Anda di halaman 1dari 18

https://id.wikipedia.

org/wiki/Sampah_organik

Sampah Organik adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalaudikelola dengan prosedur yang benar.
[1]
 Organik adalah proses yangkokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk
menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekulorganik, dan planet-
planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru
memberikan rasa optimis yang cukup penting.[2] Sampah organik adalah sampah yang bisa
mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau
(sering disebut dengan kompos).[3] Kompos merupakan hasilpelapukan bahan-bahan organik seperti
daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.[4] Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur,
pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah
organik sehingga lebih mudah ditangani.[5]Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat
beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.[5]

Daftar isi
  [sembunyikan] 

 1Jenis-Jenis Sampah Organik


 2Prinsip Pengolahan Sampah
 3Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos
o 3.1Pengomposan Menggunakan Drum Plastik
 3.1.1Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan
 3.1.2Cara Membuat
 3.1.3Bahan
 3.1.4Cara Membuat
 4Kelebihan Mengolah Sampah Organik
 5Referensi
 6Pranala luar

Jenis-Jenis Sampah Organik[sunting | sunting sumber]


Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.[6]
Sampah organik sendiri dibagi menjadi :[6]

 Sampah organik basah.


Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup
tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
 Sampah organik kering.
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang
kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu
atau ranting pohon, dan dedaunan kering.

Prinsip Pengolahan Sampah[sunting | sunting sumber]


Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.[7] Prinsip-prinsip ini
dikenal dengan nama 4R, yaitu:[7]
 Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak
kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
 Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-
barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
 Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua
barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa
Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
 Mengganti (bahasa Inggris: replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali
dengan barang yang lebih tahan lama.

Jangan sampai sampah menjadi gunung buatan baru

Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos[sunting | sunting


sumber]
Pengomposan sampah kota umumnya sama saja seperti pengomposan bahan baku lainnya.
[8]
 Hanya yang patut dipikirkan adalah jumlah bahan organik kering yang digunakan dalam
pencampuran bahan baku proses pengomposan.[8] Pengomposan secara sederhana bisa dilakukan
dengan beberapa cara sebagai berikut.[3]
Pengomposan Menggunakan Drum Plastik[sunting | sunting sumber]
Pengomposan menggunakan drum plastik sangat cocok diterapkan untuk mengolah sampah rumah
tangga.
Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan [sunting | sunting sumber]

1. Ember atau drum plastik yang telah dimodifikasi (dibuat berlubang)


dengan kapasitas minimum 100 kg.
2. Bioaktivator  cair (metode aerob) atau bioaktivator padat (metode anaerob).
3. Bahan baku sampah organik (hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan
berlemak, susu, kotoran anjing, kucing, dan babi).
Cara Membuat[sunting | sunting sumber]

1. Cacah bahan baku hingga berukuran 2-5 cm.


2. Taburkan bioktivator Promi 0,5% ke atas bahan baku, aduk hingga tercampur rata.
3. Siram dengan air hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan (50-60%), langsung
masukkan ke dalam drum plastik.
4. Inkubasi selama 1-2 minggu, tergantung dari bahan bakunya.
5. Pada hari ketiga atau hari kedelapan perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan
secara manual agar aerasidi dalam drum berlangsung baik.
=== Proses Pembuatan Kompos Aktif Ekspres (24 jam)[butuh rujukan] ===
Bahan[sunting | sunting sumber]

1.Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik apa saja yang
dapat difermentasi(20 bagian).
2. Kompos yang sudah jadi (2 bagian).
3. Dedak 1 bagian.
4. Dectro disesuaikan dengan dosis (5 sendok makan).
5. Air disesuaikan dengan dosis (20 liter).
Cara Membuat[sunting | sunting sumber]

1. Cacah atu giling bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan
kompos yang sudah jadi.
2. Larutkan Dectro ke dalam air.
3. Siramkan secara merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai kadar
airnya mencapai 45-50%.
4. Tumpuk campuran bahan baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian 30-35
cm, lalu tutup menggunakan karung goni.
0
5. Pertahankan temperatur 40-60  C.
6. Setelah 24 jam, kompos aktif ekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai
pupuk organik.
== Macam-Macam Kompos[butuh rujukan] ==

