Anda di halaman 1dari 17

DEFINISI

Tim Gerak Cepat adalah Tim yang tugasnya membantu


upaya penanggulangan KLB/wabah (Permenkes 1501/2010)

Terdiri atas tenaga medis, epidemiologi kesehatan,


sanitarian, entomolog, tenaga laboratorium, serta
melibatkan lintas program/sektor dan masyarakat.

Ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atas


nama Bupati untuk tk kabupaten
TUGAS
Tim Gerak Cepat mempunyai tugas :

1. Deteksi dini KLB dan/ wabah


2. Merespon KLB dan /wabah
3. Penyelidikan epidemiologi
4. Pelaksanaan penderita
5. Pencegahan dan penanggulangan
6. Pemusnahan penyebab penyakit
7. Penanganan jenazah akibat
KLB/wabah
8. Penyuluhan kpd masyarakat
9. Melaporkan & membuat
rekomendasi penanggulangan
PERAN dan TANGGUNG JAWAB

EPIDEMIOLOG KESEHATAN :

1. Verifikasi laporan KLB


2. Menetapkan definisi kasus
3. Investigasi kasus
4. Identifikasi faktor resiko
5. Identifikasi dan koordinasi cara pengendalian
6. Dokumentasi tatalaksana kasus
7. Supervisi dan pengumpulan data
PERAN dan TANGGUNG JAWAB

SANITARIAN :

1. Identifikasi faktor resiko lingkungan terkait KLB


2. Intervensi faktor resiko lingkungan
3. Rekomendasi tindak lanjut upaya penanggulangan dan
pencegahan
PERAN dan TANGGUNG JAWAB
KLINISI :
a. Dokter :
1. Memberi petunjuk dan/ melakukan tatalaksana
kasus di faskes sesuai SOP
2. Menetapkan diagnosa
3. Menerapkan dan supervisi upaya pengendalian
infeksi
4. Mendokumentasikan kapasitas perawatan dan
pengobatan setempat
b. Perawat :
1. Membantu tatalaksana kasus
2. Membantu upaya pengendalian infeksi
3. Membantu dlm pengambilan spesimen
PERAN dan TANGGUNG JAWAB

c. Tenaga Laboratorium :

1. Melakukan pengambilan, penyimpanan,


pengepakan, pengiriman dan pemeriksaan spesimen
secara cepat dan tepat
2. Verifikasi hasil laboratorium
3. Menilai kapasitas lab setempat
PERAN dan TANGGUNG JAWAB

ADMINISTRATOR/LOGISTIK :

1. Mengatur perbekalan Tim


2. Mengurus kebutuhan akan keamanan anggota Tim
3. Mengurus kebutuhan pendanaan kegiatan Tim
4. Mengatur transportasi Tim
5. Mengatur komunikasi antar anggota Tim
PERAN dan TANGGUNG JAWAB

ENTOMOLOG :

1. Menyiapkan sarpras utk penyelidikan vektor


2. Identifikasi vektor
3. Surveilans vektor
KODE ETIK PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
(ETIKA dlm INVESTIGASI)

1. Menerapkan kode etik secara umum


- Persetujuan (inform consent)
- Menghormati harkat & martabat penderita
- Memperlakukan penderita scr adil & dilandasi moral
yg benar
- Menyampaikan maksud dan tujuan investigasi
- Memberikan manfaat & tdk merugikan penderita
2. Mempertahankan kerahasiaan (identitas, foto
penderita)
3. Melindungi kesehatan masyarakat (mencegah meluas)
4. Mempertimbangkan aspek agama dan budaya setempat
(misal : tatalaksana jenazah)
LANGKAH-LANGKAH PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI

1. Menegakkan atau memastikan diagnosis


2. Memastikan terjadinya KLB
3. Menghitung jml/insiden rate kasus berjalan
4. Menggambarkan karakteristik KLB (waktu, tempat,
orang/penderita)
5. Identifikasi sumber penyebab dan cara
penularan/penyebaran
6. Melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan
masalah agar tdk tjd perluasan kasus, sampai kematian
7. Melaporkan hasil PE dan membuat rekomendasi untuk
upaya pencegahan dan penanggulangan
INDIKATOR PROGRAM
PENANGGULANGAN KLB

1. Terselenggaranya SKDR KLB di unit-unit pelayanan,


wilayah puskesmas, kabupaten, provinsi, nasional
2. Deteksi dan respon dini KLB
3. Tidak terjadi KLB besar
PENTING UNTUK DIPERHATIKAN

- Untuk memperhatikan Algoritma/alur tatalaksana,


pelaporan, upaya pencegahan dan penanggulangan dari
setiap jenis kasus sebagai langkah kehati-hatian petugas
utamanya pada kasus penyakit menular dan berbahaya
- Patient safety dan Surveilans Officer Safety
TERIMA KASIH
KESEPAKATAN
1. Pembentukan Tim Gerak Cepat ( TGC ) KLB/wabah,
keracunan dan bencana didukung dengan SK Bupati
untuk tingkat Kabupaten, dilanjutkan sampai ke
tingkat puskesmas;
2. Rapid health assessment dilakukan pd setiap kejadian
KLB/wabah, keracunan dan bencana;
3. Kejadian KLB/wabah, keracunan dan bencana harus
dilaporkan, ditanggulangi, dan mendapatkan
pelayanan kesehatan kurang dari 24 jam setelah
kejadian;
4. Integrasi kegiatan surveilansi dengan pelayanan
kesehatan pd kejadian KLB/wabah, keracunan dan
bencana;
5. Menyiagakan Posyankes bencana di tiap puskesmas
pada kondisi rawan bencana;

Anda mungkin juga menyukai