Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat

dengan Gangguan neuromuscular

DISUSUN OLEH : Hesti Mayangsari


Latar belakang
Ketika manusia bertambah umur, jumlah massa
otot tubuh mengalami penurunan. Perubahan gaya
hidup dan penurunan neuromuskular adalah
penyebab utama untuk kehilangan kekuatan otot.
Penurunan kekuatan otot bisa juga terjadi karena
adanya aktifitas fisik yang terus menerus dilakukan.
Ketika hal ini terjadi maka otot akan mengalami
keleahan karena adanya kerusakan pada otot.
Lanjutan
Kerusakan otot terjadi karena penurunan jumlah
serabut otot dan atrofi secara umum pada organ
dan jaringan tubuh. Regenerasi jaringan otot
melambat dengan penambahan usia dan jaringan
atrofi digantikan oleh jaringan fibrosa.
Pembahasan teori
Pengertian
Neuromuskuler adalah dua system yang tidak
dapat di pisahkan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama dalam keadaan olahraga. Muskuler
(perototan) dalam funsinya adalah mengerut /
memendek/ kontraksi. Dalam pemendekan, otot
di rangsang (dikontrol) oleh system saraf
sehingga otot terkontrol kekuatan, akurasi, dan
powernya.
lanjutan
Kerusakan otot terjadi karena penurunan jumlah
serabut otot dan atrofi secara umum pada organ
dan jaringan tubuh. Regenerasi jaringan otot
melambat dengan penambahan usia dan jaringan
atrofi digantikan oleh jaringan fibrosa.
ETIOLOGI
Berbagai penyebab kelainan sistem syaraf antara lain,
yaitu:
1. Defek kongenital
Beberapa faktor yang memegang peranan dalam
pembentukan anomali atau malformasi kongenital SSP,
faktor-faktor tersebut:
 Hereditas yaitu sudah ada kecenderungan abnormal dari dalam telur yang
dibuahi.
 Faktor Extrinsik, keadaan ibu tempat embrio tumbuh.
faktor instrinsik, diferensial bagian dari embrio berada
dibawah kendali lingkungan kimiawi dan metabolik dari
bagian jaringan tersebut. Contoh pada kelompok ini
seperti: Spina Bifida, Hidrocephalus Kongenital, Cerebral
Palsy, Retardasi Mental, Dwons Syndrome, Syringomyelia,
dan sebagainya
lanjutan
2. Kelainan akibat penyakit vaskuler pada SSP
Beberapa jenis kelainan yang termasuk dalam penyebab ini:
 Arteriosclerosis pada otak

Keluhan yang sering dirasakan adalah nyeri kepala,


tinnitus/telinga berdenging, Insomnia/mudah lupa dan
daya ingatan yang terganggu.
 Hipertensive Encephalpathy

Keluhan adanya kelemahan dan nyeri kepala. Gangguan


sensorik lokal, keluhan semakin bertambah jika terjadi
kenaikan tekanan darah.Aneurysma Intracranial Pelebaran
aneurysma pada pembuluh darah dapat terjadi akibat
sklerosis, abnormalitas kongenital atau emboli.
Lanjutan
Adanya penyakit infeksi pada sistem syaraf pusat SSP.
Kondisi-kondisi pada jenis kelainan ini:
 Leptomeningitis
 Abses otak.
 Encephalongitis.
 Polio meningitis acuta anterior.
Lanjutan
Faktor trauma
 Trauma kepala, concussiu cerebri, contosio cerebri,
laceratio dan lain-lain.
 Trauma kelahiran, erb paralyse, torticolis dan lain-lain
 Trauma pada spinal cord, paraplegia, hemiplegia dan lain-
lain.
 Trauma pada pekerjaan atau olahraga, HNP, LBP dan lain-
lain.
 Sholder arm sindrom, tekanan pada akar syaraf servical.
 Whiplsh (equite sprain dari servical).
GANGGUAN MOBILITAS FISIK
 Pengertian Mobilitas
Mobilitas atau mobilisasi merupakan
kemampuan individu untuk bergerak secara
mudah, bebas dan teratur untuk mencapai suatu
tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya baik secara mandiri maupun dengan
bantuan orang lain dan hanya dengan bantuan
alat
LANJUTAN
 Pengertian Gangguan Mobilitas
Gangguan Mobilitas atau Imobilitas merupakan
keadaan di mana seseorang tidak dapat
bergerak secara bebas karena kondisi yang
mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya
trauma tulang belakang, cedera otak berat
disertai fraktur pada ekstremitas, dan
sebagainya
LANJUTAN
 Jenis Mobilitas 
 Mobilitas penuh merupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas
sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini
merupakan fungsi saraf motorik volunter dan
sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area
tubuh seseorang.
 Mobilitas sebagian merupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas
dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan
sensorik pada area tubuhnya.
LANJUTAN
MANIFESTASI KLINIS
 Respon fisiologik dari perubahan mobilisasi, adalah perubahan pada:
 Muskuloskeletal seperti kehilangan daya tahan, penurunan
massa otot, atropi dan abnormalnya sendi (kontraktur) dan
gangguan metabolisme kalsium.
 Kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, peningkatan
beban kerja jantung, dan pembentukan thrombus.
 Pernafasan seperti atelektasis dan pneumonia hipostatik,
dispnea setelah beraktifitas.
 Metabolisme dan nutrisi antara lain laju metabolic;
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein;
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit;
ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan pencernaan
(seperti konstipasi).
 Eliminasi urin seperti stasis urin meningkatkan
risiko infeksi saluran perkemihan dan batu ginjal.
 Integument seperti ulkus dekubitus adalah akibat
iskhemia dan anoksia jaringan.
 Neurosensori: sensori deprivation (Asmadi, 2008).
LANJUTAN
KOMPLIKASI
 Pembekuan darah
Mudah terbentuk pada kaki yang lumpuh menyebabkan
penimbunan cairan, pembengkaan selain itu juga
menyebabkan embolisme paru yaitu sebuah bekuan yang
terbentuk dalam satu arteri yang mengalir ke paru.

Dekubitus 
Bagian yang biasa mengalami memar adalah pinggul, pantat,
sendi kaki dan tumit bila memar ini tidak dirawat akan menjadi
infeksi.
 Pneumonia
Pasien stroke non hemoragik tidak bisa batuk dan menelan
dengan sempurna, hal ini menyebabkan cairan berkumpul di
paru-paru dan selanjutnya menimbulkan pneumonia.
Diagnosa yang sering muncul
Gangguan menelan berhubungan dengan penurunan fungsi nerfus vagus
atau hilangnya refluks muntah
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan, penurunan fungsi
nerfus hipoglosus.
Nyeri akut
 
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, kehilangan
keseimbangan dan koordinasi, spastisitas dan cedera otak.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan gejala sisa stroke
 
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan hemiparesis/hemiplegia,
penurunan mobilitas.
Resiko jatuh berhubungan dengan perubahan ketajaman penglihatan

Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan fungsi otot
facial/oral
Resiko ketidakefektifakn perfusi jaringan otak berhubungan dnegan
penurunan aliran darah ke otak (aterosklerosis, embolisme) (Nurarif .A.H.
dan Kusuma. H, 2015).

Anda mungkin juga menyukai