Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

PEMBUATAN SEDIAAN SOLID

OLEH :

1. Shintia Cristin Min Dala ( PO5303332200604)


2. Yufranci Naomi Liunesi ( PO5303332200611)
3. Marlin Yolanda Niab ( P05303332200597)
3. Gusti Wehelmina Henuk ( PO5303332200588)

KELOMPOK : VI

TINGKAT : II B

PROGRAM STUDI FARMASI

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah
Teknologi Sediaan Solid dengan judul “Pembuatan Sediaan Solid”. Penulis
tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada Ibu Yorida F. Maakh S.Si; Apt; M.Sc yang telah memberikan tugas
makalah ini sehingga penulis mampu membuat makalah sendiri, meski jauh dari
kata sempurna

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kupang, 21 Februari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. 1

BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................3
1.1 Latar Belakang......................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................4

BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................6
2.1 Komponen Sediaan Tablet...................................................................6
2.2 Granulasi Basah....................................................................................12
2.3 Granulasi Kering..................................................................................15
2.4 Cetak Langsung....................................................................................19

BAB III
PENUTUP......................................................................................................22

3.1 Kesimpulan............................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................23

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sediaan solid adalah Sediaan Obat yang memiliki wujud padat, kering,
mengandung satu atau lebih zat aktif yang tercampur homogen. Contoh sediaan
solid seperti tablet, kapsul,pil,serbuk, ovula, suppositoria. Pada makalah ini kita
membahas sediaan solid yaitu tablet. Sediaan farmasi ini terdiri dari campuran
antara zat aktif dan bahan tambahan atau eksipien yang ditunjukan untuk
pengobatan penyakit dengan mekanisme kerja terentu sesuai dengan khasiatnya.
Sediaan farmasi ini merupakan suatu formulasi yang spesifik antara zat aktif
dengan bahan tambahanya.

Masing –masing formulasi ini memiliki komposisi yang unik. Zat aktif
dalam sediaan farmasi memiliki sifat reaktif secara biokimia atau berkhasiat.,
sedangkan bahan tambahan dalam melakukan formulasi sediaan farmasi ini akan
menghasilkan berbagai macam jenis bentuk sediaan. Secara umum bentuk dari
sediaan farmasi ini adalah padat,semi padat, cair dan gas. Masing-masing sediaan
memiliki keunikan dalam hal karakteristik fisika dan farmasetiknya. Keragaman
dan keunikan dari bentuk sediaan inilah yang merupakan rancangan seorang
formulator dalam melakukan formulasi dan manufaktur untuk pemilihan dan
menghasilkan sistem penghantaran (drug delivery sistem) yang diharapkan sesuai
dengan tujuan dan kegunaanya. Ilmu yang berkaitan dengan desain atau
merancang sediaan farmasi ini disebut dengan farmasetika.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen dalam sediaan Tablet ?
2. Bagaimana Prinsip Pembuatan Tablet yang meliputi Granulasi basah,
Granulasi kering, dan Cetak langsung

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui komponen – komponen yang terdapat


dalam sediaan tablet
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami prinsip pembuatan tablet

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KOMPONEN SEDIAAN TABLET

Sediaan tablet terdiri atas zat aktif dan eksipien.ada beragam zat aktif dan
eksipien yang terdapat dalam berbagai formulasi sediaan tablet,masing-masing
mempunyai sifat fungsi tertentu.

1. Komponen Zat Aktif


 Pengaruh kelarutan
ada dua kelompok obat yang dapat diberikan secara oral dalam
bentuk tablet ;
 Obat yang tidak larut
Diharapkan bekerja local disaluran
gastrointestinal.misalnya antasida dan absorben.
 Obat yang larut
Diharapkan mempunyai efek sistemik setelah obat
terdisolusi didalam lambung atau intestinal,yang diikuti
dengan absorbsi.
Tujuan dalam mendesain kedua kelompok obat tersebut
adalah untuk obat yang tidak larut kerja obat terutama dipengaruhi
oleh fenomena pemukaan.jadi desain poduk yang segera terdispersi
merupakan faktor kritis dalam menghasilkan partikel yang halus
dengan luas permukaan yang besar.oleh sebab itu,sebagai
parameter kritis adalah : efek formulasi,granulasi dan tableting.
 Sifat zat aktif
Sifat ini dapat memberikan dasar yang rasional untuk
mendesain tablet tertentu,seperti disolusi cepat untuk zat aktif
yang mungkin diabsorbsi lebih besar dalam usus halus,atau
memerlukan bentuk enteric atau bentuk lain untuk perlindungan
lambung dan untuk suatu zat aktif yang tidak stabil dalam cairan
asam lambung.
 Struktur Kristal
Banyak zat aktif terdiri atas lebih dari satu bentuk Kristal
dengan pengaturan ruang yang berbeda.sifat ini dikenal sebagai
polimorfisa .bentuk polimorf yang berbeda dari satu solid berbeda
satu sama lain berkenaan dengan banyak sifat fisik seperti

6
kelarutan,disolusi,bobot jenis nyata,bentuk Kristal perilaku
padatan,sifat aliraran dan stabilitas keadaan solid.
 Ketersediaan hayati
Sebelum zat aktif secara efektif melewati dinding saluran
cerna,zat harus ada dalam larutan.zat aktif yang kelarutannya kecil
dalam kandungan saluran cerna pada atau diatas tempat
absorbs,kecepatan kelarutan zat aktif dalam saluran cena ini
merupakan pengendali proses yang mempengaruhi absorbsi.dalam
jenis sistem ini,zat aktif ada pada larutan pada kecepatan
lambat,absorbs hampir segera terjadi dan bukan merupakan tahap
pembatas kecepatan absorbs.
 Dosis zat aktif
Dosis zat aktif yang diberikan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap desain dan formulasi bentuk sediaan tablet.dalam
sediaan tablet,dosis yang sangat kecil seperti tablet
kontrasepsi,keseragaman dan kestabilitas kandungannya menjadi
sangat penting,akan tetapi,pengaruh sifat-sifat zat aktif pada bentuk
sediaan minimal.jika dosis meningkat pengaruh cirri-ciri zat aktif
pada tablet juga akan meningkat.

2. Komponen Bahan tambahan

Eksipien adalah bahan yang tidak aktif yang dibuat bersamaan dengan
bahan aktif dari suatu obat-obatan yang bertujuan untuk meningkatkan volume
(bulking up) bahan aktif tersebut. Eksipien disebut juga dengan pelarut (diluent)
atau "pengisi" (filler). Dengan meningkatkan volume obat tanpa menambah dosis
bahan aktifnya memungkinkan obat untuk dikonsumsi lebih mudah. Eksipien
tertentu juga berfungsi untuk melarutkan bahan aktif obat yang sukar untuk
dilarutkan sehingga mempermudah penyerapan di dalam tubuh.[1] Fungsi lainnya
dari eksipien yaitu mempermudah penanganan obat (terutama jika bahan aktif
sukar untuk mengalir atau bersifat lengket terhadap kemasan atau mesin pembuat
obat), meningkatkan ketahanan terhadap perubahan temperatur lingkungan
sehingga mencegah denaturasi, dan memperpanjang usia simpan. Jenis eksipien
sangat tergantung dengan jenis bahan aktifnya dan cara obat dikonsumsi.

7
Contoh eksipien menurut fungsinya antara lain:

1. Pengisi : Laktosa

Keuntungan :

Laktosa merupakan eksipien yang baik sekali digunakan dalam tablet yang
mengandung zat aktif konsentrasi kecil karena mudah melakukan pencampuran
yang homogen. Harga laktosa lebih murah dari pada bahan pengisi lainnya
(Siregar, 2010). Umumnya memakai laktosa menunjukkan laju obat yang baik,
granulnya cepat kering, dan waktu hancurnya tidak terlalu peka terhadap
perubahan pada kekerasan tablet.

2. Pengikat : PVP (Polivinil Pirolidon)

Keuntungan :

Sebagai perekat yang baik dalam larutan air atau alkohol, memiliki kemampuan
sebagai pengikat kering (Banker and Anderson, 1986). Berdasarkan penelitian
Muktamar (2007), PVP bagus untuk proses penggranulan, hasil granul lebih cepat
kering, memiliki sifat alir yang baik, sudut diam minimum, menghasilkan halus
lebih sedikit dan daya serapnya lebih baik sehingga dapat menghasilkan tablet
yang lebih bagus. PVP dapat membentuk kompleks dengan bebagai molekul
sehingga banyak obat-obat yang kelarutannya meningkat dengan adanya PVP,
dimana PVP lebih lemah sehingga lebih mudah melepaskan obat.

3. Lubrikan : Magnesium stearat

Keuntungan:

Menurut penelitian Deniar (2010), magnesium stearat memiliki keuntunganya itu


tidak higroskopis.

Kerugian :

Tablet asetosal dengan Mg stearat lengket, harus digunakan asam stearat (yang
mikronize karena fungsi lubrikan adalah antar partikel sehingga jika halus akan
terselimuti olehl ubrikan). Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%.
Jika terlalu besar akan terjadi laminatin (Lachman, 1994). Sifat hidrofobik dari
magnesium stearat akan menahan proses pecahnya tablet sehingga obat sulit
terdispersi dalam medium air

8
4. Glidan : Bicara

Kelebihan :

Dapat memperbaiki daya aliran bahan yang akan ditabletisasi, mengurangi


penyimpangan massa, meningkatkan ketepatan ukuran tabet dan dapat
mengurangi keterikatan antar partikel pada saat di cetak sehingga sifat alir yang
baik.

Kekurangan : tidak dapat dicampurkan dengan komponen amonium kuartener,


dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet

5. Desintegran : amilum

Kelebihan :

Sebagai bahan penghancur karena granulanya mampu mengembang apabila


kontak dengan udara dan amilosa, aksi kapiler yang lebih dominan dari
pengembangan, dan juga dapat menghasilkan gaya tolak antar partikel antara
tablet konstituen apabila kontak dengan udara dan bagian hidrofilik dari amilum

6. Penyerap : Aerosil

Keuntungan :

Terdispersi tinggi, memiliki luas permukaan spesifik yang tinggi dan terbukti
sangat menguntungkan sebagai pengatur aliran. Aerosil dapat mengatasi partikel
satu sama lain sehingga mengurangi gesekan antar partikel.

7. Pengawet : Metil Benzoat

Keuntungan:

Metil paraben lebih sering digunakan karena zat ini mudah larut dalam udara
sehingga mudah menyatu dengan bahan-bahan lain ketika dalam pembuatannya,
Mencegah pertumbuhan bakteria dan menghindari produk kosmetik daripada
berkulat

8. Antioksidan : asam askorbat

Keuntungan:

Mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraseluler

9
Bahan tambahan pada obat

Eksipien (Bahan tambahan pada obat) Tablet dan Kapsul

1. Pengencer (pengisi)

Sebagai pengisi dalam tablet atau kapsul sehingga sediaan menjadi lebih besar.

Contoh : laktos, gula, manitol, sorbitol, sukrosa, garam anorganik seperti garam
kalsium. Polisakarida seperti mikrokristalin selulosa.

2. Pengikat

Bahan pengikat dalam pengikatan, fungsi merekatkan serbuk menjadi satu granul
untuk pencetakan tablet. Bahan pengikat yang digunakan dalam formulasi tablet
yang memberikan gaya kohesif yang cukup pada serbuk antar partikel eksipien
sehingga membentuk struktur tablet yang kompak dan kuat setelah pencetakan.
Bahan tidak boleh menahan disintegrasi tablet maupun zat aktif untuk diabsorbsi.

Contoh: gula, glukosa, sirup, polimer, gum, tepung, gelatin, selulosa, PVP
(polyvinylpyrrol-pyrrolidone), poly-methycrylate (EudragitTM).

3. Meluncur

Glidan atau zat pelicin berfungsi meningkatkan alir granul dari hopper mesin
cetak tablet ke dalam gedung pencetakan. Ini sangat penting karena sifat
mempengaruhi berat dan dosis tablet.

Contoh: silika halus, magnesium sterat dan serbuk talk

4. Disintegran

Untuk membantu memecahkannya tablet dalam saluran pencernaan. Disintegran


merupakan eksipien yang berfungsi untuk membuat hancurnya tablet ketika
terjadi kontak dalam saluran tertentu. Disintegran bekerja dengan menarik air ke
dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian
kecil.

Contoh: pati (amilum), (polyplasdone XL), Microcrystalline cellulos

10
5. Lubrikan

Cetak untuk menurunkan antara granul dan rongga di mesin tablet selama
pencetakan dan pengeluaran tablet di mesin cetak.

Contoh : Tidak larut dalam air

6. Antiadherents

Untum masalah pada pencetakan seperti memilih.

Contoh: tepung jagung, metal stearate, sodium lauril sulfat

7. Pewarna

Untuk membuat tablet agar menarik dan berfungsi juga untuk dijelajahi. Warna
pada tablet harus selaras dengan rasa. Misal tablet vitamin C rasa jeruk seharusnya
berwarna oranye atau kuning, akan jadi aneh bila berwarna merah.

Contoh: manitol dan aspartam

2.2 Granulasi Basah

Granulasi basah ialah proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau
campuran serbuk dalam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang

11
akan menghasilkan aglomerasi atau granul, sedangkan granulasi kering adalah
proses granulasi serbuk tanpa menggunakan cairan granulasi

A. Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan :

o Dapat meningkatkan kohesifitas dan kempressibilitas serbuk dengan


penambahan bahan pengikat.
o Dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan
sulit dikompresi.
o Distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat aktif yang
mudah larut dan dosis kecil.
o Zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan
dalam cairan pengikat.
o Serbuk dapat ditangani tanpa menghasilkan kontaminasi udara (debu
dari serbuk).
o Mampu mencegah pemisahan komponen campuran selama proses.
o Dapat memperbaiki kecepatan disolusi zat aktif yang sukar larut
serta dapat menghasilkan kecepatan pelepasan yang termodifikasi
dengan pemilihan bahan pengikat dan bahan pembawa yang cocok.

Kerugian :

o Membutuhkan tempat yang luas, biaya yang tinggi, alat dan waktu
yang banyak.
o Memungkinkan terjadinya kehilangan bahan selama pemindahan ke
unit proses lainnya.
o Kemungkinan terjadinya kontaminasi silang lebih besar.
o Tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan
lembab.

B. Alur Pembuatan

12
Prosedur pembuatan tablet menggunakan metoda granula basah dapat
dijelaskan melalui alur atau tahap-tahapan berikut ini, yaitu:
1. Bahan aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan terlebih
dahulu dalam mesin penggiling. Sementara itu, untuk skala
laboratorium dapat dilakukan dengan pengayakan.
2. Campurkan bahan aktif, pengisi, pengikat kering, dan penghancur
dalam.

3. Tambahkan pelarut (air dan alkohol) untuk mengaktifkan pengikat


kering. Jika pengikat sudah dibuat sebagai cairan yang kental,
maka langsung tambahkan dalam campuran.
4. Massa yang lembap dibentuk menjadi granul dengan diayak
melalui pengayak dengan nomor mesh 6 – 12.
5. Granul kemudian dikeringkan pada suhu 50 - 60ᴼ C atau dalam
pengering lapis mengalir.
6. Granul yang kering kemudian diayak dengan pengayak nomor
mesh 18 – 20, lalu tambahkan penghancur luar, glidan, dan
lubrikan.
7. Lalu lakukan pengujian granul.
8. Massa granul siap dicetak.

C. Sifat Eksipien Granulasi Basah


1. Pengikat & Pelarut
Pengikat merupakan suatu bahan adhesif yang ditambahkan pada
formulasi tablet. Fungsi pengikat adalah untuk memberikan
kohesivitas yang diperlukan untuk mengikat partikelpartikel padat
di bawah pengempaan untuk membentuk suatu tablet yang
kompak. Dalam proses granulasi basah, pengikat meningkatkan
pembesaran ukuran partikel membentuk granul sehingga dapat
memperbaiki sifat alir massa yang akan dicetak. Pengikat juga

