Anda di halaman 1dari 7

Laporan Penentuan Berat Molekul

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Penentuan berat molekul

Pembimbing : Dra. Ari Marlina, M.Si

Tujuan :

Menentukan berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan
metoda penurunan titik beku.

Menentukan berat molekul suatu zat yang mudah menguap dengan


metoda penentuan massa jenis gas.

Prinsip Percobaan

Metode penentuan titik beku

Sejumlah tertentu zat yang akan di tentukan berat molekulnya,


dibandingkan titik bekunya dengan zat yang telah diketahui berat
molekulnya, dan dilihat perbandingan tekanan uapnya menurut hukum
Raoult digabungkan hukum Clausius Clapeyron sehingga dapat diketaui
berat molekulnya.

Metode penentuan massa jenis gas

Sejumlah tertentu zat cair yang akan di tentukan berat molekulnya,


dipanaskan dan ditimbang agar tekanan uapnya sama dengan atmosfir
dan dapat diketahui berat zat yang menguap, serta dapat diketahui volume
gas tersebut, dimana volume gas yang menguap = volume wadah.
Sehingga dapat ditentukan berat molekulnya dengan persamaan hukum
gas ideal.

C. Dasar Teori

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh
banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Untuk penurunan titik beku persamaannya dapat dinyatakan sebagai:
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan
didapat suatu larutan yang mengalami:

Penurunan tekanan uap jenuh

Kenaikan titik didih

Penurunan titik beku

Tekanan osmosis

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan


sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak
sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi
keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-
ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.
Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan
non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.

Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini
adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat
ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini
disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari
pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.

Gambaran penurunan tekanan uap

Menurut Roult : P = P0.Xp

keterangan:
P : tekanan uap jenuh larutan
P0 : tekanan uap jenuh pelarut murni
Xp : fraksi mol pelarut

1. Penurunan Titik Beku

Jika suatu zat yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam pelarut, maka
akan terjadi penurunan tekanan uap, yang akhirnya pada temperatur
tertentu tekanan uap zat pelarut dalam larutan akan lebih rendah dari
keadaan murninya. Besarnya tekanan uap tergantung dari banyaknya zat
yang dilarutkan. Semakin besar penambahan zat terlarut maka makin
besar pula penurunan tekanan uapnya. Perubahan tekanan
mengakibatkan adanya gangguan kesetimbangan dinamis dari larutan
tersebut.

Menurut hukum Roult: P = X1. Po


X1 = P/Po

Download File untuk mendapatkan perhitungan selanjutnya.

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Kalorimeter kaca

2 buah gelas ukur 50 ml

2 buah pipet tetes

Neraca teknis dan analitis

Kaca arloji

Stopwatch

2 labu erlenmeyer

Wadah es

2 buah gelas kimia 600 ml

Hot plate

Panci

Batang pengaduk

2 buah termometer

Desikator
Aluminium foil

Karet dan jarum

2. Bahan

Asam asetat glasial (BJ=1.05 gr/ml)

Naftalen 3 gr

Sample zat terlaru (Zat X) 3 gr

Garam dapur

Es batu

Aquadest

Alkohol (zat volatil)

B. Cara Kerja

Penurunan Titik Beku

Pertama, kami menyiapkan kalorimeter dengan memasukkan es batu dan


garam secukupnya ke dalam kalorimeter.

Mengambil 50 ml asam asetat glasial sebagai media pelarut standar


dengan menggunakan gelas ukur dan memasukkannya ke dalam
kalorimeter.

Mengaduk pelarut dalam kalorimeter sambil dicatat suhunya per 30 detik.


Dilakukan sampai pelarut membeku.

Menimbang 3 gr Naftalen.

Setelah diketahui Tbo pelarut standar, kami membuat lagi pelarut standar
yang sama dicampur dengan 3 gr Naftalen yang telah disiapkan.

Mengaduk larutan dalam kalorimeter sambil dicatat suhunya per 30 detik.


Dilakukan sampai larutan membeku.
Menimbang 3 gr zat X.

Membuat lagi pelarut standar yang sama dicampur dengan 3 gr zat X yang
telah disiapkan.

Mengaduk larutan dalam kalorimeter sambil dicatat suhunya per 30 detik.


Dilakukan sampai larutan membeku.

Penentuan Massa Jenis Gas

Pertama-tama kami menimbang labu erlenmeyer kosong, aluminium foil


yang sudah dilubangi dengan jarum, dan karet sebagai penjepit tutup
aluminium foil pada labu erlenmeyer.

Mengukur 5 ml alkohol dan memasukkannya ke dalam labu erlenmeyer.

Sambil melakukan kegiatan, kami mempersiapkan penangas pada hot


plate.

Memasukkan labu erlenmeyer yang ditutup aluminium foil ke dalam


penangas.

Setelah cairan menguap, kami mencatat suhu penangas tersebut.

Setelah agak dingin, kami memasukkan labu erlenmeyer tersebut ke dalam


desikator.

Kemudian, sesudah dingin kami menimbangnya.

Untuk menentukan volume labu erlenmeyer, kami mengisinya dengan air


dan menimbangnya.

Mengukur tekanan ruangan.

C. Data Pengamatan

Metoda Penurunan Titik Beku


Berat Naftalen : 3 gram

Berat sampel : 3 gram

Berat jenis pelarut : 1,05 gram / ml

Berat pelarut : 52,5 gram

Titik beku pelarut (To) : 13 0C

Titik beku larutan standar (T) : 11 0C

Titik beku larutan sampel (T) : 9 0C

Tabel Titik Beku Zat

NO Nama Zat Titik Beku

1 Asam Asetat Glasial (Pelarut) 130C

2 Asam Asetat + Naphtalen 110C

3 Asam Asetat + Sampel 90C

Metoda Penentuan Massa Jenis Gas

Berat labu (+ tutup) kosong : 124,322 gram

Berat labu cairan (dingin) : 124,650 gram

Berat labu kosong : 124,322 gram

Berat labu + air : 433,2 gram


0
Berat jenis air ( C) : 1 g/mL

Suhu penangas : 71 0C

Tekanan : 997 mBar = 0,997 bar

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, diperoleh kesimpulan:
Berat molekul zat dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan metode
penurunan titik beku adalah sebesar 64 gr/mol.

Berat molekul zat dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan metode
penentuan massa jenis gas adalah sebesar 30 gr/mol.

Sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa sampel yang di analisis


menggunakan percobaan metode berat molekul adalah urea
(diaminomethanal) dengan rumus kimia (NH2)2CO yang memiliki berat
molekul 60. Sedangkan untuk zat yang yang di analisis dengan metode
penentuan massa jenis gas adalah pelarut organic yaitu aseton.

Anda mungkin juga menyukai