Anda di halaman 1dari 21

Executive

Summary
2019

RENCANA DETAIL TATA


RUANG PERKOTAAN SUBANG

DINAS PENATAAN
JUNE 7 RUANG DAN
PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN SUBANG

PT. PADU RAKSA

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................2
PENDAHULUAN..........................................................................................3
Latar Belakang......................................................................................3
Dasar Pertimbangan................................................................................4
Konsep Rencana Pengembagan Sistem Pusat Pelayanan.....................................5
Rencana Struktur Ruang...........................................................................8
Rencana Jaringan Telekomunikasi..........................................................11
Rencana Jaringan Air Minum.................................................................11
Rencana Jaringan Drainase..................................................................12
Rencana Pengelolaan Sampah...............................................................14
Rencana Prasarana Kebakaran..............................................................16
Rencana Pola Ruang..............................................................................17
Penetapan Sub BWP Prioritas...................................................................18
Ketentuan Pemanfaatan Ruang.................................................................20

2
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Penataan ruang Wilayah Kabupaten Subang telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah
Kabupaten Subang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Subang Tahun 2011-2031. Rencana detail tata ruang kabupaten disusun apabila RTRW
Kabupaten tidak atau belum dapat dijadikan acuan pengendalian pemanfaatan ruang
kabupaten. Dalam hal rencana tata ruang wilayah kabupaten memerlukan rencana rinci tata
ruang, maka disusun rencana detail tata ruang sebagai salah satu dasar dalam pengendalian
penataan ruang dan sekaligus menjadi dasar Penyusunan Review Rencana tata bangunan dan
lingkungan bagi zona-zona yang pada rencana detail tata ruang ditentukan sebagai zona yang
penanganannya diprioritaskan.

3
Dasar Pertimbangan

“Terwujudnya Kecamatan Subang sebagai Pusat Kegiatan


Lokal Kabupaten yang Produktif, Efisien, Berkualitas dan
Berkelanjutan”

Pernyataan di atas memiliki makna:


1. Produktif adalah proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu
memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat, sekaligus
meningkatkan daya saing.
2. Efisien diartikan sebagai suatu kondisi ruang yang dapat melayani pemenuhan
kebutuhan dan kegiatan secara murah, hemat (menghindari pemborosan) dan
mengandung nilai-nilai optimasi secara ekonomi (misal : pertimbangan benefit-cost-
ratio).
3. Berkualitas adalah situasi masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya
dengan terlindungi dari berbagai ancaman (aman), dapat mengartikulasikan nilai sosial
budaya dan fungsinya dalam suasana yang nyaman dan damai, serta wujud tata ruang
yang memiliki azas keadilan dan keseimbangan.
4. Berkelanjutan adalah kondisi kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan

4
dapat ditingkatkan, termasuk pula antisipasi untuk mengembangkan orientasi ekonomi
yang dapat mengefisienkan pemanfaatan sumberdaya alam. Hal ini dilakukan sesuai
prinsip sustainable development bahwa pemanfaatan sumberdaya selain memenuhi
kebutuhan sekarang juga dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan generasi
mendatang.

Konsep Rencana Pengembagan Sistem Pusat Pelayanan


Konsep rencana pengembangan sistem pusat pelayanan dimaksudkan untuk menggambarkan
peran dan fungsi setiap pusat dalam pengembangan kawasan secara keseluruhan dalam
lingkup Kecamatan Subang di BWP. Pengembangannya dilakukan melalui pembentukan pusat-
pusat kegiatan yang ditetapkan secara hirarkhi sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat
kegiatan atau didasarkan pada arah kebijakan pengembangan.

