Anda di halaman 1dari 12

Laporan Akhir

Praktikum Termodinamika Kimia


(Penetapan Bobot Jenis)

Tanggal Percobaan : 16 September 2021


Kelas : Kimia 3A
Nama : 1. Dias Andrian Novalino (11200960000009)
2. Nur Itsna Kamilah (11200960000011)
3. Vina Febriani (11200960000013)
4. Dina Fadillah (11200960000015)
Kelompok : 2 (Dua)

Program Studi Kimia


Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2021
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Prinsip Percobaan
Penetapan bobot jenis suatu zat dengan penimbangan piknometer kosong dan piknometer
yang berisi sampel, selisih kedua timbangan dibandingkan dengan selisih penimbangan
piknometer berisi air suling dan piknometer kosong. Hasilnya adalah bobot jenis larutan
tersebut.

1.2. Tujuan Percobaan


1. Mahasiswa mampu menentukan bobot jenis suatu zat dengan menggunakan piknometer
2. Mahasiswa mampu menentukan bobot etanol dalam larutan atau minuman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bobot jenis adalah tetapan bahan yang bergantung pada suhu untuk padat, cair, dan bentuk
gas yang homogen. Didefinisikan sebagai hubungan dari massa (m) suatu bahan terhadap
volumenya. Atau bobot jenis adalah suatu karakteristik bahan yang penting yang digunakan
untuk pengujian identitas dan kemurnian dari bahan obat dan bahan pembantu, terutama dari
cairan dan zat-zat bersifat seperti malam (Rudolf, 1994)
Berat jenis diartikan sebagai perbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan air
dan merupakan bilangan murni tanpa dimensi. Berat jenis dapat ditentukan dengan
menggunakan berbagai tipe piknometer, neraca Mohr-Westphal, hidrometer dan alat-alat lain
(Martin, 1993).
Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukkan ukuran dan bobot molekul
suatu komponen, tetap juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat “pemadatan” packing
characteristic. Dalam sistem matriks kerapatan diukur dengan gram/mililiter (untuk cairan)
(Martin, 1993)
Kerapatan (Densitas) merupakan massa per satuan volume, yaitu berat zat per satuan
volume. Misalnya, satu mililiter raksa berbobot 13,6 g, dengan demikian kerapatannya adalah
13,6 g/mL. Jika kerapatan dinyatakan sebagai satuan berat dan volume, maka berat jenis
merupakan bilangan abstrak. Berat jenis menggambarkan hubungan antara berat suatu zat
terhadap sebagian besar perhitungan dalam farmasi dan dinyatakan memiliki bobot jenis 1,00.
Sebagai perbandingan, berat jenis gliserin adalah 1,25 , artinya berat gliserin 1,25 kali bobot
volume air yang setara, dan berat jenis alkohol adalah 0,81 , artinya berat jenis alkohol 0,81
kali berat volume air yang setara. (Ansel, 2006).
Destilasi adalah metode pemisahan campuran larutan dengan menggunakan fase uap yang
kemudian diembunkan menjadi suatu larutan murni. Destilasi dapat digunakan untuk
memisahkan dua buah campuran atau lebih terhadap larutan non volatil. Karena sifat larutan
yang selalu terdapat uap diatas cairan, sehingga berdasarkan hal tersebut maka dengan proses
pemisahan dapat dilakukan untuk memperoleh destilat dengan melihat perbedaan titik didih
dalam campuran, dimana larutan volatil cenderung lebih cepat mendidih daripada larutan non
volatile (Marsal,et al., 2008)
BAB III METODE PERCOBAAN
1.1. Alat
• Piknometer 25 ml
• Gelas beker
• Pipet tetes
• Thermometer
• Tissue
• Timbangan analitik

1.2. Bahan
• Etanol
• Aquades

1.3. Prosedur Percobaan


• Percobaan 1

Piknometer

- Ditimbang dengan timbangan analitik


- Setelah ditimbang piknometer dikeluarkan

Aquades
- Dimasukan kedalam piknometer
- Piknometer ditutup sampai aquades tumpah
- Dilap dengan tissue sampai kering
- Ditimbang dengan timbangan analitik
-
Etanol
- Dimasukan ke piknometer sampai penuh
- Piknometer ditutup rapat sampai etanol
-
tumpah
- Dilap dengan tissue sampai kering
- Ditimbang dengan timbangan analitik

