Pengantar
“Laboratory Design & Biosafety Manual” merupakan proyek kerja dari CHRP
(AJV) dengan berkolaborasi dengan TedTraum Institute. Isi dan organisasi dari
panduan ini dirancang untuk membantu proses perancangan laboratorium dan
keamanan laboratorium. Panduan ini merupakan panduan singkat yang minimal dan
mudah dibaca.
Pustaka untuk membuat panduan ini termasuk buku pustaka standar dan pedoman
yang diakui secara internasional. Tetapi, penting bagi konsultan laboratorium, arsitek,
dan teknisi untuk mengkonsultasikan kode spesifik dan kebijakan local saat proses
pembuatan untuk mencapai kriteria yang dibutuhkan. Dokumen ini ditujukan sebagai
panduan terhadap persiapan dan pemeliharaan laboratorium klinik di suatu daerah.
Keterbatasan yang ditemukan pada fasilitas spesifik dapat membutuhkan
pertimbangan oleh tim pemelihara, dan ahli pada bidang yang sesuai.
B. Pendahuluan
Laboratorium klinis termasuk penelitian dan laboratorium yang terspesialisasi
adalah aspek penting dalam fakultas kedoktran dimana melayani pasien, mahasiswa,
dan peneliti klinis. Laboratorium harus beradaptasi, dan menyesuaikan prosedur baru,
dan peralatan yang dibutuhkan untuk digunakan di fasilitas masing-masing, agar tetap
canggih dan kompetitif. Peningkatan mayor, perombakan dan penggantian fasilitas
yang ada diperlukan untuk mempertahankan viabilitas fungsional dari laboratorium
ini.
Panduan workshop ini dibuat untuk membantu manajer laboratorium dan staf
terkait untuk memperkirakan, mengerti, dan merencanakan rancangan yang aman,
ergonomis pada laboratorium. Modul ini berfokuskan untuk keamanan laboratorium,
pengelolaan dari reagen, bahaya yang mungkin terjadi, dan pengelolaan limbah.
MODUL 1
1. Introduksi
Biosafety sangat penting dalam fungsi yang aman dan efisien dalam laboratorium
klinis dan penelitian. Memastikan keamanan dari pekerja kesehatan yang mengelola agen
kimia, limbah bercun, agen biologis, dan lain-lain masuk kedalam Occupational Health
and Safety Administration (OSHA) guidelines. SOP nasional dan regional dipersiapkan
dalam pustaka untuk pedoman dari WHO, NCCLS danlain-lain. Laboratorium yang
mengelola jaringan dan cairan dari manusia, binatang, dan kimia, dan lain lain mengikuti
standar tingkat biosafety. Empat tingkatan biosafety (BSL-1 sampai-4) sudah diringkas
dalam keamanan kerja pada laboratorium klinis mikrobiologi.
1. Pendahuluan
Desain dan peralatan laboratorium yang baik merupakan dasar yang dibutuhkan untuk
menyediakan kualitas pelayanan untuk mendukung kedokteran klinis. Desan yang layak
membutuhkan panduan teknis dibutuhkan para ahli untuk membangun dan mendesain
bidang tersebut, para mikrobiologi dan tim pembantu. Biosafety diyakini dapat menjadi
panduan teknis terdokumentasi yang baik untuk desain laboratoium dengan untuk
menentukan standari dari Laboraoty Safety.
Dalam mendesain laboraotium dan menentukan pembagian dalam ranah kerja,
perhatian lebih harus difokuskan pada kondisi yang mampu mencerminkan keamaan. Hal
ini termasuk :
1. Pembentukan aerosol
2. Pekerjaan dengan mikroorganisme dalam volume besar dan konsentrasi tinggi
3. Peralatan yang banyak dan terlalu ramai
4. Infestasi dengan tikus dan serangga
5. Kedatangan tanpa izin
6. Alur kerja : penggunaan sampel dan reagen yang spesifik
3. Desain Proyek
3.1. Tim Proyek
Tim Proyek harus mencakup pemilihan orang yang mengerti tentang
laboratorium, fasllitas, arsitektur, dan teknik. Sebaiknya terdapat perwakilan dari
administrative laboratorium, staf laboratorium, staf penata mikrobiologi, administarasi
rumah sakit/ organisasi and fasilitiator pembantu dari departemen. Seringkali
bermanfaat untuk menrektut staf medis pada waktu yang tepat untuk memberikan
nasihat ahli. Arsitektural dan tim teknik harus memiliki pengalaman dalam desain
laboratorium klinik.
