Anda di halaman 1dari 69

PT ENVIRO KONSULTAMA PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

DINAS PEKERJAAN UMUM BIDANG CIPTA KARYA


TAHUN 2016

DISKUSI LAPORAN FAKTA DAN ANALISA


Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)
Kawasan Perkotaan Rantau Pulung
1.1 TINJAUAN KEBIJAKAN
A KEBIJAKAN TERHADAP KAWASAN PERENCANAAN
TAHAP B KEDUDUKAN KAWASAN PERENCANAAN TERHADAP
WILAYAH YANG LEBIH LUAS
IDENTIFIKASI 1.2 IDENTIFIKASI KAWASAN PERENCANAAN
KAWASAN A STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN
B INTENSITAS PERUNTUKAN LAHAN
PERENCANAAN C TATA LINGKUNGAN

PARTISIPASI MASYARAKAT
D SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG
E SISTEM RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU
F TATA KUALITAS LINGKUNGAN
G SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN
H KONDISI SOSIAL BUDAYA
I KONDISI PEREKONOMIAN
TAHAP J ISU STRATEGIS KAWASAN

ANALISIS 2.1 PROGRAM BANGUNAN & LINGKUNGAN


A ANALISIS KAWASAN & PERENCANAAN WILAYAH
KAWASAN B ANALISIS PENGEMBANGAN BERBASIS MASYARAKAT
PERENCANAAN 2.2 KONSEP TATA BANGUNAN & LINGKUNGAN
A VISI PEMBANGUNAN
B KONSEP DASAR PERANCANGAN

3.1 RENCANA UMUM


A PERUNTUKAN LAHAN MAKRO & MIKRO
B RENCANA PERPETAKAN
RENCANA TAPAK
TAHAP C
D RENCANA SISTEM PERGERAKAN
PERUMUSAN E RENCANA RUANG TERBUKA HIJAU
RENCANA WUJUD VISUAL BANGUNAN
F
& PENGEMBANAN G
RENCANA SARANA DAN PRASARANA
3.2 PANDUAN PERANCANGAN
PERANCANGAN A KETENTUAN DASAR IMPLEMENTASI
B PRINSIP PENGEMBANGAN RANCANGAN
PT ENVIRO KONSULTAMA

Tinjauan Wilayah Eksternal Kawasan


Perencanaan
Merupakan bagian dari Kabupaten
Kutai Timur dan Bagian dari Kawasan
Perkotaan Rantau Pulung

Delienasi wilayah didasarkan pada


hasil observasi dan analisa, hasil
kesepakatan dengan pihak pemberi
kerja

Berdasarkan kriteria wilayah pada


Permen PU No. 06/PRT/M/2007
merupakan kawasan cepat tumbuh

Luas wilayah 44,62 Ha, termasuk


kedalam administrasi Desa Mukti Jaya
(SP 3)
Kecamatan Rantau Pulung ditetapkan sebagai
salah satu wilayah pendukung pusat kota
Sangatta

Berfungsi sebagai simpul transportasi, pusat


distribusi kolektor dan pusat pengumpul
SSWP TIMUR
SSWP UTARA Berfungsi sebagai simpul transportasi, pusat
distribusi kolektor dan pusat pengumpul

Perkotaan Rantau Pulung ditetapkan sebagai


SSWP SELATAN
PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan)

SSWP PUSAT
Memiliki fungsi sebagai pusat pengolahan/
pengumpul barang untuk beberapa
kecamatan, simpul transportasi, pusat jasa
pemerintahan, mendorong perkembangan
sektor strategis
Dalam kebijakan pengembangan
jaringan jalan, Jalan utama pada
Rantau Pulung dikembangkan sebagai
Kolektor Primer III yang
menghubungkan Sp. Batu Ampar –
Rantau Pulung – Sangatta

Pengembangan Rel KA yang


menghubungkan Sangatta – Rantau
Pulung – Muara Bengkal – Kabupaten
Kutai Kartanegara
Terletak pada jalur yang menghubungkan
Kota Sangatta dan Kecamatan lain dengan
Ke Berau
fungsi jalan Kolektor Primer
Muara
Wahau
Kongbeng
Berada diantara kawasan strategis
Agropolitan Regionl dan kawasan cepat
Bengalon
tumbuh Bengalon

Rantau
Pulung Potensial sebagai wilayah transit, sesuai
SANGATTA dengan fungsi perkotaan sebagai pusat
pengumpul dan simpul transportasi untuk
beberapa kecamatan
Pengembangan Block
Office dan Prima Agri 1 1
Pengembangan
2 2 Pendidikan
Pengembangan Terminal
3
3 dan Pasar Induk

Pengembangan Pabrik
Olahan Singkong 4 4

Berkembang
5 5 Penggunaan Campuran

Kawasan RTBL sebagai 6


Pelayanan Umum 6
1 Pasar Mukti Jaya 2 Koramil
Puskesmas Rantau
3 Pulung
4SMP Singa Gaweh 5 SDN 002
Rantau Pulung

1 2 3 5
4
9 8 6 Bank Kaltim
Penginapan Risnawati
6
7

8
Masjid Nurul Huda 9 7 Bank BRI
Termasuk dalam Administrasi Desa
Mukti Jaya seluas 44, 13 Ha

Dilihat dari penggunaan lahan dan


aktivitas kegiatan, Kawasan RTBL
Rantau Pulung didominasi fasilitas
pelayanan dan perdagangan jasa

Dapat dikategorikan sebagai


kawasan cepat tumbuh karena posisi
strategisnya (dilalui jalan poros
Sangatta – Muara Wahau)
PT ENVIRO KONSULTAMA

Identifikasi Kawasan Perencanaan


Muara
Wahau
Desa
Muktijaya

Desa
Pulungsari

Lahan terbangun oleh fasilitas umum,


perumahan, perdagangan jasa, perkantoran
dan jalan memiliki luas 20,81 Ha (20,81%)

Pengunaan lahan tak terbangun masih


mendominasi yaitu 23,32 Ha atau 52,84 % Sangatta
dari luas keseluruhan
Blok I seluas 11,69 Ha
Dominasi kegiatan : Sarana
Pelayanan umum,
Perdagangan Jasa,
perkantoran

Blok 3 seluas 15,41 Ha Blok 2 seluas 16,53 Ha


Dominasi kegiatan : Dominasi kegiatan :
Permukiman, Permukiman, Penggunaan
perkebunan
campuran

PRINSIP UTAMA PEMBAGIAN BLOK


 Menciptakan keterpaduan antar blok pengembangan untuk mendukung citra kawasan dalam peruntukan lahan, sistem sirkulasi,
intensitas pemanfaatan lahan, ruang terbuka hijau, taman dan parkir, arsitektur kota, fasilitas penunjang dan utilitas kawasan
 Memperkuat identitas masing – masing blok dengan keberagaman kesan visual dan kesatuan karakteristik melalui desain arsitekturan
yang memiliki identitas lokal namun sesuai dengan perkembangan zaman
4

6
4 Musholla 7
3 1 Koramil
1
5 2

6 Toko 2 Puskesmas

5 Bank BRI dan Bank Kaltim 7 Pasar 3 Masjid


SDN 002 Rantau
1 Pulung
8 Kebun Bibit
2 1
8 3 7 Perkebunan
4
5
2 SMP Singa Gaweh 6
7

3 Toko 6 Perjas dan Campuran


4 Toko 5 Rumah Tinggal
Penginapan
1 Risnawati 5 6 1 3 4 6 Rumah 2 Lantai
2 2
7
3 Rumah 2 Lantai 5 Toko + Rumah

4 Toko + Rumah 7 Rumah 1 Lantai

2 Rumah Buruh Sawit


KOEFISIEN DASAR BANGUNAN
(KDB)
Merupakan perbandingan luas
bangunan dengan luas kavling
lahan
KDB 0 – 20%
0 – 20 %
20 – 40%
40 – 60%

KDB 40 – 60%

KDB 20 – 40%
KOEFISIEN LANTAI
BANGUNAN (KLB)

0 – 0,2
0,2 – 0,4
0,4 – 0,6
KLB 0 – 0,2

KLB 0,2 – 0,4

KLB 0,4 – 0,6


KOEFISIEN DAERAH HIJAU (HIJAU)
40 – 60%
60 – 80%
80 – 90%
KETINGGIAN BANGUNAN (KB)
Masjid Nurul Huda 2 Lantai 6 M
Penginapan Risnawati 2 Lantai 5 M
GARIS SEMPADAN BANGUNAN (GSB)

Merupakan jarak antar bangunan


KLASIFIKASI KAVLING BANGUNAN
Dikelompokkan berdasarkan luas
kavling bangunan yang terdapat di
wilayah perencanaan
ARSITEKTUR BANGUNAN

Modern Tradisional Rumah Panggung

Semi Modern Semi Tradisional


STRUKTUR BANGUNAN
Atap : Pelana Perisai – Seng
Atap : Pelana – Seng, Limasan Seng, Pelana Prisai Dinding : Papan
– Seng, Tenda – Seng, Limasan – Kubah, Pondasi : Batu Kali
Lantai : Papan
Tenda – Limas – Seng, Limas Prisai – Seng

Dinding : Tembok, Papan


Pondasi : Kayu, Batu Kali
Lantai : Papan, Semen, Semen + Papan, Tegel
JUMLAH LANTAI BANGUNAN
Terdiri dari bangunan 1 lantai dan 2
lantai. Bangunan 2 lantai pada
Penginapan Risnawati, Masjid Nurul
Huda dan Rumah Tinggal

1 Lantai
2 Lantai
JARINGAN JALAN

 Kolektor Primer (Jl. Poros Sangatta –


Muara Wahau)
 Lokal Primer (Jl. Ketapang, Jl. Eks
Porodisa KM 33)
 Lingkungan
A
D

F
A
C
B B
E E
D

C
F
Signage
Penunjuk Arah/Rambu - rambu

Pathways
Rute sirkulasi yang melakukan
gerakan secara umum
JARINGAN LISTRIK
Penyediaan listrik di wilayah perencanan
adalah dengan PLD yang dikelola oleh
BUMDes, dialirkan ke rumah – rumah
melalui sambungan rumah
PENYEDIAAN AIR BERSIH
Dengan memanfaatkan air sungai,
menampung air pada kolam – kolam
buatan, air hujan, membeli

Jaringan TELEKOMUNIKASI
Listrik Menggunakan jaringan nirkabel
Generator +
Diesel PERSAMPAHAN
Travo Dibakar di pekarangan, dibuang di lahan
Distribusi – lahan kosong
SANITASI
Memiliki MCK Pribadi, belum ada
pengolahan limbah
Kecamatan Rantau Pulung merupakan Suku heterogen berpotensi
daerah eks transmigrasi menimbulkan konflik, akan tetapi
sudah terbentuk forum kerukunan
Transmigrasi dimulai dari tahun 1992 umat beragama dan forum
sampai dengan 1998 kerukunan antar etnis untuk
meminimalisir konflik
Asal transmigran beragam dari suku
Jawa, Sunda, Toraja, Bugis, Makassar, Ciri khas ada Tenun Wakaroros,
Timor, Kutai, Dayak, banjar, Lombok kesenian Bali, Lombok yang dikenal
dengan kesenian Ciloka.
Jumlah penduduk berdasarkan
perhitungan jumlah kavling rumah
yaitu 155 x 4 = 620
SEKTOR PERDAGANGAN
Salah satu mata pencaharian masyarakat
bergerak pada sektor perdagangan yaitu
dengan membuka warung makan, toko,
ataupun berjualan di pasar (yang
tersedian 2 kali seminggu

SEKTOR JASA
Selain sektor perdagangan, sektor jasa Pasar
juga menjadi salah satu mata pencaharian
masyarakat yaitu dengan menyediakan
fasilitas penginapan, tambal ban, dsb

BURUH PERKEBUNAN SAWIT


Sebagian besar masyarakat bekerja
pada perkebunan sawit milik perusahaan
Toko Jasa Penginapan
yang ada di Kecamatan Rantau Pulung
PT ENVIRO KONSULTAMA

Analisa Kawasan dan Wilayah Perencanaan


Pertumbuhan penduduk 0,045% tiap
tahun, sangat sedikit yaitu hanya
bertambah kurang lebih 28 jiwa tiap
tahunnya sehingga pada akhir
perencanaan tahun 2021, penduduk
wilayah perencanaan sejumlah 760
jiwa
Keragaman suku menjadi keunikan
wilayah tersendiri sehingga dapat
memperkaya wilayah perencanaan
dalam hal seni tradisional, ataupun
barang – barang kerajinan yang khas
Perlu dikembangkan sarana untuk
masyarakat bersosialisasi dapat
berupa taman kota dan taman
lingkungan
Pengembangan perdagangan
jasa regional yang melayani
beberapa kecamatan

Pengembangan perdagangan
B jasa lokal yang melayani
E lingkungan – lingkungan
perumahan
Pengembangan peruntukan
lahan untuk kegiatan campuran
Sebagian besar lahan datar
antara dengan kemiringan 0 –
2 % memudahkan dalam
pengembangan lahan
terbangun
Struktur tanah rawa sehingga
dalam pengembangan lahan
terbangun diperlukan struktur
bangunan yang khusus
(panggung)
Keberadaan sungai yang harus
dilindungi keberadaannya
Fasilitas pasar yang ada di kawasan perencanaan
melayani penduduk satu kecamatan Rantau Pulung
sehingga diperlukan penataan kawasan dengan
penyediaan parkir dan pengaturan akses keluar
masuk pasar

Puskesmas pembantu memiliki skala pelayanan satu


kecamatan, diperlukan pengaturan tata hijau

Fasilitas pendidikan SDN 002 Rantau Pulung dan


SMP Singa Gaweh memiliki skala pelayanan lokal
hanya untuk beberapa desa yaitu Rantau Makmur
dan Mukti Jaya

Fasilitas perbankan BRI dan Kaltim melayani seluruh


wilayah Kecamatan Rantau Pulung

Toko dan warung melayani lingkungan – lingkungan


permukiman
Perkembangan
Pengelolaan kebun permukiman
Tahun 1992 dimulainya Geliat
kelapa sawit oleh PT. Perbaikan Tumbuh
transmigrasi dari perkembangan
KPC, penduduk infrastruktur dan perdagangan
wilayah lain ke mulai dirasakan
transmigran sebagian fasilitas penunjang jasa, penginapan
Kecamatan Rantau semenjak
menjadi buruh sawit, di koridor Jalan
Pulung (Akses dan Satuan permukiman perbaikan akses
sebagian bergerak Poros Sangatta –
fasilitas penunjang berubah menjadi menuju Muara
disektor perdagangan Muara Wahau
terbatas) Desa tahun 2005 Wahau
jasa
PT ENVIRO KONSULTAMA

Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan


dan Lingkungan
Ke Berau

KS. Agropolitan
Muara Wahau
KS. Agropolitan
Kongbeng

KS. Cepat Tumbuh


Bengalon

PPL Rantau
Pulung
Pusat Kota
Sangatta

STRUKTUR EKSTERNAL
(Kabupaten Kutai Timur)
Ke Bengalon

Ke Muara wahau

Pusat BWP 1.1 Pemerintahan dan


Pelayanan Umum

Sarana Pelayanan

Simpul Transportasi 3.1 1.2 Umum Skala


Regional

Perdagangan Jasa
Khusus 3.2 1.3 Perdagangan Jasa
Skala Lokal

Sarana Pelayanan
Umum Skala Lokal 3.3 Sub BWP ii
Sarana Pelayanan
Permukiman
3.4 2.1 Umum Tingkat
Regional

2.2
Perdagangan Jasa
Skala Regional

Sub BWP i 2.3 Penggunaan


Campuran

2.4 Ruang Terbuka


Hijau

STRUKTUR EKSTERNAL
(Perkotaan Rantau Pulung)
Ke Sangatta
MASALAH EKSTERNAL KAWASAN

1
 Penyediaan air bersih  Pada saat musim kemarau  Pengelolaan infrastruktur
mengandalkan sumber air susah mendapatkan air lebih baik
permukaan, menampung bersih  Peningkatan kesadaran
air hujan dan membeli  Sampah yang berserakan hidup sehat
 Pembuangan sampah tidak menyebabkan penyumbatan
Air Bersih, Persampahan, Drainase dikelola dengan baik (pada aliran air pada saat hujan
drainase/ pekarangan) sehingga terjadi genangan
 Sistem drainase tidak
terintegrasi

2
 Sebagian besar jalan  Perjalanan internal dan  Perbaikan kondisi jalan
belum terbangun dengan eksternal menjadi terhambat sesuai fungsinya
baik (rusak, berbatu dan  pejalan kaki tidak  Pengembangan jalur-jalur
tanah) mendapatkan ruang yang penghubung
 Lebar jalan tidak sesuai aman dan nyaman  Penyediaan jalur pejalan
Kondisi Jalan, Fungsi Jalan, Sirkulasi fungsinya kaki yang aman, nyaman
 Tidak ada sirkulasi pejalan dan memadai
kaki

3
 Lahan terbatas karena  Pengembangan lahan dan
 Efisiensi penggunaan lahan
didominasi oleh lahan sawit kegiatan menjai terbatas
dengan bangunan vertikal
milik perusahaan  Menyebabkan degradasi
 Konservasi pada lahan yang
 Kualitas bangunan dan lahan dan lingkungan
memiliki nilai ekologis
lingkungan tidak terjaga  Secara visual tidak terlihat
 Penataan bangunan dan
dengan baik indah
lingkungan yang
Lahan, Tata Kualitas Lingkungan
berkarakter dan saling
bersinergi
Perumusan Visi Kawasan
SISTEM TATA
BANGUNAN
1 Penataan Streetscape
Kawasan
Membentuk Citra Kawasan
Yang Berkarakter

SISTEM
TRANSPORTASI
2 Kemudahan Akses
Kenyamanan Sirkulasi dan
Transportasi
Bersinergi
Membentuk citra
kawasan perkotaan
Rantau Pulung yang

3
berkarakter dan saling
bersinergi untuk
SISTEM RUANG menciptakan
Tidak tersedia RTH Publik Ramah Lingkungan
TERBUKA DAN untuk Aktivitas Masyarakat lingkungan yang ramah
dan layak huni dalam
RTH mendukung fungsi
Kecamatan secara

4
keseluruhan
SISTEM Kualitas Infrastruktur yang
LINGKUNGAN
Belum Optimal Layak Huni
Kondisi Lingkungan
PERMUKIMAN Permukiman tidak terjaga

5
dengan baik

Sebagai Simpul Transportasi,


FUNGSI Pusat Jasa, Mendorong Optimalisasi Fungsi
EKSTERNAL Perkembangan Sektor Kawasan
Strategis
Konsep Rancangan
Struktur Bangunan dan Kemudahan
Akses

Lingkungan
Sempadan Kegiatan
Sungai Perumahan
Kegiatan
Perdagangan
Jasa, SPU,
Kegiatan Perkantoran
Perumahan
Kenyamanan
Sirkulasi
Kenyamanan Internal
Sirkulasi
Internal

Kegiatan
Ruang Terbuka
Perumahan dan
Hijau Pada
Campuran
Meander Sungai

Kemudahan
Akses
Sistem Jaringan Pergerakan

1. Optimalisasi Fungsi jalan dan


Sistem Angkutan
2. Pengembangan Jalan
Penghubung Antar Zona
3. Penataan Koridor Jalan
4. Pengembangan Jalur Pejalan
Kaki sepanjang Jalan Kolektor
Kota, Lokal Primer dan Sempadan
Sungai
5. Penataan Parkir Kawasan

Konsep Halte

Konsep Gerbang/Gate Masuk dan


Keluar

Konsep Penanda/ Landmark

Konsep Jalur Pejalan Kaki

Optimalisasi Fungsi Jalan dan


Sistem Angkutan
Pengembangan Jalan Inspeksi dan
jalur Pejalan Kaki Sempadan
Sungai
Konsep Rute Angkutan

Penataan Parkir Off Street

Pengembangan Jalan Penghubung


Antar Zona
Pengembangan jalur
pedestrian untuk  Penataan Jalan Kolektor Primer sebagai akses
mewujudkan terjadinya utama/jaringan jalan primer pada kawasan yaitu
kontinuitas pergerakan bagi Poros Sangatta – Muara Wahau
pejalan kaki dengan tetap  Penataan Jalan Lingkungan yang melayani
pergerakan di dalam unit – unit lingkungan yaitu
memperhatikan faktor pada Jalan lingkungan Desa Mukti Jaya
keamanan dan kenyamanan

 Jalur pedestrian sekaligus trotoar direncanakan pada


kedua sisi jalan dengan lebar yang cukup nyaman bagi
pejalan kaki,baik ketika berjalan ataupun berpapasan,
Pengembangan parkir serta mempunyai jarak pandang yang cukup ke arah
bangunan perdagangan dan jasa
 Pengembangan jalur pedestrian mempertimbangkan
kenyamanan bagi difabel, yaitu terkait dengan
penerapan universal design pada penggunaan material,
street furniture maupun jenis fungsi lainnya

Pengembangan jaringan  Penertiban dan penyediaan ruang – ruang parkir yang aman, parkir sedapat mungkin disediakan di luar
jalan sebagai faktor penting daerah milik jalan/di halaman depan bangunan untuk menghindari penggunaan badan jalan yang dapat
mempengaruhi kelancaran lalu lintas terutama pada koridor jalan utama (Jl. Poros Sangatta – Muara Wahau)
pembentuk struktur ruang
 Penyediaan kantong – kantong parkir pada lokasi – lokas1 tertentu yang disertai dengan penyediaan sarana
kawasan perencanaan dan prasarana pejalan kaki (Kawasan Perdagangan Jasa dan Pelayanan Publik)
Ruas Jalan Kolektor Primer
(Koridor Pendidikan)
Ruas Jalan Lokal Primer
(Koridor Perdagangan Jasa)
Ruas Jalan Kolektor Primer
(Koridor Perkantoran)
Ruas Jalan Lingkungan
(Koridor Perumahan)
Sistem Pusat Kegiatan

