Anda di halaman 1dari 40

KIMIA KLINIK II

Pengukuran Hormon T3, T4, FSH


dan Ca, P

Kelompok 8
• Mahdum Walimun Hamzah
• Sofi Awalliyah
• Valent Rahayu
• Vira Liesvia
Pendahuluan
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa
saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang
tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai
“pembawa pesan” dan dibawa oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan.

Pemeriksaan nya meenggunakan beberapa metode,


diantaranya;
radioimmunoassay (RIA) pada awal tahun 1970-an, diikuti
dengan immunoradiometric assay (IRMA), enzyme-linked
immunoassay (ELISA), enzyme-linked immunofluorescence
assay (ELFA) dan enzyme immunoassay (EIA), serta yang
terbaru electrochemiluminescent assay (ECLIA).
Pemeriksaan T3 (Triiodothyronine)
T3 (Triiodothyronine) adalah hormon tiroid yang
ada dalam darah. Fungsi utama T3 adalah mengatur
metabolisme karbohidrat dan protein di dalam semua
sel, karena itu perubahan T3 dapat mempengaruhi
semua organ tubuh, terutama kardiovaskuler, saraf,
imun dan reproduksi.
Pemeriksaan T3 juga dapat digunakan untuk
monitoring pasien hipertiroid yang sedang mendapatkan
terapi maupun pasien yang telah berhenti menggunakan
obat anti tiroid, dan sangat bermanfaat untuk
membedakan pasien eutiroid dan hipertiroid.
Metode ELFA (Enzyme Linked Flourescent Assay)
 
Pra Analitik 1) Identitas pasien harus lengkap dan jelas
2) Catat jika pasien mengkonsumsi obat-obatan
3) Tidak memerlukan persiapan khusus
 
Persiapan Sampel:
 Sampel darah tanpa antikoagulan didiamkan dulu selama 15 menit.
(bisa juga menggunakan plasma (Lithium heparin) )
 Sampel di centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
 Stabilitas: 2 - 8ºC selama 2 hari , Pada suhu – 25 ± 6 ºC stabil lebih lama selama 2
bulan
 Jika mendapatkan sampel yang sifatnya lysis, ikterik dan lipemik lihat panduan pada
kit insert
Interferensi:
- Ikterus : serum yang ikterus tidak akan menyebabkan interferensi hasil yang
signifikan sampai kadar 0 - 320 µmol/L
- Hemolisis : serum yang mengalami hemolisis tidak akan menyebabkan interferensi
hasil yang signifikan sampai Kadar 0 - 300 µmol/L
- Lipemik : serum yang lipemik tidak menyebabkan interferensi hasil yang signifikan
sampai kadar 0 - 2 g/L
 Satu kit reagen berisi 60 test atau 30 test yang meliputi MLE Card, reagen strip,
SPR, kalibrator, control dan kit insert
Analitik 1. Nyalakan UPS
2. Hidupkan alat Vidas dengan menekan power switch yang terdapat pada bagian belakang alat
3. Pada layar akan tampil login, kemudian masukkan username dan password
4. Setelah muncul tampilan menu Windows
5. Tunggu 45 menit untuk proses warming-up instrument
6. Masukan strip reagen
Gunakan satu strip dan satu spr untuk setiap sampel, control atau standar yang akan diuji.
7. Pipet masing-masing volume standar dan kontrol ke dalam reagen strip (Sesuaikan dengan kit insert
untuk standar atau kontrolnya membutuhkan duplo/triplo sesuai dengan jenis pemeriksaan). Cek
adanya gelembung dan beriidentitas pada kolom ID yang terdapat pada reagen strip
8. Setelah kalibrasi dan kontrol masuk pada rentang yang ditentukan, VIDAS siap digunakan untuk
pemeriksaan sampel.
9. Beri identitas pasien pada kolom ID yang terdapat pada reagent strip. Satu reagen strip
membutuhkan satu reagen SPR.
10. Pipet volume sampel pasien sesuai dengan jenis pemeriksaan. Kemudian masukkan ke dalam reagen
strip sesuai dengan nomor pasien (100 µl)
11. Pada menu utama, Klik ikon Section Preparation & Loading → Masukkan no ID pasien pada kolom
Sampel ID, dan pilih kode parameter yang akan dirunning pada kolom assay → klik Create, data
sampel pasien secara otomatis masuk kedalam menu predifined dan dikelompokkan kedalam
kelompok yang sama (compatible test)
12. Lamanya pemeriksaan berbeda tergantung jenis pemeriksaan. Lampu section akan menyala
berwarna hijau sebagai indikator running dan akan menyala hijau dengan berkedip – kedip
menunjukkan pemeriksaan telah selesai, dan hasil akan di print secara otomatis.
13. Hasil bisa dicetak atau bisa juga dilihat dari menu “RESULT”

Pasca Analitik Nilai Rujukan


 Konvensional: 0,92 – 2,33 nmol/L
 SI Unit : 0,92 – 2,33 nmol/L
Metode ECLIA (Electrochemiluminescent Assay)

Pra Analitik 1) Identitas pasien harus lengkap dan jelas


2) Catat jika pasien mengkonsumsi obat-obatan
3) Tidak memerlukan persiapan khusus
 
Persiapan Sampel:
 Sampel darah tanpa antikoagulan didiamkan dulu selama 15 menit.
(bisa juga menggunakan plasma EDTA / (Lithium heparin) )
Sampel serum sebaiknya tidak hemolisis atau lipemik
 Sampel di centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
 Stabilitas: 2 - 8ºC selama 2 hari , Pada suhu – 25 ± 6 ºC stabil lebih lama selama 2
bulan
 Kriteria eksklusi pada pemeriksaan ini adalah sampel pasien hemolisis, lipemik dan
ikterik serta volume sampel yang kurang dari 500 μL.
 

Prinsip metode ECLIA menggunakan prinsip sandwich dengan volume sampel 50 μL, dengan
lama pemeriksaan sekitar 18 menit.
 
Analitik 1. Inkubasi pertama: 15 µl sampel, antibodi spesifik T3 dilabel dengan komplek
ruthenium
2. Inkubasi kedua: setelah ditambahkan T3 berlabel biotin dan mikropartikel yang
dilapisi streptavidin, komplek yang terbentuk berikatan dengan fase solid melalui
interaksi biotin dengan streptavidin.
3. Campuran reaksi diaspirasi dalam cell pengukur dimana mikropartikel secara
magnetic ditangkap pada permukaan elektroda. Substansi yang tidak berikatan
dibuang melalui Procell. Aplikasi voltase (tegangan) pada elektroda kemudian
menginduksi emisi chemiluminescent yang diukur oleh photomultiplier.
4. Hasil ditetapkan melalui kurva kalibrasi yang merupakan instrument yang dihasilkan
secara khusus oleh kalibrasi 2 titik dan master kurva dihasilkan melalui reagen
barcode. Sampel sebaiknya tidak diambil pada pasien yang mendapatkan terapi
biotin dosis tinggi ( > 5mg/ hari). Penggunaan amiodarone juga menyebabkan
penurunan pada hasil T3.Rentang nilai untuk T3 adalah 1.3 – 3.1 nmol/L atau 0.8-2.0
ng/mL. dengan batas deteksi terendah adalah 0.300 nmol/L atau 0.195ng/mL
 

Pasca Analitik Nilai Rujukan


Rentang nilai untuk T3 adalah 1.3 – 3.1 nmol/L atau 0.8-2.0 ng/mL. dengan batas deteksi
terendah adalah 0.300 nmol/L atau 0.195ng/Ml
Pemeriksaan T4 (L-Thyroxine )
T4 (L-Thyroxine) merupakan hormon yang disintesis
dan disimpan dalam kelenjar tiroid. Proses pemecahan
proteolisis Thyroglobulin akan melepaskan T4 ke dalam
aliran darah.
Pengukuran T4 total dengan immunoassay merupakan
metode skrining yang paling memungkinkan dan dapat
dipercaya untuk mengetahui adanya gangguan tiroid pada
pasien. Peningkatan kadar T4 ditemukan pada
hipertiroidisme karena Grave’s disease dan Plummer’s
disease pada akut dan subakut tiroiditis. Kadar T4 yang
rendah berhubungan dengan hipotiroidisme kongenital,
myxedema, tiroiditis kronis (Hashimoto’s disease) dan
beberapa kelainan genetik.
Metode ELFA (Enzyme Linked Flourescent Assay)
 
Pra Analitik 1) Identitas pasien harus lengkap dan jelas
2) Catat jika pasien mengkonsumsi obat-obatan
3) Tidak memerlukan persiapan khusus
 
Persiapan Sampel:
 Sampel darah tanpa antikoagulan didiamkan dulu selama 15 menit.
(bisa juga menggunakan plasma (Lithium heparin) )
 Sampel di centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit

 Stabilitas: 2 - 8ºC selama 2 hari , Pada suhu – 25 ± 6 ºC stabil lebih lama selama 2
bulan

 Jika mendapatkan sampel yang sifatnya lysis, ikterik dan lipemik lihat panduan pada
kit insert
Interferensi:
- Ikterus : serum yang ikterus tidak akan menyebabkan interferensi hasil yang
signifikan sampai kadar 0 - 265 µmol/L
- Hemolisis : serum yang mengalami hemolisis tidak akan menyebabkan interferensi
hasil yang signifikan sampai Kadar 0 - 300 µmol/L
- Lipemik : serum yang lipemik tidak menyebabkan interferensi hasil yang signifikan
sampai kadar 0 - 2 g/L
 Satu kit reagen berisi 60 test atau 30 test yang meliputi MLE Card, reagen strip, SPR,
kalibrator, control dan kit insert
Prinsip Prinsip pemeriksaan ini gabungan dua langkah Enzyme ImmunoAssay sandwich metode
dengan hasil akhir pembacaan Flourescent (ELFA). Solid Phase Receptacle (SPR)
digunakan seperti pipet pada pemeriksaan. Serum dialirkan pada bagian dalam dan luar
dari SPR .Jika terdapat antigen T3 dalam serum akan diikat oleh antibodi yang telah
dilekatkan pada bagian dalam SPR. Komponen yang tidak terikat dihilangkan dengan
pencucian. T4 antigen conjugate yang berlabel Alkaline phosphate dialirkan ke SPR dan
akan berikatan dengan ikatan Ag- Ab pada dinding SPR. Kemudian ditambahkan
substrate (4-Methyl-Umbelliferyl phospate ) pada bagian dalam dan luar SPR. Adanya
Alkali phosphatase pada conjugate menyebabkan MUP terhidrolisa menjadi MU : 4–
Methyl Umbelliferone). Yang bersifat flouresence Pembacaan dilakukan pada panjang
gelombang 450 nm.Intensitas dari flourescensi sebanding dengan konsentrasi antibodi
dalam sampel.
 
Analitik 1. Nyalakan UPS
2. Hidupkan alat Vidas dengan menekan power switch yang terdapat pada bagian belakang alat
3. Pada layar akan tampil login, kemudian masukkan username dan password
4. Setelah muncul tampilan menu Windows
5. Tunggu 45 menit untuk proses warming-up instrument
6. Masukan strip reagen
Gunakan satu strip dan satu spr untuk setiap sampel, control atau standar yang akan diuji.
7. Pipet masing-masing volume standar dan kontrol ke dalam reagen strip (Sesuaikan dengan kit insert
untuk standar atau kontrolnya membutuhkan duplo/triplo sesuai dengan jenis pemeriksaan). Cek
adanya gelembung dan beriidentitas pada kolom ID yang terdapat pada reagen strip
8. Setelah kalibrasi dan kontrol masuk pada rentang yang ditentukan, VIDAS siap digunakan untuk
pemeriksaan sampel.
9. Beri identitas pasien pada kolom ID yang terdapat pada reagent strip. Satu reagen strip
membutuhkan satu reagen SPR.
10. Pipet volume sampel pasien sesuai dengan jenis pemeriksaan. Kemudian masukkan ke dalam reagen
strip sesuai dengan nomor pasien (200 µl)
11. Pada menu utama, Klik ikon Section Preparation & Loading → Masukkan no ID pasien pada kolom
Sampel ID, dan pilih kode parameter yang akan dirunning pada kolom assay → klik Create, data
sampel pasien secara otomatis masuk kedalam menu predifined dan dikelompokkan kedalam
kelompok yang sama (compatible test)
12. Lamanya pemeriksaan berbeda tergantung jenis pemeriksaan. Lampu section akan menyala
berwarna hijau sebagai indikator running dan akan menyala hijau dengan berkedip – kedip
menunjukkan pemeriksaan telah selesai, dan hasil akan di print secara otomatis.
13. Hasil bisa dicetak atau bisa juga dilihat dari menu “RESULT”
 

Pasca Analitik Nilai Rujukan


 Konvensional: 60 – 120 nmol/L

 SI Unit : 60 – 120 nmol/L


Metode ECLIA (Electrochemiluminescent Assay)
 
Pra Analitik 1) Identitas pasien harus lengkap dan jelas
2) Catat jika pasien mengkonsumsi obat-obatan
3) Tidak memerlukan persiapan khusus
 
Persiapan Sampel:
 Sampel darah tanpa antikoagulan didiamkan dulu selama 15 menit.
(bisa juga menggunakan plasma EDTA / (Lithium heparin) )
Sampel serum sebaiknya tidak hemolisis atau lipemik
 Sampel di centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit

 Stabilitas: 2 - 8ºC selama 2 hari , Pada suhu – 25 ± 6 ºC stabil lebih lama selama 2
bulan

 Kriteria eksklusi pada pemeriksaan ini adalah sampel pasien hemolisis, lipemik dan
ikterik serta volume sampel yang kurang dari 500 μL.
 
Analitik 1. Inkubasi pertama: 15 µl sampel, dan antibodi spesifik T4 yang dilabel dengan
komplek ruthenium
2. Inkubasi kedua: setelah ditambahkan T3 berlabel biotin dan mikropartikel yang
dilapisi streptavidin, komplek yang terbentuk berikatan dengan fase solid melalui
interaksi biotin dengan streptavidin.
3. Campuran reaksi diaspirasi dalam cell pengukur dimana mikropartikel secara
magnetic ditangkap pada permukaan elektroda. Substansi yang tidak berikatan
dibuang melalui Procell. Aplikasi voltase (tegangan) pada elektroda kemudian
menginduksi emisi chemiluminescent yang diukur oleh photomultiplier.
4. Hasil ditetapkan melalui kurva kalibrasi yang merupakan instrument yang dihasilkan
secara khusus oleh kalibrasi 2 titik dan master kurva dihasilkan melalui reagen
barcode. Sampel sebaiknya tidak diambil pada pasien yang mendapatkan terapi
biotin dosis tinggi ( > 5mg/ hari). Rentang nilai untuk T4 adalah 64 - 164 nmol/L
atau 4.8-12.7 μg/mL. dengan batas deteksi terendah adalah 5.40 nmol/L atau 0.420
ng/mL.
 
