Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

TAHUN 2022

DI SUSUN OLEH:

1. Enita Retno Dewi (202106090414)


2. Evita Dwi Retno (202106090434)
3. Intan Ayu Restu (202106090413)
4. Lintang Ayu G. (202106090412)
5. Sadah Ahmad (202106090415)

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI TAHUN 2022

1
MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN
TAHUN 2022

LEMBAR PENGESAHAN

Di Susun Oleh :

1. Enita Retno Dewi (202106090414)


2. Evita Dwi Retno (202106090434)
3. Intan Ayu Restu (202106090413)
4. Lintang Ayu G. (202106090412)
5. Sadah Ahmad (202106090415)

Telah disahkan pada tanggal : ...........................................

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Mayasari Putri Ardela,S.Keb,Bd,M.Keb

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan merupakan salah satu profesi tertua sejak adanya peradaban umat
manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu
yang melahirkan. Peran dan posisi bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati
karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati,mendampingi,
serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
Bidan sebagai pekerja professional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja
berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik
pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang merupakan salah satu dari praktik
kebidanan tentunya seorang bidan memiliki hak dan kewajiban. Dalam hal ini asuhan
kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien
yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
1. Bertahap dansistematis
2. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.
Dua hal dasar yang harus dipenuhi, dimana ada keseimbangan antara tuntutan profesi
dengan apa yang semestinya didapatkan dari pengembanan tugas secara maksimal.
Memperoleh perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai
standar profesi dan Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah satu hak bidan
yang mempertahankan kredibilitasnya dibidang hukum serta menyangkut aspek legal atas
dasar peraturan perundang-undangan dari pusat maupundaerah.
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan
lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku (Kepmenkes No.900/Menkes/
SK/VII/2002).
Dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan kondisi masyarakat Indonesia, maka
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi
profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi
untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik
kebidanan.
Dalam melaksanakan tugasnya seorang bidan harus melakukan pelayanan asuhan
kebidanan secara sistematis agar pelayanan yang diberikan berkualitas. Sistematis adalah
sesuai dengan manajemen kebidanan yaitu merupakan alur pikir bagi seorang bidan dalam
memberikan arah atau kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam mempelajari manajemen kebidanan diperlukan pemahaman mengenai dasar-dasar
menajemen karena konsep dasar manajemen merupakan bagian penting sebelum kita
mempelajari lebih lanjut tentang manajemen kebidanan.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan manajemen kebidanan?
2. Bagaimana konsep manajemen kebidanan yang berkualitas?

C. Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan bidan untuk berfikir kritis dan bertindak dengan logis,
analisis dan sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan di tiap jenjang pelayanan
kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi/anak balita.

b. Tujuan Khusus
1. Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan
kebidanan yang efektif sesuai kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan
evidence based.
2. Sebagai pedoman cara pendokumentasian dari setiap asuhan kebidanan
yang diberikan di sarana pelayanan kesehatan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Pelayanan Kebidanan


1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian,
analisis data didagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi menurut
Buku 50 Tahun IBI 2007.
Menurut Depkes RI 2005 Manajemen Kebidanan adalah metode dan pendekatan
pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Helen Varney (1997) Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan
yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
Proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan
kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak,
kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh
ACNM (1999) terdiri atas:
1. Mengumpulkan dan memperbarui data yang lengkap dan relevan secara sistematis
melalui pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan setiap klien, termasuk
mengkaji riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik.
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis ber-dasarkan interpretasi data
dasar.
3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan
masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien.
4. Memberi informasi dan dukungan kepada klien sehingga dapat membuat
keputusan dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.
5. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
6. Secara pribadi, bertanggung jawab terhadap implementasi rencana individual.
7. Melakukan konsultasi perencanaan, melaksanakan manajemen dengan
berkolaborasi, dan merujuk klien untuk mendapat asuhan selanjutnya.
8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi dalam situasi darurat jika terdapat
penyimpangan dari keadaan normal.
9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan
merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

2. Sasaran Manajemen Kebidanan


Manajemen kebidanan tidak hanya diimplementasikan pada asuhan kebidanan
pada individu akan tetapi dapat juga diterapkan di dalam pelaksanaan pelayaanan