Sentra kegiatan utama Kawasan

1 dengan Konsep Pengembangan


Fungsi Perdagangan jasa, Sarana
Pelayanan Umum dan Perkantoran
(Civic Centre)

Nodes, sebagai signage dan


pembentuk identitas kawasan dan
sebagai orientasi perkotaan
1
Sentra kegiatan Pendukung dengan

2 konsep pengembangan Sarana


Pelayanan Umum Pendidikan,
Kegiatan Campuran dan
Permukiman

Nodes, Ruang terbuka Hijau


Sempadan Sungai sebagai pusat
aktivitas masyarakat dengan
Konsep RTH Rekreasi Skala Kota
2
Perbaikan Lingkungan Permukiman
Konsep Elemen Kawasan

1. Koridor Jalan
2. Koridor Sungai
3. Persimpangan Jalan
4. Ruang Terbuka Hijau

• Pelebaran jalan sesuai fungsinya


• Mengembangkan koridor jalan yang
berorientasi pada pejalan kaki (pengembangan
jalur pejalan kaki)
• Menciptakan streetscape melalui penataan
fasade, vegetasi, dan street furniture

• Normalisasi sungai
• Menata dinding penahan air untuk kelestarian
ekosistem
• Pengembangan vegetasi sebagai buffer hijau
• Mengembangkan jalur sirkulasi sebagai ruang
aktifitas juga jalur inspeksi
• Menata bangunan pada lapis pertama yang
berorientasi ke sungai dan menjadikan sungai
sebagai halaman depan

• Mengolah persimpangan sebagai ruang terbuka


publik dan meeting point
• Mempertegas persimpangan dengan
pengolahan massa bangunan sudut yang
responsif terhadap persimpangan
• Mengatur setback bangunan untuk menjaga
daerah bebas pandang
• Menjaga daerah bebas pandang melalui
pengembangan vegetasi rendah
• Memanfaatkan fasade bangunan untuk
penempatan sistem penanda (signage)
• Menata pulau jalan sebagai taman kota pasif
yang berkarakter

Penyediaan ruang terbuka hijau sekaligus ruang publik yang tidak hanya sebatas
meningkakan daya dukung lingkungan prkotaan, juga untuk keberlangsungan
aktivitas soaial warga kota
Konsep Sempadan Sungai
Konsep Sempadan Sungai
Konsep Sempadan Sungai
3. TATA BANGUNAN
1. STRUKTUR PENGGUNAAN LAHAN PRINSIP PENATAAN
PRINSIP PENATAAN A Koridor Jalan Tata bangunan dan kualitasnya membentuk sense of
place dan identitas koridor
A Koridor Jalan Penambahan fungsi pada bangunan dimungkinkan
selama fungsi utama tetap dominan B Koridor Sungai Pengaturan setback bangunan untuk menjaga fungsi
lindung sungai, saluran menjadi orientasi bangunan
B Koridor Sungai Sungai sebagai kawasan lindung yang harus
dikembanlikan fungsinya dan dijaga kelestariannya C Ruang Terbuka Penataan bangunan pendukung sebagai elemen
pelengkap yang selaras dengan desai kawasan
C Ruang Terbuka Pembagian ruang terbuka yang seimbang dan
proporsional dengan keragaman aktivitas untuk D Persimpangan Tata bangunan dan pengolahan masa bangunan
menghidupkan ruang terbuka harus menjaga daerah bebas pandang
Tata bangunan yang membingkai persimpangan
D Persimpangan Penambahan fungsi pada bangunan dimungkinkan
jalan mampu menonjolkan/mempertegas
selama fungsi utama tetap dominan
persimpangan

2. INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN 3. SISTEM SIRKULASI DAN SISTEM PENGHUBUNG

PRINSIP PENATAAN PRINSIP PENATAAN

A Koridor Jalan Distribusi intensitas harus tetap mempertahankan A Koridor Jalan  Kemudahan akses dan pergerakan bagi orang,
karakter stretscape kawasan barang dan kendaraan
 Kontinuitas jalur pedestrian terkait keamanan dan
B Koridor sungai Pengaturan intensitas rendah untuk keseimbangan kenyamanan pergerakan
daya dukung lingkungan  Street furniture dikoordinasikan dalam desain,
warna dan skala yang mendukung karakter
C Ruang Terbuka Pengaturan intensitas rendah untuk keseimbangan koriidor
daya dukung lingkungan
B Koridor sungai Pengembangan jalur inspeksi di kiri kanan sungai
D Persimpangan Distribusi intensitas harus tetap mempertahankan sebagai akses untuk jalur transportasi produksi,
karakter streetscape kawasan perlindungan dan pemeliharaan sungai

C Ruang Terbuka Pola penataan sirkulasi yang menarik dan merasa


untuk memberikan pengalaman ruang bagi
pengunjung

D Persimpangan Pengembangan jalur pedestrian dan jalur sepeda


yang menerus
6. SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN
5. TATA KUALITAS LINGKUNGAN PRINSIP PENATAAN

PRINSIP PENATAAN A Koridor Jalan  Penataan sistem prasarana dan


jaringan utilitas yang terpadu
A Koridor Jalan  Penataa signage untuk membuat hidup streetscape dan  Penataan sistem prasarana dan
menambah karakter bangunan dan lingkungan jaringan utilitas yang memertimbangkan
 Skala sign yang menusiawi agar dapat diapresiasi oleh potensinya sebagai elemen lingkungan,
pejalan dengan mudah seperti penempatan bak/tong sampah
yang didesain sebagai elemen street
B Koridor sungai Penempatan signage mempertimbangkan tujuannya sebagai
furniture
pengaman lingkungan sempadan sungai
B Koridor sungai Penataan sistem prasarana dan jaringan
C Ruang Terbuka Penataan street furniture, lampu, bangku dengan desain yang
utilitas yang terpadu
memperkuat karakter ruang terbuka
C Ruang Terbuka  Penataan sistem prasarana dan
D Persimpangan  Penempatan signage memanfaatkan dinding pada bangunan
jaringan utilitas yang terpadu
sudut
 Penataan sistem prasarana dan
 Pengaturan skala sign yang dapat diapresiasi dengan
jaringan utilitas yang
mudahnamun tudak merusak kualitas dan karakter lingkungan
mempertimbangkan potensinya sebagai
 Pengaturan material dan pencahayaan pada signage terkait
elemen lingkungan, seperti penempatan
keamanan bagi pengguna jalan (silau)
bak/tong sampah yang didesain
 Penempatan signage menghindari persaingan dengan rambu
sebagai elemen street furniture
– rambu lalu lintas dan publik yang memang diperlukan
D Persimpangan • Penataan sistem prasarana dan
jaringan utilitas yang terpadu
7. SISTEM RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU • Penataan sistem prasarana dan
PRINSIP PENATAAN jaringan utilitas mempertimbangkan
potensinya sebagai elemen lingkungan,
A Koridor Jalan Pengembangan koridorsebagai ruang terbuka publik mampu seperti penempatan bak/tong sampah
menciptakan kreatifitas dan identitas koridor yang didesai sebagai elemen street
furniture
B Koridor Salursungaian  Penataan sempadan sungaisebagai ruang terbuka untuk
aktivitas sosial
 Penggunaan vegetasi peneduh dengan perakaran kuat yang
berfungsi sebagai buffer pengaman ekologis sungai

C Ruang Terbuka  Pengembangan ruang terbuka terdiri dari hard and soft
lansekap yang seimbang
 Pengembangan vegetasi beragam, disamping menjaga fungsi
ekologis juga sebagai elemen arsitektural

D Persimpangan Pengembangan vegetasi rendah pada daerah bebas pandang


(perdu)
KETENTUAN PERLETAKAN BANGUNAN BARU DAN VEGETASI PANDUAN PERSIL HUNIAN
MASSA
BANGUNAN BARU
KDB MAX 50%

BANGUNAN ASLI

LAHAN PRIVAT
GARIS SEMPADAN
BANGUNAN (GSB) DAERAH WAJIB
KDH
PEDESTRIAN
BANGUNAN < 50% SIMULASI PANDUAN PERSIL HUNIAN
BANGUNAN BARU MAX 50
%

LAHAN PRIVAT

DAERAH WAJIB
GARIS SEMPADAN
KDH
BANGUNAN (GSB)
BANGUNAN > 50% SIMULASI PANDUAN PERSIL HUNIAN

MASSA BARU

PAGAR
MASSA AWAL
LAHAN PERSIL
1. Edge, sebagai batas dan Pintu
Gerbang/Gate (Masuk dan Keluar)
1 2. Landmark, sebagai penanda kawasan
yang bercirikan karakteristik wilayah
3. Pathways, penataan koridor jalan
2
4. Pathways, penataan koridor jalan
4

1
Ke Muara Wahau
BLOK 1 KAWASAN
PERDAGANGAN JASA
TINGKAT KOTA DAN
PELAYANAN PUBLIK
Luas = 12,85 Ha
Perdagangan dan Jasa Skala Kota,
Perdagangan, Fasilitas Kesehatan
Skala Kota, Perumahan Kepadatan
Tinggi, RTH Sempadan Sungai
BLOK 3 KAWASAN
PERUNTUKAN
BLOK 2 KAWASAN
PERUMAHAN
PERUNTUKAN CAMPURAN
Luas = 15,19 Ha
DAN PERUMAHAN
Perdagangan Jasa Skala Luas = 16,09 Ha
Lokal, Perdagangan Jasa
Skala Lingkungan, Perumahan Fasilitas Pendidikan Skala Kota,
Kepadatan Tinggi, Perumahan Perdagangan dan Jasa Skala Kota,
Kepadatan Sedang, Perumahan Perumahan Kepadatan Sedang, RTH
Kepadatan Rendah, RTH Taman Kota, RTH Sempadan Sungai
Sempadan Sungai, RTH Taman
Kota

Ke Sangatta
 Penataan Koridor Jalan Kolektor Primer (Jl. Poros
Sangatta – Muara Wahau)
 Penataan Koridor Jalan Lokal primer (Jl. Eks Porodisa Km
1.1 Perdagangan dan Jasa 33)
Skala Kota  Pengembangan dan Penataan parkir Pasar Mukti Jaya
BLOK 1 KAWASAN 1.2 Perdagangan  Penataan parkir Puskesmas Mukti Jaya
PERDAGANGAN JASA  Penataan Parkir Kantor Desa Mukti Jaya
1.3 Fasilitas Kesehatan Skala
 Penataan Sempadan Sungai
TINGKAT KOTA DAN Kota  Pengembangan dan Penataan Kawasan Perdagangan Jasa
PELAYANAN PUBLIK 1.4 Perumahan Kepadatan Deret
Tinggi  Penataan Kawasan Perumahan
1.5 RTH Sempadan Sungai  Perbaikan Lingkungan perumahan

 Penataan Koridor Jalan Kolektor Primer (Jl. Poros


Sangatta – Muara Wahau)
2.1 Fasilitas Pendidikan Skala  Penataan parkir Kawasan Pendidikan
Kota  Penataan Sempadan Sungai
BLOK 2 KAWASAN
2.2 Perdagangan dan Jasa  Pengembangan RTH Taman Kota/Fishing Park Pada Meander
PERUNTUKAN Skala Kota Sungai Rantau Pulung
CAMPURAN DAN 2.3 Perumahan Kepadatan  Penataan dan Pengembangan Perdagangan Jasa Deret
PERUMAHAN Sedang Skala Kota
2.4 RTH Taman Kota  Penataan dan Pengendalian Kawasan terbangun Pada Jalan
Kolektor Primer (Jl. Poros Sangatta – Muara Wahau)
2.5 RTH Sempadan Sungai
 Penataan Kawasan Perumahan
 Perbaikan Lingkungan perumahan

 Penataan Koridor Jalan Kolektor Primer (Jl. Poros


3.1 Perdagangan Jasa Skala Lokal Sangatta – Muara Wahau)
dan Lingkungan  Penataan Koridor Jalan Lokal primer (Jl. Ketapang)
BLOK 3 KAWASAN 3.2 Perumahan Kepadatan Tinggi  Penataan Sempadan Sungai
PERUNTUKAN  Pengembangan RTH Taman Kota/Fishing Park Pada Meander
3.3 Perumahan Kepadatan Sedang
Sungai Rantau Pulung
PERUMAHAN 3.4 Perumahan Kepadatan Rendah  Pengembangan Perdagangan jasa Skala Lokal
3.5 RTH Sempadan Sungai  Penataan Kawasan Perumahan
3.6 RTH Taman Kota  Perbaikan Lingkungan perumahan
PT ENVIRO KONSULTAMA PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR
DINAS PEKERJAAN UMUM BIDANG CIPTA KARYA
TAHUN 2016

TERIMA KASIH
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)
Kawasan Perkotaan Rantau Pulung

Anda mungkin juga menyukai