oleh
Nova Detalia Saputri
NIM 182311101120
Laporan Tugas Program Profesi Ners Stase KDP yang disusun oleh:
Nama : Nova Detalia Saputri
NIM 182311101120
FAKULTAS KEPERAWATAN
Mengetahui,
PJ Program Profesi Ners, PJMK
Menyetujui,
Wakil Dekan I
Jember, 2019
TIM PEMBIMBING
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN
DAFTAR ISI
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi Gangguan Eliminasi Urine
2. Epidemiologi
3. Etiologi
4. Tanda dan Gejala
5. Patofisiologi dan Clinical Pathway
6. Penatalaksanaan Medis
7. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul (PES)
b. Perencanaan / Nursing Care Plan
8. Penatalaksanaan berdasarkan Evidence Based Practice
9. Daftar Pustaka
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Epidemiologi
Inkontinensia urin (UI) merupakan keluhan subjektif individu yang tidak
mampu menahan rasa berkemih sehingga memberikan dampak gangguan
kebersihan dan hubungan sosial individu (NIH, 1988 dalam Ismail, 2013). Dari
kondisi tersebut menyebabkan ketidaknyamanan serta distress pada individu.
Masalah UI tidak hanya dialami oleh lanisa, tetapi juga pada anak, remaja dan
orang dewasa. Prevalensi uneresis nocturnal pada anak usia 7 tahun sebesar 10%
dan 28% atlet wanita mengalami UI pada saat melakukan aktivitas olahraganya
(Bradway & Hernly, 1988 dalam Ismail, 2013). Data lain juga menunjukkan
bahwa UI paling sering dialami pada usia pertengahan (middle age) dan juga
lansia. Peningkatan jumlah UI pada usia dewasa muda sebesar 10-20% sedangkan
pada usia dewasa lanjut sebesar 20-30%. Dan peningkatan prevalensi terbesar
adalah terjadi pada lansia yaitu sekitar 30-50% (Chan & Wong, 1999 dalam
Ismail, 2013).
3. Etiologi
Etiologi gangguan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urine yaitu
sebagai berikut:
- Ketidakseimbangan intake cairan
- Adanya obstruksi
- Adanya infeksi pada saluran perkemihan
- Pertumbuhan jaringan yang abnormal
- Adanya masalah sistemik
BPH
Retensi urin
6. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:
a. Pemeriksaan urine (Urinalisis)
Pada pemeriksaan ini hal yang dikaji adalah:
- Warna: umumnya normal yaitu jernih
- pH: normal yaitu 4,6-8,0
- glokosa dalam kedaan normal negatif
- Ukuran protein normal sampai 10 mg/100ml
- Keton dalam kondisi normal yaitu negatif
- Berat jenis yang normal 1,010-1,030
- Bakteri dalam keadaan normal negatif
b. Tes darah
Pada pemeriksaan tes darah hal yang dikaji adalah BUN, bersih kreatinin,
nitrogen non protein, pencitraan radionulida, klorida, fosfat dan magnesium
meningkat.
c. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Alat yang digunakan untuk melihat adanya gangguan pada perkemihan,
yang menggunakan gelombang suara yang tidak dapat didengar, frekuensi tinggi,
dan memantul dari struktur jaringan.
d. Pielogram Intravena
Dilakukan dengan cara memvisualisasi duktus dan pelvis renalis serta
memperlihatkan ureter, kandung kemih dan uretra. Tindakan ini tidak bersifat
invasif.
e. Pengosongan Sitoureterogram (Volding Cystoureterpgram)
Tindakan yang dilakukan yaitu dengan mengambil foto saluran kemih
bagian bawah sebelum, selama, dan setelah mengosongkan kandung kemih.
Manfaatnya yaitu untuk mencari adanya kelainan pada uretra serta untuk
menentukan apakah terdapat refleks fesikoreta.
f. Arteriogram Ginjal
Tindakannya yaitu dengan cara memasukkan kateter melalui arteri femonilis
dan aorta abdominus sampai melalui arteri renalis. Zat kontras kemudian
disuntikkan ditempat ini, yang kemudian akan mengalir dalam arteri renalis dan
ke dalam cabang-cabangnya.
Indikasinya yaitu:
- Melihat stenosis renalis yang menyebabkan kasus hipertensi
- Mendapatkan gambaran dan suplai dari pengaliran darah ke daerah korteks
- Menetapkan struktur suplai darah giinjal dari donro sebelum melakukan
transplantasi ginjal.
- Mendapatkan gambaran pembuluh darah dari suatu neoplasma
7. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul (PES)
1) Hambatan eliminasi urine
Definisi: disfungsi eliminasi urin
Batasan Karakteristik
- Disuria - Inkontinensia urin
- Sering berkemih - Retensi urin
- Anyang-anyangan - Dorongan berkemih
- Nokturia
Faktor yang Berhubungan
- Penyebab multipel
2) Inkontinensia urinarius fungsional
Definisi: ketidakmampuan individu yang biasanya kontinen untuk
mencapai toilet tepat waktu untuk berkemih, sehingga mengalami
pengeluaran urine yang tidak disengaja.
Batasan Karakteristik
- Mengosongkan kandung kemih dengan tuntas
- Inkontinensia urine dini hari
- Sensasi ingin berkemih
- Berkemih sebelum mencapai toilet
Faktor yang Berhubungan
- Faktor perubahan lingkungan
- Kelemahan struktur panggul
3) Retensi urine
Definisi: pengoosngan kandung kemih tidak tuntas
Batasan Karakteristik
- Tidak ada haluaran urine - Menetes
- Berkemih sedikit - Inkontinensia aliran berlebih
- Distensi kandung kemih - Residu urine
- Sering berkemih - Sensasi kandung kemih penuh
Faktor yang Berhubungan
- Akan dikembangkan
Ata, Hatta. 2017. Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Eliminasi Urine
dan Fekal. [serial online] website: https://kupdf.net/download/asuhan-
keperawatan-pada-pasien-dengan-gangguan-eliminasi-urine-dan-
fekal_599502abdc0d608d5b300d1a_pdf diakses pada 02 Maret 2019.
Hartono, S. 2017. Laporan Pendahuluan Eliminasi Urine dan Fekal. [serial online]
website: https://docplayer.info/72152393-A-definisi-laporan-pendahuluan-
eliminasi-urine-dan-fekal.html diakses pada 02 Maret 2019.
Potter & Perry. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Volume 2. Jakarta:
EGC.