13
dapat memperbaiki kekerasan tablet dengan meningkatkan gaya
intragranular dan antar granular.
Pengikat dibedakan menjadi polimer alam dan polimer sintetis atau
gula. Pemilihan pengikat bersifat empiris dan tergantung pada
pengalaman terdahulu dari formulator. Sementara itu, jumlah
pengikat yang dibutuhkan ditetapkan dengan studi optimasi dan
merujuk kisaran konsentrasi pada buku-buku yang ada. Prinsip
terjadinya pembesaran partikel/aglomerasi karena gaya kohesif
yang disebabkan oleh jembatan cair yang terjadi antar partikel
padat. Disamping itu, pada awalnya terjadi juga gaya tarik antar
molekular, gaya van der waals, dan gaya elektrostatis. Dengan
demikian, semua gaya bekerja secara serentak dalam proses
granulasi basah.
2. Pengeringan Granulasi
Pengeringan adalah proses menghilangkan cairan dari suatu bahan
dengan menggunakan panas. Hal ini akan tercapai dengan
memindahkan cairan dari permukaan granul kedalam suatu fase
uap yang tidak jenuh. Pengeringan dalam pabrik farmasi
merupakan suatu unit proses dalam pembuatan granul dan
kemudian dicampur dan dicetak menjadi tablet atau kapsul. Dalam
melakukan proses pengeringan terhadap granul yang sudah
diproduksi, terdapat penggolongan terkait dengan alat
pengeringnya. Penggolongan ini didasarkan atas:
a. Pemindahan panas (kontak langsung dan tidak langsung).
b. Penanganan solid (pengering lapis statis, pengering lapisan
bergerak, pengering lapis mengalir, dan lain sebagainya).
3. Sifat granul
Granul yang baik ialah granul yang dapat mengalir bebas sehingga
dapat kemudian dikempa menjadi sediaan tablet. Semakin kecil
konsentrasi bahan pengikat, maka ukuran, viskositas dan massa

14
jenis semakin kecil, sehingga meningkatkan gaya kohesi antar
partikel granul atau serbuk.
Gaya kohesi yang tinggi menyebabkan granul sulit mengalir bebas.
Massa jenis yang kecil berarti bobot molekul juga kecil,
menyebabkan kurangnya pengaruh gaya gravitasi pada massa
tersebut, karena gaya kohesivitas lebih tinggi dari gaya gravitasi
sehingga granul tidak dapat mengalir bebas. (Anshory et al, 2007).

2.3 Granulasi Kering

Granulasi kering adalah proses pembentukan granul dengan cara


menekan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar,
bongkahan kompak atau lempengan yang berbentuk baik, kemudian
digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang
diinginkan.
A. Alur Pembuatan Tablet Metode Granulasi Kering
Pembuatan tablet dengan metode granulasi kering biasanya
melalui tahap-tahap berikut:
1. Zat aktif dan masing-masing eksipien dihaluskan terlebih dahulu dalam
mesin penggiling, misalnya mesin giling tornado mill
2. Zat aktif dan semua eksipien, yakni pengisi, pengkat kering, sebagian
disintegran, lubrikan dan glidan.
3. Campurkan serbuk pada no. 2 di kempa mesin besar khusus dan kuat yang
disebut “ mesin bongkah” (slugging machine) yang menghasilkan
bongkahan atau dengan mesin kompaktor gulung atau chilsonator yang
penghasilkan pipa atau lempeng campuran serbuk yang rapuh.
4. Bongkahan atau pipa lempeng tadi di ekstrusi melalui lempeng penyaring
18-20 mesh dalam mesin escillator granulator
5. Serbuk partikel halus yang dihasilkan no. 4 kembali dipadatkan dengan
mesin kompak
6. Bongkahan atau lempengan rapuh hasil no. 5 kembali di ekstruksi dalam
mesin oscillating granulator atau fitz mill
7. Granul hasil no. 5 dan 6 disatukan dan dicampur dengan fase luar
8. Masa kempa di kempa menjadi tablet

15
B. Teknologi Granulasi Kering Secara Kempa
Teknologi granulasi kering secara kempa terdiri dari dua metode
yaitu: pembentukan bongkah (sluging) dan pengompakan gulung.

1) Pembuatan Bongkah (Slugging)


Pembuatan bongkahan terdiri dari menghaluskan tiap
komponen (zat aktif dan eksipien) secara individu, mencampuri
kering seluruh komponen dan mengempa campuran serbuk menjadi
tablet besar atau bongkahan (slug) pada mesin kempa. Diameter
pons biasanya 2,5 cm atau lebih dengan permukaan datar digunakan
untuk membuat bongkahan tersebut. Kempaan bongkahan biasanya
dilakukan pada tekanan 4-6 ton dan kecepatan 10-30 putaran
permenit. Tonasi mesin tertentu dan waktu hunian diperlukan
tergantung pada sifat-sifat fisik ukuran serbuk dan spesifikasi
bongkahan. Setelah terbentuk bongkahan biasanya disimpan dalam
wadah, proses sampai bongkahan itu diperlukan untuk menjadi
granul akhir selanjutnya, granul akhir tersebut dicampur dengan
serbuk fase luar (disintegran, lubrikan,glidan) menjadi masa kempa
selanjutnya dikempa menjadi tablet.

2) Pembuatan Lempengan (kompaktor gulungan)


Tidak seperti metode bongkahan, zat-zat yang tidak
menunjukan sifat kunci serbuk sangat cocok untuk proses pemadatan
gulung (rol). Sifat kunci campuran serbuk yang dipersyaratkan untuk
pembuatan tablet kempa langsung adalah:
1. Daya kohesif baik
2. Karakteristik aliran granul baik
3. Rentang ukuran vertikal sempit
4. Pemisahan granul minimum
Apabila sifat kunci campuran serbuk tidak ada atau tidak
dapat dikembangkan dalam suatu cara ekonomis atau teknis kempa
langsung, teknologi granulasi kempa kering dapat digunakan proses
pilihan guna meningkatkan sifat-sifat kunci serbuk teknologi
pemadatan gulung memainkan suatu peran penting dalam pengadaan
produk bermutu dan pengendalian biaya.
Teknologi pengempaan gulung merupakan suatu proses
kontinu yang memberikan pengendalian dan efisiensi yang lebih
baik. Kompaktor gulung dilengkapi dengan alat pengendalian

16
tekanan pengempaan, kecepatan rol dan kecepatan mengandalkan
pembentukan ikatan interpartikulat.

Pembentukan ikatan granul dikarakterisasi dalam tahap-tahap yang


berbeda, yang biasanya terjadi dalam ururtan berikut:
1. Pengaturan kembali
2. Perubahan bentuk partikel
3. Pemecahan partikel menjadi
4. Pengikatan partikel-partikel

Perubahan bentuk elastic terjadi apabila partikel-partikel serbuk mengalami granul


suatu gaya atau tekanan yang di terapkan, gaya tekanan dibebaskan dari granul
berusaha untuk kembali ke bentuk aslinya. Suatu perubahan yang sama sekali
tidak kembali setelah tekanan dibebaskan disebut perubahan bentuk plastic.
Keduanya, perubahan bentuk elastic dan plastic dapat terjadi secara bersamaan,
tetapi salah satunya biasanya lebih menonjol.

Pengaturan kembali partikel


Pengaturan kembali partikel pada awalnya merupakan gerakan untuk mengisi
ruang celah. Udara mulai meninggalkan ruang celah campuran serbuk dan
partikel-partikel mulai bergerak bersama-sama lebih dekat sehingga meningkatkan
kepadatan campuran serbuk. Bentuk dan ukuran partikel merupakan factor kunci
dalam proses penyusunan kembali. Partikel-partikel bulat kurang dapat bergerak
dibandingkan partikel-partikel bentuk lain karena susunan awalnya yang lebih
dekat, perubahan partikel-partikel jika gaya kempa ditingkatkan. Perubahan
bentuk ini meningkatkan titik kontak antara partikel-partikel tempat ikatan terjadi
dan dijelaskan sebagai perubahan bentuk plastic.

Perubahan bentuk partikel pada titik kontak


Apabila suatu tekanan di terapkan pada suatu bahan/zat, terjadi perubahan bentuk
perubahan untuk yang hilang sama sekali (kembali ke bentuk asal) setelah
pembebbasan tekanan disebut dengan perubahan elastic. Apabila perubahan
bentuk tidak pulih kembali dengan sempurna setelah pembebasan tekanan, ini
disebut dengan perubahan bentuk plastic.

Fragmentasi dan perubahan bentuk


Pada tekanan yang lebih tinggi akan terjadi pecahan apabila tekanan di dalam
partikel-partikel menjadi cukup besar untuk memperbanyak retakan. Fragmentasi
meningkatkan jumlah partikel dan membentuk permukaan baru yang bersih,

17
menambah titik kontak, dan membentuk ikatan yang kuat. Ikatan partikel terjadi
jika terjadi perubahan bentuk plastic dan fragmentasi.

Desintegran ( penghancur)

Fungsi disintegran dalam formula tablet sangat berlawanan dengan fungsi bahan
pengikat. Makin kuat daya ikat bahan pengikat maka dipilih bahan penghancur
dengan daya hancur yang juga semakin besar. Disintegran bekerja dalam
formulasi tablet untuk membantu pecahnya tablet menjadi granul saat berada
dalam saluran cerna.

Beberapa mekanisme hancurnya tablet akibat pngaruh bahan penghancur yang


ditambahkan dalam formula tablet :

a. Disintegran dapat meningkatkan porositas dan keterbahasan


matriks tablet kompresi. Dengan demikian cairan saluran cerna
mampu dengan mudah menembus matrix tablet dan dengan
demikian memungkinkn terjadinya pemecahan tablet.
Contoh disintegran yang bekerja pada mekanisme ini yaitu :
Amilum, MCC, Natrium starch glycolate
Natrium starch glycolate -> merupakan garam natrium dari
karboksimetil eter dari amilum dan digunakan sekitar 5% w/w
sebagai disintegrn dalam formula tablet
b. Disintegran yang bekerja dengan mengembang disebabkan adanya
cairan berair, sehingga mempercepat disintegrasi tablet karena
kenaikan tekanan internal dalam matriks tablet. Biasanya
disintegran adalah polimer hidrofilik.
Contoh eksipien yang memfasilitasi disintegrasi tablet dengan
pengembangan dengan adanya cairan berair :
o Natrium starch glycolate
o Croscarmellose sodium

18
o Crospovidone biasanya digunakan konsentrasi 2-5% w/w
o Amilum pregelatinasi, biasanya digunakan dengan
konsentrasi 5% w/w
c. Disintegrasi tablet juga dapat dimediasi oleh produksi gas pada
saat tablet kontak dengan cairan berair. Mekanisme disintegrasi
tablet effervescent terjadi karena dalam formulasinya terdapat
kombinsi antara asam sitrat atau asam tartat dengan basa karbonat
ataupun bikarbonat.

2. 4 Cetak Langsung

Cetak atau kempa langsung adalah proses pembuatan tablet dengan cara
pengempaan Zat aktif dan bahan tambahan secara langsung tanpa perlakuan awal
terlebih dahulu. Metode ini dilakukan untuk sampel yang memiliki sifat mudah
mengalir dan sifat kohesinya sehingga memungkinkan untuk dikempa langsung
tanpa Granulasi basah atau Kering, seperti KCL,KL,NH4CL, dan Matenamin.

Secara umum, sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah
sebagai berikut:

a. Alirannya baik
b. Kompresibilitasnya baik
c. Bentuknya Kristal dan
d. Mampu menciptakan adhesifitas, dan kohesifitas dalam masa tablet
 KELEBIHAN DAN KETERBATASAN
Kelebihan :
a. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
b. Lebih singkat prosesnya,karena proses yang dilakukan lebih
sedikit,maka itu yang diperlukan untuk mengunakan metode
ini lebih singkat.Selain itu, tenaga dan mesin juga yang
digunakan lebiih sedikit
c. Dapat digunakan untuk bahan aktif yang tidak tahan panas
dantidk tahan lembab
d. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak
melewati proses granul,langsun menjadi partikel halus terlebih
dahulu

Keterbatasan :

19
a. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara bahan
aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi diantara
granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang
seragamnya kandungan bahan aktif didalam tablet
b. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa
langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula
agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang
dibutuhkanpun makin banyak dan mahal
c. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat betinteraksi dengan
obat seperti senyawa amin dan laktosa spay dried dan
menghasilkan warna kuning
d. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang
terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga
keseragaman zat aktif dan granular terganggu
e. Sulit dalam pemilihan ekspien karena ekspien yang
digunakan harus bersifat mudah mengalir, kompresibilitas
yang baik,kohesifitas, dan adhesifitas yang baik.
 PENGISI DAN PENGIKAT
Pemilihan ekspien sangat penting dalam memformulasi
tablet dengan metode cetak langsung ,misalnya pada
pemilihan pengisi dan pengikat. Bahan ini sering berlaku
sebagai keseluruhan massa,yang berpengaruh pada
keberhasilan atau kegagalan formulasi. Pengisi pengikat
pada metode cetak langsung harus memiliki sifat
kompresibilitas dan fluiditas.
Disisi lain, pada bahan ekspien cetak langsung
seringkali lebih mahal dari pada pengisi dari metode
granulasi basah.selain itu,diperlukan penetapan spesifikasi
fungsionalitas pada sifat-sifat,seperti kompresibilitas,dan
fluiditas.
Pengisi :
Bahan pengisi yang digunakan disebut Filler-binder,yang memiliki
kemampuan meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa
Tablet. Untuk membuat bobot dan ukuran sesuai dan memperbaiki
komprebilitas dan sifat alir. Kriterianya, inert tidak aktif,stabil
tidak mempengaruhi,disolusi dan bioavaibilitas. Konsentrasinya 5-
80%,Laktosa memberikan pelepasan dan laju disolusi zat aktif
dengan baik
Pengisi hidrofilik seperti amilum meningkatkan disolusi zat aktif

20
Bahan pengisi (diluent) bekerja untuk memperbesar volume dan
mudah di cetak dan dibuat.Ditambahkan jika Zat aktifnya sedikit
atau sulit di kempa.
Contoh bahan pengisi yaitu,laktosa,pati,kalsium fosfat dibase dan
selulose mikrokristal

Pengikat (Desintegrator)
Untuk menambah kohesivitas pada serbuk sehingga
mengadakan ikatan yang penting untuk membentuk granul. Gelatin
digunakan sebagai bahan pengikat secara kempa langsung dengan
konsentrasi 1% - 5%.Pengunaan bahan penghancur dan bahan
pengikat dalam jumlah tertentu akan mempengaruhi kualitas dari
Tablet
Contoh bahan pengikat : gom akasia,gelatin,sukrosa, povidon, dan
lain sebagainya

 ALUR PEMBUATAN
Pada pembuatan tablet menggunakan metode cetak langsung lebih
mudah dan cepat.Bahan-bahan tersebut langsung dapat dihitung
dan ditimbang kemudian diayak masing-masing bahan.Campur
bahan tersebut sampai homogen.lalu lakukan uji granul.Jika pada
pengujian granul telah memenuhi syarat, maka dapat segara
lakukan pencetakan tablet.
Atau:
a. Masing-masing zat aktif dan ekspien dihaluskan terlebih
dahulu dalam mesin penghalus
b. Seluruh serbuk dicampur bersama-sama alat pencampur
c. Campuran serbuk yang telah homogen dikempa dalam mesin
tablet menjadi tablet jadi

 Faktor-faktor yang mempengaruhi pada pengembangan formula


a.sifat kompresi bahan baku aktif
b. stabilitas fisika dan kimia bahan baku aktif selama proses
pembuatan
c. ukuran partikel dan bahan-bahan aktif maupun ekspien.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sediaan solid adalah Sediaan Obat yang memiliki wujud padat, kering,
mengandung satu atau lebih zat aktif yang tercampur homogen. Contohnya tablet,
Formulasi tablet terdiri dari zat aktif, pengisi, pengikat, penghancur, glidan,
lubrikan,pewarna, pemberi rasa dan pemanis.

Granulasi basah ialah proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau
campuran serbuk dalam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang
akan menghasilkan aglomerasi atau granul, sedangkan granulasi kering adalah
proses granulasi serbuk tanpa menggunakan cairan granulasi.

Sifat eksipien granulasi basah terdiri atas Pengikat dan pelarut, Pengeringan
Granulasi, dan sifat granul.

Granulasi kering adalah proses pembentukan granul dengan cara menekan massa
serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar, bongkahan kompak
atau lempengan yang berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga
diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/246362935/Laporan-Tablet-1

https://pdfcoffee.com/laporan-kempa-langsung-pdf-free.html

https://gudangilmu.farmasetika.com/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Eksipien

https://id.scribd.com/document/394866560/GRANULASI-KERING-
MAKALAH-TEKNOLOGI-SEDIAAN-SOLID-docx

23

Anda mungkin juga menyukai