Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL

PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN


KEPERAWATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
DI RUANG TERATAI RS AMELIA
PARE KEDIRI

Disusun Oleh
Kelompok :
1. Ana Kurnialillah (202206101)
2. Endah Srirahayu (202206102)
3. Fitri Nur Hamidah (202206103)
4. Kiki Meilani (202206104)
5. M. Masyhari Hasan (202206105)
6. Rahma Lutfi Denada (202206106)
7. Vina Ngismatul M. (202206107)
8. Wahid Subakti (202206108)
9. Anisa Dian Ramadhani (202206109)
10. Alfiadri Bima Dientika (202206110)
11. Tri Puji Kurniawan (202206111)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING


PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN PROFESI NERS
DI RUANG TERATAI RS AMELIA PARE KEDIRI

Laporan Desiminasi Awal Praktek Manajemen Keperawatan Profesi Ners


di Ruang Teratai RS AMELIA Pare Kediri ini disusun untuk memenuhi
tugas pada Praktik Klinik Manajemen Keperawatan Program Studi Profesi
Ners STIKES Karya Husada Kediri :

Disusun Oleh
Kelompok :
1. Ana Kurnialillah (202206101)
2. Endah Srirahayu (202206102)
3. Fitri Nur Hamidah (202206103)
4. Kiki Meilani (202206104)
5. M. Masyhari Hasan (202206105)
6. Rahma Lutfi Denada (202206106)
7. Vina Ngismatul M. (202206107)
8. Wahid Subakti (202206108)
9. Anisa Dian Ramadhani (202206109)
10. Alfiadri Bima Dientika (202206110)
11. Tri Puji Kurniawan (202206111)

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Akademik Ketua Kelompok

Ns. Nian Afrian N., S.Kep.,M.Kep Wahid Subakti, S.Kep


NIDN. : NIM. : 202206108
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Discharge planning merupakan perencanaan yang dilakukan untuk

pasien dan keluarga sebelum pasien meninggalkan rumah sakit dengan

tujuan agar pasien dapat mencapai kesehatan yang optimal dan

mengurangi lama rawat inap serta biaya rumah sakit. Sebelum pemulangan

pasien dan keluarga harus memahami dan mengetahui cara manajemen

pembicaraan keperawatan yang dilakukan dirumah seperti perawatan

pasien yang berkelanjutan, sehingga dapat mengurangi komplikasi dan

meningkatkan kualitas akses pelayanan kesehatan (Padila et al., 2018).

Dengan adanya discharge planning pasien diharapkan dapat

mempertahankan kesehatan dan membantu untuk lebih

mempertanggungjawabkan kesehatan pasien secara mandiri (Nursalam,

2015).

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang secara

langsung terlibat dalam pelaksanaan discharge planning yang juga akan

menentukan keberhasilan dari pelaksanaan discharge planning. Perawat

yang tidak melaksanakan discharge planning dengan baik dan benar akan

memberikan dampak negatif terhadap kwalitas kesehatan pasien (Pribadi,

2019). Komplikasi atau kegagalan dalam memberikan discharge planning

akan beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup dan disfungsi

fisik, selain dari pada itu pasien yang tidak mendapatkan discharge
planning sebelum pulang terutama pada pasien yang memerlukan

perawatan dirumah seperti konseling kesehatan atau penyuluhan dan

pelayanan komunitas, biasanya akan kembali ke instalansi gawat darurat

dalam 24-48 jam. Dalam kondisi ini tentunya sangat merugikan pasien,

keluarga dan rumah sakit. Oleh karena itu pasien perlu dipersipakan dalam

menghadapi pemulangan (Proborini et al, 2019).

Rumah sakit di Indonesia telah merancang berbagai bentuk format

discharge planning. Namun discharge planning kebanyakan dipakai

dalam bentuk pendokumentasian resume pasien pulang berupa infromasi

yang perlu disampaikan kepada pasien yang akan pulang seperti intervensi

medis dan non medis yang sudah diberikan, jadwal kontrol, gizi atau

nutrisi, istirahat dan aktivitas, obat-obatan, perawatan luka, yang harus

dipenuhi dirumah. Untuk indentifikasi perencanaan pemulang pasien (P3)

atau discharge planning maka perlu di tetapkan mekanis medan kriteria,

misalnya antara lain usia, tidak ada mobilitas, perlu bantuan medis dan

keperawatan terus menerus, serta bantuan kegiatan sehari-hari (Sutoto et

al, 2017).

