1
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan pada saat ini memasuki era baru yaitu era pelayanan
UNS, 2012).
terbagi menjadi dua jenis yaitu laboratorium klinik umum dan laboratorium
sitologi, dan pembuatan preparat dengan teknik potong beku (Mardiana dan Ira,
2017).
Untuk itu diperlukan prosedur dan metode yang tepat sehingga dapat
Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
3
2008).
workshop atau pendidikan baik dari institusi atau lembaga yang berwenang.
yang akan diambil dan peralatan apa yang seharusnya dipakai. Seluruh tindakan
flebotomi harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan jumlah spesimen yang
analitik dan pasca analitik. Kesalahan yang sering terjadi pada pemeriksaan
laboratorium klinik pada tahap pra analitik yaitu 32-75%, analitik 13-32%,
sedangkan pasca analitik 9-31%. Tahap pra analitik meliputi persiapan pasien,
Diantara beberapa faktor pra analitik yang berpengaruh terhadap darah rutin
yang terlalu lama dapat menyebabkan hasil pemeriksaan menjadi meningkat atau
rangkaian proses pemeriksaan tersebut akurat dan sampel tidak dipengaruhi oleh
Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
4
terjadi pada saat fase pra-analitik, Salah satu kesalahan pra-analitik adalah dalam
diuji. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pada fase pra analitik meliputi
jelas, petugas juga memberikan informasi dan instruksi tindakan yang akan
bersih, kering, tidak mengandung sisa detergen, bahan kimia dan terbuat dari
sampel juga harus dilakukan dengan benar sesuai dengan standar. Sumber
kesalahan yang terjadi pada pengambilan darah yatu: tekanan pada tourniquet
yang terlalu lama menyebabkan analit keluar dan masuk ke dalam darah
sampel perlu dilakukan dengan cara yang tepat untuk menjamin kualitas sampel.
ditutup rapat dan mudah dibawa. Sampel harus segera dikirim ke laboratorium
Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
5
Penundaan yang terlalu lama dapat menyebabkan perubahan fisik dan kimiawi
wadah sampel. Semua pihak yang terlibat dalam proses pra analitik harus
proses pra analitik dan harus mengenali kemungkinan penyebab kesalahan pra
berfungsi uintuk melihat vena yang berada dibawah jaringan kulit dengan jelas.
memiliki lama dan waktu pelepasan yang berbeda-beda. Pada orang dewasa
biasanya dipakai pada salah satu vena yaitu fassa cubiti dan pada bayi ada dua
Prosedur pengambilan darah vena terdiri dari dua cara, yaitu setelah darah
masuk ke dalam jarum spuit lalu tourniquet dilepaskan dan ketika darah telah
masuk ke dalam spuit atau darah yang didapakan sudah mencapai jumlah yang
tourniquet yang diikatkan tidak segera dilepaskan atau dikendorkan maka akan
Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
6
Pada saat dilakukan pembendungan, pembuluh darah vena yang relatif lebih
tipis menjadi lebih lebar dan menyebabkan pori - pori lapisan dinding pembuluh
darah darah terbuka dan karena adanya tekanan hidrostatik yang memaksa cairan
untuk keluar melalui pori- pori dinding pembuluh darah sehingga dapat
pembendungan selama 1 menit dan 3 detik. Penelitian yang dilakukan oleh Ranza
vena terhadap nilai hematokrit didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
7
2. Tujuan khusus
D. Ruang Lingkup
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
8
F. Keaslian Penelitian
dengan pembendungan 1 menit dan 3 menit. Sig p < 0,001 dengan selisih
3,21%. Persamaan pada penelitian ini terletak pada variabel bebas yaitu
pada penelitian ini terletak pada variabel bebas yaitu lama pembendungan
vena selama 1 menit dan 3 menit. Perbedaan pada penelitian ini terletak
Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta