Anda di halaman 1dari 51

LOKASI SOSIALISASI [PERKOTAAN]

Waktu Pelaksanaan
Sungai
Cisunggala
Bandung
dari Sampah [sederhana],
menimbulkan….

Pencemaran Tanah, Mengurangi Nilai


Air Tanah, dan Udara Estetika Lingkungan

Konflik Sosial Kesehatan


Masyarakat Masyarakat
dan Makhluk Hidup
Lainnya
>50%
sampah berasal dari permukiman
Ada apa aja
ya dirumah?
Halaman/kebun rumah

• Potongan rumput,
• ranting/dahan pohon,
• plastik bekas,
• pot bekas,
• tanaman kering,
• dedaunan
Ruang Tamu

• Sisa makanan/kue
• Puntung rokok
• Bungkus permen/kue
• Plastik bekas
• Kaleng bekas
• Kertas bekas
• Rambut
• Debu
Ruang Makan

• Sisa makanan
• Sisa sayur
• Potongan kue
• Sisa/kulit buah
• Plastik bekas
• Kaleng bekas
• Kertas bekas
Dapur
• Sisa makanan
• Sisa sayur
• Tulang ikan,
ayam
• Sisa daging
• Kulit bawang
• Potongan cabe,
tomat, dll
• Potongan kue
• Sisa/kulit buah
• Plastik kemasan
bekas
• Kaleng bekas
• Kertas bekas
• Alat dapur rusak
• Tumpahan
bumbu masak
• dll
Garasi Mobil
Kaleng bekas, oli bekas, aki bekas, botol
insectisida, besi bekas, kayu bekas, botol cairan
pembersih mobil, lap bekas, dll
BAGIAN MANA LAGI YA??
dari rumah yang menghasilkan sampah??
Kamar Tidur

Kamar Mandi

Kamar anak
ternyata...
semua bagian
rumah kita
menghasilkan
SAMPAH
Dan ternyata…
SAMPAH kitapun
berakhir disini...
Dari sekantong sampah, menjadi gunungan sampah
Dari yang sederhana menjadi lebih kompleks
“Bersih di tempat kita, ternyata masalah di tempat lain”

TPA, lokasi yang penuh masalah. Penurunan


kualitas tanah, air tanah, udara, berbau, tidak
nyaman, gangguan kesehatan, konflik sosial
Sapi & Sampah
1. Siapa yang bisa
menyeleksi apa saja
yang boleh/tidak
boleh dimakan sapi
di TPA?

2. Sapinya tetap
berbadan gemuk,
siap dipanen pada
waktunya

3. Siapa yang bisa


menjamin, daging
sapi tersebut tidak
masuk ke dapur
kita?

18
19
problemnya ada disini
“Alah bisa karena biasa”
“Tak kenal maka tak sayang”
SUKA SEKALI

DENGAN PRODUK SEKALI PAKAI


PRODUKSI SAMPAH
PLASTIK INDONESIA
Rata-rata pemakaian:
700 lembar/org/tahun

4.000 ton/hari
Kebiasaan - Membuang Sampah

Di pinggir sungai Di pinggir jalan

http://agungpsiko.blogspot.com http://id.wikipedia.org
Kebiasaan - “Mengalirkan” sampah

Mengalirkan ke SELOKAN Mengalirkan ke SUNGAI

http://www.mediaindonesia.com http://thegreenaction.files.wordpress.com
Kebiasaan - Membakar Sampah

yang TUA bakar sampah yang MUDA juga bakar sampah

http://dinamikaiain-su.blogspot.com
Kebiasaan - Mengubur Sampah

Sampah bau → harus diKUBUR Mengubur sampah terCAMPUR


Kenali Sampah Anda !!

Tiap jenis sampah dan


lama hancur secara alami:
a. Sampah organik
(1-6 bulan)
b. Sampah gelas/beling
(ratusan tahun)
c. Sampah kaleng
(80-100 tahun)
d. Sampah plastik
(50-80 tahun)
e. Sampah styrofoam
(tidak hancur)
f. Sampah kertas
(2-5 bulan)
g. Sampah Bahan
Berbahaya dan
Beracun (termasuk B3)
Hemat Sampah Anda !!

Langkah mudah apa yang


harus kita lakukan ?
a. Selalu bawa tas
belanja sendiri dari
rumah
b. Jangan jadikan popok
sekali pakai sebagai
kebutuhan harian
c. Jangan gunakan kotak
makanan
gabus/styrofoam
d. Hindari produk sekali
pakai
PILAH SAMPAH
Keterangan :
1. Tas karung sederhana
dihias menjadi wadah
pemilahan sederhana
2. Tong besi bekas bisa disulap
menjadi tempat sampah
terpilah yang cantik
3. Pemilahan tingkat komunal
dengan conveyor oleh
petugas
4. Tong plastik berbeda warna
memudahkan warga
memilah jenis sampah
Ajak anak-anak kita juga ikut memilah sampah
Semakin tercampur, semakin sulit untuk dikelola

Pilahlah sejak dari sumber... Sebagai bentuk tanggungjawab kita


Tak hanya
masa depan
yang perlu
direncanakan..

Pemilahan
sampah juga
perlu
direncanakan,
Sumber : Devlin Putra Candra agar ia punya
masa depan ☺
Pilahlah sampah...
sesuai kebutuhan, kepedulian dan kemampuan

Model Pemilahan EBISIDI :


1. Compost-able Waste (bisa dikomposkan)
2. Donate-able Waste (bisa didonasikan, layak jual)
3. Pending Waste (sampah yang ditunda)
4. Residual Waste (sampah yang diangkut petugas)
SAMPAH ORGANIK =
KOMPOS
Bagaimana Caranya?
1. Buatlah lubang dengan ukuran
minimal 50x50x80cm
2. Diisi sampah dapur & sampah
Bulan 1 halaman setiap waktunya
3. Semua sampah dapur boleh masuk,
tulang ikan, ayam, daging, nasi dll
4. Boleh dirajang, boleh juga tidak.
Sampah halaman ber-ukuran besar
Bulan 2
wajib dirajang
5. Khawatir bau, setiap sampah dapur
masuk, taburkan segenggam tanah
(tertutup rata)
Bulan 3 6. Tidak perlu dibolak2i
7. 1 lubang, min.untuk 1 bulan
8. Penuh, buat lubang baru dengan
cara 1-6 di atas
syarat : lahan tersedia 9. Bulan ke-4 bisa kembali ke lubang 1
Bagaimana Caranya?

1. Pasang jerami/alang-alang setebal ± 1 cm/kardus


tipis diatas sarangan komposter (bagian dasar)
2. Masukkan aktivator (kompos atau tanah subur atau
pupuk kandang) setebal ± 5 cm di atas jerami
sebagai biang kompos.
3. Komposter siap digunakan
4. Sampah yang masuk lebih selektif, sebaiknya tidak
masuk daging, tulang.
5. Sampah dirajang untuk hasil lebih maksimal
6. Aduk rata minimal 2x seminggu
7. Jaga kelembaban komposter, jika kering tambahkan
air/aktivator cair/air cucian beras/air seni. Jika
terlalu basah, tambahkan “bumbu kompos”, yaitu
campuran kompos dan serbuk gergaji/sekam padi
8. Kompos dapat dipanen ± 4 minggu dari bagian
Cocok untuk lahan kecil dasar.
Bagaimana Caranya?

1. Sampah dibagian dasar sebaiknya daun2an, kulit


buah-buahan (untuk menjaga tidak tersumbat)
2. Sampah masuk wajib dirajang, dapat diisi setiap
hari. Semua sampah organik dapat masuk.
3. Setiap sampah masuk, disemprotkan bioaktifator
(EM4 : Tetes Tebu : Air = 1:1:10)
4. Awal pemakaian, baru bisa dipanen setelah 2
minggu. Selanjutnya pemanenan kompos cair dapat
dilakukan setiap 1-2 hari sekali
5. Ciri kompos cair, berwarna gelap, cenderung tidak
berbau
6. Tantangan komposter ini, lebih berbau dan
berbelatung. Kelebihannya, menghasilkan kompos
padat dan cair sekaligus
7. Kompos cair dapat dipakaikan ke tanaman , dengan
perbandingan 1:5 (kompos : air)
Cocok untuk lahan kecil
Bagaimana Caranya?

1. Lubang biopori dapat dibuat menggunakan tongkat


khusus, diameter 10cm & kedalaman 80-100cm
2. Dapat dilakukan perkerasan dengan menggunakan
casing dari pipa paralon yang telah dilubangi
3. Bagian atas ditambahkan inlet untuk memudahkan
sampah masuk
4. Masukan sampah organik sisa dapur dan halaman.
1 lubang berisi ±8 liter sampah
5. Jarak antar lubang 50-100cm, dapat dibuat
sebanyak-banyaknya. Perhitungan sederhana 4-5
anggota keluarga, membutuhkan 30 lubang
(tergantung luas lahan)
6. Air hujan dibiarkan untuk masuk
7. Setelah penuh, gunakan tongkat untuk mengambil
kompos dan biopori siap untuk digunakan kembali
Cocok untuk lahan sangat kecil
Pertanyaan yang sering muncul..
• Waduh.. Susah mau kelola organik di rumah
– Ga punya lahan
– Nanti bau bagaimana?
– Ada belatungnya, hiiii...
– Harus dirajang, mau buang sampah saja repot
– Setelah jadi kompos, mau dikemanakan, rumah
sudah disemen semua.. ga punya tanaman,
adanya tanaman plastik ☺
– Yuk.. Materinya kita lanjutkan di Kelas Advanced
Rumah layaknya SEKOLAH
Setiap Ibu adalah Guru, Ayah adalah Kepala Sekolah
Apabila disiapkan dengan baik, maka engkau tengah
menyiapkan suatu bangsa yang baik pula

Tugas Ibu, menanamkan prinsip dasar pada


anak-anaknya, bagaimana “menyampah dengan
tanggung jawab”

“Sampahku tanggungjawabku, akan ku kelola dan ku olah”


2. Donate-able Waste

o Donasikan ke pemulung
o Jual ke pengepul, lapak keliling
o Setorkan ke Bank Sampah terdekat
▪ Perlu cari tahu apa saja yang
diterima oleh bank sampah
▪ Dan.. Apa saja syarat bergabung
o Mindsetnya bukan rupiah, tapi kewajiban
mengelola sampah yang kita hasilkan
46
3. Pending Waste

o Sampah anorganik yang telah


bersih dan rapi
o Disimpan/ditunda untuk
disetorkan ke pemulung,
pengepul atau bank sampah
o Akan digunakan kembali untuk
keperluan rumah tangga
o Misal, botol, kardus, kertas bekas,
dan lainnya..
o Atau sampah B3 yang belum jelas
pengelolaannya, mis baterai,
lampu bekas dll
48
4. Residual Waste
o Sampah yang tidak dapat
diolah dirumah
o Jumlahnya sangat sedikit,
jika berhasil menerapkan 3
pemilahan sebelumnya,
jumlahnya hanya 5-10%
dari total sampah
o Terus dikurangi agar makin
sedikit

Siap angkut menuju TPA


49
4. Dilakukan
dengan konsisten

o Dirutinkan
o Diceritakan, Dishare ke tetangga, teman dan komunitas/medsos
o Dicatat pengurangan & penanganan sampah yang berhasil
dilakukan
o Dilakukan dengan senang hati, karena telah berbuat sesuatu
untuk bumi (walaupun dari hal yang sederhana)
o Diulang kembali mengAMATI, memPELAJARI, dan menCOBA &
menCARI tahu
o Diduplikasikan
Semoga kita semakin semangat
Untuk mengelola sampah yang kita hasilkan

Materi ini bersumber dari kegiatan Webinar Mudahnya Memulai Bank Sampah
pada 26 September 2021 yang diselenggarakan oleh Butik Daur Ulang – Project B Indonesia

Anda mungkin juga menyukai