Discharge planning yang diberikan kepada pasien harus

berdasarkan kondisi kesehatan saat dirawat dan kebutuhan asuhan

berkesinambungan dan tindakan dirumah. Oleh karen itu, regulasi

pelaksanaan harus direncanakan secara matang agar dapat terintegrasi

antara Professional Pemberi Asuhan (PPA), Manajer Pemberi Pelayanan

Pasien (MPP) dan keluarga pelaksanaan discharge planning. Assement

pasien rawat inap harus dilakukan secara berkesinambungan termasuk


kebutuhan biopsipsikososial yang memerlukan waktu agak panjang,

sehingga rumah sakit perlu mengidentifikasi pasien yang membutuhkan

discharge planning dan menetapkan kriteria (Komite Akreditasi Rumah

Sakit, 2019).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah dilaksanakan proses discharge planning diharapkan pasien

mendapatkan pengetahuan mengenai penyakitnya sehinga mampu

melaksanakan perawatan di rumah secara mandiri.

1.2.2 Tujuan Khusus

1) Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan.

2) Mengidentifikasi masalah pasien.

3) Memprioritaskan masalah pasien yang utama.

4) Membuat perencanaan pasien pulang (mengajarkan perawatan di

rumah).

5) Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan.

6) Mendokumentasikan.

1.3 Manfaat

1) Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di

rumah.

2) Membantu pasien memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam

memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien.


BAB 2
TINJUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Discharge Planning


Discharge planning merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pelayanan kesehatan untuk membantu pasien dan keluarga dalam
menetapkan kebutuhan, mengimplementasikan serta mengkoordinasikan
reencana perawatan yang akan dilakukan setelah pasien pulang dari rumah
sakit sehingga dapat meningkatkan atau mempertahankan derajat
kesehatannya (Nursalam, 2015).
Discharge planning adalah proses mempersiapkan klien untuk
meninggalkan satu tingkat asuhan ke tingkat yang lain di dalam atau diluar
institusi layanan kesehatan saat ini (Kozier, 2011).
Discharge planning didapatkan dari proses interaksi ketika perawat
professional, dokter, pasien, keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan
mengatur kontunitas keperawatan. Perencanaan pulang akan menghasilkan
sebuah hubungan yang terintegrasi yaitu antara perawatan yang diterima
pada waktu dirumah sakit dengan perawatan yang akan diberikan setelah
pasien pulang (Junaidi, 2017).

2.2. Tujuan Discharge Planning


Menurut Nursalam (2015) tujuan dari dilakukan discharge planning adalah
sebagai berikut:
a. Untuk menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan
sosial, meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.
b. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien, membantu
rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain.
c. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan
serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan
pasien.
d. Menjelaskan rentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat.
Menurut Sarafina (2016) tujuan dilakukan discharge planning antara lain
untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis
dipulangkan ke rumah, menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada
pasien dan pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam
proses pemulangan, memfasilitasi pemulangan, memfasilitasi proses
pemindahan yang nyaman dengan memastikan semua fasilitas yang nyaman
dengan memastikan semua fasilitas pelayanan kesehatan yang diperlukan
telah dipersiapkan untuk menerima pasien meningkatkan tahap kemandirian
yang tertinggi pasien dan keluarga.

2.3. Manfaat Discharge Planning


Perencanaan pulang mempunyai manfaat sebagai berikut (Nusalam, 2015):
a. Memberi kesempatan kepada pasein untuk mendapat pelajaran selama
dirumah sakit sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu dirumah.
b. Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin
komunitas keperawatan pasien.
c. Mengevaluasi pengaruh dan intervensi yang tercena pada penyembuhan
pasien dan mengidentifikasi yang terencana pada penyembuhan pasien
dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan keperawatan baru.
d. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan untuk melakukan
keperawatan rumah.

