Latar belakang Ketika manusia bertambah umur, jumlah massa otot tubuh mengalami penurunan. Perubahan gaya hidup dan penurunan neuromuskular adalah penyebab utama untuk kehilangan kekuatan otot. Penurunan kekuatan otot bisa juga terjadi karena adanya aktifitas fisik yang terus menerus dilakukan. Ketika hal ini terjadi maka otot akan mengalami keleahan karena adanya kerusakan pada otot. Lanjutan Kerusakan otot terjadi karena penurunan jumlah serabut otot dan atrofi secara umum pada organ dan jaringan tubuh. Regenerasi jaringan otot melambat dengan penambahan usia dan jaringan atrofi digantikan oleh jaringan fibrosa. Pembahasan teori Pengertian Neuromuskuler adalah dua system yang tidak dapat di pisahkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam keadaan olahraga. Muskuler (perototan) dalam funsinya adalah mengerut / memendek/ kontraksi. Dalam pemendekan, otot di rangsang (dikontrol) oleh system saraf sehingga otot terkontrol kekuatan, akurasi, dan powernya. lanjutan Kerusakan otot terjadi karena penurunan jumlah serabut otot dan atrofi secara umum pada organ dan jaringan tubuh. Regenerasi jaringan otot melambat dengan penambahan usia dan jaringan atrofi digantikan oleh jaringan fibrosa. ETIOLOGI Berbagai penyebab kelainan sistem syaraf antara lain, yaitu: 1. Defek kongenital Beberapa faktor yang memegang peranan dalam pembentukan anomali atau malformasi kongenital SSP, faktor-faktor tersebut: Hereditas yaitu sudah ada kecenderungan abnormal dari dalam telur yang dibuahi. Faktor Extrinsik, keadaan ibu tempat embrio tumbuh. faktor instrinsik, diferensial bagian dari embrio berada dibawah kendali lingkungan kimiawi dan metabolik dari bagian jaringan tersebut. Contoh pada kelompok ini seperti: Spina Bifida, Hidrocephalus Kongenital, Cerebral Palsy, Retardasi Mental, Dwons Syndrome, Syringomyelia, dan sebagainya lanjutan 2. Kelainan akibat penyakit vaskuler pada SSP Beberapa jenis kelainan yang termasuk dalam penyebab ini: Arteriosclerosis pada otak
Keluhan yang sering dirasakan adalah nyeri kepala,
tinnitus/telinga berdenging, Insomnia/mudah lupa dan daya ingatan yang terganggu. Hipertensive Encephalpathy
Keluhan adanya kelemahan dan nyeri kepala. Gangguan
sensorik lokal, keluhan semakin bertambah jika terjadi kenaikan tekanan darah.Aneurysma Intracranial Pelebaran aneurysma pada pembuluh darah dapat terjadi akibat sklerosis, abnormalitas kongenital atau emboli. Lanjutan Adanya penyakit infeksi pada sistem syaraf pusat SSP. Kondisi-kondisi pada jenis kelainan ini: Leptomeningitis Abses otak. Encephalongitis. Polio meningitis acuta anterior. Lanjutan Faktor trauma Trauma kepala, concussiu cerebri, contosio cerebri, laceratio dan lain-lain. Trauma kelahiran, erb paralyse, torticolis dan lain-lain Trauma pada spinal cord, paraplegia, hemiplegia dan lain- lain. Trauma pada pekerjaan atau olahraga, HNP, LBP dan lain- lain. Sholder arm sindrom, tekanan pada akar syaraf servical. Whiplsh (equite sprain dari servical). GANGGUAN MOBILITAS FISIK Pengertian Mobilitas Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara mudah, bebas dan teratur untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain dan hanya dengan bantuan alat LANJUTAN Pengertian Gangguan Mobilitas Gangguan Mobilitas atau Imobilitas merupakan keadaan di mana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya LANJUTAN Jenis Mobilitas Mobilitas penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang. Mobilitas sebagian merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. LANJUTAN MANIFESTASI KLINIS Respon fisiologik dari perubahan mobilisasi, adalah perubahan pada: Muskuloskeletal seperti kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, atropi dan abnormalnya sendi (kontraktur) dan gangguan metabolisme kalsium. Kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja jantung, dan pembentukan thrombus. Pernafasan seperti atelektasis dan pneumonia hipostatik, dispnea setelah beraktifitas. Metabolisme dan nutrisi antara lain laju metabolic; metabolisme karbohidrat, lemak dan protein; ketidakseimbangan cairan dan elektrolit; ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan pencernaan (seperti konstipasi). Eliminasi urin seperti stasis urin meningkatkan risiko infeksi saluran perkemihan dan batu ginjal. Integument seperti ulkus dekubitus adalah akibat iskhemia dan anoksia jaringan. Neurosensori: sensori deprivation (Asmadi, 2008). LANJUTAN KOMPLIKASI Pembekuan darah Mudah terbentuk pada kaki yang lumpuh menyebabkan penimbunan cairan, pembengkaan selain itu juga menyebabkan embolisme paru yaitu sebuah bekuan yang terbentuk dalam satu arteri yang mengalir ke paru. Dekubitus Bagian yang biasa mengalami memar adalah pinggul, pantat, sendi kaki dan tumit bila memar ini tidak dirawat akan menjadi infeksi. Pneumonia Pasien stroke non hemoragik tidak bisa batuk dan menelan dengan sempurna, hal ini menyebabkan cairan berkumpul di paru-paru dan selanjutnya menimbulkan pneumonia. Diagnosa yang sering muncul Gangguan menelan berhubungan dengan penurunan fungsi nerfus vagus atau hilangnya refluks muntah Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan, penurunan fungsi nerfus hipoglosus. Nyeri akut Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi, spastisitas dan cedera otak. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gejala sisa stroke Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan hemiparesis/hemiplegia, penurunan mobilitas. Resiko jatuh berhubungan dengan perubahan ketajaman penglihatan Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan fungsi otot facial/oral Resiko ketidakefektifakn perfusi jaringan otak berhubungan dnegan penurunan aliran darah ke otak (aterosklerosis, embolisme) (Nurarif .A.H. dan Kusuma. H, 2015).