Anda di halaman 1dari 5

A.

LATAR BELAKANG MASALAH


Sampah merupakan sisa-sisa aktivitas makhluk hidup yang indentik
dengan bahan buangan yang tidak memiliki nilai, kotor, kumuh, dan bau. Sampah
organik seperti dedaunan yang berasal dari taman, jerami, rerumputan, dan sisa
sisa sayur, buah, yang berasal dari aktivitas rumah tangga (sampah domestik)
memang sering menimbulkan berbagai masalah. Baik itu masalah keindahan dan
kenyamanan maupun masalah kesehatan manusia, baik dalam lingkup individu,
keluarga, maupun masyarakat. Masalah-masalah seperti timbulnya bau tak sedap
maupun berbagai penyakit tentu membawa kerugian bagi manusia maupun
lingkungan disekitarnya, baik meteri maupun psikis. Melihat fakta tersebut, tentu
perlu adanya suatu tindakan guna meminimalkan dampak negatif yang timbul dan
berupaya meningkatkan semaksimal mungkin dampak positifnya.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meminimalkan dampak
negatif yang ditimbulkan sampah organik domestik adalah mengolah sampah
tersebut dengan teknik komposter yaitu dengan membuat keranjang takakura
dengan menambahkan sekam,pupuk kompos,tanah,dll.
Dalam melakukan teknik pengomposan, ada berbagai hal yang perlu
diperhatikan agar proses pengomposan berjalan dengan cepat sehingga masa
panen relatif singkat dan cepat. Salah satu teknik pengomposan yang sangat
praktis dilakukan adalah dengan menggunakan Keranjang Takakura. Keranjang
kompos Takakura adalah hasil penelitian dari seorang ahli Mr. Koji TAKAKURA
dari Jepang yang bekerjasama dengan Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota
Surabaya.
Keranjang takakura menggunakan metode pengomposan dimana proses
pengomposan berjalan setiap hari. Hal tersebut berjalan karena penambahan
sampah organic rumah tangga dilakukan setiap hari. Prinsip kerja keranjang
takakura ialah menggunakan kompos jadi sebagai inokulan untuk mempercepat
proses pengomposan bahan organic sampah rumah tangga yang dicampur
kedalamnya.

B. Tujuan
1. Mengurangi jumlah sampah organic yang dihasilkan Puskesmas
Kecamatan Kemayoran
2. Memanfaatkan sampah organic yang dihasilkan puskesmas kecamatan
kemayoran untuk dijadikan kompos melalui proses yang praktis dan
dinamis
C. Keluaran Yang Di Harapkan
1. Pembuatan inokulan keranjang takakura dapat diselesaikan dalam
waktu 2 minggu melalui proses pengomposan
2. Pelaksanaan penggunaan keranjang takakura secara kontinu sehingga
dapat mengolah semua sampah organic Puskesmas Kecamatan
Kemayoran menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai guna tinggi
3. Mendapatkan hasil berupa kompos, setelah keranjang takakura penuh
maka dapat diambil 1/3 bagian kompos untuk digunakan sedangkan
2/3 bagian lainya digunakan untuk inokulan proses pengomposan
selanjutnya
D. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
a. Mudah dan praktis dalam mengolah sampah organic menjadi
kompos karena sampah organic langsung dimasukan ke keranjang
setiap hari tanpa perlu di beri perlakuan lebih lanjut
b. Proses pengomposan tanpa menimbulkan bau yang sangat
menganggu
c. Pembuatan keranjang dan inokulan hanya satu kali pada awal
proses. Selanjutnya hanya proses perawatan berupa pengadukan,
penambahan sampah organic, dan penyiraman apabila terlalu
kering
d. Proses pengomposan lebih cepat sekitar 2 minggu
2. Kekurangan
a. Penambahan sampah harus setiap hari agar sampah organic
puskesmas kecamatan kemayoran tidak bau dan menganggu

E. Prosedur Pembuatan Keranjang Takakura


1. Jenis Sampah Yang Bisa Diolah
a. Sisa sayuran. Idealnya sisa sayuran tersebut belum basi. Namun
bila telah basi, cuci sayuran tersebut terlebih dahulu, peras, lantas
buang airnya.
b. Sisa nasi.
c. Sisa ikan, ayam, kulit telur dll.
d. Sampah buah yang lunak ( anggur, kulit jeruk, apel, dan lain-lain ).
Hindari memasukkan kulit buah yang keras seperti kulit salak.
2. Cara Kerja Komposter Keranjang Sampah Takakura
a. Persiapkan wadah atau keranjang berukuran 50 liter atau yang
sekiranya cukup untuk menampung sampah. Pilihlah keranjang
yang berlubang-lubang kecil untuk sirkulasi udara dan supaya
bangsanya tikus tidak bisa masuk. (lihat gambar) Tempatkan
keranjang pada tempat yang teduh, tidak kena hujan dan sinar
matahari langsung serta memiliki sirkulasi udara yang bagus.
Letakkan penyangga (batu bata atau bisa yang lain) pada bagian
bawah keranjang agar aliran udara bisa masuk.
b. Masukkan sekam kedalam suatu wadah dan tempatkan pada bagian
bawah keranjang. Bantalan sekam berfungsi menyerap air,
mengurangi bau dan mengontrol udara agar mikroba berkembang
dengan baik.
c. Cari kardus bekas yang muat masuk kedalam keranjang untuk
menampung bahan-bahan yang akan dikomposkan. Letakkan
kardus di atas bantalan sekam. Doos bekas wadah air minum
kemasan, atau bekas wadah super mi, asal bisa masuk ke dalam
keranjang. Doos ini untuk wadah langsung dari bahan-bahan yang
akan dikomposkan.
d. Isi wadah dengan starter atau kompos kurang lebih setebal 5 cm.
Kompos berfungsi sebagai starter proses pengomposan karena di
dalamnya terkandung mikroba-mikroba pengurai.
e. Masukkan bahan yang akan dikomposkan. Bahan-bahan yang akan
dikomposkan sebelum dimasukkan ke keranjang harus dipotong
kecil-kecil ukuran 2 cm x 2 cm. Semakin kecil ukuran akan
semakin cepat terurai. Jika terlalu basah, tambahkan sekam atau
serbuk kayu gergajian.
f. Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan
dikomposkan. Bila perlu tambahkan selapis kompos yang sudah
jadi. Agar kompos beraroma jeruk, anda bisa menambahkan kulit
jeruk ke dalam keranjang.
g. Untuk memastikan proses pengomposan berjalan, letakkan tangan
kita 2 cm dari kompos. Bila terasa hangat, dapat dipastikan proses
pengomposan bekerja dengan baik. Jika tidak, percikkan sedikit air
untuk memicu mikroorganisme bekerja. Bisa jadi kompos terlalu
kering sehingga memerlukan air.
h. Lakukan kegiatan tersebut berulang-ulang selama 40 60 hari.
Bahan yang telah menjadi kompos akan berwarna hitam, tidak
berbau dan tidak becek.
3. Catatan:
a. Letakkan keranjang takakura di tempat yang terhindar dari sinar
matahari langsung. Bila kompos kering, perciki dengan air bersih
sambil diaduk merata. Suhu ideal adalah 60C
b. Upayakan agar bekas sayuran bersantan, daging dan bahan lain
yang mengandung protein tidak dimasukkan ke dalam doos.
Mengingat starter-nya telah menggunakan kompos yang sudah
jadi, maka mol (mikroba loka) tidak digunakan.
c. Tidak ada belatung pada Keranjang Takakura kendati setiap hari,
para pemakai memasukkan sampah. Asal belatung adalah dari telur
lalat. Kendatipun lalat telah bertelur pada makanan dan makanan
tersebut dimasukkan ke Keranjang Takakura, telur lalat tersebut
tidak akan menjadi belatung karena bahan-bahan yang ada di
dalam keranjang takakura, misalnya, sekam, tidak memungkinkan
perkembangbiakan belatung.
d. untuk sayuran basi sebaiknya dicuci dulu dan ditiriskan, baru
dimasukkan ke Keranjang Takakura.
e. Keranjang Takakura dedesain untuk ukuran sampah rumah tangga
sehari-hari dengan maksimum penghuni 7 orang. Bila jumlah
anggota keluarga lebih dari itu, sebaiknya memakai Keranjang
Takakura lebih dari satu buah.
f. Umumnya, keranjang Takukura penuh antara 2-4 bulan, tergantung
jumlah sampah yang dimasukkan. Bila sudah penuh, ambil
sepertiga bagian paling atas. Kompos yang diambil tadi didiamkan
14 hari, barulah bisa dipakai. Sedangkan yang tetap tinggal di
keranjang, bisa dipakai sebagai starter untuk pengomposan
kembali.
g. Kenapa kardus, karena kardus tidak kedap udara. Bisa saja diganti
dengan media lain, misalnya karpet. Sistem pengomposan
Takakura tergolong aerob di mana bakteri tergantung pada pasokan
udara. Kardus juga berfungsi sebagai perangkap starter kompos
agar tidak tumpah, karena keranjang yang dipakai memiliki lubang
yang relatif besar. Sedangkan bantal sekam di bagian bawah
keranjang berfungsi sebagai penampung air lindi dari sampah bila
ada, sehingga bisa menyerap bau. Bantal sekam juga berfungsi
sebagai alat kontrol udara di tempat pengomposan agar bakteri
berkembang dengan baik.
4. Biaya Pembuatan
Keranjang takakura tidak membutuhkan dana yang besar. Adapun
analisis kebutuhan biaya yang diperlukan untuk membuat satu
keranjang takakura dengan ukurang keranjang 50cm x 35cm x 35 cm
(61,25cm3) adalah sebagai berikut:
a. Keranjang ukuran 50x35x35 cm = 50.000,-
b. Kain bekas/ jaring jaring bekas 50x25cm = 10.000,-
c. Sekam/serbuk gergaji 2 Kg =-
d. Pupuk kompos / pupuk kandang 2 Kg = 10.000,-
e. Sampah Organik secukupnya =-
Satu keranjang standar dengan starter 8 kg dipakai oleh keluarga
dengan jumlah total anggota keluarga sebanyak 7 orang. Sampah
rumah tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1,5 kg per
hari. Kebutuhan keranjang akan disesuaikan dengan jumlah sampah
organic yang dihasilkan dalam sehari.
5. Cara Pemanenan
Bila kompos didalam keranjang takakura telah penuh, ambil 1/3 bagian
dan di matangkan dibawah sinar matahari untuk menjadi pupuk
kompos siap pakai. Sedanngkan 2/3 bagian didalamnya digunakan
sebagai starter untuk periode pengomposan berikutnya

Anda mungkin juga menyukai