2.4. Prinsip-Prinsip Dalam Perencanaan Pulang


Menurut Junaidi (2017) prinsip-prinsip dalam pelaksanaan discharge
planning yaitu pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang sehingga
nilai keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi,
kebutuhan pasien diidentifikasi lalu dikaitkan dengan masalah yang
mungkin timbul pada saat pasien pulang, prencenaan pulang dilakukan
secara kolaboratif karena merupakan pelayanan multidisip dan setiap tim
harus saling bekerjasama, tindakan atau rencana yang akan dilakukan
setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga/sumber daya
maupun fasilitas yang tersedia dimasyarakat, perencanaan pulang dilakukan
pada setiap sistem atau tatanan pelayanan kesehatan (Junaidi, 2017).
2.5. Faktor-faktor yang perlu dikaji dalam Discharge Planning
Faktor-faktor yang perlu dikaji dalam Discharge Planning adalah sebagai
berikut (Nursalam, 2015) :
1) Pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit, terapi dan perawatan
yang diperlukan.
2) Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam keluarga.
3) Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan
mereka memberi asuhan.
4) Bantuan yang diperlukan pasien.
5) Pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari seperti makan,
minum, eliminasi, istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri,
keamanan dari bahaya, komunikasi, keagamaan, rekreasi dan sekolah.
6) Sumber dan sistem pendukung yang ada di masyarakat.
7) Sumber finansial dan pekerjaan.
8) Fasilitas yang ada di rumah dan harapan pasien setelah dirawat.
9) Kebutuhan perawatan dan supervisi di rumah.

2.6. Tindakan Keperawatan Pada Waktu Perencanaan Pulang


Tindakan keperawatan yang diberikan pada waktu perencanaan pulang
menurut Purmasari & Ropyanto (2012) yaitu sebagai berikut:
a. Pendidikan (edukasi, redukasi, reorientasi)
Pendidikan kesehatan diharapkan bisa mengurangi angka kambuh dan
meningkatkan kekambuhan pada pasien. Program pendidikan yang bisa
dilakukan:
1. Keterampilan khusus: activity daily living, identifikasi masalah,
gejala pemecahan masalah yang timbul dalam kaitannya dengan
perawatan dirumah.
2. Keterampilan umum: komunikasi, pengelolaan kebutuhan eliminasi
motorik, pengelolaan emosi yang kontruktif, relaksasi, manajemen
stress.
b. Program pulang bertahap yaitu untuk melatih pasien kembali ke
kelingkungan keluarga dan masyarakat antara lain apa yang harus
dilakukan oleh keluarga.
c. Rujukan yaitu integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai
hubungan langsung antara perawat komunitas dengan rumah sakit,
sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien dirumah.

2.7. Jenis Pemulangan


Menurut Nursalam (2015) mengklasifikasikan jenis pemulangan pasien
sebagai berikut :
1) Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang
ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi.
Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan
dari pihak rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
2) Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan
akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien
perlu dirawat kembali, maka prosedur perawaatan dapat dilakukan
kembali.
3) Judical discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan
pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang,
tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerjasama dengan
perawat Puskesmas terdekat.

2.8. Dokumentasi
Menurut Iyer dan Camp (2005) dalam Supriyo (2006), sebuah format yang
memuat petunjuk yang mengingatkan pemberi pelayanan kesehatan yang
mengimplementasikan dan mendokumentasikan perencanaan pemulangan
merupakan hal yang sangat membantu. Perencanaan pemulangan sering
dicantumkan dalam format terpisah dalam rekam medis, format ini biasanya
berisi hal-hal berikut :
1) Pengkajian awal terhadap kebutuhan perencanaan pulang.
2) Usaha untuk menempatkan pasien pada fasilitas yang tepat agar
mendapatkan perawatan yang kontinyu atau untuk mengatur pasien agar
mendapatkan perawatan di rumah sesuai kebutuhan.

2.9. Prosedur Perencanaan Pulang


2.10.1. Persiapan
1) Karu melihat persiapan untuk discharge planning pada perawat
primer.
2) Perawat primer menunjukkan kelengkapan untuk discharge
planning (kartu, leaflet, resume) serta menyebutkan hal – hal yang
perlu diajarkan pada klien dan keluarga.
2.10.2. Pelaksanaan
1) Kepala ruangan membuka acara discharge planning.
2) Perawat primer mengucapkan salam.
3) Perawat primer menyampaikan pendidikan kesehatan tentang:
tanggal dan tempat kontrol, makanan, obat yang diminum,
perawatan luka, aktivitas, serta hal – hal khusus lain.
4) Perawat primer memberikan kesempatan pada perawat assosiate
untuk memberikan informasi tambahan yang diperlukan.
5) Perawat primer memberikan kesempatan pada klien dan keluarga
untuk bertanya serta melakukan evaluasi tentang hal – hal yang
telah disampaikan.
6) Perawat primer melakukan pendokumentasian.
2.10.3. Penutup
Karu memberikan reward kepada perawat primer dan perawat
assosiate.
BAB 3
RENCANA KEGIATAN

3.1 Rencana Kegiatan


Topik : Penyakit Diabetes Mellitus
Hari/tanggal : Jumat, 20 Januari 2023
Waktu : 09.30 WIB - Selesai
Tempat : Ruang Teratai
Media :
1) Status klien
2) Kartu discharge planning untuk klien
3) Sarana dan prasarana perawatan
4) Lembar balik

3.2 Pengorganisasian
Penanggung Jawab Kegiatan : Fitri Nur Hamidah, S.Kep
Kepala Ruangan : Vina Ngismatul Maula, S.Kep
Perawat Primer 1 : Endah Srirahayu Ningsih, S.Kep
Perawat Primer 2 : Fitri Nur Hamidah, S.Kep
Perawat Associate : Ana Khurnialillah, S.Kep
M. Masyhari Hasan, S.Kep
Rahma Lutfi Denada, S.Kep
Alfiadri Bima Dientika, S.Kep
Pembimbing Akademik : Ns. Nian Afrian Nuari, S.Kep.,M.Kep
Ns. Efa Nur Aini, S.Kep.,M.Kep
Pembimbing Klinik : Ns. Mardiani, S.Kep
3.3 Alur Discharge Planning
3.1 Alur discharge planning (Nursalam, 2015)

Pasien baru diterima oleh Karu dan PPK

PPK membawa status pasien, kemudian mengkaji,


Awal merencanakan dan mendelegasikan pada PA
Masuk
Rumah PPK menyampaikan: kemungkinan penyakit pasien,
Sakit perkiraan lama pasien dirawat, intervensi
keperawatan/medis yang biasa dilakukan di ruangan,
biaya perawatan,
PPK mengorientasikan ruangan kepada keluarga pasien.

Menyampaikan pendidikan kesehatan:


Konsep penyakit diabetes mellitus dan hipertensi
Terapi & intervensi yang akan diberikan
Pola diet
Aktivitas dan istirahat
Selama Tanggal & tempat kontrol
Perawatan Menjelaskan prosedur, manfaat, dan efek samping dari setiap
terapi dan intervensi yang akan diberikan pada klien &
keluarga:
Proses perawatan di ruangan
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yg adekuat
Mendokumentasikan

Perencanaan pulang

Keluar
Penyelesaian Program HE: Lain-lain
Rumah 1. Kontrol dan
administrasi
Sakit obat/perawatan
2. Diet
3. Aktivitas dan istirahat
4. Perawatan diri

Monitor (sebagai program servis savety) oleh : keluarga dan petugas.