Pasca Analitik Nilai Rujukan
Rentang nilai untuk T4 adalah 64 - 164 nmol/L atau 4.8-12.7 μg/mL
Pemeriksaan TSH (Thyroid Stimulating
Hormone)
Pemeriksaan kadar TSH plasma atau serum
merupakan metode yang sensitif untuk
mendiagnosis hipotiroidisme primer atau
sekunder. TSH disekresi oleh lobus anterior
kelenjar hipofisis (pituitary) dan mempengaruhi
produksi dan pelepasan thyroxine dan
triiodothyronine dari kelenjar tiroid.
Metode ECLIA (Electrochemiluminescent Assay)
 
Pra Analitik 1) Identitas pasien harus lengkap dan jelas
2) Catat jika pasien mengkonsumsi obat-obatan
3) Tidak memerlukan persiapan khusus
 
Persiapan Sampel:
 Sampel darah tanpa antikoagulan didiamkan dulu selama 15 menit.
(bisa juga menggunakan plasma EDTA / (Lithium heparin) )
Sampel serum sebaiknya tidak hemolisis atau lipemik
 Sampel di centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit

 Stabilitas: 2 - 8ºC selama 2 hari , Pada suhu – 25 ± 6 ºC stabil lebih lama selama 2
bulan

 Kriteria eksklusi pada pemeriksaan ini adalah sampel pasien hemolisis, lipemik dan
ikterik serta volume sampel yang kurang dari 500 μL.
 
Analitik 1. Inkubasi pertama: 50 ul sampel, antibodi spesifik TSH monoclonal biotinylasi dan
antibodi spesifik T4 yang dilabel dengan komplek ruthenium membentuk komplek
sandwich
2. Inkubasi kedua: setelah ditambahkan mikropartikel yang dilapisi streptavidin,
komplek yang terbentuk berikatan dengan fase solid melalui interaksi biotin dengan
streptavidin
3. Campuran reaksi diaspirasi dalam cell pengukur dimana mikropartikel secara
magnetic ditangkap pada permukaan elektroda. Substansi yang tidak berikatan
dibuang melalui Procell. Aplikasi voltase (tegangan) pada elektroda kemudian
menginduksi emisi chemiluminescent yang diukur oleh photomultiplier.
4. Hasil ditetapkan melalui kurva kalibrasi yang merupakan instrument yang dihasilkan
secara khusus oleh kalibrasi 2 titik dan master kurva dihasilkan melalui reagen
barcode
 

Pasca Analitik Nilai Rujukan


Rentang nilai untuk TSH adalah 0.270 – 4.20 μIU/mL. dengan batas deteksi terendah
adalah 0.005 μIU/mL.
Metode EIA (Enzyme Immunoassay)
 
Pra Analitik 1) Identitas pasien harus lengkap dan jelas
2) Catat jika pasien mengkonsumsi obat-obatan
3) Tidak memerlukan persiapan khusus
 
Persiapan Sampel:
 Sampel darah tanpa antikoagulan didiamkan dulu selama 15 menit.
(bisa juga menggunakan plasma EDTA / (Lithium heparin) )
Sampel serum sebaiknya tidak hemolisis atau lipemik
 Sampel di centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit

 Stabilitas: 2 - 8ºC selama 2 hari , Pada suhu – 25 ± 6 ºC stabil lebih lama selama 2
bulan

Prinsip Pemeriksaan TSH berdasarkan prinsip ELISA menggunakan antibodi monoklonal


terhadap TSH. Mouse monoclonal anti TSH antibody digunakan sebagai fase padat
(dalam microwells). Ditambahkan TMB substrate solution, sehingga terbentuk warna
biru. Pembentukan warna biru dihentikan dengan menambahkan stop solution, sehingga
warna berubah menjadi kuning. Konsentrasi TSH berbanding lurus dengan intensitas
warna sampel. Absorbans diukur secara spectrophotometric pada 450 nm.
 
Analitik 1. Siapkan microwells sesuai jumlah sampel
2. Masukkan 100 µL standar, sampel dan kontrol pada wells yang sesuai
3. Tambahkan 100 µL enzyme conjugate dalam tiap well.
4. Campur hingga rata selama 30 detik
5. Inkubasi pada suhu kamar (20-30℃) selama 60 menit
6. Buang campuran inkubasi dengan cepat.
7. Cuci dan bilas 5 kali dengan wash buffer concentrate (1x)
8. Hilangkan sisa air dengan absorbent paper
9. Tambahkan 100 µL TMB substrate solution pada tiap well, campur selama 5 detik.
AntiTSH Antibod i Sampe l Anti TSH antibodi (goat) 37
10. Inkubasi pada suhu kamar selama 20 menit
11. Hentikan reaksi dengan menambahkan 100 µL stop solution pada tiap well.
12. Campur hingga rata selama 30 detik
13. Absorbans dibaca pada 450 nm dengan microwell reader dalam 15 menit.
 