Perwakilan administratif laboratorium seringkali merupakan kepala
departemen/manajer laboratorium/ direktur laboratorium medis. Orang ini dapat
mendesain, memberikan masukan. Dan berpartisipasi pada pertemuan, bernegosiasi,
menjadi penengah dan pembuat keputusan. Kebijakan adminstrasi, pemilihan anggota
staf yang benar mampu bekerja di posisi ini dapat ditanyakan pada anggota yang
berpatisipasi selama pertemuan. Pembaharuan staf pada pertemuan umum departemen
maupun menampilkan gambar pada tata letak laboratorium dan desain pada papan
pengumuman pada staf yang miliki pengalaman baik dapat menciptakan ruang pada
tempat kerja dan memberikan umpan balik untuk peningkatan kinerja.
Architectural and enggenering team (AE) merupakan kesatuan selama
merencanakan dan membangun laboratorium baru. Tim rumah sakit dan departemen
teknisi organisasi dapat secaea kompeten melaksanakan pekerjaan dan mungkin
membutuhkan konsultan luar untuk desain proyek laboratorium, tergantung dari jenis
proyek.
Tim AE terdiri dari : Orang yang tersertifikasi
1. Arsitek : Arsitek yang tersertifikasi adalah orang yang merangkai gambar
yang akan diberikan kepada konstraktor, serta mengawasi proses
konstruksi.
2. Konsultan desain laboratorium : Seseorang dengan pengalam dalam
mendesain laboratorium dan dapat mendesain denah lantai serta
ketinggiannya, membantu arsitek untuk mendesain.
3. Berbagai teksnisi dengan spesialisai :
- Teknisi heating, ventilation, air conditioning (HVAC)
- Teknisi pipa saluran air
- Teknisi listrik
- Teknisi struktural
Desain Skematik
Pengembangan desain
Hasil : Rencana denah yang detail, peningkatan pekerja sosial, memulai spesifikasi,
skema warna
Konstruksi
Bekerja
3.3. Skema desain dan Kerangka
Pada desain skematik, denah dibuat dan ditinjau. Sebagai contoh desain
skematik ditunjukkan pada gambar. Kerangka umum atau blok telah direncanakan
diubah ke dalam bentuk arsitektural seperti dinding, pintu, jendela, tangga, tangga.
Peralatan nantinya akan ditambahkan. Skematik desain yang lengkap menunjukkan
peralatan utama, apakah meja atau berbingkai, membantu dalam sikusi pada alur kerja
spesifik dan pergerakan staf. Itu juga membantu dalam memperkirakan apakah ruang
kerja cukup untuk instrument dan prosedur kerja.
Rencana adalah hal yang ditinjau pertama kali oleh tim desain (termasuk,
teknisi, tenaga pembantu, desain interior) dan arsitek untuk mengerti maksud dan
mendalami rencana. Kemudian, staf laboratorium juka akan diberi kepercayaan untuk
menghasilkan tinjauan terkait dan saran. Sekali denah disetujui, tanda tangan tentunya
menjadi bukti penerimaan dari kerangka tujuan. Estimasi ditinjau kembali untuk
dilakukan pengecekan tambahan pengeluaran sehingga tidak melebihi anggaran.
Bergantung pada detail denah dan teknik, peralatan khusus seperti generator
darurat, pipa ekstra, dan power sistem perlu menjadi perhatian. Perbabotan standar
harus dimasukkan dalam pengadaan dan penugasan dalam pekerja laboratorium.
Pekerjaan di labortorium sekarang ditambahkan dalam rencana dan menentukan
kertinggian. Ketinggian dibuat sesuai dengan pekerjaan seakan-akan seseorang
pekerja berdiri didepannya (gambar). Hal ini menunjukkan pencahayaan, kebinet,
jalan keluar, dan fitur spesial. Arsitek akan menggambar peralatan dengan ketinggian
untuk memastikan jika mereka akan sesuai dengan tinggi dan fitur langit-langit.
Saluran air (bak cuci, keran air darurat, tempat pembilasan mata darurat, dan
pembuangan gas) juga ditampilkan. Peralatan termasuk konstruksi yang
membutuhkan sambungan permanen perlu dalam penggunaannya perlu dibeli pada
tahap ini. Spesifikasi untuk peralatan harus ditulis dengan detail agar biaya dapat
menginformasi kontraktor mengenai biaya, model, dan pilihan yang tersedia, instalasi
yang dibutuhkan dan prosesnya. Beberapa rapat untuk peninjauan rencana mungkin
dibutuhkan sampai dokumen rekonstruksi difinalisasi dan diteruskan kepada
kontraktor yang memenangkan penawaran tender.
4. Penentuan Ruang
4.1. Desain “Lean”
Istilah “lean” diperkenalkan oleh Womack et al. (1994), Hal ini menunjukkan
sistem yang digunakan lebih sedikit. Dalam istilah ini adalah semua input, untuk
membuat keluaran yang sama seperti sistem tradisional yang diciptakan, selain
berkonstribusi meningkatkan variasi pada pelanggan (Panizzolo 1998). Laboratorium
desain “lean” adalah laboratorium yang difokuskan pada produk dan material yang
menghasilkan keadaan yang efesien dalam, kecepatan, sumber daya, usaha, dan waktu
yang lebih sedikit dalam melakukan pemeriksaan di laboratorium.
Terdapat 5 prinsip dasar laboratorium yang “lean”, yaitu:
1. Mempunyai nilai spesifik di mata pelanggan
2. Mengidentifikasi berang yang diperlukan dan mengeliminasi yang tidak
terpakai
3. Membuat aliran nilai dengan menarik kesempurnaan
4. Melibatkan, menyelaraskan dan memberdayakan karyawan, dan
5. Secara kontinu meningkatkan pengetahuan dalam mengejar kesempurnaan
13.2.1.8. Tumpahan
Salinan protocol laboratorium untuk penangan tumpahan harus
disebarkan, dibaca dan dimengerti oleh semua orang yang menggunakan
laboratorium. Ketika tumpahan di dalam BSC merupakan bahan
infeksius, pembersihan harus dilakukan secepat mungkin, ketika kabinet
digunakan. Disinfektan yang dipakai harus efektif dan digunakan
sedemikian rupa untuk mengurangi pembentukan aerosol. Semua bahan
yang terkena tumpahan harus dilakukan disinfeksi dan/atau autoklaf.
13.2.1.10. Dekontaminasi
BSC harus didekontaminasi sebelum filter diganti dan
dipindahkan. Dekontaminasi yang baisa digunakan adalah fumigasi
dengan gas formalin. BSC didekontaminasi oleh profesional yang
terkualifikasi.
13.2.1.11. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri harus digunakan ketika menggunakan BSC. Jas
laboratorium diperbolehkan untuk pekerjaan dengan level biosafety 1
dan 2. Gaun laboratorium dengan bagian depan tertutup dan kancing
dibelakang digunakan untuk proteksi yang lebih baik dan level biosafety
3 dan 4. Sarung tangan harus ditarik melewati pergelangan diluar gaun
laboratorium bukan didalamnya. Lengan baju elastis digunakan untuk
memberikan proteksi terhadap pergelangan investagator. Masker dan
kacamata dibutuhkan untuk beberapa prosedur.
13.2.1.12. Alarm
BSC dapat dilengkapi dengan satu dari dua jenis alarm. Alarm
jendela hanya ditemukan pada kabinet dengan jendela geser. Alarm
memberi tanda apabila operator telah menggerakan jendela ke posisi
yang tidak benar. Penghentian alarm dilakukan dengan cara mengerakan
jendela ke posisi yang benar. Alarm aliran udara mengindikasikan
adanya gangguan pada aliran udara dalam kabinet. Hal ini menunjukan
kegawatdaruratan terhadap operator atau produk. Ketika alarm aliran
udara berbunyi, pekerjan harus segera dihentikan dan supervisor
laboratorium harus diberitahukan. Instruksi manual pabrik menyediakan
penjelasan lebih lanjut.
Pelatihan pengunaan BSC harus melingkupi aspek ini.
Figure ? : Gambaran Skematik BSC kelas Figure ? : Gambaran Skematik BSC kelas
IIA1 IIB1
A, bukaan depan; B, jendela; C, exhaust A, bukaan depan; B, jendela: C, exhaust
HEPA filter; D, rear plenum; E, supply HEPA filter; D, supply HEPA filter; E,
HEPA filter; F, blower. negative pressure exhaust plenum; F, blower;
G, HEPA filter for supply air. Connection of
the cabinet exhaust to the building exhaust
air system is required.
Figure ? : Gambaran skematik
BSC kelas III (glove box)
A, glove ports for arm-length gloves;
B, sash; C, double-exhaust HEPA
filters; D, supply HEPA filter; E,
double-ended autoclave or pass-
through box; F, chemical dunk tank.
Connection of the cabinet exhaust to
an independent building exhaust air
system is required.
Comparison of Biosafety Cabinet Characteristics
Proteksi Baik Baik Lebih baik Lebih baik Lebih baik Sangat baik
pengguna yang
disediakan oleh
kelas dan tipe
kabinet:
Kecepatan udara
minimal yang 75 fpm 75 fpm 100 fpm 100 fpm 100 fpm (Tidak berkaitan)
masuk melalui (0.38 m/s) (0.38 m/s) (0.51 m/s) (0.51 m/s) (0.51 m/s) Kabinet tertutup
bagian depan
kabinet:
Jumlah proteksi
yang disediakan Tidak ada Baik Baik Sangat tinggi Sangat tinggi Absolut
oleh kabiner dari
kontaminasi
substansi
biologis:
Metode proteksi Tidak ada Filter aliran udara Filter aliran udara Filter aliran udara Filter aliran udara Filter aliran udara
yang disediakan HEPA terdiri dari HEPA terdiri dari HEPA terdiri dari HEPA teridiri dari HEPA teridiri dari
terhadap campuran udara campuran udara campuran udara udara ruangan tidak udara ruangan yang
substansi ruangan dan udara ruangan dan udara ruangan dan udara terresirkulasi dan tidak disirkulasi
biologis: kabinet yang kabinet yang kabinet yang tidak mengandung ulang dan sudah
disirkulasi ulang disirkulasi ulang disirkulasi ulang uap kimia dari disesuaikan dengan
. . dalam kabinet. lingkungan.
Jumlah bahan Tidak ada Tidak ada Jumlah kecil Jumlah kecil Jumlah kecil Jumlah sesuai yang
kimia toksis atau dibutuhkan
radioaktif yang
dapat digunakan
dalam kabinet:
Table ? ( Continued)
Proteksi HEPA filter Terfiltrasi HEPA Terfiltrasi HEPA Terfiltrasi HEPA Terfiltrasi HEPA Terfiltrasi HEPA
lingkungan dari pilihan
udara
pembuangan
buangan kabinet:
100%; Namun,
Jumlah udara kebanyakan Maksimum 30% Maksimum 30% Tidak ada Tidak ada Tidak ada
disirkulasi ulang perangkat kelas I
yang mungkin tidak
masuk kembali ke mensirkulasi
ruang ulang udara.
laboratorium:
Kebutuhan Harus sesuai Harus sesuai Harus sesuai Harus sesuai Harus sesuai Harus sesuai
penggantian dengan jumlah dengan jumlah dengan jumlah dengan jumlah dengan jumlah dengan jumlah
udara ruangan: pengeluaran- pengeluaran – pengeluaran - pengeluaran - pengeluaran - pengeluaran -
biasanya 100% sampai dengan biasanya 70% dari 100% dari aliran 100% dari udara 100% dari udara
dari aliran udara 70% aliran udara aliran udara udara bukaan yang masuk. yang masuk.
bukaan depan. bukaan depan. bukaan depan. depan.
Nominal rerata 8”-Bukaan tinggi (Mengasumsikan 8”- Bukaan tinggi 8”- Bukaan 8”- Bukaan tinggi
konsumsi udara 300 cfm pembuangan 280 cfm tinggi 900 cfm 120 cfm
berdasarkan 10”- Bukaan keluar ) 10”- Bukaan tinggi 410 cfm 10”- Bukaan
kabinet dengan tinggi 8”- Bukaan tinggi 355 cfm 10”- Bukaan tinggi
lebar 6 kaki dan 375 cfm 210 cfm tinggi 1000 cfm
sirkulasi 10”- Bukaan 515 cfm
pembuangan tinggi
maksimum: 265 cfm
Figure ?. Laboratorium biosafety level 2 (acknowledgement to add). Procedures likely to
generate aerosols are performed within a biological safety cabinet. Doors are kept closed and
are posted with appropriate hazard signs. Potentially contaminated wastes are separated from
the general waste stream.
Common available air filtration technologies are enumerated in the Table ? below.
Table ? . Common available filtration technology and its advantages and disadvantages.
Teknologi Filtrasi Tipe Pros Cons
Presipitator Pasif Dapat menangkap partikel Sulit memindahkan cukup
Elektrostatik sangat kecil (0.01 mikron) udara kedalam secara
menggunakan plat efektif dan penyerapan
bermuatan. polusi.
HEPA Pasif Berguna secara efektif Tidak efektif untuk
untuk filtrasi partikel (0.3 menghilangkan bau, gas,
mikron atau lebih) seperti dan bahan kimia karena
alergen hewan, debu dan ukuran partikel yang
partikel asap. kecil. Terdapat limitasi
dalam area cakupan.
UV Ultraviolet Pasif Secara umum digunakan Tidak bekerja secara baik
untuk menetralkan dalam memfiltrasi partikel
mikroorganisme seperti dari udara dan sinar UV
bakteri, jamur, dan virus. akan mengalami degradasi
seiring waktu
Karbon aktif Pasif Memungkinkan penggunaan Jarang digunakan dan
permukaan area yang besar ketika filter penuh, maka
untuk menarik dan akan berhenti menyerap
menteralisir bau dan dan butuh diganti.
polutan.
http://www.ashe.org/compliance/ec_02_05_01/01/airfiltration.shtml
Excerpt from: Mechanical Systems Handbook for Health Care Facilities
J. Robbin Barrick, PE, and Ronald G. Holdaway, PE
ASHE copyright 2014.
13.2.4.2. Filter paritkulat udara tinggi efisiensi (High efficiency particulate air/
HEPA):
Filter HEPA menghilangkan partikulat (secara umum disebut
aerosol) seperti mikroorganisme, dari udara. Filter HEPA tidak
menghilangkan uap atau gas. Filter HEPA yang digunakan pada lemari
bersih dan BSC harus memiliki efisiensi minimum sebesar 99.97% (standar
ASME) terhadap partikel udara dengan ukuran lebih besar atau sama
dengan 0.3 mikron. Resistensi minimal filter terhadap udara, atau
penurunan tekanan, terspesifik sekitar 300 pascal (0.044 psi) pada nominal
rerata aliran volumetrik. Umumnya, penggunaan sistem filtrasi HEPA
secara medis digabungkan dengan sinar ultraviolet berenergi tinggi untuk
membutuh bakteri dan virus hidup yang terperangkap dalam media filter.
Beberapa unit HEPA terbaik memiliki efisiensi sebesar 99.995%, yang
memberikan jaminan proteksi yang sangat tinggi terhadap penyakit
transmisi udara. Terdapat beragam kelas filter HEPA tergantung dengan
retensi terhadap ukuran partikel yang memiliki daya penetrasi terbesar.
Komponen penting dalam lemari bersih atau BSC apapun adalah
tingginya efisiensi dari filter partikulat udara. Dalam lemari bersih, aliran
udara laminar terfiltrasi HEPA disalurkan melalui arah permukaan secara
vertikal atau horizontal untuk menyediakan permukaan yang terlihat bebas
partikulat untuk memulai prosedur dan memproteksi produk dari
kontaminasi. BSC juga menyediakan udara terfiltrasi HEPA untuk area
kerja sebagai proteksi produk, ditambah lagi udara yang akan dibuang
keluar kabinet akan difiltrasi oleh HEPA terlebih dahulu untuk menjaga
lingkungan.
Kemampuan filter HEPA untuk menghilangkan partikel bergantung pada ukuran dan
kecepatan partikel. Secara umum, partikel besar (lebih besar dari 0.3 mikron dalam diameter)
akan ditangkap dengan mekanisme impaksi dan intersepsi, sedangkan partikel kecil (lebih
kecil dari 0.1 mikron dalam diameter) akan ditangkap dengan mekanisme difusi. Partikel
medium (dari 0.1 sampai 0.4 mikron dalam diameter) akan ditangkap dengan mekanisme
intersepsi dan difusi. Ukuran partikel paling tembus adalah 0.3 mikron.
13.2.4.2.3. Uji:
Ketika filter HEPA dipasang dalam sistem HVAC, maka filter
harus diuji untuk memastikan tercapainya efisiensi sesuai desain mereka.
Dioctyl phthalate (DOP) digunakan sebagai agen uji. Penghasil DOP akan
membentuk aerosol dengan diameter median massa sebesar 0.2 mikron yang
diinjeksi kedalam aliran udara sistem HVAC, hulu dari muara filter.
Fotometer sebaran cahaya akan menetukan kemampuan tembus aerosol DOP
yang menuju filter dan pakingannya.
Filter HEPA diletakan juga dalam BSC, lemari aliran laminal
horizontal, dan beberapa saluran pembuangan. Satu atau dua filter HEPA
diletakan dalam BSC, bergantung dengan tipe kabinetnya.
13.2.4.2.4. Perawatan.:
Ketika filter HEPA dalam BSC tidak dirawat dengan baik dan diuji
secara berkala, ada resiko kontaminasi produk dalam unit atau lepasnya
patogen hantar udara kedalam lingkungan kerja. Ketika filter HEPA dalam
BSC tidak bekerja sesuai dengan maksudnya, produk dalam permukaan kerja
dalam terkontaminasi, atau patogen yang digunakan dalam BSC mungkin
dibuang kedalam ruangan.
13.2.6.2. Penggunaan:
Freeze drying biasa digunakan selama bertahun-tahun, dan
biasanya digunakan pada makanan dan industri farmasi. Freeze drying
biasa juga digunakan dalam proses stabilisasi material hidup seperti kultur
mikroba, pengawetan hewan untuk dipajang di museum, restorasi buku dan
barang-barang yang rusak akibat air dan konsentrasi dan pemulihan dari
reaksi produk. Freeze drying atau liofilisasi merupakan cara efektif untuk
mengeringkan bahan-bahan tanpa merusaknya. Proses dari freeze-drying
memiliki keunggulan pada industri parenteral, berhubungan dengan
tekonologi DNA rekombinan. Protein dan peptida harus dikeringkan dan
dibekukan untuk penggunakaan klinis dan komersial.
Gambar: Tahapan pada liofilisasi dari persiapan sampel sampai pembentukan produk
akhir.
13.2.6.3. Bagian dari freeze dryer:
Liofilizer terdiri dari ruang vakum yang terdiri dari rak yang
dapat melakukan pemanasan dan pendinginan dari isi rak tersebut. Pompa
vakum, unit pendingin, dan kontrolnya terhubung dengan ruang vakum
tersebut. Bahan-bahan kimia pada umumnya ditempatkan pada tempat
seperti botol kaca yang ditempatkan pada rak di dalam ruang vakum.
Elemen pendingin dalam rak akan membekukan produk tersebut. Apabila
produk tersebut sudah membeku, pompa vakum akan mengevakuasi ruang
tersebut dan produk akan dipanaskan. Panas diperoleh dari konduksi termal
dari rak, melalui botol, dan sampai ke produk tersebut.
13.2.7 Autoklaf
Sterilisasi dari material menggunakan uap dan tekanan merupakan prosedur
yang dapat digunakan untuk menghancurkan semua bentuk mikroba. Pada
mikrobiologi, autoklaf digunakan untuk mempersiapkan alat steril dan untuk
dekontaminasi dari kultur dan materi lain. Autoklaf dioperasikan menggunakan uap
dibawah tekanan sebagai agen sterilisasi.
13.2.7.1 Prinsip
Tekanan tinggi menyebabkan uap dapat mencapai temperatur
yang tinggi, oleh karena itu dapat meningkatkan panas dan kemampuan
membunuh. Kemampuan pemanasan dari uap berasal dari panas akibat
vaporisasi (jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengkonversi air
mendidih menjadi uap)
Uap dalam 100 derajat Celcius hampir tujuh kali lebih panas
dibandingkan dengan air mendidih. Uap dapat penetrasi benda dengan
temperatur yang lebih rendah karena apabila uap berkontak dengan
permukaan yang lebih dingin, uap segera berkondensasi menjadi air dan
secara bersamaan menghasilkan 1870 kaili lipat pengurangan volume uap.
Hal ini menyebabkan tekanan rendah pada kondensasi dan menyebabkan
uap yang lebih banyak dan menarik uap yang lebih banyak ke area tersebut.
Kondensasi berlanjut sepanjang temperatur pada permukaan kondensasi
dibawah termperatur uap, apabila mencapai temperatur yang sama, akan
terbentuk lingkungan uap yang tersaturasi.
Mendapatkan isi yang lembab pada lingkungan udara-uap
merupakan hal yang pendting untuk autoklaf yang efektif. Semakin lembab,
semakin panas dapat dibawa, maka uap salah satu pembawa panas yang
paling efektif. Uap juga dapat membunuh sel dan koagulasi dari protein
dengan efisien. Apabila panas digunakan sebagai agen sterilisasi,
pergetaran dari molekul pada mikroorganisme meningkat hingga mencapai
level yang dapat menginduksi pemecahan rantai hidrogen antar protein.
Kematian disebabkan oleh denaturasi enzim dan protein strukrtural yang
irreversibel, dan akumulasi dari kerusakan yang irreversibel akan merusak
fungsi metabolik dari organisme. Proses dikonduksi pada temperatur yang
tinggi dengan waktu yang singkat lebih disarankan daripada dilakukan pada
temperatur rendah dalam waktu yang lama. Beberapa temperatur standar
antara lain:
● 115 °C/10 p.s.i.,
● 121°C/ 15 p.s.i., and
● 132 °C/27 p.s.i. (psi=pounds per square inch).
Metode sterilisasi ini bekerja baik untuk besi dan bahan-bahan kaca,
tetapi tidak dapat diaplikasikan pada bahan karet, plastic, dan bahan-bahan
yang dapat rusak pada temperatur yang tinggi.
13.2.7.2 Jenis
Terdapat dua jenis umum sterilizer uap:
● Gravity displacement, dimana aliran air mengalir keluar
drainase melalui katup pipa yang teraktivasi akibat uap.
● Pre-vacuum/gravity assisted, dimana vakum ditarik untuk
mennyingkirkan udara sebelum uap dimasukan ke dalam
ruangan. Dengan kedua jenis, saat udara diganti dengan
uap bertekanan, temperatur dalam ruangan autoklaf
meningkat. Meskipun begitu, yang terakhir lah
merupakan yang paling efisien.
Geobacillus
stearothermophilus
(most common) 1.5-2.5
Hasil spora positif merupakan hal yang jarang dan dapat diasosiasikan dengan
operator error, uap yang tidak adekuat, atau kerusakan alat.
13.2.7.7. Peringatan:
● Mengingat autoklaf menggunakan uap, panas, dan tekanan risiko
terekspos dan membahayakan cukup tinggi. Petugas harus
menggunakan alat pelindung yang benar, misalnya sarung tangan
tahan panas dan jaas lab, terutama saat membongkar autoklaf.
● Lihat alat pemantau tekanan mencapai angka nol sebelum membuka,
dan setelah membuka, biarkan barang tetap berada di dalam selama
lima menit sebelum diambil untuk mengurangi kemungkinan terbakar
dan melepuh
● Jangan pernah menempatkan container yang disegel ke dalam
autoklaf, karena dapat meledak. Tutup harus dikendorkan supaya
tekanan yang dihasilkan pada satu siklus tidak menyebabkan tempat
rusak
● Selalu sisakan “ruang diatas” selama beberapa inci pada container
untuk menghindari percikan ke wajah
● Cairan yang akan diautoklaf harus berada pada tempat yang dapat di
autoklaf dan minimal dua kali lipat lebih besar dari volume cairan
yang akan di autoklaf
● Selalu autoklaf media pada panci, untuk menampung tumpahan. Agar
dapat menyumbat lubang aliran pada autoklaf dan merusaknya
● Sebelum menggunakan autoklaf, periksa saluran drainase di bawah
wadah dan bersihkan apabila tersumbat. Apabila saringan tersumbat
dengan debris, lapisan udara dapat terbentuk dibawah autoklaf dan
menyebabkan proses yang tidak efisien
● Jangan autoklaf material yang mengandung solven, volatile, atau
bahan korosif (fenol, asam trikloroasetat, eter, kloroform, dll) atau
materi radioaktif.
13.2.8. Insinerator
Insinerasi menggunakan pembakaran pada sampah yang infeksius dan
membahayakan dan untuk mengurangi masa limbah hingga 75% dan volume hingga
90%. Insinerator yang baik dapat mengubah limbah menjadi gas dan residu tahan
panas (contoh: debu) yang relatif membahayakan
13.2.8.1. Prinsip
Insinerasi merupakan proses oksidasi kering dengan temperatur
tinggi, yang akan mengurangi bahan mudah terbakar dan organik menjadi
bahan inorganik dan bahan tahan api. Biasa digunakan untuk limbah yang
tidak dapat digunakan kembali, didaur ulang atau dibuang pada tempat
pembuangan. Insinerator harus diinstal, sertifikasi dan diakui secara
operasional dibawah pemerintahan dan regulasi.
Dua ruang insinerator dioperasikan dalam temperatur optimal,
berkisar antara 650° hingga 1,000°C yang mengasilkan emisi yang rendah.
Gas yang dihasilkan dari proses ini akan dibuang ke atmosfir (dengan atau
tanpa pembersihan gas). Scrubber menghilangkan gas yang diproduksi dari
material mudah terbakar untuk menghilangkan bahaya komponen tersebut
dan menetralisir gas asam. Debu hasil dari insinerasi dapat dikemas dalam
lubang debu atau tempat pembuangan yang terkontrol tanpa risiko yang
besar. Panas yang diproduksi dari limbah mudah terbakar digunakan untuk
menghasilkan listrik.
Insinerasi adalah proses dimana karbon, hydrogen, dan elemen lainnya pada limbah
bercampur dengan oksigen (oksidasi) pada zona pembakaran dan menghasilkan panas. Untuk
oksidasi komplit, limbah harus dicampur dengan volume udara yang tempat. Sekitar 5000 kg
udara dibutuhkan setiap limbah padat dibakar.
Ref: https://www.slideshare.net/akashtk/incineration-and-pyrolysis
13.2.9. Sentrifugasi
Sentrifugasi sangatlah umum pada laboratorium biomedis dan aplikasinya
termasuk pemisahan antara serum plasma dan sel darah merah, pemisahan zat
presipitasi padat dari cairan sebuah campuran atau pemisahan cairan dengan berbagai
densitas
13.2.9.1. Prinsip sentrifugasi
Partikel tersuspensi pada gerakan cairan, dibawah pengaruh
gravitasi di bawah tempatnya yang bergantung pada ukuran dan
densitasnya. Sentrifugasi merupakan teknik yang didesain memanfaatkan
gaya sentrifugal, yang lebih besar daripada gaya gravitasi, untuk
meningkatkan sedimentation rate dari sebuah partikel. Hal ini diperoleh dari
pemutaran tempat berisi cairan dan partikel sesuai sumbu rotasi sehingga
partikel tersebut mengalami gaya yang menjauhi aksis. Gaya diukur pada
beberapa titik dari gravitasi bumi dan diketahui sebagai relatif sentrifugal
fiels (RCF) atau pada umumnya disebut gaya ‘g’.
RCF dihasilkan dari rotor yang bergantung pada kecepatan rotor
dalam revolutions per minute (rpm) dan radius rotasi (yaitu jarak dari
sumbu rotasi). Nilai RCF juga dapat didapatkan menggunakan sebuah
nomogram. Sentrifuge modern memiliki fasilitas untuk menukar figure
yang tertera pada control panel, antara rpm dan RCF. Sebagian besar
instrument sekarang memiliki sensor yang dapat mendeteksi
ketidakseimbangan saat rotor berjalan dan memberhentikan mekanisme
tersebut apabila ditemukan suatu ketidakseimbangan.
Gambar: diagram model fasilitas hewan yang menunjukkan alur dan hubungan antar ruang
Important Attributes
1. Sistem sirkulasi internal membutuhkan alur yang terkontrol antara bersih - kotor (
atau supply - return).
2. Pada cage wash harus dipisahkan antara yang bersih dan kotor.
3. Fungsi kotor seperti necropsy dan quarantine harus diletakkan di dekat dock.
4. Tempat penerimaan binatang harus dipisahkan antara penerimaan dan pengeluaran.
Aktivitas commissioning biasanya dimulai saat fase pemograman dari proyek dan
berlanjut saat tahap konstruksi laboratorium ataupun fasilitas. Commissioning agent haruslah
independen secara arsitektur, firma konstruksi yang terlibat dalam desain dan pembangunan
berperan sebagai institusi yang mengatur pembangunan dan perbaikan laboratorium.
Commissioning agent dapat merupakan agen eksternal dari institusi terkait dan harus
dilibatkan sebagai anggota dari tim desain; dimana keterlibatan agent di tahap awal
pemograman sangatlah penting.
Berikut ini adalah daftar referensi dari sistem laboratorium dan komponen yang
mungkin diikutsertakan dalam commissioning plan untuk uji fungsional, namun tergantung
dari tingkat fasilitas yang ingin direnovasi atau dibangun (akan berbeda-beda tiap fasilitas).
1. Building automation systems including links to remote monitoring and control sites
2. Sistem pengawasan dan deteksi elektronik
3. Kunci pengaman elektronik dan alat pembaca jarak
4. Sistem pemanas, ventilasi (supply and exhaust) and air-conditioning (HVAC)
5. High-efficiency particulate air (HEPA) filtration systems
6. Sistem dekontaminasi HEPA
7. HVAC and exhaust air system controls and control interlocks
8. Airtight isolation dampers
9. Sistem kulkas laboratorium
10. Sistem boilers dan steam
11. Sistem deteksi api, supresi, dan alarm
12. Domestic water backflow prevention devices
13. Sistem pemrosesan air (i.e. reverse osmosis, distilled water)
14. Liquid effluent treatment and neutralization systems
15. Sistem pipa drainase primer
16. Sistem dekontaminasi bahan kimia
17. Medical laboratory gas systems
18. Breathing air systems
19. Service and instrument air systems
20. Cascading pressure differential verification of laboratories and support areas
21. Local area network (LAN) dan sistem data komputer
22. Sumber tenaga normal
23. Sumber tenaga darurat
24. Sumber tenaga yang tidak terganggu
25. Sistem penerangan darurat
26. Lighting fixture penetration seals
27. Electrical and mechanical penetration seals
28. Sistem telepon
29. Airlock door control interlocks
30. Airtight door seals
31. Window and vision-panel penetration seals
32. Barrier pass-through penetration
33. Verifikasi terhadap integritas struktural: lantai konkret, dinding, dan atap
34. Verifikasi terhadap pelapis penahan: dinding, lantai, dan atap
35. Biosafety Level 4 containment envelope pressurization and isolation functions
36. Biological safety cabinets
37. Autoklaf
38. Sistem nitrogen cair dan alarm
39. Sistem deteksi air (e.g. adanya banjir di area penerimaan)
40. Decontamination shower and chemical additive systems
41. Sistem netralisasi dan cage-wash
42. Manajemen limbah
Fasilitas laboratorium penelitian dan klinis harus mempunyai alat untuk audit, survei,
dan inspeksi untuk memastikan kekonsistenan dalam melakukan akreditasi. Namun alat
tersebut harus fleksibel terhadap perbedaan prosedur yang dimiliki antar laboratorium namun
memiliki pendekatan yang konsisten terhadap institusi. Alat haruslah hanya digunakan oleh
anggota yang sudah terlatih dan tidak digunakan sebagai pengganti untuk sound professional
biosafety assessment. Salah satu contoh prototype alat pemeriksaan yaitu Bio safety Level 2
safety survey form dilampirkan sebagai referensi. Pada form tersebut meliputi pemeriksaan
keamanan umum laboratorium untuk biosafety level 1 diikuti dengan pemeriksaan dengan
parameter biosafety cabinet.
Temuan dari pemeriksaan, survei, atau inspeksi harus didiskusikan dengan staf dan
manajemen laboratorium. Di laboratorium harus derdapat staf yang bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa perbaikan telah dilakukan terhadap kekurangan-kekurangan yang
ditemukaan saat proses pemeriksaan. Akreditasi tidak boleh diselesaikan dan laboratorium
tidak boleh dilaporkan sebagai laboratorium yang fungsional, sampai kesalahan yang
ditemukan telah diperbaiki.
Chart 1 : For Biosafety Level 1 ( Pemeriksaan Keamanan Umum)
Refrigerators/freezers/cold rooms
Food for human consumption present.......
Flammables in explosion-proof/-safe units
Labelled externally if containing
carcinogens, radioactivity and/or
biohazards..............................................
Cold-room has emergency release.............