Anda di halaman 1dari 34

Pedoman

Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur


1
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
2 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
4 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
Jakarta, Desember 2016

Kepada yang terhormat,

1. Pimpinan Tinggi Pratama di Direktorat Jenderal Cipta Karya;


2. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, dan Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi/Kabupaten/
Kota; dan
3. Kepala Satuan Kerja di Direktorat Jenderal Cipta Karya.

SURAT EDARAN
Nomor 83/ SE / DC / 2016

TENTANG

PEDOMAN PEMANTAUAN KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN BIDANG


KECIPTAKARYAAN

A. UMUM
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman menyatakan bahwa penyelenggaraan kawasan permukiman
dilakukan untuk mewujudkan wilayah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan yang terencana, menyeluruh,
terpadu, dan berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang. Penyelenggaraan kawasan
permukiman dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan
dan pengendalian. Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya
bertanggungjawab melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan, pembangunan
dan pemanfaatan. Penyelenggaraan kawasan permukiman melibatkan banyak pemangku
kepentingan sehingga dibutuhan keterpaduan pada setiap tahapan penyelenggaraan.
Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya menyusun Pedoman Pemantauan
Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan.

B. DASAR PEMBENTUKAN
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5188);

Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
5
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan dan Gedung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4532);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5347);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 345, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5802);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 101,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5883); dan
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2016
tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 172).

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pedoman ini sebagai landasan konsep dan langkah dalam pemantauan
keterpaduan infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan.
Tujuan dari pedoman ini untuk menjamin keterpaduan infrastruktur permukiman dalam
mewujudkan permukiman layak huni.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini terdiri dari:
1. Pengertian pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman;
2. Pelaksana pemantauan;
3. Periode pelaksanaan pemantauan; dan
4. Tahapan pelaksanaan pemantauan.

E. PENGERTIAN PEMANTAUAN KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN


1. Keterpaduan infrastruktur permukiman adalah sinergi fungsi dan sumberdaya yang
bersifat multi sektor, multi pemangku kepentingan, dan multi pendanaan dalam
mewujudkan permukiman layak huni.
Lingkup infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan meliputi:
a. Bangunan gedung;

6 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
b. Jalan lingkungan;
c. Drainase lingkungan;
d. Sistem penyediaan air minum;
e. Pengelolaan persampahan;
f. Pengelolaan air limbah;
g. Proteksi kebakaran; dan
h. Ruang terbuka hijau.
Keterpaduan infrastruktur permukiman melibatkan pemangku kepentingan, antara lain:
a. Pemerintah pusat;
b. Pemerintah provinsi;
c. Pemerintah kabupaten/kota;
d. Masyarakat; dan
e. Swasta.
2. Pemantauan dilaksanakan pada penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang terdiri
atas tahapan:
a. Perencanaan;
b. Pelaksanaan; dan
c. Pemanfaatan.

F. PELAKSANA PEMANTAUAN
Pelaksana Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan
yaitu Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Pelaksanaan Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan
juga dapat dilakukan oleh perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang Pekerjaan Umum (PU) dan Penataan Ruang, dan bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman provinsi/kabupaten/kota.

G. PERIODE PELAKSANAAN PEMANTAUAN


Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan dilaksanakan
setiap tahun.

H. TAHAPAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN


Tahapan pelaksanaan Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang
Keciptakaryaan dilakukan melalui:
1. Persiapan;
2. Pengumpulan data;
3. Pemantauan keterpaduan; dan
4. Pelaporan.

Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
7
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
I. PENUTUP
1. Ketentuan lebih rinci mengenai tahapan pelaksanaan Pemantauan Keterpaduan
Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan tercantum dalam lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat edaran ini.
2. Ketentuan lebih rinci mengenai kelengkapan instrument Pemantauan Keterpaduan
Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan tercantum dalam lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat edaran ini.

Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Demikian atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih.