Pasca Analitik Nilai Rujukan


Rata-rata kadar TSH dewasa normal adalah 1,6 (0,4 - 6,0) µIU/mL. Konsentrasi minimal
yang dapat terdeteksi adalah 0,2 µIU/mL
Pemeriksaan FT4
T4 yang bebas, disebut sebagai Free T4
(fT4) yang merupakan metabolit aktif,
pemeriksan kadar fT4 menjadi indikator dari
status tiroid pasien. fT4 dibuat untuk
mengetahui secara langsung adanya
keseimbangan antara T4 dan T4 yang terikat
TBG dalam serum. Metode ini dapat
menggambarkan status tiroid secara umum
dengan satu macam pemeriksaan
Metode EIA (Enzyme Immunoassay)
 
Pra Analitik 1) Identitas pasien harus lengkap dan jelas
2) Catat jika pasien mengkonsumsi obat-obatan
3) Tidak memerlukan persiapan khusus
 
Persiapan Sampel:
 Sampel darah tanpa antikoagulan didiamkan dulu selama 15 menit.
(bisa juga menggunakan plasma EDTA / (Lithium heparin) )
Sampel serum sebaiknya tidak hemolisis atau lipemik
 Sampel di centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit

 Stabilitas: 2 - 8ºC selama 2 hari , Pada suhu – 25 ± 6 ºC stabil lebih lama selama 2
bulan

Prinsip Pemeriksaan fT4 menggunakan prinsip solid phase competitive enzyme immunoassay.
fT4 yang ada pada spesimen pasien dan T4 berlabel conjugate akan berkompetisi untuk
berikatan dengan antibodi. Larutan H2O2/TMB ditambahkan hinggga terbentuk warna
biru. Pembentukan warna biru dihentikan dengan menambahkan 3N HCl dan absorbans
dibaca secara spektrofotometrik pada 450 nm. Intensitas warna yang terbentuk sebanding
dengan jumlah enzim yang ada dan berbanding terbalik dengan jumlah fT4 pada sampel.
 
Analitik 1. Siapkan microplate wells untuk tiap standar, kontrol dan spesimen pasien untuk
diperiksa secara duplo.
2. Masukkan 50 µL standar, sampel dan kontrol pada wells yang sesuai
3. Tambahkan 100 µL larutan Thyroxine enzyme conjugate dalam tiap well
4. Campur hingga rata selama 20-30 detik
5. Inkubasi pada suhu kamar selama 60 menit
6. Buang campuran inkubasi dengan cepat. Cuci dan bilas 5 kali dengan distilled atau
deionized water. Hilangkan sisa air dengan absorbent paper
7. Tambahkan 200 µL working substrate solution (reagen A:B= 1:1) pada tiap well,
campur selama 10 detik.
8. Inkubasi pada suhu kamar dengan kondisi gelap selama 20 menit
9. Hentikan reaksi dengan menambahkan 50 µL stop solution (3NHCl) pada tiap well
10. Campur hingga rata selama 30 deti
11. Absorbans dibaca pada 450 nm dengan microwell reader dalam 30 menit

Pasca Analitik Nilai Rujukan


Rentang kadar fT4 antara 0,8 - 2,0 ng/dL
Pemeriksaan FSH (Follicle Stimulating
Hormon)
Fsh (follicle stimulating hormon),
merupakan hormon gonadotropin yg
diproduksi pada sel” basal hipofisis anterior
sebagai respon terhadap GnRh yg berfungsi
dalam pertumbuhan dan pematangan folikel
granulosa di ovarium wanita.
Metode ELFA (Enzyme Linked Flourescent Assay)
 
Pra Analitik 1) Identitas pasien harus lengkap dan jelas
2) Catat jika pasien mengkonsumsi obat-obatan
3) Tidak memerlukan persiapan khusus
 
Persiapan Sampel:
 Sampel darah tanpa antikoagulan didiamkan dulu selama 15 menit.
(bisa juga menggunakan plasma (Lithium heparin) )
 Sampel di centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
 Stabilitas: 2 - 8ºC selama 2 hari , Pada suhu – 25 ± 6 ºC stabil lebih lama selama 2
bulan
 Jika mendapatkan sampel yang sifatnya lysis, ikterik dan lipemik lihat panduan pada
kit insert
Interferensi:
- Ikterus : serum yang ikterus tidak akan menyebabkan Interfersi hasil yang signifikan
sampai kadar 0 - 513 µmol/L
- Hemolisis : serum yang mengalami hemolisis tidak akan menyebabkan hasil yang
signifikan sampai Kadar 0 – 300 µmol/L
- Lipemik : serum yang lipemik tidak menyebabkan hasil yang signifikan sampai
kadar 0 – 2 g/L
 Satu kit reagen berisi 60 test atau 30 test yang meliputi MLE Card, reagen strip,
SPR, kalibrator, control dan kit insert
 
Prinsip  Prinsip pemeriksaan ini kombinasi enzyme immunoassay kompetitive dengan hasil
akhir pembacaan flouresent (ELFA).Solid Phase Receptacle (SPR) merupakan fase
solid seperti pipet pada pemeriksaan. Reagen pada pemeriksaan ini siap pakai dan
tersimpan dalam satu bungkus reagen strip. Semua langkah pemeriksaan ini
dilakukan secara otomatis di dalam alat.
 Sampel dimasukkan ke dalam well yang berisi Alkaline phospatase berlabel Anti –
FSH (Konjugat). Sample dan konjugat dicampur masuk dan keluar SPR pada waktu
tertentu dan kecepatan reaksi tertentu. Antigen akan berikatan dengan Antibodi yang
telah dilekatkan oleh SPR dan konjugat membentuk ikatan “Sandwich”.Komponen
yang tidak terikat akan dihilangkan pada saat perncucian.
 Pada langkah akhir reaksi substrate ( 4 – Methyl – umbelliferyl phospat ) akan
berputar masuk dan keluar SPR. Enzym konjugat katalisator akan menghidrolisa
substrate menjadi product flourecent ( 4 – Metyl – umbelliferone ). Flouresensi ini
diukur pada panjang gelombang 450 nm. Intensitasnya sebanding dengan
konsentrasi FSH dalam serum
Analitik 1. Nyalakan UPS
2. Hidupkan alat Vidas dengan menekan power switch yang terdapat pada bagian belakang alat

3. Pada layar akan tampil login, kemudian masukkan username dan password

4. Setelah muncul tampilan menu Windows

5. Tunggu 45 menit untuk proses warming-up instrument

6. Masukan strip reagen

Gunakan satu strip dan satu spr untuk setiap sampel, control atau standar yang akan diuji.

