1.2. Bahan
• Etanol
• Aquades
Piknometer
Aquades
- Dimasukan kedalam piknometer
- Piknometer ditutup sampai aquades tumpah
- Dilap dengan tissue sampai kering
- Ditimbang dengan timbangan analitik
-
Etanol
- Dimasukan ke piknometer sampai penuh
- Piknometer ditutup rapat sampai etanol
-
tumpah
- Dilap dengan tissue sampai kering
- Ditimbang dengan timbangan analitik
Hasil Percobaan
• Percobaan 2
Labu Destilasi
Gelas takar 25 ml
Hasil Percobaan
-
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Data Pengamatan Bobot Jenis Minuman Beralkohol
W1 (piknometer kosong) 20,57 gr
W2 (piknometer + aquades) 44,79 gr
W3 (piknometer + minuman beralkohol) 44,72 gr
Bobot jenis etanol 0,997
Data Pengamatan Bobot Jenis Etanol Dalam Minuman Beralkohol
W1 (piknometer kosong) 22,54 gr
W2 (piknometer + aquades) 47,52 gr
W3 (piknometer + etanol) 47,54 gr
Bobot jenis etanol 1,0008
Suhu Pada Destilasi
T awal 30℃
T destilat awal 90℃
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini berat jenis ditentukan dengan menggunakan piknometer. Karena
semua sampel ditempatkan pada piknometer 25 ml, maka dapat disimpulkan bahwa tiap
sampel memiliki volume yang sama yaitu 25 ml. Berdasarkan percobaan ketahui densitas air
yaitu 1 g/ml dan telah diketahui pula bobot air dan bobot jenis air. Maka untuk mencari densitas
setiap sampel kita bisa membandingkannya dengan air. Berikut rumusnya :
Vsampel = Vair
𝑀 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑀 𝑎𝑖𝑟
=
𝜌 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝜌 𝑎𝑖𝑟
𝑀 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑀 𝑎𝑖𝑟
=
𝜌 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1
𝑀 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Ρ sampel = 𝑀 𝑎𝑖𝑟
𝑊3−𝑤1
= 𝑊2−𝑊1
Untuk mendapatkan bobot dari piknometer kosong, piknometer harus dalam keadaan steril
dan kering agar tidak terjadi kesalahan karena adanya penambahan bobot dari zat lain yang
tidak dinginkan. Piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest terlebih dahulu untuk
melakukan percobaan penetapan berat jenis, kemudian dibilas dengan alkohol untuk
mempercepat pengeringan.
Pembilasan alkohol dilakukan untuk sisa air pada piknometer yang dapat mempengaruhi
hasil penimbangan piknometer kosong. Pemakaian alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-
sifat yang baik seperti mudah mengalir, mudah menguap dan bersifat antiseptikum (substansi
yang dapat menghentikan pertumbuhan mikroorganisme), jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan
dalam piknometer itu dapat hilang.
Piknometer kemudian dikeringkan. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan piknometer
pada bobot sesungguhnya. Pengeringan piknometer tidak boleh dikeringkan dengan
menggunakan pemanasan, karena sifat piknometer yang dapat memuai dan nantinya dapat
mempengaruhi pada saat penimbangan piknometer dan akan berpengaruh pula pada data
percobaan dan hasil perhitungan berat jenis.
Tahap selanjutnya adalah piknometer dimasukkan aquades hingga penuh dan ditutup. Pada
rongga kosong yang terdapat dalam tutup piknometer harus terisi penuh dengan air karena jika
masih ada gelembung maka masih ada ruang kosong atau udara dalam piknometer sehingga
bobot yang akan didapatkan tidak faktual. Setelah terisi penuh dan tidak ada gelembung maka
piknometer ditimbang dan didapatkan bobot piknometer dan aquades (W2). Selanjutnya air
dikeluarkan dan piknometer dimasukkan dengan larutan sampel lalu ditimbang dan didapatkan
bobot piknometer dan sampel (W3). Kemudian dihitung bobot jenis dari sampel tersebut.
Berikut perhitungan bobot jenis minuman beralkohol.
Data Pengamatan Bobot Jenis Minuman Beralkohol
W1 (piknometer kosong) 20,57 gr
W2 (piknometer + aquades) 44,79 gr
W3 (piknometer + minuman 44,72 gr
beralkohol)
𝑊3−𝑤1
P= 𝑊2−𝑊1
44,72 𝑔𝑟−20,57 𝑔𝑟
P= 44,79 𝑔𝑟−20,57 𝑔𝑟
P = 0,9971
Prosedur kedua adalah penetapan bobot jenis etanol dalam sampel. Praktikum ini dilakukan
dengan menerapkan metode destilasi yaitu metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik
didih. Pertama, sebanyak 25 mL sampel dimasukkan ke dalam labu destilasi, suhu yang diukur
adalah 30°C. Kemudian labu dipanaskan dengan api dan ditunggu hingga destilat pertama
menetes lalu dicatat suhunya. Suhu yang didapatkan adalah 90°C sesuai dengan suhu ketika
etanol akan menguap.
Destilasi dilakukan hingga diperoleh volume sebanyak 22 mL, dimasukkan ke dalam labu
takar dan ditambahkan air 25 mL dan batu didih agar pemanasan merata dan mencegah
terjadinya bumping yakni peristiwa dimana menyebabkan pendidihan yang tidak teratur
dimana cairan ikut memercik dengan kuat karena pecahnya gelembung tersebut. Kemudian,
tunggu hingga suhu labu takar sama dengan suhu pemipetan sampel yaitu 30°C. Kemudian
dihitung bobot jenis dari sampel tersebut. Berikut perhitungan bobot jenis etanol dalam
minuman beralkohol.
Data Pengamatan Bobot Jenis Etanol Dalam Minuman Beralkohol
W1 (piknometer kosong) 22,54 gr
W2 (piknometer + aquades) 47,52 gr
W3 (piknometer + etanol) 47,54 gr
𝑊3−𝑤1
P= 𝑊2−𝑊1
47,54 𝑔𝑟−22,54 𝑔𝑟
P= 47,52 𝑔𝑟−22,54 𝑔𝑟
P = 1,0008
BAB V KESIMPULAN
Pada praktikum berat jenis menggunakan piknometer dan kadar campuran secara destilasi,
maka diperoleh hasil bobot jenis minuman beralkohol sebesar 0,9971 dan bobot jenis etanol dalam
minuman beralkohol sebesar 1,0008
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, C Howard. 2006. Kalkulasi Farmasetik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Martin,Alfred.1993.Farmasi Fisika I.Penerbit universitas Indonesia : Jakarta
Voight, Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
LAMPIRAN
Jawab:
1. Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang volume dan suhunya
sama dan dinyatakan dalam desimal. Sedangkan massa jenis atau densitas didefinisikan
sebagai massa persatuan volume.
2. Prinsip destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali uapnya, pada tekanan dan
suhu tertentu. Zat yang menguap terlebih dahulu disebut distilat.
• Perhitungan
1. Data pengamatan bobot jenis minuman beralkohol
• Berat pikno kosong (w1) = 20,57 gram
• Berat pikno + aquadest (w2) = 44,79 gram
• Berat pikno + minuman beralkohol (w3) = 44, 72 gram
𝑤 −𝑤
d (bobot jenis) → d = 𝑤3 − 𝑤1
2 1
24,15 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 24,22 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,997 gram
= 1,0008 gram
3. Data tambahan:
T awal = 30 oC
T destilat awal = 90 oC