Anda di halaman 1dari 15

INOVASI PENGOLAHAN

SAMPAH RUMAH TANGGA


KELOMPOK 3
ARIYANI SAFITRI (06101181722012)
RIZKI KINANTI (06101281722030)
Deskripsi

Sampah organik rumah tangga diubah


menjadi pupuk kompos dengan alat
komposer menggunakan drum plastik
Lokasi

Di Perumahan Megah Asri II Blok F. No 15 Km.15 Kel. Sukajadi Kec. Talang Kelapa
Kab. Banyuasin Palembang, Sumatera Selatan
Permasalahan Sampah

Pengertian Sampah dan Sampah


Rumah Tangga

Pengolahan Sampah Organik


Permasalahan Sampah
 Pertumbuhan manusia yang setiap tahun meningkat, tidak luput dari
penyumbang sampah terbesar di berbagai daerah. Bertambahnya sampah
sejalan dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur dan meningkatnya
pertumbuhan manusia tanpa diimbangi pola penanganan dan pengolahan
sampah dengan sarana memadai. (F.L. Sudiran, 2005:17)
 Meningkatnya nilai konsumsi masyarakat perkotaan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, menjadi penyumbang dari semakin banyaknya sampah
yang harus dibuang. Sampah rumah tangga tidak dapat dianggap kecil dalam
kapasitas penyumbang sampah bagi lingkungan.
 Kegiatan pembuangan sampah adalah kegiatan yang tidak mempunyai titik
akhir, sehingga diperlukan penanganan dan pengelolaan secara konkrit dan
sistematis. Hal ini menjadi dampak terhadap lingkungan, kesehatan, dan
kehidupan sosial masyarakat.
Pengertian
 Sampah

Menurut World Health Organization (WHO),


sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi
atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari
kegiatan manusiadan tidak terjadi dengan
sendirinya.

Undang-undang Pengolahan Sampah No.


18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah
sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau dari proses alam yang berbentuk
padat.
 Sampah Rumah Tangga
Sampah hasil dari penggunaan keluarga baik organik maupun anorganik, maka
menurut Widyadmoko (2002), sampah menurut kelompoknya yaitu:
Sampah Basah Sampah Kering

Sampah Lembut Sampah Besar


Pengolahan Sampah Organik
 Kompotser rumah tangga adalah prasarana yang
digunakan untuk mengolah sampah dapur menjadi
kompos.
 Upaya pembuatan kompos sampah rumah tangga
dengan menggunakan ”komposter sederhana”, dapat
membantu upaya pengelolaan sampah kota dalam
bentuk: mengurangi jumlah timbulan sampah disumber,
mengurangi biaya transportasi pengangkutan sampah,
dan memperpanjang umur TPA.
Prinsip Pengomposan
Bahan organik aktivitas mikroorganisme CO2+ H2O + hara + humus +
E( 484-674 kcal/mol glukosa)

Proses dekomposisi limbah oleh mikroba akan menghasilkan energi dalam


bentuk panas. Panas ini, sebagian akan tersimpan dalam tumpukan bahan
yang dikomposkan (proses insulasi) dan sebagian lagi akan keluar melalui
proses penguapan atau melalui aerasi. Panas yang dihasilkan cukup tinggi,
yaitu mencapai 60-75˚C pada saat proses pengomposan berlangsung.

Panas yang tinggi tersebut menandakan proses komposting berjalan dengan


baik. Manfaat dari panas yang tinggi adalah mematikan bakteri patogen dan
bibit gulma selain mempercepat proses pengomposan itu sendiri.
Alat dan Bahan
No. Alat/ Bahan Biaya
1. Ember bekas 60 Liter - / Rp25.000
2. Pipa paralon, ½ inch (1,5 m), Rp50.000
¾ inch (1 m)
3. Obeng bekas -
4. Plastik bekas sebagai alasnya -
5. Kain jaring Rp18.000 (1 m x 1,5 m)
6. Selang kecil Rp3000
7. Sampah organik : sayuran, -
kulit buah-buahan, cangkang
telur
8. EM 4 Rp22.000
9. Koran bekas -
Proses Pembuatan Alat Komposer

 https://youtu.be/FDOrma4enac
Proses Pembuatan Komposter Sederhana
“aerobik”
Tahap 1. Sampah organik yang baik untuk dikomposkan,
setelah dipisahkan dari sampah yang lain, dipotong-potong
kecil sehingga berukuran 0,5-1 Cm.

Tahap 2. Memasukkan sampah ke dalam ”komposter” yang


telah berisi 3 kg kompos yang berfungsi sebagai starter
sekaligus conditioner. Sampah diaduk merata dengan kompos,
kemudian diselimuti dengan karpet dan ditutup.

Tahap 3. Pada hari berikutnya dilakukan hal yang sama


dengan tahap 1 dan tahap 2 sampai komposter penuh. Setelah
penuh, proses pengadukan diusahakan tetap dilakukan setiap
minggu sekali.
Kesimpulan
 Pupuk kompos dan sampah organik ini dapat digunakan sebagai pupuk
tanaman.
 Dapat membantu upaya pengelolaan sampah kota dalam bentuk: mengurangi
jumlah timbulan sampah disumber, mengurangi biaya transportasi
pengangkutan sampah, dan memperpanjang umur TPA.
 Proses pengomposan menggunakan ”komposter” aerobik dapat berjalan
dengan baik dan cukup efektif, serta menggambarkan proses dekomposisi
secara aerobik.
 Kompos organik yang telah jadi dapat menyuburkan tanaman walaupun
tanaman ditanam pada tanah gambut yang memiliki sifat miskin hara (kurang
subur).
 Produk kompos yang dihasilkan merupakan kompos yang berkualitas baik
karena: bebas dari mikroba kontaminan (patogen), memenuhi persyaratan
kompos matang dan secara umum memenuhi parameter-parameter yang
dipersyaratkan oleh Permentan No. 28 Tahun 2009 atau SIN kompos Tahun
2004.
Sumber

 https://www.academia.edu/32976458/PENGELOLAAN_SAMPAH_RUMAH_TANG
GA
 https://media.neliti.com/media/publications/223967-pembuatan-pupuk-
organik-berbahan-sampah.pdf
 http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/view/1231

Anda mungkin juga menyukai