5
kebidanan yang ditujukan kepada keluarga dan masyarakat.manajemen kebidanan
mendorong para bidan menggunakan cara yang teratur dan rasional sehingga
mempermudah pelaksanaan yang tepat dalam mencagahkan masalah klien dan
kemudian akhirnya tujuan mewujudkan kondisi ibu dan anak yang sehat dapat 
tercapai.
Seperti  yang telah dikemukakan di atas bahwa permasalahan kesehatan ibu dan
anak yang ditangani oleh  bidan mutlak menggunakan metode dan pendekatan
manajemen kebidanan. Sesuai dengan lingkup dan tanggung jawab bidang maka
sasaran manajemen kebidanan ditunjukan kepada baik individu ibu dan anak, keluarga
maupun kelompok masyarakat.
Individu sebagai sasaran didalam asuhan kebidanan disebut klien.yang dimaksud
klien di sini ialah setiap individu yang dilayani oleh bidan baik itu sehat
maupun sakit.klien yang sakit disebut pasien.upaya menyehatkan dan meningkatkan
status kesehatan keluarga akan lebih efektip bila dlakukan melalui ibu baik didalam
keluarga maupun didalam kelompok masyarakat.didalam pelaksanaan manajemen
kebidanan,bidan memandang keluarga dan kelompok masyarakat sebagai kumpulan
individi-individuyang berada di dalam suatu ikatan sosial dimana ibu memegang peran
sentral.
Manajemen kebidanan dapat digunakan oleh bidan di dalam setiap melaksanakan
kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan kesehatan ibu dan anak dalam lingkup dan tanggung jawab.

3. Langkah-langkah dalam manajemen pelayanan kebidanan:


Langkah I , Pengumpulan Data Dasar yaitu Pengumpulan informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Anamnesa
• Biodata ( Nama, umur, alamat, pekerjaan, agama, pendidikan)
• Riwayat Menstruasi (menarche, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya darah
yang keluar, aliran darah yang keluar, mentruasi terakhir, adakah dismenorhe,
gangguan sewaktu menstruasi (metrorhagia, menoraghi), gejala premenstrual)
• Riwayat perkawinan ( kawin brp kali, usia kawin pertama kali)
• Riwayat Kesehatan ( Gambaran penyakit lalu, riwayat penyakit keluarga, riwayat
kehamilan sekarang)
• Riwayat Kehamilan, Persalinan &Nifas:
• Jumlah kehamilan dan kelahiran : G (gravid), P (para), A (abortus), H
(hidup).
• Riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan,
lamanya melahirkan, cara melahirkan.
• Masalah/gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan,
misal : preeklampsi, infeksi,dll)
• Bio-psiko-sosial spiritual
• Pengetahuan Klien

6
• Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital
• Pemeriksaan khusus ( Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi)
• Pemeriksaan penunjang ( Laboratorium, catatan terbaru dan sebelumnya)
Langkah II , Interpretasi Data Dasar
Dengan melakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi Standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Standar Nomenklatur Diagnosa Kebidanan:
a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
b. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
c. Memiliki ciri khaskebidanan
d. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan
e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan

Langkah III, Mengidentifkasi Diagnosa atau Masalah Potensial.


Langkah ini berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi.
Bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya
merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi. Merupakan langkah yang
bersifat antisipasi yang rasional atau logis.
Langkah IV, Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera untuk Melakukan Konsultasi, Kolaborasi dengan Tenaga
Kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
Langkah V , Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh Semua keputusan yang
dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid
berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang
apa yang akan dilakukan klien
Langkah VI , Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien
yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi
klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan
biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
Langkah VII , Evaluasi.
Evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi : pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

7
4. Tujuan Operasional suatu manajemen harus mengandung unsur-unsur:
• WHAT : Kegiatan apa yang akan dikerjakan harusjelas.
• WHO : Sasarannya harus jelas, siapa yang akan mengerjakan, beberapa yang
ingindicapai
• WHEN : Kejelasan waktu untuk menyelesaikankegiatan.
• HOW : Prosedur kerjanya (SOP) jelas, sesuai dengan SPK (Standar Pelayanan
Kebidanan).
• WHY : Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yangjelas
• WHERE : Kapan dan dimana kegiatan akan dilakukan terterajelas.
Jika perlu ditambah dengan : WHICH : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut
(lintas sektor walaupun lintas program yang terkait).

5. Langkah-langkah Manajemen Pelayanan Kebidanan dibagi 3, yaitu:


• Perencanaan
Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan kegiatan yang paling
pokok dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(landasan dasar)
Contoh: Jadwal Pelayanan ANC di posyandu, puskesmas dan rencana pelatihan
untuk kader dan nakes
• Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan menggolong- golongkan,
dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang
dan pendelegasian wewenang dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan.
Inti dari pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan atau
sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek personil, finansial, material dan tata cara
dalam rangka mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan.