7. Pipet masing-masing volume standar dan kontrol ke dalam reagen strip (Sesuaikan dengan kit insert
untuk standar atau kontrolnya membutuhkan duplo/triplo sesuai dengan jenis pemeriksaan). Cek
adanya gelembung dan beriidentitas pada kolom ID yang terdapat pada reagen strip

8. Setelah kalibrasi dan kontrol masuk pada rentang yang ditentukan, VIDAS siap digunakan untuk
pemeriksaan sampel.

9. Beri identitas pasien pada kolom ID yang terdapat pada reagent strip. Satu reagen strip membutuhkan
satu reagen SPR.

10. Pipet volume sampel pasien sesuai dengan jenis pemeriksaan. Kemudian masukkan ke dalam reagen
strip sesuai dengan nomor pasien (200 µl)

11. Pada menu utama, Klik ikon Section Preparation & Loading → Masukkan no ID pasien pada kolom
Sampel ID, dan pilih kode parameter yang akan dirunning pada kolom assay → klik Create, data
sampel pasien secara otomatis masuk kedalam menu predifined dan dikelompokkan kedalam
kelompok yang sama (compatible test)

12. Lamanya pemeriksaan berbeda tergantung jenis pemeriksaan. Lampu section akan menyala berwarna
hijau sebagai indikator running dan akan menyala hijau dengan berkedip – kedip menunjukkan
pemeriksaan telah selesai, dan hasil akan di print secara otomatis.

13. Hasil bisa dicetak atau bisa juga dilihat dari menu “RESULT”
Pasca Jenis Kelamin Konvensional Sistem Internasional
Analitik Nilai Rujukan Satuan Nilai Rujukan Satuan
 
 
  P Folikuler (Fase 1):   Follicular (Phase IU/L
  3,9-12,0   1st):
  mIU/mL 3.9-12.0
 
 
P Folikuler (Fase 2):   Follicular (Phase  
 
2,9-9,0   2nd):  
  mIU/L 2.9-9.0 IU/L
 
 
  P Ovulasi:   Ovulasi:  
  6,3-24,0 mIU/L 6.3-24.0 IU/L
 
  P Luteal:   Luteal:  
1,5-7,0 mIU/L 1.5-7.0 IU/L
 
 
  P Menopause:   Menopause:  
17,0-95,0 mIU/L 17.0-95.0 IU/L
Metode ELISA (Enzyme-Linked Immunoassay)
 
Pra Analitik 1) Identitas pasien harus lengkap dan jelas
2) Catat jika pasien mengkonsumsi obat-obatan
3) Tidak memerlukan persiapan khusus
 
Persiapan Sampel:
 Hanya serum yang harus digunakan dalam pengujian Ini
Jangan gunakan spesimen hemolitik, ikterik atau lipemik
 Sampel di centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
 Stabilitas: 2 - 8ºC selama 2 hari , Pada suhu – 25 ± 6 ºC stabil lebih lama selama 2
bulan

Prinsip Uji imunosorben terkait-enzim fase padat (ELISA) berdasarkan sandwich,


prinsipnya Sumur mikrotiter dilapisi dengan antibodi monoklonal yang diarahkan ke situs
antigenik unik sebuah molekul FSH. Jumlah peroksidase terikat sebanding dengan
konsentrasi FSH dalam sampel. Setelah ditambahkan larutan substrat, intensitas warna
yang berkembang sebanding dengan konsentrasi FSH dalam sampel
 
Analitik 1. Setiap proses harus menyertakan kurva standar
2. Amankan jumlah Microtiterwell yang diinginkan di dudukannya
3. Masukan 25 µL Standar, kontrol dan sampel dengan tip sekali pakai baru ke dalam
sumur yang sesuai
4. Tambahkan 100 µL Enzim Konjugasi ke dalam setiap sumur.Aduk rata selama 10
detik
5. Inkubasi selama 30 menit pada suhu kamar
6. Kocok isi sumur dengan cepat. Bilas sumur 5 kali dengan aquadest (400 µL per
sumur). Pukul sumur dengan tajam di atas kertas penyerap menghilangkan tetesan
sisa.
Catatan penting: Sensitivitas dan ketepatan pengujian ini sangat dipengaruhi oleh
kinerja pencucian yang benar
7. Tambahkan 100 uL dari Substrat Solusi kedalam masing-masing sumur.
8. Inkubasi selama 10 menit pada suhu kamar
9. Menambahkan 50 uL dari Stop Solution untuk menghentikan reaksi enzimatik.
10. Tentukan absorbansi masing-masing sumur pada 450 ± 10 nm dengan pembaca pelat
mikrotiter. Dianjurkan agar sumur dibaca dalam 10 menit setelah menambahkan
Stop Solution
Wanita
Pasca
Analitik < 8 tahun : 0,6 – 0,8 mg/L
 
8 – 12 Tahun : 1,2 – 2,4 mg/L
 
  12 – 14 Tahun : 1,7 – 2,8 mg/L
  14 – 18 Tahun : 2,2 – 3,0 mg/L
 
     
  Dewasa  
 
Midcyle Kehamilan : 2,6 – 2,4 mg/L
 
  Premenopause : 1,1 – 5,3 mg/L
 
Pasca Monopause : 11,0 – 66 mg/L
Pemeriksaan Ca (Kalsium)
Kalsium adalah mineral penting dalam
tubuh yang berperan untuk mempertahankan
tulang dan gigi, mencegah osteoporosis,
membantu proses pembekuan darah,
penyembuhan luka, menghantarkan sinyal
rangsangan ke sel saraf, serta sebagai mediator
pengaktifan hormone paratiroid serta
berperan dalam proses konstraksi dan
relaksasi pembuluh darah, dan berguna untuk
menstabilkan aktivitas protein dan enzim.
Metode CPC (Cresol Phtalein Complex)
 
Pra Analitik 1) Identitas pasien harus lengkap dan jelas
2) Catat jika pasien mengkonsumsi obat-obatan
3) Tidak memerlukan persiapan khusus
 
Persiapan Sampel:
 Hanya serum yang harus digunakan dalam pengujian Ini
Jangan gunakan spesimen hemolitik, ikterik atau lipemik
 Sampel di centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
 Stabilitas: 2 - 8ºC selama 2 hari , Pada suhu – 25 ± 6 ºC stabil lebih lama selama 2
bulan

Prinsip Ion kalsium bereaksi dengan ocresolphthalein complexone dalam suasana basa untuk
membentuk kompleks berwarna ungu. Absorbance kompleks warna ini sebanding dengan
konsentras kalsium dalam sampel
 
Analitik 1. Masukkan reagen 1 dan reagen 2 ke dalam beaker glass kecil dengan perbandingan
1:1
2. Campur sampai homogen, tutup dengan parafilm
3. Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20°C – 25°C.
4. Sampel Serum
5. Campur dan inkubasi selama 5 menit pada suhu 20°C – 25°C. Ukur absorbance
sampel dan standar terhadap blanko reagen dalam waktu 50 menit
6. Pengaturan Fotometer. Panjang gelombang : 578 nm
 
Pra Analitik Nilai Rujukan
8,1 – 10,4 mg/dl

Metode Sulkowitch
Pra Analitik 1) Identitas pasien harus lengkap dan jelas
2) Catat jika pasien mengkonsumsi obat-obatan
3) Tidak memerlukan persiapan khusus
 
Sampel:
Jenis : Serum, Plasma (Li-Heparin), Urine
Jumlah : 3,0 µl (serum), 2,0 µl (urine)
Stabilitas :
 Serum: 7 hari pada suhu 15 – 25 ℃, 3 minggu pada suhu 2 – 8 ℃, 8 bulan pada suhu (-15) – (-25) ℃
 Urnie: 2 hari pada suhu 15 – 25 ℃, 4 hari pada suhu 2 – 8 ℃ , 3 minggu pada suhu (-15) - (-25) ℃
 Persiapan Sampel: Sampel didiamkan selama 15 menit Sampel disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm
selama 10 menit, semua yang didapat tidak boleh lisis.  

Analitik 1. Masukkan 3 ml urine ke dalam tabung reaksi tes dan control


2. Tambahkan 3 ml reagen sulkowitch pada tabung tes, tunggu selama 2-3 menit.
3. Baca hasil secara semikuantitatif

Pasca Analitik (-) tidak terjadi kekeruhan


(+1) terjadi kekeruhan halus
(+2) terjadi kekeruhan sedang
(+3) kekeruhan agak berat yang timbul dalam waktu kurang
dari 20 detik
(+4) kekeruhan berat yang terjadi seketika
Pemeriksaan Fosfor
Fosfor merupakan mineral kedua
terbanyak didalam tubuh, yaitu 1% dari berat
badan. Sebanyak 80% fosfor terdapat di dalam
tulang dan gigi, sekitar 10% terdapat dalam
darah dan otot, dan 10% tersebar luas dalam
senyawa kimia. Fungsi fosfor antara lain dalam
kalsifikasi tulang dan gigi, pembentukan
energi, absorpsi dan transportasi zat gizi,
keseimbangan asam-basa, dan sebagai bagian
dari jaringan tubuh esensial
Metode Enzimatik
Pra Analitik 1) Identitas pasien harus lengkap dan jelas
2) Catat jika pasien mengkonsumsi obat-obatan
3) Tidak memerlukan persiapan khusus
 
Sampel:
Jenis : Serum, Plasma (Li-Heparin)
Stabilitas :
 Serum: 7 hari pada suhu 15 – 25 ℃, 3 minggu pada suhu 2 – 8 ℃, 8 bulan pada suhu (-15) – (-25) ℃
  Persiapan Sampel: Sampel didiamkan selama 15 menit Sampel disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm
selama 10 menit, semua yang didapat tidak boleh lisis.  

Analitik 1. Sampel yang datang ke laboratorium di handling terlebih dahulu dengan menscan
barcode pada sampel
2. Disiapkan semua alat dan bahan
3. Kemudian sampel di scan kembali namun pada aplikasi Cobas Invinity Result hingga
muncul order received
4. Sampel yang telah di scan akan memberikan kode pada alat mengenai pemeriksaan
apa saja yang akan diperiksa
5. Setelah itu masukkan sampel kedalam rak sampel dengan posisi barcode menghadap
kedepan. Pastikan barcode tidak rusak
6. Masukkan rak sampel kedalam alat dengan posisi yang tepat
7. Kemudian di tekan start untuk memulai pemeriksaan
8. Akan terdengar suara alarm apabila barcode pada sampel rusak, volume sampel sedikit
serta ketika reagen telah habis
9. Sisa sampel yang telah diperiksa akan keluar dari alat dan tertutup secara otomatis
10. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh petugas
Pasca Analitik Nilai Rujukan
Normal : 2.5 - 4.5 mg/dL
Pemeriksaan P (Progesteron)
Progesteron adalah salah satu hormon
reproduksi yang penting fungsinya dalam
meregulasi menstruasi, perkembangan organ
seksual sekunder, kesuburan, dan juga
kehamilan. Hormon ini utamanya diproduksi
oleh ovarium (indung telur). Jumlah produksi
hormon ini bisa sangat bervariasi tergantung
siklus menstruasi.
Pemeriksaan progesteron sendiri
digunakan untuk menilai apakah seorang
wanita berada pada masa subur, mendeteksi
adanya masalah kesuburan terutama jika sulit
hamil serta jika wanita sedang hamil,
mendeteksi terjadinya kehamilan ektopik serta
keguguran.
Metode ELFA (Enzyme Linked Flourescent Assay)
Pra Analitik 1) Identitas pasien harus lengkap dan jelas
2) Catat jika pasien mengkonsumsi obat-obatan
3) Tidak memerlukan persiapan khusus
 
Sampel:
Jenis : Serum, Plasma (Li-Heparin atau EDTA)
Jumlah : 200 µl
Stabilitas :
 Serum: 7 hari pada suhu 15 – 25 ℃, 3 minggu pada suhu 2 – 8 ℃, 8 bulan pada suhu (-15) – (-25) ℃
  Persiapan Sampel: Sampel didiamkan selama 15 menit Sampel disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm
selama 10 menit, semua yang didapat tidak boleh lisis.  
Analitik 1. Nyalakan UPS
2. Hidupkan alat Vidas dengan menekan power switch yang terdapat pada bagian belakang alat
3. Pada layar akan tampil login, kemudian masukkan username dan password
4. Setelah muncul tampilan menu Windows
5. Tunggu 45 menit untuk proses warming-up instrument
6. Masukan strip reagen
7. Gunakan satu strip dan satu spr untuk setiap sampel, control atau standar yang akan diuji.
8. Pipet masing-masing volume standar dan kontrol ke dalam reagen strip (Sesuaikan dengan kit insert
untuk standar atau kontrolnya membutuhkan duplo/triplo sesuai dengan jenis pemeriksaan). Cek
adanya gelembung dan beriidentitas pada kolom ID yang terdapat pada reagen strip
9. Setelah kalibrasi dan kontrol masuk pada rentang yang ditentukan, VIDAS siap digunakan untuk
pemeriksaan sampel.
10. Beri identitas pasien pada kolom ID yang terdapat pada reagent strip. Satu reagen strip
membutuhkan satu reagen SPR.
11. Pipet volume sampel pasien sesuai dengan jenis pemeriksaan. Kemudian masukkan ke dalam reagen
strip sesuai dengan nomor pasien (100 µl)
12. Pada menu utama, Klik ikon Section Preparation & Loading → Masukkan no ID pasien pada kolom
Sampel ID, dan pilih kode parameter yang akan dirunning pada kolom assay → klik Create, data
sampel pasien secara otomatis masuk kedalam menu predifined dan dikelompokkan kedalam
kelompok yang sama (compatible test)
13. Lamanya pemeriksaan berbeda tergantung jenis pemeriksaan. Lampu section akan menyala
berwarna hijau sebagai indikator running dan akan menyala hijau dengan berkedip – kedip
menunjukkan pemeriksaan telah selesai, dan hasil akan di print secara otomatis.
14. Hasil bisa dicetak atau bisa juga dilihat dari menu “RESULT”
 
Pra Analitik Jenis Kelamin Konvensional Sistem Internasional
Nilai Rujukan Satuan Nilai Rujukan Satuan
P Folikuler:   Follicular:  
0,25-0,54 ng/mL 0.79-1.71 nmol/L
P Ovulasi:   Ovulatory:  
0,25-6,22 ng/L 0.79-19.78 nmol/L
P Luteal:   Luteal:  
1,5-20 ng/L 5-64 nmol/L
P Menopause:   Menopause:  
< 0,41 ng/L < 1.30 nmol/L

Anda mungkin juga menyukai