Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM II

PENENTUAN KELARUTAN SUATU ZAT


I. Tujuan :

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:


a. Menentukan kelarutan suatu zat pada pelarut polar, semipolar dan non
polar pada berbagai suhu
b. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat

II. Teori :

Kelarutan secara kuantitatif adalah konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh
pada suhu dan tekanan tertentu. Kelrutan secara kualitatif adalah interaksi spontan dari
dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekuler homogen. Larutan dinyatakan
dalam mililiter pelarut yang dapat melarutkan satu gram zat. Misal 1 gr asam salisilat
akan larut dalam 500ml air. Kelarutan dapat pula dinyatakan dalam molalitas, molarita
dan persen.
Dalam bidang farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan cair yang
mengandung sutu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air.
Kelarutan dalam bidang farmasi sangat penting karena dapat mengetahui dan dapat
membantu dalam memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi
obat, membantu dalam mengatasi kesulitan – kesulitan tertentuyang timbul pada waktu
pembuatan larutan farmasetis dan lebih jauh lagi dapat bentidak sebagai standar atau uji
kelarutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain:
- Ph
- Temperatur
- Jenis pelarut
- Bentuk dan ukuran partikel zat
- Konstanta dielektrik pelarut
- Surfaktan pembentuk kompleks ion sejenis
Kelarutan suatu bahan dalam pelarut tertentu menunjukan konsentrasi maksimum
yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut tersebut. Bila pelarut pada suhu tertentu
melarutkan semua zat terlarut sampai batas daya melarutkannya, maka larutan tersebut
telah jenuh.
Jenis-jenis pelarut antara lain:
1. Pelarut polar
Melarutkan zat terlarut ionik dan dan zat polar yang lain
2. Pelarut non polar
Pelarut yang dapat mengurangi gaya tarik menarik antar ion elektrolit kuat dan
lemah karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah
3. Pelarut semipolar

III. Alat dan Bahan :

Alat :

- Kertas saring - Kompor listrik


- Termometer - Cawan porselin
- Nerca analitik - Pipet tetes
- Oven - Gelas ukur 100ml
- Corong gelas - Erlenmeyer 250ml
- Batang pengaduk - Beaker glass 250ml

Bahan :

- Aquadest
- Alkohol 96%
- Kloroform
- Asam salisilat
- Asam borat

IV. Cara kerja

A. Penentuan Kelarutan Asam Salisilat dan Asam Borat

1. Timbanglah kertas saring kosong pada neraca analitik


2. Timbanglah bahan (sampel asam salisilat dan sam borat) sebanyak 1 gram
3. Masukkan bahan yang telah ditimbang dalam beaker glass 250ml dan
tambahkan pelarut 10 ml
4. Aduk selama 5 menit
5. Saring dengan kertas saring. Setelah disaring, dilipat dan diletakan di atas
cawan porselin yang telah diberi etiket, lalu keringkan dalam oven pada
suhu 1000 C selama 30 menit
6. Timbang kertas saring tersebut
7. Hitunglah kelarutan zat

B. Pengaruh Suhu Pada Kelarutan Asam Salisilat danAsam Borat

1. Timbanglah kertas saring kosong pada neraca analitik


2. Timbanglah bahan (sampel asam salisilat dan sam borat) sebanyak 1 gram
3. Masukkan bahan yang telah ditimbang dalam beaker glass 250ml dan
tambahkan pelarut 10 ml
4. Aduk selama 5 menit
5. Panaskan diatas penangas pada suhu 450C. aduk selama 5 menit
6. Saring dengan kertas saring (sesuai dengan suhu masing-masing). Setelah
disaring, dilipat dan diletakan di atas cawan porselin yang telah diberi etiket,
lalu keringkan dalam oven pada suhu 1000 C selama 30 menit
7. Timbang kertas saring tersebut
8. Hitunglah kelarutan zat
9. Lakukan kegiatan 1-5 dengan pemanasan 600C.
10.

PERHITUNGAN
Perhitungan berat residu
berat residu = (berat kertas saring + sampel ) – berat kertas saring kosong
Perhitungan Gram Zat terlarut
Hasil perhitungan gram zat terlarut menunjukan jumlah zat yang terlarut dalam pelarut
(aquades, alkohol, dan kloroform)
Gram zat terlarut = berat sampel = berat residu
Perhitungan kelarutan zat
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 𝑥 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
DATA PENGAMATAN
Berat sampel berat kertas saring berat kertas berat residu
No Sampel Pelarut Suhu (gram) kosong saring+sampel (gram)
suhu kamar 1
aquades 45 C 1
60 C 1
suhu kamar 1
asam
1 alkohol 45 C 1
salisilat
60 C 1
suhu kamar 1
klofoform 45 C 1
60 C 1
suhu kamar 1
aquades 45 C 1
60 C 1
suhu kamar 1
2 asam borat alkohol 45 C 1
60 C 1
suhu kamar 1
klofoform 45 C 1
60 C 1
PRAKTIKUM V
PENENTUAN BOBOT JENIS

I. Tujuan :
Setelah mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
a) Menggunakan piknometer untuk penentuan kerapatan dan bobot jenis dengan
baik dan benar
b) Menghitung kerapatan dan bobot jenis suatu zat