3.4 Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
1. PPK menyiapkan status klien, kartu 5 Nurse PPK
discharge planning, format discharge menit Station
planning, resume keperawatan dan
leaflet
2. Karu menanyakan bagaimana persiapan 5 Nurse Karu
untuk discharge planning menit Station
3. PPK sudah siap dengan status klien,
kartu discharge planning, format PPK
discharge planning, resume keperawatan
Persiapan
dan leaflet
4. PPK menyebutkan masalah klien.
5. PPK menyebutkan hal-hal yang perlu PPK
diajarkan pada klien dan keluarga. PPK
6. Karu memeriksa kelengkapan
administrasi (meliputi : status, kartu Karu
discharge planning, format discharge
planning, resume keperawatan dan
lembar balik)
1. Karu membuka acara discharge 30 Bed Karu
planning. menit pasien
2. PPK menjelaskan tentang: PPK
 Tanggal dan tempat kontrol
 Diet khusus
 Aktivitas dan istirahat selama di
rumah
 Obat yang diminum selama di rumah
 Pemenuhan nutrisi pada penderita
diabetes mellitus (sesuai dengan
Pelaksanaan leaflet)
3. PA : PA
 memberi tambahan informasi jika
pasien pulang akan diberi kartu
discharge planning. PPK
4. PPK menanyakan kembali kepada klien
dan keluarga tentang materi yang telah PPK
disampaikan.
5. PPK memberikan lembar balik kepada
klien. PPK
6. PPK mengucapkan terima kasih.
Penutup Karu memberikan reward dan saran kepada 2 Nurse Karu
PPK dan PA menit station
3.5 Kriteria Evaluasi
3.8.1. Evaluasi Struktur
1) Persiapan dilakukan pada saat pasien MRS.
2) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
3) Penyusunan proposal.
4) Menetapkan kasus.
3.8.2. Evaluasi Proses.
1) Kelancaran kegiatan.
2) Peran serta perawat yang bertugas.
3.8.3. Evaluasi Hasil
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh pasien dan keluarga
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1. Pelaksanaan Kegiatan


Hari / tanggal : Jumat, 20 Januari 2023
Jam : 09.30 - Selesai
Pelaksana : Kepala Ruangan, PP 1, PA
Topik : Aplikasi peran pelaksanaan Discharge Planning
Tempat : Ruang Teratai RS Amelia Pare - Kediri
Sasaran : Pasien Ruang Kenanga 8 RS Amelia Pare - Kediri
Acara Dihadiri Oleh :
1) Pembimbing dari pendidikan sebanyak 1 orang.
2) Pembimbing dari ruangan sebanyak 1 orang.
3) Observer dari mahasiswa alih jenjang keperawatan sebanyak 4 orang.

4.2. Pengorganisasian
Penanggung Jawab Kegiatan : Fitri Nur Hamidah, S.Kep
Kepala Ruangan : Vina Ngismatul Maula, S.Kep
Perawat Primer 1 : Endah Srirahayu Ningsih, S.Kep
Perawat Primer 2 : Fitri Nur Hamidah, S.Kep
Perawat Associate : Ana Khurnialillah, S.Kep
M. Masyhari Hasan, S.Kep
Rahma Lutfi Denada, S.Kep
Alfiadri Bima Dientika, S.Kep
Pembimbing Akademik : Ns. Nian Afrian Nuari, S.Kep.,M.Kep
Ns. Efa Nur Aini, S.Kep.,M.Kep
Pembimbing Klinik : Ns. Mardiani, S.Kep

4.3. Hasil Evaluasi

4.3.1. Evaluasi struktur


Persiapan dilakukan 7 hari sebelum acara dimulai. Acara tepat waktu
sesuai jadwal pada gannt chart. Penetapan kasus sesuai dengan
proposal.
4.3.2. Evaluasi proses

No Waktu Kegiatan
1 10.00-10.15 WIB Pelaksanaan discharge planning berlangsung
2 10.20-10.40 WIB Diskusi dan klarifikasi dari supevisor serta pembimbing:

Mardiani, S.Kep,Ners
1. Pada saat pertama kepasien jangan lupa untuk patient
safety dari sebelum dan sesudah melakukan tindakan
cuci tangan/pakai handrub.
2. Tetap identifikasi nama pasien dengan melihat identitas
atau gelang pasien.
3. Sebelum memberikan petugas perhatikan dan tanyakan
siapa yang menunggu dan boleh mendengarkan
penjelasan tentang pasien.

Ns. Efa Nur Aini, S.Kep.,M.Kep


1. Saat menjelaskan lebih fokus ke diet pasien dirumah
saja.
2. Penjelasan penyakit tentang DM sekilas saja.
3. Saat menjelaskan lebih di modifikasi bahasanya biar
lebih mudah di pahami.

4.3.3. Evaluasi hasil


1) Kegiatan dihadiri 9 orang yang diundang.
2) Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan
tugas masing-masing.
3) Acara dimulai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Kegiatan berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan
baik.
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
5.1.1. Discharge planning (perencanaan pulang) merupakan suatu proses yang
dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang
dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan
kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang. Discharge
planning sebaiknya dilakukan sejak awal pasien masuk Rumah Sakit,
saat perawatan dan saat pasien pulang dari Rumah Sakit.
5.1.2. Pelaksanaan discharge planning yang dilaksanakan pada hari Jumat 20
Januari 202 terhadap pasien Ny.S dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Pada pelaksanaan telah disampaikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan saat di rumah, diet khusus, tanggal dan tempat kontrol, obat
yang diminum di rumah serta aktivitas dan istirahat selama di rumah.

5.2. Saran
5.2.1. Pendidikan kesehatan yang telah diberikan sebaiknya selalu diterapkan
sehingga klien atau keluarga dapat melaksanakan perawatan dengan
benar.
DAFTAR PUSTAKA

Junaidi. 2017. Anslsisi pelaksanaan discharge planning dan faktor-faktor determinanny


pada perawat di ruang rawat inap RSUD jambpk kabupaten pasaman barat.
Fakultas keperawatan. Universitas Andalas
Komite Akreditasi Rumah Sakit. 2019. SNARS 1.1 SNARS 1.1,53(9), 1689-1699.
https://kars.or.id/wp-content/uplouds/2020/07/proposal-bimbingan-SNARS-
edisi-1.1-rev-18-Des-19.pdf
Nursalam. 2015. Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktek keperawatan
professional. Jakarta: Salemba Medika
Padila et al,. 2018. Home visit berbasis sistem informasi manajemen telenursing. Jurnal
keperawatan silampri. 2(1), 217-315. https://doi.org/10.3151359/jks.v2i1.305
Proborini et al,. 2019. Penerapan discharge planning dengan pendekatan SNARS
terhadap kepuasan pasien ppok di RSUD Karangannya. Journal of health
studies, 3(1), 28-36. https://doi.org/10.31101/jhes.569
Purmasari, L.D, Ropyanto, C.B. 2012. evaluasi pelaksanaan perencanaan pulang
dalam jurnal nursing studies Vol 1 nomor 1. Hal.213-218.
Sutoto et al,. 2017. Standar nasional akreditasi rumah sakit SNARS edisi 1 Vol 1.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
PENDIDIKAN KESEHATAN

DIABETES MELLITUS

Disusun Oleh
Kelompok :
1. Ana Kurnialillah (202206101)
2. Endah Srirahayu (202206102)
3. Fitri Nur Hamidah (202206103)
4. Kiki Meilani (202206104)
5. M. Masyhari Hasan (202206105)
6. Rahma Lutfi Denada (202206106)
7. Vina Ngismatul M. (202206107)
8. Wahid Subakti (202206108)
9. Anisa Dian Ramadhani (202206109)
10. Alfiadri Bima Dientika (202206110)
11. Tri Puji Kurniawan (202206111)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Diabetes Mellitus

Sasaran : Ny. S dan Keluarga

Hari / Tanggal : Jumat, 20 Januari 2023

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang Teratai RS Amelia Pare Kediri

Penyuluh : Fitri Nur Hamidah, S.Kep

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penjelasan tentang penyakit diabetes melitus dan
perawatannya dalam waktu 20 menit, diharapkan sasaran mampu menjelaskan
tentang penyakit diabetes mellitus dan menerapkan perawatan yang tepat pada
diri sendiri dan anggota keluarga dengan penyakit diabetes melitus.

B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan akan dapat:
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan diabetes mellitus
2. Menyebutkan penyebab diabetes melitus
3. Menyebutkan tanda dan gejala diabetes melitus
4. Menyebutkan mengontrol diabetes melitus

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

D. Media
1. Lembar balik
E. Mekanisme Kegiatan

Waktu Tahap Pengajar Sasaran


5 menit Pembukaan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam dan
mengucapkan salam dan mendengarkan perkenalan
perkenalan 2. Mendengarkan
2. Menyampaikan topik dan tujuan 3. Menyetujui kesepakatan
penyuluhan kepada klien pelaksanaan penkes
3. Kontrak waktu dengan sasaran
20 menit Kegiatan inti 1. Memberikan kesempatan pada 1. Bertanya
klien untuk bertanya 2. Merespons
2. Menjawab pertanyaan 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan apa yang dimaksud
dengan diabetes mellitus
4. Menyebutkan penyebab diabetes
melitus
5. Menyebutkan tanda dan gejala
diabetes melitus
6. Menyebutkan mengontrol
diabetes melitus
5 menit Penutup 1. Memberi kesimpulan tentang
tujuan penyakit DM 1. Menjelasakan
2. Mengajukan pertanyaan 2. Memperhataikan dan
(evaluasi) pada sasaran tentang menjawab salam
materi yang sedang dilakukan
3. Menutup pertemuan dan memberi
salam penutup

F. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Klien menyepakati kontrak yang telah disepakati dan tersedianya media
penkes.
2. Evaluasi proses
Klien berpartisipasi selama kegiatan dan pelaksanaan sesuai dengan rencana.
3. Evaluasi hasil
- Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan diabetes mellitus
- Mampu menyebutkan penyebab diabetes melitus
- Mampu menyebutkan tanda dan gejala diabetes melitus
- Mampu menyebutkan mengontrol diabetes melitus
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
DIABETES MELLITUS

A. Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes mellitus biasa disebut dengan kencing manis merupakan salah satu
penyakit tidak menular. Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang
disebabkan oleh tingginya kadar gula darah dalam darah, yang disertai
dengan adanya kelainan metabolik (Tengah et al. 2017). Kadar glukosa
darah normal pada pagi hari sebelum makan atau berpuasa adalah 70-110
mg/dL darah. Kadar gula darah normal biasanya kurang dari 120-140 mg/dL
pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula
maupun mengandung karbohidrat (Irianto, 2015).

B. Penyebab Diabetes Melitus


Penyebab Diabetes Mellitus berdasarkan klasifikasinya (Muji raharjo,
2018):
1. Diabetes mellitus tipe I atau IDDM (insulin dependent diabetes mellitus)
adalah ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi cukup insulin,
sehingga glukosa di dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel.
2. Diabetes Mellitus tipe II atau NIDDM (Non insulin dependent diabetes
mellitus)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, faktor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II,
diantaranya adalah :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65
tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik
Hasil pemeriksaan glukosa dalam 2 jam pasca pembedahan dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. <140 mg/dl – normal
2. 140>200 mg/dl – toleransi glukosa terganggu
3. >200 mg/dl – diabetes.

C. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus


Gejala awal pada penderita DM
1. Polyuria (peningkatan volume urine)
2. Polidipsi (peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat besar
dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi
intrasel mengikuti dehidrasi eksternal karena air intrasel akan berdifusi
keluar sel mengikuti penurunan gradient konsentrasi ke plasma yang
hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran
ADH (antiduretic hormone) dan menimbulkan rasa haus.
3. Polifagi (peningkatan rasa lapar). Sejumlah kalori hilang kedalam air
kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk
mengkompensasi hal ini penderita seringkali merasa lapar yang luar
biasa.
4. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah,
katabolisme protein di otot dan ketidakmampuan seagian besar sel untuk
menggunakan glukosa sebagai energi

D. Cara Mengontrol Diabetes Melitus


1. Perilaku hidup sehat bagi penyandang diabetes melitus adalah
memenuhi anjuran (PERKENI, 2019):
a.Mengikuti pola makan sehat.
b. Meningkatkan kegiatan jasmani dan latihan jasmani yang
teratur
c.Menggunakan obat DM dan obat lainya pada keadaan khusus secara
aman dan teratur.
d. Melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) dan
memanfaatkan hasil pemantauan untuk menilai keberhasilan
pengobatan.
e.Mempunyai keterampilan mengatasi masalah yang sederhana, dan
mau bergabung dengan kelompok penyandang diabetes serta
mengajak keluarga untuk mengerti pengelolaan penyandang DM.
f. Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association (ADA). (2018). American Diabetes Association


Standards Of Medical Care In Diabetes –2018. https://diabetesed.net.
Diunduhpada 1 November 2020.
IDF, International Diabetes Federation Diabetes Atlas 7th edition, 2015.
Irianto, K. 2015. Memahami Berbagai Penyakit. Bandung: Alfabeta.
Isnaini, Nur & Ratnasari. (2018). Faktor Risiko Mempengaruhi Kejadian Diabetes
Tipe Dua. Jurnal Keperawatan Dan Kebidanan Aisyah. 14 (1), 59-68.
Keilmuan, Bagian, Keperawatan Keperawatan, Medikal Bedah, and Banda Aceh.
2011. “Manajemen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus.” Idea
Nursing Journal 2(2): 132–36.
PERKENI. 2019. Pedoman Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Militus Tipe 2 Di
Indonesia 2019. Indonesia
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2015, Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015.

Smeltzer Suzanne C., Bare Brenda G., Hinkle Janice L., Cheever Kerry H. (2013).
Keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth ed. 12; alih bahasa: Devi
Yulianti, Amelia Kimin; editor edisi Bahasa Indonesia: Eka Anisa
Mardella.Jakarta: EGC.
SKENARIO ROLE PLAY
DISCHARGE PLANNING

Personal :
1. Karu : Vina Ngismatul Maula, S.Kep
2. PP 1 : Fitri Nur Hamidah, S.Kep
3. PA : Rahma Lutfi Denada, S.kep

Sesi Sentralisasi Obat


Karu memanggil PP 1 untuk melakukan persetujuan discharge planning

Fitri Selamat siang pak hari ini pasien Ny S dengan Diabetes Mellitus dan
(PP1) Hipertensi rencana kami akan melakukan dicharge planning hari ni.

Vina Selamat siang Bu Fitri. Apa semua peralatan sudah di persiapkan


(Karu) untuk discharge planning hari ini ?”

Fitri Ya pak, Sudah siap semua.


(PP1)

Karu, Perawat Assosiate, dan PPK pergi keruangan dengan membawa


perlengkapan untuk dilakukan discharge planning.

Vina Selamat pagi bapak/ibu, disini kami mau menjelaskan dan


(Karu) menerangkan tentang dicharge planning atau rencana persiapan
pulang Ny.S mengenai sekilas tentang penyakit yang diderita, tanggal
kontrol, aturan diet baik obat maupun makanan yang boleh
dikonsumsi. Dan kami mau meminta persetujuan kepada keluarga
atau pasien

Karu mempersilahkan Perawat Konsultan Untuk menjelaskan discharge


planning

Fitri Selamat pagi, sebelumnya perkenalkan nama saya Perawat Fitri.


(PP1) Bapak/ibu disini saya mau menjelaskan dan menerangkan tentang
perencanaan pulang atau dicharge planning nggih bapak/ibu?

Kel Px Iya, suster. Saya setelah dijelaskan dan diterangkan saya sekarang
sudah tahu. Dan saya mau mensetujui untuk mendengarkan
penjelasan dari suster.

Fitri Perawat primer 1 menjelaskan semua yang dibutuhkan oleh pasien.


(PP1) Terima kasih atas kerja samanya. Jika ada yang kurang paham boleh
bertanya di ruangan perawatan.
Perawat Konsultan mempersilahkan Perawat Assosiate untuk memberikan
lembar discharge planning yang akan dibawa pulang dan ditanda tangani
terlebih dahulu. Perawat Assosiate memberikan lembar persetujuan
discharge planning untuk di tanda tangani

Rahma Permisi nggih bapak/ibu ini ada lembar discharge planning yang
akan dibawa pulang. Untuk lembar pemeriksaan penunjang terlampir.
(PA)

Kel Px Sudah yaa sus

Rahma Terimakasih nggih bapak/ibu


(PA)

Karu menutup kegiatan,,, Karu, Perawat Assosiate, dan PP 1 kembali lagi


ke ruangan dan mendokumentasikan hasil persetujuan dari kel px

Vina Terima kasih atas waktunya nggih bapak/ibu, semoga dengan


kegiatan hari ini bisa bermanfaat untu kita semua.. Mari bapak/ibu
(Karu)

Kel Px Iya sus

Anda mungkin juga menyukai