Ditetapkan di Jakarta,
Pada tanggal Desember 2016
DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA,

Ir. SRI HARTOYO. Dipl. SE. ME


NIP.195805311986031002

Tembusan:
1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; dan
3. Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

8 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
LAMPIRAN 1

Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
9
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
10 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
LAMPIRAN I
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA
NOMOR 83/SE/DC/2016
TENTANG
PEDOMAN PEMANTAUAN KETERPADUAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
BIDANG KECIPTAKARYAAN

TAHAPAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN


KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
BIDANG KECIPTAKARYAAN

A. Persiapan
1. Persiapan pemantauan merupakan tahap pembentukan dan pelatihan tim pemantauan
dan penyiapan instrumen pemantauan.
2. Tim pemantauan terdiri dari:
a. Ketua tim yang bertugas mengarahkan dan mengendalikan seluruh proses
pemantauan serta menyampaikan hasil pemantauan keterpaduan infrastruktur
permukiman;
b. Tim pengumpul data yang bertugas memperoleh data sekunder dan data primer; dan
c. Tim pengolah data yang bertugas mengolah data dan menyusun laporan hasil
pemantauan.
3. Instrumen pemantauan merupakan sarana atau alat kerja berupa uraian maupun tabel
dengan format tertentu, digunakan untuk kelancaran pelaksanaan pemantauan yang
terdiri dari:
a. Gambaran umum kabupaten/kota dan profil kawasan permukiman/kumuh, minimal
memuat informasi meliputi:
1. Infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan;
2. Daftar kawasan permukiman
3. Kawasan permukiman prioritas
4. Dokumen perencanaan kabupaten/kota;
5. Profil kawasan permukiman;
b. Tipologi Kinerja Keterpaduan Tahapan (KKT) terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan pemanfaatan;
c. Tipologi Kinerja Keterpaduan Kawasan Permukiman (K3P);
d. Kuesioner wawancara penerima manfaat/masyarakat; dan
e. Kinerja keterpaduan kawasan permukiman, kesimpulan dan rencana tindak lanjut
hasil pemantauan.

Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
11
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
B. Pengumpulan Data
1. Jenis data terdiri dari:
a. Data primer dapat diperoleh dari observasi lapangan dan wawancara; dan
b. Data sekunder dapat diperoleh dari dokumen dan/atau sistem informasi yang tersedia.
2. Pengumpulan data meliputi tahapan:
a. Pengumpulan data sekunder;
b. Verifikasi data sekunder; dan
c. Pengumpulan data primer.

C. Pemantauan Keterpaduan
1. Pelaksanaan pemantauan keterpaduan yaitu kegiatan mengidentifikasi proses
keterpaduan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan infrastruktur
permukiman dengan menggunakan indikator dan parameter untuk kawasan permukiman.
2. Proses pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan
meliputi:
a. Pemantauan tidak langsung berdasarkan dokumen rencana, laporan-laporan
pelaksanaan kegiatan dan data sekunder. Metode yang digunakan yaitu analisis isi/
konten dokumen.
b. Pemantauan langsung berdasarkan pengamatan dan pengambilan data primer di
lapangan. Metode yang digunakan yaitu observasi lapangan, wawancara, dan/atau
diskusi grup terarah.
3. Pemantauan keterpaduan infrastruktur kawasan permukiman terdiri dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan yang diukur menggunakan indikator sebagai
berikut:
a. Tahapan keterpaduan perencanaan diukur dengan indikator “pemahaman/
pengetahuan” dan “kemauan” untuk merencanakan kawasan permukiman secara
terpadu. Parameter tersebut dibuat dalam tabel sebagai berikut ;

Tahapan Uraian Penilaian

KEBUTUHAN Pemahaman atau pengetahuan Nilai:


KETERPADUAN; informan mengenai arti 1 = Jika paham/tahu, dengan
pemahaman/ penting keterpaduan rencana mempertimbangkan salah satu atau
pengetahuan penyelenggaraan infrastruktur lebih dari 4 faktor penyebab kebutuhan
akan kebutuhan permukiman. keterpaduan.
Rencana Indikator kebutuhan
keterpaduan yaitu bila telah 0 = Jika tidak mempertimbangkan salah satu
Keterpaduan
mempertimbangkan 4 saja dari 4 faktor penyebab kebutuhan
faktor penyebab kebutuhan keterpaduan.
keterpaduan ;
(1) Optimalisasi sumber daya/ Jika jawabannya ‘paham/tahu’
biaya (1) Selanjutnya kepada informan ditanyakan
(2) Pertimbangan teknis/resiko tentang “tingkat keterpaduan rencana
(3) Maksimasi manfaat kegiatan dan tingkat keterpaduan rencana
(4) Pertimbangan khusus- pembiayaan.
mendesak, politis dll.

12 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
...Lanjutan

Tahapan Uraian Penilaian

PERENCANAAN Kesediaan informan Nilai :


KETERPADUAN; mewujudkan pemahaman/ 1 = Ada dokumen rencana yang menunjukkan
kesediaan/ pengetahuan tentang keterpaduan
kemauan keterpaduan menjadi rencana
menyusun pembangunan infrastruktur 0 = Tidak ada dokumen yang menunjukkan
Rencana permukiman yang terpadu ke keterpaduan atau walaupun ada dokumen,
Keterpaduan dalam dokumen-dokumen namun di dalamnya tidak ada indikasi
rencana yang terpadu. keterpaduan.

Jika jawaban (1), selanjutnya kepada informan


ditanyakan tentang [a] tingkat keterpaduan
rencana kegiatan dan [b] tingkat keterpaduan
rencana pembiayaan.

Menilai tingkat keterpaduan Nilai :


rencana kegiatan, yang 4 = Kebutuhan Tinggi: (mempertimbangkan 4
mempertimbangkan faktor: alasan atau lebih);
(1) Optimalisasi sumber daya/ 3 = Kebutuhan Sedang (mempertimbangkan
biaya 2-3 alasan);
(2) Pertimbangan teknis/resiko 2 = Kebutuhan Rendah: (mempertimbangkan
(3) Maksimasi manfaat hanya 1 alasan);
(4) Pertimbangan khusus- 1 = Tidak dibutuhkan: tidak ada alasan
mendesak. kebutuhan keterpaduan.

PERENCANAAN Menilai tingkat keterpaduan Nilai :


KETERPADUAN; rencana pembiayaan, yang 4 = Kebutuhan Tinggi: (mempertimbangkan 4
kesediaan/ mempertimbangkan; alasan atau lebih);
kemauan (1) Keterbatasan/ketersediaan 3 = Kebutuhan Sedang (mempertimbangkan
menyusun biaya APBD, sehingga 2-3 alasan);
Rencana membutuhkan pembiayaan 2 = Kebutuhan Rendah: (mempertimbangkan
Keterpaduan lain hanya 1 alasan);
(2) Kebutuhan akan partisipasi 1 = Tidak dibutuhkan: tidak ada alasan
masyarakat kebutuhan keterpaduan.
(3) Meningkatkan sinergi hasil
pembangunan
(4) Mendorong percepatan
capaian keluaran/layanan.

Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
13
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
...Lanjutan

Tahapan Uraian Penilaian

PELAKSANAAN Kemampuan melaksanakan Nilai :


KETERPADUAN; kegiatan keterpaduan sesuai 1 = Jika pelaksanaan pembangunan
kemampuan dengan dokumen rencana. sepenuhnya sesuai dengan dokumen
pelaksanaan rencana keterpaduan.
Rencana Penilaian dilakukan dengan 0 = Jika pembangunan tidak merealisasikan
Keterpaduan membandingkan antara dokumen rencana keterpaduan.
rencana kegiatan dan rencana
pembiayaan dengan realisasi
berdasarkan “tinjauan lapangan”.

Menilai tingkat keterpaduan 4 = Terlaksana dan terpadu sepenuhnya;


pelaksanaan, dengan 3 = Terlaksana, sebagain besar terpadu (lebih
membandingkan antara rencana dari 50 % terpadu);
kegiatan dan realisasi kegiatan 2 = Terlaksana, sedikit terpadu (kurang dari 50
berdasarkan “tinjauan lapangan”. % terpadu);
1 = Terlaksana namun tidak terpadu.
Menilai tingkat keterpaduan 1 = Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan
pembiayaan, dengan sesuai rencana.
membandingkan kesesuaian 0 = Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan
antara rencana sumber tidak sesuai rencana.
pembiayaan kegiatan dan
dengan realisasi sumber
pembiayaan kegiatan.

Tahapan Uraian Penilaian

PEMANFAATAN Mengevaluasi pemanfaatan


(capaian/outcome) atas
infrastruktur yang telah dengan
cara meninjau infrastruktur
yang telah dibangun tersebut di
lapangan.