II. Teori :

Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu.
Keprapatan merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitive, dengan demikian
dapat digunakan dengan menentukan kemurnian suatu zat. Hubungan antara massa dan
volume tidak hanya menunjukan ukuran dan bobot molekul suatu komponen, tetapi juga
gaya-gaya yang mempengaruhi sifat karakteristik pemadatan. Dalam sistem metrik
kerapatan diukur dalam gram permilimeter untuk cairan atau gram sentimeter kubik.
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat disbanding dengan
volume zat pada suhu tertentu (biasanya 25ºC). Kecuali dinyatakan lain dalam masing-
masing monografi, penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali
dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25 ºC
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu ditetapkan dalam
monografi, bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang
ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 250C
zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada masing-
masing monografi, dan mengacu pada air yang tetap pada suhu 25ºC.
Pengukuran kerapatan dan bobot jenis digunakan apabila mengadakan perubahan
massa dan volume. Kerapatan adalah turunan besaran yang menyangkut satuan massa
dan volume. Batasanya adalah massa per satuan volume pada temperatur dan tekanan
tertentu yang dinyatakan dalam system cgs dalam gram per sentimeter kubik (g/cm3).
Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu.
Batasannya adalah massa per satuan Volume pada temperature dan tekanan tertentu
dinyatakan dalam system cgs (g/cm3) dan dilambangkan dengan ρ. Kerapatan dapat
digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat.
Penentuan Bobot Jenis dan Rapat jenis
Penentuan bobot jenis berlangsung dengan piknometer, Areometer, timbangan
hidrostatik (timbangan Mohr-Westphal) dan cara manometris. Ada beberapa alat untuk
mengukur bobot jenis dan rapat jenis, yaitu menggunakan piknometer, neraca
hidrostatis (neraca air), neraca Reimann, beraca Mohr Westphal.
Bobot jenis zat cair
Metode Piknometer . Pinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan
dan penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan
menimbang air. Menurut peraturan apotek, harus digunakan piknometer yang sudah
ditera, dengan isi ruang dalam ml dan suhu tetentu (20ºC). Ketelitian metode
piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu dengan bertambahnya
volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua tipe
piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet .
Neraca Mohr Westphal dipakai untuk mengukur bobot jenis zat cair. Terdiri atas
tuas dengan 10 buah lekuk untuk menggantungkan anting, pada ujung lekuk yang ke 10
tergantung sebuah benda celup C terbuat dari gelas (kaca) pejal (tidak berongga), ada
yang dalam benda celup dilengkapi dengan sebuah thermometer kecil untuk mengetahui
susu cairan yang diukur massa jenisnya, neraca seimbang jika ujum jarum D tepat pada
jarum T .
Densimeter merupakan alat untuk mengukur massa jenis (densitas) zat cair secara
langsung. Angka-angka yang tertera pada tangkai berskala secara langsung menyatakan
massa jenis zat cair yang permukaannya tepat pada angka yang tertera.

III. Alat dan Bahan :

Alat:

1. Neraca analitik
2. Piknometer 10 ml, 25 ml
3. Termometer ruang
4. Gelas Beaker
5. Pipet tetes
Bahan:

1. Zat cair yang akan ditentukan sekitar 25 ml


2. Aquadest
3. Etil asetat
4. Es
5. Aseton
6. Kloroform

IV. Cara kerja

Prinsip kerja atau cara menggunakan piknometer


Cara menggunakan piknometer untuk menentukan massa jenis suatu zat:
A. Menentukan volume piknometer pada suhu percobaan
1. Menimbang dengan teliti piknometer kosong dalam keadaan bersih dan kosong
2. Isi piknometer dengan aquadest sampai penuh, lalu tutup pikno
3. Usap dan keringkan bagian luar piknometer yang terkena aquadest dengan
tissue
4. Timbang piknometer dengan seksama
5. Hitung volume piknometer

Bobot piknometer + aquadest : A..gram


Bobot piknometer kosong : B..gram
Bobot aquadest : C..gram

Kerapatan aquadest pada suhu percobaan (lihat tabel) : ρ aquadest


C ( gram )
Mencari volume piknometer =
ρ aquadest ( gram / ml -1 )
= VP ml

B. Menentukan kerapatan dan bobot jenis zat cair ( etanol, aseton dan kloroform )
1. Bersihkan piknometer sampai kering lalu diisi penuh dengan sampel misalnya
diisi dengan etanol, kalau sudah penuh tutup sampai airnya tumpah
keluar,cairan yang menempel tersebut diusap dengan tissue sampai kering, lalu
timbang dengan teliti meggunakan neraca elektrik, misal bobot etanol yang
ditimbang adalah : D gram
2. Bobot piknometer kosong yang sudah diketahui dimisalkan : B gram
3. Volume piknometer yang sudah diketahui dimisalkan : Vp ml
4. Melihat tabel untuk mengetahui berapa kerapatan aquadest
5. Setelah kerapatan aquadest diketahui kemudian menghitung kerapatan dari
sample tersebut, misalnya etanol, dihitung dengan cara :
D – B ( gram)
ρ =
Vp ( ml )
= ……… gram. ml-1

C. Setelah kerapatan etanol sudah dicari kemudian kita dapat menghitung berat jenis
etanol tersebut dengan cara :
ρ alkohol 70%
d=
ρ aquadest
Dengan cara yang sama seperti diatas kita dapat menentukan kerapatan dan berat
jenis sampel-sampel yang lain misalnya aseton dan kloroform.

DATA PERCOBAAN

Berat piknometer Berat piknometer +


No Sampel
kosong ( gram ) sampel ( gram )
1 Aquadest
2 Etanol
3 Aseton
4 Kloroform

Anda mungkin juga menyukai