Tabel 2 Sistem Pusat Pelayanan Kecamatan Subang

Sistem Pusat Pelayanan Kelurahan Fungsi Utama


Pusat Pelayanan Primer Cigadung  Pusat kawasan pemerintahan
(Skala BWP)  Pusat perdagangan dan jasa
 Kawasan permukiman kepadatan
tinggi
 Kawasan heritage
Sub Pusat Pelayanan Karanganyar  Kawasan Perdagangan dan jasa
Sekunder (Skala Sub  Kawasan industry
BWP)  Kawasan permukiman pendukung
industri
Soklat  Perdagangan dan jasa
 Kawasan permukiman kepadatan
tinggi
 Kawasan heritage
Pasirkareumbi  Kawasan permukiman
Pusat Pelayanan Tersier Sukamelang  Kawasan Pendidikan
(Skala Lingkungan)  Kawasan perkantoran
 Simpul pergerakan transportasi darat
Dangdeur  Kawasan wisata alam dan buatan
 Kawasan pertanian lahan basah
parung  Kawasan Hutan Produksi/perkebunan
 Kawasan Permukiman kepadatan
rendah
Wanareja  Kawasan Hutan Produksi/perkebunan
 Kawasan Pendidikan
 Kawasan Permukiman kepadatan
rendah

5
Sumber: Hasil Analisis, 2019

Perumusan penetapan sub bagian wilayah perkotaan (Sub BWP) RDTR Kecamatan Subang
disusun merujuk pada kebijakan RTRW Kota Subang Dasar perumusan penetapan BWP yaitu
kemampuan tumbuh kembang wilayah kecamatan serta arah perkembangan Kecamatan
Subang pada masa mendatang.
Tabel 2 Pembagian Sub BWP Kecamatan Subang
SUB TEMA WILAYAH BLOK LUAS FUNGSI
BWP PENGEMBANG CAKUPAN (HA)
AN
1 Pengembangan  Kelurahan Sub Zona 577,70 UTAMA
Kawasan Sukamelang 1.1  Kawasan Pendidikan dan
Pendidikan dan  Sebagian Sub Zona 420,92 perkantoran
perkantoran kelurahan 1.2  Kawasan pertanian
serta dangdeur Sub Zona 489,84 lahan basah
pengendalian  Sebagian 1.3 PENDUKUNG
alih fungsi kelurahan  Simpul Transportasi
lahan sawah cigadung kabupaten
menjadi  Sebagian  Kawasan Permukiman
permukiman kelurahan  Kawasan perdagangan
kawanganyar dan jasa
 Kawasan industri
LUAS SUB BWP 1 1487,4
7
2 Kawasan Pusat  Kelurahan Soklat Sub Zona 382,85 UTAMA
Perkotaan  Kelurahan 2.1  Kawasan Perdagangan
dengan pasirkareumbi Sub Zona 652,76 dan Jasa Skala
kegiatan utama  Sebagiankelurah 2.2 kabupaten
perdagangan an cigadung Sub Zona 527,53  Kawasan Pariwisata
dan jasa Skala  Sebagian 2.3 PENDUKUNG
Kabupaten dan kelurahan Sub Zona 464,82  Kawasan
pengembangan dangdeur 2.4 pengembangan
Kawasan  Sebagian perumahan baru
pariwisata dan kelurahan  Kawasna heritage
Heritage. Karanganyar
LUAS SUB BWP 2 2029,3
9
3 Pengembangan  Kelurahan Sub Zona 901,49 UTAMA
kawasan Wanareja 3.1  Kawasan perkebunan
perkebunan Sub Zona 1150,60 PENDUKUNG
sebagai 3.2  Kawasan Pendidikan
kawasan  Kawasan permukiman
pendukung

6
perkotaan dan
pengendalian
alih fungsi
lahan
perkebunan
menjadi
permukiman

LUAS SUB BWP 3 2051,70


D Pengembangan Kelurahan Parung Sub Zona 443,08 UTAMA
kawasan 4.1  Kawasan perkebunan
permukiman Sub Zona 421,76 PENDUKUNG
kepadatan 4.2  Kawasan permukiman
rendah dan
pengendalian
alih fungsi
lahan
perkebunan
menjadi
permukiman

LUAS SUB BWP 4 864,89


Sumber: Hasil Analisis, 2019

7
Rencana Struktur Ruang
Rencana Jaringan Pergerakan
Pengembangan sistem jaringan jalan transportasi di Kecamatan Subang adalah untuk
mendukung terwujudnya struktur ruang yang kompak dan berfungsi sebagai penghubung
antara pusat-pusat pelayanan dan kawasan permukiman. Rencana sistem jaringan transportasi
di Kecamatan Subang yang terdiri dari sistem jaringan transportasi darat terdiri dari:
a. Jaringan jalan;
b. Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan.
Berdasarkan kondisi Kecamatan Subang serta berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Subang, maka rencana sistem jaringan jalan di Kecamatan Subang adalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan Status Jalan dari Jalan Lokal Menjadi Jalan Kolektor di sepanjang koridor
Jalan lokal yang ada di Kelurahan Parung yang kemudian menyambung ke jalan arteri,
dekat tol menuju ke arah Pasirkareumbi. Rencana peningkatan jalan lokal menjadi kolek-
tor juga direncanakan tersambung dari jalan lingkar yang berada diantara Kelu-rahan
Parung-Pasirkareumbi, menuju ke Kelurahan Dangdeur. Sedangkan untuk rencana
peningkatan kelas jalan lokal ke jalan kolektor lainnya adalah rencana jalan yang
menghubungkan dari Sub BWP 2 atau pusat kota, menuju ke arah utara, yaitu ke
Kelurahan Sukamelang dan juga tersambung dengan Tol Cipali.
2. Rencana Pembangunan Jaringan Jalan Lingkar yang akan melewati Kelurahan Wanareja -
Kelurahan Pasirkareumbi dan Kelurahan Parung. Jalan lingkar ini kemudian tersambung
lagi dengan jalan lokal yang direncanakan ditingkatkan statusnya menjadi jalan kolektor
yang menuju ke Kelurahan Dangdeur. Dari Kelurahan Dangdeur, masuk ke jalan arteri dan
ter-sambung lagi dengan jalan lokal yang ditingkatkan statusnya menjadi jalan kolektor ke
arah Sukamelang.
Artinya pembangunan
jalan lingkar ini
melewati Kelurahan
Wanareja – Kelurahan
Pasirkareumbi –
Kelurahan Parung –
Kelurahan Dangdeur –
Kelurahan
Sukamelang. Rencana
pembangunan jalan
lingkar ini menjadi
salah satu bentuk
antisipasi dan respon untuk mengurai kemacetan dari Tol Cipali di arah utara (Jakarta) untuk
menuju ke arah selatan (Bandung) atau sebaliknya. Jalan arteri yang ada saat ini sudah cukup
padat dengan kendaraan yang menuju Bandung dari arah Cipali pada saat weekend tiba.

8
Adapun Rencana pengembangan jalan kolektor sekunder meliputi:
Right of Way (ROW) direncanakan sebesar 30 meter;
Jalan kolektor sekunder dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20
km/ jam;
Badan jalan direncanakan sebesar 15 meter;
Tidak dilengkapi dengan median jalan.

Gambar 1 Peta rencana Jaringan Jalan

Sumber: Hasil Rencana, 2019

9
Rencana Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan
Kebutuhan energi listrik di Kecamatan Subang sampai akhir tahun perencanaan 2039, agar
dapat melayani kebutuhan listrik domestik yaitu sebesar 39,356,320 watt dan untuk kegiatan
non domestik sebesar 7,871,264 watt untuk kegiatan sosial dan ekonomi serta 3,935,632 watt
untuk penerangan jalan. Total kebutuhan listrik di Kecamatan Subang pada tahun 2039 yaitu
sebesar 51,163,216 watt.
Dalam hal ini, kebutuhan listrik dalam standar perencanaan prasarana listrik yang digunakan
untuk melakukan proyeksi di Kecamatan Subang hingga tahun 2039 dibagi menjadi:
1. Kebutuhan Domestik, atau kebutuhan listrik untuk rumah tangga diklasifika-sikan atas jenis persil di kawasan
perencanaan, yang meliputi:
 Perumahan besar : kebutuhan listrik adalah 2.200 watt/ KK
 Perumahan sedang : kebutuhan listrik adalah 1.300 watt/ KK
 Perumahan kecil : kebutuhan listrik adalah 900 watt/ KK.

Kebutuhan Non Domestik, yang terdiri dari kegiatan sosial, ekonomi dan pelayanan umum
seperti pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, pos hansip, balai pertemuan,
penerangan jalan dan lain-lain. Total kebutuhan listrik untuk seluruh kegiatan tersebut adalah
30% dari kebutuhan rumah tangga.
Gambar 2 Peta Rencana Jaringan Listrik

Sumber: Hasil Rencana, 2019

10
Rencana Jaringan Telekomunikasi
Telekomunikasi di Kecamatan Subang dilayani oleh PT. Telkom dan perusahaan swasta.
Pelayanan PT. Telkom dalam bentuk jaringan telepon yang terdiri dari telepon rumah, dan
jaringan internet. Selain itu terdapat jaringan telepon seluler untuk mendukung sistem
telekomunikasi bergerak pada jalur utama, terutama dalam bentuk format GSM (Global System
Mobile) dengan jaringan berupa tiang-tiang BTS yang dilakukan oleh perusahaan swasta.
Mengingat pentingnya prasarana telekomunikasi serta mempertimbangkan perkembangan
wilayah perencanaan pada masa yang akan datang, maka diperlukan peningkatan pelayanan
prasarana telekomunikasi. Salah satu alternatif dalam peningkatan pelayanan prasarana
Kecamatan Subang adalah dengan mengembangkan BTS
telekomunikasi di
(Based Tranceiver Station).

Tabel 1 Proyeksi Kebutuhan Telekomunikasi di Kecamatan Subang


Kebutuhan Telepon (SST)
No Uraian
2019 2024 2029 2034 2039
I Kebutuhan BTS (Unit) 1 1 1 1 1
II Kebutuhan Domestik
  Rumah Tipe Besar (80%) 3,704.76 4,129.06 4,616.50 5,178.89 5,830.57

  Rumah Tipe Sedang & Kecil (20%) 4,630.95 5,161.32 5,770.63 6,473.61 7,288.21

  Jumlah Kebutuhan Domestik 8,336 9,290 10,387 11,653 13,119


III Kebutuhan Non Domestik
  Kegiatan Sosial Ekonomi (30%) 2,500.71 2,787.11 3,116.14 3,495.75 3,935.63

  Telepon Umum (10%) 833.57 929.04 1,038.71 1,165.25 1,311.88

  Jumlah Kebutuhan Non Domestik 3,334 3,716 4,155 4,661 5,248

Total II + III 11,670 13,007 14,542 16,314 18,366


Sumber: Hasil Analisis, 2019

Rencana Jaringan Air Minum


Perkiraan Kebutuhan air di Kecamatan Subang pada akhir tahun perencanaan 2039
adalah 17.710.344 liter/hari untuk domestik 13.118.773 liter/hari dan 2.623.755 liter/hari
non domestik dengan tingkat kebocoran 1.967.816 liter/hari.

11
Gambar 3 Peta Rencana Jaringan Air Minum

Sumber: Hasil Rencana, 2019

Rencana Jaringan Drainase


Rencana pengembangan jaringan drainase di Kecamatan Subang meliputi:
a. Pengembangan jalur pengaliran drainase mengikuti pola jaringan jalan dan dialirkan
menuju badan penerima (Sungai Cipunagara, Sungai Cilamatan dan Saluran Primer)
dengan media dan konstruksi drainase yang mendukung pengaliran cepat, mengingat
kondisi lahan di Kecamatan Subang yang datar (25-50 mdpl) sehingga memerlukan
grading tertentu untuk memberi dorongan pengaliran. Jalur pengaliran tentunya menuju
ke sisi utara dan timur Kawasan, dimana air hujan yang turun akan jatuh pada permukaan
jalan dan mengalir menuju saluran-saluran sekunder dan tersier.
Pengembangan Jaringan drainase di Kecamatan Subang dengan sistem terpisah dengan tujuan
agar sistem pembuangan limbah dapat dibedakan antara limbah perumahan, limbah
perkantoran ataupun bisnis maupun limbah pabrik sehingga pembuangannya dapat dipilah-
pilah sesuai kategorinya dan dipisahkan sehingga masing-masing mampu menampung curah
hujan dan membuangnya secara terpisah.
Rencana Jaringan Air Limbah