Hasil Percobaan
• Percobaan 2

Labu Destilasi

- Dimasukan 25 ml sampel dan catat suhu


pemipetan
- Dimasukan 25 ml air dan batu didih
- Dipasang pada alat destilasi
- Dipanaskan dengan api memadai
- Dicatat suhu saat awal destilat keluar
- Didestilasi sampai volume sampel 22 ml
- Destilat dimasukan dalam gelas takar 25 ml

Gelas takar 25 ml

- Ditambahkan air pada destilat sampai gelas


takar penuh
- Diamkan sampai suhu sama dengan suhu
pemipetan
- Dihitung bobot jenis sampel

Hasil Percobaan
-
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Data Pengamatan Bobot Jenis Minuman Beralkohol
W1 (piknometer kosong) 20,57 gr
W2 (piknometer + aquades) 44,79 gr
W3 (piknometer + minuman beralkohol) 44,72 gr
Bobot jenis etanol 0,997
Data Pengamatan Bobot Jenis Etanol Dalam Minuman Beralkohol
W1 (piknometer kosong) 22,54 gr
W2 (piknometer + aquades) 47,52 gr
W3 (piknometer + etanol) 47,54 gr
Bobot jenis etanol 1,0008
Suhu Pada Destilasi
T awal 30℃
T destilat awal 90℃

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini berat jenis ditentukan dengan menggunakan piknometer. Karena
semua sampel ditempatkan pada piknometer 25 ml, maka dapat disimpulkan bahwa tiap
sampel memiliki volume yang sama yaitu 25 ml. Berdasarkan percobaan ketahui densitas air
yaitu 1 g/ml dan telah diketahui pula bobot air dan bobot jenis air. Maka untuk mencari densitas
setiap sampel kita bisa membandingkannya dengan air. Berikut rumusnya :
Vsampel = Vair
𝑀 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑀 𝑎𝑖𝑟
=
𝜌 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝜌 𝑎𝑖𝑟
𝑀 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑀 𝑎𝑖𝑟
=
𝜌 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1
𝑀 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Ρ sampel = 𝑀 𝑎𝑖𝑟
𝑊3−𝑤1
= 𝑊2−𝑊1

Untuk mendapatkan bobot dari piknometer kosong, piknometer harus dalam keadaan steril
dan kering agar tidak terjadi kesalahan karena adanya penambahan bobot dari zat lain yang
tidak dinginkan. Piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest terlebih dahulu untuk
melakukan percobaan penetapan berat jenis, kemudian dibilas dengan alkohol untuk
mempercepat pengeringan.
Pembilasan alkohol dilakukan untuk sisa air pada piknometer yang dapat mempengaruhi
hasil penimbangan piknometer kosong. Pemakaian alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-
sifat yang baik seperti mudah mengalir, mudah menguap dan bersifat antiseptikum (substansi
yang dapat menghentikan pertumbuhan mikroorganisme), jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan
dalam piknometer itu dapat hilang.
Piknometer kemudian dikeringkan. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan piknometer
pada bobot sesungguhnya. Pengeringan piknometer tidak boleh dikeringkan dengan
menggunakan pemanasan, karena sifat piknometer yang dapat memuai dan nantinya dapat
mempengaruhi pada saat penimbangan piknometer dan akan berpengaruh pula pada data
percobaan dan hasil perhitungan berat jenis.
Tahap selanjutnya adalah piknometer dimasukkan aquades hingga penuh dan ditutup. Pada
rongga kosong yang terdapat dalam tutup piknometer harus terisi penuh dengan air karena jika
masih ada gelembung maka masih ada ruang kosong atau udara dalam piknometer sehingga
bobot yang akan didapatkan tidak faktual. Setelah terisi penuh dan tidak ada gelembung maka
piknometer ditimbang dan didapatkan bobot piknometer dan aquades (W2). Selanjutnya air
dikeluarkan dan piknometer dimasukkan dengan larutan sampel lalu ditimbang dan didapatkan
bobot piknometer dan sampel (W3). Kemudian dihitung bobot jenis dari sampel tersebut.
Berikut perhitungan bobot jenis minuman beralkohol.
Data Pengamatan Bobot Jenis Minuman Beralkohol
W1 (piknometer kosong) 20,57 gr
W2 (piknometer + aquades) 44,79 gr
W3 (piknometer + minuman 44,72 gr
beralkohol)