Contoh : P2 (Pelaksanaan )

- Puskesmas
- PuskesmasPembantu
- Polindes danPembantu
- BalaiDesa
• Penggerakan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan iklim
kerja sama di antara pelaksanaan program pelayanan kebidanan sehingga tujuan
dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang manajer
pelayanan kebidanan mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah di sepakati.
Contoh:
- Pencatatan dan pelaporan ( SP2TP)
8
- Supervisi
- StratifikasiPuskesmas
- Survey

6. Perencanaan dalam Pelayanan


Seorang Bidan haruslah berfikir logikatik, anallitis, sistematik,teruji secara empiris,
memenuhi sifat pengetahuan umum yaitu : objektif, umum dan memiliki metode ilmiah.
Penerapan di dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan:
• Input
Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan
(Tenaga, Dana, Sarana).
• Man : Tenaga yang di manfaatkan. Contoh : Staf atau Bidan yangkompeten
• Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untukprogram
• Material : Bakau atau materi ( sarana dan prasarana ) yangdibutuhkan
• Metode : Cara yang di pergunakan dalam bekerja atau prosedurkerja
• Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatanprogram
• Market : Pasar dan pemasaran atau saranaprogram
• Proses
Semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan. Meliputi Manajemen
Operasional dan Manajemen asuhan.
• Perencanaan ( P1)
• Pengorganisasian ( P2)
• Penggerakan dan pelaksanaan,Pengawasan dan Pengendalian (P3)
• Out-Put
Cakupan kegiatan program:
• Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan kebidanan
(Memerator), dibandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi
sasaran program kebidanan(denominator)
• Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan (mulai
dari KIE, asuhankebidanan,dll)
Contoh: Untuk BPS Out-putnya adalah:
• Kesejahteraan ibu dan janin
• Kepuasan pelanggan
• Kepuasan bidan sebagai provider
• Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat yang diukur dengan
peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kebidanan yang ada di
sekitarnya (Posyandu, BPS, Puskesmas,dll) yang tersedia.
• Out – Come ( Impact)
Di pergunakan untuk menilai perubahan atau dampak ( impact ) suatu program,
perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan masyarakat

9
B. Lingkup Praktik Kebidanan
1. Ruang Lingkup dan Sasaran
Dalam melaksanakan praktik, bidan memberikan asuahan sesuao dengan kebutuhan
terhadap perempuan pada masa prakonsepsi, masa hamil, melahirkan dan postpartum,
maupun masa interval, melaksanakan pertolongan persalinan dibawah tanggung
jawabnya sendiri, dan member asuhan pada bayi baru lahir, bayi dan anak balita, dalam
rangka menyiapkan sumber daya manusia atau generasi penerus yang berkualitas.
Asuhan tersebut termasuk tindakan pemeliharaan, pencegahan, deteksi, serta intervensi
dan rujukan pada keadaan risiko tinggi, termasuk kegawatan anak. Sasaran pelayanan
kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat, yang meliputi upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan.
2. Lahan Praktik Pelayanan Kebidanan
BPS (Bidan Praktik Swasta), Puskesmas, Rumah Bersalin, dan Rumah Sakit.

C. Pengorganisasian Praktik Asuhan Kebidanan


1. Pelayanan Mandiri
Pelayanan mandiri adalah layanan kebidanan primer yang dilakukan oleh seorang
bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan
2. Kolaborasi
Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang
kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu uruatan dari sebuah
proses kegiatan pelayanan
3. Rujukan
Layanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan
ke sistem layanan yang lebih tinggi atau sabaliknya, yaitu pelayanan yang dilakukan oleh
bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan
rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat atau fasilitas pelayanan kesehatan lain
secara horisonal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lain. Layanan bidan yang
tepat akan menigkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayi.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya untuk melakukan manajemen kebidanan memang harus melewati
beberapa tahap. Seperti dikemukakan Hellen Varney ada 7 langkah sedangkan dari depkes
menyatakan 5 langkah. Pada prinsipnya masing-,asing pendapat sama, hanya berbeda
dalam cara pendokumentasiannya. Namun dalam penerapannya nanti tidaklah harus kaku
menggunakan 5 langkah atau 7 langkah yang perlu diingat bahwa dalam manajemen
kebidanan tersebut dilakukan secara sistematis dengan metode pendekatan tertentu dalam
membantu pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak.
Secara umum konsep manajemen kebidanan berkualitas meliputi:
1. Manajemen dilakukan melalui pendekatan dengan mengidentifikasikebutuhan
konsumen.
2. Meliputi seluruhkegiatan
3. Meliputi seluruh aspek pelayanan dan dedikasi aktif seluruh staf untuk
mengidentifikasi seluruh konsumen
4. Memberikan pelayanan secaraberkesinambungan
5. Memonitor kepuasankonsumen
6. Memahami kebutuhan dan memantau perubahan yang terjadi melalui pemantauan
ulang
7. Meningkatkan sumber daya untuk mengembangkan kualitas tindakan dan pelayanan
khusus secara tetap melalui prosedur dan system informasi yang fleksibel

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi para pembaca
dan dapat menambah pengetahuan tentang lingkup praktik kebidanan untuk itu penulis
mengharapkan kepada para pembaca untuk lebih jauh memahami makalah ini dan dapat
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.

11
DAFTAR PUSTAKA

Tadjuddin norma. Konsep Kebidanan. Poltekkes Kemenkes Makassar : Makassar. Hal 70

Asrinah,dkk. 2010. Konsep kebidanan. Graha Ilmu : Yogyakarta. Hal. 109

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai