
diterima oleh Pelaku Usaha.
841
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 846
TAHAP PENERBITAN
TAHAP PENERBITAN
Format isian pada dashboard hasil PKKPR

Atribut Penerbitan Format Isian

Koordinat Geografis file SHP memuat delineasi luasan yang disetujui berdasarkan hasil tahap penilaian. File SHP diunggah dalam
format *.zip tanpa folder
Nomor PTP 1. nomor PTP akan tercantum ketika PTP sudah diunggah oleh kantor pertanahan; atau
2. nomor PTP yang belum tercantum dapat melakukan “Request Notif Pusdatin” pada tab “Hasil Pertek” dan
menghubungi kantor pertanahan terkait agar mengunggah PTP
Nomor Peraturan 1. diisi dengan mengacu RTR yang menjadi dasar kesesuaian;
2. pada sistem sudah tersedia tulisan “Peraturan ___________ tentang RTR”; dan
3. diisi manual pada bagian kolom isian informasi Nama Pulau/Kepulauan/KSN/Provinsi/Kabupaten/Kota
kemudian Nomor dan Tahun Peraturan (PP/Perpres/Perda), contoh isian: “Kabupaten ABC Nomor 1 Tahun
2022”.
Luas Tanah yang 1. disesuaikan dengan luasan yang disetujui sesuai SHP yang diunggah pada Angka 1; dan
Disetujui 2. satuan luasan mengikuti pengajuan oleh Pelaku Usaha (m2 atau hektar).
Jenis Peruntukan diisi dengan kegiatan yang dimohon terletak pada peruntukan sesuai RTRW terkait
Pemanfaatan Ruang
Kode KBLI (5 digit) terisi otomatis oleh sistem mengikuti kode KBLI yang diajukan Pelaku Usaha

861
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 866
TAHAP PENERBITAN
Format isian pada dashboard hasil PKKPR

Atribut Penerbitan Format Isian


Judul KBLI terisi otomatis oleh sistem mengikuti judul KBLI yang diajukan Pelaku Usaha
KDB Maksimum 1. diisi merujuk RTRW, SNI, Perda BG, Perwal/Perbup ketentuan tata bangunan, RTBL, Izin Pemanfaatan Ruang,
atau Keterangan Rancang Kota (KRK) yang telah diterbitkan sebelumnya untuk kegiatan usaha sejenis;
2. tidak diisi dengan strip (-); dan/atau
3. diisi angka tanpa satuan hitung (persen (%), meter (m), dan sebagainya).

KLB Maksimum sesuai dengan ketentuan pada KDB Maksimum


Indikasi Program 1. diisi dengan indikasi program utama RTR terkait; atau
Pemanfaatan Ruang 2. dalam hal tidak terdapat indikasi program utama, dalam sistem diklik “template”, lalu pilih salah satu.
Persyaratan 1. diisi dengan persyaratan yang harus dipatuhi sebelum atau saat melakukan kegiatan Pemanfaatan Ruang;
Pelaksanaan KKPR 2. diisi mengacu pada persyaratan dalam KUZ/KUPZ/APZ/IAPZ dalam RTR, dan/atau ketentuan teknis dalam
dokumen RTB/RIK yang diunggah pelaku usaha;
3. diisi dengan persyaratan bukti kerja sama/sewa menyewa/pinjam meminjam dengan pemilik IUP-OP jika
PKKPR yang diterbitkan berada di area IUP-OP; dan/atau
4. diisi dengan ketentuan teknis sektor terkait dan persyaratan teknis lain sesuai kebutuhan

871
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 876
TAHAP PENERBITAN
Format isian pada dashboard hasil PKKPR
Atribut Penerbitan Format Isian

Informasi Tambahan meliputi GSB minimum, JBB minimum, KDH minimum, KTB maksimum, dan/atau Jaringan Utilitas Kota
Apabila tersedia sesuai dengan ketentuan pada KDB Maksimum
File Lampiran Peta 1. muatan lampiran peta, meliputi:
a. Pertimbangan persetujuan KKPR;
b. Peta Delineasi yang memuat delineasi terluar permohonan KKPR menggunakan RTR yang diacu dalam
penilaian sebagai dasar muka peta (basemap); dan
c. Muatan APZ/KUPZ;
d. Peta KKPR yang memuat hasil interpretasi Pemanfaatan Ruang;
e. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang; dan
f. Tabel koordinat.
2. format file mengikuti format Sistem OSS, meliputi:
a. Ukuran kertas A4;
b. Margin atas/bawah 2,5 cm;
c. Margin kiri/kanan 1,5 cm;
d. Jenis font ‘Times New Roman’;
e. Ukuran font judul 12 pt;
f. Ukuran font isi 12 pt;
g. Ukuran font footer 7,5 pt; dan
h. Bentuk layout berupa ‘Portrait’.