1. Kompos Praktis I.[9]


2. Kompos Praktis II.
3. Kompos Praktis III.
4. Kompos Sampah Rumah Tangga.
5. Kompos Tinja.
6. Kompos BIPIK.

Tempatkanlah sampah pada tempatnya

Kelebihan Mengolah Sampah Organik[sunting | sunting sumber]


Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga.[10]
 Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramahlingkungan.
 mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
 Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
 Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
 Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
 Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan
macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang
pengerat.
== Kekurangan Mengolah Sampah Organik[butuh rujukan] == Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap
untuk digunakan sebagai penyubur tanah.[11] Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur
hara relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar.[11] Oleh
karena itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan.[11]

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Basriyanto, "Memanen Sampah", Kanisius, 9792116680, 9789792116687.
2. ^ "Fisika Startrek", Kepustakaan Populer Gramedia, 9799023564, 9789799023568.
3. ^ a b Sofian, "Sukses Membuat Kompos dari Sampah", AgroMedia, 9790060165,
9789790060166.
4. ^ Singgih Sastradiharja, "Menanam buah organik", Ganeca Exact, 9791211566,
9789791211567.
5. ^ a b HR. Sudrajat, "Mengelola Sampah Kota", Niaga Swadaya, 979002021X,
9789790020214.
6. ^ a b Setyo Purwendro, "Mengolah Sampah u/ Pupuk & Pestisida", Niaga Swadaya,
9790020112, 9789790020115.
7. ^ a b Moch Nurhasim, Pusat Penelitian Politik (Indonesia), "Studi kebijakan pertahanan:
evaluasi pelaksanaan darurat militer dan sipil di Aceh, 2003-2005 : fokus, evaluasi pelaksanaan
darurat militer di Aceh, 2003-2004", TransMedia, 2006, 9797990257, 9789797990251.
8. ^ a b Willyan Djaja, "Langkah Jitu Membuat Kompos dari Kotoran Ternak & Sampah",
AgroMedia, 979006151X, 9789790061514.
9. ^ L. Murbandono HS, "Membuat Kompos (Baru)", Niaga Swadaya, 9794895407,
9789794895405.
10. ^ Teti Suryati, "Bijak dan Cerdas Mengolah Sampah", AgroMedia, 9790062184,
9789790062184.
11. ^ a b c Tim Matrix Media Literata, "Si Teman : Biologi SMP VII", Grasindo, 9797598160,
9789797598167.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


 Cara Sederhana dan Mudah Mengomposkan Sampah Pasar/TPA
 Pengomposan Sampah Kota Skala Besar
 Aktivator Kompos PROMI
Kategori: 
 Kebersihan
 Sampah
Menu navigasi
 Belum masuk log

 Pembicaraan
 Kontribusi

 Buat akun baru

 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Versi terdahulu
Pencarian
Lanjut

 Halaman Utama
 Perubahan terbaru
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang
Komunitas
 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan
Wikipedia
 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang
 Hubungi kami
 Bak pasir
Bagikan
 Facebook
 Twitter
 Google+
Cetak/ekspor
 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak
Perkakas
 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Informasi halaman
 Item di Wikidata
 Kutip halaman ini
Bahasa
Tambah interwiki

 Halaman ini terakhir diubah pada 8 April 2017, pukul 16.10.


 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

http://www.smallcrab.com/lain-lain/1020-pengelolaan-limbah-organik

  


 Home
 Artikel lain-lain
 Pengelolaan Limbah Organik

Main Menu  
 Home
 Artikel kesehatan
 Anak-anak
 Diabetes
 Kanker
 Lanjut usia
 Kesehatan kulit
 Makanan dan gizi
 Seksualitas
 Penyakit jantung
 Unik dan bermanfaat
 Osteoporosis
 Peluang usaha
 Komputer dan internet
 Artikel lain-lain

  

Artikel terbaru  
 Berbagai Jenis Makanan Yang Menyehatkan Jantung
 Cara Mengontrol Berat Badan pada Lanjut Usia
 Fakta di Balik Mitos Menyesatkan Buah dan Sayur
 Manfaat Minum Susu Dengan Bawang Putih
 Makanan dan Minuman Sebagai Obat Penghilang Rasa Sakit
 Sepuluh Minuman Energi Alami Buatan Sendiri
 Berbagai Khasiat Daun Mangga Untuk Kesehatan
 Berbagai Manfaat Telur Bagi Kesehatan
 Apa Saja Makanan Terbaik Dari Setiap Kelompok Makanan?
 Delapan Gejala Pre-diabetes Yang Harus Diwaspadai

  

Pengelolaan Limbah Organik


Kegiatan yang dilakukan makhluk hidup banyak menghasilkan limbah. Produksi limbah yang
berlebihan dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Berdasarkan komponen penyusunnya,
limbah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.

Limbah organik ialah limbah yang dapat diuraikan oleh organisme detrivor karena berasal dari
bahan-bahan organik. Contoh limbah organik ialah limbah yang berasal dari tumbuhan dan
hewan, misalnya kulit pisang, atau kotoran ayam.

Pengelolaan limbah organik yang berasal dari tumbuhan dapat dijadikan sebagai makanan
ternak, kompos, dan di daur ulang sebagai bahan kerajinan.

1. Makanan Ternak

Di Indonesia, sampah organik seperti sayur-sayuran (contohnya wortel, kubis, kol, kentang,
selada air, kangkung, dan sawi) ataupun buah-buahan (kulit pisang, kulit nenas, kulit jeruk)
biasanya dimanfaatkan untuk makanan kelinci, kambing, ayam, atau itik. Hal ini sangat
menguntungkan karena selain mengurangi jumlah sampah, juga mengurangi biaya pakan untuk
hewan ternak.

Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. Namun, sampah
organik ini harus dibersihkan dan dipilih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi ternak.

Penanganan sampah organik terpisah dengan sampah anorganik. Jika sampah organik bercampur
dengan sampah yang mengandung logam-logam berat, maka dapat terakumulasi di dalam tubuh
ternak yang akan membahayakan manusia pengkonsumsi daging ternak tersebut.

2. Pengomposan (Composting)

Pengomposan merupakan upaya pengelolaan limbah dari tumbuh-tumbuhan dengan


menggunakan prinsip penguraian bahan-bahan organik menjadi bahan-bahan anorganik oleh
aktivitas organisme. Proses pengomposan menghasilkan kompos yang dapat menyuburkan tanah.
Organisme yang berperan dalam proses pengomposan ialah bakteri, cendawan, khamir, dan
hewan seperti serangga, serta cacing.

Agar pertumbuhan organisme dalam pengomposan optimum maka diperlukan beberapa kondisi
yang sesuai, diantaranya ialah campuran nutrisi yang yang seimbang, suhu, kelembaban, udara,
dan kandungan oksigen yang cukup. Unsur hara dalam pupuk kompos lebih tahan lama jika
dibandingkan dengan pupuk buatan.

Sistem pengomposan memilki beberapa keuntungan, diantaranya adalah:

 Kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan.
 Bahan yang dipakai tersedia.
 Masyarakat dapat membuatnya sendiri (tidak memerlukan peralatan yang mahal).

3. Daur Ulang (Re-Cycle)

Masyarakat Indonesia secara tradisional memiliki kebiasaan melakukan daur ulang, misalnya
pemulungan sampah. Daur ulang merupakan salah satu cara untuk mengolah sampah oragnik
maupun anoragnik menjadi benda-benda yang bermanfaat. Daur ulang mememiliki potensi yang
besar untuk mengurangi timbunan, biaya pengolahan, dan tempat pembuangan akhir sampah.

Manfaat dari daur ulang adalah berikut ini.


1. Menghindari pencemaran atau kerusakan lingkungan.
2. Melestarikan kehidupan makhluk hidup di suatu lingkungan.
3. Menjaga keseimbangan ekosisitem.
4. Mengolah sampah organik dan anorganik.
5. Mendapatkan produk hasil yang berguna.
6. Memperoleh tambahan penghasilan.

