Anda di halaman 1dari 72

SAMPAH DAN

PERMASALAHANNYA
Surahma Asti Mulasari,
S.Si.M.Kes

LATAR BELAKANG

Akar pemasalahan sampah


Peningkatan volume sampah
Penanganan sampah
Potensi negatif sampah
Kondisi persampahan DIY
Daerah swakelola sampah
Daerah gagal swakelola

Akar Permasalahan Sampah

Jumlah
penduduk
meningkat

Kurang lahan
TPSS/TPSA

Konsumsi
bertambah

Gaya
hidup/
budaya

Volume
sampah
naik

Keterbatasan
pemerintah

Kurangnya
kesadaran
masayarakat

Masalah
sampah

Peningkatan Volume Sampah


Nama Kota

Jumlah
Pendu
uk th
2005
(jiwa)

Volume
sam
pah
(m3/
hari

volume sampah (ton/tahun)

2000
DKI Jakarta

8.750.000

Yogyakarta

515.976

27.966

2003

2004

9.457.800

9.375.755

10.207.590

629.260

730.000

887.990

911.900

1.053.957

1.165.652

1.260.000

1.440.000

1.476.000

1.538.000

3.132.360

3.128.880

3.180.000

3.168.000

9.344.000

500-800

Bandung

2.619.243

7.500

Semarang

1.397.388

4.274

Surabaya

2.762.921

8.700

(Kompas,2006)

9.362.250

2001

900.000

2002

2005

2.737.712

3.175.500

Penanganan Sampah
384 kota menghasilkan sampah
80.235,87 ton setiap harinya

dibuang ke
TPSA 4,2 %

dibakar 37,8%

tidak tertangani
sebesar 53,3%.
(Data BPS tahun 2000)

POTENSI NEGATIF SAMPAH


Penurunan Kualitas Lingkungan
Data kerusakan lingkungan daerah TPSA
Batar Gebang, Bekasi, September 1999
40% keasaman air melebihi ambang
batas
95% ditemukan E. coli di air tanah
(Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup)

Potensi Penyakit
Penyakit bawaan sampah yang ada di daerah
sekitar TPSA Batar Gebang Bekasi tahun
1999 dari hasil rontgen
34% TBC
99% ISPA

(Dinas Kesehatan, Dinas Kebersihan, Dinas Lingkungan Hidup, tahun 1999)

Potensi Bancana
Tragedi TPSA
Leuwigajah, Bandung
21 Februari 2005
longsornya sampah
mengakibatkan 148
0rang tewas, 139
rumah roboh

Longsornya Sampah
TPSA Batang Gebang, Bekasi
(tanggal 8 September 2006)
Tumpukan sampah setinggi 12-15 meter
longsor
Menewaskan 3 orang
5 luka-luka
Kerusakan infentaris TPSA berupa truk
pengangkut 3 buah

POTENSI
Ganguan Estetika dan Keindahan

Bandung Lautan
Sampah

Penumpukan Sampah Di Sudut Jalan

sampah menimbulkan bau, merusak keindahan kota, mengundang lalat,


dan menggangu kenyamanan pemakai jalan

(Bandung Wastes blog)

Penumpukan Sampah Di Sudut Pemukiman Penduduk

(foto koleksi pribadi)


Sampah mengganggu kenyamanan warga masyarakat
dan berpotensi menyebarkan wabah penyakit

KONDISI PERSAMPAHAN DIY

Sampah Terangkut ke TPSA


Piyungan Beberapa Daerah DIY
No Nama Daerah

Produksi
sampah/ hari
(m3)

Sampah
terangkut /
hari (m3)

Bantul

1.145

178

Sleman

1.268

285

Yogyakarta

1.724

1.321
(Walhi DIY, 2006)

TPSS/TPSA Ilegal di Beberapa


Wilayah DIY Tahun 2006
No Nama daerah

Elegal di
Elegal di
lahan kosong sungai

Bantul

12

Sleman

10

21

Yogyakarta

24
(Walhi DIY, 2006)

