Anda di halaman 1dari 52

BAB III

ANALISIS STRUKTUR PELAYANAN DAN POLA


PEMANFAATAN RUANG

3.1 Analisis Struktur Pelayanan


Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Dapat diketahui bahwa perkembangan kegiatan Kabupaten Mandailing
Natal berada pada jalan nasional, tentunya ini membentuk pusat pelayanan secara
linier. Tidak terlepas dari itu, adalah keberadaan kawasan hutan di Kabupaten
mandailing Natal secara masif. Sepanjang koridor Jalan Nasional adalah kawasan
hutan, hal terlihat pada pola pemanfaatan lahan yang ada.
Kawasan strategis tentunya akan melihat pada struktur pusat pelayanan
yang ada, dimana Kabupaten Mandailing Natal khususnya wilayah perencanaan
memiliki 16 (enam belas) kecamatan terdiri atas 3 (tiga) pusat kegiatan lokal
(PKL), 2 (dua) pusat pelayanan kawasan, dan 11 (sebelas) pusat pelayanan lokal
(PPL). Arahan terhadap masing-masing pusat kegiatan/pelayanan tentunya sudah
ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten, sehingga diperlukan
suatu gambaran atas perkembangan pusat-pusat tersebut terhadap kawasan hutan
yang menjadi Kawasan Strategis Provinsi Sumatera Utara.
Pembangunan Strategis yang tidak dapat Dielakkan adalah kegiatan yang
mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,
pertahanan keamanan negara dan sarana komunikasi, transportasi terbatas dan
jaringan listrik untuk kepentingan nasional. Sehingga upaya sistematis yang akan
dilakukan tentu tidak hanya disitu saja, beberapa hal yang harus menjadi
pertimbangan adalah kebutuhan masyarakat (permukiman) yang tidak
terbantahkan, kegiatan pengelolaan hutan mempunyai karakteristik yang tidak
dapat disamakan dengan kegiatan pengelolaan sumberdaya alam lainnya. Sifat
hutan yang khas dengan keanekaragaman komponen penyusunnya,
memungkinkan sumberdaya hutan memiliki keragaman peluang pemanfaatan,
kepentingan antar generasi dengan siklus usaha yang panjang, yang bersentuhan
24
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

langsung dengan kepentingan masyarakat umum, ini yang akan menjadi


pertimbangan antara peran pusat-pusat kegiatan yang telah direncanakan terhadap
kebijakan pengelolaan hutan dan kebijakan nasional terhadap Kawasan
Pelestarian Alam yang ada.
Perkembangan terhadap lokasi pusat-pusat pelayanan di Kabupaten
Mandailing Natal, akan memberikan ekses terhadap pengelolaan kawasan hutan
yang ada. Beberapa pusat-pusat pelayanan tersebut direncanakan sebagai
kawasan perkotaan, dimana kawasan ini akan menitikberatkan terhadap kebutuhan
lahan agar dapat mengatisipasi perkembangan kawasan permukiman di Kabupaten
Mandailing Natal. Arahan terhadap pusat pelayanan/kegiatan dalam wilayah
perencanaan, terhadap pola perkembangan dan lokasi dapat dilihat pada Tabel
IV.1 berikut ini.

25
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

Tabel 3.1 Analisis Kondisi Pengembangan Pelayanan di Kawasan Stategis Taman Nasional Batang Gadis

Prediksi Lokasi Perubahan


No. Pusat Pelayanan Kecamatan Fungsi Pengembangan Identifikasi Perubahan
(Locus)
1 PKL          
(melayani kegiatan skala Panyabungan Pusat pemerintahan dan Kawasan pemerintahan
Perubahan sekitar perkantoran sekitar jalan nasional
kabupaten atau beberapa perkantoran terpadu
kecamatan) Permukiman perkotaan Utilitas Perkotaan Perdagangan Jasa  
perdagangan dan jasa Perguruan Tinggi Kebutuhan lahan pendidikan  
Industri berbasis perkebunan Kebutuhan lahan kawasan, dan
Pusat Perbelanjaan dan Pasar  
dan pertanian atau perluasan hasil komoditas
Perikanan darat Rumah Sakit Permukiman  
Pariwisata Terminal Tipe A    
  Ruang Terbuka Hijau    
Kota Nopan Permukiman perkotaan Utilitas Perkotaan Pengurangan Lahan Sawah Hutaimbaru, Marasoro
Perdagangan dan jasa Pasar Lahan terminal Simpang Laiya, Saba Dolok
Pengolahan hasil Terminal Tipe C Lahan sarana kesehatan Muara Siambak
perkebunan Rumah Sakit Permukiman  
sentra produksi tanaman
Ruang Terbuka Hijau Perdagangan Jasa  
pangan dan holtikultura
2 PPK          
(melayani kegiatan Lembah Sorik Permukiman Perkotaan Utilitas Perkotaan Permukiman Pasar Maga
perkotaan skala kecamatan Merapi
atau beberapa desa) Pasar Lahan Perdagangan Jasa Muara Dolok
sentra tanaman holtikultura
Sarana Pendidikan Lahan Sarana Pelayanan umum  
dan peternakan
Ruang Terbuka Hijau RTH Kecamatan  
Lingga Bayu Permukiman Perkotaan Utilitas Perkotaan Permukiman Simpang Gambir, Batu Loting
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

Prediksi Lokasi Perubahan


No. Pusat Pelayanan Kecamatan Fungsi Pengembangan Identifikasi Perubahan
(Locus)

Sarana dan Prasarana


Lahan Perdagangan Jasa Aek garingging
Olahraga
sentra tanaman pangan dan
Pasar Lahan Sarana Pelayanan umum  
peternakan
Terminal Tipe C RTH Kecamatan  
Ruang Terbuka Hijau    
3 PPL          
(melayani pusat Naga Juang sentra produksi tanaman Sarana dan Prasarana Permukiman Tambiriski, Humbang I
permukiman skala antar pangan, perkebunan dan Kecamatan
desa) peternakan Utilitas Kecamatan Lahan Perdagangan Jasa  
  Pasar Lahan Sarana Pelayanan umum  
 
  Sarana Olahraga    
  Huta Bargot sentra produksi tanaman Sarana dan Prasarana Permukiman Huta Bargot, Pasarakat
  pangan, perkebunan dan Kecamatan
  peternakan Utilitas Kecamatan Lahan Perdagangan Jasa  
  Pasar Lahan Sarana Pelayanan umum  
 
  Sarana Olahraga Sarana Olahraga Kawasan Industri  
  Sarana Rekreasi Kawasan Industri    
  Sarana Prasarana Pariwisata Lahan Pelayanan wisata  
 
         
  Panyabungan sentra produksi tanaman Sarana dan Prasarana Permukiman Longat,Huta Tonga
  Barat pangan, perkebunan dan Kecamatan
  peternakan Utilitas Kecamatan Lahan Perdagangan Jasa Runding
 
  Sarana Olahraga Pasar Lahan Sarana Pelayanan umum  
Sarana Pariwisata Sarana Olahraga Kawasan Industri  
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

Prediksi Lokasi Perubahan


No. Pusat Pelayanan Kecamatan Fungsi Pengembangan Identifikasi Perubahan
(Locus)
  Kawasan Industri    
  Sarana Prasarana Pariwisata Lahan Pelayanan wisata  

Panyabungan Pengolahan Hasil Hutan Sarana dan Prasarana   Tanobato, Kayu Laut,
Selatan Produksi Kecamatan Ruburan
Permukiman  
Sentra Produksi Tanaman Utilitas Kecamatan Lahan Perdagangan Jasa  
Pangan Pasar Lahan Sarana Pelayanan umum  
  Pendidikan Ruang terbuka hijau  
  Pesantren Internasional    
Puncak Sorik sentra tanaman holtikultura Sarana dan Prasarana Permukiman Sibanggor Julu
Merapi dan peternakan Kecamatan Lahan Sarana Pelayanan umum Sibanggor Jae
Pariwisata Utilitas Kecamatan Lahan Pengembaalaan  
Sarana Prasarana Pariwisata
  Layanan Wisata  
Tambangan Sentra Produksi Perkebunan Sarana dan Prasarana Permukiman Tambangan, Laru Baringin
Kecamatan
Lahan Sarana Pelayanan umum Laru Lombang
Sentra Produksi Peternakan Utilitas Kecamatan Lahan Perdagangan Jasa  
Pasar Pergudangan  
  Pergudangan    
Ulu Pungkut sentra tanaman holtikultura Sarana dan Prasarana Permukiman Huta Godang, Habincaran
  dan peternakan Kecamatan
Lahan Sarana Pelayanan umum Alaha Kae, Sibanyak Julu
Utilitas Kecamatan Lahan Perdagangan Jasa  
Pasar    
Ranto Baek Industri Pengolahan Hasil Sarana dan Prasarana Permukiman Simpang Manisak, Huta
  perkebunan Kecamatan Lahan Sarana Pelayanan umum Baringin
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

Prediksi Lokasi Perubahan


No. Pusat Pelayanan Kecamatan Fungsi Pengembangan Identifikasi Perubahan
(Locus)

Permukiman perkotaan Utilitas Kecamatan Lahan Perdagangan Jasa  


  Pasar Pergudangan  
  Pergudangan    
Sumber: Analisa, 2018

Tabel dimaksud memperlihatkan akan terjadi perubahan hampir pada seluruh koridor jalan arteri (jalan nasional) mulai dari
Kecamatan Muara Sipongi hingga Kecamatan Siabu. Kemudian selain pada koridor jalan tersebut, Kecamatan Lingga Bayu sebagai Pusat
Pelayanan Kawasan berada di areal penggunaan lainnya dimana pengembangan tersedianya Terminal tipe C, Sarana Olahraga, dan ruang
terbuka hijau, pasar skala kawasan serta jaringan utilitas.
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

3.2 Analisis Pola Pemanfaatan Ruang

3.2.1. Arahan Peruntukan Ruang


Ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi
kehidupan dan perencanaan serta pelaksanaan pembangunan, juga mengandung
fungsi pelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,
sumberdaya buatan, serta nilai sejarah dan budaya bangsa yang memerlukan
pengaturan bagi pengelolaan dan perlindungannya.
Mengingat terbatasnya ruang, maka untuk menjamin terselenggaranya
kehidupan dan pembangunan yang berkelanjutan dan terpeliharanya fungsi
pelestarian, upaya pengaturan dan perlindungan perlu dituangkan ke dalam
kebijaksanaan pengembangan tata ruang dalam bentuk ditetapkan kawasan
lindung yang memberikan arahan bagi masyarakat dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan.
Perkembangan penduduk dan kegiatannya, kemajuan perekonomian
masyarakat kabupaten dan pengaruh kemajuan akan teknologi dan informasi serta
perubahan nasional dan global mendorong terjadinya perubahan pemilihan lokasi
permukiman dan kegiatan, perkembangan kegiatan dan fungsi suatu lokasi dan
wilayah pada akhirnya akan merubah pemanfaatan ruang. Perubahan pemanfaatan
ruang permukiman untuk kebutuhan rumah, bangunan perdagangan dan jasa, dan
perlengkapan permukiman lainnya terjadi sejalan dengan penyebaran penduduk
dari kondisi yang ada sehingga pemanfaatan ruang permukiman akan semakin
ekpansif dari lokasi yang sudah ada.
Salah satu yang mempengaruhi distribusi penduduk adalah semakin
percaya dan bergantungnya sebagian masyarakat dengan kemampuan dan
keahlian yang rata-rata dimiliki terhadap sektor pertanian dan perkebunan secara
luas, sehingga pada beberapa kecamatan terjadi pembukaan lahan dan ekspansi
lahan permukiman perdesaan dan kegiatan pertanian serta perkebunannya.
Desentralisasi keuangan dan pembangunan pada daerah kabupaten/kota yang
diikuti dengan peningkatan fungsi dan kegiatan pemerintahan juga pendorong
peningkatan perluasan lahan pemukiman.

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -31


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Berdasarkan data, deliniasi KSP Taman Nasional Batang Gadis berada


pada lahan seluas 248.907,83 Ha. Dimana dibagi dalam 2 kawasan yaitu kawasan
inti seluas 139.685,39 yang merupakan kawasan Taman Nasional, kawasan hutan
lindung dan kawasan hutan produksi. Sedangkan kawasan penyangga seluas
109.222,43 Ha yang merupakan kawasan APL (areal penggunaan lainnya) seperti
pertanian dan perkebunan, permukiman atau kawasan terbangun. Selanjutanya
kawasan sebagai delineasi akan dilihat berdasarkan rencana pola ruang yang telah
diarahkan dalam RTRW Kabupaten Mandailing Natal dan arahan/rencana di
KPHP maupun KPHL yang sudah memiliki rencana pengelolaan selama 10
tahunan.

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -32


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Gambar 3.1. Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Mandailing Natal

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -33


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

Tabel 3.2 Analisis Pemanfaatan Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsi Blok Rencana
KAWASAN
NO. LUAS (Ha) Arahan Pemanfaatan PADUSERASI Indikasi Proyeksi Permasalahan
PERENCANAAN
I Taman Nasional Batang Gadis

1 Zona Inti 28.225,03 Perlindungan, pengamanan, penelitian,


pendidikan, penunjang budidaya  
2 Zona Khusus 169,71      
- Pertemuan antara Zona Rimba pada Kemitraan Kehutanan;
Perlindungan, pengamanan, inventarisir TNBG dengan Blok Pemanfaatan HHK- Pemanfaatan HHBK dan HHK
monitoring SDA hayati dan ekosisitem. HA di KPHL
3 Zona Pemanfaatan 665,61 Pengembangan potensi peneltian dan pendidikan.
Pembinaan habitat/populasi, dan pembangunan
stsiun riset dan pendidikan. Mengakomodir
masalah tumpang tindih kawasan
Perlindungan, pengamanan, penelitian, - Berbatasa Zona Rimba dengan Blok Inti
4 Zona Rimba 38.817,07 pendidikan, penunjang budidaya, pembinaan dan pemberdaaan pada KPHP
habitat dan populasi, wisata terbatas.  
Perlindungan dan Pengamanan, Inventarisasi, - Zona Rimba yang berbatasan dengan HHBK
Penelitian, Pendidikan, Pembinaan habita dan Blok Pemberdayaan KPHP dan Kawasan
populasi. Pengembangan pemanfaatan SDA non APL
5 Zona Tradisional 4.816,73
Kayu, Rehabilitasi, Restorasi, dan monitoring
populasi dan aktivitas masyarakat serta daya
dukung wilayah.
Luasan masuk Delineasi 72.694,15    
II KPHP Model Mandailing Natal  
- Berbatasan Blok HL Pemanfaatan
Perlindungan dengan Zona Tradisional TNBG
1 HL Blok Inti 4.580,79  

2 HL Blok Pemanfaatan 5.661,45 Jasa Lingkungan (PES), HHBK  


HP BLOK Pemanfaatan HA rill, Jasa Lingkungan (PES), HHBK,
3 HHK-HA 23.740,76 Penangkaran, Restorasi  

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -34


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

KAWASAN
NO. LUAS (Ha) Arahan Pemanfaatan PADUSERASI Indikasi Proyeksi Permasalahan
PERENCANAAN
- Berbatasa Blok Inti HL dengan Zona
HP BLOK Pemanfaatan HA rill, Jasa Lingkungan (PES), HHBK, Arahan pemanfaatan ; Batas
Rimba TNBG
4 HHK-HT 21.900,53 Restorasi wilayah
HP BLOK Pemanfaatan
5 Jasling HHBK 2.483,23 Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan HHBK  

6 HP BLOK Pemberdayaan 9.310,87 Restorasi Ekosistem, Kemitraan Hutan Tanaman  


Restorasi Ekosistem, Kemitraan Hutan Tanaman
7 HP BLOK Perlindungan 4.272,85 dan Rehabilitasi Lahan  
  Luasan masuk Delineasi 71.950,46    
III KPHL VIII Kota Nopan  
8.216,5
HL-BLOK INTI Perlindungan
1 6  
HHBK, Pemanfatan Jasa lIngkungan, upaya - Blok Pemanfaatan HHK berbatas Blok
HL-BLOK 31.007,7 Pemanfaatan HHK di KPHP dan KPHL
perlindungan tanah air, pengawetan flora faunan
PEMANFAATAN 5
2 serta HCVF Kemitraan Kehutanan
HP-BLOK - Blok HL Pemanfaatan dengan Blok
12.356,8 Kemitraan kehutanan, pemanfaatan jasa
PEMANFAATAN HHK- Pemanfaatan HHK-HA Kemitraan Kehutanan; batas
8 lingkungan, Pemanfaatan HHK, HHBK
3 HA wilayah
HP-BLOK 5.605,2
tidak ada pemanfaatan
4 PERLINDUNGAN 8 - Zona Tradisional terhadap APL Bentuk Kegiatan; kemitraan
  Luasan masuk Delineasi 57186,46      
Sumber: Analisa, 2018

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -35


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

Gambar 3.2. Rencana Pola Ruang RTRW dan Rencana Pemanfaatan Hutan Di Kawasan Perencanaan

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -36


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

3.2.2. Pemanfaatan Lahan Eksisting


Berdasarkan hasil interpretasi citra landsat tahun 2018 tutupan lahan KSP
Taman Nasional Batang Gadis tahun 2018 didominasi oleh lahan hutan yang
luasnya mencapai 168.465,86 Ha atau 67,68% dari total luas KSP Taman
Nasional Batang Gadis selebihnya terdapat perkebunan sebesar 38.406,83 Ha atau
15,43%, sawah sebesar 8.586,46 Ha atau 3,45% dan permukiman 890,49 Ha atau
0,36% dari total luas KSP Taman Nasional Batang Gadis.
Penggunaan lahan untuk kegiatan perkebunan terbesar berada di Kecamatan
Natal, yaitu meliputi areal seluas lebih kurang 4.313,34 Ha atau 1,73% dari luas
KSP Taman Nasional Batang Gadis. Sebagian besar lahan hutan berada di
Kecamatan Batang Natal, yaitu seluas lebih kurang 55.874,48 Ha atau 22,45% dari
luas KSP Taman Nasional Batang Gadis. Kegiatan di KSP Taman Nasional
Batang Gadis masih didominasi oleh kegiatan kehutanan/kawasan hutan, tetapi
kegiatan budidaya seperti perkebunan, pertanian dan permukiman juga sudah mulai
berkembang.
Penggunaan lahan untuk kegiatan perkebunan terbesar berada di Kecamatan
Natal, yaitu meliputi areal seluas lebih kurang 4.313,34 Ha atau 1,73% dari luas
KSP Taman Nasional Batang Gadis. Sebagian besar lahan hutan berada di
Kecamatan Batang Natal, yaitu seluas lebih kurang 55.874,48 Ha atau 22,45% dari
luas KSP Taman Nasional Batang Gadis. Kegiatan di KSP Taman Nasional
Batang Gadis masih didominasi oleh kegiatan kehutanan/kawasan hutan, tetapi
kegiatan budidaya seperti perkebunan, pertanian dan permukiman juga sudah mulai
berkembang.
Pemanfaatan ruang untuk kegiatan non pertanian, seperti : industri,
transportasi dan pertambangan tidak terlalu besar mengubah pemanfaatan ruang
yang ada. Kegiatan pemanfaatan ruang terkonsentrasi dan berkembang namun
tidak meluas tersebar.
Untuk lebih jelas mengenai penggunaan lahan di KSP Taman Nasional
Batang Gadis dapat dilihat pada Tabel IV.4 dan Peta 4.2 berikut.

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -37


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

Tabel 3.3 Tutupan Lahan Eksisting di KSP Taman Nasional Batang Gadis Tahun 2018
Kecamatan Luas (Ha)
Tutupan Lahan Hutan Hutan
Eksisting Badan Lahan Lahan Lahan Perkebunan Perkebunan Perkebunan Semak
Ladang Permukiman Sawah
Air Kering Kering Terbuka Campuran Karet Sawit Belukar
Primer Sekunder
Batang Natal 105,58 31.463,12 24.411,36 488,78 36,48 680,65 2.061,83 575,46 121,80 315,23 18.178,31 78.438,59
Huta Bargot 19,55 5.964,63 903,82 13,14   654,20 1.414,30 60,96 42,04 794,17 198,96 10.065,77
Kotanopan 3.263,99 8.835,74 13,22   2.147,00 673,53 136,89 75,44 540,64 211,19 15.897,63
Lembah Sorik Marapi 4,80     6,04   658,76 339,46   53,78 274,70 0,01 1.337,54
Lingga Bayu 28,62   855,73 89,32   303,34 747,73 1.260,41 31,12 153,38 2.962,22 6.431,87
Muara Batang Gadis 97,90 17.354,27 14.625,42   12,59 15,53   12,24   5.026,32 37.144,28
Naga Juang 17,04 535,80 306,04 16,92   1.295,82 1.727,15   38,77 298,70 424,98 4.661,22
Natal 0,74 13.379,50 12.768,26 123,35 49,29 1.122,12 2.057,47 1.010,40 2,55   1.420,98 31.934,66
Panyabungan 49,53     62,96   19,69 1.588,00 92,48 237,66 2.497,05 108,72 4.656,08
Panyabungan Barat 23,24 2.093,36 911,01 5,51   1.402,04 1.385,13 423,31 47,25 1.333,12 80,55 7.704,49
Panyabungan Selatan 2,45 967,56 1.857,94     1.267,31 1.865,92   64,05 408,40 6,52 6.440,15
Panyabungan Utara 35,88     0,95     305,34 239,63 39,97 733,64 29,89 1.385,30
Puncak Sorik Marapi 8,60 366,10 2.134,46 81,54   1.612,88 96,73   62,53 522,13 32,44 4.917,41
Ranto Baek 49,27 3.757,58 10,39 45,82 1.310,01 1.366,43 126,45 27,40 197,60 2.078,97 8.969,91
Siabu 50,37 3.375,41 1.026,17     1.177,33 385,59 22,62 2,68 9,83 881,62 6.931,63
Tambangan   395,62 3.188,12 124,71   1.815,50 1.764,61 28,02 28,96 457,09 275,29 8.077,92
Ulu Pungkut   5.118,86 8.605,98 8,22   56,64   54,53 2,26 50,79 16,07 13.913,37
KSP Taman Nasional
493,57 84.278,22 84.187,64 1.045,04 131,58 15.535,88 17.794,75 4.031,16 890,49 8.586,46 31.933,05 248.907,83
Batang Gadis
Sumber: Hasil Perhitungan dari Peta Planimatris, Tahun 2018

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -38


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

Gambar 3.3. Peta Tutupan Lahan Kawasan Strategis Taman Nasional Batang Gadis

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -39


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan lahan terbangun berupa


permukiman, fasilitas perkantoran, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan,
fasilitas peribadatan dan fasilitas perdagangan membutuhkan lahan seluas
24.890,78 Ha, kemudian diasumsikan akan menyediakan lahan bagi ketersediaan
jaringan prasarana yaitu 10% dari luas kawasan. Sehingga jumlah kebutuhan
lahan ±26.429,35 Ha. Berdasarkan kebutuhan lahan proyeksi tersebut kemampuan
lahan yang tersedia untuk kawasan terbangun masih cukup besar dimana luas
arela di luar kawasan hutan (45.909,45 Ha) dikurang luas rencana lahan
terbangun, sehingga luas lahan yang tersedia sebagai kemampuan dan daya
tampung lahan sebesar ±19.480,10 Ha.

Tabel 3.4 Perkiraan Kebutuhan Lahan di Kawasan Strategis


Taman Nasional Batang Gadis (Ha)
No Tutupan Lahan Eksisting Rencana Kebutuhan

1 Perkebunan Campuran 15.535,88 -  


2 Perkebunan Karet 17.794,75 -  
3 Perkebunan Sawit 4.031,16 -  
4 Sawah 8.586,46 -  
5 Permukiman 890,49 2.017,08 1.126,59
6 Perdagangan - 67,6 67,6
7 Pendidikan - 297,96 297,96
8 Kesehatan - 10,74 10,74
9 Peribadatan - 35,68 35,68
10 Jaringan Prasarana (10%)   24.890,78 24.890,78
A Jumlah 46.838,74 27.319,84 26.429,35
B Luasan Luar Kawasan Hutan     45.909
,45
C Daya Tampung Lahan     19.480,10
Sumber: Hasil Analisa, 2018

Pemanfaatan ruang yang paling terlihat nyata adalah pemanfaatan untuk


kegiatan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Seperti yang dijelaskan
sebelumnya, kembalinya orientasi pembangunan kepada basis bahan alam baik
untuk kebutuhan lokal, domestik maupun ekspor mempengaruhi muka bumi
khususnya KSP Taman Nasional Batang Gadis dengan berkurangnya kawasan
hutan, bertambahnya lahan terbuka, bertambahnya lahan kritis dan meluasnya
kawasan pertanian dan perkebunan.

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -40


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Dalam distribusi ruang, wilayah yang pada saat ini masih memiliki
kawasan hutan yang juga berfungsi untuk perlindungan daerah bawahannya
ataupun fungsi ekologis lainnya, perlu pembatasan dan menyiapkan pengendalian
terhadap alih fungsi hutan, baik oleh perambahan maupun pemanfaatan untuk
usaha ekonomi formal terutama dalam rangka perolehan PAD. Konflik
kepentingan dalam kondisi keterbatasan lahan budidaya perlu diatasi melalui
kesepakatan yang mengikat dalam pelestarian kawasan hutan yang berfungsi
lindung. Untuk itu, salah satu dasar pengendalian adalah menyesuaikan
pengembangan kegiatan pada lahan dengan kemampuan yang memadai.

3.2.3. Perubahan Tutupan Lahan (Land Cover)


Proses klasifikasi penggunaan lahan dari citra dalam analisa ini
menggunakan perbandingan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli
Selatan Tahun 2007 dengan kondisi sekarang dengan GIS. Kenampakan gambar
secara visual pada citra dikelompokkan berdasarkan kesamaan untuk menjadi
vector kelas penggunaan lahan. Interpretasi menggunakan 6 kunci pengenal citra
yaitu warna, bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, dan situs.Perbandingan tutupan
lahan pada tahun 2007 dan 2018 dapat dijelasnkan pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Luasan Deforestasi di Wilayah Kelola KPHP Model


Mandailing Natal
Kawasan Luasan (Ha) Persentase (%)
Hutan 112.968,72 73,72
Non-Hutan 24.764,49 16,16
Lahan Terbuka 1990-2000 4.462,47 2,91
Lahan Terbuka 2000-2005 2.556,81 1,67
Lahan Terbuka 2005-2010 4.508,91 2,94
Lahan Terbuka 2010-2013 3.205,89 2,09
Tutupan Awan 81,54 0,05
Tubuh Air 78,66 0,05
Sumber: Tim KLHS Conservation International Indonesia (2015).

3.3 Satuan Kemampuan Lahan


Analisa Satuan Kemampuan lahan ini adalah untuk memperoleh gambaran
tingkat kemampuan lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan terbangun,

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -41


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

sebagai acuan bagi arahan-arahan kesesuaian lahan pada tahap analisa berikutnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan sebagai berikut.
A. SKL Morfologi

Pada tahap ini akan dilakukan analisa Satuan Kemampuan Lahan (SKL)
Morpologi. Morpologi berarti bentang alam. Analisis ini merupakan salah satu
kriteria dalam pengalokasian penggunaan lahan. Berikut kriteria SKL Morpologi.
Ini akan dilakukan analisa Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Morpologi.
Morpologi berarti bentang alam. Analisis ini merupakan salah satu kriteria dalam
pengalokasian penggunaan lahan. Berikut kriteria SKL Morpologi.

Tabel 3.6 Kreteria SKL Morfologi


Morpologi Lereng SKL Morpologi Nilai
Gunung/Pegunungan dan Bukit / > 40 % Kemampuan Lahan dari 1
Perbukitan Terjal Morpologi Tinggi
Gunung/Pegunungan dan Bukit / 25 – 40 % Kemampuan Lahan dari 2
Perbukitan Curam Morpologi Cukup
Bergelombang 15-25 % Kemampuan Lahan dari 3
Morpologi Sedang
Agak Datar 8-15 % Kemampuan Lahan dari 4
Morpologi Kurang
Datar 0–8% Kemampuan Lahan dari 5
Morpologi Rendah

Kemampuan lahan dari morfologi tinggi berarti kondisi morfologis suatu


kawasan kompleks. Morfologi kompleks berarti bentang alamnya berupa gunung,
pegunungan, dan bergelombang. Akibatnya, kemampuan pengembangannnya
sangat rendah sehingga sulit dikembangkan dan atau tidak layak dikembangkan.
Morfologi tinggi tidak bisa digunakan untuk peruntukan ladang dan sawah.
Sedangkan kemampuan lahan dari morfologi rendah berarti kondisi morfologis
tidak kompleks. Ini berarti tanahnya datar dan mudah dikembangkan sebagai
tempat permukiman dan budi daya.
Berdasarkan hasil dari analisis, diperoleh bahwa SKL Morpologi Kawasan
Strategis Batang Toru dan Sekitarnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -42


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Tabel 3.7 Kemampuan Lahan Morfologi Berdasarkan Luasan di


Kawasan Konservasi Batang Gadis
No. SKL Morfologi Luas (Ha)
1 Sangat Rendah 11820,97
2 Rendah 3141,72
3 Sedang 8410,73
4 Tinggi 123811,04
5 Sangat Tinggi 101723,37
  Total 248907,83
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Berdasarkan hasil dari SKL Morfologi Diaas, maka berdasarkan tiap


Kecamatan memiliki Kemampuan lahan yang berbeda. Untuk kecamatan Batang
Toru kemampuan lahan morfologi didominasi oleh morfologu tinggi mencapai
3.380,48 Ha, artinya pemanfaatan untuk kawasan budidaya sangat terbatas dimana
dikawasan ini tinggkat kecuraman >40%. Untuk Kecamatan Marancar, Angkola
Timur dan Sipirok didominasi oleh morfologi Kurang mencapai 2.587,24 Ha
untuk Kecamatan Marancar dan 51,78 Ha untuk Kecamatan Angkola Timur dan
Sipirok 2.444,06, artinya pemanfaatan lahan cukup untuk kawasan budidaya
seperti pertanian dan perkebunan serta permukiman terbatas dimana dikawasan ini
tinggkat kecuraman 8-15%. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.8 SKL Morfologi Kawasan Batang Gadis Berdasarkan


Luasan di Wilayah Perencanaan
No Kecamatan SKL Morfologi Luas (Ha)
. Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -43


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Rendah Tinggi
1 BATANG 444,06 580,20 1.814,62 37.407,73 38.191,98 78.438,59
NATAL
2 HUTA BARGOT 1.150,86 58,94 212,19 3.758,74 4.885,03 10.065,77
3 KOTANOPAN 233,38 164,05 322,59 9.009,52 6.168,10 15.897,63
4 LEMBAH SORIK 178,63 36,51 364,30 740,94 17,16 1.337,54
MARAPI
5 LINGGA BAYU 281,74 55,04 84,30 4.317,27 1.693,52 6.431,87
6 MUARA 272,56 966,34 2.505,03 22.285,63 11.114,72 37.144,28
BATANG GADIS
7 NAGA JUANG 980,47 20,28 49,96 2.086,74 1.523,77 4.661,22
8 NATAL 550,66 131,78 706,70 14.004,02 16.541,49 31.934,66
9 PANYABUNGA 2.925,05 113,32 282,59 1.282,02 53,10 4.656,08
N
10 PANYABUNGA 1.948,33 46,39 120,19 3.154,80 2.434,78 7.704,49
N BARAT
11 PANYABUNGA 170,66 62,63 482,03 3.388,38 2.336,44 6.440,15
N SELATAN
12 PANYABUNGA 1.363,26 21,97 0,07 1.385,30
N UTARA
13 PUNCAK SORIK 258,72 281,71 369,25 2.868,62 1.139,11 4.917,41
MARAPI
14 RANTO BAEK 228,67 55,45 190,84 6.005,21 2.489,76 8.969,91
15 SIABU 300,48 12,67 2.749,53 3.868,94 6.931,63
16 TAMBANGAN 90,70 104,86 628,71 4.914,41 2.339,24 8.077,92
17 ULU PUNGKUT 442,72 442,25 264,69 5.837,48 6.926,22 13.913,37
Total 11.820,97 3.141,72 8.410,73 123.811,04 101.723,37 248.907,83
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

B. SKL Kemampuan Pengerjaan.

Jika diperhatikan kondisi geologi batuan yang ada Kawasan Batang Toru
dan sekitarnya, secara umum terdiri dari Aluvium muda Aneka trobosan, formasi
batuan gunung api Toru, formasi gunung api Angkola, Formasi Sihapas, Granit
Uluhalanggodan, Kelompok Tapanuli, Pusat Gunungapi Lubukrata, Pusat
Gunungapi Sibualbuali, Tuffa Toba, berdasarkan sifatnya, jenis geologi Di
Kawasan Batang Toru dan Sekitarnya yang menjadi lingkup perencanaan
memiliki keragaman yang komplek, dari yang mudah digali sampai tidak dapat
dimanfaatkan. Berikut ini kriteria SKL kemudahan dikerjakan.

Tabel 3.9 Kreteria SKL Kemudahan Pengerjaan


Kelas 1.Kisaran 2.Kisaran SKL 3.Kisaran 4.Kisaran Penggunaan Ket SKL Kelas
Tpg Morfologi Geologi Lahan KMDHN SKL
KMDHN
1 Sangat Datar Qf, Qh, Tmbap, Lahan Terbuka sangat 5

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -44


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

rendah Tmbar, Mubg, tinggi


Tmbal, Tms2
2 Rendah Agak Datar Mums, Mumsl, Ladang, Perkebunan tinggi 4
Muw, Pps, Campuran, Perkebunan
MPul1, Ppsl Karet, Perkebunan
Sawit, Sawah
3 Sedang Bergelombang TMi1, Tmibi, Semak Belukar sedang 3
Tmiti, Mtims,
Tmimn, Tmik,
Muwl, Puku
4 Tinggi Gunung/ Pegunungan Mpu, Musk Hutan Lahan Kering rendah 2
dan Bukit / Sekunder,
Perbukitan Curam Permukiman, Badan
Air
5 Sangat Gunung/ Pegunungan Qhvsm, Qvmt, Hutan Lahan Kering sangat 1
Tinggi dan Bukit / Qvsm, Tmv, Primer rendah
Perbukitan Terjal Muse
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Pada tahap ini akan dilakukan analisa Satuan Kemampuan Lahan (SKL)
Kemudahan Dikerjakan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemudahan lahan di wilayah dan/atau kawasan untuk digali/dimatangkan dalam
proses pembangunan/pengembangan kawasan. Kemudahan dikerjakan tinggi
berarti semakin mudah suatu lahan digali maka semakin tinggi pula kemudahan
untuk dikerjakan. Indikator utama yang dapat ditunjukan adalah kondisi geologi
dan kedalaman efektif tanah. Jika diperhatikan kondisi geologi Di Kawasan
Batang Toru dan Sekitarnya (Kecamatan Batang Toru, Sipirok, Marancar, dan
Angkola Timur), maka jika bantuan yang banyak mengandung kerikil, pasir dan
lempung. Hal ini dipertegas pula dengan kondisi kedalaman tanah efektif yang
hampir semua wilayah relatif tebal. Hal ini menunjukan bahwa lapisan batuan
yang keras mudah ditemui sehingga untuk kemudahan dikerjakan semakin sulit.
Berdasarkan hasil dari analisis, diperoleh bahwa SKL Kemudahan
Dikerjakan Di Kawasan Batang Toru dan Sekitarnya (Kecamatan Batang Toru,
Sipirok, Marancar, dan Angkola Timur)dapat dilihat pada Tabel dan Peta berikut.

Tabel 3.10 SKL Kemudahan Pengerjaan Kawasan Batang Gadis


Berdasarkan Luasan di Wilayah Perencanaan
No. Kecamatan SKL Mudah Dikerjakan Luas (Ha)
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -45


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

1 BATANG 16.836,90 38.701,08 19.397,47 2.826,64 676,50 78.438,59


NATAL
2 HUTA BARGOT 302,53 6.119,75 2.009,72 704,24 929,52 10.065,77
3 KOTANOPAN 4.941,85 8.207,17 2.367,76 362,48 18,37 15.897,63
4 LEMBAH SORIK 757,11 431,79 148,63 1.337,54
MARAPI
5 LINGGA BAYU 1.184,74 4.898,05 349,09 6.431,87
6 MUARA 218,31 14.458,76 18.327,18 3.178,76 961,27 37.144,28
BATANG GADIS
7 NAGA JUANG 26,66 1.215,73 2.082,45 445,34 891,03 4.661,22
8 NATAL 6.787,08 14.525,67 5.531,05 4.373,83 717,03 31.934,66
9 PANYABUNGA 537,36 869,74 370,06 2.878,93 4.656,08
N
10 PANYABUNGA 2.836,73 2.443,01 834,83 1.589,92 7.704,49
N BARAT
11 PANYABUNGA 459,62 2.299,32 2.646,01 929,06 106,14 6.440,15
N SELATAN
12 PANYABUNGA 0,00 49,98 1.335,32 1.385,30
N UTARA
13 PUNCAK SORIK 1.944,89 2.117,98 500,12 348,64 5,78 4.917,41
MARAPI
14 RANTO BAEK 327,55 4.076,68 4.279,39 286,29 8.969,91
15 SIABU 31,53 3.244,67 3.254,80 236,93 163,70 6.931,63
16 TAMBANGAN 2.208,69 5.192,09 590,16 83,66 3,32 8.077,92
17 ULU PUNGKUT 9.801,65 3.823,32 288,40 13.913,37
  Total 435.59,70 104.364,28 6.6001,10 24.070,53 10.912,21 24.8907,83
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

C. SKL Kesetabilan Lereng

Pada tahap ini akan dilakukan analisa Satuan Kemampuan Lahan (SKL)
Kestabilan Lereng. Kestabilan lereng artinya wilayah tersebut dapat dikatakan
stabil atau tidak kondisi lahannya dengan melihat kemiringan lereng di lahan
tersebut. Analisis ini merupakan salah satu kriteria dalam pengalokasian
penggunaan lahan.

Tabel 3.11 Kriteria SKL Kestabilan Lereng


Morpologi Geologi Lereng Ketinggia Curah Penggunaa Kestabila Nila
n Hujan n Lahan n Lereng i
Gunung/ Qvlu, > 40 % Tinggi (sama Hutan, Kestabila 1
Pegunungan dan Qvb,Tliu,Pu ) Semak, n Lereng
Bukit/ Perbukitan t Belukar, Rendah

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -46


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Terjal Ladang
Gunung/Pegununga Tmvak, 25 – 40 Cukup (sama Sawah Kestabila 2
n dan Bukit / Tms2 % Tinggi ) Ladang, n Lereng
Perbukitan Curam Kebun, Kurang
semak
Belukar
Bergelombang Tmvo, Qvt 15-25 % Sedang (sama Semua Kestabila 3
) n Lereng
Sedang
Agak Datar TMi1 8-15 % Rendah (sama Semua Kestabila 4
) n Lereng
Datar Qh 0–8% Sangat (sama Semua Tinggi 5
Rendah )
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Tabel 3.12 Penilaian SKL Kestabilan Lereng Kawasan Batang


Gadis
Kelas 1.Kisaran 2.Kisaran Curah 3.Kisaran Bencana Ket SKL KSTB Kelas SKL
SKL Hujan Alam LRG KSTB
Kemudahan LRG
1 Sangat Sangat Tinggi Potensi Gerakan Sangat Tinggi 5
Tinggi Tanah
2 Tinggi Tinggi Potensi Patahan Tinggi 4
Aktif dan Gempa
Sedang
3 Sedang Sedang Potensi Patahan Sedang 3
Aktif dan Gempa
Tinggi
4 Rendah Rendah - Rendah 2
5 Sangat Sangat Rendah - Sangat Rendah 1
Rendah
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Bila suatu kawasan disebut kestabilan lerengnya rendah, maka kondisi


wilayahnya tidak stabil. Tidak stabil artinya mudah longsor, mudah bergerak yang
artinya tidak aman dikembangkan untuk bangunan atau permukiman dan budi
daya. Kawasan ini bisa digunakan untuk hutan, perkebunan dan resapan air.
Sedangkan untuk kestabilan lereng tinggi, maka kawasan ini mampu
dikembangkan sebagai kawasan budidaya (Kawasan Terbangun) terutama untuk
permukiman, baik secara vertikal mauoun horizontal. Berdasarkan hasil dari
analisis, maka untuk Kawasan Perencanaan didominasi oleh kemampuan lahan
untuk kestabilan lereng sedang dengan luas 124.351,58 Ha, artinya untuk
dikembangkan sebagai kawasan terbangun perlu memperhatiakn kondisi fisik,
dengan melakukan kajian-kajian tertentu dan peruntukannya dilakukan secara
terbatas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -47


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Tabel 3.13 SKL Kestabilan Lereng Kawasan Batang Gadis


Berdasarkan Luasan di Wilayah Perencanaan
No Kecamatan SKL Kestabilan Lereng Luas (Ha)
. Kestabila Kestabila Kestabila Kestabila Kestabila
n Lereng n Lereng n Lereng n Lereng n Lereng
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
1 BATANG NATAL 2.801,82 28.529,46 32.841,10 14.195,26 70,94 78.438,59
2 HUTA BARGOT 441,87 3.495,92 5.902,23 225,74 10.065,77
3 KOTANOPAN 12,51 810,77 10.555,58 4.408,90 109,87 15.897,63
4 LEMBAH SORIK 3,41 318,90 829,86 182,17 3,20 1.337,54
MARAPI
5 LINGGA BAYU 836,45 4.669,80 762,60 163,02 6.431,87
6 MUARA BATANG 8,63 809,73 16.542,68 18.931,30 851,94 37.144,28
GADIS
7 NAGA JUANG 66,22 797,64 2.334,07 853,81 609,48 4.661,22
8 NATAL 0,65 3.988,34 24.717,42 2.965,00 263,26 31.934,66
9 PANYABUNGAN 450,85 1.141,85 2.657,71 405,66 4.656,08
10 PANYABUNGAN 2,17 579,63 2.681,07 3.916,23 525,39 7.704,49
BARAT
11 PANYABUNGAN 5,97 632,44 3.805,05 1.962,35 34,33 6.440,15
SELATAN
12 PANYABUNGAN 0,08 808,06 577,16 1.385,30
UTARA
13 PUNCAK SORIK 40,15 2.195,11 2.060,31 557,19 64,66 4.917,41
MARAPI
14 RANTO BAEK 0,32 154,28 4.500,63 4.194,72 119,97 8.969,91
15 SIABU 15,44 1.585,13 1.779,50 3.217,81 333,74 6.931,63
16 TAMBANGAN 105,47 3.542,92 4.223,15 202,88 3,49 8.077,92
17 ULU PUNGKUT 2,10 69,84 8.173,51 4.881,85 786,07 13.913,37
Total 3.064,87 45.743,36 124.351,58 70.600,07 5.147,93 248.907,8
3
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Gambar 3.4. Peta SKL Morfologi

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -48


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Gambar 3.5. Peta SKL Kemampuan Pengerjaan

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -49


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Gambar 3.6. Peta SKL Kestabilan Lereng

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -50


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

D. SKL Kestabilan Pondasi

Pada tahap ini akan dilakukan analisa Satuan Kemampuan Lahan (SKL)
Kestabilan Pondasi. Kestabilan pondasi artinya kondisi lahan/wilayah yang
mendukung stabil atau tidaknya suatu bangunan atau kawasan terbangun. Analisis

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -51


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam mendukung


bangunan berat dalam pengembangan perkotaan, serta jenis-jenis pondasi yang
sesuai untuk masing-masing tingkatan. SKL ini diperlukan untuk memperkirakan
jenis pondasi wilayah terbangun. Analisis ini merupakan salah satu kriteria dalam
pengalokasian penggunaan lahan khususnya untuk kawasan budidaya
permukiman. Berikut kriteria SKL Kestabilan Pondasi.

Tabel 3.14 Kreteria SKL Kestabilan Pondasi


SKL Kestabilan Geologi Penggunaan Lahan SKL Kestabilan Nilai
Lereng Pondasi
Rendah Qvlu, Qvb,Tliu,Put Hutan, Semak, Belukar, Rendah 1
Ladang
Kurang Tmvak, Tms2 Sawah Ladang, Kebun, Kurang 2
semak Belukar
Sedang Tmvo, Qvt Semua Sedang 3
Tinggi TMi1 Semua Tinggi 4
sangat ringgi Qh Semua sangat ringgi 5
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Kestabilan pondasi tinggi artinya wilayah tersebut akan stabil untuk pondasi
bangunan apa saja atau untuk segala jenis pondasi. Kestabilan pondasi rendah
berarti wilayah tersebut kurang stabil untuk berbagai bangunan. Kestabilan
pondasi kurang berarti wilayah tersebut kurang stabil, namun mungkin untuk jenis
pondasi tertentu, bisa lebih stabil, misalnya pondasi cakar ayam.
Untuk Kawasan Batang Gadis dan sekitarnya secara keseluruhan memiliki
kemampuan lahan untuk kestabilan pondasi yang kurang, mencapai 72.052,91 Ha,
artinya untuk membuat atau mendirikan bangunan dengan sistem vertikal sangat
kurang baik, sehingga perlu kajian-kajian turunan dan jika dilakukan maka
sifatnya adalah peruntukan terbatas untuk bangunan tinggi dan basement.
Berdasarkan hasil analisis, maka untuk SKL kestabilan pondasi dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 3.15 Penilaian SKL Kestabilan Pondasi Kawasan Batang


Gadis
Kelas 1.Kisaran SKL 2.Kisaran 3.Kisaran Penggunaan Lahan Ket SKL Kelas SKL
Morfologi Geologi PONDASI PONDASI
1 sangat rendah Qf, Qh, Lahan Terbuka sangat tinggi 5
Tmbap,

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -52


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Tmbar, Mubg,
Tmbal, Tms2
2 rendah Mums, Mumsl, Ladang, Perkebunan Campuran, tinggi 4
Muw, Pps, Perkebunan Karet, Perkebunan
MPul1, Ppsl Sawit, Sawah
3 sedang TMi1, Tmibi, Semak Belukar sedang 3
Tmiti, Mtims,
Tmimn, Tmik,
Muwl, Puku
4 tinggi Mpu, Musk Hutan Lahan Kering Sekunder, rendah 2
Permukiman, Badan Air
5 sangat tinggi Qhvsm, Qvmt, Hutan Lahan Kering Primer sangat 1
Qvsm, Tmv, rendah
Muse
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Tabel 3.16 SKL Kestabilan Pondasi


NO. Kecamatan SKL Kestabilan Pondasi Luas (Ha)
Kestabilan Kestabilan Kestabilan Kestabilan Kestabilan
Pondasi Pondasi Pondasi Pondasi Pondasi
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -53


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

1 BATANG 15009,91 14171,78 13341,56 34568,01 1347,33 78438,59


NATAL
2 HUTA BARGOT   1263,23 319,26 2622,19 5861,09 10065,77
3 KOTANOPAN 749,30 6342,00 3535,07 5036,02 235,25 15897,63
4 LEMBAH SORIK 322,31 805,47 146,86 24,39 38,51 1337,54
MARAPI
5 LINGGA BAYU   5,82 995,80 4626,01 804,24 6431,87
6 MUARA 35,65 326,60 863,56 17918,05 18000,42 37144,28
BATANG GADIS
7 NAGA JUANG 66,22 1523,36 136,67 1581,39 1353,58 4661,22
8 NATAL 1487,20 3316,38 6763,95 18896,05 1471,07 31934,66
9 PANYABUNGA 381,01 1079,21 92,33 132,49 2971,05 4656,08
N
10 PANYABUNGA 2,17 1776,40 357,04 1484,30 4084,59 7704,49
N BARAT
11 PANYABUNGA 495,49 1828,57 69,00 2116,58 1930,50 6440,15
N SELATAN
12 PANYABUNGA   0,08 49,91   1335,32 1385,30
N UTARA
13 PUNCAK SORIK 2235,26 1993,67 105,05 66,64 516,80 4917,41
MARAPI
14 RANTO BAEK 34,08 374,08 339,62 4725,32 3496,81 8969,91
15 SIABU 15,44 1927,17 551,89 1551,10 2886,03 6931,63
16 TAMBANGAN 3648,33 4215,36 167,23 22,56 24,44 8077,92
17 ULU PUNGKUT 28,74 6592,61 5337,12 1951,62 3,28 13913,37
  Grand Total 24.511,11 47.541,80 33.171,91 97.322,70 46.360,31 248.907,83
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

E. SKL Ketersedian Air

Pada tahap ini akan dilakukan analisa Satuan Kemampuan Lahan (SKL)
Ketersediaan Air. Ketersediaan Air artinya wilayah tersebut terdapat air atau tidak
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan pemanfaatan lahan. Analisis ini
merupakan salah satu kriteria dalam pengalokasian penggunaan lahan. Berikut
kriteria SKL ketersediaan air di kawasan perencanaan.

Tabel 3.17 Kriteria SKL Ketersediaan Air


Morpologi Geologi Hidrologi Penggunaan Kestabilan Nilai
/Klimatologi Lahan Ketersediaan Air
Gunung/Pegunungan Qvlu, Sama Hutan, Semak, Ketersediaan Air 1
dan Bukit / Perbukitan Qvb,Tliu,Put Belukar, Ladang Sangat rendah

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -54


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Terjal
Gunung/Pegunungan Tmvak, Tms2 Sama Sawah Ladang, Ketersediaan Air 2
dan Bukit / Perbukitan Kebun, semak rendah
Curam Belukar
Bergelombang Tmvo, Qvt Sama Semua Ketersediaan Air 3
Sedang
Agak Datar TMi1 Sama Semua Ketersediaan Air 4
Tinggi
Datar Qh Sama Semua Ketersediaan Air 5
Sangat Tinggi
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Berdasarkan hasil dari analisis, diperoleh bahwa SKL Ketersediaan Air Di


Kawasan Perencanaan memiliki ketersediaan air Tinggi, baik secara air
permukaan, maupun daya resap air tanah, selain itu juga di Kawasan perencanaan
merupakan sebagian besar lahannya adalah tanama hutan yang memiliki daya
resap air yang cukup baik. Ketersediaan air yang sangat tinggi di Kawasan Batang
Gadis dan Sekitarnya (Kawasan Perencanaan) mencapai 7.611,94 Ha sedangkan
luasan daerah yang memiliki kekurangan dalam hal ketersediaan air adalah
88.157,74 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -55


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

Tabel 3.18 SKL Ketersedia Air


No. Kecamatan SKL Ketersediaan Air Luas (Ha)
Ketersediaan Air Ketersediaan Air Ketersediaan Ketersediaan Ketersediaan Air
Sangat Rendah Rendah Air Sedang Air Tinggi Sangat Tinggi
1 BATANG NATAL 5.366,21 38.796,44 19.845,97 14.385,09 44,87 78.438,59
2 HUTA BARGOT 109,20 2.437,23 6.493,80 429,95 595,58 10.065,77
3 KOTANOPAN 0,06 790,88 8.167,76 6.457,02 481,90 15.897,63
4 LEMBAH SORIK MARAPI 6,04 701,57 372,14 247,65 10,14 1.337,54
5 LINGGA BAYU 63,04 3.825,10 2.125,33 334,01 84,39 6.431,87
6 MUARA BATANG GADIS 11,76 5.115,60 28.264,70 3.747,03 5,19 37.144,28
7 NAGA JUANG 273,82 2.049,10 1.448,14 381,03 509,13 4.661,22
8 NATAL 73,53 11.671,06 19.298,76 886,52 4,79 31.934,66
9 PANYABUNGAN 46,31 1.408,60 300,51 497,56 2.403,10 4.656,08
10 PANYABUNGAN BARAT 205,60 1.918,19 3.745,40 824,81 1.010,49 7.704,49
11 PANYABUNGAN 114,24 2.228,31 3.402,07 577,25 118,28 6.440,15
SELATAN
12 PANYABUNGAN UTARA 0,07 49,70 538,13 797,40 1.385,30
13 PUNCAK SORIK MARAPI 71,97 2.306,15 1.785,21 503,45 250,63 4.917,41
14 RANTO BAEK 0,32 945,63 4.117,67 3.708,75 197,55 8.969,91
15 SIABU 534,37 2.024,75 3.504,73 792,94 74,83 6.931,63
16 TAMBANGAN 127,77 4.920,70 2.842,46 181,86 5,13 8.077,92
17 ULU PUNGKUT 14,11 5.953,73 6.926,99 1.018,53 13.913,37
  Total 7.004,24 81.153,50 111.718,08 41.420,05 7.611,94 248.907,83
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Gambar 3.7. Peta SKL Kestabilan Pondasi

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -56


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

Gambar 3.8. Peta SKL Ketersediaan Air

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -57


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -58


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

F. SKL Drainase

Pada tahap ini akan dilakukan analisa Satuan Kemampuan Lahan (SKL)
Untuk Drainase. SKL untuk Drainase dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kemampuan lahan dalam mematuskan air hujan secara alami, sehingga
kemungkinan genangan baik bersifat lokal ataupun meluas dapat dihindari.
Analisis ini merupakan salah satu kriteria dalam pengalokasian penggunaan lahan
khususnya untuk pengembangan kawasan permukiman. Berikut kriteria SKL
Untuk Drainase Di Kawasan Perencanaan.

Tabel 3.19 Kriteria SKL Drainase


Morpologi Lereng Topografi Geologi Penggunaan Kestabilan Nilai
Lahan Untuk
Drainase
Gunung/Pegunungan > 40 % Tinggi Qvlu, Hutan, Semak, Sangat 5
dan Bukit / Perbukitan Qvb,Tliu,Put Belukar, Tinggi
Terjal Ladang
Gunung/Pegunungan 25 – 40 % Cukup Tmvak, Tms2 Sawah Tinggi 4
dan Bukit / Perbukitan Tinggi Ladang,
Curam Kebun, semak
Belukar
Bergelombang 15-25 % Sedang Tmvo, Qvt Semua Sedang 3
Agak Datar 8-15 % Rendah TMi1 Semua Rendah 2
Datar 0–8% Sangat Qh Semua Sangat 1
Rendah Rendah
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Drainase berkaitan dengan aliran air, serta mudah tidaknya air mengalir.
Drainase tinggi artinya aliran air mudah mengalir atau mengalir lancar. Drainase
rendah berarti aliran air sulit dan mudah tergenang. Untuk Kawasan Perencanaan
berkaitan dengan aliran Drainase memiliki tingkat kemampuan lahan terhadap
aliran drainase kurang mencapai 31.863,34 Ha, hal ini dikarenakan banyaknya
lembah sehingga tidak memungkinkan mengaliri air, kecuali aliran dikoneksikan
kepada sungai atau rawa yang mempu mengalirkan air. Aliran air drainase ini
hanya untuk berasal dari permukiman, sedangkan untuk industri harus memiliki
Instalasi Pengolahaan Air Limbah (IPAL), selanjutnya setelah diolah dan
dianggap bersih, maka boleh dialiri ke drainse. Berdasarkan hasil analisis, maka
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -59


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

Tabel 3.20 SKL Drainase


NO Kecamatan SKL Untuk Drainse Luas (Ha)
. Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Rendah
1 BATANG NATAL 35,17 7.789,99 31.703,80 36.432,06 2.477,57 78.438,59
2 HUTA BARGOT 25,09 2.071,95 7.230,16 738,56 10.065,77
3 KOTANOPAN 107,88 5.665,36 9.076,35 1.026,61 21,44 15.897,63
4 LEMBAH SORIK MARAPI 2,81 463,24 788,98 82,34 0,18 1.337,54
5 LINGGA BAYU 79,13 2.838,28 3.514,46 6.431,87
6 MUARA BATANG GADIS 9,06 4.761,82 30.431,65 1.941,76 37.144,28
7 NAGA JUANG 4,15 1.359,82 2.984,35 312,90 4.661,22
8 NATAL 1.116,81 11.129,74 16.902,38 2.785,73 31.934,66
9 PANYABUNGAN 48,70 961,35 3.595,74 50,29 4.656,08
10 PANYABUNGAN BARAT 14,07 1.641,48 5.750,41 298,54 7.704,49
11 PANYABUNGAN SELATAN 568,77 1.014,09 4.540,12 317,16 6.440,15
12 PANYABUNGAN UTARA 2,29 568,69 814,32 1.385,30
13 PUNCAK SORIK MARAPI 23,48 2.646,27 1.969,17 276,15 2,35 4.917,41
14 RANTO BAEK 42,49 978,36 5.628,04 2.321,03 8.969,91
15 SIABU 27,47 900,39 5.756,71 247,05 6.931,63
16 TAMBANGAN 44,65 2.354,47 5.415,51 257,18 6,12 8.077,92
17 ULU PUNGKUT 995,89 9.875,26 2.992,15 49,86 0,20 13.913,37
  Grand Total 1.209,87 30.653,47 77.412,78 124.596,36 15.035,35 248.907,83
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Gambar 3.9. Peta SKL Drainase

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -60


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -61


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

G. SKL Erosi

Pada tahap ini akan dilakukan analisa Satuan Kemampuan Lahan (SKL)
Untuk Erosi. SKL untuk Erosi dimaksudkan untuk mengetahui daerah-daerah
yang mengalami keterkikisan tanah, sehingga dapat diketahui tingkat ketahanan
lahan terhadap erosi serta antisipasi dampaknya pada daerah yang lebih hilir.
Berikut kriteria SKL untuk erosi di Kawasan Taman Batang Gadis dan Sekitarnya
(Kawasan Perencanaan).

Tabel 3.21 Kriteria SKL Terhadap Erosi


Morpologi Lereng Geologi Penggunaan SKL Erosi Nilai
Lahan
Gunung/Pegunungan dan Bukit / > 40 % Qvlu, Hutan, Semak, Erosi Sangat 1
Perbukitan Terjal Qvb,Tliu,Put Belukar, Ladang Tinggi
Gunung/Pegunungan dan Bukit / 25 – 40 % Tmvak, Tms2 Sawah Ladang, Erosi Tinggi 2
Perbukitan Curam Kebun, semak
Belukar
Bergelombang 15-25 % Tmvo, Qvt Semua Erosi Sedang 3
Agak Datar 8-15 % TMi1 Semua Erosi Rendah 4
Datar 0–8% Qh Semua Tidak Ada Erosi 5
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Erosi berarti mudah atau tidaknya lapisan tanah terbawa air atau angin.
Erosi tinggi berarti lapisan tanah mudah terkelupas dan terbawa oleh angin dan
air. Erosi rendah berarti lapisan tanah sedikit terbawa oleh angin dan air. Tidak
ada erosi berarti tidak ada pengelupasan lapisan tanah. Di Kawasan Taman Batang
Gadis dan Sekitarnya (Kawasan Perencanaan) secara keseluruhan memiliki
tingkat kemampuan lahan erosi yang sedang, artinya, lahan atau tanah dapat
mengalami pengikisan terhadap air sebesar 150.374,46 Ha, terutama di daerah
yang melintasi sungai seperti sungai batang toru. Untuk itu perlu adanya
pencegahan terhadap erosi, terutama pada kawasan kemampuan lahan dengan
erosi yang sanagat tinggi dan tinggi dengan memperhatikan dampak
lingkungannya. Pembatasan terhadap peruntukan kawasan budidaya terutama
kawasan terbangun pada kawasan kemampuan lahan yang memiliki tingkat erosi
tinggi hingga sangat tinggi tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -62


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing Natal FAKTA DAN ANALISA

Tabel 3.22 SKL Erosi


No. Kecamatan SKL Untuk Erosi Luas (Ha)
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
1 BATANG NATAL 44,87 15810,02 40669,49 21716,47 197,75 78438,59
2 HUTA BARGOT   2793,00 6876,73 390,56 5,48 10065,77
3 KOTANOPAN 313,80 7893,98 7268,32 420,69 0,83 15897,63
4 LEMBAH SORIK 3,20 132,04 953,90 244,98 3,41 1337,54
MARAPI
5 LINGGA BAYU 5,59 814,36 5455,40 156,35 0,17 6431,87
6 MUARA BATANG 0,27 14902,46 21829,82 405,08 6,65 37144,28
GADIS
7 NAGA JUANG 209,15 762,24 3008,84 680,71 0,28 4661,22
8 NATAL 4,79 2240,08 26628,70 3060,45 0,65 31934,66
9 PANYABUNGAN   532,30 3625,87 488,58 9,33 4656,08
10 PANYABUNGAN BARAT   1855,98 5232,06 595,83 20,63 7704,49
11 PANYABUNGAN 8,11 1222,42 4903,36 285,75 20,51 6440,15
SELATAN
12 PANYABUNGAN UTARA 42,15 579,11 764,05     1385,30
13 PUNCAK SORIK 22,20 440,22 4039,47 404,17 11,36 4917,41
MARAPI
14 RANTO BAEK 60,37 5120,07 3733,62 55,85   8969,91
15 SIABU 44,28 2273,61 3274,48 1329,32 9,94 6931,63
16 TAMBANGAN 3,73 107,14 6760,33 1120,37 86,36 8077,92
17 ULU PUNGKUT 1018,42 7491,70 5350,03 53,22   13913,37
  Grand Total 1.780,93 64.970,73 150.374,46 31.408,36 373,35 248.907,83
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -63


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

H. SKL Pembuangan Limbah

Pada tahap ini akan dilakukan analisa Satuan Kemampuan Lahan (SKL)
Pembuangan Limbah. SKL Pembuangan Limbah dimaksudkan untuk mengetahui
daerah-daerah yang mampu untuk ditempati sebagai lokasi penampungan akhir
dan pengolahan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair. Untuk kriteria
SKL Pembuangan Limbah di kawasan Perencaan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.23 Kreteria Penilaian SKL Pembuangan Limbah


Lereng Topografi Geologi Penggunaan SKL Nilai
Lahan Pembuangan
Limbah
Gunung/Pegunungan > 40 % Tinggi Qvlu, Hutan, Semak, Kemampuan 1
dan Bukit / Perbukitan Qvb,Tliu,Put Belukar, Lahan Untuk
Terjal Ladang Pembuangan
Limbah sangat
Kurang
Gunung/Pegunungan 25 – 40 % Cukup Tmvak, Sawah Kemampuan 2
dan Bukit / Perbukitan Tinggi Tms2 Ladang, Lahan Untuk
Curam Kebun, semak Pembuangan
Belukar Limbah
Kurang
Bergelombang 15-25 % Sedang Tmvo, Qvt Semua Kemampuan 3
Lahan Untuk
Pembuangan
Limbah
Sedang
Agak Datar 8-15 % Rendah TMi1 Semua Kemampuan 4
Lahan Untuk
Pembuangan
Limbah Baik
Datar 0–8% Sangat Qh Semua Kemampuan 5
Rendah Lahan Untuk
Pembuangan
Limbah Sangat
Baik
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

SKL Pembuangan Limbah adalah tingkatan untuk memperlihatkan


wilayah tersebut cocok atau tidak sebagai lokasi pembuangan. Analisa ini
menggunakan peta hidrologi dan klimatologi. Kedua peta ini penting, tetapi
biasanya tidak ada data rinci yang tersedia. SKL pembuangan limbah kurang
berarti wilayah tersebut kurang/tidak mendukung sebagai tempat pembuangan
limbah sedangkan untuk kemampuan lahan untuk pembuangan limbah sangat
baik/sangat baik, maka kawasan tersebut mampu dan baik untuk tempat

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -64


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

pembuangan limbah, namun untuk limbah berbahaya (B3 dan Linnya), maka
perlu pengelolaan khusus seperti pembuatan IPAL. Berdasarkan hasil analisis,
maka secara keseluruhan kawasan rata rata untuk kemampuan lahan terhadap
pembuangan Limbah adalah Kurang dengan luas 38.877,13 Ha. Artinya pada
kawasan ini tidak dapat dialokasikan terhadap peruntukan pembuangan limbah,
sedangkan untuk kemampuan untuk pembuangan limbah yang baik sampai sangat
baik sebersar 92.532,43 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.24 SKL Pembuangan Limbah


No. Kecamatan SKL Pembuangan Limbah Luas (Ha)
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
1 BATANG NATAL 256,83 8.650,79 45.857,55 23.264,52 408,91 78.438,59
2 HUTA BARGOT 143,83 5.051,97 4.810,18 59,79 10.065,77
3 KOTANOPAN 109,08 7.291,72 7.926,72 570,06 0,05 15.897,63
4 LEMBAH SORIK 92,59 422,41 790,67 31,87 1.337,54
MARAPI
5 LINGGA BAYU 243,48 5.222,12 966,27 6.431,87
6 MUARA BATANG 126,98 13.910,78 22.939,29 167,24 37.144,28
GADIS
7 NAGA JUANG 84,56 2.242,52 2.334,07 0,07 4.661,22
8 NATAL 1.343,42 18.368,22 11.182,97 1.040,04 31.934,66
9 PANYABUNGAN 82,30 3.839,21 734,57 4.656,08
10 PANYABUNGAN 76,77 4.458,76 3.162,09 6,87 7.704,49
BARAT
11 PANYABUNGAN 14,72 741,34 2.399,34 3.278,91 5,84 6.440,15
SELATAN
12 PANYABUNGAN 45,43 1.245,37 94,50 1.385,30
UTARA
13 PUNCAK SORIK 93,44 3.575,39 1.171,07 77,51 4.917,41
MARAPI
14 RANTO BAEK 104,66 1.372,04 6.983,76 509,45 8.969,91
15 SIABU 120,24 2.288,13 4.499,28 23,97 6.931,63
16 TAMBANGAN 84,51 3.746,78 4.131,49 115,08 0,06 8.077,92
17 ULU PUNGKUT 995,89 10.673,42 2.200,96 43,10 13.913,37
Grand Total 1.647,06 37.230,07 117.498,27 89.343,88 3.188,55 248.907,83
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

I. SKL Terhadap Bencana

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -65


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Pada tahap ini akan dilakukan analisa Satuan Kemampuan Lahan (SKL)
Terhadap Bencana Alam. SKL Terhadap Bencana Alam dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam menerima bencana alam khususnya
dari sisi geologi, untuk menghindari/mengurangi kerugian dan korban akibat
bencana tersebut. Berikut kriteria SKL Terhadap Bencana Alam di kawasan
perencanaan.

Tabel 3.25 Kreteria SKL Bencana Alam


Morpologi Lereng Bencana Topografi Geologi Penggunaan SKL Nilai
Lainnya Lahan Bencana
Alam
Gunung/Pegunungan > 40 % Rawan Tinggi Qvlu, Hutan, Potensi 1
dan Bukit / Longsor, Qvb,Tliu,Pu Semak, Bencana
Perbukitan Terjal Gempa t Belukar, Alam
Bumi Ladang Sangat
Sedang Tinggi
Gunung/Pegunungan 25 – 40 MMI V - Cukup Tmvak, Sawah Potensi 2
dan Bukit / % VI Tinggi Tms2 Ladang, Bencana
Perbukitan Curam Kebun, Alam
semak Tinggi
Belukar
Bergelombang 15-25 % Sedang Tmvo, Qvt Semua Potensi 3
Bencana
Alam
Sedang
Agak Datar 8-15 % Rendah TMi1 Semua Potensi 4
Bencana
Alam
Kurang
Datar 0–8% Sangat Qh Semua Potensi 5
Rendah Bencana
Alam
Sangat
Kurang
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Berdasarkan hasil dari analisis, diperoleh bahwa SKL Terhadap Bencana Di


Kawasan Batang Gadis dan sekitarnya memiliki kemampuan lahan terhadap
bencana alam dengan kategori Sedang dengan luas 140.080,86 Ha. Artinya
kemampuan lahan terhadap potensi bencana alam Longsor dan Gempa Bumi
masih rentan di Kawasan Taman Batang Gadis dan sekitarnya, maka untuk
alokasi peruntukan kawasan terbangun perlu memperhatikan dampak
kebencanaan, terutama pada struktur. Sedangkan untuk kemampuan lahan
terhadap bencana alam kurang sampai sangat kurang sebesar 39.317,38 Ha artinya

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -66


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

di kawasan ini sangat rendah terkena dampak bencana alam terutama longsor dan
gempa bumi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambar 3.10. Peta SKL Erosi

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -67


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Gambar 3.11. Peta SKL Pembuangan Limbah

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -68


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Tabel 3.26 SKL Terhadap Bencana Alam


No. Kecamatan SKL Terhadap Bencana Alam Luas (Ha)

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -69


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

1 BATANG NATAL 7,67 5.192,06 34.932,35 33.922,74 4.383,76 78.438,59


2 HUTA BARGOT 82,11 3.231,61 5.988,41 756,14 7,50 10.065,77
3 KOTANOPAN 29,19 2.425,25 10.838,86 2.591,47 12,85 15.897,63
4 LEMBAH SORIK 3,20 126,53 443,15 732,09 32,58 1.337,54
MARAPI
5 LINGGA BAYU 56,58 451,95 4.950,81 972,52 6.431,87
6 MUARA BATANG 273,87 8.584,82 25.950,41 2.306,81 28,36 37.144,28
GADIS
7 NAGA JUANG 529,58 786,06 2.117,09 1.103,15 125,34 4.661,22
8 NATAL 91,01 1.134,80 23.332,72 7.360,59 15,54 31.934,66
9 PANYABUNGAN 6,35 2.954,60 615,99 1.074,49 4,65 4.656,08
10 PANYABUNGAN 61,49 2.518,97 3.718,13 1.403,62 2,28 7.704,49
BARAT
11 PANYABUNGAN 26,10 687,19 4.011,41 1.706,67 8,78 6.440,15
SELATAN
12 PANYABUNGAN 313,37 1.070,69 1,24 1.385,30
UTARA
13 PUNCAK SORIK 22,20 366,96 2.145,68 2.193,59 188,98 4.917,41
MARAPI
14 RANTO BAEK 54,68 2.696,85 5.530,34 687,72 0,32 8.969,91
15 SIABU 121,40 2.488,98 2.496,24 1.527,37 297,64 6.931,63
16 TAMBANGAN 2,38 87,36 2.499,47 5.277,39 211,33 8.077,92
17 ULU PUNGKUT 571,17 2.260,34 10.508,55 564,11 9,20 13.913,37
  Grand Total 2.252,35 37.065,03 140.080,86 64.180,47 5.329,12 248.907,83
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

J. SKL Terhadap Tingkat Kemampuan Lahan

Dari hasil-hasil perhitungan SKL di atas maka penentuan ditngkat


kemampauan lahan dengan memberikn bobot masing-masing SKL kemudian
meng-superimpose-kan peta-peta di atas maka dihasilkan ketetapan penggunaan
lahan sebagai seperti tertera pada Tabel 4.22 berikut.
Hasil perhitungan pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi
jumlah total nilai lahan maka akan semakin mampu lahan tersebut menjada lahan
Terbangun. Kawasan terbangun yang dimaksud adalah kompleksifitas guna lahan,
dimana pada umumnya peruntukan lahan terbangun lebih beragam seperti
bangunan tinggi, padat bangunan, serta pemenuhan kebutuhan dasar manusia
seperti jaringan trasnportasi, air bersih dan lain sebagainya. Sedangkan luas
daripada masing-masing tingkat kemampuan lahan tersebut dapat di lihat pada
Tabel berikut.

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -70


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Gambar 3.12. Peta SKL Pembuangan Bencana

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -71


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Gambar 3.13.Proses Superimpose Perhitungan Tingkat


Kemampuan Lahan

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -72


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi
LAPORAN
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Kabupaten Mandailing
FAKTA DAN ANALISA
Natal

Tingkat
Kemampuan
Lahan

Berdasarkan kemapuan lahan yang ada, maka dilakukan penampalan nilai


pada kawasan perencanaan sehingga menghasilkan nilai-nilai kemampuan lahan
berdasarkan luasan, sebagaimana terlihat pada Tabel 4.22 berikut. Kemampuan
lahan dengan kemampuan baik pada kawasan perencanaan adalah 33.143,37 Ha,
sedangkan kemampuan lahan sedang adalah 109.982,99 Ha, dan untuk
kemampuan lahan rendah atau kurang baik adalah 105.781,46 Ha.

Tabel 3.27 Luas Kawasan Berdasarkan Kemampuan Lahan


Kemampuan Lahan Luas (Ha)
Kemampuan Lahan Sangat Rendah 23.228,34
Kemampuan Lahan Rendah 82.553,12
Kemampuan Lahan Sedang 109.982,99
Kemampuan Lahan Tinggi 23.437,04
Kemampuan Lahan Sangat Tinggi 9.706,33
Grand Total 248.907,83
Sumber : Hasil Analisis 2018

Bab Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 4 -73


Tabel 3.28 Perhitungan Nilai dikali Bobot Kemampuan Lahan
Kawasan Batang Gadis
No 1.SKL Mrf TOTAL 2.SKL TOTAL 3.SKL KSTB TOTAL 4.SKL KSTB TOTAL 5.SKL KT
KMDHN LRG PNDS AIR
1 sangat 5 sangat rendah 1 sangat rendah 5 sangat rendah 3 sangat renda
rendah
2 rendah 10 rendah 2 rendah 10 rendah 6 rendah
3 sedang 15 sedang 3 sedang 15 sedang 9 sedang
4 tinggi 20 tinggi 4 tinggi 20 tinggi 12 tinggi
5 sangat tinggi 25 sangat tinggi 5 sangat tinggi 25 sangat tinggi 15 sangat tinggi

Lanjutan...
No 7.SKL EROSI TOTAL 8.SKL PMBUGAN TOTAL 9.SKL BNCN TOTAL GRAND TOTAL KEMAM
LMBH
1 sangat rendah 3 sangat rendah 0 sangat rendah 5 32 san
2 rendah 6 rendah 0 rendah 10 64
3 sedang 9 sedang 0 sedang 15 96
4 tinggi 12 tinggi 0 tinggi 20 128
5 sangat tinggi 15 sangat tinggi 0 sangat tinggi 25 160 san

74
Tabel 3.29 Satuan Kemampuan Lahan Berdasarkan Luasan Per
Kecamatan di Kawasan Batang Gadis
Kemampuan Lahan (Ha)
Kecamatan Kemampuan Lahan Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan Lahan L
Sangat Rendah Lahan Rendah Lahan Sedang Lahan Tinggi Sangat Tinggi
TANG NATAL 14741,55 32414,60 29444,16 1793,06 45,21
TA BARGOT 88,59 1991,97 5370,08 1718,95 896,18
TANOPAN 636,63 7619,32 6739,76 834,23 67,69
MBAH SORIK MARAPI 154,57 878,66 154,31 139,86 10,14
NGGA BAYU   922,44 4714,64 554,72 240,08
ARA BATANG GADIS 33,19 3779,76 24476,75 8338,79 515,78
GA JUANG 444,09 1618,62 1342,74 381,61 874,16
TAL 1680,67 10975,94 17938,28 1090,30 249,46
NYABUNGAN 367,43 1085,99 178,09 215,81 2808,77
NYABUNGAN BARAT 169,22 1742,23 3089,28 1118,69 1585,07
NYABUNGAN
LATAN 442,27 2166,38 2983,00 722,20 126,30
NYABUNGAN UTARA   0,07 0,00 64,47 1320,76
NCAK SORIK MARAPI 1334,50 2765,42 270,53 388,36 158,60
NTO BAEK 12,18 917,48 4404,41 3437,77 198,07
BU 688,77 1692,35 2394,55 1992,14 163,80
MBANGAN 2416,14 5118,44 491,10 48,69 3,54
U PUNGKUT 18,52 6863,44 5991,30 597,38 442,72
and Total 23.228,34 82.553,12 109.982,99 23.437,04 9.706,33

75

Anda mungkin juga menyukai