Rencana sistem pengelolaan air limbah di Kecamatan Subang meliputi:

12
a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara individu direncanakan pada
kawasan permukiman kepadatan rendah dan sedang. Pengolahan individual merupakan
pengolahan air limbah yang dilakukan secara sendiri-sendiri pada masing-masing rumah
terhadap air limbah yang dihasilkan, dengan diagram sistem penanganannya sebagai
berikut:

Gambar 4 Skema Pengolahan Limbah Individual

b. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara komunal direncanakan pada


kawasan permukiman kepadatan tinggi, kawasan komersial dan industri.

Gambar 5 Skema Pengolahan Limbah Komunal

Gambar 6 Skema Pengolahan Air Limbah Domestik

13
c. Pengembangan instalasi pengolahan air lumpur tinja (IPLT) direncanakan pada kawasan
permukiman kepadatan tinggi.
Pengembangan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang direncanakan pada kawasan
industri, dimana kegiatan di kawasan industri akan berdampak pada rusaknya air tanah maka
perlu adanya sistem pengolahan limbah agar tidak merusak lingkungan.

Rencana Pengelolaan Sampah


Arahan rencana pengembangan sistem pengelolaan persampahan di Kecamatan Subang
dilakukan dengan melalui proses berikut:
1. Sistem Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap rumah maupun
bangunan sarana kota, dengan ukuran 40 - 100 liter. Tong sampah di setiap rumah
disediakan sendiri oleh masing-masing keluarga, sedangkan tong-tong sampah pada
sarana kota di sediakan oleh pemerintah.
2. Sistem Pengumpulan, yang proses pengumpulan sampahnya dapat dilakukan baik secara
individual maupun secara komunal melalui bak-bak penampungan yang disediakan di
setiap unit lingkungan perumahan maupun pada unit kegiatan komersial dan
pemerintahan/perkantoran. Sampah domestik tersebut kemudian diangkut memakai
gerobak sampah ukuran 1 m3 ke lokasi Transfer Depo atau Tempat Penampungan
Sementara (TPS) oleh pengelola swadaya masyarakat di masing-masing unit lingkungan.
Sedangkan sampah dari kegiatan komersial dan pemerintahan/perkantoran serta yang
berada di sepanjang jalan utama dikelola oleh instansi terkait.
3. Sistem Pemindahan dan Pengangkutan, yaitu kontainer sampah maupun sampah dari tiap
lokasi TPS atau Transfer Depo diangkut oleh kendaraan truk sampah maupun armroll
truck /dump truck ke lokasi tempat pemrosesan akhir (TPA) yang dikelola oleh Pemerintah
Daerah.
4. Pengembangan reduksi sampah dalam skala mikro, yaitu melalui reduksi sampah dari
rumah tangga (pemilahan sampah mulai dari sumbernya maupun dengan Reduce
(perolahan kembali), Reuse (penggunaan kembali) dan Recycle (daur ulang) atau 3R,
sehingga dapat mengurangi volume sampah yang ditimbulkan).

14
Gambar 7 Peta Rencana Jaringan Persampahan

Sumber: Hasil Rencana, 2019

15
Rencana Prasarana Kebakaran
Kebutuhan air untuk hidran kebakaran tergantung kepada frekuensi dan lamanya kebakaran. Besarnya
kebutuhan air untuk hidran kebakaran ini diasumsikan sebesar 10% dari total debit kebutuhan air rata-rata.
Namun kebutuhan air untuk hidran kebakaran tidak diperhitungkan dalam penentuan dimensi pipa
distribusi. Kebutuhan air untuk pemadam kebakaran hanya akan mempengaruhi dimensi reservoir
distribusi.
Gambar 8 Peta Rencana Struktur Ruang Kecamatan Subang

Sumber: Hasil Rencana, 2019

16
Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah yang meliputi rencana
peruntukan ruang untuk zona lindung dan rencana peruntukan ruang untuk zona budidaya. Pola
pemanfaatan ruang di Kecamatan Subang merupakan arahan bagi penggunaan ruang di Kecamatan
Subang yang didasari prinsip pemanfaatan sumberdaya alam berasaskan kelestarian lingkungan menuju
pembangunan yang berkelanjutan. Arahan ini diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan dan
perkembangan Kecamatan Subang tanpa mengganggu kelestarian lingkungannya.
Penentuan zona lindung dan zona budidaya di Kecamatan Subang didasarkan atas pertimbangan batasan
dan daya dukung lingkungan dan penetapan zona lindung yang sudah ditetapkan pada wilayah ini menurut
RTRW Kabupaten Subang untuk kepentingan keberlanjutan pembangunan di masa datang khususnya pada
kawasan berpotensi mendapatan tekanan dan gangguan lingkungan.

Gambar 9 Peta Rencana Pola Ruang Kecamatan Subang

Sumber: Hasil Rencana, 2019

17
Penetapan Sub BWP Prioritas
Gambar 10 Penetapan Sub BWP

Berdasarkan dasar pertimbangan di atas, maka Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
di Kecamatan Skubang adalah pada Sub BWP 2. Sub BWP 2 Sub BWP 2 merupakan Kawasan
Prioritas yang memiliki nilai penting dari sudut Ekonomi dan social budaya merupakan
Kawasan perdagangan dan jasa, Pariwisata serta Kawasan pusat pemerintahan Kabupaten
Subang.

18
Gambar 11 Konsep Pembagian Zona

Sub Zona Kawasan Prioritas terdapat di Sub BWP 1 dengan tema “Pengembangan
Kawasan perkotaan skala kabupaten” dengan program penanganannya adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Kawasan perdagangaan dan jasa skala Kabupaten;
2. Pengembangan kawasan pusat poemerintahan
3. Pengembangan dan penataan kawasan perdagangan dan jasa disekitar kawasan wisata dan
heritage
4. pengembangan Kawasan perumahan perkotaan
5. Penataan pusat pelayanan kawasan
6. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) di pusat pelayanan kawasan
7. Pemeliharaan dan penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH):
8. Pembangunan taman kota sebagai pendukung kawasan wisata alternatif;
9. Pembangunan sarana dan prasarana pendukung lainnya.

19
Gambar 12 Penetapan dan Penanganan Sub BWP Prioritas

Ketentuan Pemanfaatan Ruang


Tujuan dari penetapan prioritas pemanfaatan ruang di Kecamatan Subang adalah agar terjaganya
kesesuaian antara pelaksanaan pembangunan atau pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruangnya,
sehingga terjaganya konsistensi perkembangan Kecamatan Subang dengan strategi perkotaan kabupaten

Dalam rangka perwujudan kawasan lindung diperlukan pengelolaan yang berdasarkan pada pertimbangan
semua aspek yang terkait dengan tata ruang. Pemanfaatan Kawasan Lindung di Kecamatan Subang adalah
sebagai berikut:
1. Kawasan lindung yang diprioritaskan perwujudannya adalah kawasan lindung yang berdekatan dan
atau berbatasan dengan aktivitas sosial ekonomi masyarakat perkotaan.

20
Kawasan lindung dengan tipologi; a) pelaksanaan perwujudan relatif mudah; b) biaya perwujudan relatif
kecil; dan c) merupakan kawasan prioritas perlindungan, karena memiliki fungsi perlindungan strategis
terhadap kualitas dan kuantitas air maupun bencana alam seperti banjir, erosi, pendangkalan sungai, dll,

21

Anda mungkin juga menyukai