881
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 886
TAHAP PENERBITAN
Format isian pada dashboard hasil PKKPR

Atribut Penerbitan Format Isian

3. Lampiran peta memuat peta overlay yang menjadi dasar kesesuaian serta koordinat yang disetujui; dan
4. format file berupa *.pdf dan ukuran dokumen tidak lebih dari 25 (dua puluh lima) MB.
Keterangan Peta 1. memuat status perubahan polygon; atau
2. dapat diisi dengan template yang tersedia atau diisi dengan informasi lainnya.
File Lampiran 1. berupa dokumen Persetujuan KKPR yang telah ditandatangani oleh Menteri ATR/Kepala BPN melalui
Persetujuan KKPR Direktur Jenderal Tata Ruang/ Kepala daerah melalui OPD yang menangani urusan di bidang investasi;
atau
2. berupa final persetujuan KKPR/Rekomendasi FPR dan/atau pertimbangan lainnya; dan
3. format file berupa *.pdf dan ukuran dokumen tidak lebih dari 25 (dua puluh lima) MB.
Status memuat keputusan disetujui atau ditolak;
1. jika permohonan disetujui seluruhnya, maka yang dipilih adalah keputusan disetujui;
2. jika permohonan disetujui sebagian, maka yang dipilih adalah keputusan disetujui; dan/atau
3. jika permohonan ditolak, maka yang dipilih adalah keputusan ditolak.
Alasan Ditolak diisi dengan alasan yang menyebabkan permohonan menjadi ditolak

891
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 896
TAHAP PENERBITAN
Pengecekan Kembali Terhadap RDTR yang Terintegrasi Sistem dengan Sistem OSS

1. Setelah selesai mengisi format isian pada dashboard hasil PKKPR dan hasil PTP sudah diterima oleh Portal GISTARU-KKPR, serta
dipastikan semua file yang telah diunggah dapat diunduh, petugas KKPR dapat melakukan preview terhadap hasil isian pada
dashboard.
2. Perlu dilakukan pengecekan kembali terhadap RDTR yang terintegrasi dengan sistem OSS pada lokasi kegiatan karena
dimungkinkan selama proses penilaian KKPR terdapat RDTR yang diintegrasikan ke dalam sistem OSS;
3. Dalam hal terdapat RDTR yang terintegrasi dengan sistem OSS pada lokasi rencana kegiatan, maka:
a. apabila seluruh lokasi rencana kegiatan berada dalam delineasi RDTR terintegrasi dengan system OSS, maka hasil
Penilaian PKKPR tidak dapat diterbitkan dan terhadap rencana kegiatan yang dimohonkan akan diterbitkan “PKKPR ditolak
dengan disertai alasan perlu dilakukan permohonan melalui mekanisme KKKPR”; atau
b. apabila sebagian lokasi rencana kegiatan berada dalam delineasi RDTR yang terintegrasi dengan sistem OSS, maka
diperlukan penyesuaian terhadap hasil Penilaian PKKPR. PKKPR yang dapat diterbitkan hanya untuk lokasi rencana
kegiatan yang berada di luar delineasi RDTR yang terintegrasi sistem OSS. Terhadap rencana kegiatan yang dimohonkan
akan diterbitkan “PKKPR disetujui sebagian”.
4. Petugas KKPR mengirimkan hasil isian dashboard ke sistem OSS”.

901
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 906
TAHAP PENERBITAN
Tampilan pada Dashboard Hasil PKKPR
Penerbitan PKKPR dilakukan paling lama 20 (dua
puluh) Hari sejak persyaratan permohonan telah
diterima secara lengkap dan pembayaran biaya
layanan PNBP diterima oleh portal GISTARU-KKPR.
Penerbitan RKKPR dilakukan pada kawasan hutan
yang mengalami perubahan peruntukan dan
fungsi oleh Menteri melalui Direktur Jenderal Tata
Ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan.

911
Petunjuk Teknis Pelaksanaan PKKPR untuk Kegiatan Berusaha 916
TERIMA KASIH
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KKPR UNTUK KEGIATAN BERUSAHA DAPAT
DIUNDUH PADA TAUTAN BERIKUT:

https://bit.ly/PetunjukTeknisPKKPRKegiatanBerusaha

Anda mungkin juga menyukai