Daur ulang diperoleh setelah melalui tiga tahapan berikut ini:

 Pemisahan bahan-bahan organik (sampah tumbuh-tumbuhan dan hewan) dan anorganik (seperti kaleng, tembaga, botol, dan
plastik).
 Penyimpanan bahan-bahan dari sampah tumbuhan dan hewan yang dapat dijadikan kompos dan pengolahan kaleng, plastik, dan
botol bekas.
 Pengiriman/penjualan kepada pemulung atau pun pabrik.

Salah satu contoh sampah yang dapat di daur ulang adalah sampah kertas. Sampah kertas berasal
dari rumah tangga maupun industri, misalnya dari kegiatan administrasi perkantoran,
pembungkus makanan, dan media cetak. Sampah kertas dapat dimanfaatkan menjadi tempat
surat, keranjang sampah, tas, tempat buku, rak kecil, dan lainnya yang memiliki nilai jual tinggi
bila mendapat sentuhan teknologi dan seni.

Selain itu, bahan gelas yang pecah dapat di daur ulang menjadi botol kecap, botol sirup, piring
dan gelas yang baru. Aluminium dapat didaur ulang menjadi kaleng pengemas, sementara baja
dijadikan bahan baku pembutan baja baru, dan plastik dimanfaatkan menjadi aneka produk
seperti tas, botol minuman, wadah minyak pelumas, botol minuman, dan botol shampo.

Macam-macam limbah lainnya dapat dimanfaatkan secara langsung tanpa menunggu dan
melakukan proses daur ulang, seperti:
 Ampas tahu, menjadi bahan makanan ternak (pakan ternak) yang menambah bobot tubuh hewan ternak secara langsung karena
mengandung protein yang tinggi.
 Enceng gondok, dapat diolah menjadi barang kerajinan seperti tas, sepatu, tempat kosmetik dan lainnya.
 Sampah organik, seperti daun-daun dan kotoran ternak dijadikan pupuk hijau dan kompos.

4. Biogas

Gas-gas yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah oragnik secara anaerobik dapat
digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Bahan bakunya dapat diambil dari kotoran hewan,
sisa-sisa tanaman, atau campuran keduanya. Secara garis besar, biogas dapat dibuat dengan cara
memcampur sampah organik dengan air kemudian dimasukkan kedalam tempat yang kedap
udara.

Selanjutnya campuran tersebut dibiarkan selama kurang lebih dua minggu. Biogas memiliki
beberapa kelebihan, antara lain:

 Mengurangi jumlah limbah.


 Menghemat energi.
 Sumber energi yang tidak merusak lingkungan.
 Nyala api bahan bakar biogas lebih terang/bersih.
 Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk.

  

Artikel populer  

 Manfaat dan Bahaya Seks Ketika Hamil


 Gangguan yang sering terjadi pada Sistem Ekskresi
 5 Macam Penyakit Akibat Pencemaran Partikel Debu di Udara
 21 Jenis Kosmetika yang Mengandung Bahan Kimia Berbahaya
 Pemberian Zinc pada Anak Diare
 Sepuluh Jenis Batuk pada Anak
 Mengenal 6 Macam Gangguan Kulit Non Kanker
 Penilaian Hasil Pemeriksaan Urine
 Masalah yang Paling Sering Dijumpai pada Bayi Baru Lahir
 Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernafasan Manusia
 Berbagai Cara Untuk Mengatasi Mabuk Alkohol
 Tanda - tanda Kelahiran Bayi
 Khasiat Buah Mahkota Dewa
 Tips Mengusir Kantuk Secara Alami pada Saat Kerja
 Ciuman, Manfaat dan Kerugiannya

  

Random artikel  
 Tips for Your Money
 12 Fakta Penting Tentang Silikon
 12 Jenis Makanan Pembunuh Kanker
 Toksisitas Zat Kimia Terhadap Sistem Reproduksi
 Jangan Digaruk Jika Muncul Bercak Merah Pada Kulit
 Bahaya Penyakit dari Satwa Liar
 Konjungtivitis Vernalis
 Roti Yang Diperkaya Dengan 'Folic Acid' Dapat Mengurangi Bayi Lahir Cacat
 Pengawetan Pangan: Pikel Mentimun /Terong
 Pentingnya Vitamin A Bagi Anak
 Sekilas Mengenal Limbah Medis
 Enam Cara Menjaga Kesehatan Wanita Lanjut Usia

  
  

↑↑↑

Monday, 02 October 2017 Template designed by LernVid.com

Prinsip Pengolahan Limbah Organik


Habibullah Al Faruq – 16:45

 http://www.habibullahurl.com/2015/08/prinsip-pengolahan-limbah-organik.html18 Ags 2015


 

 

Prinsip Pengolahan Limbah Organik - Pengolahan limbah organik
memerlukan pengetahuan yang memadai, sehingga dalam pemanfaatannya
tidak menghasilkan limbah baru yang malah justru bisa menambah masalah
dalam kehidupan.

Setidaknya, limbah dari hasil daur ulang bisa dikelola dengan efisien dan efektif
agar sampah yang dihasilkan dari proses pemanfaatan bisa diminimalisir.
Berikut ini merupakan prinsip yang diterapkan di dalam pengolahan sampah.
Prinsip ini biasa dikenal dengan nama 3R, yakni :

1. Mengurangi (Reduce)

Meminimalisir barang atau material yang kita gunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material tersebut, maka akan semakin banyak sampah yang
nantinya dihasilkan.

2. Menggunakan kembali (Reuse)

Memilih barang-barang yang bisa untuk digunakan kembali. Hindarilah


pemakaian barang-barang yang hanya bersifat sekali pakai, lalu dibuang.

3. Mendaur ulang (Recycle)

Barang yang sudah tidak memiliki gunanya bisa untuk didaur ulang kembali.
Tidak semua barang bisa untuk didaur ulang, akan tetapi saat ini sudah semakin
menjamurnya industri kecil dan industri rumah tangga yang memanfaatkan
sampah menjadi barang yang lain, seperti kerajinan.
EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN

http://edelweistyasayu.blogspot.com/2015/04/ekologi-dan-ilmu-lingkungan.html8 Apr 2015

A.                Pengertian Ekologi

Ekologi adalah ilmu yangmempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungan
nya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) danlogos (“ilmu”). Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Haeckel (1834 – 1914). Berdasarkan didalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan
atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem yang dimana dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu seperti
pada faktor abiotik dan biotik.

Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan


faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem
yang menunjukkan kesatuan. Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang
baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
cabang biologinya.

Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya


dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam
tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling
melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba
memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai
makanan manusia dan tingkat tropik. Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:

1.    Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke


dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.

2.    Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang


menyebabkannya.

3.    Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.

Kini para ekolog (orang yang mempelajari ekologi) berfokus kepada Ekowilayah bumi dan riset


perubahan iklim.

B.                 Ilmu Lingkungan
Ilmu lingkungan atau Environmental Science (ES) merupakan suatu ilmu yang
mempelajari interaksi antara komponen – komponen fisik, kimia dan biologi yang ada di
lingkungan serta merupakan suatu disiplin ilmu yang saling melengkapi dengan ilmu alam, ilmu
teknik dan ilmu sosial. Dalam keterkaitannya dengan Ilmu lingkungan, ES berfokus pada polusi
dan penurunan kualitas lingkungan yang berhubungan dengan aktivitas manusia yang
berpengaruh pada perubahan biologis dan lingkungan berkelanjutan, serta melibatkan aspek
ilmu ekonomi, ilmu hukum dan ilmu – ilmu sosial. Keseluruhan aspek ilmu tersebut merupakan
satu kesatuan yang saling berhubungan dan berpengaruh pada lingkungan.

Ilmu lingkungan dalam konteks arstitektur erat kaitannya dengan istilah Ecological


Design atau Arsitektur Ekologis, dimana dalam setiap perencanaan arsitektur selalu
mempertimbangkan kaidah atau aspek lingkungan yang ada untuk dapat memberikan
kontribusi di dalam pembangunan sehingga mampu meminimalkan dampak negatif dalam
pembangunan demi kelestarian lingkungan dan alam tetap terjaga. Dalam hal ini konteks ilmu
lingkungan tidak lepas dari prilaku manusia itu sendiri sebagai suatu komponen lingkungan
yang paling dominan karena manusia senantiasa mengolah, mengambil dan mengembangkan
sesuatu yang ada di alam itu sendiri. Untuk mencapai keseimbangan lingkungan tentu
diperlukan kesadaran dari manusia agar merasa memiliki dan mencintai segenap makhluk
hidup dan alam lingkungannya sebagai tempat hidupnya.

C.                Konsep Ekologi

Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus


dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap
salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah
kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam
keseimbangan. Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya
komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat
dianggap suatu cibernetik dialam. Namun manusia cenderung mengganggu dalam sistem
pengendalian alamiah ini. Ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam
tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia.

D.                Hubungan Ekologi dengan lainnya

Ekologi dalam politik menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan


pergerakan politik – termasuk gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan, dan ekologi yang kita
kenal sekarang. Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas,
disebut gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar
moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan manusia dan
keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih baik. Orang yang memiliki kepercayaan-
kepercayaan itu disebut ekolog politik.
Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar ekolog
politik dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai argumen dari ekologi
buat melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan energi. Seringkali argumen-
argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang dilakukan akademisi juga.

Ekologi dalam kacamata Antropologi terkadang apabila dibandingkan keduanya


menggunakan banyak metode untuk mempelajari satu hal yang kita tak bisa tinggal tanpa itu.
Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi lingkungan kita,
ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita. Beberapa
orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma mekanistik bersikeras
meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi — masalah subyek-obyek. Namun
dalam psikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi misalnya jelas jika
kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama.

E.                 Cabang ilmu Ekologi

Ekologi Tingkah Laku, Ekologi Komunitas dan Sinekologi, Ekologi Fisiologi, Ekologi
Ekosistem, Ekologi Evolusi, Ekologi Global, Ekologi Manusia, Ekologi Populasi, Ekologi Akuatik,
Ekologi Api, Ekologi Fungsional, Ekologi Polinasi, Ekologi Hutan, Ekologi Laut, Ekologi Laut
Tropis, Ekologi Pangan dan Gizi, Ekologi Hutan Mangrove, Ekologi Kesehatan, Ekologi Antariksa,
Ekologi Pedesaan, Ekologi Serangga, Ekologi Habitat, Ekologi Pelestarian, Ekologi Hewan,
Ekologi Produksi, Ekologi Purbakala, Ekologi Sosial, Ekologi Radiasi, Ekologi Tumbuhan
Penganggu, Ekologi Lanskap, Ekologi Molekuler, Ekologi Robot, Ekologi Industri.

F.                 Pembagian Ekologi

Ekologi pada masa kini menjadi luas cakupannya, namun dapat digolongkan menurut
bidang kajiannya :

1.    Auteknologi adalah ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies) organisme yang


berinteraksi dengan lingkungannya. Biaasanya ditekankan pada aspek siklus hidup, adptasi
terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non parasitis, dan lain-lain. Misalnya seorang ahli
ekologi hanya mengkaji seluk beluk ekologi orang (Pongo pygmeaus) di alam asli, dan
sebagainya.

2.    Sinekologi adalah ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu


kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Sering pula kita dengar dengan
istilah lain seperti : ekologi jenis, ekologi populasi, ekologi komunitas, dan ekologi ekosistem.

3.     Pembagian menurut habitat.

     Ada di antara para pengamat lingkungan yang membuat kajian ekologi menurut habitat atau
tempat suatu jenis atau kelompok jenis tertentu. Oleh karena itu ada istilah :
1.    Ekologi bahari atau kelautan

2.    Ekologi perairan tawar

3.    Ekologi darat atau terrestrial

4.    Ekologi estuaria (muara sungai ke laut)

5.    Ekologi padang rumput

d. Pembagian menurut taksonomi, yaitu sesuai dengan sistematika makhluk hidup, misalnya :

1.    Ekologi tumbuhan

2.    Ekologi hewan, seperti ekologi serangga dan ekologi burung.

3.    Ekologi mikroba, jasad renik dan sebagainya.

G.                Ekologi dalam Ekonomi

Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:

1.     Lynn Margulis mengatakan bahwa studi ekonomi bagaimana manusia membuat kehidupan.
Studi ekologi bagaimana tiap binatang lainnya membuat kehidupan.

2.     Mike Nickerson mengatakan bahwa “ekonomi tiga perlima ekologi”


sejak ekosistem menciptakan sumber dan membuang sampah, yang mana ekonomi
menganggap dilakukan “untuk bebas”.

*Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi

http://66fadli.wordpress.com/2011/10/25/ekologi-dan-ilmu-lingkungan/

http://www.mateik.blogspot.com

https://intanayuda8.wordpress.com/2013/05/12/ekologi-dengan-ilmu-lainnya-html/

Diposting oleh Edelweis Tyasayu di 11.28


Alternatif Solusi Pengelolaan Sampah
Perkotaan
https://nasional.tempo.co/read/853307/alte
rnatif-solusi-pengelolaan-sampah-
perkotaan
Selasa, 7 Maret 2017 10:22 WIB

INFO INDONESIA KERJA - Untuk menangani permasalahan sampah secara


menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill atau area yang
menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah bukan merupakan alternatif yang
sesuai karena tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Selain itu,
alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan
sampah dengan cara mendaur ulang semua limbah kembali ke ekonomi masyarakat
atau ke alam sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam.

Saat menjadi pembicara dalam acara Ngobrol @Tempo bertema "Mencari Alternatif
Solusi Pengelolaan Sampah Perkotaan" pada Senin, 6 Maret 2017, Djoko Heru
Martono, Wakil Ketua Umum Indonesian Solid Waste Association, mengatakan,
hingga kini, hampir rata-rata sampah di perkotaan hanya dikumpulkan, diangkut, dan
dibuang ke TPA. Sebanyak 55 persen jumlah sampah itu adalah sampah organik,
plastik 14,31 persen, dan kertas 9 persen.

Meski sekarang sudah ada bank sampah, menurut Djoko, itu hanya bisa mengurangi
tidak lebih dari 20 persen sampah di TPA, kecuali bank sampah itu bergabung dengan
pengkomposan. Saat ini, total TPA mencapai 332 dan itu mengokupasi 8.000 hektare
lahan. Kalau sudah dipakai untuk pembuangan sampah, kata Djoko, kemungkinan
selama 15 tahun lahan itu tidak bisa dipakai, kecuali untuk jalan dan penghijauan.

Sebetulnya, dasar hukum untuk pengelolaan sampah sudah komplet seperti tertuang
dalam Undang-Undang Nomor18 Tahun 2008, Peraturan Pemerintah Nomor 81
Tahun 2012, dan peraturan menteri. "Jadi semuanya sudah komplet. Bank
sampahnya juga ada. Jadi sudah komplet kita sebetulnya, tinggal memikirkan
bagaimana menjalankannya," tutur Djoko.

Selain dasar hukum, berbagai upaya untuk pengelolaan sampah juga sudah pernah
dilakukan dari skala kecil sampai besar, termasuk melakukan pengelolaan terpadu.
Karena itu, ada pemilahan sampah di sumber dan sampah anorganik pun sejak dulu
sudah didaur ulang.

Namun, ujar Djoko, yang menjadi persoalan adalah masalah alokasi anggaran yang
masih kembang-kempis. "Jadi yang paling penting itu bukan hanya teknologi, tapi
aspek lain juga harus dikaji, khususnya dari sisi pendanaan. Selain itu, sosial budaya
juga penting. Kalau kita punya teknologi dan uang, tapi kalau masyarakat tidak mau
buang sampah di tempat yang seharusnya, itu susah juga," katanya.

Dalam paparan mengenai pengelolaan sampah di kota yang dipimpinnya, Wali Kota
Makassar Mohammad Ramadhan "Danny" Pomanto, yang juga menjadi pembicara
dalam acara Ngobrol @Tempo, mengatakan pentingnya keterlibatan masyarakat.
"Dulu, kita didiagnosis bahwa TPA kita sudah tidak mampu lagi menampung sampah.
Kita harus siapkan lahan sekitar minimal 10 hektare lagi. Itu pun hanya untuk
persiapan 5-10 tahun," tuturnya.

Namun, dengan mengelola sampah ini dari hulu hingga ke hilir dan tuntas,
permasalahan sampah di kotanya bisa teratasi dengan baik. "Setelah dirediagnosis,
TPA kita ternyata masih mampu menampung sampah jika bisa diproses dan dikelola
dengan baik dengan melibatkan masyarakat," kata dia.

Per hari ini, sampah Kota Makassar sekitar 1200 ton per hari sampai ke TPA,
sedangkan yang tidak sampai sekitar 150-200 ton, serta 100-150 ton di antaranya
melewati bank sampah dan nonbank sampah. Kota Makassar sudah memiliki 665
bank sampah yang terdiri atas bank sampah unit (BSU), bank sampah sektoral, dan
bank sampah pusat. "Khusus sampah plastik, bank sampah kita sudah kelola sekitar
20 ton. Komposisi sampah kita 68 persen organik, 25 persen plastik, dan 7 persen
lainnya," tuturnya.

Dia menargetkan menjadikan bank sampah sebagai ujung tombak pemilahan di


sumbernya. "Target saya adalah 1.000 (bank sampah)," ucapnya.

Untuk membuat gerakan masif pengelolaan sampah, Danny juga melibatkan RT dan
RW. Salah satu yang dipersiapkan adalah mengadakan kursus mengenai bank
sampah. "Saya juga bagikan motor sampah ke mereka. Agar bank sampah itu
mendapatkan sampah yang sudah terpilah dari rumah, kami juga sudah punya sistem
pengantongan sampah. Kita mengintervensi langsung ke rumah-rumah dan membagi-
bagikan dua juta kantong sampah," ujarnya.

Bahkan, kata Danny, untuk masyarakat tidak mampu, sampah mereka bisa ditukar
dengan beras, galon air, gas, kebutuhan rumah tangga, bimbingan belajar, hingga
emas. "Kalau ini berjalan, saya berharap di TPA tidak ada lagi sampah plastik. Apalagi
yang organik, kita sudah olah menjadi biodigester," kata dia.

Dwi Retnastuti dari Koalisi Nasional Tolak Bakar Sampah juga menginginkan
persoalan sampah betul-betul dikelola dari hulu ke hilir. "Ini untuk mencegah agar
sampah tidak hanya melalui satu proyek besar, kemudian selesai. Kami ingin ini
dilakukan semua dari hulu ke hilir dan melibatkan masyarakat sehingga masyarakat
betul-betul dihargai. Ini juga sesuai dengan undang-undang pengelolaan sampah
yang mengamanatkan bahwa sampah bukan hanya sekadar kumpul atau buang, tapi
juga terjadi pengurangan di sumbernya," ujar Dwi.

Dia juga menyampaikan pentingnya transformasi dari sentralisasi menjadi


desentralisasi sehingga tidak terjadi penumpukan sampah di satu tempat saja (TPA),
tapi dari masing-masing sumber sampah sudah bisa dikelola. "Perubahan paradigma
ini penting, bagaimana pengurangan sampah harus dilakukan di sumber. Kita akan
mencoba menjadikan pencegahan itu paling besar. Jadi bukan lagi akhirnya di TPA,"
ucapnya.

Dwi melanjutkan, tidak mungkin pengolahan sampah bisa berhasil tanpa ada peran
serta masyarakat. "Jadi, seandainya semua masyarakat mau melakukan ini, saya
yakin sampah tidak akan menjadi persoalan, tapi sahabat bagi kita semua," ujarnya.

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan R.


Sudirman yang hadir dalam acara ini merasa senang karena sekarang, semakin
banyak pihak yang bergerak dalam pengelolaan sampah. Namun, menurut dia, dari
sisi pengelolaan sampah, belum ada satu pendekatan yang dapat menyelesaikan
permasalahan sampah secara keseluruhan. "Jadi tidak bisa kalau hanya
kita mikirin sampah dengan teknologi kalau dari hulunya tidak dipikirkan. Itu akan sulit
kita selesaikan," tuturnya. (*)

Anda mungkin juga menyukai