Pencemaran di TPSA Piyungan


Pencemaran air sumur memakai air
sulingan
Truk-truk sampah yang lewat
Gangguan kenyamanan, estetika dan bau
Bau busuk sampah tercium sampai
puluhan kilometer

Prinsip Swakelola Sampah


Manajemen pengelolaan sampah akan efektif ketika
dalam pelaksanaannya melibatkan organisasi
masyarakat.
Sistem swakelola sebagai salah satu bagian dari
manajemen penanggulangan sampah melibatkan
masyarakat sebagai ujung tombak pelaksanaan
program.
Peran aktif masyarakat dalam mengelola sampah lewat
swakelola dapat digunakan untuk meringankan beban
pemerintah dalam mengelola sampah.
Pengelolaan sampah yang semakin dekat dengan
sumber penghasil sampah (masyarakat), semakin
efisien biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat

Swakelola
terdiri dari dua unsur kata yaitu swa dan
kelola.
Swa artinya sendiri sedangkan kelola
artinya menyelenggarakan atau
mengurus.
Swakelola sampah usaha untuk
mengurus sampah oleh masyarakat
secara mandiri.

Teknologi swakelola tetap tidak terlepas


dari konsep 3R, yaitu reduce, reuse, dan
recycle.
Ketiganya adalah membuat sampah yang
ada menjadi tidak tesisa (nol), atau
setidak-tidaknya dapat meminimalkan
sampah di lingkungan masyarakat.

Prinsip Dasar Pengelolaan


Sampah
PENIMBULAN
SAMPAH

PENYIMPANAN

PENGUMPULAN

PENGOLAHAN DAN
PEMANFAATAN
KEMBALI

PENGANGKUTAN

PEMBUANGAN

Pengolahan Klasik
Sampah Perkotaan

PEMDA

1. PENYEDIA SARANA
ANGKUTAN, PERSONILDAN
PERALATAN
2 .PEMUNGUTAN RETRIBUSI
DAN PENYEDIA DANA
3. PELAKSANAAN DENGAN
KOORDINASI

MEMPERLANCAR
PEMBUANGAN
SAMPAH KE TPA

KOTA YANG TERTIB,


BERSIH DAN INDAH

SWAKELOLA SAMPAH
PEMISAHAN

PEWADAHAN

Dikerjakan oleh setiap rumah


tangga (tidak perlu biaya
operasional)

PENGUMPULAN KE
TONG TERDEKAT

PENGANGKUTAN KE
TPSS KAMPUNG

PENYORTIRAN DAN
PENGEPAKAN

PENJUALAN SAMPAH

Hasil penjualan sampah dipakai untuk


biaya operasional dan pembangunan
kampung

Dikerjakan oleh petugas (perlu


biaya operasional)

Daerah Gagal Swakelola


Bali (dengan konsep THK)
Jakarta (dengan konsep UDPK) tahun
1993
Sebagian daerah di DIY (Mantrijeron,
Warungboto, Gambiran, Minggiran).

DAERAH SWAKELOLA SAMPAH


Sukunan
Gondolayu Lor

Dusun Sukunan, Sleman, DIY Desa


percontohan swakelola sampah

Daerah pedesaan
Mata pencaharian sebagian besar petani
Tingkat perekonomian relatif setara
Terdiri dari 210 KK
Ide Swakelola sejak akhir tahun 2001,
terealisasi 2002

Gondolayu Lor, Yogyakarta peraih


penghargaan Gubernur DIY di bidang tamanisasi

Terletak di perkotaan
Tingkat pendidikan heterogen
Banyak pendatang
Tingkat perekonomian menegah
Mata pencaharian pegawai pemerintah
ataupun swasta
Swakelola sampah mulai tahun awal 2004,
digunakan untuk mendukung program
tamanisasi

Variabel yang utama dari keberhasilan swakelola


sampah

sejarah komunitas,
perasaan memiliki,
struktur komunitas,
permasalahan intern organisasi,
motivasi, status, dan gaya kepemimpinan.

Hasil Penelitian Studi Kasus


Manfaat swakelola Sampah
Manajemen Swakelola Sampah
Keberhasilan Penerapan Metode
Swakelola Sampah
Bentuk Partisipasi Masyarakat
Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi
Masyarakat

Manfaat Swakelola Sampah


Sektor public health
Sektor psikologis
Sektor sosial-ekonomi

Sektor Public Health


Public health
sector

Sukunan

Gondolayu Lor

Lingkungan
yang bersih
dan sehat

... tumpukan sampah sudah tidak


ada lagi di tempat kami,
lingkungan semakin bersih
dan indah ... (Responden 1)

...dengan melaksanakan
swakelola sampah, lingkungan
rumah warga semakin bersih,
indah, dan asri.... (Responden
29)

Perubahan
gaya hidup

...terjalin kerjasama untuk


menciptakan lingkungan yang
bersih, sehat, dan nyaman...
(Jamharris,2005)

... masyarakat mau memisahmisahkan sampahnya ...


(Responden 24)

Terciptanya
sistem
pengelolaan
sampah
berbasis
masyarakat

...tercipanya pola pengelolaan


sampah yang menguntungkan
masyarakat ... (Jamharris,
2005)

...Gondolayu ini dapat dijadikan


pilot projek bagi daerah
perkotaan yang lain ...
(Responden 23)

Mengurangi
beban
pemerintah
mengelola
sampah

Sukunan tidak lagi menyisakan ... memang Gondolayu telah


sampah untuk dibuang ke
mengurai
volume
sampah
tempat pembuangan akhir
yang di buang ke tempat
semua sampah diolah sendiri
pembuangan
akhir
oleh
masyarakat.
Piyungan... (Responden 23)
(Responden 2)

Lingkungan Bersih dan Sehat

SUKUNAN

GONDOLAYU
LOR

Sektor Psikologis
Psikologis

Sukunan

Gondolayu Lor

Kebanggaan
pada
prestasi

Juara I Lomba Kreasi daur ...kami pernah mendapat


Ulang
Sampah
Tingkat
penghargaan KALPATARU
Nasional
Tahun
2004
yang diberikan oleh UGM
diselenggarakan
KLH
karena kebersihan daerah
berkerjasama
dengan
pinggiran kali Code...
Kementrian Pemberdayaan
(Responden 24)
Perempuan (Observasi)

Kepuasan batin

...tumbuh kepuasaan
mengelola sampah sejak
dari rumah tangga secara
konsekuen ...
(Jamharris,2005)

Peningkatan
kualitas
hidup

...masyarakat
dapat ... lingkungan rumah warga
menjalankan kehidupannya
semakin bersih, indah,
secara berkualitas karena
dan
asri.
Tanamanberada di lingkungan yang
tanaman menjadi semakin
sehat... (Responden 6)
subur karena pupuk cair
dari
sampah
...
(Responden 29)

... kami puas dan senang


kerena telah berhasil
mengelola sampah ...
(Responden 26)

Sektor Sosial-Ekonomi
Sosial-Ekonomi

Sukunan

Gondolayu Lor

Keringanan
biaya
retribusi

... Di tempat lain, dalam setiap


bulannya pasti dipungut biaya Rp
3000 Rp 10.000 maka orang
dusun Sukunan justru bisa
menghemat Rp 7.560.000 setiap
tahun,... (Responden 17)

...warga di sini sekarang lebih


ringan beban retribusinya,
dahulu satu KK bisa membayar
Rp 5.000 10.000 sekarang
tinggal membayar sekitar Rp
3.000 ... (Responden 33)

Membuka
lapangan
kerja

1. Upah
angkut Biaya administrasi yang diberikan
sampah/bulannya/orang
antara
oleh orang atau instansi yang
Rp
25.000

Rp
50.000
berkunjung atau study banding
(tergantung luas wilayah)
ke sana diberikan sebagian
2. Upah
sortir
dan
untuk warga yang menemani
pengepakan/orang/ hari Rp 15.000
tamu berkeliling atau memberi
keterangan (observasi).
3. Pesanan drum atau alat swakelola
dari daerah lain upah/orang/hari
Rp 25.000
4. Tas
kerajinan
dari
sampah
berbahan alumunium foil dibuat
oleh ibu-ibu dan dijual dengan
harga Rp 5.000 Rp 75.000.
5. Biaya administrasi dari orang
atau instansi yang study banding
ke sana

Sektor Sosial Ekonomi


Pupuk hasil pengomposan dijual per kemasan 1
Penjualan
Kg Rp 2.000. Penjualan dari Mei 2004hasil
Desember 2005 mencapai Rp 555.800
sampah
(observasi)

Penjualan tas kerajinan antara Rp 5.000 Rp


75.000 (observasi)
Biaya administrasi yang diberikan oleh orang atau
instansi yang berkunjung atau study banding
ke sana (observasi)
Penjualan sampah dari Agustus 2004 Oktober
2005 mencapai Rp 1.891.150. Penjualan
sampai Maret 2006 Rp 438.850. (observasi)
...pendapatan dari penjualan sampah pernah
sampai mencapai lebih dari Rp 500.000 satu
bulannya ... (Responden 3)
Mendapat pesanan drum pengolahan sampah
sejumlah 36 buah dari Magelang @ Rp 135.000
(Observasi)
Penjualan pot hasil olahan sampah steroform
dijual Rp 5.000/buah (Observasi)

...Pupuk cair dijual seharga Rp


5.000 satu botol aqua 600 ml.
pupuk ini banyak dicari
penjual lombok dan buah
karena katanya menambah
cerah warna... (Responden
25)
Biaya administrasi yang diberikan
oleh orang atau instansi yang
berkunjung
atau
study
banding ke sana
...nanti cuma mengisi kas
seiklasnya ... (Responden 25)

Sektor Sosial Ekonomi


Pengurangan
pengeluaran
pokok untuk
pupuk

...efisiensi pengeluaran
rumah tangga
mengingat kompos
yang dihasilkan di
setiap rumah dapat
dimanfaatkan untuk
pupuk bagi tanaman
sawah ataupun
pekarangan...
(Jamharris, 2005)

... warga tidak pelu lagi


membeli pupuk untuk
memupuk
tanaman
hias
mereka
...
(Responden 30)

Penambahan
inventaris
dusun

...warga
memiliki ... uang yang masuk kas
kekayaan berupa meja
warga
digunakan
kursi,
tenda,
untuk
pembelian
soundsystem, dll yang
bakteri
aktivasi
dibeli dari kas Rukun
pengomposan,
Warga hasil swakelola
pemeliharaan barang
sampah
...
dan untuk kegiatan
(Responden 10)
masyarakat
...
(Responden 27)

Kentungan Sosial-EKonomi

Teori Pengharapan
memberikan motivasi untuk melakukan
suatu kegiatan
Keuntungan
motivasi terbesar

Manajemen Swakelola Sampah


Kegiatan
Persiapan

Sukunan

Gondolayu

Sosialisasi ide

Sosialisasi ide

Penetapan tujuan

Penetapan tujuan

Penetapan rencana kerja

Penetapan rencana kerja

Pembentukan pengurus

Pencarian dana

Pencarian dana

Pengadaan alat dan bahan

Pengadaan alat dan bahan

Pelaksanaan Sosialisasi berkelanjutan,


koordinasi dan komunikasi

Sosialisasi berkelanjutan,
koordinasi dan komunikasi

Percontohan

Gerakan masal

Gerakan masal

Pengarahan dan bimbingan Pengarahan dan bimbingan


Pengawasan dan evaluasi

Pengawasan dan evaluasi

Kegiatan administrasi

Kegiatan administrasi

Manajemen Swakelola Sampah


TAHAP PERSIAPAN
Sosialisasi Ide
Penetapan Tujuan
Penetapan Rencana Kerja
Pengorganisasian dan Struktur Organisasi
Penyediaan Dana dan Pengadaan Alat dan Bahan

Sosialisasi Ide
Item

Sukunan

Gondolayu

Kemunculan ide

Masalah

Prestasi

Pencetus

Anggota
masyarakat

Pemimpin

Cara awal
sosialisasi

Rapat warga

Rapat pengurus

Sifat

Disepakati
Disepakati pengurus
masyarakat untuk untuk dilaksanakan
direalisasikan
masyarakat
oleh pemerintah
desa

Perbedaan Tujuan
Dusun Sukunan

Gondolayu Lor

Mendidik
dan
meningkatkan 1. Menjadi tempat percontohan di
kesadaran masyarakat agar dapat
perkotaan yang nantinya dapat ditiru
daerah lain
melakukan pengelolaan sampah
secara
mandiri,
produktif, 2. Mengurangi volume sampah yang
komprehensif,
dan
ramah
dibuang ke tempat pembuangan
akhir Piyungan
lingkungan.
3. Mengurangi dana dan tenaga yang
Tujuan organisasi menunjukan
dikeluarkan
pemerintah
untuk
adanya konsep menajemen di
pengolahan sampah di masa
Sukunan.
mendatang.
Dengan menetapkan tujuan maka
suatu kegiatan akan lebih terarah. Tujuan menunjukkan adanya
konsep manajemen di Gondolayu
Lor.
Dengan menetapkan tujuan maka
suatu kegiatan akan lebih terarah.

PeNetapan Rencana KerjA

Swakelola Sampah Sukunan

Gondolayu Lor

Pengorganisasian Dan
Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI GONDOLAYU LOR

LURAH

LPMD

RW

PKK RW

RT

KADER

WARGA

DASA
WISMA

Pengorganisasian Sukunan
Item Pengorganisasian

Keterangan

Ada pembagian kerja yang logis

Seluruh
prosedur
kegiatan
difasilitasi dengan membentuk
suatu unit usaha

Penetapan tugas-tugas pokok

Seluruh unit usaha yang dibentuk


memiliki kriteria tugas yang
jelas

Hierarki otoritas

Seluruh pelaksana unit usaha


diberi otoritas dan tanggung
jawab
untuk
menjalankan
tugasnya

Sistem Koordinasi dan evaluasi

Dibangun sistem koordinasi yang


terjadwal dan evaluasi lewat
masing-masing unit

Pengorganisasian Gondolayu Lor


Item Pengorganisasian

Keterangan

Ada pembagian kerja yang logis

Kegiatan meliputi swakelola sampah


masyarakat tanpa adaya unit usaha
yang bersifat sosial. Kegiatan ini
dikelola
oleh
Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga.

Penetapan tugas-tugas pokok

Teknis swakelola sampah langsung


diserahkan kepada masyarakat

Hierarki otoritas

Tidak ada otoritas oleh Pembinaan


Kesehateraan Keluarga tetapi justru
oleh ketua Rukun Masyarakat

Sistem Koordinasi dan evaluasi

Dibangun sistem koordinasi dan


evaluasi
lewat
Laporan
Pertanggungjawaban
Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga

Pencarian Dana dan


Penyediaan Alat - Bahan
Item

Sukunan

Pencarian dana ACICIS


Kriteria alat dan Sesuai
bahan
teknologi
swakelola
sampah
Sukunan
Penyedia alat
Gotong royong
bahan

Gondolayu Lor
DKKP/DLH
Sesuai
teknologi
swakelola
sampah
Gondolayu Lor
Pesan

Manajemen Swakelola Sampah


TAHAP PELAKSANAAN

Pelaksanaan Swakelola Sampah


Item

Sukunan

Gondolayu Lor

Sosialisasi,
komunikasi,
koordinasi

Terjadual

Terjadual

Percontohan

Ada
(Oleh pengurus)
Seluruh lapisan
umur

Tidak ada

Pengarahan,
bimbingan,
pengawasan dan
evaluasi

Model motivasi

Model motivasi

Administrasi

Tertib

Kurang tertib

Penggerakan
masyarakat

Dewasa

Jadual Sosialisasi, Koordinasi, dan


Komunikasi
Sukunan

Gondolayu Lor

Pertemuan
pengurus
Rukun Pertemuan Rukun Masyarakat
Masyarakat (malam minggu Pon)
Pertemuan masyarakat per Rukun Pertemuan Rukun Tetangga
Tetangga (malam minggu Kliwon)
Pertemuan Dasawisma tanggal 8 tiap Pertemuan bapak-bapak
bulan sekali
Pertemuan Pendidikan Kesejahteraan Pertemuan ibu-ibu
Keluarga tiap bulan sekali
Pertemuan Ibu-ibu tiap malam Jumat

Petemuan Pembinaan Kesejahteraan


Keluarga

Pertemuan
Paguyupan
Sukunan Pertemuan Dasawisma
Bersemi tiap malam Selasa Kliwon
-

Pertemuan wanita kristen

Kegiatan Administrasi
Dusun Sukunan

Gondolayu Lor

Dokumentasi foto-foto kegiatan

Pamflet

Pembuatan pamflet

Plangisasi selogan kebersihan

Poster tentang misi,

Arsip kunjungan tamu/daftar pengunjung

Poster struktur organisasi


Peta wilayah yang menunjukan
penyelenggaraan swakelola

titik

Pembukuan
keuangan
terkait
pengangkutan,
penyortiran,
dan
pengepakan di TPS

Pembukuan keuangan penjualan kompos

Kliping artikel tentang Sukunan

Pembukuan daftar pengunjung

Pembukuan kegiatan pelaksanaan

Manajemen Swakelola Sampah


Manajemen Team/Demokratis
dibangun berdasarkan hubungan yang
saling mempercayai dan menghormati

KEBERHASILAN PENERAPAN
METODE SWAKELOLA SAMPAH
Sukunan dan Gondolayu Lor
memberdayakan sumber daya setempat
konsep swakelola

PARTISIPASI MASYARAKAT
Tahap
Partisipasi
Perencanaan

Sukunan

Gondolayu Lor

Ya

Tidak

Pemanfaatan

Ya

YA

Pengendalian

Ya

Ya

Partisipasi Masarakat
Inovasi Masyarakat
Merencanakan, Melaksanakan, dan Pengendalian
Sukunan
(Strategi)

Gondolayu Lor
(Kebijakan)

Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat


N0

Faktor yang
mempengaruhi
swakelola
sampah

Sukunan

Gondolayu Lor

Sejarah
komunitas

Ada permasalahan sampah

Keinginan untuk berprestasi

Perasaan
memiliki

Masyarakat
yang
ikut
berpartisipasi pada awal
kegiatan 85%, sekarang
100%

Masyarakat
yang
ikut
berpartisipasi 85% sampai
data diambil akhir tahun
2006

Permasalahan
interen
organisasi

Permasalahan antar pribadi Permasalahan


struktur
Pro dan kontra pada awal organisasi

Terjadi
tumpang tindih kekuasaan
kegiatan
Permasalahan antar pribadi
Pro kontra pada awal
kegiatan

Struktur
komunitas

Mata pencaharian sebagian Mata pencaharian sebagian


besar penduduk sebagai besar penduduk sebagai
petani
petan

LANJUTAN

Motivasi
Kepemimpinan

Menjaga
kelestarian Meningkatkan
prestasi
lingkungan secara kolektif
dusun sehingga mendapat
penghargaan

Status
pemimpin

Dosen Politeknik Kesehatan Pensiunan


Penyuluh
Negeri Yogyakarta, lulusan Pertanian Dinas Pertanian.
Strata 2 kedokteran tropis Ketua Rukun Warga
Universitas Gadjah Mada.

Gaya
kepemimpinan

Gaya kepemimpinan yang


ditekankan adalah coach
(mementingkan
hubungan
pribadi yang baik)

Organisasi
perantara

Australian Consortium for in Environmental


Services
Country Indonesian Study Program (di akhir tahun
dan Peri Urban Develpment 2006)
in South East Asia

Kondisi
eksternal

Respon positif, dukungan dan


fasilitas
dari
instansi
pemerintah ataupun di luar
pemerintah

Gaya kepemimpinan yang


lebih ditekankan adalah
expert
(mementingkan
pengalaman pribadi dan
terampil)

Respon positif, dukungan


dan fasilitas dari instansi
pemerintah ataupun di luar
pemerintah

Sejarah komunitas dasar dan motivasi


berdiri dan berkembangnya suatu
organisasi
Perasaan memiliki timbul karena
dilibatkan dalam suatu kegiatan
Permasalahan Intenal disebabkan
kerana perbedaan tetapi ketika dihadapi
secara positif justru mendorong kemajuan

Kepemimpinan kemajuan masyarakat


tergantung dari konsep kepemimpinan
para pemimpinnya
Organisai perantara menjadi fasilitator,
pendukung atau stimulus bagi suatu ide
Kondisi eksternal peranan kebijakan
pemerintah, dukungan , dan fasilitator
merupakan pendukung eksisnya
organisasi

KESIMPULAN

Diperoleh manfaat public health,


psikologis, dan sosial-ekonomi.
Manajemen swakelola sampah
disesuikan dengan kondisi wilayah
Prinsip dasar swakelola telah terlaksana
Partisipasi masyarakat Sukunan
merupakan strategi, sedangkan
Gondolayu Lor merupakan kebijakan

Lanjutan
KESIMPULAN

Partisipasi masyarakat di Sukunan dan


Gondolayu Lor dipengaruhi faktor
sejarah komunitas, perasaan memiliki
dari masyarakat, permasalahan intern
organisasi, struktur komunitas, kapasitas
dan peran pemimpin lokal, organisasi
perantara, serta kondisi eksternal
organisasi.

Swakelola Sampah Sebagai


Wujud Partisipasi Aktif
Masyarakat

Swakelola Sampah
Segala permasalahan dan pemecahannya
dilakukan sendiri oleh sekelompok
masyarakat tersebut tanpa campur tangan
pihak luar
(Minkler and Wallerstein, 1997)

Masyarakat Sebagai Ujung Tombak Manajemen


Pengelolaan Sampah
Masyarakat

Kesediaan dan
kesadaran

Ilmu
Pengetahuan

Organisasi
masyarakat

Kebersihan dan
kesehatan
lingkungan (Karwasra dan Sangwan,2005)

Swakelola sampah suatu inovasi


masyarakat
Pemerintahan
Ilmu
pengetahuan

Kemitraan
Pengambilan
keputusan

Partisipasi

Inovasi
masyarakat

Pembangunan
berkelanjutan

Informasi

Gaya hidup

(UNEP-IETC, 2003).

Partisipasi Masyarakat
Proses pembangunan atau pengelolaan
yang melibatkan/menyertakan
masyarakat, atau yang dilakukan/dikontrol
oleh masyarakat
Setiawan (2006)

Faktor Keberhasilan Partisipasi

Kapasitas organisasi (community history,


sense of community, internal conflicts,
community structure)
Kapasitas dan peran pemimpin lokal
(leaderships motives, social economic
background/status, leadership style)
Peran intermediary agensies (strategy;
advocation or mediating, capacyty ; Ngos,
scope; local, national, international)
Situasi dan kondisi makro/eksternal (obstacle
within society)

Eksplorasi
Perilaku mereka mengelola sampah
kondisi lingkungan
Interfensi pemisahan sampah

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai