Anda di halaman 1dari 82

A.

Pengantar
“Laboratory Design & Biosafety Manual” merupakan proyek kerja dari CHRP
(AJV) dengan berkolaborasi dengan TedTraum Institute. Isi dan organisasi dari
panduan ini dirancang untuk membantu proses perancangan laboratorium dan
keamanan laboratorium. Panduan ini merupakan panduan singkat yang minimal dan
mudah dibaca.
Pustaka untuk membuat panduan ini termasuk buku pustaka standar dan pedoman
yang diakui secara internasional. Tetapi, penting bagi konsultan laboratorium, arsitek,
dan teknisi untuk mengkonsultasikan kode spesifik dan kebijakan local saat proses
pembuatan untuk mencapai kriteria yang dibutuhkan. Dokumen ini ditujukan sebagai
panduan terhadap persiapan dan pemeliharaan laboratorium klinik di suatu daerah.
Keterbatasan yang ditemukan pada fasilitas spesifik dapat membutuhkan
pertimbangan oleh tim pemelihara, dan ahli pada bidang yang sesuai.

B. Pendahuluan
Laboratorium klinis termasuk penelitian dan laboratorium yang terspesialisasi
adalah aspek penting dalam fakultas kedoktran dimana melayani pasien, mahasiswa,
dan peneliti klinis. Laboratorium harus beradaptasi, dan menyesuaikan prosedur baru,
dan peralatan yang dibutuhkan untuk digunakan di fasilitas masing-masing, agar tetap
canggih dan kompetitif. Peningkatan mayor, perombakan dan penggantian fasilitas
yang ada diperlukan untuk mempertahankan viabilitas fungsional dari laboratorium
ini.
Panduan workshop ini dibuat untuk membantu manajer laboratorium dan staf
terkait untuk memperkirakan, mengerti, dan merencanakan rancangan yang aman,
ergonomis pada laboratorium. Modul ini berfokuskan untuk keamanan laboratorium,
pengelolaan dari reagen, bahaya yang mungkin terjadi, dan pengelolaan limbah.

MODUL 1
1. Introduksi
Biosafety sangat penting dalam fungsi yang aman dan efisien dalam laboratorium
klinis dan penelitian. Memastikan keamanan dari pekerja kesehatan yang mengelola agen
kimia, limbah bercun, agen biologis, dan lain-lain masuk kedalam Occupational Health
and Safety Administration (OSHA) guidelines. SOP nasional dan regional dipersiapkan
dalam pustaka untuk pedoman dari WHO, NCCLS danlain-lain. Laboratorium yang
mengelola jaringan dan cairan dari manusia, binatang, dan kimia, dan lain lain mengikuti
standar tingkat biosafety. Empat tingkatan biosafety (BSL-1 sampai-4) sudah diringkas
dalam keamanan kerja pada laboratorium klinis mikrobiologi.

2. Biosafety dan biohazard


2.1. Menentukan tingkat Biosafety
Laboratorium klinis menerima sampel untuk berbagai pelayanan diagnostik
dan klinis. Sifat infeksius pada sampel biasanya tidak diketahui dan diajukan untuk
berbagai pemeriksaan mikrobiologis. Sampel ini diproses secara rutin pada BSL-2,
yang mencapai persyaratan OSHA untuk kerja dengan menggunakan pathogen dari
darah. Pekerjaan dengan patogen tertentu seperti tuberkel, basil, virus(contoh
arbovirus, hanta virus), agen jamur seperti Coccidiodes immitis, Histoplasma sp.
Dan lain-lain perlu dilakukan di laboratorium BSL-3. Hal ini dibutuhkan untuk
mencegah kontaminasi aerosol dari udara laboratorium dan juga untuk mencegah
kesalahan pada diagnosis berdasarkan replikasi seperti PCR, yang menguatkan
jumlah yang sedikit dari materi genetik.
Aerosol merupakan campuran dari partikel yang terdispersi dengan udara yang
dapat bergerak melewati udara dan menempel pada permukaan. Aerosol dapat
diproduksi dari benda padat maupun cair dalam cara seperti berikut :
i. Mendesiskan kultur cair atau media padat menggunakan ose panas
ii. Penggunaan pipet
iii. Sentrifugasi, vortex, mencampur, mengocok, dan mengaduk
iv. Penumpahan benda.
2.2. Merancang tingkat Biosafety
Fasilitas laboratorium dirancang dengan dasar tingkat Biosafety 1, dasar
tingkat Biosafety 2, penyimpanan tingkat Biosafety 3 dan penyimpanan maksimal
tingkat Biosafety 4. Penyebutan tingkat biosafety memasukan ciri dari rancangan,
konstruksi, fasilitas penyimpanan, peralatan, partikel, dan prosedur operasional
yang dibutuhkan untuk berkerja dengan agen dari berbagai kelompok risiko. (lihat
pada tabel, seksi : menilai risiko). Mengikuti pernyataan tabel, hubungan antara
kelompok risiko dan tingkat biosafety, hal ini tidak setara dengan kelompok risiko
dengan tingkat biosafety pada laboratorium yang dirancang untuk bekerja dengan
organisme pada setiap kelompok risiko. Sebagai contoh, pada umumnya agen yang
dimasukkan dalam kelompok risiko 2 membutuhkan fasilitas tingkat biosafety 2
untuk melakukan pekerjaan secara aman. Tetapi tes tertentu dari percobaan
membutuhkan aerosol dengan konsentrasi tinggi, sehingga tingkat biosafety 3 dapat
lebih cocok untuk memberikan keamanan yang dibutuhkan dimana penyimpanan
dari aerosol lebih baik dalam tempat kerja. Tingkat biosafety ditentukan dari kerja
spesifik berdasarkan keputusan ahli, tidak secara otomatis berdasarkan kelompok
risiko dari patogen.

Tabel kesimpulan dari persyaratan tingkat biosafety


BIOSAFETY LEVEL
1 2 3 4
Isolation of laboratory No No Yes Yes
Room sealable for decontamination No No Yes Yes
Ventilation:
— inward airflow No Desirable Yes Yes
— controlled ventilating system No Desirable Yes Yes
— HEPA-filtered air exhaust No No Yes/No Yes
Double-door entry No No Yes Yes
Airlock No No No Yes
Airlock with shower No No No Yes
Anteroom No No Yes -
Anteroom with shower No No Yes/No No
Effluent treatment No No Yes/No Yes
Autoclave:
— on site No Desirable Yes Yes
— in laboratory room No No Desirable Yes
— double-ended No No Desiraabl Yes
e
Biological safety cabinets No Desirable Yes Yes
Personnel safety monitoring capability No No Desirable Yes
3. Penilaian risiko
Penilaian dari agen terhadap tingkat biosafety dari pekerjaan laboratorium perlu
berdasarkan penilaian risiko. Klasifikasi kelompok risiko berdasarkan WHO
menklasifikasikan mikroorganisme infektif kedalam empat kelompok yang dijelaskan
pada tabel.

Table 2. Classification of infective microorganisms by risk group


Risk Group 1 (no or low individual and community risk)
A microorganism that is unlikely to cause human or animal disease.
Risk Group 2 (moderate individual risk, low community risk)
A pathogen that can cause human or animal disease but is unlikely to be a serious hazard to
laboratory workers, the community, livestock or
the environment. Laboratory exposures may cause serious infection, but effective treatment
and preventive measures are available and the risk of spread of infection is limited.
Risk Group 3 (high individual risk, low community risk)
A pathogen tht usually causes serious human or animal disease but doesnot ordinarily spread
from one infected individual to another. Effective treatment and preventive measures are
available.
Risk Group 4 (high individual and community risk)
A pathogen that usually causes serious human or animal disease and that can be readily
transmitted from one infected individual to another, directly or indirectly. Effective treatment
and preventive measures are not usually available.
Tabel 2 merupakan alat yang berguna untuk menilai risiko mikrobiologi, faktor lain perlu
diperhitungkan (sabagaimana layaknya), yang termasuk :
1. Patogenisitas dari agen dan dosis infeksi
2. Potensi dampak dari paparan
3. Metode alami dari infeksi
4. Metode lain yang mungkin dari infeksi, yang diakibatkan manipulasi lab
5. Stabilitas agen dalam lingkungan
6. Konsentrasi dari agen dan volume dari bahan yang digunakan
7. Adanya inang yang cocok
8. Pelaporan infeksi yang disebabkan oleh lab, penelitian menggunakan binatang, dan
pelaporan klinis
9. Aktivitas lab yang direncanakan dengan spesimen. Contoh sonikasi, aerosolisasi,
sentrifugasi dan lain-lain
10. Semua manipulasi genetik yang mencakup jarak inang terhadap sensitivitas agen
terhadap regimen tatalaksana yang efektif.
11. Ketersediaan local terhadap profilaksis efektif atau intervensi terapi
Saat menilai risiko, informasi yang memastikan bantuan menilai tingkat
biosafety pada pekerjaan yang direncanakan dan memilih alat pelinduk personal yang
cocok dan standar prosedur operasional yang masuk dalam intervensi keamanan.
Tingkat 3 lebih cocok untuk menyediakan tingkat kemanan yang dibutuhkan,
karena hak itu menjaga penyimpanan superior dari aerosol dalam wilayah kerja
laboratorium.
Spesimen yang terbatas informasi terhadap penilaian risiko
Pada situasi dengan informasi yang tidak cukup, seabagai contoh, secara klinis
dan epidemiologi sampel yang diambil dari lapangan, lebih aman apabila lebih
waspada dalam mengelola sampel. Menggunakan informasi yang ada untuk
memutuskan risiko dari mengelola spesimen ini perlu memasukan a. data medis dari
pasien, b. data epidemiologi (morbiditas dan mortalitas, suspek rute transmisi,
investigasi data dari kejadian luar biasa) dan c. asal geografis spesimen.
a. Selalu mengikuti standar pencegahan dan perlindungan pada saat
mengambil sampel
b. Cara dan prosedur tingkat biosafety 2 merupakan persyaratan minimal
untuk mengelola sampel
c. Pengiriman sampel perlu berdasarkan aturan nasional dan/atau
internasional.
Pada situasi dimana terjadi kasus kejadian luar biasa dari penyakit dengan
etiologi yang tidak diketahui, pedoman khusus yang sesuai dapat dibuat dari
WHO/wewenang nasional yang kompeten dan dipublikasi dalam World Wide Web
untuk mengindikasikan prosedur dalam pengambilan, pengelolaan, dan pengiriman
spesimen dan juga tingkat biosafety yang dimana spesimen harus dianalisis.

4. Prinsip dari penyimpanan


Penggunaan kata penyimpanan menjelaskan metode aman, atau infeksi untuk
mengatur secara baik agen infeksi dalam laboratorium dimana spesimen dikelola atau
diatur. Tujuan dari penyimpanan ini untuk mengurangi atau menghilangkan paparan dari
agen yang berbahaya kepada pekerja laboratorium, orang lain, dan lingkungan luar,
Penyimpanan primer, yang melindungi personel dan lingkungan laboratorium
yang terdekat terhadap paparan agen infeksius, disediakan oleh teknik mikrobiologi yang
baik dan penggunaan alat pengaman. Penggunaan vaksin dapat memberikan peningkatan
perlindungan personal.
Penyimpanan sekunder, dimana perlindungan dari lingkungan eksternal dari
paparan laboratorium dari bahan infeksius, yang disediakan dengan gabungan dari
rancangan fasilitas dan pelaksanaan operasional.
Tiga elemen dalam penyimpanan termasuk :
1. Pelaksanaan dan teknik laboratorium
2. Alat pelindung
3. Desain fasilitas
Penilaian risiko kerja dapat dilakukan dengan agen spesifik yang akan
menentukan kombinasi yang cocok pada elemen ini.
Setelah penillaian risiko dan pengambilan peraturan untuk mencegah infeksi
laboratorium, implementasi dari keamanan laboratorium menjadi sesuatu yang harus
dilakukan. Alat yang digunakan untuk mencegah infeksi laboratorium dapat
dikategorikan dalam empat kelompok :
1. Prosedur dan teknik keamanan
2. Peralatan pelindung
3. Laboratorium penyimpanan
4. Penyimpanan biologis
Kombinasi antara empat kelompok memberikan pekerja perlindungan yang sesuai
yang dibutuhkan dalam mencegah infeksi laboratorium. Dua konsep lain pada keamanan
adalah perlindungan primer dan sekunder.
Perlindungan primer yang memasukan seluruh keamanan fisik yang mencegah
kontak langsung antara agen dan pekerja. Hal ini termasuk alat perlindungan personal
seperti sarung tangan, jas, respirator, dan lain-lain, dan lemari keamanan biologis atau
penyimpanan tertutup stainless steel.
Perlindungan sekunder yang memberikan batas pertahanan kedua yang
menghentikan agen infeksius dari keluar ke lingkungan jika perlindungan primer gagal.
Perlindungan sekunder terdiri dari berbagai alat pelindung, seperti sistem filtrasi udara,
dekontaminasi dan sistem sterilisasi, dan dinding impermeabel, dan lain-lain.

5. Indikator performa/ kualitas


Laboratorium klinis merupakan pusat dari sector pelayanan kesehatan.
Ketergantungan dari manajemen pasien pada data laboratorium menyoroti kebutuhan
dari memastikan kualitas dari jasa ini. Control kualitas memasukan seluruh aktivitas
teknis yang mengukur sifat dan performa dari sebuah proses, barang atau jasa yang
bertentangan dengan standar untuk membuktikan bahwa hal tersebut mencapai
persyaratan yang dibutuhkan yang diadakan oleh pelanggan. Hal ini juga memasukan
teknik operasional dan aktivitas yang digunakan untuk memenuhi persyaratan untuk
standar prosedur operasional, yang merupakan bagian dari aspek QA/QC yang
dibutuhkan untuk memeriksa kinerja laboratorium. Untuk memantau dan mengontrol
kualitas, laboratorium menggunakan indikator kinerja yang merupakan alat atau protokol
yang berhubungan dengan parameter yang dipantau secara rutin untuk menilai
perkiraan pengukuran laboratorium yang tidak menentu, presis, bias dan lain-lain.
Awalnya parameter ini digunakan untuk menjaga atau memperagakan kontrol terhadap
proses analitikal. Indikator performa perlu diikuti oleh personel yang sesuai. Jika batasan
kontrol indikator kinerja terlewati manajemen perlu diinformasikan dan langkah
perbaikan perlu dimulai.
Indikator kualitas merupakan alat yang memungkinkan kita untuk menghitung
kinerja laboratorium dengan memilih kriteria pembanding. Seluruh kemungkinan
infikator kualitas perlu memenuhi 2 kriteria inklusi primer. Perlu merupakan indikator
dari laboratorium berfungsi dan perlu melayani paling sedikitnya domain jasa kesehatan
satu institusi kedokteran. Berdasarkan IOM, indikator kualitas diartikan sebagai
pengukuran obyektif yang mengevaluasi domain jasa kesehatan kritis yang diartikan
sebagai institusi kedokteran yang memikirkan keamanan pasien, dengan domain itu dan
dapat diimplementasikan secara konsisten dan dapat dibandingkan dalam berbagai
keadaan dan berbagai waktu.
Indikator performa memeragakan apakah sebuah proses analisis bekerja sesuai
yang direncanakan, kapan akan memperlihatkan anomali statistikal yang memerlukan
pemeriksaan, dan saat sistem gagal. Demikian, pengawasan indikator kinerja
menggunakan cara statistik yang ada yang menyediakan kondisi yang masih ada dalam
batas penerimaan yang telah ada, menjauh atau mengarah keluar kontrol. Kondisi ini
dapat dinilai secara prospektif, memungkinkan laboratorium untuk menjaga control
analisis. Metode statistik dalam menganalisis indikator performa melalui diagram control
memungkinkan identifikasi dari kecenderungan. Laboratorium dapat mengetahui
masalah analisis dan dapat memperbaiki proses analisis

Tabel 3. Indikator kualitas laboratorium kedokteran berdasarkan tingkatan proses pengetesan.


Stage IOM Domains*
Test ordering
Test order appropriateness† Effectiveness, efficiency, timeliness
Patient identification/spesimen collection
Inpatient wristband identification error Safety
Patient satisfaction with phlebotomy Patient-centeredness
Specimen identification, preparation, and
transport
Specimen inadequacy/rejection Effectiveness, efficiency, safety,
timeliness
Blood culture contamination Efficiency, safety
Specimen container information error Efficiency, safety
Analysis
Proficiency testing performance Safety
Gynecologic cytology-biopsy discrepancy Effectiveness, efficiency, safety
Result reporting
Inpatient laboratory result availability Patient-centeredness, timeliness
Corrected laboratory reports Efficiency, safety
Critical values reporting Safety, timeliness
Turnaround time Timeliness
Clinician satisfaction with laboratory services Effectiveness, timeliness
Result interpretation and ensuing action
Follow-up of abnormal cervical cytology results Effectiveness, timeliness
*Descriptions of the Institute of Medicine (IOM) health care domains are as follows:
effectiveness, providing care processes and achieving outcomes supported by scientific
evidence; efficiency, avoiding waste, including waste of equipment, supplies, ideas, and
energy; equity, providing care that does not vary in quality because of personal
characteristics such as sex, ethnicity, geographic location, and socioeconomic status;
patient-centeredness, meeting patient needs and preferences and providing education and
support; safety, preventing or reducing actual or potential bodily harm; and timeliness,
obtaining needed care while reducing delays.
MODUL 2
DESAIN LABORATORY : TEKNIK DAN ARSITEKTUR

1. Pendahuluan
Desain dan peralatan laboratorium yang baik merupakan dasar yang dibutuhkan untuk
menyediakan kualitas pelayanan untuk mendukung kedokteran klinis. Desan yang layak
membutuhkan panduan teknis dibutuhkan para ahli untuk membangun dan mendesain
bidang tersebut, para mikrobiologi dan tim pembantu. Biosafety diyakini dapat menjadi
panduan teknis terdokumentasi yang baik untuk desain laboratoium dengan untuk
menentukan standari dari Laboraoty Safety.
Dalam mendesain laboraotium dan menentukan pembagian dalam ranah kerja,
perhatian lebih harus difokuskan pada kondisi yang mampu mencerminkan keamaan. Hal
ini termasuk :
1. Pembentukan aerosol
2. Pekerjaan dengan mikroorganisme dalam volume besar dan konsentrasi tinggi
3. Peralatan yang banyak dan terlalu ramai
4. Infestasi dengan tikus dan serangga
5. Kedatangan tanpa izin
6. Alur kerja : penggunaan sampel dan reagen yang spesifik

2. Jenis Laboratorium : Tujuan dan Peralatan


2.1 Pendahuluan
Laboratorium medis atau laboratorium klinik adalah laboratorium dimana patologi
klinik melakukan uji pada spesimen klinis untuk mengetahui informasi menegani
kesehatan pasien dan mengethui diagnosis, tatalaksana dan pencegahan dari suatu
penyakit. Laboratorium medis klinik merupakan contoh terapan klinis, berbeda
dengan laboratorium penelitian yang berfokus pada ilmu pengetahuan dasar, seperti
yang dilakukan pada institusi akademik

Laboratorium medis memiliki variasi ukuran dan kompleksitas dan menawarkan


berbagai pemeriksaan kesehatan. Peyayanan lebih komprehensif dapat ditemukan
pada Acute-Care Hospital dan Pusat Pelayanan Medis, dimana 70% dari keputusan
klinis berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium. Dokter perusahaan dan klinik,
maupun perawat terlatih dan perawatan fasilitas jangka panjang mungkin memiliki
laboratorium yang menyediakan pelayanan pemeriksaan dasar. Laboratorium medis
komersial beroperasi sebagai bisnis mandiri dan menyerdiakan tes yang tidak
disediakan oleh tempat lainnya karena jumlah dan kompleksitasnya rendah.

2.2 Laboratorium Klinik


Rumah sakit dan pelayaan kesehatan lainnya, laboratorium medis umunya disediakan
untui tiga departemen yaitu patologi klinik, mikrobiologi klinik dan biokimia klinik
yang mempunyai area spesifik.
• Patologi Klinik
o Hematologi : Area ini termasuk analisis manual dan otomatis
terhadap sel dararah dan pemeriksaan koagulasi darah
o Bank Darah : Pemeriksaan spesimen darah yang digunakan untuk
menyediakan darah untuk transfuse dan pelayanan lain yang
berhubungan
o Patologi Anatomi : Area ini termasuk histopatologi, sitopatologi,
dan mikroskop electron.
o Pemeriksaan diagnostik DNA molekular mungkin dapat dilaukan
disini (atau dengan mikrobiologi klinik), bersamaan dengan
pengetahuan subspesialisasyang dikenal dengan sitogenetik.
• Kimia Klinik : Area ini termasuk analisis spesimen darah, yang
meliputi enximologi, toksikologi, imuniolohi, dan mikologi.
• Mikrobiologi klinik : Hal ini meliputi beberapa ilmu yang bervariasi, yaitu
virologi, parasitology, imunologi dan mikologi.
• Pemeriksaan reproduktif biologi tersedia pada beberapa laboratorium,
termasuk pemeriksaan semen, bank sperma, dan teknologi reproduksi.

2.3 Mikrobiologi Klinik dan Laboratorium yang Berkaitan

• Mikrobiologi dalam melakukan kultur dan spesimen, meliputi feses, urin,


darah, sputum, cairan serebrospinal, dan cairan sendi, merupakan jaringan
yang mungkin terinfeksi. Para pekerja memberi perhatian terutama terhadap
kultur, untuk mencari patogen yang dicurigai menjadi penyebab, bilamana
ditemukan akan diidentifikasi melalui tes biokimia. Hal lainnya juga, Tes
sensitivitas dilakukan untuk menentukan apakah patogen sensitif atau resisten
terhadap pengobatan yang diberikan. Hasil yang dilaporkan dari
mikroorganisme yang teridentifikasi adalah tipe dan jumlah dari obat yang
seharusnya diresepkan pada pasien.
• Parasitologi adalah dimana spesimen yang diuji untuk menemukan parasite.
Sebagai contoh, sampel feses dapat diperiksa untuk menemukan parasite di
saluran pencernaan seperti cacing pita dan cacing tambang. Akhir-akhir ini
memperlihatkan jika laboratorium parasitologi sebagai entitas terpisah dengan
komunikasi yang konstan dengan laboratorium yang menangani sampet
penyakit infeksi.
• Virologi memperhatikan indentifikasi virus pada spesimen seperti darah, urin
dan cairan serebrospinal. Selain itu, rumah sakit dan fasilitas penelitian telah
membedakannya dengan penanganan investigasi spesimen terhadap virus.
2.4 Diagnstik molekular termasuk tes spesial dengan melibatkan analisis DNA dan RNA
dan telah dilakukan baik pada laboratorium mikrobiologi dan parasitology. Hampir
sama dengan tes imunologi, tes molekular, sebagian besar juga digunakan untuk
investigasi pada semua laboratorium medis klinik mulai prinsip dasar umum untuk
mengadakan tes seperti DNA, ekstraksi RNA, analisis SNP, dll.

2.5 Jenis Laboratorium


Terdapat dua jenis laboratorium utama yang melakukan pemeriksaan spesimen medis.
a. Laboratorium rumah sakit pada rumah sakit dan melakukan pemeriksaan pada
pasiennya
b. Laboratorium privat (komunitas) menerima sampel dari dokter umum, perusahaan
asuransi, situs penelitian klinis, atau analisis kesehatan lainnya.
c. Penelitian laboratorium: Contoh yang sangat khusus, sampel dapat dikirm ke
laboratorium penelitian. Beberapa pemeriksaan melibatkan spesimen-spesimen
yang dikirim ke beberapa laboratorium untuk pemeriksaan yang jarang dilakukan.
Sebagai contoh, pdaa beberapa kasus, mungkin dapat menghemat biaya jika
dilakukan pada laboratorium yang khusus sehingga pemeriksaan yang dilakukan
lebih sedikit, penemerimaan spesimen (dan membayar) dari laboratorium,
pengiriman spesimen ke laboratorium lainnya dilakukan ketika tidak dapat
melakukan pemeriksaan tersebut.

3. Desain Proyek
3.1. Tim Proyek
Tim Proyek harus mencakup pemilihan orang yang mengerti tentang
laboratorium, fasllitas, arsitektur, dan teknik. Sebaiknya terdapat perwakilan dari
administrative laboratorium, staf laboratorium, staf penata mikrobiologi, administarasi
rumah sakit/ organisasi and fasilitiator pembantu dari departemen. Seringkali
bermanfaat untuk menrektut staf medis pada waktu yang tepat untuk memberikan
nasihat ahli. Arsitektural dan tim teknik harus memiliki pengalaman dalam desain
laboratorium klinik.
Perwakilan administratif laboratorium seringkali merupakan kepala
departemen/manajer laboratorium/ direktur laboratorium medis. Orang ini dapat
mendesain, memberikan masukan. Dan berpartisipasi pada pertemuan, bernegosiasi,
menjadi penengah dan pembuat keputusan. Kebijakan adminstrasi, pemilihan anggota
staf yang benar mampu bekerja di posisi ini dapat ditanyakan pada anggota yang
berpatisipasi selama pertemuan. Pembaharuan staf pada pertemuan umum departemen
maupun menampilkan gambar pada tata letak laboratorium dan desain pada papan
pengumuman pada staf yang miliki pengalaman baik dapat menciptakan ruang pada
tempat kerja dan memberikan umpan balik untuk peningkatan kinerja.
Architectural and enggenering team (AE) merupakan kesatuan selama
merencanakan dan membangun laboratorium baru. Tim rumah sakit dan departemen
teknisi organisasi dapat secaea kompeten melaksanakan pekerjaan dan mungkin
membutuhkan konsultan luar untuk desain proyek laboratorium, tergantung dari jenis
proyek.
Tim AE terdiri dari : Orang yang tersertifikasi
1. Arsitek : Arsitek yang tersertifikasi adalah orang yang merangkai gambar
yang akan diberikan kepada konstraktor, serta mengawasi proses
konstruksi.
2. Konsultan desain laboratorium : Seseorang dengan pengalam dalam
mendesain laboratorium dan dapat mendesain denah lantai serta
ketinggiannya, membantu arsitek untuk mendesain.
3. Berbagai teksnisi dengan spesialisai :
- Teknisi heating, ventilation, air conditioning (HVAC)
- Teknisi pipa saluran air
- Teknisi listrik
- Teknisi struktural

Pada berbagai keadaan, depatemen organisasi pemeliharaan, tim kontrol


infeksi, keamanan, dan personil teknologi informasi harus dilibatkan dalam tim.
Konsultan eksternal mungkin termasuk perwakilan pembuat peralatan dan bahan,
konsultan alur kerja dan desain interior.

3.2. Perencanaan dan Pemrograman


3.2.1. Tujuan Penataan
Perencanaan harus diawali dengan mengetahui tujuan dari proyek (contoh:
mendirikan laboratorium, renovasi laboratorium, meningkatkan laboratorium yang
ada, dll). Tujuan harus dapat dilaksanakan dan sesuai dengan peralatan yang ada, dan
mampu untuk mendukung perubahan kedepan.

3.2.2. Mengumpulkan dan menganalisis kebenaran


Rincian ruang yang tersedia dan daftar peralatan yang dibutukan untuk
perencanaan dan menjalankan tata letak laboratorium. Departemen fasilitas harus
menyediakan perencanaan rumah sakit atau gedung dan gambaran untuk
menunjukkan sistem pendukung yang ada ( contoh: tangga darurat, pipa air, jalur
pembuangan uap, air conditioning (HVAC), dll). Masukan dari staf laboratorium
sangat penting dalam menangani masalah dan kekurangan yang ada

3.2.3. Estimasi biaya pertama


Estimasi biaya pertama dihasilkan dari ukuran berbagai item yang terprogram
dan harga ukuran ditetapkan secara spesifik tipe ruangan, tempat peralatan bawaan
dan item bangunan dasar dapat diperkirakan dan ditambahkan ke biaya ini. Harga per
ukuran dalam meter dipengaruhi oleh berbagai faktor pemasaran, lokasi, fasilitas
yang ada, ukuran dari proyek, dll. Penundaan dalam memulai proyek atau batas
waktu rapat serta inflasi dapat mempengaruhi biaya ukuran per m2/ luas. Panjang
lebar. Oleh sebab itu penting untuk peninjauan dan memperkitakan jika batas target
waktu melebihi oleh karena berbagai sebab.

3.2.4. Pengembangan desain

Perencanaan dan Pemrograman

Desain Skematik

Pengembangan desain

Pengumpulan infomasi: teknisi,pekerja sosial, peralatan spesifik dan penyelesaian

Hasil : Rencana denah yang detail, peningkatan pekerja sosial, memulai spesifikasi,
skema warna

Kirim kepada kontraktor untuk penawaran dan negosiasi

Konstruksi

Menjalankan rencana dan timeline

Bekerja
3.3. Skema desain dan Kerangka
Pada desain skematik, denah dibuat dan ditinjau. Sebagai contoh desain
skematik ditunjukkan pada gambar. Kerangka umum atau blok telah direncanakan
diubah ke dalam bentuk arsitektural seperti dinding, pintu, jendela, tangga, tangga.
Peralatan nantinya akan ditambahkan. Skematik desain yang lengkap menunjukkan
peralatan utama, apakah meja atau berbingkai, membantu dalam sikusi pada alur kerja
spesifik dan pergerakan staf. Itu juga membantu dalam memperkirakan apakah ruang
kerja cukup untuk instrument dan prosedur kerja.

Rencana adalah hal yang ditinjau pertama kali oleh tim desain (termasuk,
teknisi, tenaga pembantu, desain interior) dan arsitek untuk mengerti maksud dan
mendalami rencana. Kemudian, staf laboratorium juka akan diberi kepercayaan untuk
menghasilkan tinjauan terkait dan saran. Sekali denah disetujui, tanda tangan tentunya
menjadi bukti penerimaan dari kerangka tujuan. Estimasi ditinjau kembali untuk
dilakukan pengecekan tambahan pengeluaran sehingga tidak melebihi anggaran.
Bergantung pada detail denah dan teknik, peralatan khusus seperti generator
darurat, pipa ekstra, dan power sistem perlu menjadi perhatian. Perbabotan standar
harus dimasukkan dalam pengadaan dan penugasan dalam pekerja laboratorium.
Pekerjaan di labortorium sekarang ditambahkan dalam rencana dan menentukan
kertinggian. Ketinggian dibuat sesuai dengan pekerjaan seakan-akan seseorang
pekerja berdiri didepannya (gambar). Hal ini menunjukkan pencahayaan, kebinet,
jalan keluar, dan fitur spesial. Arsitek akan menggambar peralatan dengan ketinggian
untuk memastikan jika mereka akan sesuai dengan tinggi dan fitur langit-langit.

Saluran air (bak cuci, keran air darurat, tempat pembilasan mata darurat, dan
pembuangan gas) juga ditampilkan. Peralatan termasuk konstruksi yang
membutuhkan sambungan permanen perlu dalam penggunaannya perlu dibeli pada
tahap ini. Spesifikasi untuk peralatan harus ditulis dengan detail agar biaya dapat
menginformasi kontraktor mengenai biaya, model, dan pilihan yang tersedia, instalasi
yang dibutuhkan dan prosesnya. Beberapa rapat untuk peninjauan rencana mungkin
dibutuhkan sampai dokumen rekonstruksi difinalisasi dan diteruskan kepada
kontraktor yang memenangkan penawaran tender.

3.4. Konstruksi, Pergerakan, dan Pertahapan


Administrasi konstruksi berperan sebagai penghubung kontraktor dan
manajemen dari institusi. Hal ini juga, administrasi konstruksi bertanggung jawab
dalam memastikan konstruksi secara fisik sesuai dengan dengan dokumen konstruksi.
Ketika muncul kendala dalam ruang atau ukuran peralatan dan kesesuaiannya, hal ini
harus dimasukkan ke dalam dokumen berikutnya. Pengesahan pertama dilakukan oleh
komite yang ditetapkan pada awal.
Pemindahan telah ditentukan selama proses konstrksi. Jumlah dan kode warna
telah ditetapkan pada peralatan secara langsung dari list peralatan agar mudah dalam
penempatan selama pemindahan. Perwakilan dari perusahaan harus dilibatkan untuk
memberi rekomendasi dan menyediakan untuk pemindahan barang, terutama barang
instrument yang sulit dan besar. Instalasi, kalibrasi ulang, dan dekontaminasi dari
beberapa alat dan instrumen biasanya membutuhkan kehadiran mereka. Pelatihan
tenaga laboratorium secara stimulan untuk mengoperasikan mesin, memvalidasi
kembali, dan mengkalibrasi kembali dapat dilakukan selama sesi ini. Biaya
pemindahan juga dimasukkan kedalam anggaran keseluruhan pada sesi awal.
Penataan secara bertahap adalah aspek penting dalam desain laboratorium
yang akan direnovasi dan peningkatan pada ruang yang sama. Hal ini akan
membutuhkan waktu dan biaya daripada membangun laboratorium pada tempat yang
berbeda. Setelah selesai, satu bagian dari laboratorium pindah ke ruang tersebut dan
mengosongkan ruang yang sebelumnya mereka tempati. Pada fase konstruksi, satu
ruangan pada laboratorium akan disekat sementara dan ruangan tersebut akan
dibangun. Proses ini berlangsung sampai seluruh laboratorium dibangun kembali atau
direnovasi. Pada beberapa instansi tersedia “swing space” yang tersedia dimana ruang
kosong yang siap untuk bagian laboratorium (seperli kantor dan ruangan pendukung)
untuk berpindah sementara sampai renovasi selesai.

4. Penentuan Ruang
4.1. Desain “Lean”
Istilah “lean” diperkenalkan oleh Womack et al. (1994), Hal ini menunjukkan
sistem yang digunakan lebih sedikit. Dalam istilah ini adalah semua input, untuk
membuat keluaran yang sama seperti sistem tradisional yang diciptakan, selain
berkonstribusi meningkatkan variasi pada pelanggan (Panizzolo 1998). Laboratorium
desain “lean” adalah laboratorium yang difokuskan pada produk dan material yang
menghasilkan keadaan yang efesien dalam, kecepatan, sumber daya, usaha, dan waktu
yang lebih sedikit dalam melakukan pemeriksaan di laboratorium.
Terdapat 5 prinsip dasar laboratorium yang “lean”, yaitu:
1. Mempunyai nilai spesifik di mata pelanggan
2. Mengidentifikasi berang yang diperlukan dan mengeliminasi yang tidak
terpakai
3. Membuat aliran nilai dengan menarik kesempurnaan
4. Melibatkan, menyelaraskan dan memberdayakan karyawan, dan
5. Secara kontinu meningkatkan pengetahuan dalam mengejar kesempurnaan

Setiap kegiatan di laboratorium, dikategorikan sebagai “nilai tambahan, “


bukan nilai tambahan” (pandangan pelanggan) dan ‘insidental’. Pekerjaan insidental
adalah bukan nilai tambah, tapi cukup penting sebagai nilai tambah terhadap tugas
yang diberikan. Fokus penting pada laboratoium “lean”, awalnya akan mengilangkan
atau mengurang apa yang bukan menjadi nilai tambahan dalam kegiatan laboratorium.
Prinsip “lean”, yang diterima secara umum adalah bahwa perbaikan proses
berkelanjutan paling baik dilakukan oleh tim kecil yang ditugaskan untuk membuat
perubahan menggunakan apa yang disebut siklus plan-do-check-act (PDCA). Setiap
anggota tim mewakili pemegang kebijakan pada proses yang berkonstribusi dalam aksi
perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut hal yang sama. Selanjutnya akan didirikan
suatu garis komunikasi dengan tenaga laboratorium untuk hal baru dan yang
dibutuhkan. Inti konsep yang lain dari “lean”, adalah membuat keputusan berdasarkan
prasyarat yang menjadi inefesiensi. Pendekatan secara “lean”, terhadap masalah
berhubungan dengan konsistensi dan kulaitas dari pekerja adalah standarisasi tidak
hanya pada Teknik, namun juga pada proses dan ruang kerja, seperti konsep 5S,
Kanban, dll pada konsep desain “lean”. Penggunaan metrik adalah alat kuat lainnya
dalam proses lean (yang bisa menjadi sistem informasi laboratorium pusat) dengan
analisis data reguler dan umpan balik tentang masalah umum seperti dokumentasi
ganda, koreksi kesalahan dalam laporan laboratorium, dll. Pelatihan awal dan
pembaruan terus menerus dari anggota tim lean merupakan bagian integral dari konsep
ini. Dalam setiap desain “lean”, pembuangan limbah adalah pertimbangan utama.
Aspek limbah yang harus dipertimbangkan dalam desain, dan diminimalkan
pengapusannya, termasuk:
• Overproduksi - melakukan lebih banyak pekerjaan daripada yang diperlukan;
• Inventaris - menyimpan atau menyimpan lebih banyak bahan daripada yang
diperlukan;
• Transportasi - memindahkan sampel dan bahan di sekitar dalam laboratorium
atau bangunan tanpa tujuan yang jelas;
• Langkah inspeksi yang tidak tepat / tidak perlu - melakukan lebih banyak
langkah kontrol daripada yang diperlukan ataudiperlukan oleh badan pengawas
(ini dapat menambah kesalahan dan kesalahan, hanya karena kebingungan, dan
keyakinan bahwa "orang lain akan menangkapnya jika saya melakukan
kesalahan");
• Pengerjaan ulang / perbaikan - pengulangan atau pemrosesan ulang karena
kegagalan dalam proses awal (jangan dikacaukan dengan pengulangan sampel
karena "tinggi" atau mengencerkan "nilai tinggi" dan berulang);
• Gerak - karyawan bergerak di sekitar bahan yang disimpan yang menghalangi,
atau berlari di antara bangku yang disimpan terpisah karena kepemimpinan atau
masalah politik);
• Menunggu - berdiri di sekitar dan menunggu sesuatu untuk "terjadi" sebelum
mulai bekerja pada apa yang sudah ada; dan
• pengetahuan - kegagalan untuk bertanya kepada karyawan terdekat dengan
proses atau area kerja apa yang sebenarnya terjadi.
Dalam alokasi dan pengaturan ruang dalam desain laboratorium, harus
diperhatikan untuk mengalokasikan ruang yang memadai. Lembaga inspeksi dan
badan akreditasi prihatin dengan kurangnya ruang yang memadai, karena keramaian
dan kekacauan dapat memengaruhi keselamatan, serta kualitas pekerjaan yang
dilakukan di laboratorium.
Dalam Lean ada beberapa prinsip yang harus dipatuhi untuk mencapai desain
yang optimal:
• 5S dari area laboratorium - 5S adalah singkatan dari Sort, Store, Shine,
Standarisasi, Sustain, dan mencakup penghapusan semua bahan yang tidak
perlu dan tidak terpakai dari area kerja, sambil menstandarisasi apa yang
dilakukan, di mana itu dilakukan, dan bagaimana hal itu dilakukan .
• Memetakan proses yang sedang dibangun - Ini bisa dimulai dengan peta Value
Stream yang dirancang sebagai peta proses tingkat tinggi, atau menjadi
deskripsi langkah-demi-langkah yang sangat rinci dari keseluruhan proses.
• Bangun rencana kontrol untuk menjaga efisiensi tetap di tempatnya - Ini bisa
sesederhana pertemuan lima menit, atau rencana dokumentasi yang lebih
formal dengan grafik, grafik, dan umpan balik visual lainnya yang digunakan
setiap hari untuk kehidupan fasilitas .
• Tinjau alur kerja saat peralatan atau proses baru berubah - Jangan pernah
melakukan perubahan pada proses tanpa meninjau efeknya pada tata letak fisik
laboratorium. Ubah tata letak fisik laboratorium agar sesuai dengan alur kerja.
Namun, ini membutuhkan desain yang sangat fleksibel.
• Pindahkan produk atau layanan melalui sistem dengan kecepatan yang
diinginkan pelanggan - Ini lebih mudah untuk dicapai ketika aktivitas yang
tidak menambah nilai telah diminimalkan. Hapus semua aktivitas yang tidak
menambah nilai secara berkelanjutan (mis., Proses dan item yang tidak
diperlukan, dan yang klien tidak mau bayar).
• Fokus pada data untuk membuat keputusan - Biarkan informasi yang
ditambang dari proses, alih-alih emosi, yang mendorong keputusan.
• Menghilangkan proses yang berlebihan - Simpan peralatan cadangan untuk
proses yang benar-benar membutuhkannya; hindari sindrom “dua atau lebih
segalanya”. Simpan proses pencadangan dan peralatan di lokasi yang masuk
akal, berdasarkan frekuensi penggunaan dan kekritisan operasi.
• Pereaksi dan persediaan minimal yang disimpan di bangku - Bahan harus
diterima di gudang atau ruang penyimpanan. Hancurkan kasing dan karton dari
area kerja, hanya bawa paket rak ke area pengujian. Ini dapat mengurangi
jumlah kasus yang dibutuhkan untuk penyimpanan di ruang laboratorium, yang
jauh lebih mahal untuk dibangun daripada ruang penyimpanan dan gudang.

Gambar : Model Laboratorium “lean”


4.2. Ruang Kerja Laboratorium
Selama persencanaan dan tahap desain, informasi digunakan untuk menentukan
ruang atau denah yang dikumpulkan termasuk peralatan laboratorium, tempat kerja,
perlengkapan pipa air, gang-gang, dan kode izin. Desain laboratorium selalu dipenuhi
dengan regulasi yang relevan dan kode praktis sesuai wilayah.
4.2.1. Penentuan Lantai Ruang
Berbagai kriteria untuk kelonggaran dan lebar yang jelas ditentukan
dalam kode praktik, hukum dan peraturan (yang berkaitan dengan ruang dan
akses) di lembaga pemerintah, badan akreditasi, dan masyarakat profesional.
Fitur-fitur laboratorium seperti stasiun pencuci mata darurat, wastafel cuci
tangan, dan lemari pemadam api merupakan faktor dalam menentukan ukuran
persegi. Ruang harus diizinkan untuk memudahkan manuver di seluruh
laboratorium, termasuk area di antara kasus kerja, gang dan di sekitar peralatan.
Laboratorium tipikal adalah antara 10-11 kaki (305 hingga 355 cm) dengan
meja 30 inci (76 cm) di setiap sisi dan sebuah pulau 60 inci (152 cm). Inti
utilitas adalah tipikal dari banyak sistem kerja laboratorium dan membutuhkan
laboratorium setinggi 11 kaki. Inti ini adalah 12 inci (31 cm) dan modul
mengasumsikan setengah dari inti di setiap sisi untuk serangkaian penghitung
(Gbr - Modul Laboratorium Umum).
Ruang yang memadai di sekitar peralatan diperlukan untuk ventilasi
yang tepat dan kemudahan perawatan. Pembuat peralatan sering mencatat jarak
dari dinding yang diperlukan untuk instrumen dan perangkat tertentu.
Kemudahan perawatan dicapai dengan memberikan ruang di belakang
instrumen bagi personel untuk mencapai utilitas dan kontrol. Ini dapat dicapai
dengan meninggalkan lorong di belakang instrumen besar atau menempatkan
peralatan di atas meja prosedur dengan roda yang dapat dikunci yang dapat
digeser keluar untuk mengekspos bagian belakang (lihat Gambar). Perencanaan
tata ruang juga harus mempertimbangkan staf yang memiliki tantangan fisik dan
mematuhi peraturan negara, seperti kemudahan mobilitas, kerja kasus yang
fleksibel yang dapat disesuaikan dengan ketinggian yang dibutuhkan.
4.3. Area Laboratorium Khusus:
4.3.1. Area pengolahan sampel:
Pemrosesan sampel sangat penting dalam keseluruhan alur kerja
laboratorium; oleh karena itu, penempatan harus di mana akses ke area analisis
laboratorium senyaman mungkin. Ketika laboratorium memiliki sistem
penanganan sampel otomatis, itu harus menjadi bagian dari laboratorium
terbuka untuk memungkinkan sistem beralih dari pemrosesan sampel langsung
ke area pengujian. Area pemrosesan sampel dianggap Biosafety Level 2,
seperti juga sebagian besar area laboratorium klinis. Area ini harus diberi
tekanan negatif dalam hubungannya dengan koridor atau harus dilakukan di
BSC Level 2.
Akses ke area pemrosesan sampel harus semudah mungkin bagi kurir
untuk menurunkan spesimen dan mengambil persediaan dengan cepat. Sebuah
jendela pengantaran bisa nyaman bagi kurir, dan juga menjaga lalu lintas kurir
keluar dari area pengujian.
4.3.2. Diagnostik Molekuler
Sebagian besar suite molekuler berisi lima area berbeda di mana
pengujian PCR manual dilakukan, termasuk area preparasi reagen; area
persiapan spesimen atau pra-PCR; area analisis produk atau pasca PCR; kamar
gelap; dan ruang kerja teknolog. Cuplikan persegi aktual dari masing-masing
ruang ini ditentukan dengan cara yang sama seperti untuk area laboratorium
lainnya — berdasarkan pada peralatan, area kerja, dan jarak bebas kode.
Anterooms, yang merupakan kamar kecil, ruang bertekanan negatif antara area
pengujian dan koridor luar, juga diperlukan. Anterooms harus cukup besar
untuk pintu yang akan berayun terbuka ke ruang; perputaran kursi roda 5 kaki
(152 cm); dan kabinet tinggi untuk penyimpanan pakaian pelindung (lihat
Bagian 10.4, Pressurisasi). Area persiapan reagen harus diberi tekanan positif
untuk mencegah kontaminan dari area lain. Kamar ini dapat berbagi ruang
depan dengan area pra-PCR. Ruang pra-PCR membutuhkan tekanan negatif.
Ruang pasca-PCR harus membuka ruang tunggu terpisah untuk menghindari
kontaminasi silang dengan isi ruang pra-PCR dan harus diberi tekanan negatif.
Ruang gelap dapat terbuka langsung dari area pasca-PCR dan harus sangat
ketat. Suite diagnostik molekuler, di mana replikasi PCR dilakukan pada
organisme yang berpotensi fatal bagi manusia, memerlukan konstruksi Tingkat
Keamanan 3 karena bahaya aerosol DNA dan RNA. Level harus dievaluasi;
mengingat apa yang sedang diuji hari ini dan juga di masa depan fasilitas
4.3.3. Imunologi
Mmerlukan fasilitas Level 2 BSC serta sampel dapat diuji untuk patogen yang
sangat menular seperti HIV, virus Hepatitis B, Virus Ebola dll. Ruang
ditentukan dari peralatan, workstation, dan kriteria kode. Alur kerja penting,
dari perspektif pemrosesan sampel, serta antar disiplin layanan diagnostik.
Laboratorium imunologi sebelumnya ditempatkan di ruang yang terpisah, tetapi
tren saat ini mengarah ke laboratorium terbuka yang akan mendukung pelatihan
silang, inti analisis besar, dan sistem penanganan sampel otomatis.
t
13.2.1.7. Sinar Ultraviolet :
Sinar ultraviolet secara idealnya tidak dibutuhkan pada BSC. Sinar
ultraviolet energi tinggi dapat dipasang untuk membunuh bakteri dan
virus yang terperangkap dalam filter yang diperuntukan sebagai proteksi
dari penyakit airborne. Jika mereka digunakan, maka mereka harus
dibersihkan secara mingguan untuk membersihkan debu atau kotoran
yang mungkin menggangu efektifivas germisidal dari sinar tersebut.
Intensitas sinar ultraviolet harus diperiksa saat kabinet sedang
diresertifikasi untuk memastikan emisi sinar tetap layak. Sinar ultraviolet
harus dimatikan ketika ruangan sedang dipakai, untuk menjaga mata dan
kulit dari eksposur yang tidak diinginkan.

13.2.1.8. Tumpahan
Salinan protocol laboratorium untuk penangan tumpahan harus
disebarkan, dibaca dan dimengerti oleh semua orang yang menggunakan
laboratorium. Ketika tumpahan di dalam BSC merupakan bahan
infeksius, pembersihan harus dilakukan secepat mungkin, ketika kabinet
digunakan. Disinfektan yang dipakai harus efektif dan digunakan
sedemikian rupa untuk mengurangi pembentukan aerosol. Semua bahan
yang terkena tumpahan harus dilakukan disinfeksi dan/atau autoklaf.

13.2.1.9. Pembersihan dan disinfeksi


Semua barang di dalam BSC, termasuk peralatan, harus dilakukan
dekontaminasi permukaan dan dipindahkan dari kabinet ketika telah
dipakai, karena ada kemungkinan pertumbuhan mikroba dari residu
media kultur.
Permukaan interior dari BSC harus didekontaminasi sebelum dan
sesudah dipakai. Dengan cara menyeka permukaan dan bagian dalam
BSC dengan disinfekstan yang akan membunuh semua mikroorganisme
dalam kabinet tersebut. Ketika diujung hari, dekontaminasi permukaan
terakhir dilakukan dengan menyeka permukaan tempat bekerja, bagian
samping, belakang dan bagian dalam kaca. Cairan efektif yang bisa
digunakan untuk organisme target antara lain adalah pemutih atau
alkohol 70%. Penyekaan kedua harus dilakukan dengan air steril ketika
disinfektan yang digunakan bersifat korosif, contohnya pemutih.
Direkomendasikan kabinet ditinggalkan menyala. Jika tidak, kabinet
harus dibiarkan menyala selama 5 menit sebelum dimatikan untuk
membersihkan atmosfer didalam kabinet.

13.2.1.10. Dekontaminasi
BSC harus didekontaminasi sebelum filter diganti dan
dipindahkan. Dekontaminasi yang baisa digunakan adalah fumigasi
dengan gas formalin. BSC didekontaminasi oleh profesional yang
terkualifikasi.
13.2.1.11. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri harus digunakan ketika menggunakan BSC. Jas
laboratorium diperbolehkan untuk pekerjaan dengan level biosafety 1
dan 2. Gaun laboratorium dengan bagian depan tertutup dan kancing
dibelakang digunakan untuk proteksi yang lebih baik dan level biosafety
3 dan 4. Sarung tangan harus ditarik melewati pergelangan diluar gaun
laboratorium bukan didalamnya. Lengan baju elastis digunakan untuk
memberikan proteksi terhadap pergelangan investagator. Masker dan
kacamata dibutuhkan untuk beberapa prosedur.

13.2.1.12. Alarm
BSC dapat dilengkapi dengan satu dari dua jenis alarm. Alarm
jendela hanya ditemukan pada kabinet dengan jendela geser. Alarm
memberi tanda apabila operator telah menggerakan jendela ke posisi
yang tidak benar. Penghentian alarm dilakukan dengan cara mengerakan
jendela ke posisi yang benar. Alarm aliran udara mengindikasikan
adanya gangguan pada aliran udara dalam kabinet. Hal ini menunjukan
kegawatdaruratan terhadap operator atau produk. Ketika alarm aliran
udara berbunyi, pekerjan harus segera dihentikan dan supervisor
laboratorium harus diberitahukan. Instruksi manual pabrik menyediakan
penjelasan lebih lanjut.
Pelatihan pengunaan BSC harus melingkupi aspek ini.

Figure ? : Gambaran Skematik BSC kelas Figure ? : Gambaran Skematik BSC kelas
IIA1 IIB1
A, bukaan depan; B, jendela; C, exhaust A, bukaan depan; B, jendela: C, exhaust
HEPA filter; D, rear plenum; E, supply HEPA filter; D, supply HEPA filter; E,
HEPA filter; F, blower. negative pressure exhaust plenum; F, blower;
G, HEPA filter for supply air. Connection of
the cabinet exhaust to the building exhaust
air system is required.
Figure ? : Gambaran skematik
BSC kelas III (glove box)
A, glove ports for arm-length gloves;
B, sash; C, double-exhaust HEPA
filters; D, supply HEPA filter; E,
double-ended autoclave or pass-
through box; F, chemical dunk tank.
Connection of the cabinet exhaust to
an independent building exhaust air
system is required.
Comparison of Biosafety Cabinet Characteristics

Laboratory Biosafety Biosafety Level 2 / Biosafety Biosafety


Classification Level 1 / PC Level 2 Level 3 / Level 4 /
PC Level 1 PC Level 3 PC Level 4
Rentang potensi
bahaya atau Tidak ada Rendah sampai Rendah sampai Sedang sampai Sedang sampai Sangat tinggi
resiko sampai sangat sedang sedang tinggi tinggi (Substansi yang
laboratorium minimal (Rekomendasi (Rekomendasi (contoh., (contoh, HIV, TB) sangat mematikan
terhadap pengunaan untuk pengunaan untuk Karsinogenik, dan eksotik )
pengguna: cairan tubuh ) cairan tubuh ) HIV)
Kelas dan tipe Kelas I
BSC yang (Kelas 1 Kelas II Kelas II Kelas II Kelas II Kelas III
normalnya kabinet sering Tipe A Tipe B3 Tipe B1 Tipe B2
dibutuhkan: tersedia
meskipun
tidakk selalu
dibutuhkan)

Proteksi Baik Baik Lebih baik Lebih baik Lebih baik Sangat baik
pengguna yang
disediakan oleh
kelas dan tipe
kabinet:
Kecepatan udara
minimal yang 75 fpm 75 fpm 100 fpm 100 fpm 100 fpm (Tidak berkaitan)
masuk melalui (0.38 m/s) (0.38 m/s) (0.51 m/s) (0.51 m/s) (0.51 m/s) Kabinet tertutup
bagian depan
kabinet:
Jumlah proteksi
yang disediakan Tidak ada Baik Baik Sangat tinggi Sangat tinggi Absolut
oleh kabiner dari
kontaminasi
substansi
biologis:

Metode proteksi Tidak ada Filter aliran udara Filter aliran udara Filter aliran udara Filter aliran udara Filter aliran udara
yang disediakan HEPA terdiri dari HEPA terdiri dari HEPA terdiri dari HEPA teridiri dari HEPA teridiri dari
terhadap campuran udara campuran udara campuran udara udara ruangan tidak udara ruangan yang
substansi ruangan dan udara ruangan dan udara ruangan dan udara terresirkulasi dan tidak disirkulasi
biologis: kabinet yang kabinet yang kabinet yang tidak mengandung ulang dan sudah
disirkulasi ulang disirkulasi ulang disirkulasi ulang uap kimia dari disesuaikan dengan
. . dalam kabinet. lingkungan.

Jumlah bahan Tidak ada Tidak ada Jumlah kecil Jumlah kecil Jumlah kecil Jumlah sesuai yang
kimia toksis atau dibutuhkan
radioaktif yang
dapat digunakan
dalam kabinet:
Table ? ( Continued)

Type of Class I Class II Class II Class II Class II Class III


Biosafety Type A Type B3 Type B1 Type B2
Cabinet:
Terlfiltrasi Terfiltrasi HEPA Terfiltrasi HEPA – Terfiltrasi HEPA Terfiltrasi HEPA Terfiltrasi HEPA
Pengaturan HEPA – – 30% udara dari 30% udara – 70% udara – 100% udara – 100% udara
pembuangan Udara pembuangan pembuangan pembuangan pembuangan pembuangan
udara kabinet: pembuangan mungkin kabinet secara kabinet secara kabinet kabinet
kabinet dapat dimasukan normal normal dibuang dikeluarkan dikeluarkan
diekmbalikan kembali kedalam dikeluarkan melalui saluran melalui saluran melalui saluran
atau dikeluarkan ruangan atau melalui saluran keras keluar. keras terkoneksi. keras terkoneksi.
melalui saluran dikeluarkan keluar kanopi. 30% disirkulasi Tidak ada udara Tidak ada udara
keras keluar. melalui saluran 70% disirkulasi ulang dalam yang disirkulasi yang disirkulasi
keluar kanopi. ulang dalam kabinet. ulang. ulang.
70% di sirkulasi kabinet.
ulang dalam
kabinet.

Proteksi HEPA filter Terfiltrasi HEPA Terfiltrasi HEPA Terfiltrasi HEPA Terfiltrasi HEPA Terfiltrasi HEPA
lingkungan dari pilihan
udara
pembuangan
buangan kabinet:

100%; Namun,
Jumlah udara kebanyakan Maksimum 30% Maksimum 30% Tidak ada Tidak ada Tidak ada
disirkulasi ulang perangkat kelas I
yang mungkin tidak
masuk kembali ke mensirkulasi
ruang ulang udara.
laboratorium:

Kebutuhan Harus sesuai Harus sesuai Harus sesuai Harus sesuai Harus sesuai Harus sesuai
penggantian dengan jumlah dengan jumlah dengan jumlah dengan jumlah dengan jumlah dengan jumlah
udara ruangan: pengeluaran- pengeluaran – pengeluaran - pengeluaran - pengeluaran - pengeluaran -
biasanya 100% sampai dengan biasanya 70% dari 100% dari aliran 100% dari udara 100% dari udara
dari aliran udara 70% aliran udara aliran udara udara bukaan yang masuk. yang masuk.
bukaan depan. bukaan depan. bukaan depan. depan.
Nominal rerata 8”-Bukaan tinggi (Mengasumsikan 8”- Bukaan tinggi 8”- Bukaan 8”- Bukaan tinggi
konsumsi udara 300 cfm pembuangan 280 cfm tinggi 900 cfm 120 cfm
berdasarkan 10”- Bukaan keluar ) 10”- Bukaan tinggi 410 cfm 10”- Bukaan
kabinet dengan tinggi 8”- Bukaan tinggi 355 cfm 10”- Bukaan tinggi
lebar 6 kaki dan 375 cfm 210 cfm tinggi 1000 cfm
sirkulasi 10”- Bukaan 515 cfm
pembuangan tinggi
maksimum: 265 cfm
Figure ?. Laboratorium biosafety level 2 (acknowledgement to add). Procedures likely to
generate aerosols are performed within a biological safety cabinet. Doors are kept closed and
are posted with appropriate hazard signs. Potentially contaminated wastes are separated from
the general waste stream.

13.2.2. Lemari Asam:


Udara yang terkontaminasi oleh racun atau uap berbahaya, bau berbahaya,
atau entitas biologis harus ditahan dan dieliminasi. Banyak tipe lemari yang tersedia
untuk laboratorium, termasuk lemari kanopi, backdraft/ slot, atau spot Hoods dan
lemari asam.
Lemari asam digunakan untuk membuang uap kimia, lemari tipe ini terdiri
dari semua tutup dengan jelenda yang dapat disesuaikan dan pembuangan diakhir
sistem untuk mempertahankan tekanan negatif. Penanganan asam perklorat
membutuhkan lemari asam dikarenakan potensi meledak, dan uap harus ditahan atau
digosok ketika dipanaskan diatas temperatur ruangan.
Kecepatan muka adalah kecepatan udara saat masuk kedalam lemari melalui
bukaan jendela. Kecepatan muka secepat 100 kaki per menit (fpm) diperkirakan
sebagai target yang cukup untuk menahan uap.
Modifikasi kecepatan harus dibuat ketika percobaan containment telah
menentukan kecepatan muka optimal actual sebelum digunakan.
Ada tiga tipe lemari asam yang bisa digunakan di laboratorium: lemari asam
volume bypass konstan; VAV lemari asam; dan dua posisi, lemari asam volume
bypass konstan. Tiap tipe memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing.
Penentuan menyangkut tipe dari lemari asam harus menyertakan pendapat dari teknisi
mesin dan ahli kesehatan industri.
Terakhir, apapun lemari asam yang digunakan, standar keamanan dari OSHA,
dari yang lain, membutuhkan alat monitor untuk menentukan apakah lemari asam
berfungsi secara optimal dan aman. Ada banyak tipe yang tersedia, dan penentukan
harus ditentukan berdasarkan kebutuhan lemari. Saluran pembuangan dalam lemari
laboratorium dan sistem pembuangan lain dalam unit laboratorium yang sama dapat
dicampur dan dibuang langsung keluar. Namun, tidak ada udara buangan dari lemari
laboratorium yang boleh disirkulasi ulang.

13.2.3. Lemari aliran laminar:


Beberapa pekerjaan laboratorium, terutama preparasi media berskala besar,
membutuhkan area steril. Ruangan steril sangat mahal untuk dibangun dan dipelihara;
oleh sebab itu, lemari aliran laminar, tipe yang digunakan untuk persiapan cairan
intravena oleh farmasi, dapat berguna untuk laboratorium. Kabinet aliran laminar
membentuk lingkungan kerja bebas partikel dengan mengeluarkan udara melalui
sistem filtrasi dan membuangnya melalui permukaan area kerja dalam aliran udara
laminar atau searah. Secara umum, sistem filtrasi terdiri dari pre-filter dan HEPA
filter. Karena udara didalam kabinet tidak mengandung partikel udara apapun, udara
tersebut juga steril. Kabinet aliran laminar biasanya tertutup disisinya dan tekanan
dipertahankan konstan dibawah tekanan positif untuk mencegah infiltrasi dari
kontaminasi udara ruangan. Aliran udara keluar dari lemari dan menjaga produk dari
lingkungan. Karena personel tidak terproteksi, lemari aliran laminar tidak dapat
digunakan untuk pekerjaan yang bersifat infeksius, toksisk, atau bahan berbahaya.
Tipe ini tidak dibutuhkan untuk preparasi media, dan banyak laboratorium yang
mempersiapkan media dengan BSC kelas IIA dan B3.
13.2.3.1. Aliran laminar:
Aliran udara laminar didefinisikan sebagai aliran udara yang
berjalan lurus dan parallel melalui ruang tertutup. Aliran udara laminar
menjamin udara didalam kabinet diganti secara konsisten dan sering. Hal
ini juga menjamin partikel yang terbentuk didalam kabinet akibat prose
kerja tidak terperangkap didalam sudut-sudut, dimana mereka dapat
terakumulasi dan mengakibatkan kontaminasi produk. Dalam laboratorium,
kontaminasi udara sering mempengaruhi prosedur eksperimental dan
hasilnya, karena itulah prosedur harus dilakukan dibawah kondisi
lingkungan yang terkontrol.

Aliran Laminar Horizontal dan Vertical


Dalam kabinet aliran laminar horizontal, udara biasanya diambil
dari atas kabinet, difiltrasi, dan dibuang melalui aliran udara laminar
horizontal satu arah. Dalam kabinet aliran laminar vertikal, udara biasa
diambil dari atas kabinet, difiltrasi dan dibuang kebawah melalui aliran
udara laminar vertikal satu arah. Kedua kabinet memberikan proteksi
melebihi level kelas 100 atau kelas 10. Tidak ada perbedaan signifikan
antara kedua kabinet dalam performanya. Pengunaan kabinet vertikal atau
horizontal dipengaruhi oleh preferensi pemakai. Kabinet aliran laminar
horizontal tidak memiliki permukaan yang mengakibatkan aliran udara
untuk dibelokkan. Kabinet aliran laminar vertikal, aliran udara dengan
efektif mengarah ke permukaan kerja, sehingga menyebabkan adanya
turbulensi udara. Alat-alat besar dalam kabinet aliran laminar horizontal
akan meningkatkan turbulensi, sedangkan pada kabinet aliran laminar
vertikal alat-alat besar tidak akan ada efeknya pada aliran udara. Namun,
harus dicatat beberapa tingkatan turbulensi tidak memiliki dampak pada
performa kabinet aliran laminar. Untuk pemakaian alat besar dan tinggi,
kabinet aliran laminar vertikal menyediakan ruangan dalam yang lebih
tinggi dibanding kabinet horizontal. Secara konvensional kabinet aliran
laminar vertikal merupakan pilihan yang dipakai oleh industri, sedangkan
kabinet aliran laminar horizontal lebih dipopulet pada laboratorium kecil.
Typical Vertical Laminar Flow Cabinet Typical Horizontal Laminar Flow Cabinet
Airflow Airflow

13.2.4. Sistem filtrasi udara:


Filtrasi udara yang baik harus digunakan dan dipertahankan dalam sistem
HVAC, BSC, lemari aliran laminar horizontal, dan tempat kerja patologi. Filter
dipilih berdasarkan tipe kontaminan yang menjadi target tangkapan filter tersebut.
Filter di dalam sistem HVAC biasanya didesain untuk menangkap parikel. Dalam
sistem pembuangan yang special dan lemari asam, filter bisa dipasang untuk
menangkap gas, uap, dan partikel. Filter dalam BSC dan lemari aliran laminar
horizontal didesain untuk menangkap uap, kabut, dan partikel. Filter dalam ruang
kerja patologi didesain untuk menangkap uap formalin.

13.2.4.1. Tipe sistem filtrasi udara:


Ada tiga tipe dasar sistem filtrasi udara.
• Pasif – Proses filtrasi dan pembersihan yang terjadi dialam unit. Udara ditarik
kedalam unit purifikasi untuk pembersihan.
• Aktif – Proses filtrasi dan pembersihan udara terjadi diluar unit. Teknologi
memicu suatu proses yang mengerluarkan udara bersih.
• Pasif/ Aktif – Tidak mengarah kepada suatu teknologi spesifik, tetapi
berdasarkan unit mengandung beberapa teknologi yang terdiri dari pasif dan
aktif.

Common available air filtration technologies are enumerated in the Table ? below.

Table ? . Common available filtration technology and its advantages and disadvantages.
Teknologi Filtrasi Tipe Pros Cons
Presipitator Pasif Dapat menangkap partikel Sulit memindahkan cukup
Elektrostatik sangat kecil (0.01 mikron) udara kedalam secara
menggunakan plat efektif dan penyerapan
bermuatan. polusi.
HEPA Pasif Berguna secara efektif Tidak efektif untuk
untuk filtrasi partikel (0.3 menghilangkan bau, gas,
mikron atau lebih) seperti dan bahan kimia karena
alergen hewan, debu dan ukuran partikel yang
partikel asap. kecil. Terdapat limitasi
dalam area cakupan.
UV Ultraviolet Pasif Secara umum digunakan Tidak bekerja secara baik
untuk menetralkan dalam memfiltrasi partikel
mikroorganisme seperti dari udara dan sinar UV
bakteri, jamur, dan virus. akan mengalami degradasi
seiring waktu
Karbon aktif Pasif Memungkinkan penggunaan Jarang digunakan dan
permukaan area yang besar ketika filter penuh, maka
untuk menarik dan akan berhenti menyerap
menteralisir bau dan dan butuh diganti.
polutan.

Ozone Aktif Menggunakan elemen yang Membutuhan kemampuan


terdapat di alam untuk untuk mengontrol level
membersihkan udara luar generasi untuk
secara efektif. mempertahankan
pengeluaran sesuai
guideline EPA.
Ionisasi Aktif Memisahkan partikel Partikel memiliki
menggunakan ion kecendurungan untuk
bermuatan negatif atau ion jatuh dari udara dan
bermuatan positif dan menempel pada tembok
negatif. atau benda lain dalam
ruangan. Partikel tidak
selalu dibersihkan dari
udara.

http://www.ashe.org/compliance/ec_02_05_01/01/airfiltration.shtml
Excerpt from: Mechanical Systems Handbook for Health Care Facilities
J. Robbin Barrick, PE, and Ronald G. Holdaway, PE
ASHE copyright 2014.

13.2.4.2. Filter paritkulat udara tinggi efisiensi (High efficiency particulate air/
HEPA):
Filter HEPA menghilangkan partikulat (secara umum disebut
aerosol) seperti mikroorganisme, dari udara. Filter HEPA tidak
menghilangkan uap atau gas. Filter HEPA yang digunakan pada lemari
bersih dan BSC harus memiliki efisiensi minimum sebesar 99.97% (standar
ASME) terhadap partikel udara dengan ukuran lebih besar atau sama
dengan 0.3 mikron. Resistensi minimal filter terhadap udara, atau
penurunan tekanan, terspesifik sekitar 300 pascal (0.044 psi) pada nominal
rerata aliran volumetrik. Umumnya, penggunaan sistem filtrasi HEPA
secara medis digabungkan dengan sinar ultraviolet berenergi tinggi untuk
membutuh bakteri dan virus hidup yang terperangkap dalam media filter.
Beberapa unit HEPA terbaik memiliki efisiensi sebesar 99.995%, yang
memberikan jaminan proteksi yang sangat tinggi terhadap penyakit
transmisi udara. Terdapat beragam kelas filter HEPA tergantung dengan
retensi terhadap ukuran partikel yang memiliki daya penetrasi terbesar.
Komponen penting dalam lemari bersih atau BSC apapun adalah
tingginya efisiensi dari filter partikulat udara. Dalam lemari bersih, aliran
udara laminar terfiltrasi HEPA disalurkan melalui arah permukaan secara
vertikal atau horizontal untuk menyediakan permukaan yang terlihat bebas
partikulat untuk memulai prosedur dan memproteksi produk dari
kontaminasi. BSC juga menyediakan udara terfiltrasi HEPA untuk area
kerja sebagai proteksi produk, ditambah lagi udara yang akan dibuang
keluar kabinet akan difiltrasi oleh HEPA terlebih dahulu untuk menjaga
lingkungan.

13.2.4.2.1. Komponen dari Filter HEPA


Filter HEPA terdiri dari mikrofiber boron silikat yang
membentuk lembaran tipis dengan proses yang mirip dengan
pembuatan kertas. Lembaran filter tipis akan dilipad untuk
meningkatan total area permukaan. Lipatan ini kemudian akan
dipisahkan dengan aluminum yang mengarah aliran udara
menuju filter. Kobinasi lipatan dan aluminium akan berguna
sebagai media filtrasi. Media filter ini sangat rapuh dan tidak
boleh disentuh.
13.2.4.2. 2. Bagaimana Filter HEPA Bekerja
Filter HEPA didesain untuk menargetkan partikel
yang sangat kecil, oleh karena itu filter ini tidak bekerja seperti
membran filter pada umumnya, dimana partikel lebih besar dari
ukuran pori filter akan terperangkap. Melainkan, filter HEPA
bergantung pada kombinasi tiga mekanisme untuk menangkap
partikel.
Mekanisme pertama ada intersepsi, dimana partikel
akan dibawa dalam aliran udara sekitar serat filter yang
menempel pada filter. Partikel harus berada dalam satu radius
dengan serat filter untuk ditangkap. Partikel besar lebih sering
tertangkap pada mekanisme kedua, impaksi. Karena ukuran,
partikel ini tidak bisa menyesuaikan dengan perubahan alran
udara disekitar filter dan akhirya menuju serat fiber dan
tertanam.
Mekanisme final ada difusi yang muncul akibat dari
gerakan mikroskopis partikel yang berinteraksi dengan molekul
sekitar. Ini disebut sebagai gerakan Brownian, dimana molekul
bergerak secara acak dengan pola zig-zag karena mereka
berbenturan dengan molekul sekitarnya. Gerakan ini akan
melambatkan jalur partikel menuju filter HEPA dan
meningkatkan probabilitas partikel untuk tertangkap dengan
intersepsi atau impaksi.

Kemampuan filter HEPA untuk menghilangkan partikel bergantung pada ukuran dan
kecepatan partikel. Secara umum, partikel besar (lebih besar dari 0.3 mikron dalam diameter)
akan ditangkap dengan mekanisme impaksi dan intersepsi, sedangkan partikel kecil (lebih
kecil dari 0.1 mikron dalam diameter) akan ditangkap dengan mekanisme difusi. Partikel
medium (dari 0.1 sampai 0.4 mikron dalam diameter) akan ditangkap dengan mekanisme
intersepsi dan difusi. Ukuran partikel paling tembus adalah 0.3 mikron.

13.2.4.2.3. Uji:
Ketika filter HEPA dipasang dalam sistem HVAC, maka filter
harus diuji untuk memastikan tercapainya efisiensi sesuai desain mereka.
Dioctyl phthalate (DOP) digunakan sebagai agen uji. Penghasil DOP akan
membentuk aerosol dengan diameter median massa sebesar 0.2 mikron yang
diinjeksi kedalam aliran udara sistem HVAC, hulu dari muara filter.
Fotometer sebaran cahaya akan menetukan kemampuan tembus aerosol DOP
yang menuju filter dan pakingannya.
Filter HEPA diletakan juga dalam BSC, lemari aliran laminal
horizontal, dan beberapa saluran pembuangan. Satu atau dua filter HEPA
diletakan dalam BSC, bergantung dengan tipe kabinetnya.

BSC harus diuji dan disertifikasi per tahunnya oleh National


Sanitation Foundation International Standard Number 49: Class II (Laminar
Flow Biohazard Cabinetry (NSF 49). Sertifikasi BSC termasuk dalam
menguji filter HEPA dengan aerosol DOP. BSC mungkin membuang udar
kedalam atau keluar ruangan, tergantung desain dan patogen yang digunakan
dalam unit.

13.2.4.2.4. Perawatan.:

Filter yang kurang perawatan dengan perekat yang inadekuat akan


mempromosikan masuknya kontaminan kedalam ruangan. Filter yang
tertutup dengan partikulat akan meningkatkan resistensi aliran udara yang
melalui filter tersebut, dan berdampakan pada pasokan udara. Ketika filter
tidak diganti sesuai dengan intruksi pabrik, performa sistem HVAC akan
menurun.

Ketika filter HEPA dalam BSC tidak dirawat dengan baik dan diuji
secara berkala, ada resiko kontaminasi produk dalam unit atau lepasnya
patogen hantar udara kedalam lingkungan kerja. Ketika filter HEPA dalam
BSC tidak bekerja sesuai dengan maksudnya, produk dalam permukaan kerja
dalam terkontaminasi, atau patogen yang digunakan dalam BSC mungkin
dibuang kedalam ruangan.

Untuk memastikan bawah filter digunakan dan dirawat sesuai


dengan instruksi pabrik, personel perawatan dan laboratorium harus dilatih
terhadap fitur filter. Personel harus mengetahui kemampuan filter dan kapan
filter harus diganti. Inspeksi filter dan uj (filter HEPA) harus dilakukan
dalam rencana perawatan pencegahan.
Catatan: Untuk area kerja patologi, filter permanganat digunakan
untuk menghilangkan uap formalin di udara. Tipe filter ini bekerja dengan
cara yang berbeda dengan filter partikulat. Ketika uap formalin bergerak
melalui filter, uap akan diserap dalam media filter. Ketika filter mencapai
kapasitas penuhnya, uap formalin tidak akan diseram kedalam media dan
dilewatkan dari filter. Hal ini mengakibatkan uap formalin lolos kedalam
lingkungan kerja.

13.2.5. Lampu Ultraviolet : ( Ref: Todar’s Online textbook of bacteriology )


Dua bentuk dari radiasi elektromagnetik adalah mutagenik-mengionisasi dan
radiasi tidak mengionisasi. Radiasi mengionisasi, seperti sinar X atau radiasi gamma
membawa energi yang cukup untuk menghilangkan elektron dalam molekul sel.
Ketika elektron dihilangkan dari molekul ion yang disebut sebagai radikal bebas
terbentuk. Radikal bebas ini dapat merusak hampir semua molekul lainnya dalam sel,
seperti DNA atau RNA, dengan mengoksidasi mereka. Radiasi tidak mengionisasi,
seperti sinar ultraviolet, memberikan efek mutageniknya dengan mengeksitasi
elektron dalam molekul. Eksitasi elektron dalam molekul DNA biasa berdampak
pada formasi rantai antar pirimidin (terutama timin) dalam DNA. Ketika dua
pirimidin bergabung dengan cara ini, hal ini diebut dengan pirimidin dimer. Dimer ini
sering merubah bentuk DNA dari sel dan membuat masalah dalam replikasi. Sel
sering mencoba untuk mereparasi pirimidin dimer sebelum replikasi, namun
mekanisme reparasi dapat berujung pada mutasi. Kedua radiasi dapat digunakan
untuk mengontrol pertumbuhan mikroorganisme dalam kegunaan klinis, industri
makanan dan laboratorium. Karena radiasi mengionisasi memiliki lebih banyak
energi, radiasi ini dapat digunakan untuk menembus sel dan endospore lebih mudah
dan cepat. Dapat juga digunakan untuk sterilisasi alat medis dan bahan makanan.
Hanya beberapa dari radiasi tidak mengionisasi yang berguna dalam mengontrol
pertumbuhan mikroba.
Ada 3 tipe sinar UV; UVa, UVb, dan UVc. Setiap dari sinar ini memiliki
panjang gelombang yang berbeda. UVa dan UVb memiliki panjang gelombang yang
lebih panjang dari UVc; oleh karena itu, mereka memiliki energi lebih rendah dan
tidak bisa menembus sel. Meskipun masih berbahaya, mereka tidak terhitung sebagai
germisidal karena hanya memproduksi efek yang sangat kecil pada sebagian besar
mikroba. Jika sel terekspos pada UVc cukup lama maka sinar dapat menembus dan
membunuh sel tersebut. UVc digunakans sebagai agen germisidal pada ruang operasi,
restoran dan digunakan untuk membersihkan aliran udara melalui saluran udara dan
sterilisasi permukaan benda dalam rumah sakit dan klink. Disinfeksi UV kadang
disebut dengan iradiasi germisidal ultraviolet ( ultraviolet germicidal irradiation/
UVGI)
Lampu ultraviolet digunakan untuk sterilisasi ruang kerja dan peralatan yang
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi dan fasilitas kesehatan. Sinar UV dalam
panjang gelombang germisidal (185 nm dan 265 nm) menyebabkan molekul timin
yang berdampingan dalam DNA untuk mendimer, sehingga menginhibisi replikasi
DNA (meskpun organisme tidak terbunuh langsung, namun ia tidak bisa
bereproduksi). Karena mikroorganisme dapat terlindung dari sinar UV dalam retakan,
pecahan dan area berbayang, lampu UV hanya boleh digunakan sebagai tambahan
untuk teknik sterilisasi lainnya.

Figure ? Radiasi UV menyebabkan


formasi timin dimer dalam DNA, yang
menyebabkan mutasi mematikan terhadap
mikroba yang terkena.

Figure ? : Tipe radiasi


ultraviolet

13.2.6. Pengeringan Beku:


Liofilisasi atau pengeringan beku merupakan proses dimana air akan
dibekukan, diikuti dengan pemindahan dari sampel, biasanya dimulai dengan
sublimasi (pengeringan primer) dan dengan desorpsi (pengeringan sekunder).
Pengeringan beku adalah proses dimana air disublimasi ddari produk setelah
dibekukan[1]. Merupakan sebuah proses pengeringan yang dapat digunakan untuk
membuat suatu bahan farmasi dan biologis yang bersifat termolabil atau tidak stabil
dalam cairan untuk jangka waktu penyimpanan yang panjang, namun stabil dalam
kondisi kering. Istilah liofilisasi mendeskripsikan proses untuk memproduksi sebuah
produk yang “suka dengan kondisi kering”.
13.2.6.1. Prinsip:
Prinsip utama dalam pengeringan beku adalah fenomena yang
disebut dengan sublimasi, dimana air akan melalui keadaan padat langunsg
ke keadaan uap tanpa melalui keadaan cair. Sublimasi air dapat dilakukan
dalam tekanan dan tempratur dibawah triple point contohnya 4.759 mmHg
dan 0.0099 derajat Celcius. Es dalam produk ini akan langsung membentuk
uap air (tanpa melalui keadaan cair) ketika tekanan parsial uap air ambien
lebih rendah dari tekanan parsial es pada temperatur relevan. Materi yang
dikeringkan akan dibekukan terlebih dahulu dan di panaskan dengan vakum
tinggi (melalui konduksi atau radiasi atau keduanya) sehingga bekuan
carian akan tersublimasi dan meninggalkan komponen kering, solid dari
cairan asalnya. Konsentrasi gradien dari uap air diantara pengeringan
pertama dan kondensor adalah dorongan gaya untuk menghilangkan air
pada saat liofilisasi.

13.2.6.2. Penggunaan:
Freeze drying biasa digunakan selama bertahun-tahun, dan
biasanya digunakan pada makanan dan industri farmasi. Freeze drying
biasa juga digunakan dalam proses stabilisasi material hidup seperti kultur
mikroba, pengawetan hewan untuk dipajang di museum, restorasi buku dan
barang-barang yang rusak akibat air dan konsentrasi dan pemulihan dari
reaksi produk. Freeze drying atau liofilisasi merupakan cara efektif untuk
mengeringkan bahan-bahan tanpa merusaknya. Proses dari freeze-drying
memiliki keunggulan pada industri parenteral, berhubungan dengan
tekonologi DNA rekombinan. Protein dan peptida harus dikeringkan dan
dibekukan untuk penggunakaan klinis dan komersial.

Gambar: Tahapan pada liofilisasi dari persiapan sampel sampai pembentukan produk
akhir.
13.2.6.3. Bagian dari freeze dryer:
Liofilizer terdiri dari ruang vakum yang terdiri dari rak yang
dapat melakukan pemanasan dan pendinginan dari isi rak tersebut. Pompa
vakum, unit pendingin, dan kontrolnya terhubung dengan ruang vakum
tersebut. Bahan-bahan kimia pada umumnya ditempatkan pada tempat
seperti botol kaca yang ditempatkan pada rak di dalam ruang vakum.
Elemen pendingin dalam rak akan membekukan produk tersebut. Apabila
produk tersebut sudah membeku, pompa vakum akan mengevakuasi ruang
tersebut dan produk akan dipanaskan. Panas diperoleh dari konduksi termal
dari rak, melalui botol, dan sampai ke produk tersebut.

Gambar: desain liofilizer.


13.2.6.4. Jenis
Pada umumnya terdapat tiga kategori dari freeze dryer: manifold
freeze-dryer, rotary freeze-dryer, tray-style freeze dryer. Dua komponen
yang sering ditemukan dalam semua tipe dari freeze dryer yaitu: pompa
vakum untuk mengurangi tekanan gas pada saluran yang mengandung
substansi yang akan dikeringkan dan sebuah kondensor untuk
menghilangkan kelembaban akibat kondensasi pada permukaan yang
didinginkan dari -40 hingga -80 derajat celcius (-40 hingga -112 derajat
farenheit)
Tipe manifold, rotatory dan tray type berbeda pada metode untuk
pengeringan substansi yang dihubungkan dengan sebuah kondensor. Pada
tipe manifold freeze-dryer, tabung sirkular pendek digunakan untuk
menghubungkan beberapa kontainer dengan produk yang akan dikeringkan
dengan kondensor. Pada tipe rotatory dan tray freeze-dryer memiliki
sebuah reservoir besar untuk substansi yang dikeringkan. Rotatory freeze
drier biasa digunakan untuk mengeringkan pil, cubes, dan substansi yang
dapat dituang. Rotatory dryer biasa memiliki tempat silindris yang berotasi
selama mengeringkan untuk mendapatkan pengeringan yang setara
terhadap seluruh substansi. Pada tipe tray freeze-dryers baisanya memiliki
tempat segiempat dengan beberapa rak, dimana bahan-bahan farmasi dan
ekstrak jaringan dapat ditempatkan. Manifold freeze-dryers biasanya
digunakan di laboratorium saat mengeringkan substansi cairan pada tempat
yang kecil dan produk yang akan digunakan pada waktu yang singkat.
Manifold dryer akan digunakan untuk mengeringkan produk yang
kelembabannya kurang dari 5%. Tanpa menggunakan panas, pengeringan
yang dapat diperoleh hanya pengeringan primer (menghilangi air yang tidak
terikat). Pemanas harus ditambahkan untuk pengeringan sekunder, yang
dapat menghilangkan air yang terikat dan akan memproduksi zat lembab
dalam jumlah yang lebih rendah. Pada tray style freeze-dryer biasanya lebih
besar dari manifold dryer dan biasanya lebih canggih. Tray style freeze
dryer digunakan untuk mengeringkan berbagai macem material. Tray
freeze dryer digunakan untuk memproduksi produk paling kering untuk
penyimpanan yang lama. Hasil dari Tray freeze dryer, produk dapat
disimpan dalam waktu yang lama dan didapatkan hasil dari pengeringan
primer (menyingkirkan air yang tidak terikat) dan sekunder (menyingkirkan
air yang terikat), yang menghasilkan produk yang paling kering. Tray freeze
dryer dapat mengeringkan produk dalam jumlah besar di botol atau
container.
Saat mengeringkan di botol kecil, freeze dryer dilengkapi dengan
mekanisme penutup yang dapat menutup botol sebelum terekspos dengan
atmosfer. Sistem ini digunakan untuk penyimpanan jangka Panjang,
misalnya vaksin. Perkembangan teknik freeze-drying dikembangkan untuk
meningkatkan kualitas produk dan memproduksi produk lebih cepat dengan
tenaga yang lebih sedikit.
13.2.6.5. Faktor yang mempengaruhi produk hasil
Pada umumnya, bahan yang dibekukan merupakan higroskopis
dan apabila terekspos dengan udara saat penyimpanan akan menyebabkan
produk yang tidak stabil. Pengemasan yang digunakan untuk materi yang
telah dikeringkan harus rapat dan tidak dapat dilalui oleh kelembaban
atmosfer. Menimpan produk pada tempat dengan kelembaban yang rendah
dapat mengurangi risiko degradasi akibat paparan udara. Oksigen juga
dapat merusak stabilitas produk yang telah dikeringkan, oleh karena itu
pengemasan yang digunakan juga harus impermeabel terhadap udara. Efek
kerusakan akibat oksigen dan kelembaban tergantung dari temperatur.
Semakin tinggi temperatur tempat penyimpanan, semakin cepat produk
akan berdegradasi. Kebanyakn produk yang telah dikeringkan dapat
disimpan di temperatur kulkas (4-8 derajat celcius). Menempatkan produk
yang telah dikeringkan pada temperatur yang lebih rendah dapat
memperpanjang usia ketahanan produk tersebut.

13.2.7 Autoklaf
Sterilisasi dari material menggunakan uap dan tekanan merupakan prosedur
yang dapat digunakan untuk menghancurkan semua bentuk mikroba. Pada
mikrobiologi, autoklaf digunakan untuk mempersiapkan alat steril dan untuk
dekontaminasi dari kultur dan materi lain. Autoklaf dioperasikan menggunakan uap
dibawah tekanan sebagai agen sterilisasi.
13.2.7.1 Prinsip
Tekanan tinggi menyebabkan uap dapat mencapai temperatur
yang tinggi, oleh karena itu dapat meningkatkan panas dan kemampuan
membunuh. Kemampuan pemanasan dari uap berasal dari panas akibat
vaporisasi (jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengkonversi air
mendidih menjadi uap)
Uap dalam 100 derajat Celcius hampir tujuh kali lebih panas
dibandingkan dengan air mendidih. Uap dapat penetrasi benda dengan
temperatur yang lebih rendah karena apabila uap berkontak dengan
permukaan yang lebih dingin, uap segera berkondensasi menjadi air dan
secara bersamaan menghasilkan 1870 kaili lipat pengurangan volume uap.
Hal ini menyebabkan tekanan rendah pada kondensasi dan menyebabkan
uap yang lebih banyak dan menarik uap yang lebih banyak ke area tersebut.
Kondensasi berlanjut sepanjang temperatur pada permukaan kondensasi
dibawah termperatur uap, apabila mencapai temperatur yang sama, akan
terbentuk lingkungan uap yang tersaturasi.
Mendapatkan isi yang lembab pada lingkungan udara-uap
merupakan hal yang pendting untuk autoklaf yang efektif. Semakin lembab,
semakin panas dapat dibawa, maka uap salah satu pembawa panas yang
paling efektif. Uap juga dapat membunuh sel dan koagulasi dari protein
dengan efisien. Apabila panas digunakan sebagai agen sterilisasi,
pergetaran dari molekul pada mikroorganisme meningkat hingga mencapai
level yang dapat menginduksi pemecahan rantai hidrogen antar protein.
Kematian disebabkan oleh denaturasi enzim dan protein strukrtural yang
irreversibel, dan akumulasi dari kerusakan yang irreversibel akan merusak
fungsi metabolik dari organisme. Proses dikonduksi pada temperatur yang
tinggi dengan waktu yang singkat lebih disarankan daripada dilakukan pada
temperatur rendah dalam waktu yang lama. Beberapa temperatur standar
antara lain:
● 115 °C/10 p.s.i.,
● 121°C/ 15 p.s.i., and
● 132 °C/27 p.s.i. (psi=pounds per square inch).
Metode sterilisasi ini bekerja baik untuk besi dan bahan-bahan kaca,
tetapi tidak dapat diaplikasikan pada bahan karet, plastic, dan bahan-bahan
yang dapat rusak pada temperatur yang tinggi.
13.2.7.2 Jenis
Terdapat dua jenis umum sterilizer uap:
● Gravity displacement, dimana aliran air mengalir keluar
drainase melalui katup pipa yang teraktivasi akibat uap.
● Pre-vacuum/gravity assisted, dimana vakum ditarik untuk
mennyingkirkan udara sebelum uap dimasukan ke dalam
ruangan. Dengan kedua jenis, saat udara diganti dengan
uap bertekanan, temperatur dalam ruangan autoklaf
meningkat. Meskipun begitu, yang terakhir lah
merupakan yang paling efisien.

13.2.7.3. Bagian dari autoklaf:


Autoklaf atau sterilizer uap secara esensial mengandung:
1. Ruang silindris atau segiempat, dengan kapasitas 400-800
liter
2. Sistem pemanas air atau sistem pembangkit uap
3. Katup masuk dan keluar uap
4. Satu atau dua buah pintu dengan yang dapat terkunci
5. Thermometer atau alat pengukur temperatur
6. Alat pengukur tekanan

13.2.7.4 Monitor dari proses sterilisasi uap


Seperti proses sistem sterilisasi lainnya, siklus uap dimonitor
dengan indikator mekanik, kimia dan biologis. Sterilizer uap biasanya
dimonitor menggunakan:
1. Indikator fisikal: sebuah cetakan (atau grafik) dari temperatur,
waktu dari temperatur, dan tekanan.
Alat pengukur temperatur harus dimasukan ke dalam kontainer,
dengan alat tambahan yang ditempatkan di tempat yang paling
dingin dan tempat yang aksesnya paling sulit diantara ruang yang
terisi. Kondisi harus berada dalam suhu ±2 °C dan ±10 kPa (±0.1
atm). Setiap siklus harus direkam pada grafik atau cara lain yang
memungkinkan.
2. Indikator kimia dipasang diluar untuk memonitor temperatur atau
waktu dan temperatur. Indikator ini berdasarkan kemampuan dari
panas untuk mengubah karaktakteristik fisika atau kimiawi dari
substansi kimia. Saat siklus sterilisasi selesai, indikator kimiawi
meleleh atau mengalami perubahan warna. Indikator plester pada
autoklaf dapat berubah warna yang menunjukkan sterilisasi yang
baik.
3. Indikator biologikal: keefektifan sterilisasi uap dapat dimonitor
dengan indikator biologis menggunakan media kultur yang
mengandung spora dari Geobacillus stearothermophilus (e.g.
ATCC 7953 or CIP 52.81) dimana D-value (pengurangan 90% dari
populasi) adalah 1.5-2.5 menit pada 121 derajat Celcius,
menggunakan sekitar 106 spora per indikator. Setelah sterilisasi
selesai, strip dikeluarkan dan diinokulasikan pada tryptone soya
broth dan diinkubasikan pada 56 derajat Celcius selama 5 hari.
Tidak ada pertumbuhan dari Geobacillus stearothermophius
menunjukan sterilisasi yang baik.
Tabel: indikator biologis yang sering digunakan

Spores of Bacteria D Value

Geobacillus
stearothermophilus
(most common) 1.5-2.5

Bacillus coagulans 0.3

Clostridium sporogenes 0.8-1.4

Bacillus atropheus 0.5

Hasil spora positif merupakan hal yang jarang dan dapat diasosiasikan dengan
operator error, uap yang tidak adekuat, atau kerusakan alat.

13.2.7.5. Keuntungan dari metode sterilisasi uap:


1. Tidak toksik bagi pasien, petugas, dan lingkungan
2. Siklus mudah untuk dikontrol dan dimonitor
3. Mikrobisidal cepat
4. Tidak dipengaruh dengan pupuk organic/inorganik saat proses sterilisasi
berlangsung
5. Waktu siklus yang cepat
6. Menembus medical packing, device lumens

13.2.7.6. Kekurangan dari penggunaan metode sterilisasi uap:


1. Merusak instrumen yang sensitif terhadap panas
2. Alat mikrosurgikal rusak akibat eksposur berulang
3. Alat alat menjadi basah, menyebabkan berkarat
4. Potensi terbakar
https://microbeonline.com/moist-heat-sterilization-definition-principle-
advantages-disadvantages/

13.2.7.7. Peringatan:
● Mengingat autoklaf menggunakan uap, panas, dan tekanan risiko
terekspos dan membahayakan cukup tinggi. Petugas harus
menggunakan alat pelindung yang benar, misalnya sarung tangan
tahan panas dan jaas lab, terutama saat membongkar autoklaf.
● Lihat alat pemantau tekanan mencapai angka nol sebelum membuka,
dan setelah membuka, biarkan barang tetap berada di dalam selama
lima menit sebelum diambil untuk mengurangi kemungkinan terbakar
dan melepuh
● Jangan pernah menempatkan container yang disegel ke dalam
autoklaf, karena dapat meledak. Tutup harus dikendorkan supaya
tekanan yang dihasilkan pada satu siklus tidak menyebabkan tempat
rusak
● Selalu sisakan “ruang diatas” selama beberapa inci pada container
untuk menghindari percikan ke wajah
● Cairan yang akan diautoklaf harus berada pada tempat yang dapat di
autoklaf dan minimal dua kali lipat lebih besar dari volume cairan
yang akan di autoklaf
● Selalu autoklaf media pada panci, untuk menampung tumpahan. Agar
dapat menyumbat lubang aliran pada autoklaf dan merusaknya
● Sebelum menggunakan autoklaf, periksa saluran drainase di bawah
wadah dan bersihkan apabila tersumbat. Apabila saringan tersumbat
dengan debris, lapisan udara dapat terbentuk dibawah autoklaf dan
menyebabkan proses yang tidak efisien
● Jangan autoklaf material yang mengandung solven, volatile, atau
bahan korosif (fenol, asam trikloroasetat, eter, kloroform, dll) atau
materi radioaktif.

13.2.8. Insinerator
Insinerasi menggunakan pembakaran pada sampah yang infeksius dan
membahayakan dan untuk mengurangi masa limbah hingga 75% dan volume hingga
90%. Insinerator yang baik dapat mengubah limbah menjadi gas dan residu tahan
panas (contoh: debu) yang relatif membahayakan

13.2.8.1. Prinsip
Insinerasi merupakan proses oksidasi kering dengan temperatur
tinggi, yang akan mengurangi bahan mudah terbakar dan organik menjadi
bahan inorganik dan bahan tahan api. Biasa digunakan untuk limbah yang
tidak dapat digunakan kembali, didaur ulang atau dibuang pada tempat
pembuangan. Insinerator harus diinstal, sertifikasi dan diakui secara
operasional dibawah pemerintahan dan regulasi.
Dua ruang insinerator dioperasikan dalam temperatur optimal,
berkisar antara 650° hingga 1,000°C yang mengasilkan emisi yang rendah.
Gas yang dihasilkan dari proses ini akan dibuang ke atmosfir (dengan atau
tanpa pembersihan gas). Scrubber menghilangkan gas yang diproduksi dari
material mudah terbakar untuk menghilangkan bahaya komponen tersebut
dan menetralisir gas asam. Debu hasil dari insinerasi dapat dikemas dalam
lubang debu atau tempat pembuangan yang terkontrol tanpa risiko yang
besar. Panas yang diproduksi dari limbah mudah terbakar digunakan untuk
menghasilkan listrik.

Insinerasi adalah proses dimana karbon, hydrogen, dan elemen lainnya pada limbah
bercampur dengan oksigen (oksidasi) pada zona pembakaran dan menghasilkan panas. Untuk
oksidasi komplit, limbah harus dicampur dengan volume udara yang tempat. Sekitar 5000 kg
udara dibutuhkan setiap limbah padat dibakar.

Combustion Secondary combustion Scrubbing system Chimney


chamber ( The smoke will pass ( Dual scrubber
(Fire in the chamber through this chamber required
burns the waste with at 11000C as per as per norms)
safe disposal at norms)
8500C as per norms)

Ref: https://www.slideshare.net/akashtk/incineration-and-pyrolysis

Karakteristik dari limbah yang cocok untuk proses ini adalah:


● Volume pemanasan rendah: diatas 2000 kcal/kg untuk satu ruang insinerator dan
diatas 3500 kcal/kg untuk insinerator pirolitik dua ruang
● Mengandung zat mudah terbakar diatas 60%
● Mengandung zat yang tahan api dibawah 50%
● Mengandung fines yang tidak mudah terbakar dibawah 20%
● Kelembaban dibawah 30%

13.2.8.2. Jenis insinerator


Jenis paling sering dari insinerator meliputi pirolitik dua ruang,
single-chamber furnaces, dan rotary klins. Rotary klins pada umumnya
digunakan untuk membakar limbah industry yang berbahaya, tetapi juga
digunakan pada pada limbah padat pada perkotaan.
Spektrum luas dari insinerator untuk kategori limbah meliputi:
a) Insinerator limbah farmasi
b) Insinerator limbah padat
c) Insinerator limbah cairan
d) Insinerator limbah berbahaya
e) Insinerator portabel
f) Insinerator limbah biomedis
g) Insinerator limbah industri

13.2.8.3. Produk yang digunakan untuk insinerasi:


Limbah mikrobiologi dan bioteknologi yang meliputi:
● Limbah hasil kultur laboratorium
● Spesimen dari mikroorganisme atau vaksin
● Kultur manusia dan hewan yang digunakan pada penelitian
● Agen infeksius dari hasil penelitian dan laboratorium
● Limbah dari produksi biologis dan toksin
● Alat yang digunakan untuk transfer kultur diklasifikasikan dibawah
kategori 3 dari limbah biomedis dan dapat diinsinerasi atau autoklaf.

Demikian pula, limbah kotor (kategori 6- barang yang


terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh termasuk katun, pakaian,
plester, seprai, atau benda lain yang terkontaminasi dengan darah) dapat
dibuang dengan diautoklaf atau insinerasi. Sampah dari anatomis manusia dan
hewan dibawah kategori 1 dan 2 juga dapat di insinerasi atau dikubur.
Kontainer dengan tekanan gas, limbah kimia dengan jumlah yang
besar, limbah radiografi, plastic seperti PVC, limbah dengan merkuri tinggi
atau mengandung cadmium seperti termometer rusak, menggunakan baterai,
tidak boleh diinsinerasi.

13.2.9. Sentrifugasi
Sentrifugasi sangatlah umum pada laboratorium biomedis dan aplikasinya
termasuk pemisahan antara serum plasma dan sel darah merah, pemisahan zat
presipitasi padat dari cairan sebuah campuran atau pemisahan cairan dengan berbagai
densitas
13.2.9.1. Prinsip sentrifugasi
Partikel tersuspensi pada gerakan cairan, dibawah pengaruh
gravitasi di bawah tempatnya yang bergantung pada ukuran dan
densitasnya. Sentrifugasi merupakan teknik yang didesain memanfaatkan
gaya sentrifugal, yang lebih besar daripada gaya gravitasi, untuk
meningkatkan sedimentation rate dari sebuah partikel. Hal ini diperoleh dari
pemutaran tempat berisi cairan dan partikel sesuai sumbu rotasi sehingga
partikel tersebut mengalami gaya yang menjauhi aksis. Gaya diukur pada
beberapa titik dari gravitasi bumi dan diketahui sebagai relatif sentrifugal
fiels (RCF) atau pada umumnya disebut gaya ‘g’.
RCF dihasilkan dari rotor yang bergantung pada kecepatan rotor
dalam revolutions per minute (rpm) dan radius rotasi (yaitu jarak dari
sumbu rotasi). Nilai RCF juga dapat didapatkan menggunakan sebuah
nomogram. Sentrifuge modern memiliki fasilitas untuk menukar figure
yang tertera pada control panel, antara rpm dan RCF. Sebagian besar
instrument sekarang memiliki sensor yang dapat mendeteksi
ketidakseimbangan saat rotor berjalan dan memberhentikan mekanisme
tersebut apabila ditemukan suatu ketidakseimbangan.

13.2.9.2 Tipe sentrifugasi


Sentrifugasi dapat diklasifikasikan dalam kecepatan rendah,
kecepatan tinggi, dan kecepatan sangat tinggi (ultra speed)
● Sentrifugasi kecepatan rendah (low speed centrifuge) memiliki
maksimal kecepatan kurang dari 10.000 rpm, sehingga rotor tidak
dapat bergerak dalam kondisi vakum, dan terdapat instrumen
dengan fasilitas untuk mengontrol temperatur. Low-speed
instrument digunakan untuk memisahkan serum atau plasma dari sel
darah merah, dan untuk mengumpulkan presipitasi kimiawi, sel
intak, nuclei, mitokondria besar, dan fragmen membran plasma
besar.
● Sentrifugasi kecepatan tinggi memiliki kemampuan kecepatan
hingga mencapai 21.000 rpm, walaupun generasi terbaru dari
instrument super=speed memiliki kecepatan hingga 30.000, dimana
RCF dapat mencapai 120.000 x g. Instrumen ini memerlukan sistem
pendingin untuk mengatasi panas yang dihasilkan dari pemutaran,
dan mesin kecepatan tinggi harus terdapat sistem vakum.
Sentrifugasi kecepatan tinggi digunakan untuk memisahkan
konstituem sel dan isolasi dan purifikasi virus.
● Ultra-speed centrifuge, memiliki kecepatan sektar 30.000 rpm dan
RCF mencapai 600.000 xg. Alat ini dapat digunakan untuk isolasi
dan purifikasi komponen membran seperti retikulum endoplasma,
badan golgi, endosom, ribosom, DNA dan RNA. Alat pendingin dan
vakum juga dibutuhkan pada alat ini.

13.2.9.3. Komponen dari sentrifugasi


Terdapat rotor, motor, detektor ketidakseimbangan, tutup
pengaman dan sistem pengereman.
a) Rotor: rotor memilik 3 desain utama: horizontal rotor, dimana tabung
ditempatkan pada suatu tempat yang dapat mengayun mencapai posisi
horizontal dan dapat beroperasi pada kecepatan 3000 rpm dengan
sudut yang tetap, dimana tabung sampel ditahan pada sudut yang
tetap dengan posisi vertikal dan dapat mencapai kecepatan yang lebih
tinggi karena konstruksi aerodinamik dari rotor, dan vertickal, dimana
tabung ditempatkan pada posisi vertikal. Secara umum, rotor
horizontal memiliki keuntungan pada laboratorium klinis karena
sendimentasi dari partikel besar lebih efisien pada gaya yang lebih
kecil dan diproduksi sedimen yang datar. Desain terbaru dari rotor
sekarang dapat menerima ukuran tabung yang lebih beragam karena
adanya adaptor. Model rotor terbaru termasuk zonal rotor, yang
merupakan tipe aliran kontinus. Zonal rotor didesain untuk
meminimalisir efek dinding pada swinging bucket dan rotor sudut
tetap, dan untuk meingkatkan ukuran sampel. Elutriator rotor
merupakan jenis rotor arus kontinus yang mengandung reses untuk
menahan ruangan.

Isi dari rotor harus seimbang sebelum mengoperasikan


sentrifugasi, terutama saat menggunakan instrument kecepatan tinggi
saat tutup dan wadah diberi nomor supaya dapat dicocokan dengan
bagian yang berlawanan. Isi harus seimbang keduanya dalam hal
massa dan titik gravitasi pada titik tengah rotasi. Sebagian besar
motor modern memiliki control identifikasi mikroprosesor otomatis
sehingga tidak memungkinkan untuk mengatur kecepatan diluar batas
amat rotor tersebut. Rotor dapat diautoklaf.
b) Motor: motor sentrifugasi memiliki torsi yang tinggi, series-wound
DC motors, rotasi yang meningkat seperti voltasenya yang
meningkat. Kontak elektrikal dengan komutator dsediakan oleh sikat
grafit, yang terbuka saat menekan komutator yang berjalan dalam
kecepatan tinggi, dan karena itu harus diganti pada interval tertentu
yang spesifik. Sentrifugasi modern memiliki motor induksi yang
sikatnya tidak perlu diganti. Batang motor berbalik dari bantalan yang
berada pada atas dan bawah motor. Kebanyakan
instrumentmengandung bantalan yang disegel yang terlubrikasi secara
permanen, dan beberapa alat lain memerlukan aplikasi berkala dari
minyak. Kecepatan sentrifugasi dikontrol oleh potensiometer yang
meingkatkan dan menurunkan voltase yang mengalir ke motor.
Kalibrasi dari kecepatan sebagian besar hanya dengan kenaikan
voltase dan tidak boleh ditetapkan sebagai indikator kecepatan yang
akurat. Oleh karena itu, kalibrasi secara periodik dibutuhkan.
c) Detector ketidakseimbangan: beberapa instrumen memiliki detector
ketidakseimbangan internal yang dapat memonitor rotor saat
digunakan, agar dapat mati secara otomatis apabila kandungan rotor
tidak seimbang.
d) Tachometer: tachometer mengindikasikan kecepatan dalam rpm.
Kebanyakan sentrifugasi modern menggunakan tachometer
elektronik, dimana magnet berotasi sekitar lilitan untuk menilai arus.
e) Tutup pengaman: sentrifugasi modern harus mempunyai mekanisme
pengunci untuk menghindari tutup yang terbuka saat berlangsungnya
sentrifugasi. Apabila terdapat kesalahan atau kegagalan mengunci,
sangat penting untuk mengunci agar sampel terselamatkan. Instruksi
harus diperiksa agar mengetahui prosedur pemakaian yang benar
f) Pendingin: sentrifugasi menghasilkan panas akibat rotasi dan apabila
temperatur sampel tidak stabile maka pendingin sentrifugasi harus
digunakan. Beberapa jenis sentrifugasi dapat mendinginkan rotor dan
ruang sebelum digunakan
g) Braking sistem: alat penghenti digunakan untuk perlambatan rotor.
Instrument modern memiliki braking sistem elektrik yang bekerja
dengan membalikkan polaritas dari arus listrik terhadap motor. Mesin
lain juga ada yang memiliki alat penghenti manual;

13.2.9.4. Tabung sentrifugasi


Sangat disarankan untuk menggunakan tabung conical-bottomed
pada rotor swing-out untuk sedimentasi sel. Tabung tipe ini akan
mendapatkan sel lebih efektif dan supernatant yang disingkirkan. Semua
tabung yang digunakan dengan kecepatan tinggi sebaiknya beralas bulat.
Tabung pyrex dapat menahan gaya sekitar 2000 x g, sedangkan tabung
corex dapat digunakan hingga 12.000 x g. polikarbonat atau polialomer
merupakan tabung plastik paling sering yang digunakan, tetapi perawatan
yang baik harus dilakukan apabila menggunakan solven organik.

13.2.9.5 Perawatan pencegahan


● Apabila bantalan pada bagian atas dan bawah motor tidak tersegel,
maka harus dilubrikasi sesuai dengan instruksi manufaktor.w
● Sikat harus diganti secara rutin dan diperiksa pemakaiannya. Harus
diganti apabila digunakan lebih dari 1,5 dari panjangnya. Saat
memasukan menggunakan sikat, tempatkan barang tersebut dalam
orientasi yang sama.
● Rotor, bucket, shield harus diperiksa apalah ada tanda-tanda stress
mekanik (retakan, korosi).
● Beberapa manufaktur mencantumkan tanggal kadaluarsa pada rotor
dan harus diperiksa secara rutin.
● Lubrikasi secara rutin area yang terkontak antara sentrifuge dan
tabung.
● Periksa secara berkala kondisi dari o-ring pada rotor dan ganti apabila
sudah rusak.
● Selalu ikuti instruksi manufaktor yang spesifik.

13.2.9.6. Mempersiapkan dan memasukan sampel


a) Periksa alat sentrifugasi dan tabung apakah ada pecahan sebelum
digunakan
b) Tutup tabung dengan tutup yang sesuai
c) Lap tabung bagian depan dengan desinfektan sebelum meletakan
tabung disentrifugasi: menyeka tabung merupakan hal penting apabila
bekerja dengan materi yang berbahaya untuk membatasi terbentuknya
cipratan atau pembentukan aerosol
d) Label tabung untuk identifikasi
e) Letakan tabung secara seimbang (counterbalance) pada alat
sentrifugasi
f) Sesuaikan kecepatan sentrifugasi bergantung pada sampel dan
instruksi manual
g) Tetap berada pada jarak yang aman apabila proses sentrifugasi sedang
berlangsung. Menggerakkan sentrifugasi saat digunakan dapat
menyebabkan ketidakseimbangan dan dapat menyebabkan cedera
h) Matikan sentrifugasi apabila goyang. Setelah menyalakan sentrifuge,
tetap berada dekat alat sampai mencapai kecepatan maksimal karena
ditakutkan harus diberhentikan. Beberapa sentrifugasi akan mati
secara otomatis apabila terdapat isi yang tidak seimbang
i) Buka tutup sampai setelah rotor benar-benar berhenti. Beberapa
sentrifugasi modern memiliki kunci yang tidak dapat terbuka sampai
rotor benar benar berhenti
j) Angkat tabung dengan hati-hati setelah berhenti. Angkat tabung
dengan hati-hati agar suspense tidak tercampur lagi. Periksa apakah
ada sampel yang tumpah atau ada tabung yang rusak. Apabila
terdapat tumpahan, bersihkan rotor.
k) Menyeka rotor dan alat sentrifugasi setelah selesai digunakan

13.2.10. Timbangan analitik


Timbangan analitik merupakan alat sederhana yang digunakan untuk analisis
kuantitatif dan digunakan untuk mengukur massa dari suatu benda. Alat ini
digunakan untuk menimbang sampel dan presipitat. Timbangan dapat menghasilkan
ukuran akurat hingga 4 angka desimal, misalnya 0,0001 gram
13.2.10.1. Bagian dari timbangan analitik
Tempat bekerja dari timbangan tertutup dalam ruang kaca. Pelat
dasar biasanya merupakan kaca hitam. Balok memiliki ujung tajam dari
batu akik. Permukaan ujung tajam ini menghadap kebawah dan meunpu
balok.
Timbangan laboratorium modern bekerja dalam prinsip restorasi
gaya magnet. Pada sistem ini, gaya yang diberikan oleh objek yang
sedang ditimbang diangkat dengan elektromagnet. Detektor mengukur
gaya gerak sebaliknya kearah bawah pada lapang magnetik.
13.2.10.2. Faktor yang dapat mempengaruhi keakuratan dari timbangan analitik:
1. Suhu: Sedikit saja perubahan suhu ruangan dapat menimbulkan
perubahan yang nyata dari berat sampel. Pengaturan suhu yang tepat
harus dilakukan sehingga timbangan analitik dapat memberikan
pembacaan yang akurat. Sebagai contoh, apabila suhu ruangan terlalu
tinggi, sampel dapat mengalami ekspansi ataupun kehilangan air
berlebih (“water weight”) karena mengalami penguapan. Apabila suhu
ruangan terlalu rendah, sampel dapat mengalami kontraksi ataupun
mengalami pengembunan air pada wadah sampel.
2. Getaran: Getaran dari kulkas, sistem ventilasi, ataupun peralatan lain
yang dapat menghasilkan getaran dapat mempengaruhi keakuratan dari
timbangan analitik.
3. Reaksi kimia: sampel bisa menjadi sangat sensitif terhadap sedikit
perubahan suhu dan tekanan udara. Sebagai contoh, apabila selembar
fosfor putih diletakkan di udara terbuka, dapat menimbulkan ledakan.
Terpaparnya sampel volatil terhadap kondisi tertentu dapat
menimbulkan reaksi kimia yang tidak hanya berbahaya namun juga
dapat mengubah keadaan sampel. Oleh karena itu, kita harus
memastikan bahwa sampel dalam kondisi inersia saat proses
penimbangan.
4. Arus udara: Arus/ aliran udara dapat mempengaruhi timbangan
analitik sebagaimana suhu dan getaran dapat mengubah pengukuran
dari sampel yang berukuran kecil. Perubahan tekanan udara karena
kipas pada plafon, air conditioners, dan pintu yang terbuka juga dapat
menyebabkan alat yang sensitif menunjukkan hasil pengukuran yang
keliru.

13.2.10.3. Kalibrasi dan Pemeliharaan:


Timbangan analitik harus selalu dikalibrasi agar dapat
memberikan pembacaan yang akurat. Kalibrasi sangat penting karena
menentukan akurasi dan kualitas pengukuran yang dicatat oleh timbangan
tersebut. Servis dan pemeliharaan dari peralatan selama masa pemakaian
harus selalu dilakukan untuk menjaga integritas dari hasil pengukuran.
Apabila hal tersebut dilakukan, hasil pengukuran yang diperoleh dapat
dipercaya, akurat, dan dapat dilakukan berulang.
Melakukan kalibrasi bertujuan untuk memastikan timbangan
memberikan pembacaan yang akurat. Walaupun pada umumnya timbangan
analitik memiliki fitur internal kalibrasi sendiri, banyak lab yang tetap
melakukan uji kalibrasi sendiri dengan menggunakan beban kalibrasi yang
tersertifikasi dimana hal tersebut dapat membantu pengguna untuk memilih
kalibrasi yang sesuai dengan lingkungan laboratorium yang spesifik mereka
miliki. Direkomendasikan untuk melakukan kalibrasi beberapa bulan sekali
untuk memastikan timbangan masih akurat.

13.2.10.4. Kesalahan Pengguna:


Pada kebanyakan kasus, hasil pengukuran yang salah terjadi
karena kesalahan penggunanya. Misalnya, pekerja lab mungkin
membiarkan sampel di atas meja, menyebabkan sampel terpapar elemen
yang ada di atmosfer; ataupun pekerja lab tidak melakukan kalibrasi alat
dengan baik sehingga mempengaruhi akurasi dari timbangan. Hal tersebut
juga yang menyebabkan kebanyakan laboratorium memiliki prosedur
sendiri untuk mempertahankan keadaan atmosfer standar untuk memastikan
pembacaan yang akurat dan mengurangi kemungkinan kesalahan karena
pengguna.

13.2.10.5. Cara Menggunakan Timbangan Analitik:


1. Pastikan alat sudah dikalibrasi dengan baik.
2. Pastikan apakah pan sudah setimbang. Sedikit saja kemiringan dapat
memberikan pembacaan yang keliru. Pekerja harus memperhatikan
indikator gelembung udara sebelum meletakkan kertas atau wadah
pada balance pan. Beberapa timbangan memiliki sekrup yang bisa
diputar untuk mengatur kesetimbangan.
3. Catatlah massa dari kertas ataupun wadah sebelum digunakan untuk
menimbang. Massa selembar kertas yang umumnya dapat diabaikan
harus tetap dicatat apabila instrumen yang digunakan memiliki presisi
sepersepuluh milligram. Tingkat presisi tersebut digunakan pada
laboratorium farmasetika dan farmasi, dimana perbedaan sebagian
kecil milligram saja dapat menimbulkan efek yang besar, diantara
menjadi pengobatan efektif ataupun menjadi berbahaya.
4. Jangan sentuh tare containers dengan tangan telanjang. Debu, sidik
jari, minyak, keringat, dan benda alami lainnya dapat menambah massa
pada kontainer dan mengubah hasil pengukuran. Direkomendasikan
untuk menggunakan tong, spatula, atau chemical wipes untuk
mencegah kontainer terkontaminasi.
5. Jangan bersandar pada meja ataupun mendorong alat. Instrumen
pengukur sangatlah sensitif terhadap getaran. Adanya gangguan pada
mesin yang halus didalam alat pengukur dapat menyebabkan
pembacaan yang keliru. Saat menggunakan alat, jangan menunggu
dekat, bersandar, dan menyenggol alat. Apabila sampel diletakkan
tidak seimbang, mengulangi prosedur lebih direkomendasikan
dibanding berusaha untuk menyeimbangkan dengan menyenggol alat.
6. Jangan lupa untuk selalu membersihkan dan mengatur ulang timbangan
analitik setiap selesai digunakan. Cairan dan bubuk dapat
meninggalkan residu yang dapat mempengaruhi pengukuran, sehingga
pembersihan timbangan harus dilakukan untuk menimbang sampel
berikutnya.

14. Fasilitas untuk Hewan Laboratorium


Penelitian tentang hewan dan fasilitas penelitian hewan sangat penting bagi
perusahaan untuk penelitian medis. Spesies hewan digunakan pada setiap tahap penelitian
mulai dari riset serta perkembangannya, uji keamanan, uji klinis, hingga sampai tahap
produksi- karena sistem biologis, struktur genetik, dan respon imun yang dimiliki oleh
hewan, memiliki kemiripan dengan manusia. Fasilitas penelitian hewan, dikenal sebagai
vivarium, adalah bangunan yang didesain khusus, mengakomodasi lingkungan dengan
kondisi terkontrol untuk memelihara hewan percobaan. Fasilitas penelitian hewan
berhubungan namun tetap memiliki perbedaan dari laboratorium riset pada umumnya.
Fasilitas yang dimiliki kompleks, dan mahal dalam pembangunan dan pengoperasiannya, tapi
sangat vital keberadaannya untuk mendukung usaha penelitian yang layak, aman, dan
berperikemanusiaan.
Baik fasilitas penelitian hewan yang dibangun berdekatan dengan bangunan
laboratorium, berupa bangunan terpisah tapi tetap terhubung dengan laboratorium, ataupun
berdiri sendiri, ketiganya sama-sama memiliki kesamaan.

14.1. Desain haruslah:


● Melalui arsitektur khusus dan sistem yang dimiliki oleh bangunan, dapat
mempertahankan kontrol lingkungan yang ketat terhadap fasilitas penelitian untuk
menghindari terjadinya kontaminasi atau masuknya patogen, dan mencegah terjadinya
outbreak penyakit infeksius, dan juga menghindari transmisi bau.
● Fasilitas yang pada dasarnya berhubungan dengan perawatan dan pemeliharaan
binatang percobaan.
● Mendukung pemeliharaan dan kebersihan.
● Terjadi sirkulasi untuk mengatur perputaran pekerja, binatang, material, persediaan,
dan limbah.
● Operator mampu mempertahankan kontrol lingkungan dan jalur sirkulasi untuk
mencegah kontaminasi dan infeksi.
● Ukuran dan sistem dari kandang disesuaikan dengan spesies binatang dan mengikuti
standar yang ditetapkan pada pedoman untuk merawat binatang (internasional/ lokal).
Hal tersebut mempengaruhi ukuran, suasana ruangan, dan alur sirkulasi.
● Penelitian dengan menggunakan binatang sangatlah sensitif, dan desain dari fasilitas
penelitian memerlukan tingkat keamanan yang tinggi untuk menjaga kerahasiaan dan
mencegah gangguan dari pihak tidak berwenang.
● Pemeliharan kondisi dari fasilitas ini haruslah terus menerus dan tanpa terjadi
gangguan.

14.2. Tipe Ruangan:


● Animal Housing Rooms (AHRs) - memfasilitasi kandang, tempat penyimpanan kain,
dan wastafel. Ruangan ini bisa dibangun sebagai ruangan tersendiri yang bisa diakses
melalui koridor ataupun rangkaian dari beberapa ruangan.
● Procedure Rooms - terdekat dengan AHR; merupakan tempat utama untuk aktivitas
penelitian. Lokasi yang dapat membantu peneliti untuk meneliti dengan keadaan yang
dapat dikontrol.
● Barrier Elements - airlocks, lockers, pass-through autoclaves. Menjadi pembatas
utama yang memisahkan lingkungan pemeliharaan hewan dengan lingkungan luar.
● Cagewash - lokasi untuk melakukan pembersihan, mendesinfeksi, dan aktivitas
pemeliharaan hewan. Lokasi ini didominasi oleh peralatan yang menghasilkan panas
dan lembab. Terdapat peralatan seperti pass-through rackwashers, tunnelwashers,
pass-through autoclaves, bedding dispensers dan pembuangan sampah, dan
pencucian serta pengisian botol.
● Cage Storage - cukup fungsional namun seringkali sangat memakan tempat, sehingga
ruangan ini seringkali diabaikan.
● Storage - ruangan untuk menyimpan makanan, kain-kain tempat tidur, dan peralatan
yang diperlukan untuk menghemat ruang dan mempermudah kerja.
● Quarantine - ruang AHR yang diisolasi, untuk binatang yang menjadi suspek sumber
infeksi.
● Dedicated Receiving Dock - tempat penerimaan hewan yang spesifik untuk spesies
hewan, sebaiknya disediakan elevator untuk hewan di dekat dock.
● Necropsy/ Perfusion - ruangan untuk critical support hewan dimana dilakukannya
prosedur post-mortem. Lokasinya harus berjauhan dengan area yang “bersih dan
steril”.
● Containment Facilities - sebuah fasilitas yang dikhususkan untuk menangani agen
biologis yang berpotensi infeksius. Fasilitas ini beroperasi dalam tekanan negatif
untuk mencegah udara menyebar ke lingkungan sekitar. Limbah dan limbah cair
ditampung secara terpisah dan di dekontaminasi.
● Barrier Facilities - Fasilitas untuk menangani spesies yang immunocompromised.
Fasilitas ini beroperasi dalam tekanan negatif untuk mencegah kontaminan menyebar
keluar.
● Veterinary Care - berfungsi sebagai laboratorium dan perawatan seperti operasi,
clinical chemistry, dan histologi.
● Veterinary Office Space - ruang kerja untuk staf veterinary care.
● Staff Support Areas - fasilitas dimana terdapat ruang istirahat, kafetaria, ruang kerja,
loker, dan toilet. Berfungsi untuk menunjang dokter hewan dan staf peneliti saat
beraktivitas.
● Mechanical/ Electrical Equipment Spaces - ruangan untuk peralatan mekanik, listrik,
dan alat komunikasi. Ruangan ini dibuat bertujuan untuk memisahkan ruangan
maintenance dari ruangan perawatan hewan.
● Corridors - berfungsi untuk menyatukan berbagai ruangan, selain itu koridor juga
harus cukup lebar agar rak hewan, troli, dan peralatan lainnya dapat lewat. Koridor
harus memiliki lebar sekitar 7'–0" to 8'–0". Koridor juga harus memiliki permukaan
yang tahan air sehingga mudah dibersihkan dan dirawat. Komponen pengaman seperti
bumper dan pelindung sudut seringkali ditambahkan untuk melindungi dinding dan
pintu.

14.3 Susunan Umum dari Fasilitas Hewan

Gambar: diagram model fasilitas hewan yang menunjukkan alur dan hubungan antar ruang

Important Attributes
1. Sistem sirkulasi internal membutuhkan alur yang terkontrol antara bersih - kotor (
atau supply - return).
2. Pada cage wash harus dipisahkan antara yang bersih dan kotor.
3. Fungsi kotor seperti necropsy dan quarantine harus diletakkan di dekat dock.
4. Tempat penerimaan binatang harus dipisahkan antara penerimaan dan pengeluaran.

14.4 Elemen Desain dan Arsitektur:


• Floor-to-Floor Height – tinggi dari lantai ke atap harus 8'–6" to 9'–0".
• Floor and Framing System – haruslah stabil, monolithic, konkret, dan bisa menahan
125 psf untuk menahan getaran. Lapisan lantai seperti epoxy terazzo atau resin lebih
direkomendasikan.
• Interior Walls and Partitions – harus bisa stabil dan bisa menahan penggunaan dan
cucian. Unit konkret dipilih karena kuat dan stabil. Terdapat banyak kombinasi dari
coating dinding, kebanyakan sebagai filler untuk permukaan yang halus, ditambah
dengan cement atau epoxy sebagai undercoating, dan epoxy sebagai top coating.
Tiang besi dan papan gypsum yang resisten terhadap kelembapan bisa digunakan tapi
ditambahkan proteksi seperti rails, bumpers, corner guards. Dinding harus memiliki
permukaan yang kedap dan mudah dibersihkan, baik dengan block filler
menggunakan cat latex, pelapis yang memiliki kualitas tinggi, atau panel solid.
• Doors – harus memillki lebar minimal 42” dan tinggi 84”. Pintu harus cukup tinggi
untuk mengakomodasi rak dengan peniup yang terintegrasi. Lebar pembukaan
bergantung pada kandang dan rak yang digunakan. Prinsip utama lainnya adalah
bagian-bagian dari pintu harus dikonstruksikan untuk mencegah pertumbuhan dari
vermin/ bakteri. Terdapat banyak sistem. Kualitas yang harus dimiliki adalah
soliditas, ketidakberadaan bagian atas dan bawah rails dari pintu; permukaan yang
mudah dibersihkan dan dirawat seperti epoxy painted steel, stainless steel, atau
fiberglass reinforced plastic (FRP); dan permukaan yang tidak bengkok ataupun
menyusut. Pintu haruslah dilindungi, dikunci, dan lain sebagainya.
• Ceilings – haruslah menggunakan papan gypsum yang tahan lembap, cat latex,
ataupun coating yang berkualitas tinggi, dan perlu adanya interseksi antar dinding dan
bukaan untuk memastikan kedap dari air dan udara.

14.5 Mechanical – Electrical – Plumbing System Elements:


• Secara keseluruhan sistem diatur oleh guideline yang telah diterima oleh internasional
dan lokal.
• HVAC adalah sistem yang utama (lihat juga WBDG High-Performance HVAC)
o Menjaga kontrol dari lingkungan melalui pengaturan aliran udara, kebersihan
udara melalui filtrasi, suhu, kelembapan, transmisi bau, dan mengontrol
kontaminan.
o Perubahan udara per jam, bisa beragam dari minimum 10 sampai 20, dengan
rata-rata 1.5 cfm/sf hingga tidak lebih 3 cfm/sf.
o Kualitas udara, tipe kandang, dan kepadatan kandang juga mempengaruhi
aliran udara.
o HVAC adalag sistem yang harus di backup untuk tetap beroperasi terus.
o Building Automation Systems (BAS) melalui Direct Digital Controls (DDC)
untuk mengontrol dan memonitor interaksi dari seluruh elemen pada HVAC
system. BAS membuat HVAC sistem menjadi responsif dan adaptif.
• Sistem perpipaan yang tampak, terdapat berbagai macam, diskret, dan independen.
Elemen paling penting adalah air untuk hewan, dan air yang digunakan untuk
membersihkan kandang dan rak. Sistem untuk air dispesifikasi untuk masing-masing
spesies air.
• Sistem listrik haruslah didukung dengan sumber yang kuat dan difasilitasi dengan
generator, terlindungi di lokasi yang rawan basah, dan di ruangan yang banyak
menggunakan komputer. Sistem listrik lainnya antara lain: pengaturan lampu,
keamanan, mengatur penggunaan air.

14.6 Relevant Codes and Standards


• ASHRAE Handbook—HVAC Applications, Chapter 16 Laboratories

• ARS Facilities Design Standards Manual ARS 242.1M by U.S. Department of


Agriculture, Research Education and Economics. (See Chapter 9.4 for BL3 and BL3
Ag facility design standards. See Chap. 9.6 for Testing and Certification
requirements.)

• Biosafety in Microbiological and Biomedical Laboratories (BMBL) 5th Edition by


U.S. Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and
Prevention and National Institutes of Health
• Guide for the Care and Use of Laboratory Animals by the Institute of Laboratory
Animal Resources, Commission on Life Sciences, National Research Council.

15.0 Commissioning of the Laboratory Facility:

Laboratory/ facility commisioning didefinisikan sebagai review sistematik dan proses


dokumentasi yang mendefinisikan secara spesifik komponen struktural laboratorium, sistem,
dan komponen sistem yang telah ada, diinspeksi, menjalani tes fungsional, dan memenuhi
standar nasional ataupun internasional. Prosedur untuk commissioning dan kriteria
penerimaan harus sudah ditentukan sebelumnya.

Aktivitas commissioning biasanya dimulai saat fase pemograman dari proyek dan
berlanjut saat tahap konstruksi laboratorium ataupun fasilitas. Commissioning agent haruslah
independen secara arsitektur, firma konstruksi yang terlibat dalam desain dan pembangunan
berperan sebagai institusi yang mengatur pembangunan dan perbaikan laboratorium.
Commissioning agent dapat merupakan agen eksternal dari institusi terkait dan harus
dilibatkan sebagai anggota dari tim desain; dimana keterlibatan agent di tahap awal
pemograman sangatlah penting.

Berikut ini adalah daftar referensi dari sistem laboratorium dan komponen yang
mungkin diikutsertakan dalam commissioning plan untuk uji fungsional, namun tergantung
dari tingkat fasilitas yang ingin direnovasi atau dibangun (akan berbeda-beda tiap fasilitas).

1. Building automation systems including links to remote monitoring and control sites
2. Sistem pengawasan dan deteksi elektronik
3. Kunci pengaman elektronik dan alat pembaca jarak
4. Sistem pemanas, ventilasi (supply and exhaust) and air-conditioning (HVAC)
5. High-efficiency particulate air (HEPA) filtration systems
6. Sistem dekontaminasi HEPA
7. HVAC and exhaust air system controls and control interlocks
8. Airtight isolation dampers
9. Sistem kulkas laboratorium
10. Sistem boilers dan steam
11. Sistem deteksi api, supresi, dan alarm
12. Domestic water backflow prevention devices
13. Sistem pemrosesan air (i.e. reverse osmosis, distilled water)
14. Liquid effluent treatment and neutralization systems
15. Sistem pipa drainase primer
16. Sistem dekontaminasi bahan kimia
17. Medical laboratory gas systems
18. Breathing air systems
19. Service and instrument air systems
20. Cascading pressure differential verification of laboratories and support areas
21. Local area network (LAN) dan sistem data komputer
22. Sumber tenaga normal
23. Sumber tenaga darurat
24. Sumber tenaga yang tidak terganggu
25. Sistem penerangan darurat
26. Lighting fixture penetration seals
27. Electrical and mechanical penetration seals
28. Sistem telepon
29. Airlock door control interlocks
30. Airtight door seals
31. Window and vision-panel penetration seals
32. Barrier pass-through penetration
33. Verifikasi terhadap integritas struktural: lantai konkret, dinding, dan atap
34. Verifikasi terhadap pelapis penahan: dinding, lantai, dan atap
35. Biosafety Level 4 containment envelope pressurization and isolation functions
36. Biological safety cabinets
37. Autoklaf
38. Sistem nitrogen cair dan alarm
39. Sistem deteksi air (e.g. adanya banjir di area penerimaan)
40. Decontamination shower and chemical additive systems
41. Sistem netralisasi dan cage-wash
42. Manajemen limbah

16.0 Akreditasi Fasilitas Laboratorium:


Laboratorium harus mengatur prioritas untuk menangani permasalahan emerging dan
re-emerging infectious disease diikuti pula dengan meningkatnya kebutuhan publik dan
tekanan yang ada. Untuk memastikan perawatan dan pemeliharaan dilakukan dengan baik
dan secara aman, seluruh laboratorium untuk penelitian biologis dan klinis harus diakreditasi
secara teratur.

Akreditasi laboratorium meliputi pemeriksaan secara sistematis terkait seluruh fitur


keamanan dan proses yang terjadi di dalam laboratorium (kontrol mesin, alat pelindung diri
dan kontrol administrasi). Pemeriksaan juga meliputi penerapan biosafety dan prosedur
lainnya. Akreditasi laboratorium merupakan pemeriksaan yang memastikan kualitas dan
keamanan dari laboratorium yang harus dilakukan secara teratur.

Akreditasi laboratorium membantu dalam memastikan:


1. Mesin diatur dengan baik dan berfungsi secara maksimal.
2. Pengaturan protokol administrasi khusus.
3. Alat pelindung diri yang digunakan sesuai saat melakukan aktivitas.
4. Dekontaminasi limbah dan material dilakukan dengan baik dan terdapat manajemen
limbah yang baik.
5. Prosedur yang baik terkait dengan keamanan laboratorium secara umum, meliputi
keamanan fisik, listrik, dan bahan kimia.

Fasilitas laboratorium penelitian dan klinis harus mempunyai alat untuk audit, survei,
dan inspeksi untuk memastikan kekonsistenan dalam melakukan akreditasi. Namun alat
tersebut harus fleksibel terhadap perbedaan prosedur yang dimiliki antar laboratorium namun
memiliki pendekatan yang konsisten terhadap institusi. Alat haruslah hanya digunakan oleh
anggota yang sudah terlatih dan tidak digunakan sebagai pengganti untuk sound professional
biosafety assessment. Salah satu contoh prototype alat pemeriksaan yaitu Bio safety Level 2
safety survey form dilampirkan sebagai referensi. Pada form tersebut meliputi pemeriksaan
keamanan umum laboratorium untuk biosafety level 1 diikuti dengan pemeriksaan dengan
parameter biosafety cabinet.
Temuan dari pemeriksaan, survei, atau inspeksi harus didiskusikan dengan staf dan
manajemen laboratorium. Di laboratorium harus derdapat staf yang bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa perbaikan telah dilakukan terhadap kekurangan-kekurangan yang
ditemukaan saat proses pemeriksaan. Akreditasi tidak boleh diselesaikan dan laboratorium
tidak boleh dilaporkan sebagai laboratorium yang fungsional, sampai kesalahan yang
ditemukan telah diperbaiki.
Chart 1 : For Biosafety Level 1 ( Pemeriksaan Keamanan Umum)

Lokasi …………………………………………………………………………………… Tanggal


…………………………………
Penanggung Jawab Laboratorium
………………………………………………………………………………………………………….
CHECKED ITEM (ENTER DATE OF CHECK) YES NO N/A COMMENTS
Laboratory Biosafety Level: ………
Proper signage: ultraviolet light, laser, Attach the appropriate Biosafety Level
Survey Form
radioactive material, etc. ..................
Appropriate biosafety guidelines available
and followed...........................................
Laboratory equipment properly labelled
(Biohazardous, radioactive, toxic, etc.) ..
Laboratory design
Designed for easy cleaning.........................
Room ultraviolet lights on interlock switch
All shelves secured.....................................
Bench-tops waterproof and resistant to
acids, alkali, organic solvents and heat.
Adequate illumination provided..................
Adequate storage space available and
appropriately used.................................
Gas cylinders
All cylinders secured...................................
Caps on reserve cylinders...........................
Asphyxiating and hazardous gases only in
ventilated rooms ....................................
Excess or empty cylinders present.............
Chemicals
Flammables stored in flammable storage
cabinet....................................................
Peroxide formers double-dated (received
and opened)...........................................
Chemicals properly segregated...................
Hazardous chemicals stored above eye
level........................................................
Chemicals stored on the floor.....................
Chemical containers left open.....................
All solutions properly labelled.....................
Mercury thermometers in use....................

Refrigerators/freezers/cold rooms
Food for human consumption present.......
Flammables in explosion-proof/-safe units
Labelled externally if containing
carcinogens, radioactivity and/or
biohazards..............................................
Cold-room has emergency release.............

CHECKED ITEM (ENTER DATE OF CHECK) YES NO N/A COMMENTS


Electrical equipment
Extension cords present.............................
Outlets earthed/grounded and with proper
polarity .......................................
Connections by sinks, under showers,
etc.........................................................
Equipment with frayed or damaged
wiring.....................................................
Overloaded outlets or electrical strips........
Power strips mounted off the floor.............
Proper fuses in conduits.............................
Electrical outlets near water sources meet
local codes.............................................
Earths/grounds present on electrical cords
Portable space heaters................................
Personal protective equipment
Eyewash available in laboratory..................
Safety shower available..............................
Personal protective equipment available
(Gloves, gowns, goggles, etc.) ...............
Occupants properly attired.........................
Laboratory coats, gowns, smocks, gloves and
other personal protective clothing not worn
outside the laboratory.............
Personal protective equipment available for
cryogenic storage.............................
Waste management
Evidence of improper waste disposal.........
Wastes segregated in proper containers....
Chemical waste containers tagged, labelled,
dated and kept closed............................
Chemical waste containers appropriately
handled and stored................................
Sharps containers used and disposed of
properly..................................................
No trash on floor.........................................
Waste disposal procedures posted in
laboratory...............................................

Occupational health and safety programmes available


Hazard communication...............................
Respiratory protection................................
Hearing conservation..................................
Formaldehyde monitoring...........................
Ethylene oxide monitoring..........................
Anaesthetic gas monitoring........................

CHECKED ITEM (ENTER DATE OF CHECK) YES NO N/A COMMENTS


General engineering controls
Laboratory airflow is negative to general
occupancy, corridor and office areas.....
Cup sinks or drains acting as vents............
Sink available for hand-washing.................
Exposed machine parts (pulleys, gears).....
Vacuum line has filters and traps on
laboratory benches................................
Backflow hazards to water supply..............
Distilled water systems in good condition...
Active and effective arthropod and rodent
control programme................................
General practices and procedures
Food for human consumption stored
outside the laboratory............................
Microwave oven(s) clearly labelled “No
Food Preparation, Laboratory Use Only”
Eating, drinking, smoking and/or applying
of cosmetics occurring in the laboratory
Pressurized glass containers taped or
shielded (i.e. vacuum traps) ..................
Mouth pipetting prohibited.........................
Mechanical pipetting devices available
and used.................................................
Protective laboratory clothing stored
separately from street clothing..............
General laboratory housekeeping
Glass containers stored on the floor...........
Trip hazards evident....................................
Clean absorbent pads on work surfaces.....
Broken glassware handled by mechanical
means (brush and dustpan, tongs, etc.)
Fire protection
Sprinkler heads free and unobstructed.......
Open penetrations in walls, ceiling, floor,
etc.
Wiring or tubing through door openings....
Minimum passage width of 1 m in
laboratory
Storage observed on ductwork or light
fixtures
Excess combustibles stored in laboratory...
Heated constant temperatur baths
Equipped with low water level and
overheat shutoff.....................................
Constructed of noncombustible
materials…….

Safety surveyor’s signature: ……………………………………. Date survey completed:


…………………………

Chart 2: For Biosafety Level 2: Laboratory safety survey

Location Date …………………………………


…………………………………………………………………………………………
Person in charge of laboratory
………………………………………………………………………………………………………….
CHECKED ITEM (ENTER DATE OF CHECK) YES NO N/A COMMENTS
Biological safety cabinet (BSC) Date:
Certification within last year .......................
BSC surface wiped down with appropriate Location:
disinfectant at beginning and end of each
procedure...................................... Brand :
Front grill and exhaust filter unobstructed...
Open flames used inside cabinet................ Type:
Vacuum lines have in-line filters and Serial No. :
disinfectant traps in use.........................
BSC compromised by room air or location
BSC used when there is potential for
creating aerosols....................................
Laboratory
Access limited and restricted to authorized
personnel...............................................
Entry limited to personnel advised of all
potential hazards....................................
Biohazard sign posted on laboratory door
as appropriate........................................
• Information on sign accurate and
current.........................................
• Sign legible and not defaced........
All doors closed..........................................
Decontamination
Decontaminant specific to the organism(s)
in use......................................................
All spills and accidents involving infectious
materials reported to the laboratory
supervisor..............................................
Appropriate decontaminant used during
spill clean-ups........................................
Work surfaces decontaminated before and
after each procedure, daily and after
spills.......................................................
Handling of contaminated waste
Infectious waste containers properly used....
Containers not overfilled.............................
Containers properly labelled and closed.....
Culture stocks and other regulated waste
properly decontaminated before disposal

CHECKED ITEM (ENTER DATE OF CHECK) YES NO N/A COMMENTS


Materials decontaminated outside the
laboratory transported in closed, durable,
leak proof containers according to local
rules and regulations........................
Mixed waste biologically decontaminated
prior to disposal as chemical or radiological
waste..............
Personal protection
Laboratory personnel reminded of
appropriate immunizations/tests for agents
handled................
Appropriate medical services contacted for
medical evaluations, surveillance and
treatment of occupational
exposures...................
Gloves worn when handling infectious
material or contaminated equipment.....
Face protection provided when working
outside the BSC with infectious material
Hands washed after removing gloves, after
working with infectious agents, before
leaving the laboratory............................
Antimicrobial agent available for immediate
first aid...................................................
Practices
BSC used when potential for creating
infectious aerosols/splashes exists.......
Biosafety manual prepared and adopted....
Personnel read, review and follow the
instructions on practices and procedures,
including safety or operations manual
(required for all personnel annually)......
Procedures performed so as to minimize
aerosols/splashes.................................
Needle-locking syringes/single-use needle
syringe
units used with infectious agents
Centrifuge cups and rotors opened only in a
BSC......................................................
Infectious specimens transported outside a
BSC in approved containers following
approved transport regulations..............
Facility
Hand-washing sink available near laboratory
exit......................................

Safety surveyor’s signature: ……………………………………. Date survey completed:


…………………………

Anda mungkin juga menyukai