𝑊3−𝑤1
P= 𝑊2−𝑊1
44,72 𝑔𝑟−20,57 𝑔𝑟
P= 44,79 𝑔𝑟−20,57 𝑔𝑟

P = 0,9971
Prosedur kedua adalah penetapan bobot jenis etanol dalam sampel. Praktikum ini dilakukan
dengan menerapkan metode destilasi yaitu metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik
didih. Pertama, sebanyak 25 mL sampel dimasukkan ke dalam labu destilasi, suhu yang diukur
adalah 30°C. Kemudian labu dipanaskan dengan api dan ditunggu hingga destilat pertama
menetes lalu dicatat suhunya. Suhu yang didapatkan adalah 90°C sesuai dengan suhu ketika
etanol akan menguap.
Destilasi dilakukan hingga diperoleh volume sebanyak 22 mL, dimasukkan ke dalam labu
takar dan ditambahkan air 25 mL dan batu didih agar pemanasan merata dan mencegah
terjadinya bumping yakni peristiwa dimana menyebabkan pendidihan yang tidak teratur
dimana cairan ikut memercik dengan kuat karena pecahnya gelembung tersebut. Kemudian,
tunggu hingga suhu labu takar sama dengan suhu pemipetan sampel yaitu 30°C. Kemudian
dihitung bobot jenis dari sampel tersebut. Berikut perhitungan bobot jenis etanol dalam
minuman beralkohol.
Data Pengamatan Bobot Jenis Etanol Dalam Minuman Beralkohol
W1 (piknometer kosong) 22,54 gr
W2 (piknometer + aquades) 47,52 gr
W3 (piknometer + etanol) 47,54 gr

𝑊3−𝑤1
P= 𝑊2−𝑊1
47,54 𝑔𝑟−22,54 𝑔𝑟
P= 47,52 𝑔𝑟−22,54 𝑔𝑟

P = 1,0008
BAB V KESIMPULAN
Pada praktikum berat jenis menggunakan piknometer dan kadar campuran secara destilasi,
maka diperoleh hasil bobot jenis minuman beralkohol sebesar 0,9971 dan bobot jenis etanol dalam
minuman beralkohol sebesar 1,0008
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, C Howard. 2006. Kalkulasi Farmasetik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Martin,Alfred.1993.Farmasi Fisika I.Penerbit universitas Indonesia : Jakarta
Voight, Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
LAMPIRAN

• Pertanyaan pra praktikum:


1. Apa bedanya bobot jenis dan densitas?
2. Bagaimana prinsip destilasi?

Jawab:

1. Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang volume dan suhunya
sama dan dinyatakan dalam desimal. Sedangkan massa jenis atau densitas didefinisikan
sebagai massa persatuan volume.
2. Prinsip destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali uapnya, pada tekanan dan
suhu tertentu. Zat yang menguap terlebih dahulu disebut distilat.

• Perhitungan
1. Data pengamatan bobot jenis minuman beralkohol
• Berat pikno kosong (w1) = 20,57 gram
• Berat pikno + aquadest (w2) = 44,79 gram
• Berat pikno + minuman beralkohol (w3) = 44, 72 gram
𝑤 −𝑤
d (bobot jenis) → d = 𝑤3 − 𝑤1
2 1

44,72 𝑔𝑟𝑎𝑚−20,57 𝑔𝑟𝑎𝑚


= 44,79 𝑔𝑟𝑎𝑚−20,57 𝑔𝑟𝑎𝑚

24,15 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 24,22 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0,997 gram

2. Data pengamatan bobot jenis etanol dalam minuman beralkohol


• w1 = 22,54 gram
• w2 = 47,52 gram
• w3 = 47,54 gram
𝑤 −𝑤
d = 𝑤3 − 𝑤1
2 1

47,54 𝑔𝑟𝑎𝑚−22,54 𝑔𝑟𝑎𝑚


= 47,52 𝑔𝑟𝑎𝑚−22,54 𝑔𝑟𝑎𝑚
25 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 24,98 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 1,0008 gram

3. Data tambahan:
T awal = 30 oC
T destilat awal = 90 oC

Anda mungkin juga menyukai