Anda di halaman 1dari 11

Nama : Dina Eka Putri Aprilia

NIM : 21080115120025
Jurusan : Teknik Lingkungan
A. PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGOLAHAN
SAMPAH
PENGELOLAAN SAMPAH
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan terkait dengan
pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan, transfer dan
transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir/pembuangan
sampah, dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan,
ekonomi, teknologi, konservasi, estetika, dan faktor- faktor
lingkungan lainnya yang erat kaitannya dengan respons
masyarakat.
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah
didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah.
Kegiatan pengurangan meliputi:
 Pembatasan timbulan sampah
 Pendauran ulang sampah
 Pemanfaatan kembali sampah
Kegiatan penanganan meliputi:
 Pemilahan
 Pengumpulan
 Pengangkutan
 Pengolahan
 Pemrosesan akhir sampah
Prinsip pengelolaan sampah yaitu:
 Mengedepankan terlebih dahulu proses pengurangan dan
pemanfaatan sampah.
 Pengurangan dan pemanfaatan sebaiknya dilakukan di
semua tahap yang memungkinkan baik sejak di sumber,
TPS, Instalasi Pengolahan, dan TPA.
 Pengurangan dan pemanfaatan sampah sejak di sumber
 Komposisi sampah dengan kandungan organik tinggi (60-
80%) merupakan potensi sumber bahan baku kompos
yang dapat melibatkan peran serta masyarakat.
 Daur ulang oleh sektor informal perlu diupayakan
menjadi bagian dari sistem pengelolaan sampah
perkotaan.
 Tempat Pemrosesan Akhir merupakan tahap terakhir
penanganan sampah.
 Insinerator merupakan pilihan teknologi terakhir untuk
pengolahan sampah kota di Indonesia
PENGOLAHAN SAMPAH
Pengolahan sampah merupakan bagian dari penanganan
sampah dan menurut UU No. 18 Tahun 2008 didefinisikan sebagai
proses perubahan bentuk sampah dengan mengubah karakteristik,
komposisi, dan jumlah sampah.
Pegolahan sampah merupakan kegiatan yang dimaksud
untuk mengurangi jumlah sampah, disamping memanfaatkan nilai
yang masih terkandung dalam sampah itu sendiri (bahan daur
ulang, produk lain dan energi). Pengolahan sampah dapat
dilakukan berupa: pengomposan, recycling/daur ulang,
pembakaran (insenerasi), dan lain-lain.
Pengolahan sampah organik:
1. Pupuk kompos
2. Pakan ternak
3. Biopori
4. Lubang sampah organic
Pengolahan sampah anorganik:
1. Daur ulang
2. Bahan bakar alternatif
3. Bank sampah
B. PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI
PUPUK ORGANIK DENGAN METODE TAKAKURA
1. LATAR BELAKANG
Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
kehidupan masyarakat, terutama di daerah perkotaan. Sampah
apabila tidak ditangani secara baik dan benar dari sumber sampah,
maka akan menimbulkan masalah terhadap kesehatan, sosial,
ekonomi dan keindahan. Untuk mengurangi timbunan sampah
dapat dilakukan dengan cara mengolah sampah dari sumbernya.
Sampah terutama sampah dapur dapat dikurangi dengan cara
mengubahnya menjadi pupuk kompos.

2. MANFAAT PUPUK KOMPOS/ORGANIK


Kompos atau Pupuk Kompos adalah salah satu pupuk
organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-
sisa bahan organik (tanaman maupun hewan). Proses
pengomposan dapat berlangsung secara aerobik dan anaerobik
yang saling menunjang pada kondisi lingkungan tertentu. Proses
ini disebut juga dekomposisi atau penguraian.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari
beberapa aspek:
a. Aspek Ekonomi :
 Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan
limbah
 Mengurangi volume/ukuran limbah
 Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan
asalnya
b. Aspek Lingkungan :
 Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan
pelepasan gas metana dari sampah organik yang
membusuk akibat bakteri metanogen di tempat
pembuangan sampah
 Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
 Mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggunaan
pupuk kimia yang selama ini banyak digunakan petani
c. Aspek bagi tanah/tanaman:
 Meningkatkan kesuburan tanah
 Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
 Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
 Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
 Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan
jumlah panen)
 Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
 Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
 Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

3. KOMPOS DENGAN METODE TAKAKURA


Kompos takakura dibuat dengan cara Takakura Home
Method Composting, sebuah metode pembuatan kompos yang
ditujukan untuk mendaur-ulang sampah dapur. Metode kompos
takakura pertama kali diperkenalkan di Surabaya pada tahun 2004
oleh seorang berkebangsaan Jepang bernama Mr. Takakura. Waktu
itu, beliau mencoba mencari solusi terhadap penumpukan sampah
organik di kota itu. Sehingga muncul ide untuk mendaur ulang
sebagian sampah rumah tangga sejak di dapur. Maka, dirancanglah
sebuah metode pembuatan kompos yang bisa dilakukan di dapur.
Syaratnya harus higienis tidak berbau dan tidak jorok, mengingat
dapur merupakan tempat mengolah makanan.
4. JENIS SAMPAH YANG DIOLAH
Jenis sampah yang dapat diolah dalam metode ini yaitu:
 Sisa sayuran ataupun bahannya. Idealnya sisa sayuran
tersebut belum basi. Namun bila telah basi, cuci sayuran
tersebut terlebih dahulu, peras, lantas buang airnya.
 Sisa nasi.
 Sisa ikan, ayam, kulit telur dan sejenisnya.
 Sampah buah yang lunak (anggur, kulit jeruk, apel, dan
lain-lain). Hindari memasukkan biji dan kulit buah yang
keras seperti biji salak, kulit kelapa dan kulit duren.
 Daun-daunan

5. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Alat dan bahan yang digunakan yaitu:

 Keranjang. Agar proses aerob berlangsung dengan baik,


pilihlah keranjang yang berlubang.
 Tutup Keranjang. Tutup keranjang bagian atas sebagai
pemberat agar tidak diganggu oleh predator
(kucing/anjing). Pilih tutup yang berlubang agar udara
dapat keluar masuk
 Kardus. Berguna untuk melapisi keranjang bagian
dalam. Fungsi kardus adalah:
(a) membatasi gangguan serangga,
(b) mengatur kelembaban, dan
(c) berpori-pori, sehingga dapat menyerap serta
membuang udara & air.
 Bantal Sekam. Dibuat dari sekam yang dimasukkan
kedalam kantong jaring (contoh: jaring saringan nasi).
Fungsi bantal sekam adalah:
(a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan
mempercepat pembusukan sampah organik,
(b) karena berrongga besar, maka bantal sekam dapat
segera menyerap air dan bau sampah, dan
(c) sifat sekam yang kering akan memudahkan
pengontrolan kelembaban sampah yang akan
menjadi kompos.
 Kompos jadi. Pupuk kompos jadi diisikan ½ sampai 2/3
bagian keranjang. Kompos yang ada dalam keranjang
berfungsi sebagai aktivator/ragi bagi sampah baru. Jika
tidak menemukan kompos, tanpa kompospun bisa,
selama setiap sampah organik yang dimasukkan
disemprot campuran EM4 dan air (1:5 atau 1:10). Pupuk
kompos dan EM4 dapat dibeli di toko tanaman atau
pasar.
 Kain Penutup. Pilih kain penutup yang serat atau berpori
besar (contoh: kain stocking dan kain strimin), bisa juga
kain bekas seperti kain wadah bantal yang tidak terpakai
lagi. Tutupkan kain di atas bantal sekam, agar lalat tidak
dapat bertelur dalam keranjang, serta mencegah
metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat
karena lalat tidak dapat keluar dan mati di dalam
keranjang. Susunan komponen/ alat dan bahan keranjang
Takakura ditampilkan pada gambar berikut.
Susunan Komponen Keranjang Takakura:

6. TAHAPAN PEMBUATAN KOMPOS METODE


TAKAKURA
 Siapkan keranjang yg berlubang-lubang kecil dan tempatkan
pada tempat yang teduh, tidak kena hujan dan sinar matahari
langsung serta memiliki sirkulasi udara yang bagus.
 Letakkan bantal sekam di dasar keranjang, berfungsi untuk
menyerap air, mengurangi bau dan mengontrol udara agar
mikroba berkembang dengan baik.
 Lapisis keranjang bagian dalam dengan kardus, ikat dengan
tali.
 Isi keranjang dengan starter/kompos jadi kurang lebih setebal
5 cm (8 Kg). Kompos berfungsi sebagai starter proses
pengomposan karena di dalamnya terkandung mikroba-
mikroba pengurai.
 Masukkan sampah kedalam keranjang takakura. Sampah
sebelum dimasukkan ke keranjang harus dipotong kecil-kecil
ukuran 2 cm x 2 cm. Tulang ikan dipotong kecil-kecil, tulang
ayam dihancurkan. Semakin kecil ukuran akan semakin cepat
terurai. setiap hari bahkan setiap habis makan, lakukanlah
proses memasukkan sampah yang akan dikomposkan seperti
tahap sebelumnya. Demikian seterusnya. Aduk-aduklah
setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan
dikomposkan. Hati-hati dalam mengaduk agar tidak merobek
kardus. Untuk mempercepat pengomposan, dapat
ditambahkan EM4/ air bekas cucian beras/ kompos jadi
secukupnya. Untuk memudahkan dan menghemat
penggunaan EM4, masukkan EM4 dicampur air 1:5 atau 1:10
kedalam alat penyemprot/ Sprayer. Semprotkan secukupnya
(tidak kering ataupun terlalu basah) campuran tersebut setiap
kali akan mengaduk sampah yang baru dimasukan. Jika
terlalu basah, tambahkan sekam atau serbuk kayu gergajian.
Agar kompos beraroma jeruk, tambahkan kulit jeruk ke
dalam keranjang.
 Masukan bantal sekam dan kemudian tutupi mulut keranjang
dengan kain. Kemudian tutuplah tutup keranjang rapat-rapat
agar serangga dan lalat tidak masuk. Keranjang tidak harus
diisi langsung penuh, masukkan sampah organik seadanya.
Lakukan secara rutin setiap hari sampai keranjang penuh.
Sampah yang baru dimasukkan akan difermentasi dalam 1-2
hari.
 Untuk memastikan proses pengomposan berjalan, letakkan
tangan kita 2 cm dari kompos. Bila terasa hangat, dapat
dipastikan proses pengomposan bekerja dengan baik. Jika
tidak, percikkan sedikit air untuk memicu mikroorganisme
bekerja. Bisa jadi kompos terlalu kering sehingga
memerlukan air.
 Lakukan kegiatan tersebut berulang-ulang selama 40 – 60
hari. Bahan yang telah menjadi kompos akan berwarna
hitam, tidak berbau dan tidak becek. Jangan lupa, setelah
membuat kompos, cuci tangan pakai sabun.

Anda mungkin juga menyukai