Keberfungsian infrastruktur 4 = Infrastruktur sudah jadi, berfungsi dan


terawat dengan baik
3 = Infrastruktur sudah jadi, berfungsi namun
kurang terawat
2 = Infrastruktur kurang berfungsi sesuat tujuan
1 = Infrastruktur tidak berfungsi

14 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
...Lanjutan

Tahapan Uraian Penilaian

Pemanfaatan infrastruktur 4 = Infrastruktur sering dimanfaatkan oleh


pengguna setiap waktu/ intensif
3 = Infrastruktur dimanfaatkan tetapi tidak
setiap waktu (tidak setiap hari)/ cukup
intensif
2 = Infrastruktur kurang dimanfaatkan dan
kondisinya kurang berfungsi / kurang
intensif
1 = Infrastruktur tidak dimanfaatkan
Keberlanjutan layanan 4 = Sangat Tinggi : organisasi pengelola dan
partisipasi masyarakat aktif memelihara dan
memfungsikan infrastruktur;
3 = Tinggi : organisasi pengelola atau partisipasi
masyarakat kurang aktif namun infrastruktur
masih terpelihara dan memfungsikan
infrastruktur;
2 = Sedang : organisasi pengelola dan
partisipasi masyarakat kurang aktif dalam
dan memfungsikan infrastruktur;
1 = Rendah : tidak ada organisasi dan partisipasi
masyarakat dalam memelihara dan
memfungsikan infrastruktur.
Keterkaitan dengan infrastruktur 1 = Ada keterkaitan
PUPR lain: infrastruktur 0 = Tidak ada keterkaitan
perumahan, jalan-jembatan,
sumber daya air, dll.
Keterkaitan dengan infrastruktur 1 = Ada keterkaitan
non-PUPR: 0 = Tidak ada keterkaitan
a. Infrastruktur perhubungan,
contohnya pelabuhan,
bandara, terminal,
telekomunikasi dll;
b. Energi, contohnya listrik dan
gas;
c. Kawasan, contohnya
pariwisata, nelayan,
perbatasan, dll;
d. Sarana khusus, contohnya
pendidikan, kesehatan, pasar,
sosial, dll.

Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
15
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
4. Hasil pemantauan keterpaduan merupakan rekapitulasi dari setiap tahapan yang telah
dinilai keterpaduannya seperti ditampilkan sebelumnya. Hasil pemantauan keterpaduan
terdiri dari:
a. Tipologi Kinerja Keterpaduan Tahapan (KKT) merupakan hasil rekapitulasi pada
setiap tahap (perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan) nilai akhir rekapitulasi
digolongkan dalam 2 (dua) jenis penilaian, yaitu:
1. KKT "Tinggi"; dan
2. KKT "Rendah".
b. Tipologi Kinerja Keterpaduan Kawasan Permukiman (K3P), merupakan hasil
rekapitulasi KKT pada setiap tahap (perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan)
yang disimpulkan dengan 2 (dua) jenis penilaian, yaitu:
1. K3P “Terpadu”; dan
2. K3P “Belum Terpadu”.

5. Prosedur pemantauan
a. Pembentukan dan pelatihan tim pemantauan;
b. Penyiapan instrumen pemantauan;
c. Pengumpulan data dan verifikasi kualitasnya;
d. Pengisian lembar kerja pemantauan (kuisioner) dan inventarisasi kebutuhan data
tambahan;
e. Pemantauan lapangan;
f. Pengolahan dan analisis data;
g. Penyusunan laporan hasil pemantauan; dan
h. Penyampaian hasil pemantauan

D. Pelaporan Pemantauan
1. Laporan Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan
merupakan hasil analisis yang berupa pokok-pokok hasil pemantauan, kesimpulan dan
rekomendasi.
2. Substansi laporan pemantauan paling sedikit terdiri dari:
a. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup, dan mekanisme
pemantauan;
b. Gambaran umum kabupaten/kota dan profil kawasan permukiman;
c. Proses pemantauan dan analisis; dan
d. Hasil pemantauan, kesimpulan dan rekomendasi.

16 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
Bagan Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur

KETUA TIM TIM PENGUMPULAN DATA TIM PENGOLAH DATA


PERSIAPAN

Pembentukan dan Penyiapan Instrumen


Pelatihan Tim Pemantauan Pemantauan

Pengumpulan Data

Verifikasi Terhadap Kualitas Pengisian Lembar Kerja


Data Pemantauan
PEMANTAUAN

Inventarisasi Kebutuhan
Data Tambahan yang Perlu
Pemantauan Lapangan
Dilengkapi dan/ atau Perlu
Verifikasi Lapangan

Pengolahan Data dan


Analisa Data
PELAPORAN

Penyampaian Hasil Penyusunan Laporan Hasil


Pemantauan Pemantauan

DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA,

Ir. SRI HARTOYO. Dipl. SE. ME


NIP.195805311986031002

Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
17
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
18 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
LAMPIRAN 2

Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
19
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
20 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
LAMPIRAN II
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA
NOMOR 83/SE/DC/2016
TENTANG
PEDOMAN PEMANTAUAN KETERPADUAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN BIDANG
KECIPTAKARYAAN

INSTRUMEN PEMANTAUAN KETERPADUAN INFRASTRUKTUR


PERMUKIMAN BIDANG KECIPTAKARYAAN

A. Gambaran Umum dan Profil Kawasan Permukiman Kabupaten/Kota


1. Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan
Gambaran ringkas infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan pada skala regional
antar kabupaten/kota dan pada skala kabupaten/kota.

2. Daftar Kawasan Permukiman


Membuat daftar kawasan permukiman yang merujuk pada dokumen perencanaan,
disertai dengan lokasi, tipologi, karakteristik dan permasalahan utama kawasan
permukiman.
Tipologi permasalahan utama kawasan permukiman meliputi:
a. Bangunan gedung terdiri dari:
1. Ketidakteraturan bangunan;
2. Tingkat kepadatan bangunan tinggi; dan
3. Kualitas bangunan tidak memenuhi syarat.
b. Jalan Lingkungan terdiri dari:
1. Cakupan pelayanan jalan lingkungan kurang; dan
2. Kualitas permukaan jalan lingkungan buruk.
c. Drainase Lingkungan terdiri dari:
1. Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air;
2. Ketidaktersediaan drainase;
3. Ketidakterhubungan dengan sistem drainase perkotaan;
4. Tidak terpeliharanya drainase; dan
5. Kualitas konstruksi drainase buruk.
d. Sistem Penyediaan Air Minum terdiri dari:
1. Ketidaktersediaan akses aman air minum kurang; dan
2. Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum.

Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
21
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
e. Pengelolaan Persampahan terdiri dari:
1. Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis;
2. Sistem pengelolaan persampahan yang tidak sesuai dengan standar teknis; dan
3. Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan.
f. Pengelolaan Air Limbah terdiri dari:
1. Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai standar teknis; dan
2. Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan persyaratan
teknis.
g. Proteksi Kebakaran terdiri dari:
1. Ketidaktersediaan prasarana proteksi kebakaran; dan
2. Ketidaktersediaan sarana proteksi kebakaran.
h. Ruang Terbuka Hijau (RTH) terdiri dari:
1. Ketidaktersediaan RTH di lingkungan/permukiman
2. Ketidaksesuaian luas RTH dengan standar teknis

3. Kawasan Permukiman
Menyandingkan dokumen perencanaan Kabupaten/Kota dengan data sistem informasi
SIPPa atau E-mon untuk mengetahui kawasan permukiman yang telah selesai dilakukan.
Contoh: Kawasan permukiman tepi air Kemuning

4. Dokumen perencanaan kabupaten/kota


Melakukan identifikasi berbagai dokumen perencanaan yang telah dimiliki kabupaten/
kota.

No Jenis Dokumen Ringkasan Muatan Terkait Kawasan Permukiman

1. Rencana Pembangunan Jangka Uraian ringkas muatan dokumen RPJMD terkait


Menengah Daerah (RPJMD) penanganan kawasan permukiman
Legalitas: Legalitas dokumen RPJMD
Contoh:
Peraturan Daerah kabupaten/kota
..... Nomor .... tahun ... tentang RPJMD
kabupaten/kota ...

2 Rencana Kawasan Permukiman (RKP): Uraian ringkas salah satu atau beberapa jenis dokumen
perencanaan kawasan permukiman seperti SPPIP/
RPKPP/RKPKP/ RP2KPKP atau dokumen lainnya

22 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
...Lanjutan

No Jenis Dokumen Ringkasan Muatan Terkait Kawasan Permukiman

Legalitas: Legalitas dokumen RKP


Peraturan Daerah kabupaten/kota
..... Nomor .... tahun ... tentang RDTR
kabupaten/kota ... atau
Peraturan Kepala Daerah… Nomor
.... tahun ... tentang RDTR kabupaten/
kota ...

5. Profil kawasan permukiman meliputi:


a. Informasi detail lokasi kawasan permukiman;
b. Data kondisi eksisting infrastruktur permukiman;
c. Permasalahan utama kawasan permukiman; dan
d. Substansi ringkas dokumen perencanaan kawasan permukiman.

Permasalahan Utama Kawasan Permukiman...

1. Bangunan Gedung 2. Jalan Lingkungan 3. Drainase Lingkungan 4. Sistem Penyediaan


Air Minum
Ketidakteraturan Tidak ada - Ketidakmampuan Tidak ada permasalahan
Bangunan permasalahan Mengalirkan
Limpasan Air
- Ketidakterhubungan
dengan Sistem
Drainase Perkotaan

5. Pengelolaan 6. Pengelolaan 7. Proteksi kebakaran 8. RTH


Persampahan Persampahan
- Prasarana Sistem Pengelolaan Ketidaktersediaan Tidak ada permasalahan
dan Sarana Air Limbah Tidak Prasarana dan sarana
Persampahan Tidak Sesuai Standar Teknis Proteksi Kebakaran
Sesuai dengan
Persyaratan Teknis
Dari Dokumen RPKPP atau dokumen RKP lainnya, ringkas butir-butir permasalahan utama yang
dihadapi oleh kawasan permukiman tersebut seperti contoh pada kolom sebelah kiri.

Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
23
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
...Lanjutan
Rencana Kawasan Permukiman (RKP)

A. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman (SPPIP)


Contoh:
Kawasan Permukiman Desa Bantul dinyatakan sebagai Kawasan Permukiman Prioritas (KPP) I
Kegiatan yang direncanakan pada skala Kabupaten Bantul meliputi:
- Peningkatan aksesibilitas lingkungan sesuai standar berlaku

menyatakan urutan prioritas kawasan permukiman yang sedang dipantau dan rencana kegiatan yang
ada dalam dokumen SPPIP
B. Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Kegiatan Penanganan Drainase Lingkungan

Lokasi: Bejen, Kresen, Kurahan, Badegan


Tahun: 2012, 2013
Nilai: Total Rp 241.250.000,00
1. Pembuatan Saluran Drainase Sumber Dana:
1. APBD Kab, Swadaya
2.
Penanggung Jawab: Dinas PU
2. Pembangunan .... Lokasi: . . . .
Tahun: . . . .
Nilai: . . . .
Sumber Dana:
Penanggung Jawab: .....

Kegiatan Pengelolaan Air Limbah

Lokasi: .....
Tahun: ....
1. Pembangunan .... Nilai: .....
Sumber Dana: .....
Penanggung Jawab: .....

Salin semua kegiatan yang diusulkan dalam dokumen RPKPP

24 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
B. Tipologi Kinerja Keterpaduan Tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan (KKT)

Tipologi Kinerja
Kinerja Keterpaduan Tahapan (KKT)
Keterpaduan
Tahapan (KKT) Perencanaan Pelaksanaan Pemanfaatan
- Bila persentase di - Bila persentase di - Bila persentase di
KKT – TINGGI
atas 50 % atas 50 % atas 50 %
- Bila persentase di - Bila persentase di - Bila persentase di
KKT – RENDAH
bawah 50 % bawah 50 % bawah 50 %

C. Tipologi Kinerja Keterpaduan Kawasan Permukiman (K3P)

Kinerja Keterpaduan Kawasan Permukiman (K3P) Persyaratan/Kriteria

K3P – TERPADU - Bila persentase di atas 50 %


K3P- BELUM TERPADU - Bila persentase di bawah 50 %

Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur


Pedoman
25
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
D. Lembar Kerja Pemantauan
Lembar kerja pemantauan terdiri dari:
1. Lembar Kerja Pemantauan (Tahap Perencanaan)
Kawasan Permukiman ......
Kabupaten/Kota ……. Provinsi ……..
Periode I: Tahun …….

KEBUTUHAN TERHADAP KETERPADUAN

1. Kebutuhan keterpaduan rencana kegiatan pembangunan;


Menilai apakah dibutuhkan keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur permukiman dan dasar
pertimbangannya untuk : (1) optimalisasi sumber daya/biaya (2) pertimbangan teknis/ risiko (3)
maksimalisasi manfaat (4) pertimbangan khusus –mendesak, politis, dll

0 Tidak Tahu; tidak mempertimbangkan 4 faktor diatas


1 Tahu; mempertimbangkan salah satu atau lebih dari 4 faktor diatas

Deskripsi ; (jika tidak tahu, sebutkan alasannya)

PERENCANAAN KETERPADUAN

1. Kemauan menyusun yang diwujudkan dalam bentuk ketersediaan dokumen perencanaan


keterpaduan infrastruktur permukiman ( penanganan kumuh)

0 Tidak Mau; Tidak ada dokumen rencana yang menunjukkan keterpaduan


1 Mau; ada dokumen rencana yang menunjukkan adanya keterpaduan

Deskripsi ; (jika mau, sebutkan dokumen yang dibuat/menjadi acuan dan jika tidak sebutkan alasannya)

26 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
...Lanjutan

PERENCANAAN KETERPADUAN

2. Tingkat keterpaduan perencanaan kegiatan


Menilai apakah tingkat keterpaduan rencana kegiatan infrastruktur permukiman, yang
mempertimbangkan faktor (1) optimalisasi sumber daya/biaya (2) pertimbangan teknis/ risiko (3)
maksimalisasi manfaat (4) pertimbangan khusus – mendesak, politis, dll

4 Sangat Tinggi; mempertimbangkan 4 alasan atau lebih


3 Sedang; mempertimbangkan 2-3 alasan
2 Rendah; hanya mempertimbangkan 1 alasan
1 Tidak Butuh; tidak ada alasan kebutuhan keterpaduan

Deskripsi ;

3. Tingkat keterpaduan rencana pembiayaan


Menilai apakah dibutuhkan keterpaduan berbagai sumber pembiayaan untuk kegiatan yang telah
direncanakan yang mempertimbangkan : (1) keterbatasan/ ketersediaan biaya APBD (2) partisipasi
masyarakat (3) meningkatkan sinergi hasil pembangunan (4) mendorong percepatan capaian keluaran/
layananan dll

4 Kebutuhan Keterpaduan Tinggi


3 Kebutuhan Keterpaduan Sedang
2 Kebutuhan Keterpaduan Rendah
1 Tidak Membutuhkan Keterpaduan
Deskripsi ;

Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
27
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
2. Lembar Kerja Pemantauan; Tahap Pelaksanaan:
Kawasan Permukiman ......
Kabupaten/Kota ……. Provinsi ……..
Periode I: Tahun …….

PELAKSANAAN KETERPADUAN
1. Kemampuan melaksanakan pembangunan sesuai dengan rencana keterpaduan yang sudah
dibuat

0 Tidak Mampu; jika pembangunan yang dilakukan tidak merealisasikan rencana keterpaduan.
1 Mampu; jika pembangunan sepenuhnya sesuai dengan rencana keterpaduan

Deskripsi ; (jika tidak mampu, sebutkan alasannya)

2. Pelaksanaan kegiatan keterpaduan


Menilai tingkat keterpaduan pelaksanaan, dengan membandingkan antara rencana kegiatan dengan
realisasi kegiatan berdasarkan “tinjauan lapangan”.

4 Sangat Tinggi ; terlaksana dan terpadu sepenuhnya


3 Tinggi ; terlaksana, sebagian besar terpadu (lebih dari 50% terpadu)
2 Sedang ; terlaksana, sedikit terpadu (kurang dari 50% terpadu)
1 Rendah ; terlaksana namun tidak terpadu

Deskripsi ;

3. Pelaksanaan keterpaduan pembiayaan;


Menilai tingkat keterpaduan pembiayaan, dengan membandingkan kesesuaian antara rencana sumber
pembiayaan kegiatan dengan realisasi sumber pembiayaannya.

0 Tidak; sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan tidak sesuai rencana


1 Ya; sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana

28 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
3. Lembar Kerja Pemantauan (Tahap Pemanfaatan)
Kawasan Permukiman ......
Kabupaten/Kota ……. Provinsi ……..
Periode I: Tahun …….

PEMANFAATAN INFRASTRUKTUR

1. Keberfungsian infrastruktur
Meninjau infrastruktur yang dibangun untuk melihat “tingkat keberfungsiannya” sesuai jenis infrastruktur
tersebut.

4 Sangat Tinggi ; infrastruktur jadi, berfungsi dan terawat dengan baik


3 Tinggi ; Infrastruktur jadi, berfungsi namun kurang terawat
2 Sedang ; infrastruktur kurang berfungsi sesuai tujuan
1 Rendah ; infrastruktur tidak berfungsi

Deskripsi ; (sebutkan alasan jika jawaban 1 dan 2)

2. Pemanfaatan infrastruktur
Meninjau infrastruktur yang dibangun untuk mengetahui “tingkat penggunaan” oleh penerima manfaat
atau masyarakat sasaran.

4 Sangat Tinggi ; infrastruktur sering/ intensif dimanfaatkan oleh pengguna setiap waktu/ intensif
3 Tinggi ; Infrastruktur dimanfaatkan tetapi tidak setiap waktu (tidak setiap hari)/ cukup intensif
2 Sedang ; infrastruktur kurang dimanfaatkan dan kondisinya kurang berfungsi / kurang intensif
1 Rendah ; infrastruktur tidak dimanfaatkan

Deskripsi ; (sebutkan alasan jika jawaban 1 dan 2)

Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur


Pedoman
29
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
...Lanjutan

PEMANFAATAN INFRASTRUKTUR

3. Keberlanjutan fungsi infrastruktur


Meninjau apakah infrastruktur yang telah dibangun tersebut potensial terus digunakan atau tidak,
misalnya (kondisi bagus/rusak, terpelihara/tidak, didukung biaya operasional/tidak, didukung
masyarakat/tidak, dll), dilihat tingkat operasionalisasi dan pemeliharaannya.

4 Sangat Tinggi ; ada organisasi pengelola dan partisipasi masyarakat aktif memelihara dan
memfungsikan infrastruktur.
3 Tinggi ; organisasi pengelola atau partisipasi masyarakat kurang aktif, namun infrastruktur
masih cukup terpelihara dan difungsikan.
2 Sedang ; organisasi pengelola dan partisipasi masyarakat kurang aktif dalam memelihara dan
memfungsikan infrastruktur
1 Rendah ; tidak ada organisasi dan partisipasi masyarakat dalam memelihara dan memfungsikan
infrastruktur

Deskripsi ;

4. Keterkaitan fungsi antar infrastruktur ke-PU-an


Meninjau apakah infrastruktur yang telah dibangun tersebut saling mendukung fungsinya dengan
infrastruktur ke-PU-an lain seperti perumahan, jalan-jembatan, sumber daya air, dll.

0 Tidak; tidak ada keterkaitan


1 Ya; ada keterkaitan

Deskripsi ;

5. Keterkaitan fungsi antar infrastruktur lain (non ke-PU-an)


Meninjau apakah infrastruktur yang telah dibangun tersebut saling mendukung fungsinya dengan
infrastruktur non ke-PU-an, seperti Perhubungan (pelabuhan, bandara, terminal, telekomunikasi dll),
Energi (listrik, gas), Kawasan (pariwisata, nelayan, perbatasan), Sarana Khusus (pendidikan, kesehatan,
pasar, social, dll).

0 Tidak ; tidak ada keterkaitan


1 Ya ; ada keterkaitan

Deskripsi ;

30 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
4. Kinerja Keterpaduan Kawasan Permukiman (K3P)
Kawasan Permukiman ......
Kabupaten/Kota ……. Provinsi ……..
Periode I: Tahun …….

Kinerja Keterpaduan Tahapan (KKT)


Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan Tahap Pemanfaatan

TERPADU/ TERPADU/ TERPADU/


BELUM TERPADU BELUM TERPADU BELUM TERPADU

Kinerja Keterpaduan Kawasan Permukiman


Merupakan rekapitulasi dari tahapan keterpaduan perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan.
TERPADU/
BELUM TERPADU
Kesimpulan dan Rekomendasi
KESIMPULAN HASIL Menyimpulkan hasil pemantauan tahap perencanaan, pelaksanaan
PEMANTAUAN dan pemanfaatan.
Menyampaikan penjelasan, masalah atau faktor penyebab.

REKOMENDASI TINDAK LANJUT Menyampaikan rekomendasi tindak lanjut untuk menjawab atau
HASIL PEMANTAUAN menyelesaikan masalah

DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA,

Ir. SRI HARTOYO. Dipl. SE. ME


NIP.195805311986031002

Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
31
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
32 Pedoman
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Bidang Keciptakaryaan
TIM PENYUSUN

Subdit Pemantauan dan Evaluasi


Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

Cetakan Pertama, Oktober 2017


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Jl. Pattimura No.20, Jakarta Selatan 12110. Telp.: (021) 72796586
http://ciptakarya.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai